Anda di halaman 1dari 25

KD 4.

1 Membaca dan menyajikan bilangan cacah dan lambangnya berdasarkan nilai tempat
dengan menggunakan model konkret.

Materi Bahan Ajar

A. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari 0 dan selalu bertambah satu dengan
bilangan setelahnya.
Bilangan-bilangan lain yang termasuk bilangan cacah adalah :
{0,1,2,3,........,990,991,992,993,994,995,996,997,998,999}

Dalam peragaan tersebut disusun


berdasarkan blok ratusan, blok puluhan
dan yang terakhir blok satuan. Sehingga
susunan disamping dapat dituliskan
dalam bentuk lambang bilangan 138
dan dibaca seratus tiga puluh delapan.

B. Nilai Tempat
Nilai tempat adalah nilai dari sebuah angka yang menunjukkan letaknya pada suatu bilangan.
Berikut ini, susunan nilai tempat:
- Bilangan satuan disusun oleh satu angka, antara: 0-9
- Bilangan puluhan disusun oleh dua angka, antara: 10-99
- Bilangan ratusan disusun oleh tiga angka, antara: 100-999

-Angka 2 menempati nilai


tempat puluhan
-Angka 8 menempati nilai tempat

satuan
Cara membaca lambang bilangan
21 adalah dua puluh satu
-Angka 1 menempati nilai
tempat ratusan
-Angka 2 menempati nilai
temat puluhan
-Angka 1 menempati nilai tempat
satuan
Cara membaca lambang
bilangan 121 adalah seratus
dua puluh Satu

KD 4.2 : Membandingkan dan mengurutkan bilangan cacah

Dalam bab ini, anak diharapkan dapat:

- Membandingkan dua bilangan cacah


- Mengurutkan bilangan-bilangan dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar dan sebaliknya.
Membandingkan bilangan
Anak diberikan beberapa bilangan secara acak. Setelah itu anak diminta membandingkan
mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil.
Anak diberikan kumpulan benda, dan anak disuruh untuk menentukan mana yang lebih besar,
yang lebih kecil, atau sama.
Contoh aktivitas pembelajaran
Diberikan nilai 112, 124, 106, 138
Pertanyaan:
mana nilai yang paling kecil?
mana nilai yang paling besar?
Jawab:
Nilai yang paling besar adalah 138
Nilai yang paling kecil adalah 106
Contoh soal pada gambar di bawah:
- Mengurutkan bilangan-bilangan dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar dan sebaliknya.
Membandingkan bilangan
Ketika anak telah mengetahui mana yang paling besar atau yang paling kecil, anak akan
mampu mengurutkan bilangan. Mengurutkan bilangan dimulai dari yang paling kecil atau
urut dimulai dari yang paling besar.

Contoh aktivitas pembelajaran

Pertanyaan:
Diberikan bilangan antara 101 dan 108
Urutkan dimulai dari yang terkecil.

Jawaban:
Bilangan tersebut diantara angka 101 dan 108.
Bilangan 101 dan 108 tidak diikutkan.
Jadi jawabannya adalah 102, 103, 104, 105, 106, 107

KD 4.3 : Menyelesaikan masalah penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan


bilangan cacah sampai dengan 999 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan
pengurangan

Materi bahan ajar :

A. Penjumlahan

Contoh soal

Pertandingan sepak bola antara Indonesia dengan Thailand berlangsung selama 2 hari. Jumlah
penonton yang datang untuk menyaksikan pertandingan tersebut diprediksi di hari pertama
sebanyak 900 orang. Sedangkan untuk penonton pada hari kedua yaitu sebanyak 997 orang.
Hitunglah berapa jumlah seluruh penonton yang datang ke stadion?

Penyelesaian :

Cara mendatar

900 + 997 = 1897

Langkah pengerjaan :

Satuan + satuan = 0 + 7 = 7

puluhan + puluhan = 0 + 9 = 9

ratusan + ratusan = 9 + 9 = 18

Cara bersusun
B. Pengurangan

Anak akan mengetahui cara mengerjakan pengurangan sampai ratusan dengan cara susun kebawah.

Caranya adalah :

1. Kurangkan bagian angka satuan dengan satuan

2. Kurangkan bagian puluhan dengan puluhan

3. Kurangankan bagian ratusan dengan ratusan


3.4

Menjelaskan dan melakukan Perkalian dan Pembagian

bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 100 dalam

kehidupan sehari-hari serta mengaitkan Perkalian dan Pembagian .

