Anda di halaman 1dari 30

Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan

MATERI MATEMATIKA SMP

BILANGAN

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 1


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
BILANGAN
1.1. BILANGAN BULAT
A. Pengertian Angka, Nomor Dan Bilangan
 Angka adalah simbol matematika yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9 yang tidak memiliki nilai.
 Nomor adalah simbol matematika yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9 yang tidak menunjukkan urutan.
 Bilangan adalah simbol matematika yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9 yang memiliki nilai atau menunjukkan nilai perhitungan dan
pengukuran, dapat juga diartikan sebagai konsep matematika yang
digunakan untuk penghitungan dan pengukuran.

B. Bagian-Bagian Pada Bilangan Bulat


Bilangan bulat dijelaskan secara garis bilangan sebagai berikut:

Keterangan :
1. Bilangan bulat negatif = {...,–5,–4,–3,–2,–1}
2. Bilangan nol = {0}
3. Bilangan Cacah = {0,1,2,3,4,5,...}
4. Bilangan bulat positif (Bilangan asli) = {1,2,3,4,5,...} yang dapat
terbagi menjadi:
 Bilangan ganjil positif = {1,3,5,7,...}
 Bilangan genap positif = {2,4,6,8,...}

Bilangan bulat dijelaskan secara garis koordinat sebagai berikut:

Keterangan :
1. Garis 0 ke atas memiliki aturan yang sama dengan garis 0 ke kanan
2. Garis 0 ke bawah memiliki aturan yang sama dengan garis 0 ke kiri

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 2


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
C. Posisi Dan Nilai Angka Penyusun Bilangan
Bilangan tersusun atas angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan setiap
angka penyusun menempati posisi dan nilai masing-masing.

Tabel Posisi, Nilai dan Baca Angka Pada Bilangan


Posisi Angka Nilai Angka Baca
1 Satuan Satu
10 Puluhan Sepuluh
100 Ratusan Seratus
1.000 Ribuan Seribu
10.000 Puluh ribuan Sepuluh ribu
100.000 Ratus ribuan Seratus ribu
1.000.000 Jutaan Sejuta (Satu juta)
10.000.000 Puluh jutaan Sepuluh juta
100.000.000 Ratus jutaan Seratus Juta
1.000.000.000 Milyaran Semilyar (Satu milyar)
10.000.000.000 Puluh milyaran Sepuluh milyar
100.000.000.000 Ratus milyaran Seratus milyar
1.000.000.000.000 Triliunan Setriliun (Satu triliun)

Contoh Posisi dan Nilai Angka penyusun Bilangan:


Bilangan 6.123.987 tersusun dari angka 1, 2, 3, 6, 7, 8, dan 9 yang
memiliki posisi dan nilai sebagai berikut:
Angka 6 pada posisi jutaan, bernilai 6 × 1.000.000 = 6.000.000.
Angka 1 pada posisi ratus ribuan, bernilai 1 × 100.000 = 100.000.
Angka 2 pada posisi puluh ribuan,bernilai 2 × 10.000 = 20.000.
Angka 3 pada posisi ribuan, bernilai 3 × 1.000 = 3.000.
Angka 9 pada posisi ratusan, bernilai 9 × 100 = 900.
Angka 8 pada posisi puluhan, bernilai 8 × 10 = 80.
Angka 7 pada posisi satuan, bernilai 7 × 1 = 1.

D. Membaca Bilangan dan Bentuk Panjang Bilangan


Membaca bilangan adalah merangkai "baca" posisi dan nilai angka
penyusun bilangan.
Sedangkan bentuk panjang bilangan adalah penulisan bilangan diurai
sesuai nilai angka penyusunnya.

Contoh:
Bilangan 3.452.679.123.987,23 dibaca dan bentuk panjangnya ?
Dibaca :
Tiga triliun empat ratus lima puluh dua milyar enam ratus tujuh
puluh sembilan juta seratus dua puluh tiga ribu sembilan ratus
delapan puluh tujuh koma dua tiga.
Bentuk panjangnya :
3.000.000.000.000 + 400.000.000.000 + 50.000.000.000 +
2.000.000.000 + 600.000.000 + 70.000.000 + 9.000.000 + 100.000 +
20.000 + 3.000 + 900 + 80 + 7 + 0,20 + 0,03

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 3


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
E. Membandingkan Bilangan
Langkah-langkah membandingan bilangan secara umum sebagai berikut:
1. Langkah-langkah yang kalian lakukan untuk membandingkan dua bilangan
jika banyak angka penyusunnya berbeda.
a) Untuk bilangan positif yang dibandingkan dengan bilangan negatif,
secara otomatis bilangan positif nilainya lebih besar.
b) Apabila jenis bilangan sama, maka langkahnya:
 menghitung dan membandingkan jumlah angka penyusun masing-
masing bilangan;
 untuk bilangan positif, bilangan yang memiliki jumlah penyusun
angka terbanyak memiliki nilai lebih besar;
 untuk bilangan negatif, bilangan yang memiliki jumlah penyusun
angka terbanyak memiliki nilai lebih kecil.
2. Langkah-langkah yang kalian lakukan untuk membandingkan dua bilangan
jika banyak angka penyusunnya sama.
a) Untuk bilangan positif yang dibandingkan dengan bilangan negatif,
secara otomatis bilangan positif nilainya lebih besar.
b) Apabila jenis bilangan sama, maka langkahnya:
 membandingkan angka penyusun bilangan dimulai dari angka yang
memiliki nilai terbesar;
 pada angka penyusun bilangan yang memiliki nilai sama, maka
dilanjutkan dibandingkan pada angka berikutnya.
 untuk bilangan positif, Semakin besar angkanya maka semakin
besar pula nilai bilangannya.
 untuk bilangan negatif, Semakin kecil angkanya maka semakin
besar pula nilai bilangannya.

Lambang-lambang untuk membandingkan dua bilangan bulat sebagai berikut:


 a lebih kecil dari b, ditulis a > b
 a lebih besar dari b, ditulis a < b
 a sama dengan b, ditulis a = b

Contoh membandingkan dua bilangan bulat sebagai berikut:


Contoh 1:
bilangan -376 dan 16.

