KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena karunianya Petunjuk Teknis Penyaluran
Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan Di
Desa, Lembaga Pendidikan Keagamaan, Desa Prioritas Wisata, dan Sentra Pangan
Tahun 2022 telah tersusun dengan baik.
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan yang memenuhi standar baku mutu
Kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan di permukiman, tempat fasilitas
umum, tempat pengolahan pangan mempunyai peran besar dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit sehingga dapat mewujudkan kabupaten/kota yang memenuhi
kualitas Kesehatan lingkungan yang merupakan indikator kinerja pada Renstra dan
RPJMN 2020-2024.
Sejalan dengan hal tersebut dilakukan 4 Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan
melalui Padat Karya Tunai Desa yaitu:
1. Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan di Desa,
2. Intervensi di Desa Prioritas Wisata,
3. Intervensi di Lembaga Pendidikan Keagamaan, dan
4. Intervensi di Sentra Pangan Jajanan
Pelaksanaan kegiatan intervensi kualitas kesehatan lingkungan bersifat produktif
dengan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan teknologi lokal dalam
rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menurunkan risiko
lingkungan dan perilaku tidak sehat serta meminimalisir kejadian Covid-19 yang saat ini
menjadi permasalahan kesehatan.
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat memandu pelaksanaan kegiatan sehingga
dapat berjalan secara efektif, efisien dan akuntabel menuju masyarakat Indonesia yang
sehat mandiri.
Jakarta, 2022
Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR SINGKATAN iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
ii
BAB IV TAHAP KEGIATAN 47
A. Tahap Persiapan 47
1. Penetapan Desa Penerima Program 47
2. Penyusunan Petunjuk Teknis Kegiatan 47
3. Pemberitahuan Kegiatan 47
4. Sosialisasi 47
5. Rembug Desa/Lembaga Pendidikan Keagamaan 47
B. Tahap Perencanaan 48
1. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat 48
2. Jenis Sarana Sanitasi Intervensi Kesehatan Lingkungan 49
iii
DAFTAR SINGKATAN
AD : Anggaran Dasar
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
ART : Anggaran Rumah Tangga
BA : Berita Acara
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
B/BTKL-PP : Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
CSR : Corporate Social Responsibility
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
FASKAB : Fasilitator Kabupaten
LPj : Laporan Pertanggungjawaban
LDP : Laporan Penggunaan Dana
Kepmen PUPR : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KK : Kepala Keluarga
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
KPPN : Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara
KKM : Kelompok Kerja Masyarakat
LPD : Laporan Penggunaan Dana
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Monev : Monitoring dan Evaluasi
ODF : Open Defecation Free/Stop Buang Air Besar Sembarangan
PA : Pengguna Anggaran
Pemda : Pemerintah Daerah
Pemprov : Pemerintah Provinsi
Pemkot : Pemerintah Kota
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
PERMEN : Peraturan Menteri
PERPRES : Peraturan Presiden
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
RAB : Rencana Anggaran Biaya
RKM : Rencana Kerja Masyarakat
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPDB : Rencana Penarikan Dana Bank
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SDM : Sumber Daya Manusia
Satker : Satuan Kerja
SK : Surat Keputusan
iv
SOP : Standard Operating Procedure
SPM : Surat Perintah Membayar
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TTG : Teknologi Tepat Guna
v
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.1 Salah satu contoh TTG sanitasi di wilayah pesisir 52
Gambar 4.2 Contoh sarana cuci tangan pake sabun 53
Gambar 4.3 Tempat sampah terpilah 55
Gambar 4.4 Tempat cuci tangan 55
Gambar 4.5 Contoh dapur 56
Gambar 4.6 Contoh sarana cuci bahan dan peralatan 56
Gambar 4.7 Contoh tempat menyimpan peralatan makan dan masak 56
Gambar 4.8 Contoh tempat penampungan sampah sementara 57
Gambar 4.9 Contoh alat semprot dan APD 58
Gambar 4.10 Etalase Gerai 59
Gambar 4.11 Penirisan alat 59
Gambar 4.12 Sarana cuci alat dan bahan pangan 60
Gambar 4.13 Sarana CTPS 60
Gambar 4.14 Sarana tempat sampah 61
vi
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN: Hal
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Khusus Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan disebutkan bahwa kriteria desa
prioritas wisata adalah merupakan desa wisata yang sudah terdaftar di dinas pariwisata,
kondisi pencapaian indikator kesehatan lingkungan masuk kategori rendah, dan terdapat
kelompok sadar wisata yang merupakan daerah Super Prioritas Wisata.
Dalam upaya meningkatkan higiene dan sanitasi yang lebih sehat pada daerah
destinasi wisata, peningkatan kualitas tempat pengelolaan pangan khususnya sentra
pangan jajanan pada lokasi tersebut juga perlu dilakukan. Dewasa ini pangan jajanan
sangatlah beragam jenisnya. Keragaman ini antara lain dari bahan baku, proses
pengolahan, dan produk akhirnya. Dari jenis tempat penjualan pun cukup bervariasi
misalnya ada yang berjualan di rumah, warung pinggir jalan, kantin di satuan pendidikan,
gerobak yang menetap dan berkeliling dengan sepeda atau motor, mobil yang lebih dikenal
dengan istilah food truck serta gerai pangan jajanan yang di sentrakan yang dikelola oleh
institusi dan sebagainya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan intervensi kualitas kesehatan
lingkungan berupa penyediaan/perbaikan sarana sanitasi/jamban, sarana CTPS, sarana
fasilitas pencucian alat/bahan makanan, hygiene pengelolaan makanan di sentra kuliner,
rehabilitasi dapur, tempat penampungan dan pengelolaan sampah terpilah, sarana
pembuangan air limbah/limbah cair, bahan dan alat pelindung diri untuk pencegahan
penyakit.
Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan operasional di lapangan
sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku maka perlu disusun petunjuk teknis
sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan di lapangan serta para pemangku kepentingan
terkait.
2. Dasar Hukum
a. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);
b. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa;
d. PP No 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan;
e. Permenkes No. 3/2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM);
2
f. PMK 168/PMK.05/2015 Juncto PMK 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga;
g. Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
h. Permenkes 76/2016 Permenkes 24/2021 tentang Pedoman Umum Bantuan
Pemerintah di Lingkungan Kemenkes sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Permenkes Nomor 24 Tahun 2021;
i. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 8 Tahun 2018
tentang Pedoman Swakelola, Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah No. 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola;
j. Keputusan Menteri Kesehatan HK. HK.01.07-MENKES-382-2020 tentang Protokol
Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan
COVID-19;
k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 14 Tahun 2021 tentang tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan
l. Keputusan Pariwisata PERMEN PAREKRAF No 3 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dan Alokasi Khusus Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan
3. Tujuan Program
Tujuan program intervensi kualitas kesehatan lingkungan tahun 2022 adalah:
1. Memfasilitasi perubahan perilaku higiene sanitasi masyarakat yang lebih baik
melalui peningkatan kualitas kesehatan lingkungan di desa, lembaga pendidikan
agama, tempat wisata, dan sentra pangan sehingga didapatkan akses sarana sanitasi
yang berkualitas (jamban yang memenuhi syarat serta sarana cuci tangan pakai
sabun dan sarana penyediaan air minum, sarana tempat penampungan sampah dan
rehabilitasi dapur) bagi masyarakat tidak mampu di desa/kelurahan yang sudah
dilakukan pemicuan STBM dan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas air minum berbasis komunal sehingga dapat menjamin
kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat.
3
3. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di daerah destinasi wisata melalui
pembangunan sarana sanitasi yang lebih memadai mendukung perubahan perilaku
hidup bersih dan sehat
4. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di Lembaga pendidikan keagamaan
melalui pembangunan sarana sanitasi yang lebih memadai dan berkualitas
mendukung perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan COVID-
19 melalui kegiatan desinfeksi rutin dan promosi kesehatan (3M)
5. Memberikan edukasi kepada masyarakat/pedagang/pelaku usaha untuk
berperilaku hidup yang higienis dalam pengelolaan sentra pangan, Meningkatkan
lingkungan Sentra Pangan yang aman dan sehat, kuantitas sarana dan atau kualitas
akses sanitasi yang terjangkau dan berkelanjutan, dan nilai ekonomi dan
pendapatan masyarakat melalui keterlibatan Masyarakat Sentra dalam Usaha Kecil
Mikro.
Apabila pemerintah daerah merasa perlu menyusun petunjuk yang bersifat lebih
operasional sebagai turunan petunjuk teknis ini, maka Dinas Kesehatan Kabupaten
dapat mengembangkannya sepanjang tidak bertentangan dengan Petunjuk Teknis ini.
4
1) Implementasi TTG Sarana Sanitasi
Komitmen desa dan pemerintah desa untuk mewujudkan desa/kelurahan
penerima bantuan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) dalam tahun
berjalan.
2) Implementasi TTG Sarana Air Minum
• Komitmen desa/kelurahan untuk menyediakan air minum aman
kepada masyarakat.
• Komitmen penyelenggara sarana air minum komunal berbasis
masyarakat bersedia untuk melaksanakan pengawasan internal
(Inspeksi Kesehatan Lingkungan, pengujian sampel, dan melaporkan
kepada Dinas Kesehatan secara rutin).
b. Persyaratan Umum
Penerima bantuan intervensi kesehatan lingkungan melalui peningkatan
kualitas sanitasi lingkungan BELUM PERNAH menerima bantuan serupa dari
Kementerian Kesehatan dan harus memenuhi persyaratan umum sebagai
berikut:
1) Implementasi TTG Sarana Sanitasi
• Peningkatan akses dan kualitas jamban yang memenuhi syarat kesehatan
di daerah spesifik yang butuh teknologi;
• Peningkatan ketersediaan sarana cuci tangan pakai sabun;
• Peningkatan pendapatan keluarga bagi MBR yang bekerja dalam program
program intervensi kesehatan lingkungan;
• Membentuk Kelompok Kerja Masyarakat Desa dengan surat Keputusan
yang ditandatangan Kepala Desa
• Memiliki Rencana Kerja Masyarakat Desa sebagai perencanaan dan
pelaksanaan serta untuk implementasi Teknologi Tepat Guna Sarana
Sanitasi pada lokus daerah spesifik tahun 2022 yang telah diketahui dan
ditandatangani oleh Sanitarian Puskesmas.
• Detail Engineering Design (DED) TTG Sanitasi mengacu pada buku
Pedoman TTG Air dan Sanitasi. Jika masyarakat memiliki inovasi TTG
yang sesuai dengan lokal spesifik yang akan diimplementasikan, harus
mendapatkan persetujuan rekomendasi oleh B/BTKLPP (Balai/Balai
5
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) di
wilayah kerjanya melalui Dinas Kesehatan Kabupaten dalam pemenuhan
persyaratan aspek teknis.
• Masyarakat desa berperan aktif dalam setiap tahapan program
(pemilihan sasaran yang akan diintervensi, pemilihan teknologi/sarana
yang akan dibangun dapat mengacu pada Daftar Pengembangan dan
Implementasi Teknologi Tepat Guna Sarana Sanitasi Layak Daerah
Spesifik dan Pengelolaan Air Komunal Berbasis Masyarakat.
• Masyarakat, dan pemerintah desa/lembaga masyarakat desa, yang
menerima bantuan ini harus memiliki komitmen untuk menjamin
keberlanjutan teknologi tepat guna sarana sanitasi yang diterapkan
(pemeliharaan, operasional, dan pengembangan akses layanan rumah
tangga).
6
inovasi TTG yang sesuai dengan lokal spesifik yang akan
diimplementasikan, harus mendapatkan persetujuan rekomendasi oleh
B/BTKL- PP (Balai/Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit) di wilayah kerjanya melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sebagai persyaratan aspek teknis.
• Partisipasi masyarakat desa/kelurahan, berperan aktif dalam setiap
tahapan program (pemilihan sasaran yang akan diintervensi, pemilihan
teknologi/sarana yang akan dibangun, pelaksanaan pembangunan, dan
pengembangan sarana berikutnya) dengan didampingi oleh Kepala
Puskesmas/Sanitarian Puskesmas, dan Penanggung Jawab Kesling Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota/Kota.
• Penyelenggara sarana air minum, masyarakat, dan pemerintah
desa/lembaga masyarakat desa, yang menerima bantuan ini harus
memiliki komitmen untuk menjamin keberlanjutan teknologi tepat guna
sarana air minum yang diterapkan (pemeliharaan, operasional, dan
pengembangan akses layanan rumah tangga).
c. Persyaratan Khusus
1) Implementasi TTG Sarana Sanitasi
Sasaran penerima akses TTG Sarana sanitasi per desa minimal 15 KK akses
ketersediaan jamban yang memenuhi syarat (leher angsa dengan tangki septik
menuju aman) dan sarana CTPS .
Penerima Bantuan Pemerintah pada Program Intervensi Kesehatan Lingkungan
di desa pada peningkatan kualitas sanitasi ini memenuhi 2 atau 3 persyaratan
sebagai berikut:
• Kepala Keluarga yang berpenghasilan rendah, atau Kepala Keluarga
memiliki Balita, atau Kepala Keluarga memiliki ibu Hamil yang belum
memiliki sarana sanitasi namun sudah berperilaku hidup sehat.
• KK belum akses terhadap sarana sanitasi yang layak ataupun sharing di
tempat yang belum layak;
• Masyarakat miskin yang sudah berubah perilaku dari BABS di tempat
terbuka dan BABS di tempat terselubung;
7
• Kepala Keluarga yang menerima bantuan ini, bersedia secara mandiri
untuk menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun, menggunakan
penutup makanan, menyediakan sarana tempat sampah yang memenuhi
syarat.
• Setelah menerima bantuan ini Desa berkomitmen untuk mewujudkan
ODF minimal pada tahun 2022 dan melaksanakan 5 pilar STBM.
2 ) Implementasi TTG Sarana Air Minum
TTG Sarana air minum yang dilakukan intervensi adalah :
• Sumber sarana air minum komunal berbasis masyarakat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat minimal diakses oleh 35 KK
secara berkelanjutan.
• Sumber sarana air minum komunal berbasis masyarakat tersebut telah
memiliki kelompok penyelenggara air minum, apabila belum terbentuk,
maka harus ditunjuk penyelenggara air minum untuk melaksanakan
pengawasan internal dan tindak lanjut hasil pengawasan eksternal.
Penyelenggara air minum komunal berbasis masyarakat minimal di SK-
kan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai penanggung jawab kepala
administrasi wilayah setempat.
• Prinsip dari pelaksanaan penerapan TTG Air Minum Komunal Berbasis
Masyarakat adalah untuk menghasilkan air minum sebagai kebutuhan
pokok sehari-hari masyarakat guna mewujudkan kualitas air minum
aman sampai dengan titik rumah tangga.
