Disusun Oleh:
Wisnu Wardoyo, SS
NIP. 199310012019021002
Nomor Absen: 10
Coach, Mentor,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Ir. Hasyim Fiater, M.M Khoirun Nisa’, S.Pd., M.Si Farida Dewi Maharani, S.E, M.Si
NIP.196410101992031001 NIP. 199009012014032002 NIP. 198102072006042003
Disahkan oleh:
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Komunikasi dan Informatika
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini. Dalam
penyusunan Laporan Aktualisasi ini, penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi
dengan maksimal. Dengan rasa hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dra. Nurlaili, M.Si selaku atasan langsung penulis yang selama ini telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama berada di lingkungan kerja.
2. Ibu Farida Dewi Maharani, S.E, M.Si. selaku mentor yang telah menyediakan
waktunya dalam membimbing penulis.
3. Ibu Khoirun Nisa’ S.Pd, M.Si. selaku coach yang selalu mendoakan dan memberi
bimbingan dalam melakukan aktualisasi ini.
4. Bapak Ir. Hasyim Fiater, M.M. selaku penguji yang memberikan banyak masukan
kepada penulis.
5. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.
Dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk menjadikan laporan ini lebih baik.
Wisnu Wardoyo
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
iv
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI 24
BAB VI PENUTUP 67
6.1 KESIMPULAN 67
6.2 SARAN 67
6.3 RENCANA TINDAK LANJUT 68
DAFTAR PUSTAKA 69
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 ANALISA METODE USG 27
vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI 7
vii
GAMBAR 3.6 OUTPUT TAHAPAN 2 KEGIATAN 5 56
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Diklat bagi CPNS, setiap peserta juga mengikuti sistem pembelajaran yang
mengharuskan peserta untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil
(PNS), yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
yang juga bisa disingkat menjadi ANEKA. Dalam pelaksanaan aktualisasi ini, peserta harus
menemukan dan mengungkapkan makna di balik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada
setiap kegiatan yang telah dirancang di satuan kerja.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Tugas Pokok:
Fungsi Organisasi:
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan
informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi
informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik.
2
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan pengelolaan sumber
daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika,
penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik.
Visi:
Misi:
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
3
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.
Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 315 Tahun 2015,
nilai-nilai Kementerian Komunikasi dan Informatika disingkat menjadi PROAKTIF, yang
terdiri dari:
1. Profesional
Perilaku Utama Profesional adalah:
a. Mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tepat untuk bekerja secara
efisien dan efektif.
b. Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan internal dan eksternal sebagai
fokus dalam upaya membangun hubungan yang terbuka dan langgeng.
c. Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan
kesadaran akan keberagaman dan menggunakan keterampilan hubungan
interpersonal.
d. Mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan
keterampilan hubungan interpersonal.
e. Berkeinginan menggali potensi dan pengembangan diri sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
f. Siap berubah demi peningkatan hasil kerja dan layanan yang diberikan kepada
masyarakat.
2. Akuntabel
Perilaku Utama Akuntabel adalah:
a. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan masyarakat dan organisasi.
b. Patuh terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
c. Dapat diandalkan dan memegang teguh janji yang diucapkan.
d. Bertanggung jawab atas hasil kerja dan menyelesaikannya sesuai sasaran
ditentukan.
e. Memberikan informasi yang akurat dan benar kepada masyarakat.
4
f. Mampu mengakui keterbatasan diri dan tidak menjanjikan hal yang tidak dapat
dilakukan.
3. Integritas
Perilaku Utama Integritas adalah:
a. Bersikap jujur, tulus, transparan, dan dapat dipercaya.
b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan dan dikerjakan
dengan tuntas dan tepat waktu, serta bersedia menanggung resiko.
c. Memegang teguh kepercayaan yang diberikan dan menjalankan tugas dengan
ikhlas dan konsisten dalam memegang amanah.
d. Mampu membuat keputusan yang tidak populer berdasarkan fakta yang
sebenarnya.
e. Melakukan tindakan yang benar secara konsisten dengan mengabaikan akibat
terhadap diri sendiri.
f. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.
g. Bekerja dengan penuh pengabdian dan komitmen.
h. Berlatih dan melaksanakan tugas dengan tuntas.
i. Melakukan tindakan yang benar secara konsisten dengan mengabaikan akibat
terhadap diri sendiri.
4. Inovatif
a. Melakukan perbaikan terus menerus.
b. Bersikap kreatif dalam menjalankan tugas.
c. Siap melakukan perubahan yang lebih baik.
d. Siap melakukan pendekatan yang berbeda, saat upaya pemecahan masalah di
awal tidak berhasil.
e. Bersedia menggali potensi dan sumber daya yang ada agar lebih bermanfaat,
f. Terbuka untuk menerima masukan dalam memberikan solusi bagi masalah-
masalah yang dihadapi masyarakat.
g. Proaktif dalam menjaring aspirasi masyarakat.
5
2.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 6 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, struktur organisasi di
Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut:
6
2.4 Sasaran Kinerja Pegawai
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah, tugas
Penerjemah Ahli Pertama yang dikerjakan di satuan kerja, antara lain:
7
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan atau
tindakan seseorang yang dinilai oleh pihak lain dan hasil penilaian dapat berupa reward atau
punishment. Akuntabilitas adalah kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Aspek-aspek dalam akuntabilitas ada 5
(lima), yaitu:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi.
8
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
B. Nasionalisme
Pancasila adalah fondasi Indonesia dan merupakan produk pertama Indonesia yang
menyatukan Indonesia. Nasionalisme adalah sikap yang meninggikan bangsa sendiri.
Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
serta menghormati bangsa lain. Dalam segi politis, nasionalisme bisa diartikan sebagai
perwujudan dari kesadaran nasional untuk meraih cita-cita suatu bangsa. Nasionalisme harus
dijadikan frame sebagai landasan filosofis ketika bekerja.
Bagi ASN, nilai-nilai nasionalisme dari setiap sila yang terkandung dalam
Pancasila sangatlah penting.
Untuk sila pertama, sila ketuhanan membuat Indonesia tidak menjadi suatu negara
sekuler yang membatasi agama. Akan tetapi, sila ini juga tidak menjadikan Indonesia sebagai
negara agama. Pancasila mendorong nilai-nilai ketuhanan untuk diimplementasikan dalam
kehidupan bermasyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai dalam sila ini dapat dipraktikan dengan
melaksanakan etika sosial di tengah masyarakat.
Sila kedua menjadi pedoman bagi negara dalam meninggikan hak asasi manusia.
Ini berarti bahwa negara harus melindungi setiap warga negara Indonesia. Perilaku saling
menghormati antar sesama merupakan salah satu contoh pengaplikasian sila ini dalam
kehidupan sehari-hari.
Sila ketiga menjadi pernyataan bagi segenap bangsa Indonesia bahwa negara
Indonesia adalah satu kesatuan. Sila ini mengikat rakyat Indonesia yang tersebar luas di
berbagai penjuru pulau di Indonesia. Ini juga berarti bahwa Indonesia menghargai keragaman
yang ada.
9
Sila keempat adalah fondasi yang menjadi panduan sistem demokrasi di Indonesia.
Demokrasi Indonesia harus berdasarkan atas kerakyatan, permusyawaratan, dan hikmat
kebijaksanaan.