Perhatikan jenis bilangan!


Berbeda jenis, -376 adalah bilangan negatif, sedangkan 16 adalah
bilangan positif, maka bilangan -376 lebih kecil dari bilangan 16.

Contoh 2:
bilangan 376 dan 36.

Perhatikan banyak angka penyusun bilangan!


Berbeda banyak angka, 376 terdiri dari 3 angka, dan 36 terdiri dari 2
angka, maka bilangan 376 lebih besar dari bilangan 36.
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 4
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
Contoh 3:
bilangan 376 dan 316.

Perhatikan angka ratusan!


Karena sama, maka kita harus membandingkan angka puluhannya. Karena 7
puluhan lebih besar 1 puluhan, maka 376 > 316. Artinya, bilangan 376
lebih besar dari bilangan 316.

Contoh 4:
bilangan 651 dan 659.

Perhatikan angka ratusan dan puluhannya!


Karena sama, maka kita harus membandingkan angka satuannya. Karena 1
lebih kecil 9 satuan, maka 651 < 659. Artinya, bilangan 651 lebih
kecil dari bilangan 659.

Contoh 5:
bilangan 999 dan 999

Perhatikan angka ratusan, puluhan, dan satuan.


Karena sama, maka 999 = 999. Artinya, bilangan 999 sama dengan
bilangan 999.

Contoh 6:
bilangan -376 dan -16.

Perhatikan banyak angka penyusun bilangan!


Berbeda banyak angka, -376 terdiri dari 3 angka, dan -16 terdiri dari
2 angka, maka bilangan -376 lebih kecil dari bilangan -16.

Contoh 7:
bilangan -376 dan -316.

Perhatikan angka ratusan!


Karena sama, maka kita harus membandingkan angka puluhannya. Karena 7
puluhan lebih besar 1 puluhan, maka -376 < -316. Artinya, bilangan -
376 lebih kecil dari bilangan -316.

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 5


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
Contoh 8:
bilangan -651 dan -659.

Perhatikan angka ratusan dan puluhannya!


Karena sama, maka kita harus membandingkan angka satuannya. Karena 1
lebih kecil 9 satuan, maka -651 < -659. Artinya, bilangan -651 lebih
besar dari bilangan -659.

Contoh 9:
bilangan -969 dan -969

Perhatikan angka ratusan, puluhan, dan satuan!.


Karena sama, maka -969 = -969. Artinya, bilangan -969 sama dengan
bilangan -969.

F. Lawan (Invers) Suatu Bilangan Bulat


Lawan (Invers) Suatu Bilangan Bulat merupakan kebalikan nilai positif
atau negatif bilangan tersebut. Dapat dijelaskan bahwa lawan(invers)
bilangan a adalah –a. Sebaliknya, lawan(invers) –a adalah a.
Contoh:
1. lawan 5 adalah –5
2. Invers dari –3 adalah 3

G. Bilangan Diantara Bilangan


Untuk menentukan bilangan diantara dua bilangan yang berbeda dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Urutkan bilangan dari terkecil dan hitung selisih kedua bilangan,
2. Kemudian susun kedua bilangan dari yang terkecil ke terbesar dengan
beri jarak sesuai dengan nilai selisihnya yang dikurangi 1,
3. tentukan bilangan diantara kedua bilangan tersebut.

Berikut ini akan disajikan contoh terkait menentukan bilangan diantara


dua bilangan.
Contoh 1
Tentukan sebuah bilangan diantara bilangan 4 dengan 9 !
Penyelesaian
9 - 4 = 5 (selisih), maka jarak susunnya 5-1 = 4
sehingga:
4,...,...,...,...,9
4,5,6,7,8,9
Jadi bilangan diantara bilangan 4 dengan 9 adalah {5,6,7,8}

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 6


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
H. Macam-Macam Bilangan
Terdapat berbagai macam jenis bilangan, berikut ini adalah penjelasan
tentang macam-macam bilangan beserta contohnya lengkap.
Skema Bilangan

