Anda di halaman 1dari 130

LAPORAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN RANCANGAN PEDOMAN PENERJEMAHAN DI PORTAL


BERITA INFOPUBLIK
DIREKTORAT PENGELOLAAN MEDIA

Disusun Oleh:
Wisnu Wardoyo, SS
NIP. 199310012019021002
Nomor Absen: 10

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III

Nama : Wisnu Wardoyo, S.S


NIP : 199310012019021002
Satuan Kerja : Direktorat Pengelolaan Media
Judul : Penyusunan Rancangan Pedoman Penerjemahan di Portal
Berita InfoPublik

Coach, Mentor,

Khoirun Nisa’, S.Pd, M.Si. Farida Dewi Maharani, S.E, M.Si.


NIP. 199009012014032002 NIP. 198102072006042003

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III

Nama : Wisnu Wardoyo, S.S


NIP : 199310012019021002
Satuan Kerja : Direktorat Pengelolaan Media
Judul : Penyusunan Rancangan Pedoman Penerjemahan di Portal
Berita InfoPublik
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Evaluasi Aktualisasi sebagai persyaratan
untuk kelulusan Latihan Dasar CPNS Golongan III Tahun 2019 di Pusdiklat Pegawai
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI tanggal 10 Oktober 2019

Penguji Coach Mentor

Ir. Hasyim Fiater, M.M Khoirun Nisa’, S.Pd., M.Si Farida Dewi Maharani, S.E, M.Si
NIP.196410101992031001 NIP. 199009012014032002 NIP. 198102072006042003

Disahkan oleh:
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Komunikasi dan Informatika

Usuluddin, S.H., M.M


NIP. 196106101990031001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini. Dalam
penyusunan Laporan Aktualisasi ini, penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi
dengan maksimal. Dengan rasa hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Dra. Nurlaili, M.Si selaku atasan langsung penulis yang selama ini telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama berada di lingkungan kerja.

2. Ibu Farida Dewi Maharani, S.E, M.Si. selaku mentor yang telah menyediakan
waktunya dalam membimbing penulis.

3. Ibu Khoirun Nisa’ S.Pd, M.Si. selaku coach yang selalu mendoakan dan memberi
bimbingan dalam melakukan aktualisasi ini.

4. Bapak Ir. Hasyim Fiater, M.M. selaku penguji yang memberikan banyak masukan
kepada penulis.

5. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.

Dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk menjadikan laporan ini lebih baik.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Wisnu Wardoyo

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1


1.2 TUJUAN AKTUALISASI 1
1.3 RUANG LINGKUP 1

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2

2.1 PROFIL INSTANSI 2


2.2 VISI DAN MISI INSTANSI 3
2.3 STRUKTUR ORGANISASI 6
2.4 SASARAN KINERJA PEGAWAI 7

BAB III LANDASAN TEORI 8

3.1 KONSEP AKTUALISASI NILAI DASAR ANEKA 8


A. AKUNTABILITAS 8
B. NASIONALISME 9
C. ETIKA PUBLIK 10
D. KOMITMEN MUTU 12
E. ANTI KORUPSI 14
3.2 KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI 16
A. MANAJEMEN ASN 16
B. WHOLE OF GOVERNMENT 19
C. PELAYANAN PUBLIK 21

iv
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI 24

4.1 IDENTIFIKASI ISU 24


4.2 PRIORITAS 25
4.3 ISU TERPILIH 26
4.4 URAIAN KEGIATAN 27
4.5 RANCANGAN AKTUALISASI 28
4.6 JADWAL KEGIATAN 35

BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI 40

5.1 DESKRIPSI PELAKSANAAN AKTUALISASI 40


5.1.1 KEGIATAN 1 (PENGUMPULAN DATA) 40
5.1.2 KEGIATAN 2 (KONSULTASI DENGAN STAKEHOLDERS) 44
5.1.3 KEGIATAN 3 (PENCARIAN REFERENSI) 47
5.1.4 KEGIATAN 4 (PENYUSUNAN RANCANGAN PEDOMAN) 50
5.1.5 KEGIATAN 5 (PEMAPARAN RANCANGAN PEDOMAN) 52
5.1.6 KEGIATAN 6 (SIMULASI PENERAPAN PEDOMAN) 57
5.2 KENDALA PELAKSANAAN AKTUALISASI 61
5.3 JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI TERBARU 61

BAB VI PENUTUP 67

6.1 KESIMPULAN 67
6.2 SARAN 67
6.3 RENCANA TINDAK LANJUT 68

DAFTAR PUSTAKA 69

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 ANALISA METODE USG 27

TABEL 1.2 ANALISA TAPISAN GAGASAN 27

TABEL 1.3 RANCANGAN AKTUALISASI 29

TABEL 1.4 JADWAL KEGIATAN 36

TABEL 1.5 JADWAL KEGIATAN TERBARU 66

vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI 7

GAMBAR 1.2 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 1 41

GAMBAR 1.3 TAHAPAN 1: DISKUSI PROSES PENERJEMAHAN 42

GAMBAR 1.4 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 1 42

GAMBAR 1.5 TAHAPAN 2: CUPLIKAN LAYAR GRUP PENERJEMAH 43

GAMBAR 1.6 OUTPUT TAHAPAN 3 KEGIATAN 1 43

GAMBAR 1.7 TAHAPAN 3: CUPLIKAN LAYAR FOLDER PENERJEMAHAN 44

GAMBAR 1.8 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 2 45

GAMBAR 1.9 TAHAPAN 1: KONSULTASI DENGAN MENTOR 46

GAMBAR 2.1 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 2 46

GAMBAR 2.2 TAHAPAN 2: KONSULTASI DENGAN PENGURUS PORTAL 47

GAMBAR 2.3 OUTPUT TAHAPAN 3 KEGIATAN 2 47

GAMBAR 2.4 TAHAPAN 3: KONSULTASI DENGAN PENERJEMAH 48

GAMBAR 2.5 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 3 49

GAMBAR 2.6 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 3 49

GAMBAR 2.7 TAHAPAN 1: DISKUSI CONTOH PEDOMAN LAIN 50

GAMBAR 2.8 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 3 50

GAMBAR 2.9 OUTPUT TAHAPAN 3 KEGIATAN 3 51

GAMBAR 3.1 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 4 52

GAMBAR 3.2 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 4 53

GAMBAR 3.3 OUTPUT TAHAPAN 3 KEGIATAN 4 53

GAMBAR 3.4 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 5 55

GAMBAR 3.5 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 5 56

vii
GAMBAR 3.6 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 5 56

GAMBAR 3.7 TAHAPAN 3: PELAKSANAAN DISKUSI 57

GAMBAR 3.8 OUTPUT TAHAPAN 3 KEGIATAN 5 57

GAMBAR 3.9 OUTPUT TAHAPAN 4 KEGIATAN 5 58

GAMBAR 4.1 OUTPUT TAHAPAN 5 KEGIATAN 5 58

GAMBAR 4.2 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 6 60

GAMBAR 4.3 OUTPUT TAHAPAN 1 KEGIATAN 6 60

GAMBAR 4.4 TAHAPAN 2: PELAKSANAAN SIMULASI 61

GAMBAR 4.5 OUTPUT TAHAPAN 3 KEGIATAN 6 61

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),
instansi pemerintah diwajibkan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan (Diklat)
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan.
Diklat tersebut ditujukan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan. Selain itu, diklat juga bertujujan untuk membentuk
karakter kepribadian yang unggul, bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Selain itu, terdapat juga Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN)
No. 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS yang memuat lebih rinci tentang mekanisme
pelaksanaan pelatihan dasar.

Dalam Diklat bagi CPNS, setiap peserta juga mengikuti sistem pembelajaran yang
mengharuskan peserta untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil
(PNS), yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
yang juga bisa disingkat menjadi ANEKA. Dalam pelaksanaan aktualisasi ini, peserta harus
menemukan dan mengungkapkan makna di balik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada
setiap kegiatan yang telah dirancang di satuan kerja.

1.2 Tujuan Aktualisasi


Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
bertujuan untuk membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkompeten dan unggul
berlandaskan 5 nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi). Ini bertujuan agar terwujudnya ASN yang mempunyai perilaku yang
berdasarkan pada nilai dasar ANEKA melalui kegiatan aktualisasi dan menjalankan peran
ASN, yaitu sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

1.3 Ruang Lingkup


Pelaksanaan aktualisasi untuk menerapkan nilai-nilai ANEKA dilaksanakan selama 29
hari kerja dari 29 Agustus hingga 8 Oktober 2019 di satuan kerja, yaitu di Subdirektorat Media
Online, Direktorat Pengelolaan Media. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang
mendukung tugas pokok dan fungsi sebagai penerjemah di Portal Berita InfoPublik.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Profil Instansi


Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan lembaga Pemerintah Indonesia
yang membidangi urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan negara. Kementerian
Komunikasi dan Informatika berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat No. 9, Jakarta Pusat,
DKI Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh seorang Menteri
Komunikasi dan Informatika yang dijabat oleh Rudiantara. Kementerian Komunikasi dan
Informatika memiliki tujuh unit kerja eselon satu yaitu Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan
Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Direktorat Jenderal Informasi dan
Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan
Inspektorat Jenderal.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015 tentang


Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika
memiliki tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai berikut:

Tugas Pokok:

Kementerian Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi Organisasi:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan


perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika,
penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi public.

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan
informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi
informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik.

2
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan pengelolaan sumber
daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika,
penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik.

4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia di bidang


komunikasi dan informatika.

5. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di


lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

6. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian


Komunikasi dan Informatika.

7. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab


Kementerian Komunikasi dan Informatika.

8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Komunikasi dan


Informatika.

2.2 Visi dan Misi Instansi


Visi dan Misi Kementerian Komunikasi dan Informatika mengacu pada Visi dan Misi
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.

Visi:

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan


Gotong Royong.

Misi:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,


menopang kemandirian ekonomi dengan mengamanan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan


negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.

3
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 315 Tahun 2015,
nilai-nilai Kementerian Komunikasi dan Informatika disingkat menjadi PROAKTIF, yang
terdiri dari:

1. Profesional
Perilaku Utama Profesional adalah:
a. Mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tepat untuk bekerja secara
efisien dan efektif.
b. Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan internal dan eksternal sebagai
fokus dalam upaya membangun hubungan yang terbuka dan langgeng.
c. Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan
kesadaran akan keberagaman dan menggunakan keterampilan hubungan
interpersonal.
d. Mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan
keterampilan hubungan interpersonal.
e. Berkeinginan menggali potensi dan pengembangan diri sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
f. Siap berubah demi peningkatan hasil kerja dan layanan yang diberikan kepada
masyarakat.
2. Akuntabel
Perilaku Utama Akuntabel adalah:
a. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan masyarakat dan organisasi.
b. Patuh terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
c. Dapat diandalkan dan memegang teguh janji yang diucapkan.
d. Bertanggung jawab atas hasil kerja dan menyelesaikannya sesuai sasaran
ditentukan.
e. Memberikan informasi yang akurat dan benar kepada masyarakat.

4
f. Mampu mengakui keterbatasan diri dan tidak menjanjikan hal yang tidak dapat
dilakukan.
3. Integritas
Perilaku Utama Integritas adalah:
a. Bersikap jujur, tulus, transparan, dan dapat dipercaya.
b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan dan dikerjakan
dengan tuntas dan tepat waktu, serta bersedia menanggung resiko.
c. Memegang teguh kepercayaan yang diberikan dan menjalankan tugas dengan
ikhlas dan konsisten dalam memegang amanah.
d. Mampu membuat keputusan yang tidak populer berdasarkan fakta yang
sebenarnya.
e. Melakukan tindakan yang benar secara konsisten dengan mengabaikan akibat
terhadap diri sendiri.
f. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.
g. Bekerja dengan penuh pengabdian dan komitmen.
h. Berlatih dan melaksanakan tugas dengan tuntas.
i. Melakukan tindakan yang benar secara konsisten dengan mengabaikan akibat
terhadap diri sendiri.
4. Inovatif
a. Melakukan perbaikan terus menerus.
b. Bersikap kreatif dalam menjalankan tugas.
c. Siap melakukan perubahan yang lebih baik.
d. Siap melakukan pendekatan yang berbeda, saat upaya pemecahan masalah di
awal tidak berhasil.
e. Bersedia menggali potensi dan sumber daya yang ada agar lebih bermanfaat,
f. Terbuka untuk menerima masukan dalam memberikan solusi bagi masalah-
masalah yang dihadapi masyarakat.
g. Proaktif dalam menjaring aspirasi masyarakat.

5
2.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 6 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, struktur organisasi di
Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi

6
2.4 Sasaran Kinerja Pegawai
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah, tugas
Penerjemah Ahli Pertama yang dikerjakan di satuan kerja, antara lain:

a. Melakukan perencanaan kegiatan penerjemahan tulis.


b. Menerjemahkan berita/opini/editorial di media massa cetak atau elektronik atau
naskah media massa sejenis lainnya.
c. Menerjemahkan naskah dalam poster/spanduk/papan
iklan/caption/brosur/selebaran atau bahan informasi publik sejenis lainnya;
d. Menyunting dan menyelaraskan terjemahan artikel/monografi/makalah/bagian
buku yang diterbitkan.
e. Menyunting dan menyelaraskan terjemahan artikel/monografi/makalah/bagian
buku yang diterbitkan.

