Disusun Oleh
Nama : Ardhian Bina Putra, ST
No Absen : 03
LAPORAN AKSI
PERUBAHAN
“Pengembangan Monitoring
Progres Fisik dan Keuangan
dengan Early Warning System
dalam aplikasi SIPRUS sebagai
pengedalian risiko pekerjaan
Pembangunan Rumah Khusus
sejak dini”
DAFTAR TABEL 2
DAFTAR GAMBAR 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. AREA DAN FOKUS 4
C. TUJUAN 4
D. MANFAAT AKSI PERUBAHAN 5
E. ADOPSI DAN ADAPTASI 6
A. TEROBOSAN INOVASI 16
B. TAHAPAN KEGIATAN 17
C. PEMANFAATAN SUMBER DAYA 20
D. MANAJEMEN MUTU 22
A. KESIMPULAN 43
B. SARAN 43
DAFTAR PUSTAKA 44
1
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.A.1 . Susunan Struktur Organisasi Direktorat Rumah Khusus 8
Gambar II.B.1 .Target dan Capaian pembangunan Rumah Khusus sejak 2015 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah disebut kebutuhan dasar karena merupakan unsur yang
harus dipenuhi guna menjamin kelangsungan hidup manusia. Keberadaan
rumah tinggal akan menentukan taraf kesejahteraan sekaligus kualitas hidup
manusia karena itu suatu hunian pada hakekatnya dapat berpengaruh terhadap
kualitas kehidupan penghuninya. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Perumahan melakukan
pemantauan Program Sejuta Rumah sebagai amanat UU Nomor 1 Tahun 2011
yaitu “bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat” yang salah
satunya di Implementasikan melalui Program Penyediaan Rumah Khusus yang
didasari oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20 Tahun 2017 Tentang Penyediaan Rumah Khusus, yang mengatur tentang
tata cara pengajuan dan pengawasan serta pengendalian Rumah Khusus.
Sampai dengan saat ini Direktorat Jenderal Perumahan telah
membangun 23.935 unit Rumah Khusus sejak tahun 2015 - 2019 dengan total
anggaran sebesar Rp. 3.613.552.954.432,- dengan sasaran peruntukannya
adalah masyarakat nelayan, masyarakat di perbatasan Negara, masyarakat di
daerah terpencil, masyarakat korban bencana, masyarakat terkena dampak
program Pemerintah dan masyarakat yang memerlukan penanganan Rumah
Khusus lainnya. Dalam pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus sesuai
dengan kategori peruntukan sasarannya sejak tahun 2018 – 2019 kurang dapat
mencapai target yang ditetapkan dikarenakan keterlambatan penyelesaian
pekerjaan yang mengakibatkan pekerjaan melewati tahun anggaran sehingga
memanfaatkan metode PMK 243 tahun 2015 tentang penyelesaiaan pekerjaan
melewati tahun anggaran meningkat, pada tahun 2018 target rumah khusus
terbangun 4.525 unit dengan mengalami keterlambatan 478 unit (10.56%), pada
tahun 2019 target rumah khusus terbangun 1.929 unit dengan mengalami
keterlambatan 860 unit (44.5%). Hal ini dapat menurunkan kinerja Direktorat
Jenderal Perumahan dalam penanganan backlog perumahan.
3
Pelaksanaan penyediaan Rumah Khusus Direktorat Jenderal
Perumahan melalui Direktorat Rumah Khusus memiliki aplikasi SIPRUS(sistem
informasi penyediaan rumah khusus) yang menggunakan teknologi berbasis
data untuk melakukan pemantauan sejak pengusulan Rumah Khusus,
monitoring pelaksanaan Pembangunan Rumah Khusus serta dukungan
kelengkapan dokumen serah terima aset Rumah Khusus
Aplikasi SIPRUS perlu dilakukan pengembangan dalam fiturnya untuk
dapat ditingkatan pada kegiatan monitoring progres fisik dan keuangan untuk
memitigasi risiko yang berdampak pada tercapainya target pembangunan
Rumah Khusus.