1. Bilangan Asli
Pengertian bilangan asli adalah bilangan positif yang di mulai dari
bilangan satu keatas.
Contohnya: N = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, … }
2. Bilangan Bulat
Pengertian bilangan bulat adalah himpunan bilangan bulat negatif,
bilangna nol dan bilangan bulat positif.
Contohnya: B = { …, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, … }
3. Bilangan Cacah
Pengertian bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang terdiri
bilangan positif danb nol.
Contohnya : C = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, … }
4. Bilangan Prima
Pengertian bilangan prima adalah bilangan yang tidak dapat dibagi
oleh bilangan lainnya kecuali bilangan itu sendiri dan 1.
Contohnya: P = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, … }
5. Bilangan Nol
Pengertian bilangan nol adalan bilangan nol (0) itu sendiri.
Contohnya: N = {0}
6. Bilangan Pecahan
Pengertian bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
Bilangan a disebut dengan pembilang dan b disebut dengan penyebut.
Contohnya: H = { ⅓, ⅔, ⅛, ⅝, … }
Keterangan: 4/2 = 2, berarti 4/2 bukan bilangan pecahan.
7. Bilangan Rasional
Pengertian bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan dalam
bentuk a/b dengan a dan b merupakan anggota bilangan bulat dan b ≠ 0.
Contohnya: R = { ¼, ¾, … }
8. Bilangan Irrasional
Pengertian bilangan irrasional adalah himpunan bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau bilangan sekain bilangan
rasional. Contohnya : I = { √2, √3, √5, √6, √7, … }
Keterangan √9 = 3 berarti √9 bukan bilangan irrasional.
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 7
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
9. Bilangan Real
Pengertian bilangan real adalah himpunan bilangan berupa gabungan
antara bilangan rasional dan bilangan irasional.
Contohnya: R = { 0, 1, ¼, ⅔, √2, √5, … }
10.Bilangan Negatif
Pengertian bilangan negatif adalah bilangan yang bernilai negatif.
Contohnya: N = { -3, -5, ¼, … }
Keterangan -1/-4 = ¼, jadi -1/-4 bukan bilangan negatif.
11.Bilangan Positif
Pengertian bilangan positif adalah bilangan yang bernilai positif
selain nol.
Contohnya: P = { 2, 3, 4, 5, ¼, … }
12.Bilangan Genap
Pengertian bilangan genap adalah bilangan-bilangan yang akan habis
jika dibagi menjadi 2. Contohnya:
Ge = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, … }
13.Bilangan Ganjil
Pengertian bilangan ganjil adalah bilangan yang jika dibagi 2 maka
akan tersisa 1 atau bilangan yang dapat dinyatakan dengan 2n-1 dengan
n adalah bilangan bulat.
Contohnya: Ga = { -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, 11, … }
14.Bilangan Komposit
Pengertian bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar
dari 1 tapi bukan termasuk dalam bilangan prima.
Contohnya: K = { 4, 6, 8, 9, 10, 12, … }
15.Bilangan Riil
Pengertian Bilangan Riil adalah bilangan yang dapay ditulis dalam
bentuk desimal.
Contohnya: L = { 5/8, log 10, … }
16.Bilangan Imajiner
Pengertian bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner),
dimana i merupakan lambang bilangan baru yang bersifat i2 = -1.
Contohnya: I = { i, 4i, 5i, … }
17.Bilangan Kompleks
Pengertian bilangan kompleks adalah bilangan yang anggotanya a+bi,
dimana a,b ϵ R, i2 = -1. Dengan a bagian bilangan riil dan b bagian
bilangan imajiner.
Contohnya K = { 2-3i, 8+2, … }
18.Bilangan Kuadrat
Pengertian bilangan kuadrat adalah bilangan yang dihasilkan dari
perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri sebanyanyak dua
kali dan disimbolkan dengan pangkat 2.
Contohnya : K = { 22, 32, 42, 52, 62, … }
19.Bilangan Romawi
Pengertian bilangan romawi adalah suatu sistem penomoran yang berasal
dari romawi kuno menggunakan huruf latin yang melambangkan angka
numerik.
Contoh: M = { I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, XI, X, XI, … }

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 8


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
I. Penjumlahan Bilangan Bulat Tanpa Alat Bantu
Contoh (1): 755 + 13 = 768
Penjelasan pemahaman: jika kita menabung 755 kemudian
memasukkan lagi ke tabungan 13, maka tabungan kita menjadi 768.
Jadi 755 + 13 = 768
Contoh (2): -275 + 432 = -2
Penjelasan pemahaman: jika kita pinjam -275 kemudian membayar
432, maka kita masih lebih pembayaran 157. Jadi -275 + 432 =
157
Contoh (3): -475 + 473 = -2
Penjelasan pemahaman: jika kita pinjam 475 kemudian membayar
473, maka banyak pinjaman kita tersisa 2. Jadi -475 + 473 = -2
Contoh (4): -346 + (-214) = -560
Penjelasan pemahaman: jika kita pinjam 346 kemudian meminjam
lagi 214, maka banyak pinjaman kita menjadi 560. Jadi -346 + (-
214) = -560
Contoh (5): 2.346,54 + 814,738 =...
1 1 1
2346,54
814,738+
3161,278

J. Garis Bilangan Penjumlahan Bilangan


Penjumlahan dua bilangan bulat dengan garis bilangan
Contoh (1): 3 + 2 =...

. . . . . . . . . . .
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

3+2=5

Contoh (2): -5 + (-2) =...

. . . . . . . . . . .
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

-5 + (-2) = -7

Contoh (3): 5 + (-3) =...

. . . . . . . . . . .
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

5 + (-3) = 2

Contoh (4): -7 + 2 =...

. . . . . . . . . . .
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

-7 + 2 = -5

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 9


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
K. Sifat Operasi Penjumlahan Bilangan
Operasi pada himpunan bilangan bulat memenuhi sifat :
1. Tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, jika p + q = r, maka r adalah
bilangan bulat
Contoh:
2 + (-5) = -3
2 dan -5 adalah bilangan bulat, maka -3 adalah bilangan bulat.
2. Komunitatif
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, berlaku p + q = q + p
Contoh:
1) 2 + 3 = 3 + 2 = 5
2) -3 + 1 = 1 + (-3) = -2
3. Asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q, dan r, berlaku (p + q) + r = p +
(q + r).
Contoh :
(2 + (-1)) + 3 = 2 + (-1 + 3)
1 + 3 = 2 + 2
4 = 4
4. Mempunyai unsur identitas
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka p + 0 = 0 + p = p
0 adalah unsur identitas ( elemen netral ) pada penjumlahan.
Contoh:
1) 2 + 0 = 3
2) -3 + 0 = -3
3) 0 + 12 = 12
4) 0 + (-7) = -7

L. Pengurangan Bilangan Ingatlah !


Contoh (1): 615 - 73 = ...
615 - 73 = 542

Contoh (2): -452 - 134 = ...


-452 - 134 = -586

Contoh (3): 755 - (-13) = ...


755 + 13 = 768

Contoh (4): -57 - (-76) = ...


-57 + 76 = ...
76 - 57 = 19

Contoh (5): 2.346,54 - 814,738 =...


1 13 5 14 3 10
2346,54
814,738+
1531,702

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 10


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
M. Garis Bilangan Pengurangan Bilangan
Contoh (1): 5 - 3 = ...

. . . . . . . . . . .
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

5-3=2
Contoh (2): -5 - 2 = ...

. . . . . . . . . . .
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

-5 - 2 = -7
Contoh (3): 2 - (-3) = ...
2 + 3 = ...

. . . . . . . . . . .
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

2 - (-3) = 2 + 3 = 5

N. Sifat Operasi Pengurangan Bilangan


1. Pengurangan sebagai penjumlahan dengan lawan pengurangnya.
Dalam bentuk umum ditulis jika a dan b adalah bilangan bulat, maka
a – b = a + (-b)
Contoh :
1. 4 – 6 = 4 + (-6) = -2
2. 2 – (-3) = 2 + 3 = 5
2. Pengurangan dua bilangan bulat bersifat tertutup.
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, jika p - q = r, maka r adalah
bilangan bulat
Contoh : 2 - 5 = -3
2 dan 5 adalah bilangan bulat, maka -3 adalah bilangan bulat.