Sila kelima merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh Indonesia sejak
terbentuknya negara ini. Sementara negara sendiri adalah organisasi masyarakat yang
bertujuan untuk menyelenggarakan keadilan. Ini dapat dicapai lewat emansipasi dan partisipasi
politik yang sejalan dengan kemajuan ekonomi. Peran negara dalam mewujudkan hal tersebut
adalah dengan menyediakan relasi adil di semua tingkat sistem masyarakat, menyediakan
struktur yang menyetarakan kesempatan, memfasilitasi akses atas informasi, dan mendukung
partisipasi pengambilan keputusan bagi semua orang.
C. Etika Publik
Etika sangat menentukan dalam jenjang karir PNS, karena nanti akan berhadapan
langsung dengan para masyarakat dan harapan mereka untuk dilayani. Etika adalah standar
atau norma atau refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah tentang perilaku yang harus
dilakukan atau dilaksanakan. Kode etik adalah sekumpulan aturan yang mengatur tingkah laku
dalam kelompok khusus. Kode etik juga disebut sebagai etika profesi. Etika profesi adalah
aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya
hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
PP Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin ASN yang juga mengandung kode etik ASN.
Dimensi etika publik ada 3, yakni:
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik: Tidak melakukan korupsi, atau tindakan yang
sesuai dengan nilai, tujuan, dan kewajiban.
10
a. Kompetensi teknis.
- Manajemen program.
- Manajemen strategis.
b. Kompetensi etika.
- Manajemen nilai.
- Moralitas pribadi.
- Etika organisasional.
c. Kompetensi leadership.
- Keterampilan manajemen.
- Gaya kepemimpinan.
Harus ada perubahan mindset pejabat publik untuk memperbaiki perilaku pejabat
publik. Tiga aspek penting yang harus diubah adalah:
a. Manajemen Perubahan.
f. Penguatan akuntabilitas.
g. Penguatan pengawasan.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu tidak terlepas dari pelayanan prima, pelayanan istimewa, excellent
service, service excellence. Pelayanan prima lebih sering diterapkan di swasta karena swasta
itu profit-oriented dan punya banyak saingan.
Pelayanan prima adalah pelayanan terbaik pada masyarakat yang semakin baik,
semakin cepat, semakin diperbaharui, dan semakin sederhana.
2. Memberikan pelayanan yang menyentuh hati (berempati), tanpa cacat, tanpa kesalahan,
dan tidak boros.
12
10. Karena pelanggan adalah raja.
1. Pelayanan gagal (P < HP). Pelayanan kurang dari harapan pelanggan. (Tidak
memuaskan).
2. Pelayanan standar (P = HP). Pelayanan yang hampir memenuhi atau sama dengan
harapan pelanggan. (Memuaskan).
2. Menyenangkan/menyanjung.
3. Memberi kepuasan.
13
1. Disampaikan dalam bentuk action/sosial. Pelayanan tidak dapat diraba karena
beriringan dengan produk/barang jadi.
3. Produksi dan konsumsi dari pelayanan, tidak dapat dipisahkan karena kejadiannya
bersamaan dengan transaksi.
E. Anti Korupsi
Korupsi (dari corruptio dan corruptus) mempunyai arti kerusakan atau
kebobrokoan, perbuatan tidak baik, buruk, dapat disuap, menyimpang dari kesucian, curang,
dan tidak bermoral. Makan bangsa, kerja kotor, dan keserakahan bangsa. Korupsi adalah
tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik, di mana mereka menyalahgunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapat keuntungan sepihak.
Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang diancam dengan UU, bertentangan
dengan hukum, dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.
1. Korupsi transtakif: kesepakatan timbal balik antara pembeli dan penerima. Dua-duanya
aktif,
2. Korupsi ekstroaktif: bentuk koersi (coercion) di mana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri dan kepentingan yang
berkaitan dengannya.
3. Korupsi investif: korupsi melibatkan penawaran barang atau jasa tanpa adanya pertalian
langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di
masa mendatang.
4. Korupsi nepotistik: adanya perlakuan khusus kepada teman atau yang mempunyai
kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik. Perlakuan pengutamaan
dalam segala bentuk yang bertentangan dengan norma atau peraturan yang berlaku.
14
6. Korupsi suportif: mengacu pada situasi kondusif untuk melindungi korupsi orang lain.
Delik tindak pidana korupsi yang berlaku di Indonesia dalam UU No. 31/1999 jo UU
No. 20/2001, antara lain:
4. Delik pemerasan.
7. Delik gratifikasi.
1. Greed (Keserakahan)
2. Opportunity (Kesempatan)
3. Need (Kebutuhan)
4. Exposure (Pengungkapan)
3 Penyebab Korupsi:
Nilai-nilai anti korupsi dapat berasal dari kode etik di tempat kerja, nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat dan keluarga. KPK merumuskan nilai-nilai antikorupsi atau nilai-nilai
integritas sebagai berikut:
Nilai Inti:
15
3. Kedisiplinan: ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
Etos Kerja: Semangat kerja yang menjadi ciri khas seseorang atau kelompok tertentu.
4. Kemandirian: proses mendewasakan diri, tidak bergantung pada orang lain dalam
mengerjakan tugas dan tanggung jawab.
9. Keadilan: Tidak berberat sebelah atau tidak memihak siapa pun. Atau berdasarkan
kebenaran.
Strategi reprseif yang terdiri dari penanganan laporan aduan, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pelaksanaan putusan pengadilan. Masyarakat bisa melaporkan aduan korupsi.
Strategi perbaikan sistem bisa diterapkan lewat pelayanan publik yang lebih transparan.
Masyarakat bisa memantau pelayanan publik, melakukan kajian dan penelitian terkait layanan
publik, menyampaikan rekomendasi ke pemerintah, dan membangun manajemen anti korupsi
di lingkungan masing-masing. ASN bisa melaporkan LHKPN kepada KPK secara langsung
maupun pos dan melaporkan gratifikasi yang dianggap suap kepada KPK melalui UPG (unit
pengendali gratifikasi).
A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, dan bebas dari
16
KKN. Pegawai ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja).
PNS adalah WNI dengan syarat tertentu, diangkat secara tetap oleh pejabat,
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki NIP. PPPK adalah WNI dengan masa kerja
yang sesuai dengan perjanjian untuk jangka waktu tertentu. Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah, melaksanakan tugas pemerintahan, serta bebas dari intervensi.
Fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat pemersatu bangsa. Tugas ASN antara lain melaksanakan kebijakan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan (ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik), memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas (dituntut
profesional dalam bekerja), serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI (ASN harus taat
pada Pancasila dan UUD 1945 serta harus selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara). Tugas ASN adalah melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina
Kepegawaian, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
Kode etik dan kode perilaku bagi ASN adalah sebagai berikut:
17
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-perundangan mengenai disiplin pegawai
ASN.
Tujuan kode etik dan perilaku adalah untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN
atau juga menjaga etika birokrasi. Fungsi kode etik dan kode perilaku adalah:
Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
komepetensi, dan kinerja secara adil, dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan. Pemberlakuan sistem merit melalui:
- Menerapkan fairness,
18
- Penyusunan kualifikasi, standar kompetensi, target kinerja untuk setiap jabatan.
B. Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan bagi penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.
Karakteristik WoG:
- Kebersamaan.
- Kesatuan.
- Tujuan bersama.