4.4 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

Perkalian dan Pembagian bilangan yang melibatkan bilangan

cacah sampai dengan 100 Perkalian dan pembagian

Tema 2

Perkalian bilangan dengan angka dua


Perkalian bilangan dengan angka satu

Contoh Perkalian dalam kehidupan sehari-hari


Perkalian bilangan dengan angka nol
Pembagian

KD 4.6 Melakukan pengukuran panjang ( termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
satuan baku yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

1. Alat ukur panjang


a. Penggaris
Digunakan untuk mengukur pensil atau digunakan sebagai alat untuk
membantu pengukuran dalam proses belajar mengajar.
b. Meteran pita
Digunakan untuk tuk mengukur kain, seperti jika kita ingin membuat bajingan
kita harus mengukur berapa panjang lengan, bahu dll
c. Meteran saku ( yang berwarna kuning)
Meteran ini digunakan untuk mengukur bangun atau benda yang panjangnya kurang
dari 10 meter. Orang yang sering menggunakan alat ini adalah tukang bangunan.
Alat ini dinamakan meteran saku karena dapat dimasukkan ke dalam saku dan
dibawa kemana-mana.
d. Meteran rol besar
Digunakan untuk mengukur panjang dan lebar tanah

2. Alat ukur berat

a. Timbangan digital
Digunakan untuk menimbang buah-buahan atau beras, telor, dan bisa tertera
langsung berapa beratnya. Biasanya kita jumpai di supermarket.
b. Timbangan dacin dan timbangan duduk
Timbangan ini digunakan di warung, kios atau di pasar tradisional.biasanya
digunakan untuk menimbang sayur-sayuran yang ada di pasar, beras, telor.
c. Timbangan gantung
Timbangan ini digunakan untuk menimbang berat kotor benda, seperti padi,
beras, tepung, dan benda yang basah seperti minyak kelapa, gabah, dll. Alat
ini mudah dibawa kemana-mana karena
d. Neraca
Timbangan neraca ini untuk menimbang benda-benda yang ringan. Misalnya
berat emas dan bahan obat-obatan.
e. Timbangan badan
Digunakan untuk mengatahui berapa betah badan kita, biasanya kita jumpai di
UKS,puskesmas dan rumah sakit.
3. Alat ukur waktu
a. Jam digital

Pada gambar tesebut waktu ditunjukkan oleh angka atau jam yang
menampilkan angka-angka pokoknya saja.biasnya sering kita jumpai jam
tersebut di masjid-masjid.
b. Jam analog
Pada jenis jam analog ini, waktu ditunjukkan oleh jarum jam atau jam yang
menampilkan angka 1 sampai 12. Bisanya di setiap rumah memiliki jumlah
analog seperti pada gambar di atas.

KD 4.5 Mengurutkan nilai mata uang serta mendemonstrasikan berbagai kesetaraan pecahan
mata uang

1. Siswa dapat menyebutkan berbagai pecahan uang

2. Siswa dapat membandingkan pecahan uang secara cermat

3. Siswa dapat mengurutkan pecahan uang secara cermat

 Mengenal nilai mata uang

Mata uang negara indonesia adalah rupiah, disingkat dengan Rp.

Uang di sekitar kita ada dua macam, yaitu : Uang Logam dan Uang Kertas

 Cara Menulis dan Membaca Mata Uang

1. Uang Logam

Seratus rupiah

Ditulis : Rp 100,00

Dibaca : seratus rupiah

2. Uang Kertas

Seribu rupiah

Ditulis : Rp 1.000,00

Dibaca : Seribu rupiah


 Menjumlahkan Sekumpulan Mata Uang

Perhatikan Contoh berikut ini !

Rp 700,00

(tujuh ratus rupiah)

500 + 100 + 100 = 700

 Kesetaraan Pecahan Mata Uang

Kesetaraan Pecahan Mata Uang adalah Nilai mata uang yang sama

dengan beberapa mata uang lainnya.

keping dua ratus rupiah sama dengan 2 keping seratus rupiah

= Rp 200,00 = Rp 200,00

1 keping lima ratus rupiah sama dengan 5 keping seratus rupiah

= Rp 500,00 = Rp 500,00

 Mengurutkan pecahan mata uang dari yang terkecil atau terbesar

contoh :

Urutkan pecahan mata uang berikut mulai dari yang terkecil !