Dengan adanya pengembangan SIPRUS sebagai basis data penyediaan
Rumah Khusus yang dapat ditingkatkan dalam monitoring pelaksanaan
kegiatannya sehingga pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus dapat
ditingkatkan pengendalian dan pengawasannya dalam upaya pencapaian target
yang telah ditetapkan secara tepat mutu, waktu, biaya serta akuntabel dan
informatif serta diharapkan dapat terintegrasi dengan aplikasi yang sudah ada
dari stakeholder terkait sebagai fungsi pelayanan publik.
C. TUJUAN
Tahapan yang akan dicapai dengan aksi perubahan ini dibagi menjadi 3
(tiga) tahap yaitu: tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah dan tujuan
jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:
4
1. Tujuan jangka pendek dari aksi perubahan ini adalah:
- Terciptanya pengembangan aplikasi SIPRUS dengan early warning
system
- Sosialisasi aplikasi SIPRUS sebagai Basis Data Monitoring
- Tersedianya user guide aplikasi SIPRUS
- Implementasi pengembangan aplikasi SIPRUS early warning system
kepada Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
2. Tujuan jangka menengah pelaksanaan aksi perubahan ini adalah:
- Pengendalian risiko keterlambatan pekerjaan Pembangunan Rumah
Khusus.
- Menurunkan pemanfaatan PMK 243 dalam penyelesaiaan pekerjaan
Pembangunan Rumah Khusus
3. Tujuan jangka panjang aksi perubahan ini adalah:
- Terintegrasinya aplikasi SIPRUS dengan website Kementerian PUPera
- Aplikasi SIPRUS dapat digunakan melalui Android
Dengan adanya aksi perubahan ini manfaat yang dapat diambil dan
dilaksanakan, antara lain:
5
E. ADOPSI DAN ADAPTASI
6
BAB II
PROFIL DAN PELAYANAN UNIT KERJA ORGANISASI
7
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT RUMAH KHUSUS
Saat ini saya sebagai SubKoordinator Wilayah III (Maluku Papua) yang
diberikan tugas, adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Verifikasi Administrasi dan Teknis usulan Pembangunan
Rumah Khusus;
2. Melaksanakan Monitoring pelaksanaan Pembangunan Rumah Khusus;
3. Melaksanakan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Rumah
Khusus;
4. Melaksanakan fasilitasi serah terima aset Rumah Khusus;
5. Melaksanakan Tugas lain yang diperintahkan Pimpinan.
8
dan daerah tertinggal merupakan tantangan tersendiri dalam mewujudkan
tujuan unit kerja organisasi.
Sampai dengan saat ini pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus Direktorat
Rumah Khusus sejak tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
Gambar II.B.1 .Target dan Capaian pembangunan Rumah Khusus sejak 2015
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa pada tahun 2018 dan 2019 terjadi
keterlambatan pencapaian target pembangunan Rumah Khusus sehingga
tujuan pemanfaatan pembangunan Rumah Khusus tidak tepat waktu.
Hal ini terjadi dikarenakan berbagai faktor yang diantaranya adalah:
1. Akses menuju lokasi Pembangunan Rumah Khusus yang belum memadai
2. Lokasi lahan belum clear and clean
3. Keterbatasan material yang akan digunakan
4. Mobilisasi material
5. Dukungan listrik dan air kerja tidak tersedia
9
Dari posisi yang ditugaskan kepada saya saat ini melihat fenomena yang terjadi
sejak tahun 2015-2019 terdapat peningkatan yang cukup signifikan terhadap
pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus yang memanfaatkan PMK 243 ,dengan
pengembangan aplikasi SIPRUS diharapkan dapat meningkatkan kinerja Sub
Koordinator Wilayah melaksanakan monitoring progres fisik dan keuangan
secara aktual dan akuntabel sehingga dapat meminimalkan risiko keterlambatan
pekerjaan pembangunan Rumah Khusus serta tercapainya pemanfaatan Rumah
Khusus yang tepat waktu, mutu serta biaya.
10
BAB III
ANALISA MASALAH
B. PENYEBAB MASALAH
Isu aktual di Sub Dit Wilayah III, Direktorat Rumah Khusus adalah:
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia belum memadai
2. Sistem pelaporan Monitoring dan pelaporan progres fisik dan keuangan
belum efektif
3. Pengelolaan pengendalian risiko pekerjaan Rumah Khusus belum optimal
11
Tabel III. B.1 .Analisis penyebab masalah dengan diagnisa USG
Berdasarkan analisis USG tersebut, teridentifikasi bahwa yang menjadi
masalah prioritas adalah “ Pengelolaan pengendalian risiko pekerjaan Rumah
Khusus belum optimal “.