• Bukan termasuk sarana air minum komunal berbasis masyarakat yang
mendapatkan bantuan dari PAMSIMAS.
• Bersama Dinas Kesehatan Kab/Kota, sanitarian puskesmas melaksanakan
pengambilan sampel uji kualitas air minum terhadap 19 parameter air
minum aman (parameter terlampir pada bab persentase keuangan)
sebanyak 2 kali.
• Pengambilan sampel uji kualitas pertama sebagai dasar penentuan TTG
yang akan direncanakan. Pengambilan sampel uji kualitas ke dua
dilaksanakan setelah rangkaian TTG terpasang dan diuji hasil kualitas air
yang dihasilkan
8
• Uji kualitas air minum dilaksanakan pada laboratorium yang terakreditasi
dan atau peralatan uji kualitas air minum yang telah terkalibrasi apabila
jauh dari jangkauan layanan.
• Pembiayaan uji kualitas air minum dibiayai melalui dukungan non fisik
administrasi RKM.
9
II. Intervensi di Desa prioritas wisata
a. Komitmen
Komitmen untuk pemeliharaan dan pemanfaatan sarana sanitasi terbangun
b. Persyaratan Umum
Penerima Bantuan Pemerintah pada Program Peningkatan Kualitas Kesehatan
Lingkungan daerah destinasi wisata harus memenuhi persyaratan umum
sebagai berikut:
1) Lokasi daerah destinasi wisata diutamakan berada di lokus Kab/Kota;
2) Lokasi daerah destinasi wisata memiliki Kelompok Kerja Sadar Wisata
Kab/Kota di masing-masing lokasi atau organisasi masyarakat yang ada;
3) Lokasi daerah destinasi wisata yang belum memiliki sarana hygiene sanitasi
layak atau aman.
4) Titik lokasi adalah sentral pedagang makanan jajanan/oleh-oleh/souvenir di
sekitar lokasi objek wisata atau penduduk di sekitar lokasi objek wisata.
c. Persyaratan Khusus
Penerima Bantuan Pemerintah pada Program Peningkatan Kualitas Kesehatan
Lingkungan daerah destinasi wisata harus memenuhi persyaratan khusus
sebagai daerah destinasi wisata yang sudah berubah perilaku dengan kriteria
prioritas:
• Memiliki akses yang rendah terhadap sarana sanitasi yang aman;
• Memiliki sarana hygiene sanitasi bangunan yang tidak layak;
• Tersedia akses air bersih
• Desa prioritas wisata yang dikelola masyarakat di sekitar lokasi wisata super
prioritas.
10
• Tanggap kebutuhan
1. Perencanaan dan penetapan lokasi kegiatan berdasarkan kebutuhan
oleh masyarakat daerah destinasi wisata;
2. Masyarakat daerah destinasi wisata memiliki komitmen untuk
melaksanakan seluruh tahapan Program Peningkatan Kualitas Sanitasi
Kesehatan Lingkungan daerah destinasi wisata.
• Pilihan teknologi
Masyarakat daerah destinasi wisata mampu memilih teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi setempat dengan diberikan edukasi tentang
model jamban aman, tempat penampungan sampah sementara, tempat cuci
tangan pakai sabun dan cuci bahan pangan, yang akan dibangun dengan
difasilitasi oleh Kepala Puskesmas/Sanitarian Puskesmas dan penanggung
jawab Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten.
• Partisipasi masyarakat daerah destinasi wisata
Masyarakat daerah destinasi wisata berperan aktif dalam setiap tahapan
program (perencanaan, pemilihan sasaran yang akan diintervensi, pemilihan
teknologi/sarana yang akan dibangun, pelaksanaan pembangunan, dan
pengembangan/replikasi sarana berikutnya) dengan didampingi oleh
Kepala Puskesmas/Sanitarian Puskesmas, Penanggung Jawab Kesling Dinas
Kesehatan Kabupaten, dan Koordinator Provinsi.
• Kesetaraan gender dan kelompok disabilitas
Keterlibatan perempuan dan kelompok disabilitas dapat berperan aktif
dalam setiap tahapan kegiatan Program Peningkatan Kualitas Kesehatan
Kesehatan daerah destinasi wisata, yaitu pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pasca konstruksi sesuai dengan kapasitasnya.
• Berkelanjutan
Sarana sanitasi lingkungan daerah destinasi wisata yang telah dibangun
dimanfaatkan dan dan dipelihara secara terencana oleh masyarakat daerah
destinasi wisata penerima manfaat untuk menghilangkan faktor risiko
penyakit berbasis lingkungan.
• Akuntabel
11
III. Intervensi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
a. Komitmen
Komitmen untuk pemeliharaan dan pemanfaatan sarana sanitasi terbangun.
b. Persyaratan Umum
• Memiliki unsur-unsur lembaga pendidikan keagamaan (pontren, sekolah-
sekolah Kristen dan Katolik, sekolah Hindu, sekolah Buddha, sekolah
Konghucu);
• Memiliki tenaga pengajar dan jumlah peserta didik minimal 150 orang pada
lembaga pendidikan keagamaan Islam, dan minimal 50 orang pada lembaga
pendidikan keagamaan lainnya;
• Memiliki ijin operasional dari Kementerian Agama;
• Belum pernah menerima bantuan intervensi kualitas kesehatan lingkungan
(PKTD) lembaga pendidikan keagamaan dari Kemenkes
• Memiliki komitmen tinggi untuk menyelesaikan program.
c. Persyaratan Khusus
• Memiliki akses yang rendah terhadap sarana sanitasi yang layak;
• Memiliki sarana hygiene sanitasi bangunan yang tidak layak;
• Masih tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan.
12
2. Masyarakat di lembaga pendidikan keagamaan memiliki komitmen untuk
melaksanakan seluruh tahapan Program Peningkatan Kualitas Kesehatan
Lingkungan di lembaga pendidikan keagamaan.
• Pilihan teknologi
Masyarakat lembaga pendidikan keagamaan mampu memilih teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat dengan diberikan edukasi
tentang model tempat penampungan sampah sementara, tempat cuci tangan
pakai sabun dan rehabilitasi dapur, yang akan dibangun dengan difasilitasi
oleh penanggung jawab Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas dan
penanggung jawab Program Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
• Partisipasi masyarakat lembaga pendidikan keagamaan
Masyarakat lembaga pendidikan keagamaan berperan aktif dalam setiap
tahapan program (perencanaan, pemilihan teknologi/sarana yang akan
dibangun, pelaksanaan pembangunan, dan pengembangan/replikasi sarana
berikutnya) dengan didampingi oleh penanggung jawab Program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas dan penanggung jawab Program Kesehatan
Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
• Kesetaraan gender dan kelompok disabilitas
Keterlibatan perempuan dan kelompok disabilitas dapat berperan aktif
dalam setiap tahapan kegiatan Program Peningkatan Kualitas Kesehatan
Lingkungan di lembaga pendidikan keagamaan, yaitu pada tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pasca konstruksi sesuai dengan
kapasitasnya.
• Berkelanjutan
Sarana kesehatan lingkungan di lembaga pendidikan keagamaan yang telah
dibangun dapat dimanfaatkan, dipelihara dan dikembangkan oleh
masyarakat penerima manfaat untuk menurunkan faktor resiko penyakit
berbasis lingkungan.
• Akuntabel
Pengelolaan kegiatan ini harus dapat dipertanggungjawabkan.
13
IV. Intervensi di Sentra Pangan
a. Komitmen
Komitmen untuk pemeliharaan dan pemanfaatan sarana sanitasi terbangun.
b. Persyaratan Umum
Penerima Bantuan Pemerintah pada kegiatan PKTD Sentra Pangan Jajanan harus
memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:
• Berada di lokasi/daerah destinasi wisata lokal maupun Nasional;
• Sentra pangan jajanan dalam keadaan aktif beroperasi dan wilayah kuliner
strategis yg banyak dikunjungi orang (setiap hari beroperasi);
• Sentra pangan jajanan merupakan aset resmi pemda/desa (bukan milik
swasta);
• Mempunyai bangunan permanen dan tidak berpindah-pindah (minimal 1
tahun berdiri).
c. Persyaratan Khusus
Penerima Bantuan Pemerintah pada kegiatan Intervensi Kesehatan Lingkungan
ini harus memenuhi persyaratan khusus sebagai:
• Sentra pangan jajanan kerakyatan (UMKM)
• Mempunyai penanggung jawab/pengelola dibawah binaan dan
pengawasan Desa/kelurahan
• Sentra pangan jajanan terdaftar dalam E-Monev TPP (menginput sentra
tersebut dalam E Monev TPP untuk diajukan sebagai calon peserta)
• Terdapat minimal 10 gerai pangan jajanan yang aktif beroperasi dalam
sentra tersebut.
• Tersedia sarana penunjang air bersih yang cukup dan memadai
d. Bentuk Intervensi
Bentuk Intervensi Berupa:
a. Peningkatan kualitas sarana/prasarana penunjang Higiene Sanitasi dalam
mendukung terpenuhinya syarat ketersediaan pangan jajanan sehat dan
aman, berupa:
14
• Sarana etalase gerai pangan jajan; (tempat penyimpanan barang (satu
gerai satu sarana)
• Sarana pencucian alat dan bahan pangan dan penirisan peralatan
pangan; (dua gerai satu sarana)
• Sarana cuci tangan yang cukup; (komunal/ minimal 3 sarana)
• Sarana pembuangan air limbah yang memenuhi syarat; (Komunal)
• APD Tenaga Penjamah Pangan; dan (minimal 4 buah seragam yang
berbeda)
• Tempat Sampah terpilah (Komunal)
b. Pembinaan dan stikerisasi oleh Dinas Kesehatan sebagai Pembina wilayah
• Tanggap kebutuhan
15
4. Sanitarian/petugas kesling puskesmas mendampingi masyarakat dalam
pembentukan KKM dan penyusunan RKM serta DED (Detail Engineering
Design)
5. Penanggung Jawab kegiatan Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah
Dinas Kesehatan Kab/kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi.
• Partisipasi masyarakat
Masyarakat lokus (pelaku usaha pada lokus gerai pangan jajanan) berperan
aktif dalam setiap tahapan kegiatan mulai dari kegiatan edukasi perubahan
perilaku dilanjut dengan pemilihan sasaran yang akan diintervensi, pemilihan
teknologi/sarana yang akan dibangun, pelaksanaan pembangunan, dan
pengembangan sarana berikutnya dengan didampingi oleh Puskesmas dan
Dinas bagian kesling Dinas Kesehatan Kabupaten/kota serta koordinator
STBM Provinsi terkait.
• Kesetaraan gender
Keterlibatan baik laki-laki maupun perempuan dapat berperan aktif secara
proporsional dalam setiap tahapan kegiatan kegiatan PKTD Sentra Pangan
Jajanan, yaitu dimulai dari kegiatan edukasi perubahan perilaku higiene
dilanjutkan tahap perencanaan, pelaksanaan dan pasca konstruksi sesuai
dengan kapasitasnya.
• Akuntabel
Pengelolaan kegiatan ini harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
16
BAB II
MEKANISME PENCAIRAN DANA
Keterangan :
1. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap daerah/lokasi
masing-masing melalui survey harga pada lebih dari satu toko bangunan yang
selanjutnya ditetapkan oleh tim pelaksana.
3. Upah tenaga kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung perhari kerja
yaitu 8 jam per hari ataupun lebih tergantung kesepakatan rembuk masyarakat;
4. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya Perencanaan
didasarkan Harga Satuan Setempat.
17
5. Kegiatan non fisik maksimal 5% (jumlah dan jenis disepakati dalam rembuk warga).
Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik yang diperbolehkan adalah:
• Kegiatan-kegiatan rembuk di tingkat masyarakat;
• Alat Tulis Kantor (ATK);
• Pembuatan dan pengiriman dokumen LPJ Kelompok Kerja Masyarakat (KKM);
• Konsumsi untuk rembuk warga;
• Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
• Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat;
• Transport untuk pencairan dana di bank, belanja material, rapat koordinasi di
Kabupaten dan Provinsi;
• Administrasi bank perbulan & penutupan rekening.
Dana non fisik hanya digunakan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan setelah
penandatangan surat kerja sama antara PPK Satker Kesehatan Lingkungan dengan KKM
Kelompok Kerja Kabupaten/ Kota atau organisasi masyarakat yang ada sebagai
pelaksana
18
Keterangan :
1. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap daerah/lokasi
masing-masing melalui survey harga pada lebih dari satu toko bangunan yang
selanjutnya ditetapkan oleh tim pelaksana.
3. Upah tenaga kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung perhari kerja
yaitu 8 jam per hari ataupun lebih tergantung kesepakatan rembuk masyarakat;
4. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya Perencanaan
didasarkan Harga Satuan Setempat.
5. Kegiatan Administrasi non fisik maksimal 10% (jumlah dan jenis disepakati dalam
rembuk warga). Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik yang diperbolehkan
adalah:
• Kegiatan-kegiatan rembuk di tingkat masyarakat;
• Alat Tulis Kantor (ATK);
• Pembuatan dokumen LPJ Kelompok Kerja Masyarakat (KKM);
• Konsumsi untuk rembuk warga;
• Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
• Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat;
• Transport untuk pencairan dana di bank, belanja material, rapat koordinasi di
Kabupaten dan Provinsi;
• Administrasi bank perbulan & penutupan rekening.
• Pengujian kualitas air minum (Fisik, Kimia, Mikrobiologi) sebanyak 2 kali terhadap
19 parameter air minum aman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Sanitarian Puskesmas yaitu :
1). Pengujian sampel kualitas pertama sebagai dasar penentuan TTG yang akan
direncanakan,
2). Pengujian sampel kualitas kedua dilaksanakan setelah rangkaian TTG
terpasang dan diuji hasil kualitas air yang dihasilkan.
Catatan : Pengujian sampel kualitas air minum yang ke 3 setelah masa
pemakaian dalam 1 bulan untuk mengetahui beban operasionalisasi
19
pemeliharaan (dibiayai oleh Pendanaan Dinas
Kabupaten/Kota/Puskesmas).
• Pengujian kualitas air minum dilaksanakan pada laboratorium yang terakreditasi
dan atau peralatan uji kualitas air minum yang telah terkalibrasi apabila jauh dari
jangkauan layanan.
Mikrobiologi
Fisik
Kimia
20
II. Intervensi di Desa prioritas wisata
Bantuan Pemerintah pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan lingkungan di desa
prioritas wisatas ini melalui sumber dana APBN. Adapun rincian dana bantuan kepada
kelompok kerja masyarakat pelaksana sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
untuk setiap lokasi desa prioritas wisata di Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur,
dengan komposisi jenis kegiatan yang terdiri dari:
○ Pengadaan material untuk pembangunan sarana (Sarana Pengolahan Air Limbah
(SPAL), toilet aman, tempat cuci tangan pakai sabun dan tempat cuci peralatan
pangan/makan dan minum, tempat sampah terpilah dan sarana/peralatan
desinfeksi di 10 lokasi per desa sesuai kebutuhan) minimal 70% dari nilai BLM;
○ Upah tenaga kerja maksimal 25% dari nilai BLM;
○ Kegiatan non fisik maksimal 5% dari BLM (jumlah dan jenis disepakati dalam
rembuk warga).
Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik yang diperbolehkan adalah:
a. Kegiatan-kegiatan rembuk di tingkat masyarakat daerah destinasi wisata mulai
dari STBM/PHAST dan penyusunan perencanaan masyarakat) termasuk
penyediaan konsumsi dan transport petugas KKM dalam kegiatan PHAST,
pencairan dana di bank, belanja material, rapat koordinasi di Kabupaten dan
Provinsi;
b. Alat Tulis Kantor (ATK);
c. Pembuatan dokumen LPJ KKM daerah destinasi wisata;
d. Kampanye PHBS;
e. Stiker bantuan pemerintah pada sarana.
Dana non fisik hanya digunakan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan setelah
penandatangan surat kerja sama antara PPK Satker Kesehatan Lingkungan dengan
KKM Kelompok Kerja Sadar Wisata Kabupaten/ Kota atau organisasi masyarakat yang
ada sebagai pelaksana.
21
Gambar. Skema alokasi anggaran biaya
Penyusunan rencana,
Maksimal 5 % untuk
Rp. 5.000.000 administrasi kegiatan dan
kegiatan non fisik
operasional dll
22
III. Intervensi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
Bantuan Pemerintah pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan lingkungan di
Lembaga Pendidikan Keagamaan ini melalui sumber dana APBN. Adapun rincian dana
bantuan kepada Lembaga Pendidikan Keagamaan sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) untuk setiap lokasi di 200 Lembaga Pendidikan Keagamaan, dengan
komposisi jenis kegiatan yang terdiri dari:
1. Pengadaan material untuk pembangunan sarana (1 unit dapur, minimal 15 unit
sarana CTPS dan 1 unit tempat penampungan sampah sementara) minimal 65%
dari nilai Bantuan Langsung Masyarakat (BLM);
2. Pengadaan bahan dan peralatan untuk desinfeksi serta APD bagi petugas
maksimal 5% dari nilai BLM
3. Upah tenaga kerja maksimal 20% dari nilai BLM;
4. Kegiatan non fisik maksimal 10% dari BLM (jumlah dan jenis disepakati dalam
rembuk warga).
Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik yang diperbolehkan adalah:
a. Kegiatan-kegiatan rembuk di tingkat masyarakat Lembaga Pendidikan
Keagamaan mulai dari STBM Lembaga Pendidikan Keagamaan/ PHAST Lembaga
Pendidikan Keagamaan dan penyusunan perencanaan masyarakat) termasuk
penyediaan konsumsi dan transport petugas puskesmas/sanitarian dalam
kegiatan PHAST (Alat Tulis Kantor );
b. Pembuatan dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) KKM Lembaga
Pendidikan keagamaan;
c. Kampanye PHBS;
d. Kampanye pencegahan COVID-19 (minimal pesan pakai masker, mencuci tangan
pakai sabun dan menjaga jarak) dengan berbagai media
e. Konsumsi untuk rembuk warga Lembaga Pendidikan Keagamaan;
f. Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
g. Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat Lembaga Pendidikan Keagamaan;
h. Transport untuk pencairan dana di bank, belanja material, rapat koordinasi di
Kabupaten dan Provinsi.
i. Stiker bantuan pemerintah pada sarana.
j. Tidak dibenarkan untuk pembayaran honor
23
Dana non fisik hanya digunakan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan setelah
penandatangan surat kerja sama antara PPK Satker Kesehatan Lingkungan dengan
KKM Lembaga Pendidikan Keagamaan pelaksana.
Skema Penganggaran PKTD Lembaga Pendidikan Keagamaan
Sarana Cuci Tangan Pakai
Sabun Permanen 1 unit = Rp
Minimal 65 % untuk 1.150.000 sebanyak 15 unit =
anggaran fisik (bahan dan Rp.65,000,000 Rp. 17.250.000
alat)
Tempat Penampungan
Maksimal 10 % untuk Kegiatan sampah Sementara 1 unit =
Pemberdayaan Masyarakat di Lembaga Rp. 8.000.000
Pendidikan Keagamaan, penyusunan
. rencana, administrasi kegiatan dan Rp. 10.000.000
operasional awal
Keterangan :
1. Upah tenaga kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung perhari kerja
yaitu 8 jam per hari;
3. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya Perencanaan
didasarkan Harga Satuan Setempat.
4. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
5. Pemilihan opsi pembangunan sarana diambil setelah dilakukan PHAST Lembaga Pendikan
Keagamaan yang tertuang dalam rencana kerja masyarakat.
24
IV. Intervensi di sentra pangan jajanan
Minimal 70 % untuk
anggaran fisik (bahan Rp.70.000.000/lokus
dan alat)
Anggaran 1 Sentra pangan
jajanan Rp. 100.000..000
- intervensi Sentral Pangan
Jajanan berupa etalase lengkap, Maksimal 25 % untuk
upah tenaga kerja Rp. 25.000.000/lokus
sarana CTPS,sarana pencucian
alat bahan pangan dan
penirisannya, sarana SPAL RT,
tempat sampah terpilah serta
Maksimal 5 % untuk
APD bagi penjamah
administrasi kegiatan
dan operasional awal Rp. 5.000.000/lokus
Keterangan:
25
Kegiatan non fisik maksimal 5% (jumlah dan jenis disepakati dalam rembuk warga).
Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik yang diperbolehkan adalah:
Dana non fisik digunakan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan berdasarkan
surat kerja sama antara PPK II Unit kerja Direktorat Penyehatan Lingkungan dengan
Ketua KKM pelaksana.
26
B. Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan Pemerintah
1. Pola Penyelenggaraan
Pola penyelenggaraan Intervensi Kesehatan Lingkungan didasarkan pada
Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden RI Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah
adalah Swakelola Tipe IV yaitu swakelola yang direncanakan oleh
kementerian/lembaga/perangkat daerah penanggungjawab anggaran dan/atau
berdasarkan usulan kelompok masyarakat dan dilaksanakan serta diawasi oleh
kelompok masyarakat pelaksana swakelola. Kelompok masyarakat pelaksana
swakelola yang dimaksud dalam program ini yaitu Kelompok Kerja Masyarakat
(KKM) yang telah disahkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah/Pimpinan
Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau Pengelola Sentra
Pangan Jajanan tentang pembentukan kelompok kerja masyarakat Program
Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan. Pelaksana swakelola terdiri dari Tim
Persiapan, Pelaksana, dan Pengawas.
Pola penyelenggaraan Swakelola Tipe IV adalah sebagai berikut
a. Penetapan sasaran lokasi intervensi dilakukan oleh PA/KPA dengan dasar
adalah usulan dari daerah
b. Penetapan Nota Kesepahaman antara Kuasa Pengguna Anggaran dengan
Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala
Institusi Pembina atau pengelola Sentra Pangan lokasi Intervensi (Lampiran
2);
c. Penetapan perjanjian kerja sama antara PPK dan Ketua KKM;
d. Pelaksanaan kegiatan pembangunan oleh Kelompok Masyarakat;
e. Penyerahan Serah terima aset dilakukan oleh Ketua KKM kepada PPK,
selanjutnya Direktorat Penyehatan Lingkungan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota kepada Kepala
Desa/Lurah/ Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/ Kepala Institusi
Pembina atau pengelola Sentra Pangan Jajanan.
f. Secara keseluruhan keterlibatan masyarakat dalam implementasi program
sasaran didampingi oleh Sanitarian Puskesmas/Penanggung jawab Kesehatan
27
Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dalam penyusunan rencana
kegiatan dan pelaksanaannya.
28
3. Nomor rekening Bank KKM yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah/Pimpinan
Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau pengelola
Sentra Pangan Jajanan
4. Pembukaan rekening bank oleh KKM dilakukan sebelum penandatangan kontrak
kerja/perjanjian kerjasama.
5. Pembukaan rekening Bank/Buku Tabungan di atas adalah atas nama KKM
lembaga ditandatangani (spesimen) oleh 2 orang (Ketua KKM dan Bendahara).
6. Setiap penarikan dana harus sepengetahuan dari Kepala Desa/Lurah/Pimpinan
Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau pengelola
Sentra Pangan Jajanan dan penanggung jawab Kesling Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
7. KKM tidak diperbolehkan memindahbukukan dana bantuan ke rekening pribadi
maupun rekening lainnya.
8. Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah dari Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit ke Rekening KKM dibagi menjadi 2 termin:
29
6. Surat pernyataan tanggung jawab
mutlak atas belanja senilai 70% yg
ditanda tangani oleh KKM
7. Seluruh dokumen nomor 1 sampai
6 dikirim ke Direktorat
Penyehatan Lingkungan
(Administrasi umum) di Gedung
Adhyatma lt. 7 (R. 721) Jl. H.R
Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9
Jakarta
30
b. Kontrak kerja atau perjanjian kerjasama PPK II Unit Kerja Direktorat
Penyehatan Lingkungan dengan Ketua KKM;
c. Berita Acara Pembayaran Termin I dan Termin II;
d. Format Kuitansi Termin I disampaikan saat pengajuan penarikan dana
Termin II,
e. Format Kuitansi Termin II disampaikan saat laporan serah terima aset;
f. dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penggunaan Materai
Bukti pembayaran dibubuhi materai sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai
dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Materai.
Pembiayaan untuk materai dapat diambil dari biaya pada komponen administrasi,
besarnya pengenaan harga adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembayaran yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 5.000.000,00
(lima juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp. 10.000,00
(sepuluh ribu rupiah).
31
A. Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan atau proses pendokumentasian penggunaan
dana dalam bentuk tulisan ke dalam pembukuan. Pencatatan dilakukan sesuai
dengan format dalam lampiran pedoman.
1. Buku Kas Umum
2. Buku Kas Umum adalah buku bantu kas yang digunakan untuk pencatatan
transaksi yang berkenaan dengan biaya untuk kegiatan operasional KKM.
3. Buku Kas Umum KKM adalah buku yang digunakan untuk mencatat:
• transaksi penerimaan dan pengeluaran dana dan pembelanjaan harus
dilengkapi dengan bukti-bukti pengeluaran dana;
• pembelanjaan pada pelaksanaan kegiatan ini berupa pembelian material, alat,
biaya upah kerja, biaya rapat/rembuk warga, semua dokumen tersebut
(kwitansi/tanda bukti pembayaran nota/bon asli dan bukti transaksi lainnya)
serta laporan pekerjaan harus disimpan sebaik-baiknya di tempat yang aman.
4. Buku Bank KKM
Buku Bank merupakan catatan seluruh transaksi melalui bank dan transaksi
yang dilakukan oleh pihak bank. Pencatatan buku bank KKM sangat mudah
karena bendahara hanya tinggal memindahkan catatan transaksi yang ada sesuai
dengan print out di buku tabungan KKM.
5. Daftar Hadir dan Daftar Penerima Upah
6. Daftar Hadir dan Penerima Upah adalah lembar kehadiran dan tanda terima
upah yang digunakan untuk pencatatan daftar penerima dan jumlah upah kerja.
7. Seluruh rangkaian pengelolaan dana dalam melakukan kegiatan yang dilakukan
oleh KKM baik dalam menyusun dana pencairan, proses pencairan dari bank,
penggunaan dana, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai
oleh dana kegiatan Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan, dalam
pelaksanaannya harus dilakukan sesuai prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
yang berlaku.
32
B. Laporan Pertanggungjawaban
Isi laporan pelaksanaan/pertanggungjawaban (LPJ) terdiri dari 3 bagian:
1. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa:
a) Hasil survey harga barang dan upah/harga termurah; (terlampir)
b) Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK);
c) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan;
d) Dokumen Pengantar Barang/Faktur Barang;
2. Laporan Pelaksanaan Fisik
a) Daftar Hadir Pekerja; (terlampir)
b) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan/Uji Fungsi fisik dan
kebermanfaatan ; (terlampir)
c) Dokumentasi Kemajuan Fisik tahap 1 dan 2 (0%,100%);
3. Laporan Keuangan
a) Rencana Penggunaan Dana (RPD).
b) Surat rekomendasi untuk setiap permohonan pencairan dana ditanda tangani
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Puskesmas. (terlampir)
c) Buku Kas Umum KKM.
d) Laporan Penggunaan Dana (LPD).
C. Ketentuan Perpajakan
Bantuan Program Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan dialokasikan pada
kelompok akun belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah dalam bentuk uang sesuai dengan pasal 38
ayat (1), 173/PMK.05/2016 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga. Mengacu pada:
33
1) Pasal 4a ayat (2) huruf d, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
Perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, bahwa jenis barang yang tidak dikenai Pajak
Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok barang : uang,
emas batangan, dan surat berharga.
2) Pasal 4 ayat (3) huruf a, Undang-Undang PPh tahun 2008, bahwa yang
dikecualikan dari objek pajak adalah : a. I. bantuan atau sumbangan
termasuk zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh Lembaga Pendidikan Keagamaan
yang dibentuk atau yang disahkan oleh Pemerintah dan yang diterima
oleh penerima sumbangan, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.
3) Menindaklanjuti hasil rapat tanggal 15 Agustus 2019 Direktorat
Penyehatan Lingkungan dengan KPP Pratama Jakarta Setiabudi,
pelaksanaan kegiatan dalam hal perpajakan mengacu kepada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012 tentang perubahan atas
Permenkeu Nomor 154/PMK.03/2010 tentang pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22. Sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan
Barang dan kegiatan di Bidang Impor atau kegiatan di bidang lain,
pemungut PPh pasal 22 adalah KPA atau Pejabat Penerbit Surat Perintah
membayar yang diberi delegasi oleh KPA berkenaan dengan pembayaran
atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran LS.
4) Tarif PPh Pasal 22 .
● Atas pembelian barang bendahara Pemerintah dan KPA sebagai
pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi
atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya
sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN.
34
● Berkenaan dengan pembayaran diatas pembelian barang kepada
pihak ke-3 yang dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung
(LS) oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau PPSPM yang diberi
delegasi oleh KPA sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk
PPN.
D. Sanksi
1) Larangan
Dana bantuan Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan dilarang
digunakan untuk membiayai pembangunan atau kegiatan lain selain
untuk program tersebut.
2) Sanksi
Segala bentuk pelanggaran atas pengelolaan Bantuan Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan yang tidak sesuai dengan ketentuan akan
diberikan sanksi menurut peraturan perundang-undangan dan hukum
yang berlaku. Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat
merugikan Negara dan/atau pemerintah dan masyarakat akan dijatuhkan
oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang
melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk,
misalnya sebagai berikut:
1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku.