O. Perkalian Bilangan Bulat (Aturan Baku)


Perkalian memiliki aturan baku berikut:
Perkalian dua bilangan bulat positif, hasilnya adalah
1 (+) x (+) = (+)
bilangan bulat positif
Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan
2 (+) x (-) = (-)
bulat negatif, hasilnya adalah bilangan bulat negatif
Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan
3 (-) x (+) = (-)
bulat positif, hasilnya adalah bilangan bulat negatif
Perkalian dua bilangan bulat negatif, hasilnya adalah
4 (-) x (-) = (+)
bilangan bulat positif
Contoh:
1) 5 x 7 = 35
2) 6 x (-4) = -24
3) -9 x 7 = -63
4) -8 x (-5) = 40
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 11
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
P. Perkalian Bilangan Dalam Penjumlahan Berulang
Perkalian dapat dirubah dalam bentuk penjumlahan berulang dan memiliki
hasil yang sama.
Bilangan yang dijumlah berulang adalah bilangan pada suku kedua dengan
banyak pengulangan sesuai dengan nilai suku pertama
Contoh:
1) 5 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 35
2) 6 x (-4) = (-4) + (-4) + (-4) + (-4) + (-4) + (-4) = -24
3) -9 x 3 = 3 x (-9) = (-9) + (-9) + (-9) = -27
4) -4 x (-5) = 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20

Q. Garis Bilangan Perkalian Bilangan


Contoh:
1) 7 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 35
5 x 7 = 35

. . . . . . . . . . .
-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Contoh:
2) 6 x (-4) = (-4) + (-4) + (-4) + (-4) + (-4) + (-4) = -24
6 x (-4) = -24

. . . . . . . . . . .
-36 -32 -28 -24 -20 -16 -12 -8 -4 0 4

R. Sifat Operasi Perkalian Bilangan


1. Tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, jika p x q = r, maka r adalah
bilangan bulat
Contoh : 2 x (-5) = -10
2 dan -5 adalah bilangan bulat, maka -10 adalah bilangan
bulat.
2. Komunitatif
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, berlaku p x q = q x p
Contoh
1) 2 x 3 = 3 x 2 = 6
2) -3 x 1 = 1 x (-3) = -3
3. Asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q, dan r, berlaku:
(p x q) x r = p x (q x r).
Contoh : (2 x (-1)) x 3 = 2 x (-1 x 3)
-2 x 3 = 2 x -3
-6 = -6
4. Mempunyai unsur identitas
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka p x 1 = 1 x p = p
1 adalah unsur identitas ( elemen netral ) pada perkalian.
Contoh :
1) 1 x 7 = 7
2) 13 x 1 = 13
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 12
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
5. Perkalian bilangan nol
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka 0 x p = p x 0 = 0
Contoh : 3 x 0 = 0 x 3 = 0
6. Distributif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q dan r berlaku
 p x (q + r) = (p x q) + (p x r)
 p x (q - r)=(p x q) - (p x r)
Contoh : 8 x ((-2) + 3) = (8 x (-2)) + (8 x 3)

S. Perkalian Bilangan Susun Ke Bawah


Contoh (1): 2.376 x 724 =...
2376 Proses hitung
724x 4x6=24 2x6=12 7x6=42
9504 4x7=28 2x7=14 7x7=49
4752 4x3=12 2x3= 6 7x3=21
16632 + 4x2= 8 + 2x2= 4 + 7x2=14 +
Hasil 1720224 9504 4752 16632

Contoh (2): -87 x 526 =...


-87 Proses hitung
526x 6 x (-7) = - 4 2 2 x (-7) = - 1 4 5 x (-7) = - 3 5
-522 6 x (-8) = - 4 8 + 2 x (-8) = - 1 6 + 5 x (-8) = - 4 0 +
-174 -522 -174 -435
-435 +
Hasil -45762

T. Pembagian Bilangan (Aturan Baku)


Perbagian memiliki aturan baku berikut:
Perbagian dua bilangan bulat positif, hasilnya
1 (+) : (+) = (+)
adalah bilangan bulat positif
Bilangan bulat positif dibagi bilangan bulat
2 (+) : (-) = (-)
negatif, hasilnya adalah bilangan bulat negatif
Bilangan bulat negatif dibagi bilangan bulat
3 (-) : (+) = (-)
positif, hasilnya adalah bilangan bulat negatif
Perbagian dua bilangan bulat negatif, hasilnya
4 (-) : (-) = (+)
adalah bilangan bulat positif
Contoh:
1) 245 : 7 = 35
2) 128 : (-4) = -32
3) -441 : 7 = -63
4) -200 : (-5) = 40

U. Pembagian Bilangan Dalam Pengurangan Berulang


Pembagian dibuat dalam pengurangan berulang adalah hanya untuk membuat
Garis Bilangan Pembagian. Pembagian dalam pengurangan berulang
dilakukan dengan ketentuan; semua bilangan dianggap positif, kemudian
bilangan yang dibagi dikurangi bilangan pembagi secara berulang sampai
habis(0). *ingat ya!, hanya untuk membuat garis bilangan pembagian.
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 13
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
Contoh:
1) 35 : 5 = 7, -----> 35-5-5-5-5-5-5-5 = 0
2) -24 : (-4) = 6, -----> 24-4-4-4-4-4-4 = 0
3) -42 : 6 = -7, -----> 42-6-6-6-6-6-6-6 = 0
4) 18 : (-3) = -6, -----> 18-3-3-3-3-3-3 = 0

V. Garis Bilangan Pembagian Bilangan


Contoh:
1) 35 : 5 =...
(*35-5-5-5-5-5-5-5 = 0)
35 : 5 = 7
7

. . . . . . . . . . .
-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40
*Karena panah panjang dan kecil searah, maka hasilnya positif