12
a. SDM (man) : Kurangnya kompetensi SDM bidang teknik
b. Informasi (information) : Kurangnya koordinasi Direktorat dengan
Balai Pelaksana
c. Sarpras (machine) : Terbatasnya alokasi anggaran untuk
teknologi yang lebih mutakhir
d. Metode (method) : Tata Laksana Pengendalian Kurang
Optimal
e. Lingkungan (media) : Belum Adanya Penilaian prioritas Potensi
Risiko
13
NO ALTERNATIF STRATEGI PERMASALAHAN E EF K TOTAL KET
1 Peningkatan Kualitas SDM bidang teknis untuk mengidentifikasi 4 3 2 9
Risiko yang menjadi dampak.
14
Rumah Khusus dengan menambahkan konten baru yaitu Early Warning
System.
Konten yang akan ditambah adalah terkait pelaporan data progres fisik
dan progres keuangan yang akan diinput oleh Balai Pelaksana Penyediaan
Perumahan melalui Kepala Seksi Pelaksana yang ada ke dalam aplikasi
SIPRUS yang telah menggunakan Early Warning System untuk mengetahui
tingkat risiko yang akan menjadi dampak terhadap pekerjaan Rumah Khusus
yang dilaksanakan.
Selain itu dalam pelaksanaan aksi perubahan ini juga perlu dilakukan
sosialisasi dan informasi serta petunjuk pengoprasian aplikasi SIPRUS
sehingga tata laksana dalam implementasinya menjadi efektif dan efisien.
15
BAB IV
STRATEGI MENGATASI MASALAH
A. TEROBOSAN INOVASI
Pelaporan data progres fisik dan keuangan pelaksanaan pembangunan
Rumah Khusus di Direktorat Rumah Khusus melalui aplikasi SIPRUS yang
dibutuhkan Pimpinan Unit Organisasi untuk melakukan pemantauan kemajuan
pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus masih belum dapat mengidentifikasi
risiko secara cepat dan efektif sehingga mengakibatkan dampak terhambatnya
pencapaian target pembangunan Rumah Khusus tepat sasaran Mutu, Waktu
dan Biaya.
Pada saat sekarang ini berdasarkan adopsi dan adaptasi yang ada pada
Direktorat Rumah Khusus, muncul gagasan untuk meningkatkan Monitoring
Progres Fisik dan Keuangan dengan Early Warning System dalam aplikasi
SIPRUS sebagai pengedalian risiko pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus
sejak dini, yang berguna untuk menunjang peningkatan kinerja organisasi yaitu
menurunkan dampak risiko yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan
pembangunan Rumah Khusus.
Inovasi yang akan dilakukan terkait aksi perubahan pada Direktorat
Rumah Khusus ini memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia yang
memadai dan integritas yang sama dalam mewujudkan tujuan Unit Organisasi.
Dalam hal hubungan antar stakeholder Balai PPP sangat penting peranannya
dalam pelaksanaan aksi perubahan ini dikarenakan Balai PPP adalah
pelaksana pembangunan Rumah Khusus di masing-masing wilayahnya yang
akan melaporkan progres fisik dan keuangan pelaksanaan pembangunan
Rumah Khusus melalui aplikasi SIPRUS yang telah dikembangkan dengan
Early Warning System.
Sumber Daya non fisik yang tidak kalah pentingnya untuk pelaksanaan
aksi perubahan ini adalah koneksi jaringan internet sebagai pendukung
beroprasinya aplikasi SIPRUS secara maksimal.