7
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Konsep Aktualisasi Nilai Dasar ANEKA


Dalam menjalankan tugasnya, PNS diwajibkan untuk menerapkan nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA). Pemahaman nilai-nilai ANEKA mempunyai peran yang sangat penting
untuk mewujudkan PNS yang bekerja dengan baik dalam menjalankan fungsinya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan atau
tindakan seseorang yang dinilai oleh pihak lain dan hasil penilaian dapat berupa reward atau
punishment. Akuntabilitas adalah kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Aspek-aspek dalam akuntabilitas ada 5
(lima), yaitu:

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship).


2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is result-oriented).
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting).
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without
consequences).
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).

Tujuan akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan


pelayanan kepada masyarakat. Tiga fungsi utama akuntabilitas adalah:

1. Menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi).


2. Mencegah korupsi dan penyalahgunaan (peran konstitusional).
3. Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas (peran belajar).

Akuntabilitas juga menjamin terwujudnya nilai publik, yaitu:

1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi.

8
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

B. Nasionalisme
Pancasila adalah fondasi Indonesia dan merupakan produk pertama Indonesia yang
menyatukan Indonesia. Nasionalisme adalah sikap yang meninggikan bangsa sendiri.
Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
serta menghormati bangsa lain. Dalam segi politis, nasionalisme bisa diartikan sebagai
perwujudan dari kesadaran nasional untuk meraih cita-cita suatu bangsa. Nasionalisme harus
dijadikan frame sebagai landasan filosofis ketika bekerja.

Bagi ASN, nilai-nilai nasionalisme dari setiap sila yang terkandung dalam
Pancasila sangatlah penting.

Untuk sila pertama, sila ketuhanan membuat Indonesia tidak menjadi suatu negara
sekuler yang membatasi agama. Akan tetapi, sila ini juga tidak menjadikan Indonesia sebagai
negara agama. Pancasila mendorong nilai-nilai ketuhanan untuk diimplementasikan dalam
kehidupan bermasyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai dalam sila ini dapat dipraktikan dengan
melaksanakan etika sosial di tengah masyarakat.

Sila kedua menjadi pedoman bagi negara dalam meninggikan hak asasi manusia.
Ini berarti bahwa negara harus melindungi setiap warga negara Indonesia. Perilaku saling
menghormati antar sesama merupakan salah satu contoh pengaplikasian sila ini dalam
kehidupan sehari-hari.

Sila ketiga menjadi pernyataan bagi segenap bangsa Indonesia bahwa negara
Indonesia adalah satu kesatuan. Sila ini mengikat rakyat Indonesia yang tersebar luas di
berbagai penjuru pulau di Indonesia. Ini juga berarti bahwa Indonesia menghargai keragaman
yang ada.

9
Sila keempat adalah fondasi yang menjadi panduan sistem demokrasi di Indonesia.
Demokrasi Indonesia harus berdasarkan atas kerakyatan, permusyawaratan, dan hikmat
kebijaksanaan.

Sila kelima merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh Indonesia sejak
terbentuknya negara ini. Sementara negara sendiri adalah organisasi masyarakat yang
bertujuan untuk menyelenggarakan keadilan. Ini dapat dicapai lewat emansipasi dan partisipasi
politik yang sejalan dengan kemajuan ekonomi. Peran negara dalam mewujudkan hal tersebut
adalah dengan menyediakan relasi adil di semua tingkat sistem masyarakat, menyediakan
struktur yang menyetarakan kesempatan, memfasilitasi akses atas informasi, dan mendukung
partisipasi pengambilan keputusan bagi semua orang.

C. Etika Publik
Etika sangat menentukan dalam jenjang karir PNS, karena nanti akan berhadapan
langsung dengan para masyarakat dan harapan mereka untuk dilayani. Etika adalah standar
atau norma atau refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah tentang perilaku yang harus
dilakukan atau dilaksanakan. Kode etik adalah sekumpulan aturan yang mengatur tingkah laku
dalam kelompok khusus. Kode etik juga disebut sebagai etika profesi. Etika profesi adalah
aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya
hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

PP Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin ASN yang juga mengandung kode etik ASN.
Dimensi etika publik ada 3, yakni:

Dimensi etika publik ada tiga, yaitu:

1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik: Kemampuan untuk memberikan pelayanan


terbaik, baik dari segi teknis karena harus mampu identifikasi masalah-masalah dan
konsep etika dalam pelayanan publik.

2. Dimensi Modalitas: Etika yang menyangkut akuntabilitas, transparansi, dan netralitas.


Akuntabilitas menekankan pada pertanggungjawaban kekuasaan. Transparansi
menekankan pada keterbukaan pemerintah akan akses informasi bagi publik.

3. Dimensi Tindakan Integritas Publik: Tidak melakukan korupsi, atau tindakan yang
sesuai dengan nilai, tujuan, dan kewajiban.

Tuntutan etika publik dan kompetensi.

10
a. Kompetensi teknis.

- Pengetahuan tentang hukum.

- Manajemen program.

- Manajemen strategis.

- Manajemen sumber daya.

b. Kompetensi etika.

- Manajemen nilai.

- Kemampuan penalaran moral.

- Moralitas pribadi.

- Etika organisasional.

c. Kompetensi leadership.

- Penilaian dan penetapan tujuan.

- Keterampilan manajemen.

- Gaya kepemimpinan.

- Kepemimpinan politik & negosiasi.

Harus ada perubahan mindset pejabat publik untuk memperbaiki perilaku pejabat
publik. Tiga aspek penting yang harus diubah adalah:

a. Mengubah “penguasa” menjadi “pelayan”.

b. Mengubah “wewenang” menjadi “peranan”.

c. Menyadari jabatan publik merupakan amanah.

8 area perubahan yang harus dilakukan oleh K/L/D adalah

a. Manajemen Perubahan.

b. Penataan peraturan perundang-undangan.

c. Penataan dan penguatan organisasi.

d. Penataan tata laksana.


11
e. Penataan sistem manajemen SDM.

f. Penguatan akuntabilitas.

g. Penguatan pengawasan.

h. Peningkatan pelayanan publik.

D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu tidak terlepas dari pelayanan prima, pelayanan istimewa, excellent
service, service excellence. Pelayanan prima lebih sering diterapkan di swasta karena swasta
itu profit-oriented dan punya banyak saingan.

Pelayanan prima adalah pelayanan terbaik pada masyarakat yang semakin baik,
semakin cepat, semakin diperbaharui, dan semakin sederhana.

Karakteristik nilai dasar orientasi mutu:

1. Memberikan pelayanan yang ramah, sopan santun, cepat, dan tepat.

2. Memberikan pelayanan yang menyentuh hati (berempati), tanpa cacat, tanpa kesalahan,
dan tidak boros.

3. Berkomitmen memberi kepuasan terhadap masyarakat.

Alasan kita harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat:

1. Karena pelanggan merupakan sumber kesejahteraan bagi pegawai.

2. Karena pelanggan merupakan yang paling penting buat lembaga.

3. Karena pelanggan merupakan kunci keberhasilan bagi lembaga.

4. Karena pelanggan merupakan sumber kelangsungan hidup.

5. Karena pelanggan merupakan orang yang mempromosikan lembaga yang akan


mendatangkan pelanggan baru.

6. Karena pelanggan punya emosi/perasaan.

7. Karena pelanggan harus diperlakukan sebaik-baiknya.

8. Karena pelanggan merupakan aset perusahaan/lembaga.

9. Karena pelanggan adalah mitra yang harus selalu dibina.

12
10. Karena pelanggan adalah raja.

Manfaat & tujuan komitmen mutu:

1. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga/pemerintah.

2. Menghapus citra negatif & menanamkan citra positif.

3. Membuat masyarakat merasa puas dengan pelayanan.

Komitmen mencakup tindakan:

1. Efektif: berhasil guna, sesuai/melebihi target.

2. Efisien: berdaya guna atau berhasil menjalankan tugas tanpa pemborosan.

3. Inovasi: menemukan sesuatu yang baru yang lebih baik/mengundang kebaruan.

4. Melayani: membantu menyiapkan yang diperlukan.

5. Bermutu/berkualitas: penilaian baik atau buruk terhadap barang yang diterima.

6. Pelayanan istimewa: pelayanan yang melebihi harapan.

3 kelompok pelayanan pada komitmen mutu:

1. Pelayanan gagal (P < HP). Pelayanan kurang dari harapan pelanggan. (Tidak
memuaskan).

2. Pelayanan standar (P = HP). Pelayanan yang hampir memenuhi atau sama dengan
harapan pelanggan. (Memuaskan).

3. Pelayanan prima (P > HP). Pelayanan yang istimewa/excellence service. (Sangat


memuaskan)/

Komitmen mutu menuju pelayanan prima:

1. Menarik simpatik/cara berpakaian.

2. Menyenangkan/menyanjung.

3. Memberi kepuasan.

4. Membuat pelanggan datang kembali dan ajak pelanggan baru.

Sifat dari pelayanan:

13
1. Disampaikan dalam bentuk action/sosial. Pelayanan tidak dapat diraba karena
beriringan dengan produk/barang jadi.

2. Tindakan nyata yang sifatnya tindakan sosial.

3. Produksi dan konsumsi dari pelayanan, tidak dapat dipisahkan karena kejadiannya
bersamaan dengan transaksi.

E. Anti Korupsi
Korupsi (dari corruptio dan corruptus) mempunyai arti kerusakan atau
kebobrokoan, perbuatan tidak baik, buruk, dapat disuap, menyimpang dari kesucian, curang,
dan tidak bermoral. Makan bangsa, kerja kotor, dan keserakahan bangsa. Korupsi adalah
tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik, di mana mereka menyalahgunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapat keuntungan sepihak.

Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang diancam dengan UU, bertentangan
dengan hukum, dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.

Menurut Robert Klitkgard, K=DxM-A (korupsi adalah diskresi atau kewenangan


yang dimonopoli tanpa adanya akuntabilitas.

7 Jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas (sosiologist) :

1. Korupsi transtakif: kesepakatan timbal balik antara pembeli dan penerima. Dua-duanya
aktif,

2. Korupsi ekstroaktif: bentuk koersi (coercion) di mana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri dan kepentingan yang
berkaitan dengannya.

3. Korupsi investif: korupsi melibatkan penawaran barang atau jasa tanpa adanya pertalian
langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di
masa mendatang.

4. Korupsi nepotistik: adanya perlakuan khusus kepada teman atau yang mempunyai
kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik. Perlakuan pengutamaan
dalam segala bentuk yang bertentangan dengan norma atau peraturan yang berlaku.

5. Korupsi autogenik: kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan


pemahaman yang diketahui.

14
6. Korupsi suportif: mengacu pada situasi kondusif untuk melindungi korupsi orang lain.

7. Korupsi defensif: dilakukan karena mempertahankan diri dari pemerasan.

Delik tindak pidana korupsi yang berlaku di Indonesia dalam UU No. 31/1999 jo UU
No. 20/2001, antara lain:

1. Delik kerugian keuangan negara.

2. Delik suap menyuap.

3. Delik penggelapan jabatan.

4. Delik pemerasan.

5. Delik perbuatan curang.

6. Delik benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa.

7. Delik gratifikasi.

Penyebab terjadinya korupsi menurut GONE teori, yaitu:

1. Greed (Keserakahan)
2. Opportunity (Kesempatan)
3. Need (Kebutuhan)
4. Exposure (Pengungkapan)

3 Penyebab Korupsi:

1. Terpaksa (corruption by need).

2. Memaksa (corruption by greed).

3. Dipaksa (corruption by system).

Nilai-nilai anti korupsi dapat berasal dari kode etik di tempat kerja, nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat dan keluarga. KPK merumuskan nilai-nilai antikorupsi atau nilai-nilai
integritas sebagai berikut:

Nilai Inti:

1. Kejujuran: lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang.

2. Tanggung jawab: sikap yang wajib menanggung tugas hingga selesai.

15
3. Kedisiplinan: ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.

Etos Kerja: Semangat kerja yang menjadi ciri khas seseorang atau kelompok tertentu.

4. Kemandirian: proses mendewasakan diri, tidak bergantung pada orang lain dalam
mengerjakan tugas dan tanggung jawab.

5. Kerja keras: Didasari kemauan, sungguh-sungguh dalam bekerja.

6. Sederhana: Tidak berlebih-lebihan. Menyesuaikan dengan kebutuhan.

Sikap dan perilaku kerja:

7. Kepedulian: Mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan keadaan sekitar.

8. Keberanian: tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan.

9. Keadilan: Tidak berberat sebelah atau tidak memihak siapa pun. Atau berdasarkan
kebenaran.

Strategi pemberantasan korupsi antara lain terdiri dari:

Strategi reprseif yang terdiri dari penanganan laporan aduan, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pelaksanaan putusan pengadilan. Masyarakat bisa melaporkan aduan korupsi.