2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana
bantuan yang terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada kas
Negara.
3. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan
kesehatan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada
kabupaten/kota, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan
secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi,
kelompok, atau golongan.
4. Apabila terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan program
Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan maka Desa yang terdapat
di lingkungan Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat akan
35
dipertimbangkan untuk tidak menerima seluruh bantuan yang
berasal dari Kementerian Kesehatan di tahun berikutnya
36
BAB III
ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM
37
d. Fasilitasi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada KKM untuk
kelengkapan dokumen pendukung proses pencairan dana ke KPPN;
e. Membuat draft serah terima aset dari PPK kepada Direktur Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit.
f. Membuat draf pemeriksaan secara administratif dari Sekretaris Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit selaku KPA kepada PPHP untuk diperiksa
secara administratif yang selanjutnya untuk dilakukan penyerahan aset kepada
Kabupaten/Kota.
g. Membuat draft laporan pelaksanaan kegiatan.
Tugas Unit Kerja Direktorat Penyehatan Lingkungan dalam hal ini Pejabat Pembuat
Komitmen Pengadaan Barang dan Jasa Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit adalah sebagai berikut:
a. Menyusun penetapan sasaran desa/lurah/destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan intervensi untuk ditetapkan oleh KPA
b. Penetapan RKM yang disusun oleh kelompok Masyarakat (rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, review spek, RAB)
c. Menyusun dan menandatangani kontrak swakelola dengan pimpinan KKM;
d. Menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk kegiatan KKM
e. Memeriksa kembali laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh KKM yang dalam
pembuatannya didampingi sanitarian, laporan tersebut telah diketahui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas dan Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga
Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau pengelola Sentra Pangan
Jajanan untuk kelengkapan serah terima hasil pekerjaan fisik. Laporan sampai di Pusat
diverifikasi oleh tim teknis pusat dan tim panitia pemeriksa hasil pekerjaan;
f. Melakukan amandemen/adendum dokumen PKS apabila diperlukan;
g. Melakukan serah terima hasil pekerjaan (laporan lengkap termasuk berita acara uji
fungsi fisik sarana yang telah dibangun secara lengkap dan diperiksa oleh tim
pengawas) dari Kelompok Masyarakat (melalui kelengkapan dokumen pendukung
laporan lengkap dan dokumen berita acara serah terima hasil) kepada PPK.
h. PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada KPA;
38
i. Dan KPA meminta PPHP untuk melakukan pemeriksaan administrative terhadap
pelaksanaan hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan.
j. Menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan melalui pelaporan e-
Monitoring
39
evaluasi membantu Kelompok Kerja Masyarakat Desa/Lembaga Pendidikan
Keagamaan;
4. Mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan di
tingkat desa melalui percepatan akses sanitasi di wilayah kerjanya bersama
Organisasi Perangkat Desa (OPD) kepada KKM didampingi Kepala
Puskesmas/Sanitarian Puskesmas;
5. Berperan sebagai Pembina KKM dalam peduli sanitasi yang berkelanjutan;
6. Mengusulkan desa beserta RKM yang telah ditetapkan untuk mendapatkan
intervensi peningkatan kesehatan lingkungan;
7. Memverifikasi dan mengesahkan Rencana Penggunaan Dana (RPD), pencairan dana,
dan laporan penggunaan dana dibantu oleh penanggung jawab kesling tingkat
Puskesmas;
8. Melakukan verifikasi terhadap progres pembayaran dan kemajuan fisik pekerjaan
dibantu oleh penanggung jawab kesling tingkat Puskesmas;
9. Mengetahui dan mengesahkan serah terima hasil pekerjaan yang diusulkan oleh KKM
dibantu oleh penanggung jawab kesling tingkat Puskesmas untuk diteruskan ke
satker pusat (PPK);
10. Melaksanakan monev hasil pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja;
11. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan kegiatan serta melaporkannya kepada
Kepala Dinas, mewakili Bupati.
12. Mengetahui uji fisik terhadap semua fungsi prasarana dan sarana yang dilaksanakan
Sanitarian Puskesmas;
13. Mengusulkan dokumen hibah untuk di proses di sakter pusat (lampiran berita acara)
berdasarkan laporan Puskesmas ;
14. Menyerahkan sarana terbangun kepada Desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga
pendidikan keagamaan/ sentra pangan jajanan sebagai penerima;
15. Melakukan pemantauan hasil input data capaian pada SIM e monev Kesling
16. Catatan untuk TTG Air Minum dan Sanitasi daerah Spesifik : Memfasilitasi
pengusulan rekomendasi teknis kepada B/BTKL-PP atas usulan rencana kerja
Pengelola Sarana Air Minum Berbasis Komunal Desa/Kelurahan dalam pemilihan
teknologi tepat guna sarana air minum yang akan dipilih.
40
D. Organisasi Pelaksana Tingkat Kecamatan
Tugas Puskesmas antara lain :
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan
bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan Direktorat Penyehatan
Lingkungan;
2. Mengawasi KKM melalui Kepala desa/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau pengelola Sentra Pangan Jajanan dalam
penyelenggaraan program.
3. Menugaskan 1 orang petugas dan atau pengelola program kesehatan lingkungan
untuk pendampingan pelaksanaan kegiatan
4. Pelaksanaan kegiatan memanfaatkan dana APBD dan DAK NF Kesehatan.
5. Khusus untuk TTG Air dan Sanitasi, sanitarian puskesmas melaksanakan
pengambilan sampel uji kualitas air minum terhadap 19 parameter air minum
aman (parameter terlampir pada bab persentase keuangan) sebanyak 2 kali.
6. Pengambilan sampel uji kualitas pertama sebagai dasar penentuan TTG yang akan
direncanakan. Pengambilan sampel uji kualitas ke dua dilaksanakan setelah
rangkaian TTG terpasang dan diuji hasil kualitas air yang dihasilkan
41
F. Organisasi Pelaksana Tingkat Masyarakat
Organisasi pelaksana di tingkat masyarakat dalam kegiatan Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan adalah Kelompok Kerja Masyarakat (KKM) selaku pelaku utama
dan wakil masyarakat, sehingga keberhasilan program ini akan sangat tergantung pada
peran aktif masyarakat (partisipasi) dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari proses
penyiapan Rencana Kerja Masyarakat (RKM), sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan
pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaannya sarana yang dibangun.
42
Tugas KKM antara lain:
No Jabatan Tugas Kelompok Kerja Masyarakat (KKM)
1 Ketua 1. Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan;
2. Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan
kegiatan rapat-rapat
3. Mensosialisasikan dokumen RKM yang telah
disusun kepada calon pemanfaat intervensi
kesehatan lingkungan di tingkat
desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga
pendidikan keagamaan/sentra pangan jajanan.
4. Memfasilitasi kegiatan rembuk warga
5. Menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama
(PKS) dengan PPK pada Satker Pusat
2 Bendahara 1. Menerima, menyimpan membayarkan uang
serta mempertanggungjawabkan dan
mengarsipkan dokumen-dokumen
pertanggungjawaban;
2. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
dengan melakukan pencatatan pada setiap tahap
antara lain:
a. Laporan keuangan untuk diumumkan
(ditempel di papan pengumuman/tempat
strategis) sehingga dapat dilihat dengan
mudah oleh masyarakat (sebagai bentuk
transparansi);
b. Laporan keuangan yaitu laporan
penggunaan dana dan laporan harian sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian
menjadi laporan kepada Satker Pusat dan
jajaran pengawas lainnya khususnya Kepala
Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/ Kepala Institusi Pembina atau
pengelola Sentra Pangan Jajanan.
3 Tim 1. Mensosialisasikan pilihan teknologi sarana
Persiapan (sanitasi jamban yang memenuhi syarat, sarana
cuci tangan pakai sabun, sarana tempat
penampungan sampah dan rehabilitasi dapur,
sarana pengolahan pangan);
2. Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi
sarana yang akan dibangun sesuai dengan
pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi
lingkungan;
43
3. Menyusun analisa teknis sarana dan usulan RAB
sesuai dengan teknologi yang dibuat dan dipilih
masyarakat;
4. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM):
a. Jadwal pelaksanaan (mulai waktu kegiatan
sampai dengan berakhirnya pelaksanaan
kegiatan)
b. Spesifikasi teknis sarana yang akan dibangun
c. RAB kegiatan (bahan dan peralatan, tenaga
kerja, dan non fisik)
d. Penyusunan RKM didampingi oleh Kepala
Puskesmas/Sanitarian Puskesmas yang
diketahui Kepala Desa/Lurah/pimpinan
Lembaga Pendidikan keagamaan/Kepala
Institusi Pembina atau pengelola Sentra
Pangan Jajanan
5. Melakukan inventarisasi tenaga kerja;
6. Merekrut tenaga kerja;
7. Mengatur tenaga kerja di lapangan;
8. Mengatur dan mengkoordinir material yang
diperlukan;
9. Mengatur mekanisme pengawasan terhadap
pekerja;
10. Menyusun Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan
Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB) yang akan
digunakan dalam proses pelaksanaan (dokumen
terlampir)
11. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak
(Dinas Kesehatan Kab/Kota penanggung jawab
kesehatan lingkungan, Kepala
Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau
pengelola Sentra Pangan Jajanan, Kader
Masyarakat dan Sanitarian Puskesmas)
4 Tim 1. Melakukan proses Pengadaan Barang dan Jasa
Pelaksana sesuai peraturan (lampiran tugas seksi
pelaksana dalam kegiatan pengadaan barang
dan jasa).
2. Bertanggung jawab terhadap keamanan
material selama pembangunan;
3. Membuat laporan tentang keadaan material;
4. Mengalokasikan material sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan konstruksi;
44
5. Menyiapkan dokumen berita acara penyelesaian
kegiatan fisik, pemeriksaan dan membuat
laporan pelaksanaan kegiatan 0% dan 100%
baik tahap ke I dan Tahap ke II;
6. Mendokumentasikan semua pelaksanaan
kegiatan dalam bentuk administrasi dan foto
kegiatan.
7. Melaksanakan penyusunan laporan kegiatan
dan pertanggungjawaban dana setiap tahapan
penyaluran yang terdokumentasi (buku kas,
termasuk bukti fisik pembelian barang, bahan,
dan pembayaran upah)
8. Melaporkan kepada Tim Pengawas kemajuan
pelaksanaan pekerjaan fisik 0% dan 100% serta
laporan keuangan pembangunan
prasarana/sarana
9. Menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan
pelaksanaan kegiatan kepada PPK melalui Berita
Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
5 Tim 1. Bertanggung jawab terhadap pengawasan
Pengawas administrasi, teknis dan keuangan;
2. Melakukan pemeriksaan dan melaporkan
kepada PPK kemajuan pelaksanaan pekerjaan
fisik 0% dan 100% Tahap ke I dan ke II serta
laporan keuangan pembangunan
prasarana/sarana;
3. Berkoordinasi dalam menyusun laporan
pekerjaan untuk diteruskan dan/atau
ditindaklanjuti ke Satker Sekretariat Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
4. Melakukan pengawasan administrasi, teknis,
dan keuangan sejak persiapan, pelaksanaan, dan
penyerahan hasil pekerjaan
5. Melaksanakan cek fisik dan uji fungsi terhadap
sarana yang terbangun sesuai persyaratan
teknis diketahui sanitarian dan atau Kepala
Puskesmas
45
G. Organisasi Pelaksana B/BTKL-PP (Khusus untuk TTG Air dan sanitasi) :
1. Memberikan Rekomendasi teknis atas usulan DED Teknologi Tepat Guna Sarana Air
Minum Pengelola Sarana Air Minum Berbasis Komunal Desa/Kelurahan yang akan
diimplementasikan di luar Daftar Pengembangan dan Implementasi Teknologi Tepat
Guna Sarana Sanitasi Layak Daerah Spesifik dan Pengelolaan Air Berbasis Komunal.
2. Melaksanakan pendampingan fase pelaksanaan pembangunan TTG Sarana Air Minum
bersama tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sanitarian agar tahapan sesuai
dengan yang direncanakan.
3. Memberikan on the job training bagi masyarakat untuk pengembangan.
4. Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan program dengan memberikan
dukungan teknis dan manajemen di tingkat kabupaten, Puskesmas dan jika diperlukan
sampai ke Desa.
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan sebagai bahan
sosialisasi pengembangan kepada daerah lainnya.
46
BAB IV
TAHAP KEGIATAN
A. Tahap Persiapan
1. Penetapan Lokus Penerima Program
Penetapan desa/kelurahan/desa destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan lokus kegiatan intervensi dengan Surat Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit Kementerian Kesehatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
2. Penyusunan Petunjuk Teknis Kegiatan
Penyusunan petunjuk teknis kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan Di Desa, Lembaga Pendidikan
Keagamaan, Desa Prioritas Wisata, dan Sentra Pangan Tahun 2022 oleh Direktorat
Penyehatan Lingkungan dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
3. Pemberitahuan Kegiatan
Pemberitahuan kegiatan intervensi untuk peningkatan kualitas lingkungan oleh
Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta
kepada Bupati/Walikota wilayah daerah Intervensi.
4. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan bersama-sama dengan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana selanjutnya
informasi tentang Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan kepada
desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan keagamaan/sentra pangan
jajanan lokus .
5. Rembuk Masyarakat dan KKM
Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan pelaksanaan kegiatan intervensi
peningkatan kualitas lingkungan dan memilih anggota masyarakat sebagai pelaksana
kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan serah terima sarana sanitasi dalam
bentuk pembentukan Kelompok Kerja Masyarakat (KKM). KKM dibentuk melalui
rembuk warga di titik lokasi sasaran (calon pemanfaat sarana) yang ditetapkan
47
melalui SK Kepala Desa/Lurah/Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi
Pembina atau pengelola Sentra Pangan Jajanan.
Anggota KKM harus berjumlah ganjil, minimal 5 orang yang terdiri dari ketua,
bendahara, tim persiapan, tim pelaksana, dan tim pengawas, Contoh: SK KKM dapat
dilihat pada lampiran. KKM bertugas mulai dari penyusunan RKM sampai dengan
serah terima sarana kepada Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit.
Susunan Pengurus KKM adalah sebagai berikut:
Ketua
Bendahara
B. Tahap Perencanaan
1. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
RKM adalah dokumen resmi rencana kegiatan pembangunan(Sesuaikan
dengan jenis PKTD) yang disusun secara partisipatif sebagai dasar untuk
penyaluran dana bantuan pemerintah. Dokumen ini disusun oleh KKM
didampingi oleh Kepala Puskesmas/Sanitarian Puskesmas untuk dilaksanakan
sekaligus verifikasi dan disahkan oleh Penanggung Jawab Kesling Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan dapat diwakilkan kepada Kepala
Puskesmas/Penanggung Kesling Puskesmas.