16
B. TAHAPAN KEGIATAN (Milestone)
CAPAIAN
NO TAHAPAN KEGIATAN EVIDENCE WAKTU
OUTPUT
17
Jangka Menengah (6 s/d 12 Bulan )
1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan implementasi aksi perubahan dilaksanakan selama 2 (dua)
bulan, yaitu dimulai dari selesainya kegiatan pelatihan secara klasikal dan
18
virtual metode E-Learning atau Daring yaitu tanggal 29 September 2020 sd 27
November 2020. Peserta pelatihan kepemimpinan pengawas memimpin
langsung pelaksanaan aksi perubahan dengan menerapkan ilmu pengetahuan
yang sudah diperoleh selama berlangsungnya pelatihan. Agenda pelatihan
yang sudah dilaksanakan dikelompokan menjadi yaitu : Wawasan Kebangsaan
Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara Kepemimpinan Pancasila;
Kepemimpinan Kinerja; Manajemen Kinerja; serta Aktualisasi Kepemimpinan
yang diimplementasikan dengan Aksi Perubahan atau Inovasi Personal /
Institusion Branding, dengan tujuan Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi.
2. Anggaran
Pembiayaan yang timbul dari pelaksanaan kegiatan aksi perubahan dalam
mendukung peningkatan kinerja organisasi dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran Direktorat Rumah Khusus Tahun Anggaran 2020.
3. Output yang Dihasilkan
Output yang diharapkan dengan adanya pengembangan aplikasi SIPRUS
adalah data yang diperoleh dapat lebih cepat dan akuntabel sehingga dapat
digunakan Pimpinan Unit Organisasi dalam melakukan pengawasan. Output
kunci dari aksi perubahan ini dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu output jangka
pendek, output jangka menengah, dan output jangka Panjang.
4. Potensi Masalah
Potensi masalah yang mungkin dapat terjadi selama perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi aksi perubahan antara lain adalah :
a. Pegawai yang tidak tanggap dengan teknologi informasi akan ada
resistensi.
b. Tim kerja dan stakeholder internal memiliki kepedulian yang rendah.
c. Efektifitas waktu yang tersedia belum dimanfaatkan sebaik baiknya
d. Aksi perubahan dianggap sebagai beban kerja tambahan oleh tim kerja.
e. Pembuat aplikasi/ programmer tidak memiliki waktu yang cukup untuk
menyelesaikan pengembangan pada aplikasi SIPRUS dalam rangka
mendukung aksi perubahan.
19
C. PEMANFAATAN SUMBER DAYA (TIM EFEKTIF)
Dari Sumber Daya Manusia yang berada dalam Direktorat Rumah
Khusus, dapat dibangun tim efektif dari Sub Direktorat dengan Balai Pelaksana
Penyediaan Perumahan sebagai wakil Direktorat Rumah Khusus di wilayah
masing- masing dengan bagan Tim Kerja Efektif seperti dibawah ini :
20
NO STRUKTUR PERAN
Pelaku Perubahan dan pemberi dukungan dalam
1 MENTOR
implementasi aksi perubahan
Sebagai perancang aksi perubahan yang dapat menjalin
PEMIMPIN AKSI
2 komunikasi, koordinasi dan melaksanakan Aksi
PERUBAHAN
Perubahan
Memberikan kontribusi data dan masukan mengenai
3 SUB TEAM
kinerja Rancangan Aksi Perubahan
Memberikan masukan dan membuka wawasan serta
4 COACH
konsultansi dalam dalam menyusun gagasan RAP
Memberikan dukungan dalam penyediaan sarana dan
5 SEKRETARIAT
prasana dalam penyusunan RAP
LATENS PROMOTED
(Kepentingan kecil, Kekuatan Besar) (Kepentingan Besar, Kekuatan Besar)
1. Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Power (+) 1. Direktur Rumah Khusus
2. Pemilik Jaringan Internet 2. Sub Dit Wilayah III
3. Inspektorat IV Bidang Perumahan 3. Pemimpin Aksi Perubahan
4.