Rp 100,00 Rp 1.000,00 Rp 5.000,00

KD 3.7 = Menjelaskan pecahan ½, 1/3, dan ¼ menggunakan benda-benda konkret dalam


kehidupan sehari-hari
KD 4.7 = Menyajikan pecahan ½, 1/3, dan ¼ yang bersesuaian dengan bagian dari keseluruhan
suatu benda konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Bahan Ajar


Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri dari atas dua angka, yakni angka sebagai pembilang
dan angka sebagai pembagi atau penyebut.

A. Pecahan ½
*Mengamati gambar kue untuk menentukan nilai pecahan ½
- Terdapat satu buah donat, kemudian dibagi menjadi 2 bagian yang sama besar. 1 bagian
dari 2 bagian tersebut yaitu ½.
- Jika membagi donat menjadi 2 bagian tidak sama, maka 1 bagian tidak dapat disebut ½.

B. Pecahan 1/3
*Mengamati gambar pudding untuk menentukan nilai pecahan 1/3

- Terdapat satu buah pudding, kemudian dibagi menjadi 3 bagian yang sama besar. 1
bagian dari 3 bagian tersebut yaitu 1/3.
- Jika membagi donat menjadi 3 bagian tidak sama, maka 1 bagian tidak dapat disebut
1/3.
- Diketahui puding dipotong menjadi 3 bagian sama besar, sehingga masing- masing
potongan puding adalah 1/3 bagian.
C. Pecahan ¼
* Mengamati gambar kue
martabak untuk menentukan
nilai pecahan ¼
- Jika membagi kue martabak menjadi 4 bagian tidak sama, maka 1 bagian tidak dapat
disebut 1/4.
- Diketahui kue martabak dipotong menjadi 4 bagian sama besar, sehingga masing-
masing potongan kue adalah 1/4 bagian.
- Membuat pecahan harus membagi satu benda utuh menjadi 4 bagian yang sama besar.
Masing-masing bagian bernilai .

KD 4.8 Mengidentifikasi tuas garis dengan menggunakan model kongkret bangun datar
dan bangun ruang

RUAS BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG


A. BANGUN DATAR

1. SEGITIGA

Sisi

Sudut

Titik sudut
Hanger handuk berbentuk segitiga. Bangun datar segitiga memiliki 3
Bangun datar tersebut mempunyai ruas garis:
ruas-ruas garis. - Ruas garis AB
- Ruas garis BC
- Ruas garis CA

2. PERSEGI

Sisi

Sudut

Titik sudut
Jam dinding berbentuk persegi. Bangun datar persegi memiliki 4
Bangun datar tersebut mempunyai ruas garis:
ruas-ruas garis. - Ruas garis AB
- Ruas garis BC
- Ruas garis CD
- Ruas garis DA

3. PERSEGI PANJANG

Sisi
Sudut

Titik sudut

Papan tulis putih (whiteboard) Bangun datar persegi panjang


berbentuk persegi panjang. Bangun memiliki 4 ruas garis:
datar tersebut mempunyai ruas-ruas - Ruas garis AB
garis. - Ruas garis BC
- Ruas garis CD
- Ruas garis DA

4. SEGILIMA

E
C

A B

Sisi

Sudut

Titik Sudut
Mendali akrilik berbentuk segilima. Bangun datar segilima memiliki
Bangun datar tersebut memiliki ruas- 5 ruas garis:
ruas garis. - Ruas garis AB
- Ruas garis BC
- Ruas garis CD
- Ruas garis DE
- Ruas garis EA

5. SEGI ENAM
E
D

F
C

A
B

Sisi

Sudut

Titik sudut

Hiasan dinding dari kaca cermin Bangun datar segienam memiliki


terbentuk segi enam. Bangun dasar 6 ruas garis:
tersebut memiliki ruas-ruas garis. - Ruas garis AB
- Ruas garis BC
- Ruas garis CD
- Ruas garis DE
- Ruas garis EF
- Ruas garis FA

6. JAJAR GENJANG

Sisi
Sudut

Titik sudut

Piring kayu Mahoni berbentuk jajar Bangun datar jajar genjang


genjang. Bangun datar tersebut memiliki 4 ruas garis:
mempunyai ruas-ruas garis. - Ruas garis AB
- Ruas garis BC
- Ruas garis CD
- Ruas garis DA

B. BANGUN RUANG

1. KUBUS

Kotak tempat menyimpan barang serba Bangun ruang kubus memiliki 12


guna berbentuk kubus. Bangun ruang rusuk (ruas garis):
tersebut mempunyai ruas-ruas garis. AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH,
EF, FG, GH, HE.