Contoh:
2) -24 : (-4) =...
(*24-4-4-4-4-4-4 = 0)
-24 : (-4) = 6
6
. . . . . . . . . . .
-36 -32 -28 -24 -20 -16 -12 -8 -4 0 4
*Karena panah panjang dan kecil searah, maka hasilnya positif

Contoh:
3) -42 : 6 =...
(*42-6-6-6-6-6-6-6 = 0)
-42 : 6 = -7
7
. . . . . . . . . . .
-52 -48 -42 -36 -30 -24 -18 -12 -6 0 6
*Karena panah panjang dan kecil berlawanan, maka hasilnya negatif

Contoh:
4) 18 : (-3) =...
(*18-3-3-3-3-3-3 = 0)
18 : (-3) = -6
6
. . . . . . . . . . .
-9 -6 -3 0 3 6 9 12 15 18 21
*Karena panah panjang dan kecil berlawanan, maka hasilnya negatif

W. Sifat Operasi Pembagian Bilangan


Pembagian mempunyai sifat unsur identitas.
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka p : 1 = p. Sehingga 1 adalah
unsur identitas ( elemen netral ) pada pembagian.
Contoh :
1) 21 : 1 = 21
2) -13 : 1 = -13

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 14


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
X. Pembagian Susun Ke Bawah
Pembagian bilangan susun kebawah digunakan untuk menghitung pembagian
bilangan yang bernilai besar atau banyak angka penyusun bilangannya.
Contoh:
1) 14.245 : 7 =...
235 Hasil Proses
7 14245 Hitung
14 - 7x2=14
024 7x3=21
21 - 7x5=35
035
35-
0

2) 180.306 : 9 =...
2003 4 Hasil Proses
9 18030 6 Hitung
18 - angka 3 dan 0
9x2=18
00 diturunkan 9x0= 0
0 - 9x3=21
sekaligus, maka
pada Hasil
030 ditambah 0 9x4=36
27 -
3 6
3 6-
0

Y. Operasi Campur (+), (-), (x), (:) Bilangan Bulat


Pada operasi campur (+), (-), (x), (:)berlaku ketentuan berikut:
1. Mendahulukan operasi yang di dalam kurung, misalkan (3-8) menjadi -4,
(-2x5) menjadi -10, dll
2. Menguraikan tanda operasi ganda yang ada, misalkan -(-3) menjadi +3,
3(4) menjadi +12, dll
3. Mendahulukan operasi perkalian dan pembagian
4. Penjumlahan dan pengurangan dilakukan secara berurut dari kiri ke
kanan.
Contoh:
1) 3+5-7-4 = ...
= 3+5-7-4
= 8-7-4
= 1-4
= -3
2) -10-(-5)-7-3(-4-9)-(-12)= ...
= -10+5-7-3(-13)+12
= -5-7+12+27+12
= -12+12+27+12
= 0+27+12
= 27+12
= 39
3) 3x(-10)-(-5)-27:(-3)+(-4-9)-(-12:6)x3 = ...
= -30+5+9+(-13)-(-2)x3
= -30+5+9-13-(-6)
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 15
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
= -30+5+9-13+6
= -25+9-13+6
= -16-13+6
= -29+6
= -23

Z. Faktor Bilangan, Faktorisasi Dan Faktor Prima, FPB Dan KPK


Faktor Bilangan
Faktor suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis
bilangan tersebut.
Adapun cara mencari faktor bilangan sebagai berikut:
Contoh:
Faktor bilangan dari 120 adalah...
120 Keterangan:
1 120  Bilangan 120 dibagi mulai dari 1 dan seterusnya(kolom
2 60 sebelah kiri atau kolom pembagi) dengan hasil pembagian
ditulis di kolom sebelah kanan(kolom hasil bagi).
3 40  Pembagian berhenti apabila muncul bilangan yang sama pada
4 30 deretan bilangan kolom pembagi dengan kolom hasil bagi.
5 24  Faktor bilangan adalah semua bilangan yang terdapat pada
6 20 kolom pembagi dan kolom hasil bagi.
8 15 Dari tabel tersebut, maka faktor bilangan 120 adalah :
10 12 {1,2,3,4,5,6,8,10,12,15,20,24,30,40,60,120}
15 8

Faktorisasi Dan Faktor Prima


 Cara memfaktorisasi bilangan secara umum berdasarkan bentuknya
digolongkan kepada dua macam yaitu; Pohon Faktor dan Sengkedan/Sisir
atau sejenisnya.
 Faktorisasi adalah perkalian semua faktor prima yang dimiliki suatu
bilangan
 Faktor Prima adalah semua faktor yang terdiri dari bilangan prima
yang dimiliki suatu bilangan.

Contoh:
1. Cara Pohon Faktor
Faktorisasi dan Faktor Prima bilangan 420 adalah...
420 Dari Pohon Faktor disamping,maka
bilangan 420 diketahui memiliki:
2 210 420:2
Faktorisasi 420 adalah:
2 105 210:2 2x2x3x5x7
22x3x5x7
3 35 105:3
Faktor Prima 420 adalah:
5 7 35:5 {2,3,5,7}

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 16


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
2. Cara Sengkedan/Sisir atau sejenisnya
Faktorisasi dan Faktor Prima bilangan 120 adalah...

120 Maka bilangan 120 diketahui memiliki:


2 60 120 :2 Faktorisasi 120 adalah:
2x2x2x3x5
2 30 60 :2 23x3x5
2 15 30 :2
Faktor Prima 120 adalah:
3 5 15 :3 {2,3,5}

FPB (Faktor Persekutuan Besar) Dan KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil)


 FPB ditentukan dengan mengambil faktor prima yang sama yang pangkat
terkecil dari faktor prima bilangan yang dicari FPBnya.
 KPK ditentukan dengan mengambil semua faktor prima yang pangkat
terbesar dari faktor prima bilangan yang dicari KPKnya.

