Document

@denzfarid
Cihuii dear all, salam kenal sebut saja farid pria 21 tahun ini kerab akrab di panggi itu XD, jadi gini
ceritanya, ay anak baru di sini, sebelumnya ay di TK Cendrawasih, nah ay dapet PR dari Pak Guru di sini
:D, tugasnya tentang RAID storeg , nyahahaha macem pembasmi nyamuk aja namanya raid XD, jadi
begini es ada beberapa cara buat nginstall raid ini , ada yg langsung dari os ada juga yg belakangan make
sopwer mdadm namanyo, untuk tugas pertama. ay ngerjain cara pertama dulu es, biar nanti gampang
ngikutinnya XD , wokkeehhhhhhhh langsung aja.
pada uji coba kali ini ay pake vbox di windows , OS nyo make ubuntu server 12.04 LTS bias di donlod ko
iso nya di sini nah buat VBox nya bias di donlod dari situs resminya
https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads , kalo semua udah ada sekarang install vbox nya dulu, ay
asumsikan bahwa vbox telah terinstall ya soalnya ay gag bahas itu, nah selanjutnya install si ubunyu
server nya perhatikan penampakan demi penampakan di bawah ini ya X))
1. Setting Vbox Untuk booting melalui ISO dan untuk membuat hardisk virtual
Gambar 1 klik New untuk membuat VM baru
Panduan Installasi RAID Pada System Operasi Ubuntu server 12.04 [Virtual Machine Mode] Page 1
@denzfarid
Gambar 2. Klik Next Untuk Selanjutnya
Gambar 3. Memilih jenis OS dan nama VM
@denzfarid
Gambar 4 . Menentukan Jumlah Ram yang ingin di gunakan
Gambar 5. Menentukan Jumlah Hardisk Virtual
@denzfarid
Gambar 6. Pemilihan type hardisk VM
@denzfarid
Gambar 7. Type penyimpanan HDD VM
@denzfarid
Gambar 8. Pemilihan Besar kapasitas HDD VM [40.73GB]
@denzfarid
Gambar 9 . Hasil akhir atau keterangan jika yakin langsung create
@denzfarid
Gambar 10 . Pilih setting utnuk melakukan setingan selanjutnya
@denzfarid
Gambar 11. Menuju ke Tree Storage lalu pilih icon hardisk dengan tanda +
Gambar 12. Nanti akan muncul window seperti ini pilih create new
@denzfarid
Gambar 13, untuk langkah ini akan sama seperti gambar 5
@denzfarid
Gambar 14. Pilih create
@denzfarid
Gambar 15.
@denzfarid
Gambar 16
@denzfarid
Gambar 17. Hasil akhir akan tercipta 3 HDD virtual
@denzfarid
Gambar 18. Pemilihan Iso untuk proses booting installasi server
Gambar 19, nanti akan keluar ini dan pilih icon folder itu
@denzfarid
Gambar 20. Akan keluar window seperti ini dan pilih OS yang ingin di boot
@denzfarid
Gambar 21. Hasil akhir nya seperti ini
@denzfarid
Gambar 22. Oke selanjutnya nyalakan VM
@denzfarid
Nah setelah settingan di vm kelar selanjutnya menginstall servernya, setingan di atas sama saja seperti
kita menyiapkan pc server dengan 3 hardisk dengan memory 512
Gambar 23 , pemilihan bahasa untuk menginstall
@denzfarid
Gambar 24. Pilih install ubuntu server
@denzfarid
Gambar 25 pemilihan bahasa OS
@denzfarid
Gambar 26 pemilihan lokasi Negara
@denzfarid
Gambar 27 , penditeksian keyboard pilih no
@denzfarid
Gambar 28, di pencet enter aja langsung
@denzfarid
Gambar 29. Pencet lagi enternya :D
@denzfarid
Gambar 30, nah yang ini untuk hostname bisa diganti sesika hati :D
@denzfarid
Gambar 31, ini untuk nama user yang bias login nantinya
@denzfarid
Gambar 32 ini untuk nama loginnya :P
@denzfarid
Gambar 33 dan 34 adalah seting password nntuk login user
@denzfarid
Gambar 35, di gunakan jika directory /home ingin di enkripsi untuk alas an keamanan pilih yes
@denzfarid
Gambar 36 di gunakan untuk mengatur waktu pada server
@denzfarid
Nah ini bagian inti dari RAID itu sendiri pengaturan partisi untuk penentuan installasi OS dan HDD yang
ingin di jadikan RAID nantinya
Gambar 37 karena ingin mensetup sendiri maka pilih manual
@denzfarid
Gambar 38, nah kalo seperti ini berarti si hardisk belum terformat semuanya, pencet enter nanti aka
nada pilihan
@denzfarid
Gambar 39, pilih yes aja
@denzfarid
Gambar 40 setelah itu akan jadi begini, terus di pencet lagi aja enternya
@denzfarid
Gambar 41. Pilih create new
@denzfarid
Gambar 42. Ini untuk mount point root / sebesar 42.7 GB
@denzfarid
Gambar 43 pilih logical karena kita tidak menggunakan direktori atau folder root sebagai utama nanti
kita akan membuat folder /boot untuk booting dan /boot itu menggunakan primary
@denzfarid
Gambar 44 pilih beginning
@denzfarid
Gambar 45 perhatikan untuk mount point di gunakan / sebagai root , pilih done
@denzfarid
Gambar 46 proses selanjutnya membuat mount point untuk /boot
@denzfarid
Gamabar 47 untuk mount point /boot kita beri 100MB hal ini masing masing kebutuhan semakin besar
mount point / maka di sarankan perbesar juga mount point /boot ini
@denzfarid
Gambar 48, seperti yang di jelaskan sebelumnya untuk /boot pilih primary karena /boot ini yang akan di
load pertama kali oleh PC sehabis bios nanti untuk masuk ke system operasi
@denzfarid
Gambar 49. Pilih begning
@denzfarid
Gambar 50, langsung pilih done kalo munt pointnya udah dig anti jadi /boot
@denzfarid
Gambar 51, sisa 937.4MB maka selanjutnya gunakan itu sebagai memori swap
@denzfarid
Gamabr 52, seperti biasa, kalo ini tinggal tekan enter aja
@denzfarid
Nah buat gambar 53 dan 54,pada bagian use as, di pencet enter nanti keluar kaya gambar 54 nah udah
itu pilih aja swap area terus enter
@denzfarid
Gambar 55, kalo udah semua tinggal pilih done
@denzfarid
Gambar 56, ada gambar ini terdapat 2 hardisk yang di mana nanti haridsk” ini akan di jadikan raid, pilih
hardisk kedua lalu tekan enter, ikuti instruksi sama seperti sebelumnya,
@denzfarid
Gambar 57. Nanti aka nada tampilan seperti gambar ini, pilih dan tekan enter
@denzfarid
@denzfarid
Untuk gambar 58-60, gambar 58 menentukan jumlah hardisk yang nanti akan di jadikan raid, jika ingin di
gunakan seluruhnya langsung continue aja, untuk gambar 59,pada use as pencet enter hamper sama
seperti pemilihan untuk swap, bedanya kali ini pilih untuk physical volume for raid
@denzfarid
Gambar 61, pilih done