48
1) Profil Desa / Kelurahan / Destinasi Wisata / Lembaga Pendidikan Keagamaan /
Sentra Pangan Jajanan;
Profil desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan keagamaan/sentra
pangan jajanan dibuat oleh KKM bersama dengan Sanitarian dibantu oleh kader
masyarakat setempat (sesuaikan dengan jenis PKTD). Dalam profil memuat
pemetaan sosial yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi
permasalahan kesehatan lingkungan yang akan di intervensi.
2) Organisasi KKM;
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KKM (jika ada);
b. Rencana pembangunan sarana;
c. Pemilihan teknologi dan sarana yang dibangun dituangkan dalam DED
sederhana dan RAB yang memuat minimal jenis bangunan, ukuran, jenis
bahan, yang dapat dikerjakan oleh masyarakat dan diverifikasi oleh
sanitarian dan untuk TTG sarana air minum, harus dilakukan pengujian
kualitas air minum sebagai dasar pemilihan opsi teknologi sarana air minum
yang akan diverifikasi oleh B/BTKL-PP;
d. Rencana Pengelolaan Keuangan yang didampingi oleh Sanitarian Puskesmas
dan disahkan oleh Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Kepala Institusi Pembina atau pengelola Sentra Pangan Jajanan
(mekanisme pencairan dana dari bank, penggunaan dana bantuan,
penyusunan pembukuan dan laporan bulanan keuangan)
3) Lampiran:
a. Penentuan Calon Pengguna/Penerima manfaat Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan dari KKM yang disahkan oleh Kepala
Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/ Kepala Institusi
Pembina atau pengelola Sentra Pangan Jajanan;
b. Dokumen pendukung lainnya salah satunya adalah surat usulan pencairan
dana (terlampir).
49
i. Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan di Desa
• Implementasi TTG Sarana Sanitasi
a. Akses sarana sanitasi menuju aman
Akses sarana sanitasi menuju aman yaitu:
1) Tidak mencemari sumber air
2) Tidak mencemari tanah permukaan
3) Bebas dari serangga
4) Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
5) Aman digunakan oleh pemakai
6) Mudah dibersihkan
7) Jika tangki septik dibuat komunal sesuai dengan kondisi yang
ditemui, maka tangki septik dipergunakan maksimal oleh 5 Kepala
Keluarga
50
9. Efisiensi pengolahan tangki septic yang baik sekitar 60-70%,
effluent harus tetap diolah sampai memenuhi syarat.
10. Walaupun memilih penerapan TTG harus tetap memperhatikan
prinsip penerapan zona septic tank konvensional tidak boleh
dilupakan, seperti:
a. Penggunaan system yang terpisah dan tercampur dalam hal ini
(black water dan grey water) akan mempengaruhi waktu
detensi dalam septic tank.
b. Walaupun dalam pedoman ini masih berfokus dalam kepada
black water, namun apabila dengan grey water harus
ditambahkan system pengolahan.
c. Apabila menggunakan system terpisah, untuk grey water
dibuatkan pengolahan lanjutan, septic tank dengan dilengkapi
bidang resapan serta dilengkapi unit pengolahan tambahan.
d. Lubang inlet dan outlet.
e. Zona scum dan buih (20% dari kedalaman tangki), kalau
dilapangan 25-30 cm.
f. Zona pengendapan, (dengan perhitungan : debit air limbah
rata-rata yang akan diolah dikalikan waktu detensi sehingga
mengetahui volume zona pengendapan).
g. Zona pengendapan lumpur matang (kecepatan akumulasi
lumpur matang dikalikan jumlah pemakai dikalikan frekuensi
pengurasan/life time penyedotan yang akan direncanakan
maka didapatkan volumenya).
h. Pengolahan lebih lanjut tetap untuk dilakukan penyedotan
minimal 1-2 tahun / tergantung kondisi di lapangan (untuk
penerapan TTG).
i. Lubang inspeksi.
j. Khusus inlet dan outlet, inlet dan outlet menggunakan Tee dan
perhatikan kemiringan pipa inlet atau perbedaan elevasi
kloset dengan pipa inlet (minimal 2%).
51
k. Bangunan tengah tetap disarankan menggunakan kloset leher
angsa.
l. Zona stabilisasi (hasil kali kecepatan stabilisasi dengan jumlah
pemakai)
11. Perhatikan contoh perwujudan dilapangan, harus
mempertimbangkan misal dimensi septic tank meliputi debit
yang diolah, laju timbulan air limbah (apakah menggunakan
system terpisah atau tercampur) sehingga dapat diketahui
berapa waktu detensi septic tank (perhatikan jumlah pengguna
dengan kapasitas septic tank tersebut).
12. Bau : dapat dihindari dengan menggunakan kloset leher angsa,
apabila masih timbul maka perhatikan system ventilasi dan
kekedapan septic tank.
13. Solusi poin 12 untuk menghilangkan bau, didalam wc antara
kloset dan pipa inlet dilengkapi dengan double elbow.
14. Pemilihan TTG dapat disesuaikan dengan local spesifik masing-
masing.
52
c. Sarana cuci tangan
Sarana cuci tangan pakai sabun dibangun di setiap KK Intervensi dan
dapat diperluas kepada KK di seluruh desa, hal ini dalam rangka
percepatan capaian pilar ke 2 STBM. Pembangunan sarana CTPS
dilakukan di luar jamban/kamar mandi. Dan lokasi peletakannya
dapat dengan mudah diakses oleh KK dalam melaksanakan aktifitas.
Sarana cuci tangan yang memenuhi syarat yaitu:
1. Tinggi sarana menyesuaikan pengguna
2. Tersedianya sumber air
3. Bangunan kokoh
4. Tersedia kran, wastafel/tempat sejenis lainnya
5. tersedia pipa pembuangan air ke saluran
6. Tersedia tempat sabun
53
ii. Intervensi di Desa prioritas wisata
Sarana sasaran intervensi dalam Program Peningkatan Kesehatan
Lingkungan dipilih oleh masyarakat KKM sesuai dengan kebutuhan
masyarakat KKM dan kearifan lokal setempat. Jumlah sarana sasaran
intervensi yang dibangun sesuai dengan opsi yang dipilih oleh KKM. Jenis
sarana sanitasi yaitu sarana pengolahan air limbah (SPAL), toilet
aman,tempat cuci tangan pakai sabun dan tempat cuci peralatan
pangan/makan dan minum, tempat sampah terpilah. Pemilihan ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan memperhatikan ketersediaan air bersih.
Semua jenis sarana tersebut tertuang dalam Rencana Kerja Masyarakat KKM
(RKM KKM).
a. Sarana cuci tangan
1) Tinggi sarana menyesuaikan pengguna
2) Bangunan kokoh
3) Tersedia kran wastafel/ tempat sejenis lainnya untuk mengalirkan air
bersih yang mengalir dari sumber air bersih.
4) tersedia pipa pembuangan air ke saluran pengolahan air limbah
5) tersedia tempat sabun
54
Gambar 4.3 tempat sampah terpilah
55
iii. Intervensi di Lembaga Pendidikan Keagamaan
Jenis sarana sanitasi di lembaga pendidikan keagamaan yaitu;
a. Rehabilitasi dapur
• Lantai
• Meja Persiapan, meja masak
• Tersedianya tempat penyimpanan peralatan makan dan masak.
• Tersedia saluran pembuangan air limbah yang lancar
• Tersedia Tempat cuci tangan
• Tersedia Tempat Pencucian Bahan Pangan
• Tersedia Tempat Pencucian Peralatan
• Pencahayaan alami
• ventilasi
56
• Jaraknya minimal 10 meter dari sumber air bersih, dapur, asrama,
tempat belajar, kantin dan perkantoran
• Terbuat dari bahan kedap air
• Memiliki penutup
• Mudah dibersihkan
57
di dalam ruangan dalam skala luas. APD yang disediakan untuk petugas
yang melakukan penyemprotan secara berkala. APD tersebut meliputi
pelindung tubuh yang tahan air dan dapat dipakai ulang, pelindung mata
yang kuat, masker, sepatu boots terbuat dari bahan yang kuat, dan sarung
tangan karet dan dapat dipakai ulang ukuran sampai lengan.
58
iv. Intervensi di Sentra Pangan Jajanan
59
2. Tempat Cuci Alat dan Bahan Pangan
1. Berupa Wastafel dengan 1 atau 2 sink/bak cuci yang terbuat dari
bahan yang kedap air atau tidak mudah berkarat, mudah
dibersihkan dan
2. Dilengkapi perangkat pengering manual sederhana serta
3. terhubung dengan spal.
60
4. Sarana pembuangan limbah cair (SPAL).
SPAL ini merujuk pada syarat SPAL yang memenuhi syarat Kesehatan,
Limbah cair yang berasal dari sarana cuci tangan, sarana cuci alat
bahan pangan dan semua area yang menghasilkan limbah cair. SPAL
yang di bangun atau diperbaiki memenuhi standar aman dan sehat
sesuai aturan yang berlaku, seperti tidak menimbulkan genangan,
tertutup dan kedap serta menggunakan grease trap
61
BAB V
TAHAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
62
4) Negosiasi harga dapat dilakukan berdasarkan Harga Penentuan Sendiri (HPS),
jika nilai transaksi lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
5) Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, maka Pengadaan
Langsung dapat dinyatakan gagal dan dapat dilakukan Pengadaan Langsung
ulang dengan mencari Penyedia lain.
b. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan
harga kepada penyedia untuk pengadaan yang menggunakan SPK, sebagai berikut:
1) Seksi Pelaksana mencari informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan
dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-elektronik;
2) Seksi Pelaksana membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2
(dua) sumber informasi yang berbeda;
3) Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-
dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan;
4) Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis
dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam
undangan;
5) Seksi Pelaksana membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan
teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga
untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
6) Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;
7) Seksi Pelaksana menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada
ketua KKM.
8) Ketua KKM melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan
ketentuan: (1) Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) menggunakan bukti pembelian); (2) Pengadaan yang
bernilai lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) menggunakan kuitansi; (3)
Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) menggunakan Surat
Perintah Kerja (SPK).
63
9) Dalam Perpres No. 16 Tahun 2018, disebutkan untuk kerjasama dengan
Kelompok Kerja Masyarakat adalah menggunakan Swakelola Tipe IV. PA/KPA
menyampaikan undangan kepada kelompok masyarakat di lokasi pelaksanaan
pekerjaan swakelola. Jika kelompok masyarakat bersedia mengerjakan
pekerjaan swakelola, maka penanggung jawab kelompok masyarakat
menyampaikan surat pernyataan kesediaan sebagai pelaksana swakelola dan
selanjutnya PA/KPA bersama penanggung jawab kelompok masyarakat
membuat nota kesepahaman. Adapun persyaratan Swakelola Tipe IV adalah
sebagai berikut :
a) Surat pengukuhan yang dikeluarkan oleh Pejabat berwenang;
b) Memiliki struktur organisasi / Pengurus;
c) Memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) (jika
ada);
d) Memiliki Sekretariat dengan alamat yang benar dan jelas di lokasi tempat
pelaksanaan kegiatan;
Dan / atau
e) Memiliki kemampuan Teknis untuk menyediakan atau mengerjakan barang
/ jasa sejenis yang diswakelolakan;
64
3. Pengawasan Pekerjaan
Dilaksanakan oleh tim pengawas. Tim Pengawas melaksanakan tugas pengawasan
administrasi, teknis, dan keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil
pekerjaan yang meliputi:
a. verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan;
b. pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui realisasi fisik
meliputi:
1. pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2. pengawasan penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan
material/bahan; dan
3. pengawasan Pengadaan Barang/Jasa (jika ada).
c. Pengawasan tertib administrasi keuangan.
Berdasarkan hasil pengawasan, Tim Pengawas melakukan evaluasi Swakelola. Apabila
dalam hasil evaluasi ditemukan penyimpangan, tim pengawas melaporkan dan
memberikan rekomendasi kepada pimpinan Kelompok Masyarakat dan PPK, tim
persiapan atau tim pelaksana untuk segera mengambil tindakan korektif.
B. Serah Terima
1. Serah Terima Pekerjaan
Kegiatan serah terima pekerjaan dilakukan dengan penandatanganan Berita Acara
serah terima yang ditandatangani antara KKM (selaku penerima dana bantuan
pemerintah) dan PPK Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(selaku pemberi pekerjaan).
Serah terima pekerjaan disusun dalam suatu Berita Acara dengan dilampiri:
1) Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) penggunaan dana;
2) Laporan Progres pelaksanaan kegiatan fisik dan administrasi sampai dengan 100%;
3) Dokumentasi sarana yang dibangun setiap penerima manfaat 0% dan 100%;
4) Berita Acara Pelaksanaan Uji Fungsi ;
5) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan.
2. Serah Terima Pengelolaan Sarana
Serah terima pengelolaan sarana dilakukan setelah serah terima pekerjaan, yaitu
dengan 3 tahapan:
65
1) Serah terima sarana dari KKM kepada PPK pada Satker Sekretariat Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit selaku pihak pemberi tugas dan diketahui
Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi
Pembina atau Pengelola Sentra Pangan Jajanan;
3) Serah terima pengelolaan sarana dari Dinas Kesehatan Kabupaten kepada Kepala
Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Institusi Pembina
atau Pengelola Sentra Pangan Jajanan.
66
BAB VI
PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN
A. Umum
Pengendalian program memiliki tujuan, antara lain:
1. Memastikan bahwa lokasi program sesuai dengan ketentuan yang ada;
2. Memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan tahapan program;
3. Memastikan bahwa pengalokasian dan pemanfaatan dana bantuan pemerintah sesuai
dengan pedoman;
4. Memastikan bahwa kualitas bangunan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dan
termanfaatkan;
5. Memastikan agar setiap pelaku dapat menjalankan tugas dan tanggung-jawabnya
dengan baik sesuai dengan fungsinya masing-masing; dan
6. Menjamin ketepatan waktu pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan yang telah
ditentukan. Kegiatan Pengendalian yang dilakukan pada Program Intervensi
Kesehatan Lingkungan pada daerah sulit melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi
Lingkungan meliputi, Pemantauan/ Pengawasan dan Pelaporan dengan strategi
sebagai berikut :
a. Pemantauan/pengawasan secara ketat dan obyektif pada setiap proses tahapan
kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Pelaporan dilakukan oleh semua tingkatan pelaku (structural, fungsional, dan
teknis) secara akurat dan tepat waktu.
B. Pemantauan
Bagian dari pengendalian program di lapangan, pemantauan dilakukan oleh Tim
Pengawas KKM/Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan, Dinas
Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, Direktorat Penyehatan Lingkungan
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dan Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi serta data pelaksanaan program untuk bahan
pengambilan kebijakan dalam proses menjaga pelaksanaan dan perbaikan program.