Strategi perbaikan sistem bisa diterapkan lewat pelayanan publik yang lebih transparan.
Masyarakat bisa memantau pelayanan publik, melakukan kajian dan penelitian terkait layanan
publik, menyampaikan rekomendasi ke pemerintah, dan membangun manajemen anti korupsi
di lingkungan masing-masing. ASN bisa melaporkan LHKPN kepada KPK secara langsung
maupun pos dan melaporkan gratifikasi yang dianggap suap kepada KPK melalui UPG (unit
pengendali gratifikasi).

Strategi edukasi dan kampanye bertujuan untuk mendapat kesamaan pemahaman


tentang tindak pidana korupsi. Masyarakat dapat menulis lagu, cerpen atau puisi, dan vlog
antikorupsi. Menjadi pribadi berintegritas dapat dilakukan dengan belajar dari tokoh bangsa,
tertib peraturan, dan tidak membuang sampah sembarangan dan hal-hal kecil lainnya.

3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, dan bebas dari

16
KKN. Pegawai ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja).

PNS adalah WNI dengan syarat tertentu, diangkat secara tetap oleh pejabat,
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki NIP. PPPK adalah WNI dengan masa kerja
yang sesuai dengan perjanjian untuk jangka waktu tertentu. Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah, melaksanakan tugas pemerintahan, serta bebas dari intervensi.

Fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat pemersatu bangsa. Tugas ASN antara lain melaksanakan kebijakan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan (ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik), memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas (dituntut
profesional dalam bekerja), serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI (ASN harus taat
pada Pancasila dan UUD 1945 serta harus selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara). Tugas ASN adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina
Kepegawaian, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.

Kode etik dan kode perilaku bagi ASN adalah sebagai berikut:

1. Jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;


2. Cermat dan disiplin;
3. Sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas sesuai perintah atasan atau pejabat berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugas;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
perlu informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatan
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

17
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-perundangan mengenai disiplin pegawai
ASN.

Tujuan kode etik dan perilaku adalah untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN
atau juga menjaga etika birokrasi. Fungsi kode etik dan kode perilaku adalah:

1. Sebagai pedoman birokrasi publik/ASN dalam menjalankan tugas dan kewenangan


agar dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan ASN dalam menjalankan tugas
dan kewenangan.

Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
komepetensi, dan kinerja secara adil, dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan. Pemberlakuan sistem merit melalui:

- Seleksi dan promosi yang adil dan kompetitif,

- Menerapkan fairness,

- Penggajian, reward dan punishment berbasis kinerja,

- Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik,

- Manajemen SDM secara efektif dan efisien,

- Melindungi pegawai dari intervensi dan tindakan semena-mena.

Larangan dalam sistem merit adalah:

- Diskriminatif (SARA, kondisi fisik dan gender).

- Kolusi, nepotisme, dan favoritisme.

- Menghalangi hak konstitusional.

- Mempergunakan aktivitas politik yang koersif.

- Menghalangi hak untuk berkompetisi.

Konsekuensi penerapan sistem merit bagi instansi:

- Penataan jabatan (restructuring dan rightsizing) agar semua jabatan jelas


kontribusinya.

18
- Penyusunan kualifikasi, standar kompetensi, target kinerja untuk setiap jabatan.

- Penerapan sistem penilaian kinerja yang obyektif dan transparan.

- Penyempurnaan sistem remunerasi.

- Penempatan kembali pegawai.

- Penyusunan rencana pengembangan karir, termasuk program diklat.

B. Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan bagi penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.

WoG juga disebut sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang


melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG juga
merupakan konsep bagi instansi pelayanan publik dalam bekerja lintas batas sektoral guna
mencapai tujuan bersama, serta sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Menurut ASPC (Australian Public Service Challenges)

WoG menekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian/lembaga dalam


mencapai tujuan bersama. Menurut USIP (United States Institute of Peace).

Karakteristik WoG:

- Ada prinsip-prinsip kolaborasi.

- Kebersamaan.

- Kesatuan.

- Tujuan bersama.

- Mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.

Hambatan dalam penerapan WoG adalah kurangnya koordinasi, komunikasi, kerja


sama & kolaborasi sehingga terjadi pemborosan anggaran dan event yang repetitif. WoG harus
dilakukan karena pelayanan publik belum baik (Ombudsman). Ada dorongan dari masyarakat
agar pelayanan publik lebih bermutu, lebih cepat, dan lebih baik. WoG diterapkan untuk

19
menyatukan keberagaman budaya Indonesia. WoG dilakukan untuk menyatukan kelembagaan
(nasional/daerah), sistem (koordinasi, pelibatan, dll) dan SDM (mindset, culture set).

Kategori hubungan dalam penerapan WoG adalah:

Koordinasi:
- Penyertaan: Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak.

- Dialog: Pertukaran informasi.

- Joint Planning: Perencanaan bersama, kerja sama sementara.

Integrasi:

- Joint working: Kolaborasi sementara

- Joint venture: Perencanaan jangka panjang, kerja sama pada pekerjaan besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerja sama.

- Satelit: Entitas terpisah, dimiliki bersama, integrative form.

- Aliansi strategis: Perencanaan jangka panjang, kerja sama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerja sama.

- Union: Unifikasi resmi, identitas masing-masing instansi masih terlihat.

- Merger: Penggabungan ke dalam struktur baru.

Penerapan WoG

Praktik WoG

1. Penguatan koordinasi antar lembaga: jumlah lembaga harus ideal, rasional, dan
manageable.

2. Bentuk lembaga koordinasi khusus: Lembaga terpisah dan permanen.

3. Bentuk gugus tugas: lembaga koordinasi di luar struktur formal dan tidak permanen.

4. Kondisi Sosial: Penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga bersifat informal.

Tantangan dalam WoG

1. Kapasitas SDM dan fasilitas institusi yang belum siap.

2. Nilai dan budaya organisasi yang berbeda.

20
3. Kepemimpinan kurang kuat yang bisa mengakodomasi perbedaan dari lembaga-
lembaga yang disatukan.

Pola pelayanan publik ada 5 macam:

1. Pola pelayanan teknis fungsional: - instansi pemerintah yang melaksanakan pelayanan


publik sesuai bidang tugas, fungsi, dan kewenangan. Contoh: SIM keliling.

2. Pola pelayanan satu pintu: - pelayanan masyarakat yang berdasarkan pelimpahan


wewenang dari unit kerja pemerintah terkait yang bersangkutan. Contoh: PTSP.

3. Pola pelayanan satu atap: - pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi
pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing. Contoh: Mall
pelayanan publik Banyuwangi.

4. Pola pelayanan terpusat: Pelayanan masyarakat yang dilakukan satu instansi


pemerintah yang bertindak sebagai koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah
lain yang bersangkutan. Contoh: OSS.

5. Pola pelayanan elektronik: Pelayanan dengan menggunakan TIK sebagai otomasi dan
otomatisasi pemberian layanan kepada masyarakat. Contoh: Portal Kominfo.

Prasyarat best practices WoG:

- Budaya dan filosofis.

- Cara kerja baru.

- Akuntabilitas dan insentif.

- Cara-cara baru.

C. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1999 tentang pelayanan publik, Pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Ada tiga unsur pelayanan publik, yaitu:

21
1. Unsur pertama: setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik,

2. Unsur kedua: penerima pelayanan, orang, masyarakat, atau organisasi yang


berkepentingan atau memerlukan layanan (penerima layanan). Pada dasarnya, tidak
memiliki daya tawar atau tidak dalam posisi yang setara untuk menerima layanan
sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Posisi inilah
yang mendorong terjadinya komunikasi dua arah untuk melakukan KKN dan
memperburuk citra pelayanan dengan mewabahnya pungli, dan ironisnya dianggap
saling menguntungkan.

3. Unsur ketiga: kepuasan pelanggan dalam menerima pelayanan. Kepuasan pelanggan


menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (pemerintah) untuk menetapkan arah
kebijakan pelayanan publik yang berorientasi untuk memuaskan pelanggan dan
dilakukan melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen
pemerintah.

Problem dalam pelayanan publik di Indonesia antara lain adalah pola penyelenggaraan
yang masih belum jelas, SDM yang belum kompeten, dan kelembagaan yang masih belum
efektif.

Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan melalui perbaikan:

- Standar Pelayanan dan maklumat pelayanan

- Sumber daya manusia profesional

- Pengelolaan pengaduan / Lapor! SP4N

- Sistem informasi pelayanan publik

- Survei kepuasan masyarakat

- Inovasi pelayanan publik

- Sarana prasarana

- Evaluasi kinerja unit penyelenggara pelayanan publik

- Forum konsultasi publik

22
- Mal pelayanan publik

Prinsip-prinsip pelayanan publik: Partisipatif, transparan, responsif, tidak


diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, berkeadilan, akuntabel, dan aksesibel.

23
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Identifikasi Isu


Sejak tahun 2007-2016, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)
sudah memberikan bantuan berupa perangkat media center di 251 lokasi di tingkat
kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia.

Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk sarana dan prasarana untuk mendukung
pelaksanaan penyebarluasan informasi publik kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan
dapat berasal dari pemerintah pusat maupun daerah yang kemudian dimuat dalam berita atau
foto yang dikirim ke Portal Berita InfoPublik (www.infopublik.id).

Berdasarkan pengamatan, penentuan isu yang diangkat dalam Portal Berita InfoPublik
sendiri belum seragam. Oleh karena itu, dibutuhkan pertemuan redaktur atau agenda setting
untuk menentukan isu yang akan diangkat guna menjadi panduan dalam pembuatan berita, baik
untuk redaksi pusat maupun media center daerah. Agenda setting harus dilakukan setiap
minggu dan setiap bulan yang berupa agenda setting mingguan dan agenda setting bulanan.
Isu ini berkaitan dengan kerja sama antar pegawai pengelola Portal Berita InfoPublik baik yang
berada di pusat ataupun daerah, yang juga merupakan implementasi dari upaya penerapan
Whole of Government.

Dalam lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sendiri,


terdapat juga jabatan fungsional penerjemah yang juga merupakan jabatan penulis. Jabatan
fungsional penerjemah bertugas untuk melakukan penerjemahan di lingkungan Kemkominfo,
khususnya dalam penerjemahan Portal Berita InfoPublik yang berada di bawah Subdirektorat
Media Online, Direktorat Pengelolaan Media.

Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang


lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan
tulis maupun lisan dan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan instansi
pemerintah pusat dan daerah.

Proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik itu sendiri masih kurang optimal
karena tidak adanya panduan atau pedoman untuk penerjemahan di portal infopublik. Para
penerjemah terkadang tidak menerjemahkan artikel berita di portal infopublik selama beberapa
hari karena satu hambatan dan lainnya, sehingga masih banyak artikel berita yang tidak

24
diterjemahkan. Selain itu, jenis artikel atau rubrik berita yang bisa diterjemahkan juga belum
ditentukan. Durasi dari proses penerjemahan hingga penerbitan berita juga mengambil waktu
terlalu lama.

Oleh karena itu, perlu dibuat pedoman dalam proses penerjemahan di portal infopublik.
Upaya ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan penerjemahan di portal infopublik.
Penerjemah juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas penerjemahan di portal berita
infopublik. Upaya untuk mencapai tujuan bersama dari seluruh sektor ini merupakan bagian
dari upaya penerapan konsep Whole of Government.

Hal lain yang menjadi masalah berdasarkan pengamatan penulis adalah kontribusi
media center daerah dari tahun ke tahun, khususnya dilihat dari jumlah pengiriman berita
maupun foto yang dikirim ke Portal Berita InfoPublik yang mengalami kenaikan dan
penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain ketersediaan atau kondisi
sumber daya, menurunnya kemampuan peralatan yang ada dan perubahan struktur organisasi.

Maka dari itu, perlu diadakan monitoring dan evaluasi kepada beberapa media center
daerah yang mengalami penurunan tajam dalam hal kontribusi kepada Portal Berita InfoPublik.
Upaya ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan atau hambatan tata kelola media
center daerah untuk meningkatkan pelayanan publik yang diberikan .

4.2 Prioritas
Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat ada beberapa permasalahan yang terjadi di
Portal Berita InfoPublik dari sisi Whole of Government serta pelayanan publik. Untuk
menentukan isu yang paling krusial dan perlu dicari solusinya, metode yang digunakan adalah
metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). USG adalah salah satu metode untuk
menyusun skala prioritas untuk isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menggunakan skala
Likert 1-5. Isu dengan total angka tertinggi menjadi isu prioritas yang harus diselesaikan.

Isu-isu yang diusulkan berdasarkan uraian di atas, yaitu:

1. Kurang efektifnya penentuan isu berita yang diangkat di Portal Berita InfoPublik
(Whole of Government).
2. Kurang optimalnya proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik (Whole of
Government).
3. Kurang efektifnya berita dari media center daerah di Portal Berita InfoPublik
(Pelayanan Publik).