2. BALOK
Kotak tempat menyimpan kaos kaki Bangun ruang balok memiliki 12
atau jilbab berbentuk balok. rusuk (ruas garis):
Bangun ruang tersebut mempunyai AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH,
ruas-ruas garis. EF, FG, GH, HE.

3. PRISMA

Kardus parfum Sosweet Dobha Bangun ruang prisma memiliki 9


berbentuk prisma. Bangun ruang rusuk (ruas garis): AB, BC, AC,
tersebut memiliki ruas-ruas DE, EF, DF, AD, BE, dan CF.
garis.

4. LIMAS

Cetakan nasi tumpeng mini berbentuk Bangun ruang limas memiliki 6


limas. Bangun ruang tersebut rusuk (ruas garis):
memiliki ruas-ruas garis. - AB, BC, CD, DA, DB, DC

KD 3.9 : Menjelaskan bangun datar dan bangun ruang berdasarkan ciri-cirinya

1. Bangun Datar
Bangun datar merupakan bangun yang mempunyai sisi, sudut dan titik
sudut.
Ruas-ruas garis pada bangun datar disebut sisi.
Sisi-sisi yang saling bertemu membentuk sudut.
Titik pertemuan dua sisi atau ruas garis disebut titik sudut
a. Persegi
Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut
b. Persegi Panjang
Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut
c. Jajar genjang
Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut
d. Segitiga
Memiliki 3 sisi, 3 sudut dan 3 titik sudut
e. Segiempat
Memiliki 4 sisi, 4 sudut dan 4 titik sudut
f. Segilima
Memiliki 5 sisi, 5 sudut dan 5 titik sudut
g. Segienam
Memiliki 6 sisi, 6 sudut dan 6 titik sudut
2. Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bangun yang mempunyai rusuk, sisi dan titik
sudut
a. Balok
Memiliki 12 rusuk, 6 sisi dan 8 titik sudut
b. Kubus
Memiliki 12 rusuk, 6 sisi dan 8 titik sudut
c. Prisma
Prisma segitiga, memiliki 9 rusuk, 5 sisi dan 6 titik sudut
Prisma segilima, memiliki 15 rusuk, 7 sisi dan 10 titik sudut
Prisma segienam, memiliki 18 rusuk, 8 sisi dan 12 titik sudut
d. Limas
Limas segiempat, memiliki 8 rusuk, 5 sisi dan 5 titik sudut
Limas segilima, memiliki 10 rusuk, 6 sisi dan 6 titik sudut
KD 4.9 : Mengklasifikasikan bangun datar dan bangun ruang berdasarkan ciri-
cirinya

1. Bangun datar
Menentukan bangun datar sesuai dengan banyak sisi, sudut, dan titik
sudutnya
Contoh:

2. Bangun ruang
Kelompokkan bangun ruang berikut berdasarkan banyak rusuk, sisi dan titik
sudutnya

KD 3.10 : Menjelaskan pola barisan bangun datar dan bangun ruang


menggunakan gambar atau benda konkret

Pola merupakan suatu bentuk barisan yang mempunyai aturan urutan tertentu.
Barisan tersebut dapat berupa barisan bilangan ataupun barisan benda
lainnya seperti bangun ruang dan bangun datar.

Dengan adanya aturan urutan tertentu pada suatu barisan mengakibatkan


adanya pengulangan bilangan ataupun pengulangan bentuk.

1. Pola bangun datar adalah susunan yang teratur dari beberapa bangun
datar. Pola bangun datar dapat disusun dari dua jenis bangun datar
atau lebih. Perhatikan contoh pola bangun datar berikut!
2. Pola bangun ruang adalah susunan yang teratur dari beberapa bangun ruang. Pola
bangun ruang dapat disusun dari dua jenis bangun datar atau lebih. Perhatikan contoh
pola bangun ruang berikut!

KD 4.10 : Memprediksi pola barisan bangun datar dan bangun ruang


menggunakan gambar atau benda konkret

Menentukan bangun datar selanjutnya sesuai dengan pola berikut ini !

Menentukan bangun datar selanjutnya sesuai dengan pola berikut ini !

Anda mungkin juga menyukai