19
menyatukan keberagaman budaya Indonesia. WoG dilakukan untuk menyatukan kelembagaan
(nasional/daerah), sistem (koordinasi, pelibatan, dll) dan SDM (mindset, culture set).
Koordinasi:
- Penyertaan: Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak.
Integrasi:
- Joint venture: Perencanaan jangka panjang, kerja sama pada pekerjaan besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerja sama.
- Aliansi strategis: Perencanaan jangka panjang, kerja sama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerja sama.
Penerapan WoG
Praktik WoG
1. Penguatan koordinasi antar lembaga: jumlah lembaga harus ideal, rasional, dan
manageable.
3. Bentuk gugus tugas: lembaga koordinasi di luar struktur formal dan tidak permanen.
4. Kondisi Sosial: Penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga bersifat informal.
20
3. Kepemimpinan kurang kuat yang bisa mengakodomasi perbedaan dari lembaga-
lembaga yang disatukan.
3. Pola pelayanan satu atap: - pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi
pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing. Contoh: Mall
pelayanan publik Banyuwangi.
5. Pola pelayanan elektronik: Pelayanan dengan menggunakan TIK sebagai otomasi dan
otomatisasi pemberian layanan kepada masyarakat. Contoh: Portal Kominfo.
- Cara-cara baru.
C. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1999 tentang pelayanan publik, Pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
21
1. Unsur pertama: setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik,
Problem dalam pelayanan publik di Indonesia antara lain adalah pola penyelenggaraan
yang masih belum jelas, SDM yang belum kompeten, dan kelembagaan yang masih belum
efektif.
- Sarana prasarana
22
- Mal pelayanan publik
23
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk sarana dan prasarana untuk mendukung
pelaksanaan penyebarluasan informasi publik kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan
dapat berasal dari pemerintah pusat maupun daerah yang kemudian dimuat dalam berita atau
foto yang dikirim ke Portal Berita InfoPublik (www.infopublik.id).
Berdasarkan pengamatan, penentuan isu yang diangkat dalam Portal Berita InfoPublik
sendiri belum seragam. Oleh karena itu, dibutuhkan pertemuan redaktur atau agenda setting
untuk menentukan isu yang akan diangkat guna menjadi panduan dalam pembuatan berita, baik
untuk redaksi pusat maupun media center daerah. Agenda setting harus dilakukan setiap
minggu dan setiap bulan yang berupa agenda setting mingguan dan agenda setting bulanan.
Isu ini berkaitan dengan kerja sama antar pegawai pengelola Portal Berita InfoPublik baik yang
berada di pusat ataupun daerah, yang juga merupakan implementasi dari upaya penerapan
Whole of Government.
Proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik itu sendiri masih kurang optimal
karena tidak adanya panduan atau pedoman untuk penerjemahan di portal infopublik. Para
penerjemah terkadang tidak menerjemahkan artikel berita di portal infopublik selama beberapa
hari karena satu hambatan dan lainnya, sehingga masih banyak artikel berita yang tidak
24
diterjemahkan. Selain itu, jenis artikel atau rubrik berita yang bisa diterjemahkan juga belum
ditentukan. Durasi dari proses penerjemahan hingga penerbitan berita juga mengambil waktu
terlalu lama.
Oleh karena itu, perlu dibuat pedoman dalam proses penerjemahan di portal infopublik.
Upaya ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan penerjemahan di portal infopublik.
Penerjemah juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas penerjemahan di portal berita
infopublik. Upaya untuk mencapai tujuan bersama dari seluruh sektor ini merupakan bagian
dari upaya penerapan konsep Whole of Government.
Hal lain yang menjadi masalah berdasarkan pengamatan penulis adalah kontribusi
media center daerah dari tahun ke tahun, khususnya dilihat dari jumlah pengiriman berita
maupun foto yang dikirim ke Portal Berita InfoPublik yang mengalami kenaikan dan
penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain ketersediaan atau kondisi
sumber daya, menurunnya kemampuan peralatan yang ada dan perubahan struktur organisasi.
Maka dari itu, perlu diadakan monitoring dan evaluasi kepada beberapa media center
daerah yang mengalami penurunan tajam dalam hal kontribusi kepada Portal Berita InfoPublik.
Upaya ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan atau hambatan tata kelola media
center daerah untuk meningkatkan pelayanan publik yang diberikan .
4.2 Prioritas
Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat ada beberapa permasalahan yang terjadi di
Portal Berita InfoPublik dari sisi Whole of Government serta pelayanan publik. Untuk
menentukan isu yang paling krusial dan perlu dicari solusinya, metode yang digunakan adalah
metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). USG adalah salah satu metode untuk
menyusun skala prioritas untuk isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menggunakan skala
Likert 1-5. Isu dengan total angka tertinggi menjadi isu prioritas yang harus diselesaikan.
1. Kurang efektifnya penentuan isu berita yang diangkat di Portal Berita InfoPublik
(Whole of Government).
2. Kurang optimalnya proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik (Whole of
Government).
3. Kurang efektifnya berita dari media center daerah di Portal Berita InfoPublik
(Pelayanan Publik).
25
Uraian U S G Jumlah Keterangan
Isu 1 4 3 3 10
Isu 2 5 4 4 13 Terpilih
Isu 3 4 4 4 12
Tabel 1.1 Analisa Metode USG
Berdasarkan penentuan isu menggunakan metode USG, terpilih isu “Kurang optimalnya proses
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik”.
Untuk menentukan gagasan yang akan dipilih untuk mengatasi isu terpilih adalah
dengan menggunakan analisis tapisan, sebagai berikut:
26
4.4 Uraian Kegiatan
Untuk mewujudkan gagasan yang sudah terpilih, yaitu “Penyusunan rancangan
pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik, terdapat beberapa kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Pengumpulan data.
a. Mencari informasi mengenai proses penerjemahan yang ada di Portal Berita
InfoPublik.
b. Mencari informasi mengenai jumlah penerjemah di Portal Berita InfoPublik.
c. Mengumpulkan hasil terjemahan berita di Portal Berita InfoPublik.
2. Konsultasi dengan stakeholders.
a. Melaksanakan konsultasi dengan atasan dan mentor.
b. Melaksanakan konsultasi dengan pengurus Portal Berita InfoPublik.
c. Melaksanakan konsultasi dengan penerjemah di Portal InfoPublik.
3. Pencarian referensi penyusunan pedoman.
a. Mencari contoh pedoman lain.
b. Mencari peraturan terkait penyusunan pedoman.
c. Membuat rangkuman.
4. Penyusunan rancangan pedoman.
a. Memasukkan hasil konsultasi.
b. Memasukkan hasil pencarian referensi.
c. Menyusun isi pedoman.
5. Pemaparan rancangan pedoman lewat rapat dengan stakeholders.
a. Menyiapkan materi.
b. Mengundang stakeholders.
c. Melaksanakan diskusi.
d. Mengambil kesimpulan perbaikan.
e. Memperbaiki rancangan pedoman berdasarkan masukan.
6. Simulasi penerapan rancangan pedoman.
a. Mempersiapkan simulasi penerapan rancangan pedoman.
b. Melakukan simulasi penerapan rancangan pedoman.
c. Melakukan evaluasi terhadap simulasi penerapan rancangan pedoman.