Kegiatan pemantauan akan dilakukan dengan dua jenis, yaitu:
67
1. Pemantauan secara langsung, Kegiatan pemantauan ini dilakukan guna memperoleh
gambaran secara langsung tentang penyelenggaraan Program Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan yang dilakukan oleh penyelenggara (tim pengawas KKM) dan
atau beserta tim lainnya sesuai dengan kondisi yang diperlukan dengan penilaian
indikator kinerja yang dilihat adalah :
• Aspek teknis kondisi fisik, sarana-prasarana terbangun di lokasi,
• Aspek pemanfaatan dan keberlanjutan,
2. Keterlibatan Pemerintah Desa/Lurah/Destinasi Wisata/Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan dalam pendampingan Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan. Pemantauan secara tidak langsung, Kegiatan pemantauan ini
dilakukan dengan mempelajari data dan penyelenggaraan program Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan yang dikirimkan oleh penyelenggara dan atau diperoleh dari
instansi terkait lainnya, juga dapat dilakukan dengan suatu sistem informasi
manajemen maupun data elektronik lainnya.
68
Pelaksanaan dan Pendampingan Kegiatan
Pelaksana/
No Tingkat Kegiatan Pembiayaan
Pendamping
1 Desa/Kelurahan/ 1. Sanitarian 1. Rapat BOK, Dana Desa,
Lembaga 2. Kepala Puskesmas 2. Fasilitasi APBN
Pendidikan 3. Kepala Desa 3. Penetapan Usulan RKM dan
Keagamaan 4. PKK verifikasi usulan dan evaluasi
Kecamatan/gerai kegiatan
pangan jajanan 4. Up date Monev STBM, PKAM,
HSP
69
BAB VII
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan bagi
pengelolaan Bantuan Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan Tahun 2022. Hal-hal yang
belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur kemudian dalam pedoman/aturan dan
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.
70
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN: Hal
71
1. Surat Pernyataan Dukungan dari Bupati/Walikota
[KOP SURAT INSTITUSI]*
BERGAMBAR BURUNG GARUDA
Demikian surat Pernyataan Dukungan ini kami buat dengan penuh rasa
tanggung jawab.
………….., ……………. 2022
Bupati Kabupaten/Walikota …….
Tanda tangan
dan Stempel Basah
Keterangan;
1. * adalah Pilih PKTD yang diterima dan coret yang tidak perlu
2. Jika kab/kota mendapat lebih dari 1 PKTD yang diterima dalam 1 kab/kota maka cukup dengan satu surat
dukungan dengan menuliskan jenis dan jumlah PKTD
3. Penanda kuning Penanda kuning artinya silahkan diisi datanya
72
2. Nota Kesepahaman KPA Satuan Kerja Direktorat Penyehatan Lingkungan dan
Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina
dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan
Pada hari ini ……. tanggal ………. bulan ……… tahun dua ribu sembilan belas, yang
bertanda-tangan di bawah ini :
1. Nama :
Kepala : Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
NIP :
Alamat Kantor : Jl.HR Rasuna Said Kav.4-9 Jakarta Selatan
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai PARA
PIHAK.
PARA PIHAK tetap bertindak sebagaimana tersebut di atas dengan ini menerangkan
terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
73
● PIHAK PERTAMA berdasarkan Rencana Kerja Direktorat Penyehatan Lingkungan
untuk tahun anggaran 2022 merencanakan kegiatan swakelola dengan pihak
kedua.
● PIHAK KEDUA adalah Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan* yang
memiliki kompetensi dan kemampuan dalam menangani dan mengawasi
pelaksanaan pembangunan sarana intervensi peningkatan kualitas kesehatan
lingkungan di desa/kelurahan/destinasi wisata/Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan dan sanggup menerima, melaksanakan
pengadaan barang/jasa melalui swakelola.
● PIHAK PERTAMA berdasarkan kesanggupan PIHAK KEDUA menetapkan PIHAK
KEDUA sebagai Pelaksana Swakelola.
● Bahwa PARA PIHAK dalam hal ini bermaksud melakukan kerjasama pelaksanaan
kegiatan swakelola sesuai Rencana Kerja Direktorat Penyehatan Lingkungan.
Atas dasar pertimbangan yang diuraikan tersebut di atas, PARA PIHAK selanjutnya
menerangkan dengan ini telah sepakat dan setuju untuk mengadakan Nota
kesepahaman yang saling menguntungkan dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :
PASAL 1
Nota kesepahaman ini adalah langkah awal dalam rangka usaha kerjasama yang saling
menguntungkan dengan memanfaatkan potensi, keahlian dan fasilitas yang dimiliki
masing-masing pihak dalam rangka pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas
kesehatan lingkungan di Desa/Kelurahan/Destinasi Wisata/Lembaga
Pendidikan Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan* tahun anggaran 2022.
PASAL 2
Ruang lingkup pekerjaan yang disepakati dalam Nota Kesepahaman ini adalah
sebagai berikut :
1. Pembangunan sarana CTPS
2. Pembangunan sarana tempat penampungan sampah (TPS)
3. Rehabilitasi dapur Lembaga Pendidikan Keagamaan
4. Penyediaan bahan dan peralatan desinfeksi serta APD petugas
5. Pembangunan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
6. Pembangunan etalase/gerai
7. Pembangunan sarana pencucian alat dan penirisan pada sentra pangan
jajanan
PASAL 3
Untuk melaksanakan satuan pekerjaan pada pasal 2 di atas, PARA PIHAK
menindaklanjuti dengan membuat Kontrak/Perjanjian Kerjasama yang dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Barang/Jasa Satker Sekretariat
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit selaku penanggung jawab anggaran
dari PIHAK PERTAMA dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola (Kelompok Kerja
Masyarakat) Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
74
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan* atau disebut
PIHAK KEDUA, yang membuat hak dan kewajiban, kedudukan, tugas serta peran dan
fungsi dari PPK penanggung jawab anggaran dan Ketua Tim Pelaksana Swakelola
(Kelompok Kerja Masyarakat) Lembaga Pendidikan Keagamaan.
PASAL 4
Biaya yang timbul atas pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan ditanggung oleh
PIHAK PERTAMA.
PASAL 5
1. Nota kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu seratus dua puluh hari
kalender terhitung mulai tanggal ……….. bulan ………… tahun dua ribu dua puluh
dua sampai dengan tanggal ……….. bulan ………… tahun dua ribu dua puluh dua dan
dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu yang disepakati PARA PIHAK,
sebelum atau setelah Nota Kesepahaman ini berakhir.
2. Apabila ketentuan mengenai jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas
tidak segera ditindaklanjuti sebagaimana pelaksanaan ketentuan Pasal 3 dalam
Nota Kesepahaman ini, maka dengan sendirinya Nota kesepahaman saling
menguntungkan ini batal dan/atau berakhir.
Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat rangkap dua, disepakati dan ditandatangani
oleh PARA PIHAK dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani, tanpa ada tekanan,
pengaruh, paksaan dari pihak manapun, dengan bermaterai cukup, dan berlaku sejak
ditandatangani.
…………………….
Nama Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
NIP. Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan
Jajanan*
*Keterangan;
1. * adalah Pilih PKTD yang diterima dan coret yang tidak perlu
2. Dokumen ini dibuat 2 rangkap dengan catatan 1 rangkap ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga
Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan* dengan pemberian materai 10.000 dan pihak
pertama tanpa materai dan 1 rangkap lagi dengan pemberian materai 10.000 pada pihak pertama sedangkan pihak
kedua hanya membubuhkan tanda tangan tanpa materai
3. Jika kab/kota mendapat lebih dari 1 PKTD yang diterima dalam 1 kab/kota maka cukup dengan satu surat
dukungan dengan menuliskan jenis dan jumlah PKTD
4. Penanda kuning Penanda kuning artinya silahkan diisi datanya
75
3. Sosialisasi Pelaksanaan Program
a. Undangan Sosialisasi
[KOP SURAT INSTITUSI]
Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan*
Nomor : ………………
Lampiran : ………………
Perihal : UNDANGAN SOSIALISASI
…..........., , 2022
(tanggal undangan sosialisasi sebelum tanggal und.pembentukan)
Kepada Yth.:
….................................
(di isi kepada siapa undangan ditujukan)
Dengan hormat,
Hormat saya,
(Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra pangan Jajanan/Kepala Desa/Lurah)
(………………………………)
Nama Lengkap
Tembusan :
1. Bapak Camat (sebagai laporan).
2. Bapak/Ibu Kepala Puskesmas Kec. ……………
3. Arsip
Keterangan;
Dokumen ini ditandatangani oleh pihak Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Desa/Lurah dan distempel basah dan menggunakan
stempel Lembaga Pendidikan Keagamaan
76
b. Berita Acara Sosialisasi
KOP SURAT (Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan …………)
BERITA ACARA
Sosialisasi Kegiatan Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
(……………………) (……………………)
Mengetahui,
77
c. Daftar Hadir
KOP SURAT
(Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan
Pengelola Sentra Pangan Jajanan)
……………… ………………
Pukul : ……………………
Tempat : ……………………
Acara : Sosialisasi Kegiatan Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan 2022
Rekapitulasi jumlah yang hadir: ……
Dibuat:
(yang mengundang dalam acara)
(……………………)
Nama lengkap, Ttd dan Stempel Kepala
Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola
Sentra Pangan Jajanan
CATATAN : Daftar hadir ini bisa digunakan untuk semua kegiatan (disesuaikan acaranya).
78
d. Notulensi
KOP SURAT (Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan)
NOTULENSI
Provinsi : ……………………
Kabupaten : ……………………
Kecamatan : ……………………
Pondok Pesantren : ……………………
Hari/Tanggal ...............................................(diisi hari tanggal pelaksanaan rapat sosialisasi)
Pukul : ……………………
Tempat : ……………………
Acara : Sosialisasi Kegiatan Peningkatan Kualitas Kes. Lingkungan 2022
79
Pimpinan Rembuk Notulen
(……………………) (……………………)
Mengetahui,
Kepala Puskesmas/
Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Sanitarian Puskesmas
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola
Sentra Pangan Jajanan
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap, ttd dan stempel Nama Lengkap, ttd dan stempel
Stempel Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan puskesmas
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola
Sentra Pangan Jajanan
Keterangan
1. * adalah Pilih PKTD yang diterima dan coret yang tidak perlu
2. Dokumen ini dibuat 2 rangkap dengan catatan 1 rangkap ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah/Pimpinan Lembaga
Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan* dengan pemberian materai 10.000 dan pihak
pertama tanpa materai dan 1 rangkap lagi dengan pemberian materai 10.000 pada pihak pertama sedangkan pihak
kedua hanya membubuhkan tanda tangan tanpa materai
3. Jika kab/kota mendapat lebih dari 1 PKTD yang diterima dalam 1 kab/kota maka cukup dengan satu surat
dukungan dengan menuliskan jenis dan jumlah PKTD
4. Penanda kuning Penanda kuning artinya silahkan diisi datanya
80
4. Undangan Pembentukan Kelompok Kerja Masyarakat
KOP SURAT (Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan
Jajanan)
…..........., ………………
Nomor : ………………
Lampiran : ………………
Perihal : UNDANGAN PEMBENTUKAN KKM
Kepada Yth.:
…................................
(di isi kepada siapa undangan ditujukan)
Dengan hormat,
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas kehadirannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
(Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan)
(………………………………)
Nama Lengkap
Tembusan :
1. Bapak Camat (sebagai laporan).
2. Bapak/Ibu Kepala Puskesmas Kec. ……………
3. Arsip
Keterangan;
Dokumen ini ditandatangani oleh pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Kepala Desa/Lurahdan distempel basah dan menggunakan
stempel
81
a. Daftar Hadir
KOP SURAT
(Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan )
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
dst Dst
……………… ………………
Pukul : ……………………
Tempat : ……………………
Acara : pembentukan kelompok kerja masyarakat Rekapitulasi jumlah
Yang hadir : …….
Dibuat:
(yang mengundang dalam acara)
(……………………)
Nama lengkap, Ttd dan Stempel Lembaga
Pendidikan Keagamaan
CATATAN : Daftar hadir ini bisa digunakan untuk semua kegiatan (disesuaikan acaranya).
82
b. Notulensi
KOP SURAT (Stempel Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra
Pangan Jajanan)
NOTULENSI
Provinsi : ……………………
Kabupaten : ……………………
Kecamatan : ……………………
Desa/Lembaga Pendidikan Keagamaan : ……………………
83
Pimpinan Rembuk Notulen
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap Nama Lengkap
Mengetahui,
(Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Kepala Puskesmas/
Pangan Jajanan)
Sanitarian Puskesmas /Kepala Desa
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap,ttd dan stempel Kepala Nama Lengkap
Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra
Pangan Jajanan
CATATAN : Notulensi ini bisa digunakan untuk semua kegiatan (disesuaikan acaranya).
Ketentuan pengisian (tanda * dan penanda kuning …….) berlaku untuk semua
dokumen lampiran
84
5. Berita acara pembentukan kelompok kerja masyarakat (KKM)
BERITA ACARA
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA MASYARAKAT
Pada hari ini …… Tanggal …… (tanggal bulan pelaksanaan rapat pembentukan KKM) 2022 di Pondok
Pesantren …… Kecamatan …… Kabupaten …… Provinsi …… telah dilaksanakan
pemilihan dan pembentukan Kelompok Kerja Masyarakat desa/kelurahan/destinasi
wisata/Lembaga Pendidikan keagamaan/sentra pangan jajanan untuk
melaksanakan program peningkatan kualitas kesehatan lingkungan bersama
masyarakat desa/kelurahan/destinasi wisata/Lembaga Pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan. Pertemuan yang dihadiri oleh masyarakat/Gerai
pangan jajanan/Pondok Pesantren...........................yang terdiri dari perempuan
…… (sesuikan dengan jumlah di daftar hadir) orang; laki-laki ........sesuikan dengan jumlah di daftar
Bendahara : ……………………
85
6. Surat Keputusan (SK) tentang pembentukan KKM
a. Surat Keputusan Pengurus KKM Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan
KOP SURAT Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra
Pangan Jajanan
TENTANG
86
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya, Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012, Peraturan Presiden Nomor 4
Tahun 2015, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018, Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 79 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA/LURAH/LEMBAGA
PENDIDIKAN KEAGAMAAN/INSTITUSI PEMBINA DAN
PENGELOLA SENTRA PANGAN JAJANAN............ INTERVENSI
KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA MASYARAKAT
INTERVENSI KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN
DESA/KELURAHAN/DESTINASI WISATA/LEMBAGA
PENDIDIKAN KEAGAMAAN/SENTRA PANGAN JAJANAN
............KECAMATAN...........KABUPATEN............TAHUN
ANGGARAN 2022
87
Kesatu : Membentuk Kelompok Kerja Masyarakat
(KKM)……………, Kecamatan …………… Kabupaten ……………
Provinsi …………… Tahun 2022 dengan susunan
kepengurusan sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini
Kedua : Pengurus Kelompok Kerja Masyarakat
desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan ……………, sebagaimana
dimaksud pada diktum kesatu keputusan ini bertugas:
I. Bertanggung jawab atas Intervensi Kualitas Kesehatamn
Lingkungan desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga
pendidikan keagamaan/sentra pangan jajanan dari mulai
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pelaporan/ pertanggung-jawaban, hingga kegiatan
pembangungan dimaksud dinyatakan selesai;
II. Bertanggung jawab, memfasilitasi, dan membentuk tim
perencana, pelaksana, pengawas, dan panitia pengadaan
pada Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan
desa/kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan Tahun Anggaran 2022
88
b. Susunan Pengurus KKM Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina
dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan
SUSUNAN PENGURUS
KELOMPOK KERJA MASYARAKAT DESA/KELURAHAN/DESTINASI WISATA/LEMBAGA
PENDIDIKAN KEAGAMAAN/SENTRA PANGAN JAJANAN ….. KECAMATAN... KABUPATEN ………
89
mudah oleh masyarakat;
b. Laporan keuangan bulanan yaitu laporan
penggunaan dana dan laporan harian sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian
diserahkan kepada Satker Pusat.