Interest (-) Interest (+)
APATHETIC DEFENDERS
(Kepentingan Kecil, Kekuatan Kecil) (Kepentingan Besar, Kekuatan Kecil)
1. Masyarakat Power (-) 1. Staff Pendukung Sub Dit Wilayah III
2. Penyedia Jasa
3. Tenaga Ahli IT
D. MANAJEMEN MUTU
Tujuan Direktorat Rumah Khusus dalam mencapai target dan sasarannya
melaksanakan manajemen mutu untuk menjaga kualitas pelayanan
berdasarkan aturan mengenai program penyediaan Rumah Khusus yang
mengatur mengenai tata cara pengajuan, sasaran, pelaksanaan pembangunan
Rumah Khusus dan pengelolaan serta serah terima aset yang antara lain:
1. Undang – Undang Bangunan Gedung No. 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 tahun
2016 Pedoman analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.20 Tahun
2017 Tentang Penyediaan Rumah Khusus
22
BAB V
PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN
23
Gambar V.A.2. SK Tim Efektif Aksi Perubahan
24
2. Pengelolaan budaya kerja (Pemanfaatan IT)
Pengelolaan budaya kerja dan pemanfaatan informasi ilmu teknologi
khususnya di Direktorat Rumah Khusus telah di upayakan antara lain:
a. Melaksanakan efesiensi layanan berupa meningkatkan Monitoring Progres
Fisik dan Keuangan dengan Early Warning System dalam aplikasi SIPRUS
sebagai pengedalian risiko pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus sejak
dini
b. Menunjang peningkatan kinerja organisasi yaitu menurunkan dampak risiko
yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan Rumah Khusus
secara efektif dan efisien.
Direktorat Rumah Khusus yang telah memiliki aplikasi berbasis IT yaitu
Sistem Penyediaan Rumah Khusus (SIPRUS) dirasa belum memberikan
manfaat yang optimal dalam menunjang kinerja organisasi dikarenakan
permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan pembangunan Rumah Khusus
masih timbul dari tahun ke tahun sehingga diperlukan pengembangan terhadap
aplikasi SIPRUS untuk dapat digunakan secara optimal.
Selanjutnya dalam pelaksanaan aksi perubahan sesuai dengan tahap jangka
pendek adalah tersedianya pengembangan aplikasi SIPRUS dengan Early
Warning System dengan melakukan rapat penyusunan rencana kerja,
pembagian tugas dan mekanisme kerja Tim Efektif aksi Perubahan.
25
Langkah dalam pengembangan aplikasi SIPRUS dengan early warning
system adalah membuat konsep pengembangan dengan melakukan
komunikasi efektif dan konsultasi dengan mentor serta melakukan pembahasan
konsep pengembangan SIPRUS yang telah disetujui oleh mentor dengan
tenaga ahli IT. Selain itu dalam capaian pelaksanaan aksi perubahan ini juga
dilakukan aistensi oleh coach, sehingga proses yang dilaksanakan sesuai
dengan tahap jangka pendek terinformasikan dan dilakukan konsultasi
terhadap capaian yang ada sebagai upaya perbaikan dan mengoptimalkan
implementasi aksi perubahan ini.
26
Gambar V.A.7. Pembahasan Hasil Konsep Dengan Mentor dan Tenaga
Ahli IT
27
Setelah dilakukan komunikasi dan konsultasi bersama mentor dan coach
pengembangan SIPRUS dengan meningkatkan Monitoring Progres Fisik dan
Keuangan dengan Early Warning System dalam aplikasi SIPRUS sebagai
pengedalian risiko pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus sejak dini
dilaksanakan oleh Tenaga Ahli IT.
28
3. Pengelolaan Tim Efektif Faktor kunci keberhasilan
Faktor-faktor kunci pendukung keberhasilan dalam aksi perubahan setelah
dilakukan pemetaaan sumber daya adalah sebagai berikut :
a. Komitmen dari unsur pimpinan dalam mendukung aksi perubahan untuk
peningkatan kinerja organisasi.
c. Komitmen dan konsisitensi dari tim kerja aksi perubahan dalam melaksanakan
kegiatan yang sudah direncanakan
d. Stakeholder internal yang memberikan dukungan dan komitmen yang tinggi
dalam pelaksananaan aksi perubahan
e. Komunikasi efektif yang terus terjalin antara lain dengan stakeholder, Mentor,
Couch, tim pelaksana aksi, project leader perubahan dan seluruh pegawai
Direktorat Rumah Khusus.