27
4.5 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Direktorat Pengelolaan Media
Identifikasi Isu : 1. Tidak adanya panduan dalam proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.
3. Tidak adanya penentuan rubrik berita yang perlu diterjemahkan di Portal Berita InfoPublik.
28
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
jumlah dengan sikap sopan berlandaskan dipertanggungjawa penerjemah jika
santun.
penerjemah di negara hukum) bkan tidak sopan santun.
Portal Berita
InfoPublik
3. Mengumpulka 3. Rangkuman 3. Komitmen Mutu, 3. Rangkuman
dalam pembuatan
n hasil hasil yang dibuat
rangkuman diperlukan
terjemahan terjemahan kecermatan agar tidak mempunyai banyak
ada kesalahan dalam
berita di Portal kesalahan.
rangkuman yang dibuat
Berita
InfoPublik
2 Konsultasi 1. Melaksanakan 1. Rangkuman 1. Etika Publik, dalam
2. Mampu menciptakan Profesional, terus 1. Stakeholders
dengan konsultasi hasil melaksankan lingkungan kerja belajar untuk menolak diajak
stakeholders dengan mentor konsultasi konsultasi harus yang kondusif dan pengembangan diri berkonsultasi
dengan sopan santun kerja sama yang baik dalam penyusuan jika tidak
2. Melaksanakan dengan rekan kerja pedoman santun.
konsultasi 2. Rangkuman 2. Nasionalisme, (Mewujudkan penerjemahan 2. Rangkuman
dengan hasil dalam pembuatan masyarakat yang yang dibuat
pengurus konsultasi rangkuman berkepribadian Inovatif, tidak dapat
Portal Berita menggunakan dalam kebudayaan) memanfaatkan dimengerti jika
InfoPublik Bahasa Indonesia masukan yang tidak
yang baik dan benar diterima sebagai menggunakan
29
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
bagian dari bahasa
pedoman Indonesia yang
3. Melaksanakan baik dan benar.
konsultasi 3. Rangkuman 3. Nasionalisme, 3. Stakeholders
dengan hasil melakukan menolak untuk
penerjemah di konsultasi konsultasi dengan memberi
Portal bermusyawarah masukan.
InfoPublik dengan mendengar
pendapat
stakeholders.
3 Pencarian 1. Mencari 1. Referensi 1. Akuntabilitas, Profesional, terus 1. Contoh yang
4. Mampu menyusun
referensi contoh pedoman di referensi yang menggali potensi digunakan tidak
pedoman bagi portal
penyusunan pedoman lain bidang lain digunakan berasal diri dan sesuai dengan
dengan baik dalam
pedoman dari sumber yang pengembangan diri penyusunan
mewujudkan
terpecaya sesuai yang pedoman proses
masyarakat maju
dibutuhkan oleh penerjemahan.
dalam informasi
2. Mencari 2. Peraturan 2. Anti Korupsi, organisasi 2. Pedoman
(Mewujudkan
peraturan penyusuan memulai pekerjaan ditolak karena
masyarakat maju,
terkait pedoman dengan mematuhi Inovatif, proaktif kurangnya
berkesinambungan
penyusunan peraturan agar dalam mencari landasan
dan demokratis
pedoman pekerjaan yang informasi untuk
30
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
dihasilkan dapat berlandaskan penyusunan menyusun
dipertanggungjawa negara hukum) pedoman pedoman.
bkan
3. Membuat 3. Rangkuman 3. Nasionalisme, 3. Penyusunan
rangkuman dalam pembuatan pedoman
rangkuman ditolak jika
menggunakan penggunaan
Bahasa Indonesia Bahasa
yang baik dan Indonesia tidak
benar baik dan benar.
4 Penyusunan 1. Memasukkan 1. Rancangan 1. Komitmen Mutu, 5. Mampu menyusun Profesional, terus 1. Pedoman yang
rancangan hasil konsultasi pedoman Dalam membuat pedoman belajar untuk disusun tidak dapat
pedoman rancangan pedoman penerjemahan bagi pengembangan diri diselesaikan tepat
dibutuhkan efesiensi portal dengan baik dalam penyusuan waktu jika tidak
& efektivitas agar dalam mewujudkan pedoman efektif dalam
sesuai dengan masyarakat maju pembuatannya.
pedoman dalam informasi Integritas, bekerja
penerjemahan. (Mewujudkan dengan penuh
masyarakat maju, komitmen ketika
berkesinambungan menyusun
31
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
2. Memasukkan 2. Rancangan 2. Nasionalisme, dan demokratis rancangan 2. Pedoman yang
hasil pencarian pedoman dalam pembuatan berlandaskan pedoman disusun tidak dapat
referensi rancangan pedoman negara hukum) dimengerti jika
menggunakan tidak menggunakan
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
yang baik dan benar yang baik dan
benar.
3. Menyusun isi 3. Rancangan 3. Akuntabilitas, 3. Pedoman yang
pedoman pedoman dalam pembuatan dibuat tidak dapat
rancangan pedoman diterima dan
dilakukan secara dipercaya jika tidak
mandiri dan mengerjakan
bertanggung jawab dengan
bertanggung jawab
pada isinya.
5 Pemaparan 1. Menyiapkan 1. Rancangan 1. Nasionalisme, 6. Mampu menjelaskan Profesional, 1. Materi,
rancangan materi pedoman dalam pembuatan pedoman kepada memahami dengan undangan, daftar
pedoman lewat rancangan pedoman, stakeholders dengan seksama isi dari hadir dan notulensi
rapat dengan undangan, daftar hadir baik dan dapat rancangan yang disiapkan
stakeholders. dan notulensi dipahami pedoman yang tidak dapat
menggunakan Bahasa (Mewujudkan dibuat dimengerti jika
32
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Indonesia yang baik bangsa yang tidak menggunakan
dan benar berdaya saing) Inovatif, terbuka bahasa Indonesia
untuk menerima yang baik dan
masukan dalam benar.
2. Mengundang 2. Undangan dan 2. Etika Publik, dalam penyusunan 2. Stakeholders
stakeholders daftar hadir menyampaikan materi rancangan menolak diajak
harus dengan sopan pedoman berdiskusi jika
santun tidak santun ketika
melaksanakan
tahapan kegiatan
3. Melaksanakan 3. Notulensi 3. Komitmen Mutu, 3. Hasil diskusi
diskusi memanfaatkan kondisi tidak dapat
waktu & tempat untuk meningkatkan
mendapatkan hasil kualitas isi
diskusi yang efektif pedoman.