3 …. Tim 1. Mensosialisasikan pilihan sarana memenuhi syarat
Persiapan kepada masyarakat;
2. Mengevaluasi dan menentukan pilihan sarana yang
akan dibangun, dan penyediaan bahan dan peralatan
sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta
kondisi lingkungan;
3. Menyusun analisa teknis, membuat gambar sederhana
dan RAB yang akan dibangun yang dipilih masyarakat;
4. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat dalam
peningkatan kualitas kesehatan lingkungan di desa/
kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan yang terdiri dari:
a. Jadwal pelaksanaan (mulai waktu kegiatan
sampai dengan berakhirnya pelaksanaan
kegiatan)
b. Spesifikasi teknis sarana sanitasi yang akan
dibangun
c. Spesifikasi dan penyediaan bahan dan
peralatan RAB kegiatan (bahan dan
peralatan, tenaga
kerja, dan non fisik
Penyusunan RKM didampingi oleh Kepala Puskesmas/
Sanitarian Puskesmas, dan KKM, yang diketahui
Pimpinan Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra
pangan Jajanan/Kepala Desa/Lurah
5. Melakukan inventarisasi tenaga kerja;
6. Merekrut tenaga kerja;
7. Mengatur tenaga kerja di lapangan;
8. Mengatur dan mengkoordinir material yang
diperlukan;
9. Mengatur mekanisme pengawasan terhadap pekerja;
10. Menyusun Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan
Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB) yang akan
digunakan dalam proses pelaksanaan (dokumen
terlampir)
11. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah
dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten penanggung
jawab kesehatan lingkungan, Kepala Desa/Lurah/
Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan
Pengelola Sentra Pangan Jajanan, Kader Masyarakat dan
Sanitarian Puskesmas, selama pelaksanaanKegiatan
4 …. Tim 1. Melakukan proses Pengadaan Barang dan Jasa sesuai
Pelaksana peraturan (lampiran tugas seksi pelaksana dalam
90
kegiatan pengadaan barang dan jasa).
2. Bertanggung jawab terhadap keamanan material
selama pembangunan;
3. Membuat laporan tentang keadaan material;
4. Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan konstruksi;
5. Menyiapkan dokumen berita acara penyelesaian
kegiatan fisik, pemeriksaan dan membuat laporan
pelaksanaan kegiatan 0%, 70% dan 100%;
6. Mendokumentasikan semua pelaksanaan kegiatan
dalam bentuk administrasi dan foto kegiatan.
7. Melaksanakan serta menyusun laporan pengelolaan
kegiatan dan pertanggung jawaban dana setiap
tahapan penyaluran yang terdokumentasi (buku kas,
termasuk bukti fisik
pembelian barang, bahan, dan pembayaran upah)
8. Melaporkan kepada Tim Pengawas kemajuan
pelaksanaan pekerjaan fisik 70 % dan 100 % serta
laporan keuangan pembangunan
prasarana/sarana
9. Menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan
pelaksanaan kegiatan kepada PPK melalui Berita
Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
5 .... Tim 1. Bertanggung jawab terhadap pengawasan
Pengawas administrasi, teknis dan keuangan;
2. Melakukan pemeriksaan dan melaporkan kepada
PPK kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik 0%,
70%, dan 100% serta laporan keuangan
pembangunan prasarana/sarana;
3. Menilai kualitas dan progres pekerjaan fisik;
4. Berkoordinasi dalam menyusun laporan pekerjaan
untuk diteruskan dan/atau ditindaklanjuti ke
Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
5. Melakukan pengawasan administrasi, teknis, dan
keuangan sejak persiapan, pelaksanaan, dan
penyerahan hasil pekerjaan
6. Melaksanakan cek fisik dan uji fungsi terhadap
sarana yang terbangun sesuai persyaratan teknis
kepada sanitarian dan Kepala Puskesmas (Lihat
Lampiran)
91
c. Struktur Kepengurusan KKM desa/ kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan
Ketua
Bendahara
92
7. Contoh Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
a. Lembar Pengesahan RKM
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA KERJA MASYARAKAT
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI :
TAHUN 2022
Diketahui,
Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra
Pangan Jajanan.........
(………………………..…….)
Diperiksa,
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas/
Kesehatan Lingkungan Sanitarian Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(………….…….………) (……………..…………)
Disahkan
Pejabat Pembuat Komitmen Satker
Direktorat Penyehatan Lingkungan
(…………………………………..)
NIP
93
b. Surat Pengantar RKM (desa/ kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan keagamaan/sentra pangan jajanan)
Nomor : …………
Tanggal : ………….(diisi tanggal setelah tanggal selesai perencanaan)
2. Dengan ini kami sampaikan kepada Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Dokumen RKM desa/ kelurahan/destinasi wisata/lembaga
pendidikan keagamaan/sentra pangan jajanan yang telah kami susun untuk dapat
diproses pada tahap selanjutnya.
Ketua KKM
Mengetahui,
Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Pangan
Jajanan
1. Peningkatan Kualitas Sanitasi Jamban Yang Saniter dan Sarana Cuci Tangan Pakai
Sabun:
a. Jumlah Masyarakat Miskin: ……KK
b. Jumlah Masyarakat Miskin yang berubah perilaku: …..KK
c. Sarana yang akan dibangun: ……..KK
d. Jenis Sarana yang akan dibangun (sesuaikan dengan RKM)
1). Jamban Leher angsa ……Unit
2). Sarana CTPS ….. Unit
95
Biaya RKM desa/ kelurahan/destinasi wisata/lembaga pendidikan
keagamaan/sentra pangan jajanan (dalam juta rupiah)
masyarakat/Rapat
Masyarakat desa/
kelurahan/destinasi
wisata/lembaga
pendidikan
keagamaan/sentra
pangan jajanan dan
administrasi
TOTAL ......... ............................ .....................
96
BAB I.
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Jumlah akses sanitasi saat ini ….. KK (Sesuaikan dengan Jenis PKTD)
Jumlah tambahan akses sanitasi dan peningkatan kualitas akses sanitasi setelah
pelaksanaan kegiatan ……. KK
Total
(Sesuaikan dengan Jenis PKTD)
97
Petunjuk pengisian
Kolom (1) : diisi nama-nama dusun/RW yang berada di desa
Kolom (2) : diisi jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki, sesuai
dusun/RW masing-masing
Kolom (3) : diisi jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan, sesuai
dusun/RW masing-masing
Kolom (4) : diisi total jumlah penduduk, sesuai dusun masing-masing
Kolom (5) : diisi jumlah rumah tangga kelompok masyarakat kaya yang
terdapat di dusun/RW bersangkutan, menurut data Pemetaan
Sosial
Kolom (6) : diisi jumlah rumah tangga kelompok
masyarakat menengah yang terdapat di dusun/RW
bersangkutan, menurut data Pemetaan Sosial
Kolom (7) : diisi jumlah rumah tangga kelompok masyarakat miskin yang
terdapat di dusun/RW bersangkutan, menurut data Pemetaan
Sosial
Kolom (8) : diisi total jumlah rumah tangga yang terdapat di dusun/RW
bersangkutan, menurut data Pemetaan Sosial
98
Petunjuk pengisian
Kolom (1) : diisi nama-nama dusun/RW yang berada di desa
Kolom (2) : diisi jumlah penduduk sesuai dusun/RW masing-masing
Kolom (3) : diisi jumlah rumah tangga (KK/Rumah) sesuai dusun/RW
masing-masing
Kolom (4) : diisi jumlah rumah tangga yang telah memiliki akses
sanitasi, sesuai dusun/RW
Kolom (5) : diisi jumlah jumlah rumah tangga yang telah memiliki
akses sanitasi yang belum memenuhi syarat, sesuai
dusun/RW
99
BAB II.
RANCANGAN RINCI KEGIATAN DAN JADWAL PELAKSANAAN
2.1 RENCANA PENYEDIAAN JAMBAN SEHAT DAN SARANA CUCI TANGAN PAKAI
SABUN
Lokasi
(Dusun)
Kaya Menengah Miskin Jumlah
Cara pengisian
Kolom (1) : diisi dengan nama dusun yang masuk dalam wilayah
kegiatan intervensi kesehatan lingkungan
Kolom (2) : diisi dengan jumlah KK masyarakat kategori kaya
(berdasarkan klasifikasi kesejahteraan) yang telah
memiliki jamban sehat permanen)
Kolom (3) : diisi dengan jumlah KK masyarakat kategori menengah
(berdasarkan klasifikasi kesejahteraan) yang telah
memiliki jamban sehat permanen)
Kolom (4) : diisi dengan jumlah KK masyarakat kategori miskin
(berdasarkan klasifikasi kesejahteraan) yang telah
memiliki jamban sehat permanen)
Kolom (5) : diisi dengan jumlah total KK di masyarakat dusun tersebut,
yang telah memiliki akses yang baik kepada sarana air
minum. Sama dengan jumlah pada kolom (2) + kolom (3) +
kolom (4)
Kolom (6) : diisi dengan jumlah KK masyarakat kategori miskin yang
belum memiliki akses yang baik kepada sarana sanitasi dan
akan direncanakan dalam RKM
Kolom (7) : diisi dengan jumlah sarana sanitasi yang akan
direncanakan di desa intervensi kesehatan lingkungan
100
BAB III
REKAPITULASI KEGIATAN DAN BIAYA RKM
Petunjuk pengisian
Kolom (1) : jelas
Kolom (2) : diisi dengan komponen kegiatan pokok dan Operasional KKM
Kolom (3) : diisi dengan quantity untuk masing-masing item/jenis
material/barang/jasa
Kolom (4) : diisi dengan satuan untuk masing-masing item/jenis
material/barang/jasa (Kg,Zak, Buah, Unit dll)
Kolom (5) : diisi dengan harga satuan untuk masing-masing item/jenis
material/barang/jasa. Harga satuan yang diambil berdasarkan
Berita Acara hasil survey harga.
Kolom (6) : Diisi dengan nilai total biaya yang direncanakan untuk masing-
masing komponen kegiatan kolom (3)= kolom (4) + kolom (5)
101
8. Berita acara pelaksanaan proses seleksi titik lokasi Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan (Sesuaikan dengan Jenis Intervensi)
BERITA ACARA
PELAKSANAAN PROSES SELEKSI TITIK LOKASI INTERVENSI KUALITAS KESEHATAN
LINGKUNGAN PADA…………….
Pada hari ini …… Tanggal …… Bulan …… Tahun …… bertempat di Ruang Rapat Kantor Desa
…… yang beralamat di jalan …… telah dilaksanakan seleksi titik lokasi dalam rangka
implementasi kegiatan intervensi kesehatan lingkungan melalui peningkatan kualitas
sanitasi lingkungan telah dilaksanakan dengan menggunakan metode pemetaan sosial.
Seluruh proses seleksi telah dilaksanakan secara adil, transparan, dan demokratis oleh
masyarakat sendiri.
Seleksi titik lokasi tersebut telah diikuti oleh …… calon titik lokasi, yaitu:
Sesuai dengan hasil rembuk, maka telah disepakati bersama bahwa titik lokasi yang paling
siap untuk melaksanakan kegiatan Program …… tahun 20… adalah titik lokasi ……
102
Demikian berita acara ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
(……………………)
Nama Lengkap
Mengetahui,
Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Kepala Puskesmas/
Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra Sanitarian Puskesmas
Pangan Jajanan
Stempel basah
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap Nama Lengkap
103
9. Berita Acara Survey Harga Bahan dan Upah
(…………………………………)
104
10. Daftar Survey Harga Barang dan Upah
Mengetahui:
Fasilitator Pembangunan/
Kepala Puskesmas/
Sanitarian Puskesmas Ketua KKM
(…………………………………) (………………………………………..)
105
11. Undangan untuk Pengadaan Bahan
Hormat Kami
(Tim Pelaksana)
106
12. Daftar Volume dan Spesifikasi Pekerjaan (Lampiran Undangan untuk
Pengadaan Bahan)
Catatan :
- ________________________________________________
- ________________________________________________
- ________________________________________________
107
13. Surat Penawaran Pekerjaan Pengadaan Barang (diisi oleh Toko yang
berminat sebagai pemasok barang)
SURAT PENAWARAN
…………….., ………………20………….
Nomor : ………………………………..
Lampiran : 1 (satu berkas)
Perihal : Penawaran Harga Pekerjaan Pengadaan Barang
(Bahan/Alat) Konstruksi/Pekerjaan Berupa
……………………………………………………
Kepada Yth.:
Ketua Tim Pelaksana
pada Satuan Pelaksana Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan.
Ditempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pengumuman pengadaan dari Tim Pelaksana pada KKM dengan Surat
Undangan/Pengumuman……………………………. Nomor : ……………………….. tanggal
…………………………………..,maka kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : …………………………………..
Jabatan : …………………………………..
Toko/Pemasok : …………………………………..
Tahun didirikan atau Nomor : …………………………………..
Ijin Usaha (bila ada) : ………………………………….
Alamat Toko/Pemasok : …………………………………..
108
14. Rincian Harga Penawaran (Lampiran untuk Surat Penawaran Pekerjaan
Pengadaan Barang) diisi oleh Toko yang berminat sebagai pemasok barang
………., …………20…..
Total (Rp)
Dibulatkan (Rp)
Terbilang :
………………………..,…………………….. 20……
TOKO/PEMASOK
Nama Jelas,Tanda Tangan
JABATAN
109
15. Surat Pernyataan Kebenaran Usaha (diisi oleh Toko)
SURAT PERNYATAAN KEBENARAN USAHA
110
16. Berita Acara Penentuan Pemenang
BERITA ACARA
PEMBUKAAN PENAWARAN, PENILAIAN, DAN PENETAPAN
PEMENANG
Nomor : ……………………………
TENTANG :
PEKERJAAN : ……………………………………
Pada hari ini …………….. tanggal …… bulan ……………………………. tahun ………, bertempat di
………………….. …………………, telah melaksanakan rapat. Evaluasi Penawaran dan Penetapan
Pemenang untuk pekerjaan
…………………………………………………………………………………………………………………..