Aksi Perubahan yang dilaksanakan adalah salah satu bentuk gerakan
perubahan dalam mendukung target kinerja Direktorat Rumah Khusus dalam
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/ Wilayah
Birokrasi Bersih Melayani untuk merubah cara berpikir dan budaya kerja di
lingkup Direktorat Rumah Khusus. Program perubahan ini difasilitasi dengan
pengembangan aplikasi SIPRUS yang akan memudahkan seluruh stakeholder
internal Direktorat Rumah Khusus untuk mendapatkan kinerja yang efektif,
efisien dan transparan.
Rincian tugas personil dalam struktur pelaksana aksi perubahan guna
menunjang keberhasilan adalah sebagai berikut:
a. Coach:
1) Melakukan pembimbingan dan memastikan kemampuan peserta diklat
dalam memfinalkan rancangan aksi perubahan dan mengaplikasikan esensi
aksi perubahan
2) Melakukan monitoring terhadap peserta diklat dalam mengkomunikasikan
rancangan aksi perubahan kepada atasan, staf dan stakeholder lainnya;
29
3) Melakukan komunikasi dengan mentor (atasan langsung) peserta diklat
mengenai kegiatan yang dilakukan peserta dalam perkembangan
pelaksanaan aksi perubahan.
b. Mentor:
1) Memberikan motivasi dan dukungan penuh kepada peserta diklat dalam
mempersiapkan aksi perubahan beserta implementasinya;
c. Project Leader:
1) Mengidentifikasi area dan aksi perubahan yang akan diimplementasikan
30
7) Membuat laporan implementasi aksi perubahan.
31
B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
Hal ini diawali dengan membuat user guide atau pedoman pengoperasian
aplikasi SIPRUS dengan early warning system yang telah dilakukan bimbingan
oleh Coach dan konsultasi oleh Mentor sehingga upaya dalam pelaksanaan
koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antar stakeholder terkait dapat
terlaksana dengan baik.
32
Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak yang
berkepentingan baik perorangan maupun organisasi lainnya yang memiliki
pengaruh terhadap aksi perubahan. Stakeholder yang terlibat dalam
pelaksanaan aksi perubahan ini dibedakan menjadi stakeholder internal
Direktorat Rumah Khusus dan stakeholder eksternal Direktorat Rumah Khusus
sebagai berikut:
a. Stakeholder internal:
- Direktur Rumah Khusus
- Kepala Sub Direktorat Rumah Khusus Wilayah I
- Kepala Sub Direktorat Rumah Khusus Wilayah I
- Kepala Sub Direktorat Rumah Khusus Wilayah I
- Sub Koordinator masing -masing Wilayah
- Staf pendukung pada Direktorat Rumah Khusus
b. Stakeholder eksternal:
- Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan
- Penyedia Jasa
- Tenaga Ahli IT
- Masyarakat
33
Gambar V.B.2. Bagan Pelaporan, Koordinasi, Komunikasi
34
Gambar V.B.3. Indikator Early Warning System Dalam Aplikasi SIPRUS
35
Gambar V.B.5. Sosialisasi Internal
36
a. Menu dalam dasboard SIPRUS dapat disederhanakan sehingga dapat
mudah dipahami fungsi dan cara pengoperasiannya;
b. Untuk wilayah yang dengan jaringan internet kurang baik apabila dalam
proses upload data laporan sistem akan melakukan autosave sehingga
tidak perlu melakukan upload pelaporan dari awal kembali;
c. Foto dokumentasi yang diupload akan otomatis menyesuaikan
kapasitas ukuran yang dapat masuk ke dalam sistem;
d. Hari pelaporan pembangunan Rumah Khusus ditentukan sesuai
dengan surat instruksi Direktur Rumah Khusus
37
3) Belum semua stakeholder internal memahami detilnya pada awal aksi
perubahan dilaksanakan;
b. Kendala Eksternal
Sedangkan beberapa kendala eksternal yang harus dihadapi pada
pelaksanaan aksi perubahan ini antara lain:
1) Tim Efektif yang berasal dari luar Direktorat Rumah Khusus (Balai PPP) yang
memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan target yang
telah ditentukan;
38
c. Dukungan oleh seluruh stakeholder internal didapatkan melalui pola
komunikasi yang tepat sesuai dengan karakter dan kebutuhan masing
masing stakeholder;
39
C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN
40
D. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
42
DAFTAR PUSTAKA
43