25
Uraian U S G Jumlah Keterangan
Isu 1 4 3 3 10
Isu 2 5 4 4 13 Terpilih
Isu 3 4 4 4 12
Tabel 1.1 Analisa Metode USG

Keterangan: Berdasarkan skala Likert (5=sangat tinggi, 4=tinggi, 3=cukup,


2=kurang, 1=sangat kurang)

Berdasarkan penentuan isu menggunakan metode USG, terpilih isu “Kurang optimalnya proses
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik”.

4.3 Isu Terpilih


Berdasarkan isu yang sudah terpilih, perlu dicari solusi untuk mengatasi isu yang sudah
terpilih, yaitu “Kurang optimalnya proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik”.
Alternaltif gagasan untuk pemecahan isu yang terpilih tersebut adalah:

1. Penambahan SDM penerjemah yang profesional di Portal Berita InfoPublik.


2. Peningkatan kemampuan SDM penerjemah di Portal Berita InfoPublik lewat
pelatihan.
3. Penyusunan rancangan pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

Untuk menentukan gagasan yang akan dipilih untuk mengatasi isu terpilih adalah
dengan menggunakan analisis tapisan, sebagai berikut:

No. Alternatif Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total Keterangan


Gagasan
1. Gagasan 1 5 3 3 11
2. Gagasan 2 4 3 4 11
3. Gagasan 3 5 5 4 15 Terpilih
Tabel 1.2 Analisa Tapisan Gagasan

Berdasarkan penentuan isu menggunakan analisis tapisan, gagasan terpilih untuk


mengatasi isu “Kurang optimalnya proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik” adalah
“Penyusunan rancangan pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik”.

26
4.4 Uraian Kegiatan
Untuk mewujudkan gagasan yang sudah terpilih, yaitu “Penyusunan rancangan
pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik, terdapat beberapa kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu:

1. Pengumpulan data.
a. Mencari informasi mengenai proses penerjemahan yang ada di Portal Berita
InfoPublik.
b. Mencari informasi mengenai jumlah penerjemah di Portal Berita InfoPublik.
c. Mengumpulkan hasil terjemahan berita di Portal Berita InfoPublik.
2. Konsultasi dengan stakeholders.
a. Melaksanakan konsultasi dengan atasan dan mentor.
b. Melaksanakan konsultasi dengan pengurus Portal Berita InfoPublik.
c. Melaksanakan konsultasi dengan penerjemah di Portal InfoPublik.
3. Pencarian referensi penyusunan pedoman.
a. Mencari contoh pedoman lain.
b. Mencari peraturan terkait penyusunan pedoman.
c. Membuat rangkuman.
4. Penyusunan rancangan pedoman.
a. Memasukkan hasil konsultasi.
b. Memasukkan hasil pencarian referensi.
c. Menyusun isi pedoman.
5. Pemaparan rancangan pedoman lewat rapat dengan stakeholders.
a. Menyiapkan materi.
b. Mengundang stakeholders.
c. Melaksanakan diskusi.
d. Mengambil kesimpulan perbaikan.
e. Memperbaiki rancangan pedoman berdasarkan masukan.
6. Simulasi penerapan rancangan pedoman.
a. Mempersiapkan simulasi penerapan rancangan pedoman.
b. Melakukan simulasi penerapan rancangan pedoman.
c. Melakukan evaluasi terhadap simulasi penerapan rancangan pedoman.

27
4.5 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Direktorat Pengelolaan Media

Identifikasi Isu : 1. Tidak adanya panduan dalam proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

2. Tidak adanya penentuan durasi pengerjaan penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

3. Tidak adanya penentuan rubrik berita yang perlu diterjemahkan di Portal Berita InfoPublik.

Isu yang diangkat : Kurang Optimalnya Penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

Gagasan : Rancangan Pedoman Penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pengumpulan 1. Mencari 1. Rangkuman 1. Nasionalisme, dalam1. Mampu menyusun Inovatif, 1. Rangkuman
data informasi proses pembuatan rangkuman pedoman memanfaatkan yang dibuat tidak
mengenai penerjemahan proses penerjemahan penerjemahan bagi informasi yang ada diterima jika tidak
proses yang ada menggunakan Bahasa portal dengan baik untuk membuat menggunakan
penerjemahan Indonesia yang baik dalam mewujudkan rangkuman hasil Bahasa Indonesia
yang ada di dan benar masyarakat maju terjemahan yang baik dan
Portal Berita dalam informasi benar.
InfoPublik (Mewujudkan Akuntabel,
2. Mencari 2. Rangkuman 2. Etika Publik, dalam masyarakat maju, memanfaatkan data
2. Tidak diberikan
meminta data tentang
informasi jumlah berkesinambungan yang dapat
jumlah penerjemah data tentang jumlah
mengenai penerjemah dan demokratis

28
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
jumlah dengan sikap sopan berlandaskan dipertanggungjawa penerjemah jika
santun.
penerjemah di negara hukum) bkan tidak sopan santun.
Portal Berita
InfoPublik
3. Mengumpulka 3. Rangkuman 3. Komitmen Mutu, 3. Rangkuman
dalam pembuatan
n hasil hasil yang dibuat
rangkuman diperlukan
terjemahan terjemahan kecermatan agar tidak mempunyai banyak
ada kesalahan dalam
berita di Portal kesalahan.
rangkuman yang dibuat
Berita
InfoPublik
2 Konsultasi 1. Melaksanakan 1. Rangkuman 1. Etika Publik, dalam
2. Mampu menciptakan Profesional, terus 1. Stakeholders
dengan konsultasi hasil melaksankan lingkungan kerja belajar untuk menolak diajak
stakeholders dengan mentor konsultasi konsultasi harus yang kondusif dan pengembangan diri berkonsultasi
dengan sopan santun kerja sama yang baik dalam penyusuan jika tidak
2. Melaksanakan dengan rekan kerja pedoman santun.
konsultasi 2. Rangkuman 2. Nasionalisme, (Mewujudkan penerjemahan 2. Rangkuman
dengan hasil dalam pembuatan masyarakat yang yang dibuat
pengurus konsultasi rangkuman berkepribadian Inovatif, tidak dapat
Portal Berita menggunakan dalam kebudayaan) memanfaatkan dimengerti jika
InfoPublik Bahasa Indonesia masukan yang tidak
yang baik dan benar diterima sebagai menggunakan

29
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
bagian dari bahasa
pedoman Indonesia yang
3. Melaksanakan baik dan benar.
konsultasi 3. Rangkuman 3. Nasionalisme, 3. Stakeholders
dengan hasil melakukan menolak untuk
penerjemah di konsultasi konsultasi dengan memberi
Portal bermusyawarah masukan.
InfoPublik dengan mendengar
pendapat
stakeholders.
3 Pencarian 1. Mencari 1. Referensi 1. Akuntabilitas, Profesional, terus 1. Contoh yang
4. Mampu menyusun
referensi contoh pedoman di referensi yang menggali potensi digunakan tidak
pedoman bagi portal
penyusunan pedoman lain bidang lain digunakan berasal diri dan sesuai dengan
dengan baik dalam
pedoman dari sumber yang pengembangan diri penyusunan
mewujudkan
terpecaya sesuai yang pedoman proses
masyarakat maju
dibutuhkan oleh penerjemahan.
dalam informasi
2. Mencari 2. Peraturan 2. Anti Korupsi, organisasi 2. Pedoman
(Mewujudkan
peraturan penyusuan memulai pekerjaan ditolak karena
masyarakat maju,
terkait pedoman dengan mematuhi Inovatif, proaktif kurangnya
berkesinambungan
penyusunan peraturan agar dalam mencari landasan
dan demokratis
pedoman pekerjaan yang informasi untuk

30
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
dihasilkan dapat berlandaskan penyusunan menyusun
dipertanggungjawa negara hukum) pedoman pedoman.
bkan
3. Membuat 3. Rangkuman 3. Nasionalisme, 3. Penyusunan
rangkuman dalam pembuatan pedoman
rangkuman ditolak jika
menggunakan penggunaan
Bahasa Indonesia Bahasa
yang baik dan Indonesia tidak
benar baik dan benar.

4 Penyusunan 1. Memasukkan 1. Rancangan 1. Komitmen Mutu, 5. Mampu menyusun Profesional, terus 1. Pedoman yang
rancangan hasil konsultasi pedoman Dalam membuat pedoman belajar untuk disusun tidak dapat
pedoman rancangan pedoman penerjemahan bagi pengembangan diri diselesaikan tepat
dibutuhkan efesiensi portal dengan baik dalam penyusuan waktu jika tidak
& efektivitas agar dalam mewujudkan pedoman efektif dalam
sesuai dengan masyarakat maju pembuatannya.
pedoman dalam informasi Integritas, bekerja
penerjemahan. (Mewujudkan dengan penuh
masyarakat maju, komitmen ketika
berkesinambungan menyusun

31
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
2. Memasukkan 2. Rancangan 2. Nasionalisme, dan demokratis rancangan 2. Pedoman yang
hasil pencarian pedoman dalam pembuatan berlandaskan pedoman disusun tidak dapat
referensi rancangan pedoman negara hukum) dimengerti jika
menggunakan tidak menggunakan
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
yang baik dan benar yang baik dan
benar.
3. Menyusun isi 3. Rancangan 3. Akuntabilitas, 3. Pedoman yang
pedoman pedoman dalam pembuatan dibuat tidak dapat
rancangan pedoman diterima dan
dilakukan secara dipercaya jika tidak
mandiri dan mengerjakan
bertanggung jawab dengan
bertanggung jawab
pada isinya.
5 Pemaparan 1. Menyiapkan 1. Rancangan 1. Nasionalisme, 6. Mampu menjelaskan Profesional, 1. Materi,
rancangan materi pedoman dalam pembuatan pedoman kepada memahami dengan undangan, daftar
pedoman lewat rancangan pedoman, stakeholders dengan seksama isi dari hadir dan notulensi
rapat dengan undangan, daftar hadir baik dan dapat rancangan yang disiapkan
stakeholders. dan notulensi dipahami pedoman yang tidak dapat
menggunakan Bahasa (Mewujudkan dibuat dimengerti jika

32
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Indonesia yang baik bangsa yang tidak menggunakan
dan benar berdaya saing) Inovatif, terbuka bahasa Indonesia
untuk menerima yang baik dan
masukan dalam benar.
2. Mengundang 2. Undangan dan 2. Etika Publik, dalam penyusunan 2. Stakeholders
stakeholders daftar hadir menyampaikan materi rancangan menolak diajak
harus dengan sopan pedoman berdiskusi jika
santun tidak santun ketika
melaksanakan
tahapan kegiatan
3. Melaksanakan 3. Notulensi 3. Komitmen Mutu, 3. Hasil diskusi
diskusi memanfaatkan kondisi tidak dapat
waktu & tempat untuk meningkatkan
mendapatkan hasil kualitas isi
diskusi yang efektif pedoman.
4. Mengambil 4. Rangkuman 4. Akuntabilitas, 4. Notulensi dan
kesimpulan bertanggung jawab atas rangkuman tidak
perbaikan notulensi dan sesuai dengan
rangkuman yang dibuat diskusi
5. Memperbaiki 5. Revisi 5. Komitmen mutu, 5. Rancangan
rancangan
rancangan dalam pembuatan pedoman tidak
pedoman

33
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
pedoman rancangan pedoman dapat dimengerti
berdasarkan diperlukan kecermatan dan tidak efektif
masukan agar pedoman menjadi jika tidak
efektif. dikerjakan dengan
cermat
6 Simulasi 1. Mempersiapkan 1. Undangan dan 1. Etika Publik, Mampu menyusun Profesional, 1. Pedoman yang
penerapan simulasi daftar hadir dalam rancangan pedoman memahami alur disusun tidak
rancangan penerapan menyampaikan penerjemahan bagi pengerjaan disetujui jika tidak
pedoman rancangan rancangan portal dengan baik pedoman menggunakan
pedoman pedoman harus dalam mewujudkan Bahasa Indonesia
dengan sopan masyarakat maju Akuntabel, hasil yang baik dan
santun dalam informasi rancangan benar
2. Melakukan 2. Dokumen 2. Komitmen Mutu, (Mewujudkan pedoman dapat di
simulasi rancangan dalam menyusun masyarakat dalam pertanggungjawabk 2. Pedoman yang
penerapan pedoman rancangan informasi) an disusun tidak dapat
rancangan pedoman dimengerti jika
pedoman diperlukan Integritas, terus tidak efektif dalam
kecermatan dan berlatih dan pembuatannya
kerja cerdas melaksanakan x`
3. Melakukan 3. Laporan 3. Anti Korupsi, tugas dengan tuntas 3. Laporan yang
evaluasi evaluasi mengerjakan disusun tidak

34
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
terhadap laporan evaluasi selesai tepat waktu
simulasi secara mandiri, jika tidak
penerapan disiplin dan penuh dikerjakan secara
rancangan tanggung jawab disiplin dan penuh
pedoman tanggung jawab.
Tabel 1.3 Rancangan Aktualisasi