Rapat dibuka pada pukul …………………, oleh Ketua/Bendahara*) Tim Pelaksana, yang
dihadiri oleh :
● Ketua, Bendahara dan Tim Pelaksana;
● Para peserta calon Pemasok Barang/Jasa*) yang telah diundang dan mengambil dokumen
Pengadaan, yaitu :
a. Toko/Pemasok : …………………………….,
Rp …………………………………….
b. Toko/Pemasok : …………………………….,
Rp …………………………………….
c. Toko/Pemasok : …………………………….,
Rp ……………………………………., dst
111
4 Penetapan Pemenang Berdasarkan hasil evaluasi/penilaian penawaran yang
masuk maka ditetapkan Pemenang Pengadaan ini adalah
Toko/Pemasok : …………………….. dengan harga penawaran
sebesar Rp …………………………
Pada akhir acara sekali lagi ketua tim menyampaikan nama dan jumlah penawaran dari
peserta yang dinyatakan sebagai Pemenang di hadapan seluruh Peserta yang hadir.
Rapat ditutup oleh Ketua/Bendahara*) Tim Pelaksana (Bahan/Alat/Pekerjaan) pada
pukul……….
Demikian Berita Acara pembukaan, penilaian, dan penetapan pemenang ini dibuat dalam
rangkap 3 (tiga), ditandatangani oleh Tim Pelaksana dan 2 (dua) wakil dari calon
Pemasok untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
5 ………………………………. Anggota
112
17. Surat Perjanjian Kerja Sama Antara KKM dengan Toko Barang
Nama : ....................................
Jenis Kelamin : ....................................
Tempat dan Tanggal Lahir : ....................................
Alamat : ....................................
Bertindak untuk dan atas nama KKM : ....................................
Yang berkedudukan di : ....................................
Yang bertanda tangan dibawah ini
113
Pasal 4
Apabila Pihak Pertama ataupun Pihak Kedua mengakhiri perjanjian kerja untuk waktu
tertentu sebelumwaktunya berakhir, maka pihak yang mengakhiri perjanjian kerja tersebut
wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar sisa upah pekerja sampai waktu
atau pekerjaan seharusnya selesai kecuali apabila putusnya hubungan kerja karena
memaksa/kesalahan berat pekerja.
Pasal 5
Pihak Pertama dan Pihak Kedua memiliki kewajiban untuk mematuhi segala peraturan
dalam perjanjian ini. Segala perselisihan yang timbul akibat perjanjian kerja ini akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, dan apabila tidak dapat diselesaikan para
pihak akan menyelesaikannya melalui Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
…………………………………………….
Demikian Surat Perjanjian Kerja ini dibuat, setelah para pihak membaca dan memahami
isinya kemudian dengan sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun bersama-sama
menandatanginya diatas kertas bermaterai yang berlaku.
Dibuat di : ……………………………..……
Tanggal : ……………………………..……
(………………………….……) (………………………….……)
114
18. Daftar Hadir Pekerja
Kategori
Jumlah
No. Nama KT TK PK Hari Orang Kerja Jumlah Upah Tanda Tangan
HOK
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
TOTAL
Mengetahui,
( ) ( )
Keterangan:
KT : Kepala Tukang
TK : Tukang
PK : Pekerja
L : Laki-Laki
P : Perempuan
115
19. Rencana Penggunaan Dana Termin I dan II
BAHAN/
I
MATERIAL
1
2
3
... Dst
II UPAH
1
2
3
... Dst
III OPERASIONAL
1
2
3
... Dst
116
RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD) TERMIN II
Nama (Sesuaikan
dengan jenis intervensi): Kecamatan :
Nama KKM : Kabupaten :
Volume
Realisasi Pengajuan Harga Jumlah
No Uraian Kebutu Kumulatif
Tahap Saat Unit Satuan (Rp.)
han s.d. Saat Ini
Lalu Ini
BAHAN/
I
MATERIAL
1
2
3
... Dst
II UPAH
1
2
3
... Dst
III OPERASIONAL
1
2
3
... Dst
117
PETUNJUK PENGISIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD)
1. Kolom Uraian : diisi dengan nama material/bahan, alat, upah yang akan dibayar,
khusus untuk operasional langsung di tuliskan jumlah (lumpsum)
2. Kolom Volume Kebutuhan : diisi dengan jumlah material/bahan, alat, upah dan
operasional sesuai kebutuhan total dalam RAB.
3. Kolom Realisasi s.d. Tahap Lalu : diisi dengan jumlah jenis material/bahan, alat, upah
dan operasional yang telah dibelanjakan/dibayar dari pengajuan tahap sebelumnya.
4. Kolom Pengajuan Saat ini : diisi dengan jumlah material/bahan, alat, upah dan
operasional yang akan dibelanjakan.
5. Kolom Jumlah Kumulatif : diisi dengan jumlah jenis material/bahan, alat, upah dan
operasional berdasarkan jumlah realisasi mulai tahap awal ditambah dengan
pengajuan saat ini.
6. Kolom Unit / Satuan : cukup jelas
7. Kolom Harga Satuan : cukup jelas
8. Kolom Jumlah : diisi dengan Jumlah nilai dana yang akan dibelanjakan merupakan
perkalian antara unit dengan Harga Satuan.
9. Keterangan Lain :
- Periode bulan cukup jelas
- Nama KKM cukup jelas
- Desa cukup jelas
- Kec, Kabupaten cukup jelas
- Tempat, dan tanggal dicantumkan pada saat akhir masa pembukuan dan
ditandatangan
- Disahkan oleh yang berkepentingan.
118
20. Surat Permohonan Pencairan Dana Termin I dan II
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Barang/Jasa
Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jl. HR Rasuna Said Blok X-4 Kav 5-9 Gd. Adyatma 721
Jakarta Selatan
Hormat Kami
Ketua KKM desa/
kelurahan/destinasi wisata/lembaga
pendidikan keagamaan/sentra pangan
jajanan …….(6)
TTD
…………………………(7)
119
Nomor : …………………. (1) ………(2),….…..20….
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan Pembayaran Termin II
Kepada Yth.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Barang/Jasa
Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jl.HR Rasuna Said Blok X-4 Kav 5-9 Gd. Adyatma 721
Jakarta Selatan
TTD
…………………………(7)
120
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERMOHONAN PEMBAYARAN TERMIN I DAN II
No Uraian Isian
(1) Diisi dengan nomor dari kelompok kerja masyarakat (KKM)
(2) Diisi dengan nama kota/kabupaten lokasi bantuan
(3) Diisi dengan nama desa penerima bantuan
Diisi dengan nomor surat perjanjian kerjasama antara pejabat pembuat
(4)
komitmen Direktorat Penyehatan Lingkungan dengan Ketua KKM
(5) Diisi dengan tanggal bulan dan tahun surat perjanjian kerjasama
(6) Diisi dengan nama desa penerima bantuan
(7) Diisi dengan nama ketua Kelompok Kerja Masyarakat
121
21. Kuitansi Penerimaan Uang Termin I dan II
Materai 10.000
................................ (7)
(……………………………)
Ketua KKM
NIP.
122
KUITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG
Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan sentra pangan jajanan …………… (6)
Pengendalian Penyakit
Materai 10.000
(……………………………)
NIP. ................................. (7)
Ketua KKM
123
PETUNJUK PENGISIAN
KUITANSI PEMBAYARAN TERMIN I DAN II
No Uraian Isian
(1) Diisi dengan nomor bukti kuitansi dari kelompok kerja masyarakat (KKM)
Diisi dengan nomor surat perjanjian kerjasama antara pejabat pembuat
(2)
komitmen Direktorat Penyehatan Lingkungan dengan Ketua KKM
(3) Diisi dengan tanggal bulan dan tahun surat perjanjian kerjasama
(4) Diisi dengan lokasi kota/kabupaten penerima
(5) Diisi dengan tanggal bulan dan tahun kuitansi
(6) Diisi dengan nama desa KKM penerima bantuan
(7) Diisi dengan nama ketua Kelompok Kerja Masyarakat
124
22. Surat Permohonan Penarikan Dana Dari Bank
KOP SURAT
SURAT PERMOHONAN PENARIKAN DANA DARI BANK
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Pimpinan Bank ………
(……………………………………………..)
Tembusan:
1. Satker Dit. Penyehatan Lingkungan
2. Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi Pembina dan Pengelola Sentra
Pangan Jajanan
3. Kepala Puskesmas/Sanitarian Puskesmas
4. Arsip
125
23. Buku Kas Umum
Nama (sesuaikan
denga jenis intervensi) : Kecamatan :
Nama KKM : Kabupaten :
No Tanggal Uraian No. Bukti Penerimaan Pengeluaran Saldo
Saldo awal
Saldo akhir
126
24. Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin I dan II
127
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD)
128
25. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
Materai 10.000
…………………………(12)
129
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
No Uraian Isian
130
26. Format Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Operasional
KOP SURAT
Materai
Rp. 10.000,-
131
…………………………………………… (19)
PETUNJUK PENGISIAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL
NO URAIAN ISIAN
1. Diisi dengan nama lembaga penerimaan bantuan operasional
2. Diisi dengan nama pimpinan lembaga penerima bantuan operasional
3. Disi dengan alamat lembaga penerima bantuan operasional
4. Diisi dengan nama bantuan operasional (sekolah, madrasah, atau lainnya)
5. Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan
Operasional
6. Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Kerja Sama
7. Diisi dengan nama bantuan operasional (sekolah, madrasah, atau lainnnya)
8. Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan operasional yang telah diterima
9. Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan operasional yang telah diterima
10. Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan operasional yang telah dipergunakan
11. Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan operasional yang belum di
pergunakan
12. Diisi dengan nama bantuan operasional (sekolah, madrasah, atau lainnnya)
13. Diisi dengan nama bantuan operasional (sekolah, madrasah, atau lainnnya)
14. Diisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan operasional yang telah di
pergunakan
15. Diisi dengan sisa jumlah angka dan huruf bantuan operasional yang telah disetor
ke Kas Negara (jumlah sama seperti angka 11)
16. Diisi dengan nama bantuan operasional (sekolah, madrasah, atau lainnnya)
17. Diisi dengan nama kota, tanggal dan tahun laporan pertanggungjawaban Bantuan
Operasional ditandatangani
18. Diisi dengan nama lembaga penerima bantuan operasional
19. Diisi dengan nama pimpinan lembaga penerima bantuan operasional
132
27. Format Lamporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan
KOP SURAT
Pada hari ini ………………..(2) tanggal …………………….(3) bulan …………………. (4) tahun
…………………(5), yang bertanda tangan di bawah ini :
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor …………………………….. (9) dan Perjanjian Kerja Sama
nomor ……………………………. (10) mendapatkan bantuan ………………….... (11)
Demikian laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
…………………………………………… (17)
…………………………………………… (18)
Materai
Rp. 10.000,-
…………………………………………… (19)
133
PETUNJUK PENGISIAN
LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
NO URAIAN ISIAN
9. Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan
11. Diisi dengan Jems bantuan yang diterima (sarana/ prasana, rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan atau bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang
ditetapkan oleh PA)
12. Diisi dengan bentuk bantuan yang diterima (pembangunan ruang kelas baru, pembangunan
saluran irigasi, pengadaan bibit/ pupuk, atau lainnya)
13. Diisi dengan jumlah angka dan huruf nilai bantuan yang diterima sesuai dengan Surat Keputusan
atau Perjanjian Kerja Sama
15. Diisi dengan bentuk bantuan yang diterima (pembangunan ruang kelas baru, pembangunan
saluran irigasi, pengadaan bibit/ pupuk, atau lainnya)
17. Diisi dengan kota dan tanggal pembuatan Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan
134
28. Dokumentasi Fisik
DOKUMENTASI FISIK
1 DOKUMENTASI DOKUMENTASI
2 DOKUMENTASI DOKUMENTASI
135
29. Berita Acara Uji Fungsi Fisik Sarana
Dst
Tim Pengawas
(.......................)
Kepala/Sanitarian Puskesmas
(………….…….………)
136
30. Surat Berita acara serah terima dari KKM ke unit kerja Dit. Penyehatan
Lingkungan
KOP SURAT KKM
Nama : ........................
Jabatan : Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Mewakili Pemerintah sebagai pihak yang menerima sarana selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP.
137
31. Berita acara serah terima dari unit kerja Dit. Penyehatan Lingkungan ke Dinkes
Kabupaten
KOP SURAT SATKER SEKRETARIAT DITJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
BERITA ACARA SERAH TERIMA
PROGRAM INTERVENSI KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN PADA ………….
TAHUN ANGGARAN 2022
Kami yang bertandatanganan dibawah ini:
Nama : ........................
Jabatan : Satker Sekretariat Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Sebagai pihak yang menyerahkan sarana selanjutnya disebut Pihak Pertama.
Nama : ........................
Jabatan : Penanggung Jawab Kesling Dinkes Kab................
Mewakili Pemerintah sebagai pihak yang menerima sarana selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
138
Demikian berita acara serah terima sarana Intervensi kualitas kesehatan lingkungan TA
2022, di Desa/Kelurahan/Destinasi Wisata/Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra
Pangan Jajanan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP NIP.
139
32. Berita acara serah terima dari Dinkes Kab/Kota ke Desa/Kelurahan/Destinasi
Wisata/Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan
KOP SURAT (Desa/Kelurahan/Destinasi Wisata/Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan)
Nama : ........................
Jabatan : Kepala Desa/Lurah/ Lembaga Pendidikan Keagamaan/Institusi
Pembina dan Pengelola Sentra Pangan Jajanan....................
Mewakili Pemerintah sebagai pihak yang menerima sarana selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pada hari ini Tanggal Bulan Tahun dua ribu
Bertempat di Pihak Pertama telah menyerahkan sarana Program Intervensi Kualitas
Kesehatan Lingkungan TA 2022, dan Pihak Kedua telah menerima sarana Program
Intervensi Kualitas Kesehatan Lingkungan, tersebut dengan rincian:
1.
2.
3.
4. Dst (bila perlu dibuatkan cek list)
140
Demikian berita acara serah terima sarana Program Intervensi Kesehatan Lingkungan
Melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan TA 2022, di Desa/Kelurahan/Destinasi
Wisata/Lembaga Pendidikan Keagamaan/Sentra Pangan Jajanan ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
(……………………) (……………………)
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP.
141
33. Stikerisasi Sarana Terbangun
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
KEMENKES RI
DESTINASI WISATA :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
KEMENKES RI
KEMENKES RI
KEMENKES RI
142