4. Mengambil 4. Rangkuman 4. Akuntabilitas, 4. Notulensi dan
kesimpulan bertanggung jawab atas rangkuman tidak
perbaikan notulensi dan sesuai dengan
rangkuman yang dibuat diskusi
5. Memperbaiki 5. Revisi 5. Komitmen mutu, 5. Rancangan
rancangan
rancangan dalam pembuatan pedoman tidak
pedoman
33
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
pedoman rancangan pedoman dapat dimengerti
berdasarkan diperlukan kecermatan dan tidak efektif
masukan agar pedoman menjadi jika tidak
efektif. dikerjakan dengan
cermat
6 Simulasi 1. Mempersiapkan 1. Undangan dan 1. Etika Publik, Mampu menyusun Profesional, 1. Pedoman yang
penerapan simulasi daftar hadir dalam rancangan pedoman memahami alur disusun tidak
rancangan penerapan menyampaikan penerjemahan bagi pengerjaan disetujui jika tidak
pedoman rancangan rancangan portal dengan baik pedoman menggunakan
pedoman pedoman harus dalam mewujudkan Bahasa Indonesia
dengan sopan masyarakat maju Akuntabel, hasil yang baik dan
santun dalam informasi rancangan benar
2. Melakukan 2. Dokumen 2. Komitmen Mutu, (Mewujudkan pedoman dapat di
simulasi rancangan dalam menyusun masyarakat dalam pertanggungjawabk 2. Pedoman yang
penerapan pedoman rancangan informasi) an disusun tidak dapat
rancangan pedoman dimengerti jika
pedoman diperlukan Integritas, terus tidak efektif dalam
kecermatan dan berlatih dan pembuatannya
kerja cerdas melaksanakan x`
3. Melakukan 3. Laporan 3. Anti Korupsi, tugas dengan tuntas 3. Laporan yang
evaluasi evaluasi mengerjakan disusun tidak
34
Relevansi Substansi Kontribusi Terhadap Penguat Nilai Analisis Dampak
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
terhadap laporan evaluasi selesai tepat waktu
simulasi secara mandiri, jika tidak
penerapan disiplin dan penuh dikerjakan secara
rancangan tanggung jawab disiplin dan penuh
pedoman tanggung jawab.
Tabel 1.3 Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
Pengumpulan
1
data
Mencari
informasi
mengenai proses
a
penerjemahan
yang ada di Portal
Berita InfoPublik
Mencari
b
informasi
35
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
mengenai jumlah
penerjemah di
Portal Berita
InfoPublik
Mengumpulkan
hasil terjemahan
c
berita di Portal
Berita InfoPublik
Konsultasi
2 dengan
stakeholders
Melaksanakan
a konsultasi dengan
atasan dan mentor
Melaksanakan
konsultasi dengan
b
pengurus Portal
Berita InfoPublik
Melaksanakan
konsultasi dengan
c
penerjemah di
Portal InfoPublik
36
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
Pencarian
referensi
3
penyusunan
pedoman
Mencari contoh
a
pedoman lain
Mencari
peraturan terkait
b
penyusunan
pedoman
Membuat
c
rangkuman
Penyusunan
4 rancangan
pedoman
a Memasukkan
hasil konsultasi
Memasukkan
b hasil pencarian
referensi
37
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
Menyusun isi
c
pedoman
Pemaparan
rancangan
5 pedoman lewat
rapat dengan
stakeholders
a Menyiapkan
materi
b Mengundang
stakeholders
Melaksanakan
c
diskusi
Mengambil
d kesimpulan
perbaikan
Memperbaiki
e rancangan
pedoman
38
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
berdasarkan
masukan
Simulasi
penerapan
6
rancangan
pedoman.
Mempersiapkan
simulasi
a penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
simulasi
b penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
evaluasi simulasi
c penerapan
rancangan
pedoman
Tabel 1.4 Jadwal Kegiatan
39
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI
40
- Komitmen Mutu, dalam pembuatan rangkuman diperlukan
kecermatan agar tidak ada kesalahan dalam rangkuman yang
dibuat.
Kontribusi Mampu menyusun rangkuman proses penerjemahan yang telah
terhadap dilakukan untuk menjadi dasar dalam penyusunan rancangan
Visi dan pedoman penerjemahan bagi portal dengan baik dalam mewujudkan
Misi masyarakat maju dalam informasi (Mewujudkan masyarakat maju,
Organisasi berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum).
Penguatan Inovatif, memanfaatkan informasi yang ada untuk membuat
Nilai-nilai rangkuman hasil terjemahan.
Organsiasi
Akuntabel, memanfaatkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Analisis 1. Rangkuman yang dibuat tidak diterima jika tidak
Dampak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tidak diberikan data tentang jumlah penerjemah jika tidak
sopan santun.
3. Rangkuman yang dibuat mempunyai banyak kesalahan.
Hambatan -.
Solusi -
Daftar Output berupa rangkuman beserta data dukung berupa foto saat
Lampiran berkonsultasi dengan penerjemah di InfoPublik, cuplikan layar
(screenshot) dari grup Whatsapp penerjemah InfoPublik dan
cuplikan layar folder berisi contoh terjemahan.
41
Gambar 1.3 Tahapan 1: Diskusi Proses Penerjemahan
42
Gambar 1.5 Tahapan 2: Cuplikan Layar Grup Whatsapp Penerjemah InfoPublik
43
Gambar 1.7 Tahapan 3: Cuplikan Layar Folder Hasil Terjemahan
5.1.2 Kegiatan 2 (Konsultasi dengan Stakeholders)
Tahapan - Melaksanakan konsultasi dengan mentor.
Kegiatan - Melaksanakan konsultasi dengan pengurus Portal Berita
InfoPublik.
- Melaksanakan konsultasi dengan penerjemah di Portal
Berita InfoPublik.
Hari/Tanggal 4 – 9 September 2019
Output Rangkuman hasil konsultasi.
Kegiatan
Uraian Konsultasi dengan stakeholders bertujuan untuk mendapatkan
masukan dalam penyusunan rancangan pedoman proses
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.
Keterkaitan - Etika Publik, dalam melaksankan konsultasi harus dengan
Substansi sopan santun.
Mata - Nasionalisme, dalam pembuatan rangkuman menggunakan
Pelatihan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Nasionalisme, melakukan konsultasi dengan
bermusyawarah dengan mendengar pendapat stakeholders.
Kontribusi Mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan kerja
terhadap sama yang baik dengan rekan kerja (Mewujudkan masyarakat yang
Visi dan berkepribadian dalam kebudayaan).
Misi
Organisasi
44
Penguatan Profesional, terus belajar untuk pengembangan diri dalam
Nilai-nilai penyusuan pedoman penerjemahan
Organsiasi
45
Gambar 2.1 Output tahapan 2: Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Pengurus Portal
46
Gambar 2.3 Output tahapan 3: Rangkuman Hasil Konsultasi dengan Penerjemah Portal
47
contoh dalam penyusunan rancangan pedoman penerjemahan di
Portal Berita InfoPublik.
Peraturan-peraturan yang dijadikan referensi antara lain peraturan
mengenai penyusunan SOP yang di dalamnya juga memuat tentang
penyusunan pedoman, serta peraturan-peraturan mengenai jabatan
fungsional penerjemah.
Keterkaitan - Akuntabilitas, referensi yang dicari berasal dari sumber
Substansi terpercaya,
Mata - Anti Korupsi, memulai pekerjaan dengan mematuhi
Pelatihan peraturan agar pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan.
- Nasionalisme, dalam pembuatan rangkuman menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kontribusi Mampu menyusun pedoman bagi portal dengan baik dalam
terhadap mewujudkan masyarakat maju dalam informasi (Mewujudkan
Visi dan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
Misi negara hukum)
Organisasi
Penguatan Profesional, terus menggali potensi diri dan pengembangan diri
Nilai-nilai sesuai yang dibutuhkan oleh organisasi.
Organsiasi
48
Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 Output tahapan 1: Contoh pedoman di bidang lain
Gambar 2.7 tahapan 1: Diskusi mengenai contoh pedoman yang bisa dijadikan referensi
49
Gambar 2.8 Output tahapan 2: Cuplikan layar yang berisi tentang peraturan terkait
pedoman yang akan dibuat
50
5.1.4 Kegiatan 4 (Penyusunan Rancangan Pedoman)
Tahapan - Memasukkan hasil konsultasi.