4.6 Jadwal Kegiatan


Dalam melakukan aktualisasi penulis menjadwalkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang telah tercantum dalam tabel berikut:
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

Pengumpulan
1
data
Mencari
informasi
mengenai proses
a
penerjemahan
yang ada di Portal
Berita InfoPublik
Mencari
b
informasi

35
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

mengenai jumlah
penerjemah di
Portal Berita
InfoPublik
Mengumpulkan
hasil terjemahan
c
berita di Portal
Berita InfoPublik
Konsultasi
2 dengan
stakeholders
Melaksanakan
a konsultasi dengan
atasan dan mentor
Melaksanakan
konsultasi dengan
b
pengurus Portal
Berita InfoPublik
Melaksanakan
konsultasi dengan
c
penerjemah di
Portal InfoPublik

36
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

Pencarian
referensi
3
penyusunan
pedoman
Mencari contoh
a
pedoman lain
Mencari
peraturan terkait
b
penyusunan
pedoman
Membuat
c
rangkuman
Penyusunan
4 rancangan
pedoman

a Memasukkan
hasil konsultasi
Memasukkan
b hasil pencarian
referensi

37
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

Menyusun isi
c
pedoman
Pemaparan
rancangan
5 pedoman lewat
rapat dengan
stakeholders

a Menyiapkan
materi

b Mengundang
stakeholders
Melaksanakan
c
diskusi
Mengambil
d kesimpulan
perbaikan
Memperbaiki
e rancangan
pedoman

38
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

berdasarkan
masukan
Simulasi
penerapan
6
rancangan
pedoman.
Mempersiapkan
simulasi
a penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
simulasi
b penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
evaluasi simulasi
c penerapan
rancangan
pedoman
Tabel 1.4 Jadwal Kegiatan
39
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI

5.1 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi


Aktualisasi dilaksanakan di Subdirektorat Media Online, Direktorat Pengelolaan
Media, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia. Pelaksanaan aktualisasi berlangsung selama 29 hari kerja.
Kegiatan-kegiatan dalam rancangan aktualisasi yang dibuat telah dapat dilaksanakan dengan
tuntas.

5.1.1 Kegiatan 1 (Pengumpulan Data)


Tahapan - Mencari informasi mengenai proses penerjemahan yang ada
Kegiatan di Portal Berita InfoPublik.
- Mencari informasi mengenai jumlah penerjemah di Portal
Berita InfoPublik.
- Mengumpulkan hasil terjemahan berita di Portal Berita
InfoPublik.
Hari/Tanggal 29 Agustus – 3 September 2019
Output Rangkuman proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.
Kegiatan
Uraian Informasi mengenai proses penerjemahan, jumlah penerjemah dan
hasil terjemahan di Portal Berita InfoPublik didapatkan dengan cara
berkonsultasi dengan penerjemah lain yang menerjemahkan berita di
InfoPublik. Informasi yang didapat kemudian dibuat menjadi
rangkuman proses penerjemahan, jumlah penerjemah serta hasil
terjemahan yang telah dilakukan di InfoPublik.
Informasi mengenai jumlah penerjemah didapatkan melalui grup
Whatsapp Penerjemah InfoPublik yang di dalamnya terdapat
pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang mempunyai jabatan fungsional tertentu
penerjemah.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai proses
penerjemahan yang sudah berlangsung selama ini di Portal Berita
InfoPublik.
Keterkaitan - Nasionalisme, dalam pembuatan rangkuman proses
Substansi penerjemahan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
Mata dan benar.
Pelatihan - Etika Publik, dalam meminta data tentang jumlah
penerjemah dengan sikap sopan santun.

40
- Komitmen Mutu, dalam pembuatan rangkuman diperlukan
kecermatan agar tidak ada kesalahan dalam rangkuman yang
dibuat.
Kontribusi Mampu menyusun rangkuman proses penerjemahan yang telah
terhadap dilakukan untuk menjadi dasar dalam penyusunan rancangan
Visi dan pedoman penerjemahan bagi portal dengan baik dalam mewujudkan
Misi masyarakat maju dalam informasi (Mewujudkan masyarakat maju,
Organisasi berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum).
Penguatan Inovatif, memanfaatkan informasi yang ada untuk membuat
Nilai-nilai rangkuman hasil terjemahan.
Organsiasi
Akuntabel, memanfaatkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Analisis 1. Rangkuman yang dibuat tidak diterima jika tidak
Dampak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tidak diberikan data tentang jumlah penerjemah jika tidak
sopan santun.
3. Rangkuman yang dibuat mempunyai banyak kesalahan.
Hambatan -.
Solusi -
Daftar Output berupa rangkuman beserta data dukung berupa foto saat
Lampiran berkonsultasi dengan penerjemah di InfoPublik, cuplikan layar
(screenshot) dari grup Whatsapp penerjemah InfoPublik dan
cuplikan layar folder berisi contoh terjemahan.

Gambar 1.2 Output tahapan 1: Rangkuman Proses Penerjemahan

41
Gambar 1.3 Tahapan 1: Diskusi Proses Penerjemahan

Gambar 1.4 Output tahapan 2: Rangkuman Jumlah Penerjemah

42
Gambar 1.5 Tahapan 2: Cuplikan Layar Grup Whatsapp Penerjemah InfoPublik

Gambar 1.6 Output tahapan 3: Rangkuman Hasil Terjemahan

43
Gambar 1.7 Tahapan 3: Cuplikan Layar Folder Hasil Terjemahan
5.1.2 Kegiatan 2 (Konsultasi dengan Stakeholders)
Tahapan - Melaksanakan konsultasi dengan mentor.
Kegiatan - Melaksanakan konsultasi dengan pengurus Portal Berita
InfoPublik.
- Melaksanakan konsultasi dengan penerjemah di Portal
Berita InfoPublik.
Hari/Tanggal 4 – 9 September 2019
Output Rangkuman hasil konsultasi.
Kegiatan
Uraian Konsultasi dengan stakeholders bertujuan untuk mendapatkan
masukan dalam penyusunan rancangan pedoman proses
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.
Keterkaitan - Etika Publik, dalam melaksankan konsultasi harus dengan
Substansi sopan santun.
Mata - Nasionalisme, dalam pembuatan rangkuman menggunakan
Pelatihan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Nasionalisme, melakukan konsultasi dengan
bermusyawarah dengan mendengar pendapat stakeholders.
Kontribusi Mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan kerja
terhadap sama yang baik dengan rekan kerja (Mewujudkan masyarakat yang
Visi dan berkepribadian dalam kebudayaan).
Misi
Organisasi

44
Penguatan Profesional, terus belajar untuk pengembangan diri dalam
Nilai-nilai penyusuan pedoman penerjemahan
Organsiasi

Inovatif, memanfaatkan masukan yang diterima sebagai bagian dari


pedoman
Analisis 1. Stakeholders menolak diajak berkonsultasi jika tidak santun.
Dampak 2. Rangkuman yang dibuat tidak dapat dimengerti jika tidak
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Stakeholders menolak untuk memberi masukan.
Hambatan Mencari waktu yang tepat untuk berkonsultasi karena kesibukan
masing-masing stakeholders.
Solusi Berkoordinasi dengan stakeholders dengan cara berkonsultasi di
sela-sela kesibukan.
Daftar Output berupa rangkuman hasil konsultasi serta data dukung berupa
Lampiran foto saat berkonsultasi.

Gambar 1.8 Output tahapan 1: Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Mentor

Gambar 1.9 tahapan 1: Konsultasi dengan Mentor

45
Gambar 2.1 Output tahapan 2: Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Pengurus Portal

Gambar 2.2 tahapan 2: Konsultasi dengan Pengurus Portal

46
Gambar 2.3 Output tahapan 3: Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Penerjemah Portal

Gambar 2.4 tahapan 2: Konsultasi dengan Penerjemah Portal


5.1.3 Kegiatan 3 (Pencarian Referensi)
Tahapan - Mencari contoh pedoman lain.
Kegiatan - Mencari peraturan terkait penyusunan pedoman.
- Membuat rangkuman.
Hari/Tanggal 10 – 12 September 2019
Output Rangkuman penyusunan pedoman.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini bertujuan untuk mencari referensi mengenai penyusunan
pedoman untuk membantu dalam menyusun rancangan pedoman
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Dari hasil referensi yang
berupa pedoman dalam bidang lain, dibuat rangkuman untuk menjadi

47
contoh dalam penyusunan rancangan pedoman penerjemahan di
Portal Berita InfoPublik.
Peraturan-peraturan yang dijadikan referensi antara lain peraturan
mengenai penyusunan SOP yang di dalamnya juga memuat tentang
penyusunan pedoman, serta peraturan-peraturan mengenai jabatan
fungsional penerjemah.
Keterkaitan - Akuntabilitas, referensi yang dicari berasal dari sumber
Substansi terpercaya,
Mata - Anti Korupsi, memulai pekerjaan dengan mematuhi
Pelatihan peraturan agar pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan.
- Nasionalisme, dalam pembuatan rangkuman menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kontribusi Mampu menyusun pedoman bagi portal dengan baik dalam
terhadap mewujudkan masyarakat maju dalam informasi (Mewujudkan
Visi dan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
Misi negara hukum)
Organisasi
Penguatan Profesional, terus menggali potensi diri dan pengembangan diri
Nilai-nilai sesuai yang dibutuhkan oleh organisasi.
Organsiasi

Inovatif, proaktif dalam mencari informasi untuk penyusunan


rancangan pedoman
Analisis 1. Contoh yang digunakan tidak sesuai dengan penyusunan
Dampak rancangan pedoman proses penerjemahan.
2. Pedoman ditolak karena kurangnya landasan dalam
menyusun rancangan pedoman.
3. Rancangan pedoman ditolak jika penggunaan Bahasa
Indonesia tidak baik dan benar.
Hambatan Tidak adanya contoh pedoman penerjemahan yang pernah dibuat di
lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Solusi Mencari referensi contoh pedoman dari bidang lain.
Daftar Output berupa rangkuman dari referensi serta data dukung berupa
Lampiran foto contoh pedoman.

48
Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 Output tahapan 1: Contoh pedoman di bidang lain

Gambar 2.7 tahapan 1: Diskusi mengenai contoh pedoman yang bisa dijadikan referensi

49
Gambar 2.8 Output tahapan 2: Cuplikan layar yang berisi tentang peraturan terkait
pedoman yang akan dibuat

Gambar 2.9 Output tahapan 3: Rangkuman dari referensi

50
5.1.4 Kegiatan 4 (Penyusunan Rancangan Pedoman)
Tahapan - Memasukkan hasil konsultasi.
Kegiatan - Memasukkan hasil pencarian referensi.
- Menyusun rancangan pedoman.
Hari/Tanggal 13 – 18 September 2019
Output Rancangan pedoman.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini dilaksanakan setelah mengumpulkan materi-materi dari
hasil konsultasi maupun pencarian referensi. Pada kegiatan ini,
informasi tersebut kemudian disusun menjadi rancangan pedoman
penerjemahan. Rancangan ini merupakan draft pertama yang akan
dipaparkan di kegiatan selanjutnya.
Keterkaitan - Komitmen Mutu, dalam membuat rancangan pedoman
Substansi dibutuhkan efisiensi dan efektivitas agar tersusun rancangan
Mata pedoman yang baik terpercaya.
Pelatihan - Nasionalisme, dalam pembuatan rancangan pedoman
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Akuntabilitas, pembuatan rancangan pedoman dilakukan
secara mandiri dan bertanggung jawab.
Kontribusi Mampu menyusun pedoman penerjemahan bagi portal dengan baik
terhadap dalam mewujudkan masyarakat maju dalam informasi (Mewujudkan
Visi dan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
Misi negara hukum)
Organisasi
Penguatan Profesional, terus belajar untuk pengembangan diri dalam
Nilai-nilai penyusunan rancangan pedoman
Organsiasi

Integritas, bekerja dengan penuh komitmen dalam menyusun


rancangan pedoman
Analisis 1. Rancangan pedoman yang disusun tidak dapat diselesaikan
Dampak tepat waktu jika tidak efektif dalam penyusunannya.
2. Pedoman yang disusun tidak dapat dimengerti jika tidak
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Rancangan pedoman tidak diterima dan dipercaya jika tidak
mengerjakan dengan tanggung jawab.
Hambatan Keterbatasan pengetahuan penulis tentang penyusunan pedoman
serta keterbatasan waktu dalam penyusunan rancangan pedoman.
Solusi Mencari referensi pedoman seperti yang dilakukan di kegiatan
sebelumnya dan melakukan manajemen waktu yang efektif.
Daftar Output berupa rancangan pedoman.
Lampiran

51
Gambar 3.1 Output tahapan 1: Cuplikan layar hasil konsultasi yang dimasukkan ke dalam
rancangan pedoman

Gambar 3.2 Output tahapan 2: Cuplikan layar hasil pencarian referensi yang dimasukkan ke
dalam rancangan pedoman