Contoh:
Misalkan setelah bilangan 120 dan 420 dicari faktorisasinya, diketahui:
Faktorisasi 120 adalah: Faktorisasi 420 adalah:
2x2x2x3x5 2x2x3x5x7
3
2 x3x5 22x3x5x7
Maka: FPB dari 120 dan 420 adalah 22x3x5 = 4x3x5 = 60
KPK dari 120 dan 420 adalah 23x3x5x7 = 8x3x5x7 = 840

1.2. PECAHAN
A. Pengertian Dan Bagian-Bagian Pada Pecahan
Pecahan dalam matematika adalah bilangan rasional yang dapat ditulis
dalam bentuk a/b (dibaca a per b) dimana a disebut pembilang(numerator)
dan b disebut penyebut(denominator), sedangkan a dan b merupakan
bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan
bilangan b. Dengan arti lain; Pecahan adalah bagian dari suatu kesatuan
bilangan bentuk a/b, dan angka di atas pecahan dinamakan pembilang,
yang menunjukkan jumlah bagian dari kesatuan yang dimiliki. Angka di
bawah pecahan adalah penyebut, yang menunjukkan banyaknya bagian yang
membentuk kesatuan.

B. Bentuk Penulisan Pecahan


Pecahan dapat ditulis dalam beberapa bentuk tanpa merubah nilainya atau
tetap memiliki nilai yang sama.

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 17


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
C. Golongan dan Jenis Pecahan
Bilangan pecahan terbagi 2 golongan (Pecahan Murni, Pecahan Tidak
Murni) dan 5 jenis (Pecahan Biasa, Pecahan Campuran, Pecahan Desimal,
Pecahan Permil).

Golongan Pecahan:
1)Pecahan Murni
Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari
penyebutnya dan telah dalam bentuk paling sederhana.
Contoh :

2)Pecahan Tidak Murni


Pecahan tidak murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih dari atau
sama dengan penyebutnya dan penyebutnya bukan faktor dari
pembilangnya.
Contoh :

Jenis-jenis Pecahan
1)Pecahan Biasa.
Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan
penyebut.
Contoh :

2)Pecahan Campuran.
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri atas bilangan bulat dan
bagian bilangan pecahan murni.
Contoh :

3)Pecahan Desimal.
Pecahan desimal adalah bilangan pecahan dalam bentuk persepuluh,
perseratus, perseribu, persepuluh ribu, dan seterusnya. Bentuk
umumnya ; "a,bcd" dengan a b c d adalah bilangan riil, misal 0,123
dan 19,742.
Contoh : 0,4 , 1,97 , 30,215 , 103,768 , 0,6072 dan lain-lain

4)Pecahan Persen.
persen adalah pecahan dengan penyebut 100 atau disebut perseratus
yang ditulis dengan notasi %. Jadi.
Contoh : 75% , 12,5% , 150% , dan lain-lain.

5)Pecahan Permil.
permil adalah pecahan dengan penyebut 1000 atau disebut perseribu
yang ditulis dengan notasi ‰.
Contoh : 23‰ , 17,5‰ , 1200‰ , dan lain-lain

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 18


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
D. Perubahan pecahan ke bentuk pecahan lain

Dari ilustrasi siklus perubahan pecahan di atas, maka dapat dijelaskan


perubahan pecahan sebagaimana contoh berikut:
1. Pecahan Biasa ke Pecahan Campuran, dan seballiknya

2. Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal, dan seballiknya

3. Pecahan Biasa ke Pecahan Persen, dan seballiknya

4. Pecahan Biasa ke Pecahan Permil, dan seballiknya

5. Bukan Pecahan biasa ke pecahan Lain


Langkah merubah semua pecahan yang bukan pecahan biasa ke pecahan
lain adalah dengan merubah dulu pecahan tersebut ke pecahan biasa,
setelah menjadi pecahan biasa selanjutnya dirubah ke pecahan yang
dikehendaki.

E. Menyederhanakan Pecahan
Langkah menyederhanakan pecahan adalah pembilang dan penyebut dibagi
dengan FPB pembilang dan penyebut.
Contoh:

Pada penyederhanaan di atas, 5 adalah FPB dari 10 dan 15

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 19


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
F. Membandingkan Pecahan
Membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan cara; menyamakan penyebut,
dirubah ke bentuk desimal, dan dikali silang.
1. Cara Menyamakan Penyebut
Contoh:

2. Cara Dirubah Ke Bentuk Desimal


Contoh:

3. Cara Dikali Silang


Contoh:

G. Pecahan Diantara Pecahan


Untuk menentukan nilai pecahan diantara dua pecahan yang berbeda dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Samakan penyebut dari dua pecahan yang berbeda tersebut, kemudian
tentukan pecahan yang dicari
2. Jika seandainya nilai pecahan yang dicari belum ditemukan semuanya,
maka samakan lagi penyebutnya menjadi pecahan yang senilai lainnya

Contoh menentukan pecahan di antara dua pecahan.


1) Tentukan pecahan diantara pecahan 2/3 dengan 4/5
2 ... 4 10 ... 12 Disamakan penyebutnya, dan didapat celah satu angka
, , = , , diantara pembilang
3 ... 5 15 ... 15
Sehingga pecahan diantara pecahan 2/3 dengan 4/5 adalah 11/15

2) Tentukan pecahan diantara pecahan 3/4 dengan 2/3


3 ... 2 9 ... 8 Disamakan penyebutnya, namun tidak terdapat celah
, , = , , diantara pembilang
4 ... 3 12 ... 12
8 ... 9 16 ... 18 Penyebut disamakan kembali dengan cara penyebut dan
, , = , , pembilang dikali dua, dan didapat celah satu angka
12 ... 12 24 ... 24
Sehingga pecahan diantara pecahan 2/3 dengan 3/4 adalah 17/24

H. Garis Bilangan Pecahan

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 20


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan

I. Mengurutkan Pecahan
Langkah mengurutkan pecahan sebagai berikut:
1. Pecahan disamakan jenisnya menjadi pecahan sama penyebut atau pecahan
desimal.
2. Pecahan yang sudah sama jenisnya diurut berpedoman pada garis
bilangan pecahan.
Contoh mengurutkan dari yang terkecil, cara Disamakan Penyebut:

Contoh mengurutkan dari yang terkecil, cara Dirubah Ke Bentuk Desimal:

J. Pecahan Pada Gambar


Pecahan adalah bagian dari suatu kesatuan bilangan bentuk a/b, dan
angka di atas pecahan dinamakan pembilang, yang menunjukkan jumlah
bagian dari kesatuan yang dimiliki. Angka di bawah pecahan adalah
penyebut, yang menunjukkan banyaknya bagian yang membentuk kesatuan.
Contoh:
1. Berikut gambar yang menunjukkan pecahan 1/3 :

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 21


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan

2. Berikut gambar yang menunjukkan pecahan 3/6 = 1/2 :

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 22


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
K. Invers Pecahan
Definisi dari “resiprok” atau atau "invers" atau kebalikan sangatlah
mudah. Untuk pecahan, kebalikannya merupakan pecahan yang berbeda,
yaitu dengan angka-angka pembilang dan penyebut yang “dibalik”
(invers).
Contoh:
3 4
kebalikan (invers) dari /4 adalah /3.

L. Penjumlahan Pecahan
Penjumlahan dua pecahan atau lebih dilakukan dengan menyamakan penyebut
pecahan-pecahan tersebut menggunakan KPK menggunakan KPK terlebih
dahulu, kemudian menjumlahkan pembilangnya.

Contoh:

M. Pengurangan Pecahan
Pengurangan dua pecahan atau lebih dilakukan dengan menyamakan penyebut
pecahan-pecahan tersebut menggunakan KPK penyebutnya terlebih dahulu,
kemudian mengurangkan pembilangnya.

Contoh:

N. Perkalian Pecahan
Perkalian pecahan dilakukan dengan pembilang kali dengan pembilang dan
penyebut kali dengan penyebut.

Contoh:

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 23


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan

O. Pembagian Pecahan
Perkalian pecahan dilakukan dengan pembalikan salah satu pecahan serta
perubahan ke operasi perkalian, kemudian pembilang kali dengan
pembilang dan penyebut kali dengan penyebut.

Contoh:

P. Operasi Campur (+), (-), (x), (:) Pecahan


Operasi campur pecahan dilakukan sama dengan operasi campur bilangan
bulat, yakni:
1. Mendahulukan operasi yang di dalam kurung.
2. Menguraikan tanda operasi ganda yang ada.
3. Mendahulukan operasi perkalian dan pembagian
4. Penjumlahan dan pengurangan dilakukan secara berurut dari kiri ke
kanan
Contoh (1):

Contoh (2):

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 24


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
Contoh (3):

Contoh (4):

Contoh (5):

Q. Operasi Pecahan Desimal


1. Penjumlahan dan Pengurangan pada Pecahan Desimal
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan bilangan-bilangan decimal, maka
tanda koma desimal diletakan pada satu lajur, sehingga angka ratusan,
puluhan, satuan, persepuluhan, perseratusan dan seterusnya masing-
masing terletak pada satu lajur.
Contoh :
1) 234,56 + 45,678 disusun menjadi 234,56
45,678 +
280,238
2) 67,27 – 21,213 disusun menjadi 67,27
21,213 –
46,057
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 25
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
2. Perkalian dan Pembagian pada Pecahan Decimal
a. Perkalian pada pecahan decimal
Perkalian dengan 10, 100, 1000, dan seterusnya dilakukan dengan
menggeser koma decimal ke kanan menurut angka nol pada bilangan-
bilangan di atas 2,723 x 100 = 272,3

Tanda koma bergeser 2 kali berdasarkan banyaknya 0


Banyaknya tempat decimal dari hasil kali dua bilangan decimal
dengan menjumlahkan banyak tempat dari pengali-pengalinya
Contoh : 3, 67
  4, 258
  15, 62686


2 tempat decimal 3 tempat decimal 5 tempat decimal


b. Pembagian bilangan dalam bentuk decimal
Pembagian dengan 10, 100, 1000 dan seterusnya dilakukan dengan
menggeser tanda koma kekiri menurut banyaknya angka nol pada
bilangan-bilangan diatas.
Contoh : 1,725 x 1000 = 0,001725

Tanda koma bergeser 3 angka.


Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan decimal, buatlah agar
pembaginya menjadi bilangan bulat contoh
1) 13,2183 : 0,14 diubah menjadi :
2) 1321,83 : 14 ( pembagi dan bilangan yang dibagi dikalikan 100 )

R. Bilangan Bentuk Baku


1. Untuk menuliskan barisan bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 10
dengan 2 cara yaitu;

dapat diubah menjadi


…, 10-4, 10-3, 10-2, 10-1, 100, 101, 102, 103, 104,…
2. Cara menulis bilangan bentuk baku :
a. Menulis bentuk baku lebih dari 1 ( bilangan besar )
Rumus bentuk baku a x 10n dengan 1  a  10
Contoh :
No Bilangan Bentuk Baku
1 800.000 8 x 105
2 180.000 1,8 x 105
3 2.340.000 2,34 x 106
4 345,72 3,4572 x 102
5 3.456.000 3,456 x 106
b. Menentukan bilangan bentuk baku antara 0 dan 1 atau bilangan kecil
Rumus Bentuk baku a x 10n dengan 1  a  10
Contoh :
8,7 1
1) 0,087 =  8,7   8,7  10  2
100 100
8,1 1
2) 0,00081=  8,1   8,1  10  4
10000 10000

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 26


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
1.3. BILANGAN BERPANGKAT
A. Bagian-Bagian Pada Bilangan Berpangkat

Eksponen adalah bentuk suatu perkalian dengan bilangan yang sama yang
diulang-ulang. Ditinjau dari bentuknya, bentuk a n (baca : a pangkat n)
dengan a disebut basis atau bilangan pokok dan n disebut eksponen atau
pangkat.
Pangkat bilangan dapat berupa Bilangan Bulat Positif, Bilangan Bulat
Negatif, Bilangan Nol, dan Bilangan Pecahan.