Kegiatan - Memasukkan hasil pencarian referensi.
- Menyusun rancangan pedoman.
Hari/Tanggal 13 – 18 September 2019
Output Rancangan pedoman.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini dilaksanakan setelah mengumpulkan materi-materi dari
hasil konsultasi maupun pencarian referensi. Pada kegiatan ini,
informasi tersebut kemudian disusun menjadi rancangan pedoman
penerjemahan. Rancangan ini merupakan draft pertama yang akan
dipaparkan di kegiatan selanjutnya.
Keterkaitan - Komitmen Mutu, dalam membuat rancangan pedoman
Substansi dibutuhkan efisiensi dan efektivitas agar tersusun rancangan
Mata pedoman yang baik terpercaya.
Pelatihan - Nasionalisme, dalam pembuatan rancangan pedoman
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Akuntabilitas, pembuatan rancangan pedoman dilakukan
secara mandiri dan bertanggung jawab.
Kontribusi Mampu menyusun pedoman penerjemahan bagi portal dengan baik
terhadap dalam mewujudkan masyarakat maju dalam informasi (Mewujudkan
Visi dan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
Misi negara hukum)
Organisasi
Penguatan Profesional, terus belajar untuk pengembangan diri dalam
Nilai-nilai penyusunan rancangan pedoman
Organsiasi
51
Gambar 3.1 Output tahapan 1: Cuplikan layar hasil konsultasi yang dimasukkan ke dalam
rancangan pedoman
Gambar 3.2 Output tahapan 2: Cuplikan layar hasil pencarian referensi yang dimasukkan ke
dalam rancangan pedoman
52
Gambar 3.3 Output tahapan 3: Cuplikan layar judul rancangan pedoman draft pertama
5.1.5 Kegiatan 5 (Pemaparan Rancangan Pedoman)
Tahapan - Menyiapkan materi.
Kegiatan - Mengundang stakeholders.
- Melaksanakan diskusi.
- Mengambil kesimpulan perbaikan.
- Memperbaiki rancangan pedoman.
Hari/Tanggal 19 – 24 September 2019
Output Perbaikan rancangan pedoman.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini dilaksanakan setelah draft pertama dari rancangan
pedoman telah selesai disusun. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan
dengan rapat mingguan dari Portal Berita InfoPublik. Pemaparan
rancangan pedoman menjadi agenda tambahan dalam rapat
mingguan tersebut.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan masukan
terhadap draft pertama dari rancangan pedoman penerjemahan yang
telah dibuat.
Keterkaitan - Nasionalisme, dalam pembuatan rancangan pedoman,
Substansi undangan, daftar hadir, dan notulensi dibutuhkan efisiensi
Mata dan efektivitas agar tersusun rancangan pedoman yang baik
Pelatihan terpercaya.
- Etika Publik, dalam menyampaikan materi harus dengan
sopan santun.
53
- Komitmen Mutu, memanfaatkan kondisi waktu & tempat
untuk mendapatkan hasil diskusi yang efektif.
- Akuntabilitas, bertanggun jawab atas notulensi dan
rangkuman yang dibuat.
- Komitmen Mutu, dalam pembuatan rancangan pedoman
diperlukan kecermatan agar rancangan pedoman menjadi
efektif.
Kontribusi Mampu menjelaskan pedoman kepada stakeholders dengan baik dan
terhadap dapat dipahami (Mewujudkan bangsa yang berdaya saing)
Visi dan
Misi
Organisasi
Penguatan Profesional, memahami dengan seksama isi dari rancangan
Nilai-nilai pedoman yang dibuat.
Organsiasi
54
Gambar 3.4 Output tahapan 1: Cuplikan layar judul rancangan pedoman draft pertama
55
Gambar 3.6 Output tahapan 2: Daftar hadir.
56
Gambar 3.8 Output tahapan 3: Notulensi kegiatan diskusi
57
Gambar 4.1 Output tahapan 5: Cuplikan layar bagian rancangan pedoman yang direvisi
5.1.6 Kegiatan 6 (Simulasi Penerapan Rancangan Pedoman)
Tahapan - Mempersiapkan simulasi.
Kegiatan - Melakukan simulasi penerapan rancangan pedoman.
- Melaksanakan evaluasi terhadap simulasi penerapan.
Hari/Tanggal 25 September – 8 Oktober 2019
Output Laporan evaluasi.
Kegiatan
Uraian Kegiatan ini dilaksanakan setelah revisi rancangan pedoman telah
diselesaikan sesuai dengan masukan dari hasil rapat dalam kegiatan
sebelumnya. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam bentuk rapat
mingguan redaksi InfoPublik.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat efektivitas dari
rancanga pedoman bagi proses penerjemahan di Portal Berita
InfoPublik.
Keterkaitan - Etika Publik, dalam menyampaikan rancangan pedoman
Substansi harus dengan sopan santun
Mata - Komitmen Mutu, dalam menyusun pedoman diperlukan
Pelatihan kecermatan dan kerja cerdas.
- Anti Korupsi, mengerjakan laporan evaluasi secara
mandiri, disiplin, dan penuh tanggung jawab
Kontribusi Mampu menyusun rancangan pedoman penerjemahan untuk Portal
terhadap Berita InfoPublik dengan baik dalam mewujudkan masyarakat maju
Visi dan
58
Misi dalam informasi (Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan,
Organisasi dan demokratis berlandaskan negara hukum)
Penguatan Profesional, memahami alur pengerjaan pedoman
Nilai-nilai Akuntabel, hasil rancangan pedoman dapat
Organsiasi dipertanggungjawabkan.
Integritas, terus berlatih dan melaksanakan tugas dengan tuntas.
Analisis 1. Pedoman yang disusun tidak disetujui jika tidak
Dampak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Pedoman yang disusun tidak dapat dimengerti jika tidak
efektif dalam pembuatannya.
3. Laporan yang disusun tidak selesai tepat waktu jika tidak
dikerjakan secara disiplin dan dengan tanggung jawab.
Hambatan Keterbatasan waktu dan dana untuk melaksanakan rapat dengan
stakeholders.
Solusi Simulasi penerapan rancangan pedoman dilaksanakan sebagai
agenda dari rapat mingguan yang dilaksanakan oleh redaksi Portal
Berita InfoPublik dengan mengundang para stakeholders yang
hadir.
Daftar Revisi rancangan pedoman digunakan sebagai materi.
Lampiran
Output berupa laporan evaluasi simulasi penerapan rancangan
pedoman.