52
Gambar 3.3 Output tahapan 3: Cuplikan layar judul rancangan pedoman draft pertama
5.1.5 Kegiatan 5 (Pemaparan Rancangan Pedoman)
Tahapan - Menyiapkan materi.
Kegiatan - Mengundang stakeholders.
- Melaksanakan diskusi.
- Mengambil kesimpulan perbaikan.
- Memperbaiki rancangan pedoman.
Hari/Tanggal 19 – 24 September 2019
Output Perbaikan rancangan pedoman.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini dilaksanakan setelah draft pertama dari rancangan
pedoman telah selesai disusun. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan
dengan rapat mingguan dari Portal Berita InfoPublik. Pemaparan
rancangan pedoman menjadi agenda tambahan dalam rapat
mingguan tersebut.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan masukan
terhadap draft pertama dari rancangan pedoman penerjemahan yang
telah dibuat.
Keterkaitan - Nasionalisme, dalam pembuatan rancangan pedoman,
Substansi undangan, daftar hadir, dan notulensi dibutuhkan efisiensi
Mata dan efektivitas agar tersusun rancangan pedoman yang baik
Pelatihan terpercaya.
- Etika Publik, dalam menyampaikan materi harus dengan
sopan santun.
53
- Komitmen Mutu, memanfaatkan kondisi waktu & tempat
untuk mendapatkan hasil diskusi yang efektif.
- Akuntabilitas, bertanggun jawab atas notulensi dan
rangkuman yang dibuat.
- Komitmen Mutu, dalam pembuatan rancangan pedoman
diperlukan kecermatan agar rancangan pedoman menjadi
efektif.
Kontribusi Mampu menjelaskan pedoman kepada stakeholders dengan baik dan
terhadap dapat dipahami (Mewujudkan bangsa yang berdaya saing)
Visi dan
Misi
Organisasi
Penguatan Profesional, memahami dengan seksama isi dari rancangan
Nilai-nilai pedoman yang dibuat.
Organsiasi

Inovatif, terbuka untuk menerima masukan dalam penyusunan


rancangan pedoman.
Analisis 1. Materi, undangan, daftar hadir dan notulensi yang disiapkan
Dampak tidak dapat dimengerti jika tidak menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2. Stakeholders menolak diajak berdiskusi jika tidak santun
ketika melaksanakan tahapan kegiatan.
3. Hasil diskusi tidak dapat meningkatkan kualitas isi rancangan
pedoman.
4. Notulensi dan rangkuman tidak sesuai dengan diskusi.
5. Rancangan pedoman tidak dapat dimengerti dan tidak efektif
jika tidak cermat pengerjaannya.
Hambatan Keterbatasan waktu dan dana untuk melaksanakan rapat dengan
stakeholders.
Solusi Pemaparan dilaksanakan sebagai agenda dari rapat mingguan yang
dilaksanakan oleh redaksi Portal Berita InfoPublik dengan
mengundang para stakeholders yang hadir.
Daftar Draft pertama rancangan pedoman penerjemahan digunakan sebagai
Lampiran materi.
Output berupa revisi rancangan pedoman.

54
Gambar 3.4 Output tahapan 1: Cuplikan layar judul rancangan pedoman draft pertama

Gambar 3.5 Output tahapan 2: Surat undangan kepada stakeholders terkait.

55
Gambar 3.6 Output tahapan 2: Daftar hadir.

Gambar 3.7 Tahapan 3: pelaksanaan diskusi.

56
Gambar 3.8 Output tahapan 3: Notulensi kegiatan diskusi

Gambar 3.9 Output tahapan 4: Cuplikan layar rangkuman kesimpulan perbaikan.

57
Gambar 4.1 Output tahapan 5: Cuplikan layar bagian rancangan pedoman yang direvisi
5.1.6 Kegiatan 6 (Simulasi Penerapan Rancangan Pedoman)
Tahapan - Mempersiapkan simulasi.
Kegiatan - Melakukan simulasi penerapan rancangan pedoman.
- Melaksanakan evaluasi terhadap simulasi penerapan.
Hari/Tanggal 25 September – 8 Oktober 2019
Output Laporan evaluasi.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini dilaksanakan setelah revisi rancangan pedoman telah
diselesaikan sesuai dengan masukan dari hasil rapat dalam kegiatan
sebelumnya. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam bentuk rapat
mingguan redaksi InfoPublik.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat efektivitas dari
rancanga pedoman bagi proses penerjemahan di Portal Berita
InfoPublik.
Keterkaitan - Etika Publik, dalam menyampaikan rancangan pedoman
Substansi harus dengan sopan santun
Mata - Komitmen Mutu, dalam menyusun pedoman diperlukan
Pelatihan kecermatan dan kerja cerdas.
- Anti Korupsi, mengerjakan laporan evaluasi secara
mandiri, disiplin, dan penuh tanggung jawab
Kontribusi Mampu menyusun rancangan pedoman penerjemahan untuk Portal
terhadap Berita InfoPublik dengan baik dalam mewujudkan masyarakat maju
Visi dan

58
Misi dalam informasi (Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan,
Organisasi dan demokratis berlandaskan negara hukum)
Penguatan Profesional, memahami alur pengerjaan pedoman
Nilai-nilai Akuntabel, hasil rancangan pedoman dapat
Organsiasi dipertanggungjawabkan.
Integritas, terus berlatih dan melaksanakan tugas dengan tuntas.
Analisis 1. Pedoman yang disusun tidak disetujui jika tidak
Dampak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Pedoman yang disusun tidak dapat dimengerti jika tidak
efektif dalam pembuatannya.
3. Laporan yang disusun tidak selesai tepat waktu jika tidak
dikerjakan secara disiplin dan dengan tanggung jawab.
Hambatan Keterbatasan waktu dan dana untuk melaksanakan rapat dengan
stakeholders.
Solusi Simulasi penerapan rancangan pedoman dilaksanakan sebagai
agenda dari rapat mingguan yang dilaksanakan oleh redaksi Portal
Berita InfoPublik dengan mengundang para stakeholders yang
hadir.
Daftar Revisi rancangan pedoman digunakan sebagai materi.
Lampiran
Output berupa laporan evaluasi simulasi penerapan rancangan
pedoman.

Gambar 4.2 Output tahapan 1: Surat undangan kepada stakeholders terkait.


59
Gambar 4.3 Output tahapan 1: Daftar hadir

Gambar 4.4 Foto pelaksanaan simulasi penerapan..

60
Gambar 4.5 Output tahapan 3: Laporan simulasi penerapan pedoman

5.2 Kendala Pelaksanaan Aktualisasi


Dalam pelaksanaan aktualisasi, terdapat beberapa perubahan jadwal yang dikarenakan
oleh ketersediaan waktu dan tempat untuk melaksanakan dua kegiatan terakhir, yakni
pemaparan rancangan pedoman dan simulasi penerapan rancangan pedoman. Kedua kegiatan
tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan rapat mingguan redaksi Portal Berita
InfoPublik. Kendala lain adalah ketidakhadiran beberapa penerjemah lain dalam paparan dan
simulasi penerapan rancangan pedoman karena kesibukan di masing-masing unit kerja
sehingga hasil yang didapat menjadi kurang efektif.

5.3 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Terbaru


Jadwal kegiatan menyesuaikan dengan rapat mingguan InfoPublik untuk dua kegiatan
terakhir, yaitu paparan rancangan pedoman dan simulasi penerapan rancangan pedoman.
Jadwal kegiatan juga menyesuaikan dengan tugas harian fungsional, tugas tambahan seperti
dinas luar.

61
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

Pengumpulan
1
data
Mencari
informasi
mengenai proses
a
penerjemahan
yang ada di Portal
Berita InfoPublik
Mencari
informasi
mengenai jumlah
b
penerjemah di
Portal Berita
InfoPublik
Mengumpulkan
hasil terjemahan
c
berita di Portal
Berita InfoPublik

62
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

Konsultasi
2 dengan
stakeholders
Melaksanakan
a konsultasi dengan
atasan dan mentor
Melaksanakan
konsultasi dengan
b
pengurus Portal
Berita InfoPublik
Melaksanakan
konsultasi dengan
c
penerjemah di
Portal InfoPublik
Pencarian
referensi
3
penyusunan
pedoman
Mencari contoh
a
pedoman lain
Mencari
b
peraturan terkait
63
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

penyusunan
pedoman
Membuat
c
rangkuman
Penyusunan
4 rancangan
pedoman

a Memasukkan
hasil konsultasi
Memasukkan
b hasil pencarian
referensi
Menyusun isi
c
pedoman
Pemaparan
rancangan
5 pedoman lewat
rapat dengan
stakeholders

64
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

a Menyiapkan
materi

b Mengundang
stakeholders
Melaksanakan
c
diskusi
Mengambil
d kesimpulan
perbaikan
Memperbaiki
rancangan
e pedoman
berdasarkan
masukan
Simulasi
penerapan
6
rancangan
pedoman.
Mempersiapkan
a
simulasi

65
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Oktober
Agustus September

29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8

penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
simulasi
b penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
evaluasi simulasi
c penerapan
rancangan
pedoman
Tabel 1.5 Jadwal Kegiatan Terbaru

66
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari proses aktualisasi yang dijalankan, yaitu mengenai penyusunan
rancangan pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik, adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan yang dilaksanakan selama aktualisasi merupakan upaya untuk


menerapakan nilai—nilai dasar ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap insan
aparatur sipil negara.
2. Aktualisasi yang dijalankan berhubungan dengan tugas jabatan yang
dijalankan penulis sebagai penerjemah di Direktorat Pengelolaan Media,
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
3. Aktualisasi yang dijalankan untuk menghasilkan rancangan pedoman
penerjemahan terdiri dari 6 (enam) kegiatan yang di setiap kegiatannya terdiri
dari paling sedikit 3 (tiga) tahapan kegiatan. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan
di satuan kerja.
4. Rancangan pedoman penerjemahan yang dihasilkan bertujuan untuk
mengoptimalkan proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik yang selama
ini belum mempunyai pedoman penerjemahan.
5. Rancangan pedoman penerjemahan ini juga diharapkan dapat menyelaraskan
kegiatan penerjemahan di Portal Berita InfoPublik, agar tidak ada lagi
perbedaan proses pengerjaan penerjemahan.

6.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan setelah membuat laporan ini adalah sebagai
berikut:

1. Penambahan SDM penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan


Informatika agar semua berita yang diterbitkan oleh instansi dapat langsung
diterjemahkan dan dapat dibaca oleh khalayak internasional.
2. Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta situs-situs yang berada
di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatikan diharapkan
mempunyai versi Bahasa Inggris agar tidak hanya menjangkau warga negara

67
Indonesia, tetapi juga warga negara asing yang membutuhkan layanan yang
disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

6.3 Rencana Tindak Lanjut


1. Melanjutkan simulasi penerapan rancangan pedoman sekaligus sosialisasi
kepada penerjemah lain yang belum mengikuti simulasi penerapan rancangan
pedoman pada minggu ketiga atau keempat bulan Oktober 2019.
2. Jika hasil dari penerapan rancangan pedoman ini berhasil mengoptimalkan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik secara keseluruhan, maka rancangan
pedoman ini akan diajukan kepada atasan langsung atau pejabat yang
berwenang untuk disahkan pada akhir tahun 2019.
3. Jika penerapan rancangan pedoman ini berhasil di Portal Berita InfoPublik,
maka pedoman ini dapat dijadikan acuan untuk membuat pedoman
penerjemahan pada tingkat yang lebih tinggi lagi di tahun 2020.

68
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Akuntabilitas. Jakarta: LAN.


Lembaga Administrasi Negara. (2015). Anti Korupsi. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Etika Publik. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Komitmen Mutu. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Nasionalisme. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Government. Jakarta: LAN.

69
LAMPIRAN RANCANGAN PEDOMAN

Pedoman Penerjemahan di Portal Berita InfoPublik

DIREKTORAT PENGELOLAAN MEDIA


DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA
2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 3
B. DASAR HUKUM 4
C. MAKSUD DAN TUJUAN 4
D. PENGERTIAN UMUM 5
BAB II KRITERIA BERITA 6
BAB III PENERJEMAHAN 7
BAB IV PENUTUP 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pedoman adalah naskah yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan suatu
kegiatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu kegiatan diperlukan adanya pedoman yang
dapat dijadikan acuan agar proses pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan
pekerjaan berjalan efektif, efisien, konsisten, dan sistematis. Salah satu proses kerja yang
membutuhkan pedoman adalah penerjemahan.

Salah satu jabatan yang melakukan penerjemahan di pemerintahan, baik itu instansi
pusat atau daerah, adalah jabatan fungsional penerjemah. Jabatan Fungsional Penerjemah
adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan
instansi pemerintah pusat dan daerah.

Jabatan fungsional penerjemah juga ada di Kementerian Komunikasi dan Informatika.


Penempatan jabatan fungsional penerjemah itu sendiri ada di pusat yang tersebar di beberapa
direktorat di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Untuk mencapai angka
kredit, para penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik (www.infopublik.id) yang dikelola Subdirektorat
Media Online, Direktorat Pengelolaan Media.