Untuk pembuatan raid pada hdd yang kedua gunakan cara yang sama
Setelah semua udah di siapkan sekarang tinggal pembuatan raid nya
@denzfarid
Gambar 62, pilih pada gambar di atas untuk melanjutkan atau membuat software raid membaca hdd
raid
@denzfarid
@denzfarid
Pada gambar 63, itu kita langsung aja pilih yes, lalu di gambar 64 pilih creat md device, maksudnya nanti
system akan otomatis membuat md device pada folder /dev/mdX (X di sini maksudnya adalah jumlah
array yang akan di gunakan, jika raid hanya terdapat 1 saja maka akan menjadi /dev/md0 seterusnya
akan seperti itu jika ada penambahan device lainnya, pada gambar 65 itu pemilihan tipe raid terdapat
beberapa type
RAID0 => di gunakan utnuk block striped, tidak untuk mirror atau parity, dalam kasus ini hdd A dan hdd
B akan di tambahkan, sebagai contoh
Hdd A = 10GB , Hdd B = 10GB, jika menggunakan raid 0 maka yang akan terjadi adalah /dev/md0 akan
menjadi 20GB karena penambahan hdd A+B
@denzfarid
RAID1 => Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah
menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik,
maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Untuk jenis ini kapasitas HDD tidak akan bertambah seperti raid0 melainkan hanya terbaca 1 saja
sebagai contoh
HDD A = 80GB dan HDD B = 80GB, untuk pembacaan pada /dev/md0 akan terbaca 80 saja, lah piye toh
lalu 1 lagi buat apa?, nah unuk itu raid1 ini di adakan ternyata hdd B sebagai mirror jadi ketika data
pada hdd A terisi maka pada hdd B juga akan terisi dan isisnya pun sama nantinya, untuk mencegah
kejadian tidak dapat di akses karena salah satu hdd rusak, oleh sebab itu untuk size harus sama agar
tidak pincang nantinya, karena mereka berdua di ibaratkan kembar identik :D
RAID2 => menggunakan sistem stripping.hampir sama dengan raid0 Namun ditambahkan tiga
harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah
harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan
untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama,
masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2,
maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan
harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk
menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi
kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan
memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
@denzfarid
RAID3 => menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk
reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah
harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk
menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-
masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka
kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan
untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga
harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A,
B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk
D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga
harddisk lainnya.
RAID4 => Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit.
Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
@denzfarid
RAID5 -> pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni,
tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut
disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena
akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID6 -> secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity
menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya
penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan
masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses
pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini
masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
@denzfarid
RAID10 / 1+0 -> dimana raid ini di gunaka atau di ciptakan dari hasil penggabungan antara
raid1 dan raid0 biasa di sebut sebagai stripe mirror yang di mana redundancy (sebagai blocks
mirrored ) dan performance ( sbg blocks striped ), cocok untuk server database
Nah setelah penjelasan di atas kita akan mencoba untuk membuat system raid 0 oleh sebab itu pilih saja
raid0
@denzfarid
Gambar 66. Terlihat di sana /dev/sb5 dan /dev/sdc5 yang terbaca sebagai raid, maka langkah
selanjutnya kita pilih 2 hdd tersebut agar dapat di gabungkan menjadi striped nanti, tekan TAB untuk
memilih continue
@denzfarid
ar 67
Pada gambar 67 dan 68 dalah langkah akhir pilih finis untuk mengakhirinya :D
@denzfarid
Gambar 69 untuk progress installasi
@denzfarid
Gambar 70. Jika bertemu seperti ini kosang kan saja lalu pilih kontinyu
@denzfarid
Gambar 71 untuk pelmilihan automatic update pilih no
@denzfarid
Gambar 72 untuk pemilihan service server yang ingin di install pilih ssh saja
@denzfarid
@denzfarid
Untuk gambar 73 itu untuk penginstallan grub, grub nantinya akan mengatur booting jika ada kernel
terbaru atau ada os lain terinstall
Untuk gambar 74 itu untuk langkah akhir dari installasi dan nanti vm akan restart dengan sendirinya
Gambar 75. Lakukan login dengan user yang telah di create sebelumnya, setelah login masuk sebagai
ROOT dengan cara ketikan SUDO SU, lalu input password
@denzfarid
Gambar 76, ketik fdisk –l nanti akan keluar output seperti itu, rupanya /dev/md0 belum terformat
shingga belum dapat di simpan data di dalamnya
@denzfarid
Gambar 77, untuk mem format nya gunakan mkfs ( make filesistem) pada kasus ini kita menggunakan
file system ext4 untuk system file nya agar algoritma supaya lebih tepat XD ,gunakan perintah mkfs.ext4
/dev/md0, setelah itu baru kita dapat mengeluarkan atau mount data /dev/md0. Dengan mount
/dev/md0 /mnt/ semua isi md0 akan di keluarkan pada folder /mnt nantinya , lakukan pengecekan
denga ls /mnt untuk melihat isi dari hdd /dev/md0 atau /mnt
Selesai deh, banyak ya  semoga bermanfaat ya ;), maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan :D