60
Gambar 4.5 Output tahapan 3: Laporan simulasi penerapan pedoman
61
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
Pengumpulan
1
data
Mencari
informasi
mengenai proses
a
penerjemahan
yang ada di Portal
Berita InfoPublik
Mencari
informasi
mengenai jumlah
b
penerjemah di
Portal Berita
InfoPublik
Mengumpulkan
hasil terjemahan
c
berita di Portal
Berita InfoPublik
62
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
Konsultasi
2 dengan
stakeholders
Melaksanakan
a konsultasi dengan
atasan dan mentor
Melaksanakan
konsultasi dengan
b
pengurus Portal
Berita InfoPublik
Melaksanakan
konsultasi dengan
c
penerjemah di
Portal InfoPublik
Pencarian
referensi
3
penyusunan
pedoman
Mencari contoh
a
pedoman lain
Mencari
b
peraturan terkait
63
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
penyusunan
pedoman
Membuat
c
rangkuman
Penyusunan
4 rancangan
pedoman
a Memasukkan
hasil konsultasi
Memasukkan
b hasil pencarian
referensi
Menyusun isi
c
pedoman
Pemaparan
rancangan
5 pedoman lewat
rapat dengan
stakeholders
64
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
a Menyiapkan
materi
b Mengundang
stakeholders
Melaksanakan
c
diskusi
Mengambil
d kesimpulan
perbaikan
Memperbaiki
rancangan
e pedoman
berdasarkan
masukan
Simulasi
penerapan
6
rancangan
pedoman.
Mempersiapkan
a
simulasi
65
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Oktober
Agustus September
29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 30 1 2 3 4 7 8
penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
simulasi
b penerapan
rancangan
pedoman
Melakukan
evaluasi simulasi
c penerapan
rancangan
pedoman
Tabel 1.5 Jadwal Kegiatan Terbaru
66
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari proses aktualisasi yang dijalankan, yaitu mengenai penyusunan
rancangan pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik, adalah sebagai berikut:
6.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan setelah membuat laporan ini adalah sebagai
berikut:
67
Indonesia, tetapi juga warga negara asing yang membutuhkan layanan yang
disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
68
DAFTAR PUSTAKA
69
LAMPIRAN RANCANGAN PEDOMAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 3
B. DASAR HUKUM 4
C. MAKSUD DAN TUJUAN 4
D. PENGERTIAN UMUM 5
BAB II KRITERIA BERITA 6
BAB III PENERJEMAHAN 7
BAB IV PENUTUP 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pedoman adalah naskah yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan suatu
kegiatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu kegiatan diperlukan adanya pedoman yang
dapat dijadikan acuan agar proses pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan
pekerjaan berjalan efektif, efisien, konsisten, dan sistematis. Salah satu proses kerja yang
membutuhkan pedoman adalah penerjemahan.
Salah satu jabatan yang melakukan penerjemahan di pemerintahan, baik itu instansi
pusat atau daerah, adalah jabatan fungsional penerjemah. Jabatan Fungsional Penerjemah
adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan
instansi pemerintah pusat dan daerah.
Portal Berita InfoPublik merupakan salah satu media pemerintah yang dikelola oleh
Subdirektorat Media Online, Direktoraat Pengelolaan Media, Direktorat Jenderal Informasi
dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Portal
Berita InfoPublik ini dibuat untuk menyebarkan informasi tentang pelayanan publik yang
disediakan dalam bentuk berita online. Portal Berita InfoPublik juga membantu tugas
Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai GPR (Government Public Relations).
Seiring dengan perkembangan zaman, akses terhadap informasi semakin tidak terbatas.
Setiap orang dari berbagai negara dapat mengakses informasi dari negara lain. Begitu juga
halnya dengan informasi yang ada di Portal Berita InfoPublik. Meskipun berita yang
ditayangkan merupakan berupa informasi pelayanan publik bagi masyarakat Indonesia, hal itu
tidak menutup kemungkinan bagi orang dari negara lain untuk mengakses informasi yang ada
di InfoPublik dan mengetahui lebih jauh tentang pelayanan publik di Indonesia. Oleh karena
itu, penerjemahan terhadap berita di InfoPublik diperlukan untuk menjangkau pembaca yang
lebih luas. Penerjemahan tersebut juga dapat membantu mempromosikan pelayanan publik di
Indonesia kepada dunia internasional.
Akan tetapi, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik masih belum memiliki
pedoman. Akibatnya, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik belum optimal. Para
penerjemah terkadang tidak menerjemahkan artikel berita di InfoPublik selama beberapa hari
dikarenakan satu hambatan dan lainnya, sehinnga banyak artiker berita yang belum
diterjemahkan. Selain itu, rubrik berita yang bisa diterjemahkan juga belum ditentukan.
Oleh karena itu, pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik diperlukan untuk
mengoptimalkan penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
2. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di
Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsi Penerjemah.
4. Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.
5. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016 Tentan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.
D. Pengertian Umum
1. Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
penerjemahan tulis maupun lisan dan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam
lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah.
2. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis maupun lisan dan
penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan pemerintah pusat dan
daerah.
3. Penerjemahan adalah pengalihan pesan secara tertulis atau lisan dari suatu bahasa
ke bahasa yang lain.
4. Penerjemahan Tulis adalah mengalihkan pesan secara tertulis dari satu bahasa ke
bahasa yang lain yang mencakupi makna dan gaya bahasa.
5. Penyuntingan adalah melakukan pemeriksaan dan perbaikan suatu naskah ditinjau
dari segi ketepatan dan ketertiban berbahasa.
BAB II
KRITERIA BERITA
Untuk mendukung proses penerjemahan berita di Portal Berita InfoPublik oleh
penerjemah, tidak semua berita yang berbahasa Indonesia diterjemahkan karena terbatasnya
jumlah SDM penerjemah di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hal ini juga
disebabkan oleh banyaknya berita yang dikirim dari daerah-daerah ke Portal Berita InfoPublik
yang belum perlu untuk diterjemahkan karena muatan berita yang terlalu lokal atau terlalu
teknis. Oleh karena itu, pedoman ini menentukan berita yang dapat diprioritaskan untuk
diterjemahkan yaitu berita yang ditayangkan di indeks berita Nasional yang mempunyai
kriteria sebagai berikut:
1. Ejaan Bahasa Inggris yang digunakan adalah ejaan Bahasa Inggris Amerika
(American English).
2. Kamus Bahasa Inggris yang dijadikan acuan adalah kamus Oxford, Cambridge, dan
Mirriam-Webster.
3. Standar penamaan instansi merujuk pada gaya penulisan dari Associated Press, The
Jakarta Post, yang merupakan dua agensi berita Bahasa Inggris yang mempunyai
sejarah panjang dalam pemberitaan menggunakan Bahasa Inggris.
4. Teknik penerjemahan tertulis yang digunakan berorientasi pada bahasa sasaran,
yaitu dengan teknik penerjemahan komunikatif. Jenis terjemahan ini
menyampaikan makna kontekstual dari bahasa sumber agar berterima dan
dimengerti oleh pembaca bahasa sasaran.
Proses bisnis penerjemahan berita di Portal Berita InfoPublik adalah sebagai berikut:
Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan pedoman ini.
Cuplikan layar yang berisi tentang peraturan terkait pedoman yang akan dibuat
Lampiran Output Kegiatan 3 Tahapan 3
Rangkuman Referensi
13. Peraturan-peraturan yang dijadikan referensi dalam penyusunan rancangan pedoman
adalah:
- Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 35 Tahun 2012
- Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 12 Tahun 2010
- Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 1 Tahun 2016
- Peraturan Sekretaris Kabinet RI Nomor 8 Tahun 2016
- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016
14. Peraturan-peraturan tersebut mengatur tentang tata cara penyusunan SOP dan tentang
jabatan fungsional penerjemah.
15. Pedoman adalah naskah yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan suatu
kegiatan.
16. Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan penyusunan
naskah bahan terjemahan dalam lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah.
17. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis maupun lisan dan
penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan instansi pemerintah pusat dan
daerah.