Portal Berita InfoPublik merupakan salah satu media pemerintah yang dikelola oleh
Subdirektorat Media Online, Direktoraat Pengelolaan Media, Direktorat Jenderal Informasi
dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Portal
Berita InfoPublik ini dibuat untuk menyebarkan informasi tentang pelayanan publik yang
disediakan dalam bentuk berita online. Portal Berita InfoPublik juga membantu tugas
Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai GPR (Government Public Relations).

Seiring dengan perkembangan zaman, akses terhadap informasi semakin tidak terbatas.
Setiap orang dari berbagai negara dapat mengakses informasi dari negara lain. Begitu juga
halnya dengan informasi yang ada di Portal Berita InfoPublik. Meskipun berita yang
ditayangkan merupakan berupa informasi pelayanan publik bagi masyarakat Indonesia, hal itu
tidak menutup kemungkinan bagi orang dari negara lain untuk mengakses informasi yang ada
di InfoPublik dan mengetahui lebih jauh tentang pelayanan publik di Indonesia. Oleh karena
itu, penerjemahan terhadap berita di InfoPublik diperlukan untuk menjangkau pembaca yang
lebih luas. Penerjemahan tersebut juga dapat membantu mempromosikan pelayanan publik di
Indonesia kepada dunia internasional.

Akan tetapi, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik masih belum memiliki
pedoman. Akibatnya, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik belum optimal. Para
penerjemah terkadang tidak menerjemahkan artikel berita di InfoPublik selama beberapa hari
dikarenakan satu hambatan dan lainnya, sehinnga banyak artiker berita yang belum
diterjemahkan. Selain itu, rubrik berita yang bisa diterjemahkan juga belum ditentukan.

Oleh karena itu, pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik diperlukan untuk
mengoptimalkan penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

B. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
2. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di
Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsi Penerjemah.
4. Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.
5. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016 Tentan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.

C. Maksud dan Tujuan


Pedoman ini dimaksudkan memberikan panduan bagi para penerjemah di lingkungan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Tujuan dari pedoman ini adalah untuk memberikan
acuan dalam penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Pedoman ini diharapakan akan:

1. Mengoptimalkan proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.


2. Memberikan kejelasan dan keseragaman dalam proses penerjemahan di Portal
Berita InfoPublik.
3. Meningkatkan produktifitas penerjemah di Portal Berita InfoPublik.

D. Pengertian Umum
1. Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
penerjemahan tulis maupun lisan dan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam
lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah.
2. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis maupun lisan dan
penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan pemerintah pusat dan
daerah.
3. Penerjemahan adalah pengalihan pesan secara tertulis atau lisan dari suatu bahasa
ke bahasa yang lain.
4. Penerjemahan Tulis adalah mengalihkan pesan secara tertulis dari satu bahasa ke
bahasa yang lain yang mencakupi makna dan gaya bahasa.
5. Penyuntingan adalah melakukan pemeriksaan dan perbaikan suatu naskah ditinjau
dari segi ketepatan dan ketertiban berbahasa.
BAB II
KRITERIA BERITA
Untuk mendukung proses penerjemahan berita di Portal Berita InfoPublik oleh
penerjemah, tidak semua berita yang berbahasa Indonesia diterjemahkan karena terbatasnya
jumlah SDM penerjemah di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hal ini juga
disebabkan oleh banyaknya berita yang dikirim dari daerah-daerah ke Portal Berita InfoPublik
yang belum perlu untuk diterjemahkan karena muatan berita yang terlalu lokal atau terlalu
teknis. Oleh karena itu, pedoman ini menentukan berita yang dapat diprioritaskan untuk
diterjemahkan yaitu berita yang ditayangkan di indeks berita Nasional yang mempunyai
kriteria sebagai berikut:

1. Berita yang mempunyai muatan internasional.


2. Berita yang mempunyai muatan nasional.
3. Berita tentang kepala negara atau tokoh nasional.
4. Berita yang mempunyai nuansa (tone) positif.
5. Berita yang tidak terlalu teknis.
6. Berita yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Indeks Berita Nasional dan Indeks Berita English di Portal Berita InfoPublik:
BAB III
PENERJEMAHAN
Pedoman proses penerjemahan ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik
merupakan penerjemahan tulis untuk naskah berita langsung (straight news). Standar yang
digunakan dalam penerjemahan di Portal Berita InfoPublik adalah:

1. Ejaan Bahasa Inggris yang digunakan adalah ejaan Bahasa Inggris Amerika
(American English).
2. Kamus Bahasa Inggris yang dijadikan acuan adalah kamus Oxford, Cambridge, dan
Mirriam-Webster.
3. Standar penamaan instansi merujuk pada gaya penulisan dari Associated Press, The
Jakarta Post, yang merupakan dua agensi berita Bahasa Inggris yang mempunyai
sejarah panjang dalam pemberitaan menggunakan Bahasa Inggris.
4. Teknik penerjemahan tertulis yang digunakan berorientasi pada bahasa sasaran,
yaitu dengan teknik penerjemahan komunikatif. Jenis terjemahan ini
menyampaikan makna kontekstual dari bahasa sumber agar berterima dan
dimengerti oleh pembaca bahasa sasaran.
Proses bisnis penerjemahan berita di Portal Berita InfoPublik adalah sebagai berikut:

1. Penerjemah memilih artikel bermuatan nasional, internasional, atau tentang kepala


negara yang sudah ditayangkan berita Bahasa Indonesianya di Portal Berita
InfoPublik.
2. Penerjemah melaporkan berita yang akan diterjemahkan ke dalam grup Whatsapp
Penerjemah InfoPublik agar tidak dikerjakan juga oleh penerjemah lain.
3. Pengerjaan penerjemahan menggunakan matriks. Satu kolom berisi bahasa sumber
(Bahasa Indonesia) di sebelah kiri dan satu kolom berisi bahasa target (Bahasa
Inggris) di sebelah kanan.
4. Proses penerjemahan untuk 1 (satu) artikel oleh penerjemah paling lambat
dikerjakan dalam 1 (satu) hari.
5. Tautan atau link artikel dalam Bahasa Indonesia disertakan dalam penerjemahan.
6. Nama pewarta (reporter) disertakan setelah judul artikel.
7. Nama penerjemah disertakan dalam kurung di akhir berita Bahasa Inggris.
8. Naskah terjemahan dikirim kepada penyunting (editor) setelah selesai.
9. Proses penyuntingan untuk 1 (satu) artikel oleh penyunting paling lambat
dikerjakan dalam 1 (satu) hari.
10. Setelah penyunting selesai menyunting naskah terjemahan, penyunting
menerbitkan artikel dalam Bahasa Inggris di Portal Berita InfoPublik.
11. Artikel yang telah diterjemahkan dan ditayangkan di Portal Berita InfoPublik
disimpan oleh penerjemah dan penyunting sebagai arsip dan penilaian.
MUTU BAKU
TIM
NO AKTIVITAS/KEGIATAN PENERJEMAH Penyunting
PENERJEMAH SYARAT WAKTU OUTPUT
Berita
Muatan
Internasional, Link Berita
Memilih berita yang akan
1 Nasional, 1 Jam dan Jumlah
diterjemahkan atau Tokoh Berita
Nasional,
Positif
Penyertaan
Link Berita
dengan
Muatan
Melaporkan berita yang akan Link Berita
2 Internasional, 1 Jam Terpilih
diterjemahkan Nasional,
atau Tokoh
Nasional,
Positif
Link Berita
Bahasa
Indonesia,
Melakukan penerjemahan Nama Terjemahan
3 Pewarta, dan
1 Hari Berita
menggunakan matriks
Nama
Penerjemah
Disertakan
Terjemahan Terjemahan
Melakukan penyuntingan dan
4 Berita Sesuai 1 Hari Berita
publikasi Standar Disunting

Menyimpan artikel untuk arsip Terjemahan Terjemahan


5 Artikel
1 Jam Artikel
dan penilaian
Contoh penerjemahan:
BAB IV
PENUTUP
Pedoman proses penerjemahan ini disusun dalam rangka memberikan kejelasan dan
keseragaman dalam penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Pedoman ini juga dibangun
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang dimiliki
oleh penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pedoman ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses penerjemahan di Portal Berita


InfoPublik dan membantu penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan
Informatika dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan pedoman ini.

Jakarta, September 2019


Lampiran Output Kegiatan 1 Tahapan 1
Rangkuman Proses Penerjemahan di Portal Berita InfoPublik
1. Selama ini proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik dilakukan dengan memilih
berita yang sudah terbit dalam Bahasa Indonesia yang mempunyai muatan nasional atau
internasional.
2. Tidak semua di Portal Berita InfoPublik dapat diterjemahkan karena keterbatasan SDM
penerjemah serta disebabkan oleh muatan berita yang terlalu lokal atau kedaerahan
serta terlalu teknis.
3. Para penerjemah di Portal Berita InfoPublik masing-masing memilih artikel yang akan
diterjemahkan.
4. Setelah berita dipilih, penerjemah melaporkan berita yang dipilih ke dalam grup
Whatsapp yang anggotanya merupakan penerjemah-penerjemah di Portal Berita
InfoPublik.
5. Pelaporan dilakukan agar tidak ada dua penerjemah yang mengerjakan satu berita yang
sama.
6. Penerjemah melaporkan ke grup Whatsapp jika sudah selesai menerjemahkan.
7. Pelaporan tersebut juga bertujuan untuk memberi informasi dan memberikan naskah
terjemahan kepada penyunting (editor) yang bersedia untuk menyunting.
8. Penyunting memilih naskah terjemahan berita yang akan disunting.
9. Setelah naskah terjemahan berita selesai disunting, penyunting menerbitkannya di
Portal Berita InfoPublik.
10. Belum ada ketentuan cara pengerjaan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah.
11. Belum ada ketentuan batas waktu bagi penerjemahan dan penyuntingan.
12. Ada hambatan dalam penerjemahan yang disebabkan oleh tugas lain yang dikerjakan
oleh para penerjemah di unit kerja masing-masing.
Diskusi Proses Penerjemahan
Lampiran Output Kegiatan 1 Tahapan 2

Rangkuman Jumlah Penerjemah di Portal Berita InfoPublik


1. Filmon Leonard Warouw
Jabatan: Penerjemah Ahli Madya (menjabat struktural pada Juni 2019) di Direktorat
Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan. Penerjemah dan
Penyunting di Portal Berita InfoPublik.
2. Penni Patmawati Rusman
Jabatan: Penerjemah Ahli Madya di Direktorat Informasi dan Komunikasi
Perekonomian dan Maritim. Penerjemah dan Penyunting di Portal Berita InfoPublik.
3. Siti Chodijah
Jabatan: Penerjemah Ahli Muda di Direktorat Pengelolaan Media. Penerjemah dan
Penyunting di Portal Berita InfoPublik.
4. Wilda Stiana
Jabatan: Penerjemah Ahli Muda di Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan
Keamanan. Penerjemah di Portal Berita InfoPublik.
5. Erik Limantara
Jabatan: Penerjemah Ahli Pertama di Sekretariat Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika. Penerjemah di Portal Berita InfoPublik.
6. Sugiarti
Jabatan: Penerjemah Ahli Pertama di Direktorat Informasi dan Komunikasi.
Penerjemah di Portal Berita InfoPublik.
7. Wisnu Wardoyo
Jabatan: Calon Penerjemah Ahli Pertama di Direktorat Pengelolaan Media. Penerjemah
di Portal Berita InfoPublik.
Dalam Portal Berita InfoPublik,hingga Juni 2019 terdapat 7 (enam) penerjemah di
mana 3 (tiga) di antaranya juga bertugas sebagai penyunting (editor) yang mempunyai
wewenang untuk menaikkan berita ke Portal Berita InfoPublik. Sedangkan setelah Juni 2019,
Penerjemah Ahli Madya, Filmon Leonard Warouw, diangkat menjadi pejabat struktural,
sehingga tidak aktif lagi dalam menerjemahkan.
Cuplikan Layar Grup Whatsapp Penerjemah InfoPublik
Lampiran Output Kegiatan 1 Tahapan 3
Rangkuman Hasil Terjemahan di Portal Berita InfoPublik
1. Untuk melihat hasil terjemahan, diambil secara acak 10 contoh hasil terjemahan berita
InfoPublik.
2. Hasil terjemahan tersebut berasal dari penyunting (editor) yang dikerjakan oleh
beberapa penerjemah berbeda.
3. Dari hasil terjemahan tersebut, ada beberapa perbedaan format pengerjaan.
4. Terdapat 3 hasil terjemahan yang mengganti bahasa sumber (Bahasa Indonesia) dengan
bahasa target (Bahasa Inggris) atau tidak menyertakan Bahasa Indonesia di dalam file
terjemahannya.
5. Sedangkan sisanya, yakni 7 hasil terjemahan menggunakan matriks yang menyertakan
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam dua kolom.
6. Terdapat 4 hasil terjemahan yang tidak menyertakan tautan link dari artikel Bahasa
Indonesia yang telah terbit di Portal Berita InfoPublik.
7. Terdapat 3 hasil terjemahan yang menyertakan gambar atau foto dari artikel Bahasa
Indonesia yang telah terbit di Portal Berita InfoPublik.
8. Masih terdapat perbedaan standar penerjemahan untuk nama-nama instansi. Contoh:
Kementerian Kesehatan = Ministry of Health atau Health Ministry.
9. Ejaan yang digunakan dalam semua hasil terjemahan sudah seragam, yakni
menggunakan Bahasa Inggris Amerika (American English).
10. Kesimpulan dari temuan hasil terjemahan di Portal Berita InfoPublik, masih adanya
ketidakseragaman dari proses penerjemahan yang dilakukan oleh para penerjemah di
Portal Berita InfoPublik.