Document

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Document

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

@denzfarid

Gambar 1 klik New untuk membuat VM baru

Gambar 2. Klik Next Untuk Selanjutnya

Gambar 3. Memilih jenis OS dan nama VM

Gambar 4 . Menentukan Jumlah Ram yang ingin di gunakan

Gambar 5. Menentukan Jumlah Hardisk Virtual

Gambar 6. Pemilihan type hardisk VM

Gambar 7. Type penyimpanan HDD VM

Gambar 8. Pemilihan Besar kapasitas HDD VM [40.73GB]

Gambar 9 . Hasil akhir atau keterangan jika yakin langsung create

Gambar 10 . Pilih setting utnuk melakukan setingan selanjutnya

Gambar 13, untuk langkah ini akan sama seperti gambar 5

Gambar 14. Pilih create

Gambar 17. Hasil akhir akan tercipta 3 HDD virtual

Gambar 18. Pemilihan Iso untuk proses booting installasi server

Gambar 21. Hasil akhir nya seperti ini

Gambar 22. Oke selanjutnya nyalakan VM

Gambar 23 , pemilihan bahasa untuk menginstall

Gambar 24. Pilih install ubuntu server

Gambar 25 pemilihan bahasa OS

Gambar 26 pemilihan lokasi Negara

Gambar 27 , penditeksian keyboard pilih no

Gambar 28, di pencet enter aja langsung

Gambar 29. Pencet lagi enternya :D

Gambar 32 ini untuk nama loginnya :P

Gambar 33 dan 34 adalah seting password nntuk login user

Gambar 36 di gunakan untuk mengatur waktu pada server

Gambar 37 karena ingin mensetup sendiri maka pilih manual

Gambar 39, pilih yes aja

Gambar 41. Pilih create new

Gambar 42. Ini untuk mount point root / sebesar 42.7 GB

Gambar 44 pilih beginning

Gambar 46 proses selanjutnya membuat mount point untuk /boot

Gambar 49. Pilih begning

Gambar 55, kalo udah semua tinggal pilih done

Gambar 61, pilih done

Gambar 69 untuk progress installasi

Gambar 71 untuk pelmilihan automatic update pilih no

Anda mungkin juga menyukai