18. Penerjemahan adalah pengalihan pesan secara tertulis atau lisan dari suatu bahasa ke
bahasa yang lain.
19. Dari contoh yang dijadikan referensi, didapat format pedoman sebagai berikut:
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Ruang Lingkup
BAB II Isi Pedoman
BAB III Isi Pedoman
BAB IV Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran Output Kegiatan 4 Tahapan 1
Cuplikan layar hasil pencarian referensi yang dimasukkan ke dalam rancangan pedoman
Lampiran Output Kegiatan 4 Tahapan 1
LAMPIRAN RANCANGAN PEDOMAN
DRAFT PERTAMA
BAB I PENDAHULUAN
E. LATAR BELAKANG 3
F. DASAR HUKUM 3
G. MAKSUD DAN TUJUAN 4
H. PENGERTIAN UMUM 4
BAB II PENERJEMAHAN 6
BAB III PENUTUP 8
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Pedoman adalah naskah yang dijadikan acuan dan dasar dalam melakukan suatu
kegiatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu kegiatan diperlukan adanya pedoman yang
dapat dijadikan acuan agar proses pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan
pekerjaan berjalan efektif, efisien, konsisten, dan sistematis. Salah satu proses kerja yang
membutuhkan pedoman adalah penerjemahan.
Salah satu jabatan yang melakukan penerjemahan di pemerintahan, baik itu instansi
pusat atau daerah, adalah jabatan fungsional penerjemah. Jabatan Fungsional Penerjemah
adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan
instansi pemerintah pusat dan daerah.
Akan tetapi, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik masih belum memiliki
pedoman. Akibatnya, proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik belum optimal. Para
penerjemah terkadang tidak menerjemahkan artikel berita di InfoPublik selama beberapa hari
dikarenakan satu hambatan dan lainnya, sehinnga banyak artiker berita yang belum
diterjemahkan. Selain itu, rubrik berita yang bisa diterjemahkan juga belum ditentukan.
Oleh karena itu, pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik diperlukan untuk
mengoptimalkan penerjemahan di Portal Berita InfoPublik.
F. Dasar Hukum
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di
Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsi Penerjemah.
9. Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.
10. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2016 Tentan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah.
H. Pengertian Umum
6. Jabatan Fungsional Penerjemah adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
penerjemahan tulis maupun lisan dan penyusunan naskah bahan terjemahan dalam
lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah.
7. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis maupun lisan dan
penyusunan naskah bahan terjemahan dalam lingkungan pemerintah pusat dan
daerah.
8. Penerjemahan adalah pengalihan pesan secara tertulis atau lisan dari suatu bahasa
ke bahasa yang lain.
9. Penerjemahan Tulis adalah mengalihkan pesan secara tertulis dari satu bahasa ke
bahasa yang lain yang mencakupi makna dan gaya bahasa.
BAB II
PENERJEMAHAN
Pedoman proses penerjemahan ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Proses penerjemahan di Portal Berita InfoPublik
merupakan penerjemahan tulis untuk naskah berita langsung (straight news). Untuk acuan
penggunaan Bahasa Inggris, ejaan yang digunakan adalah ejaan Bahasa Inggris Amerika
(American English). Sedangkan untuk standar penamaan bagi instansi merujuk pada gaya
penulisan dari Associated Press dan The Jakarta Post, yang merupakan dua agensi berita
Bahasa Inggris yang mempunyai sejarah panjang dalam pemberitaan menggunakan Bahasa
Inggris. Penerjemahan berita di Portal Berita InfoPublik dilakukan dengan:
12. Penerjemah memilih artikel bermuatan nasional, internasional, atau tentang kepala
negara yang sudah ditayangkan berita Bahasa Indonesianya di Portal Berita
InfoPublik.
13. Penerjemah melaporkan berita yang akan diterjemahkan ke dalam grup Whatsapp
Penerjemah InfoPublik agar tidak dikerjakan juga oleh penerjemah lain.
14. Pengerjaan penerjemahan menggunakan matriks. Satu kolom berisi bahasa sumber
(Bahasa Indonesia) di sebelah kiri dan satu kolom berisi bahasa target (Bahasa
Inggris) di sebelah kanan.
15. Tautan atau link artikel dalam Bahasa Indonesia disertakan dalam penerjemahan.
16. Nama pewarta (reporter) disertakan setelah judul artikel.
17. Nama penerjemah disertakan dalam kurung di akhir berita Bahasa Inggris.
18. Naskah terjemahan dikirim kepada penyunting (editor) setelah selesai.
19. Setelah penyunting selesai menyunting naskah terjemahan, penyunting
menerbitkan artikel dalam Bahasa Inggris di Portal Berita InfoPublik.
20. Artikel yang telah diterjemahkan dan ditayangkan di Portal Berita InfoPublik
disimpan oleh penerjemah dan penyunting sebagai arsip dan penilaian.
Contoh penerjemahan:
BAB III
PENUTUP
Pedoman proses penerjemahan ini disusun dalam rangka memberikan kejelasan dan
keseragaman dalam penerjemahan di Portal Berita InfoPublik. Pedoman ini juga dibangun
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang dimiliki
oleh penerjemah di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan pedoman ini.
Pelaksanaan Diskusi
Lampiran Kegiatan 5 Tahapan 4
Rangkuman Kesimpulan Perbaikan
1. Penambahan tentang definisi penyuntingan di bagian pengertian umum dalam
rancangan pedoman.
2. Durasi pengerjaan penerjemahan dicantumkan dalam rancangan pedoman.
3. Durasi pengerjaan penyuntingan terjemahan dicantumkan dalam rancangan pedoman.
4. Penerjemahan dilakukan untuk berita tertentu yang masuk dalam kriteria berita yang
diprioritaskan untuk diterjemahkan.
5. Kriteria tersebut dilihat dari muatan beritanya dan bahasa yang digunakan.
6. Berita dalam rubrik Nasional menjadi prioritas untuk diterjemahkan.
Pelaksanaan Simulasi
Lampiran Kegiatan 6 Tahapan 3
Laporan ini merupakan hasil evaluasi kegiatan simulasi penerapan rancangan pedoman
penerjemahan di Portal Berita InfoPublik yang berlangsung pada hari Jumat, 27 September
2019 di Jakarta. Kegiatan ini diadakan untuk mengukur keefektifan rancangan pedoman
sebelum disahkan.
Simulasi ini diikuti oleh dua penerjemah yang hadir dalam pemaparan rancangan
pedoman yang diadakan satu minggu sebelumnya, yakni pada tanggal 20 September 2019.
Dalam simulasi tersebut, peserta mendapati bahwa pedoman penerjemahan membantu dalam
mengoptimalkan penerjemahan.
mudah dan lebih rapi dibandingkan mengganti langsung bahasa sumber dengan bahasa target.
Namun, peserta juga merasa keberatan jika harus melakukan penerjemahan atau
penyuntingan satu artikel per hari dikarenakan beban pekerjaan lain di luar fungsi sebagai
Portal Berita InfoPublik. Diharapkan, penerjemah lain yang belum mengikuti simulasi
penerapan rancangan pedoman penerjemahan di Portal Berita InfoPublik dapat dengan segera
mengikutinya sehingga dapat diukur lebih jauh lagi keefektifan rancangan pedoman yang telah
disusun.
Cuplikan Layar Konsultasi dengan Coach