Cuplikan Layar Folder Hasil Terjemahan


Lampiran Output Kegiatan 2 Tahapan 1
Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Mentor
1. Pedoman penerjemahan dibutuhkan untuk straight news di media online.
2. Dalam pedoman tersebut, bisa ada kriteria untuk menerjemahkan straight news.
3. Pedoman tersebut juga bisa memberikan panduan mengenai pemilihan kata, standar
kata maksimal yang efektif, dan lain-lain.
4. Pedoman ini nanti bisa digunakan untuk pihak lain yang memang membutuhkan
penerjemahan pemberitaan dengan model straight news.

Konsultasi dengan Mentor


Lampiran Output Kegiatan 2 Tahapan 2
Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Pengurus Portal Berita InfoPublik
1. Pedoman penerjemahan diperlukan di Portal Berita InfoPublik.
2. Penerjemahan belum dilakukan di semua artikel berita yang diterbitkan di portal.
3. Pedoman penerjemahan dapat membuat penerjemahan di InfoPublik lebih efektif.
4. Pedoman ini nanti bisa dijadikan bagian dari SOP InfoPublik.

Konsultasi dengan Pengurus Portal


Lampiran Output Kegiatan 2 Tahapan 3
Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Penerjemah Portal Berita InfoPublik
1. Pedoman penerjemahan belum ada di Portal Berita InfoPublik.
2. Penerjemahan selama ini dilakukan dengan mengikuti kesepakatan bersama yang
dibuat oleh para penerjemah.
3. Untuk saat ini, tiap penerjemah memilih berita yang akan dikerjakan masing-masing.
4. Tiap penerjemah mempunyai beban pekerjaan masing-masing di unit kerjanya,
sehingga penerjemahan masih belum efektif di Portal Berita InfoPublik.
5. Penerjemah hanya mengerjakan berita-berita yang tidak terlalu panjang.
6. Komunikasi mengenai penerjemahan berita dilaksanakan melalui grup Whatsapp
penerjemah InfoPublik.

Konsultasi dengan Penerjemah Portal


Lampiran Output Kegiatan 3 Tahapan 1

Pencarian contoh pedoman di bidang lain


Lampiran Output Kegiatan 3 Tahapan 2

Cuplikan layar yang berisi tentang peraturan terkait pedoman yang akan dibuat
Lampiran Output Kegiatan 3 Tahapan 3
Rangkuman Referensi
13. Peraturan-peraturan yang dijadikan referensi dalam penyusunan rancangan pedoman
adalah:
- Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 35 Tahun 2012
- Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 12 Tahun 2010
- Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 1 Tahun 2016
- Peraturan Sekretaris Kabinet RI Nomor 8 Tahun 2016
- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016
14. Peraturan-peraturan tersebut mengatur tentang tata cara penyusunan SOP dan tentang
jabatan fungsional penerjemah.
15. Pedoman adalah naskah yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan suatu
kegiatan.
16. Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan penyusunan
naskah bahan terjemahan dalam lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah.
17. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis maupun lisan dan
penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan instansi pemerintah pusat dan
daerah.
18. Penerjemahan adalah pengalihan pesan secara tertulis atau lisan dari suatu bahasa ke
bahasa yang lain.
19. Dari contoh yang dijadikan referensi, didapat format pedoman sebagai berikut:
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Ruang Lingkup
BAB II Isi Pedoman
BAB III Isi Pedoman
BAB IV Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran Output Kegiatan 4 Tahapan 1

Cuplikan layar hasil konsultasi yang dimasukkan ke dalam rancangan pedoman


Lampiran Output Kegiatan 4 Tahapan 2

Cuplikan layar hasil pencarian referensi yang dimasukkan ke dalam rancangan pedoman
Lampiran Output Kegiatan 4 Tahapan 1
LAMPIRAN RANCANGAN PEDOMAN
DRAFT PERTAMA

Pedoman Penerjemahan di Portal Berita InfoPublik

DIREKTORAT PENGELOLAAN MEDIA


DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA
2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
E. LATAR BELAKANG 3
F. DASAR HUKUM 3
G. MAKSUD DAN TUJUAN 4
H. PENGERTIAN UMUM 4
BAB II PENERJEMAHAN 6
BAB III PENUTUP 8
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Pedoman adalah naskah yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan suatu
kegiatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu kegiatan diperlukan adanya pedoman yang
dapat dijadikan acuan agar proses pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan
pekerjaan berjalan efektif, efisien, konsisten, dan sistematis. Salah satu proses kerja yang
membutuhkan pedoman adalah penerjemahan.

Salah satu jabatan yang melakukan penerjemahan di pemerintahan, baik itu instansi
pusat atau daerah, adalah jabatan fungsional penerjemah. Jabatan Fungsional Penerjemah
adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan
instansi pemerintah pusat dan daerah.

Jabatan fungsional penerjemah juga ada di Kementerian Komunikasi dan Informatika.


Penempatan jabatan fungsional penerjemah itu sendiri ada di pusat yang tersebar di beberapa
direktorat di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Untuk mencapai angka
kredit, para penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik (www.infopublik.id) yang berada di bawah
Subdirektorat Media Online, Direktorat Pengelolaan Media.

Akan tetapi, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik masih belum memiliki
pedoman. Akibatnya, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik belum optimal. Para
penerjemah terkadang tidak menerjemahkan artikel berita di InfoPublik selama beberapa hari
dikarenakan satu hambatan dan lainnya, sehinnga banyak artiker berita yang belum
diterjemahkan. Selain itu, rubrik berita yang bisa diterjemahkan juga belum ditentukan.

Oleh karena itu, pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik diperlukan untuk
mengoptimalkan penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.

F. Dasar Hukum
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di
Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsi Penerjemah.
9. Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.
10. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016 Tentan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.

G. Maksud dan Tujuan


Pedoman ini dimaksudkan memberikan panduan bagi para penerjemah di lingkungan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Tujuan dari pedoman ini adalah untuk memberikan
acuan dalam penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Pedoman ini diharapakan akan:

4. Mengoptimalkan proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.


5. Memberikan kejelasan dan keseragaman dalam proses penerjemahan di Portal
Berita InfoPublik.
6. Meningkatkan produktifitas penerjemah di Portal Berita InfoPublik.

H. Pengertian Umum
6. Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
penerjemahan tulis maupun lisan dan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam
lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah.
7. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis maupun lisan dan
penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan pemerintah pusat dan
daerah.
8. Penerjemahan adalah pengalihan pesan secara tertulis atau lisan dari suatu bahasa
ke bahasa yang lain.
9. Penerjemahan Tulis adalah mengalihkan pesan secara tertulis dari satu bahasa ke
bahasa yang lain yang mencakupi makna dan gaya bahasa.
BAB II
PENERJEMAHAN
Pedoman proses penerjemahan ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik
merupakan penerjemahan tulis untuk naskah berita langsung (straight news). Untuk acuan
penggunaan Bahasa Inggris, ejaan yang digunakan adalah ejaan Bahasa Inggris Amerika
(American English). Sedangkan untuk standar penamaan bagi instansi merujuk pada gaya
penulisan dari Associated Press dan The Jakarta Post, yang merupakan dua agensi berita
Bahasa Inggris yang mempunyai sejarah panjang dalam pemberitaan menggunakan Bahasa
Inggris. Penerjemahan berita di Portal Berita InfoPublik dilakukan dengan:

12. Penerjemah memilih artikel bermuatan nasional, internasional, atau tentang kepala
negara yang sudah ditayangkan berita Bahasa Indonesianya di Portal Berita
InfoPublik.
13. Penerjemah melaporkan berita yang akan diterjemahkan ke dalam grup Whatsapp
Penerjemah InfoPublik agar tidak dikerjakan juga oleh penerjemah lain.
14. Pengerjaan penerjemahan menggunakan matriks. Satu kolom berisi bahasa sumber
(Bahasa Indonesia) di sebelah kiri dan satu kolom berisi bahasa target (Bahasa
Inggris) di sebelah kanan.
15. Tautan atau link artikel dalam Bahasa Indonesia disertakan dalam penerjemahan.
16. Nama pewarta (reporter) disertakan setelah judul artikel.
17. Nama penerjemah disertakan dalam kurung di akhir berita Bahasa Inggris.
18. Naskah terjemahan dikirim kepada penyunting (editor) setelah selesai.
19. Setelah penyunting selesai menyunting naskah terjemahan, penyunting
menerbitkan artikel dalam Bahasa Inggris di Portal Berita InfoPublik.
20. Artikel yang telah diterjemahkan dan ditayangkan di Portal Berita InfoPublik
disimpan oleh penerjemah dan penyunting sebagai arsip dan penilaian.
Contoh penerjemahan:
BAB III
PENUTUP
Pedoman proses penerjemahan ini disusun dalam rangka memberikan kejelasan dan
keseragaman dalam penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Pedoman ini juga dibangun
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang dimiliki
oleh penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pedoman ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses penerjemahan di Portal Berita


InfoPublik dan membantu penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan
Informatika dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan pedoman ini.

Jakarta, September 2019


Lampiran Output Kegiatan 5 Tahapan 1

Cuplikan layar judul rancangan pedoman draft pertama


Lampiran Output Kegiatan 5 Tahapan 2
Surat Undangan
Daftar Hadir
Lampiran Output Kegiatan 5 Tahapan 3
Pelaksanaan Diskusi
Notulensi

Pelaksanaan Diskusi
Lampiran Kegiatan 5 Tahapan 4
Rangkuman Kesimpulan Perbaikan
1. Penambahan tentang definisi penyuntingan di bagian pengertian umum dalam
rancangan pedoman.
2. Durasi pengerjaan penerjemahan dicantumkan dalam rancangan pedoman.
3. Durasi pengerjaan penyuntingan terjemahan dicantumkan dalam rancangan pedoman.
4. Penerjemahan dilakukan untuk berita tertentu yang masuk dalam kriteria berita yang
diprioritaskan untuk diterjemahkan.
5. Kriteria tersebut dilihat dari muatan beritanya dan bahasa yang digunakan.
6. Berita dalam rubrik Nasional menjadi prioritas untuk diterjemahkan.

Cuplikan layar bagian rancangan pedoman yang direvisi


Lampiran Output Kegiatan 6 Tahapan 1
Surat Undanga
Daftar Hadir
Lampiran Kegiatan 6 Tahapan 2

Pelaksanaan Simulasi
Lampiran Kegiatan 6 Tahapan 3

Laporan Evaluasi Simulasi Penerapan Rancangan Pedoman Penerjemahan

di Portal Berita InfoPublik

Jakarta, 27 September 2019

Laporan ini merupakan hasil evaluasi kegiatan simulasi penerapan rancangan pedoman

penerjemahan di Portal Berita InfoPublik yang berlangsung pada hari Jumat, 27 September

2019 di Jakarta. Kegiatan ini diadakan untuk mengukur keefektifan rancangan pedoman

sebelum disahkan.

Simulasi ini diikuti oleh dua penerjemah yang hadir dalam pemaparan rancangan

pedoman yang diadakan satu minggu sebelumnya, yakni pada tanggal 20 September 2019.

Dalam simulasi tersebut, peserta mendapati bahwa pedoman penerjemahan membantu dalam

mengoptimalkan penerjemahan.

Proses penerjemahan menggunakan matriks membuat penerjemahan menjadi lebih

mudah dan lebih rapi dibandingkan mengganti langsung bahasa sumber dengan bahasa target.

Penerjemahan menggunakan matriks juga memudahkan penyunting untuk melakukan

penyuntingan karena dapat langsung membandingkan penerjemahan dengan bahasa sumber.

Namun, peserta juga merasa keberatan jika harus melakukan penerjemahan atau

penyuntingan satu artikel per hari dikarenakan beban pekerjaan lain di luar fungsi sebagai

penerjemah yang lebih banyak di masing-masing unit kerja.

Secara umum, rancangan pedoman ini cukup mengoptimalkan proses penerjemahan di

Portal Berita InfoPublik. Diharapkan, penerjemah lain yang belum mengikuti simulasi

penerapan rancangan pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik dapat dengan segera

mengikutinya sehingga dapat diukur lebih jauh lagi keefektifan rancangan pedoman yang telah

disusun.
Cuplikan Layar Konsultasi dengan Coach

Cuplikan Layar Konsultasi dengan Coach


Cuplikan Layar Konsultasi dengan Coach

Anda mungkin juga menyukai