B. Sifat-sifat Perpangkatan dan Bentuk Akar

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 27


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
C. Perpangkatan Dalam Perkalian Berulang
Bilangan Eksponen ialah bentuk suatu perkalian bilangan dengan bilangan
yang sama yang diulang-ulang atau pengertian singkatnya adalah bentuk
perkalian yang diulang-ulang.

an = a x a x a x … x a
(a dikalikan sebanyak jumlah n)

Contoh:
1) Bilangan 27 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128
2) Bilangan 59 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 = 1.953.125

D. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Berpangkat


Konsep dari penjumlahan dan pengurangan bilangan berpangkat adalah
Jika a, p, q merupakan bilangan rasional dan m, n adalah bilangan bulat
positif, dengan m ≥ n maka:

pan + qam = an(p + qam-n)


pan - qam = an (p - qam-n)
pam - qan = an (pam-n - q)

contoh soal berikut ini:

1) 23 + 25 = ...
penyelasaian:
pan + qam = an(p + qam-n)
23 + 25 = 23(1 + 25-3)
23 + 25 = 23(1 + 22)
23 + 25 = 23(1 + 4)
23 + 2 5 = 2 3 x 5
23 + 2 5 = 5 x 2 3

2) 23 - 25 = ...
penyelasaian:
pan - qam = an (p - qam-n)
23 - 25 = 23(1-25-3)
23 - 25 = 23(1-22)
23 - 25 = 23(1-4)
23 - 25 = 23 x (-3)
23 - 25 = -3 x 23

3) 3x54 - 2x53 = ...


penyelasaian:
pam - qan = an (pam-n - q)
3x54 - 2x53 = 53(3x54-3 - 2)
3x54 - 2x53 = 53(3x51 - 2)
3x54 - 2x53 = 53(3 x 5 - 2)
3x54 - 2x53 = 53 x (13)
3x54 - 2x53 = 13 x 53

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 28


Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
E. Perkalian Bilangan Berpangkat
Konsep perkalian bilangan berpangkat adalah jika a bilangan rasional
dan m,n bilangan bulat positif maka:
am x an = am+n
Contoh soal berikut ini.
Sederhanakan dan tentukan hasil perkalian bilangan berpangkat berikut
ini.
1) 32 x 33
2) (-4)2 x (-4)5
3) 52 x 73
4) 4Z2 x Z5

Penyelesaian soal (1).


berdasarkan sifat perkalian berpangkat yang sudah dijelaskan di atas,
maka:
 32 x 33 = 32+3
 32 x 3 3 = 3 5

Penyelesaian soal (2).


berdasarkan sifat perkalian berpangkat, maka :
 (-4)2 x (-4)5 = (-4)2+5
 (-4)2 x (-4)5 = (-4)7

Penyelesaian soal (3).


dikarenakan bilangan pokoknya tidak sama, sehingga 5 2 x 73 tidak
dapat disederhanakan.

Penyelesaian soal (5).


berdasarkan sifat perkalian berpangkat, maka :
 4Z2 x Z5 = 4Z2+5
 4Z2 x Z5 = 4Z7, dengan z = bilangan rasional

F. Pembagian Bilangan Berpangkat


Pembagian bilangan berpangkat bilangan bulat positif, mari kita
pelajari operasi hitung berikut ini.
> 25 / 22 = (2 x 2 x 2 x 2 x 2) / (2 x 2)
> 25 / 22 = (2 x 2 x 2)
> 25 / 22 = 23
> 25 / 22 = 25-2
jadi, 25 / 22 = 25-2

Konsep pembagian bilangan berpangkat di atas memenuhi sifat berikut


ini. "jika bilangan rasional, a ≠ 0, dan m, n bilangan bulat positif
maka:
am/an = am-n dengan m>n
Contoh soal
sederhanakan dan tentukan hasil pembagian bilangan berpangkat berikut
ini.
1) 27 / 23
2) (-3)7 / (-3)5
3) 38 / 52
4) 2y9 / y4
Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 29
Materi Matematika 7 (2019-2020) : Bilangan
Penyelasaian :
1) berdasarkan penjelasan sifat pembagian bilangan berpangkat, maka :
> 27 / 23 = 27-3
> 27 / 23 = 24
> 27 / 23 = 16

2) berdasarkan penjelasan sifat pembagian bilangan berpangkat, maka :


> (-3)7 / (-3)5 = (-3)7-5
> (-3)7 / (-3)5 = (-3)2
> (-3)7 / (-3)5 = 9

3) dikarenakan bilangan pokokya tidak sama, sehingga 3 8 / 52 tidak dapat


di sederhanakan.

4) berdasarkan penjelasan sifat pembagian bilangan berpangkat, maka :


> 2y9 / y4 = 2y9-4
> 2y9 / y4 = 2y5

G. Membandingkan Bilangan Berpangkat


Membandingkan bilangan berpangkat kita perlu sedikit teliti dan
menghitung atau melihat bilangan berpangkat tersebut.
1. Untuk bilangan yang kecil dan berpangkat kecil, kita dapat
menghitungnya terlebih dahulu atau mengubahnya kedalam bentuk
desimal.
2. Untuk bilangan yang besar dengan selisih sedikit dan berpangkat
besar, kita melihat pangkat pada bilangan tersebut yang lebih besar.

Misalnya membandingkan bilangan 54 dan 45


Penyelesaian:
54 = 5 x 5 x 5 x 5 = 625 sedangkan 45 = 4 x 4 x 4 x 4 x 4 = 1024.
Sehingga dapat diketahui ternyata 54 lebih kecil dibandingkan dengan
45 .

Misalnya membandingkan bilangan 500110 dan 500100.


Penyelesaian:
Bilangan tersebut angkanya sama, besar tidaknya bilangan berpangkat
tergantung dari pangkatnya, yang berpangkat lebih besarlah yang
nilainya lebih besar.
Sehingga 500100 lebih kecil dibandingkan dengan 500 110.

Misalnya membandingkan 204 dan 213


Penyelesaian:
Bilangan tersebut angkanya beda dengan selisih kecil, bilangan yang
berpangkat lebih besar yang nilainya lebih besar.
Sehingga 204 > 213

Nasimun, S.Pd - SMP N 3 Batam - 30

Anda mungkin juga menyukai