Anda di halaman 1dari 6

KISAH NABI AYYUB.

AS

Penulis : Aisyah mutiara aribah


Kelas : XI MIA 2

SMA NEGERI 1 SIJUK


Kisah singkat Nabi Nuh As
Nabi Nuh dikaruniai Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang
nabi, yaitu fasih dan tegas dalam kata-katanya, pandai bersyukur, bijaksana, dan
sabar dalam berdakwah. Selain itu, beliau adalah seorang nabi yang membela
dan melindungi kaum yang lemah, miskin, dan tertindas. Beliau terus
memperjuangkan nasib mereka dari ketertindasan kaumnya yang zalim.

Kaum Nabi Nuh terkenal zalim dan sewenang-wenang. Mereka menganggap


harta adalah satu-satunya tolok ukur untuk meningkatkan martabat dan harga
diri manusia. Kaum Nabi Nuh lebih suka menyembah berhala dan percaya
bahwa berhala-berhala tersebut dapat memberi pertolongan kepada mereka.

Melihat kondisi seperti ini, Nabi Nuh mengajak mereka untuk kembali kepada
Allah. Suatu ketika, ia berdakwah kepada kaumnya, "Sesungguhnya aku
peringatkan kamu akan siksaan Allah dan aku jelaskan kepadamu jalan
keselamatan maka sembahlah Allah saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan
suatu apa pun. Aku khawatir apabila kamu menyembah selain Allah atau
menyekutukan dengan yang lain maka Allah menyiksamu pada hari kiamat
dengan siksaan yang pedih." Nabi Nuh selalu menyampaikan dakwahnya
dengan penuh kebijaksanaan, kecakapan, dan kesabaran.

Walaupun telah berusaha berdakwah kepada kaumnya dengan segala


kebijaksanaan, kecakapan, dan kesabaran, Nabi Nuh tidak mendapatkan hasil.
Ia hanya mendapatkan ejekan dan penghinaan dari kaumnya.

Setelah sekian lama berdakwah, Nabi Nuh hanya mendapatkan sedikit pengikut.
Kadang-kadang, ia kehilangan harapan, namun Allah selalu menguatkannya.
Nabi Nuh terus berdakwah mengajak kaumnya untuk kembali ke jalan Allah.
Akan tetapi, ajakan tersebut tidak pernah didengar oleh kaumnya. Akhirnya,
Nabi Nuh mulai kehilangan kesabaran, ia memberikan peringatan kepada
kaumnya agar segera kembali ke jalan Allah karena khawatir Allah akan
mendatangkan bencana kepada mereka.

Ancaman Nabi Nuh justru dianggap permainan. Mereka menantang Nabi Nuh,
"Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami. Kamu telah
memperpanjang bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami
azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang
benar."

Nuh menjawab, "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu
jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri."

Doa Nabi Nuh AS (QS NA, '71: 5-12)

Nabi Nuh sangat sedih dengan sikap kaumnya tersebut. Dia pun segera berdoa
memohon pertolongan Allah, "Wahai Tuhanku, Sesungguhnya aku telah
mengajak kaumku untuk beriman kepada-Mu dan meninggalkan penyembahan
berhala. Aku sangat mengharapkan keimanan maka tidak kulewatkan setiap
kesempatan, melainkan kuajak mereka siang dan malam. Ternyata harapanku
sia-sia. Mereka malah makin membangkang dan durhaka." Setiap kali kuajak
mereka untuk menyembah-Mu supaya Engkau bisa memaafkan kesalahan-
kesalahan mereka maka mereka pun menutup telinga karena tidak suka
mendengar ajakanku. Mereka sangat berlebih-lebihan dalam membangkang
sampai menutup wajahnya dengann baju supaya tidak melihatku dan tidak
mendengar dakwah yang aku berikan. Wahai Tuhanku, aku telah mengajak
mereka untuk menyembah-Mu berulang kali dengan berbagai cara. Kadang-
kadang, aku mengajak secara terang-terangan dalam kelompok-kelompok
mereka. Kadang-kadang, aku sendirian mengajak seseorang di antara mereka."
Aku berkata kepada mereka, "Mintalah ampun kepada Tuhanmu dan
bertobatlah dari kekafiran serta berhentilah melakukan maksiat. Sesungguhnya,
Dia menerima tobat hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan,
serta memberi ganjaran atas tobat dan istigfarmu. Dia akan menurunkan bagi
kamu hujan yang deras, yang akan menyuburkan tanahmu sesudah kekeringan,
memberi rezeki kepadamu berupa harta benda untuk kamu nikmati, dan
mengaruniaimu anak-anak yang akan membantu kamu. Kebun-kebun yang
lebat akan memberi kesejahteraan kepada hidupmu dan sungai-sungai akan
menjamin pengairan bagi tanahmu."

Doa Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah. Allah berkata kepada Nabi Nuh, "Buatlah
kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami. Janganlah kamu
bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya,
mereka itu akan ditenggelamkan.

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, Nabi Nuh
mengumpulkan para pengikutnya dan mulai membuat kapal. Apa yang
dilakukan oleh Nabi Nuh dan pengikutnya ternyata menjadi bahan ejekan dan
cemoohan. Akan tetapi, Nabi Nuh kemudian berkata, "Jika sekarang kalian
mengejekku dan orang-orang yang bersamaku, sebentar lagi kami akan
mengejek kalian karena aku tahu siksaan dan kebinasaan yang bakal menimpa
kalian sehingga kalian tahu siapa yang akan ditimpa siksaan yang menghinakan
di dunia seperti siksaan yang kekal akan menimpa di akhirat."

Setelah pembuatan kapal selesai, Nabi Nuh dan pengikutnya menyiapkan semua
perbekalan. Selain itu, Allah memerintahkan Nabi Nuh membawa berbagai
hewan yang berpasangan, jantan dan betina. Setelah selesai mempersiapkan
perbekalan, lalu Nabi Nuh berkata kepada pengikutnya, "Naiklah ke dalam
kapal dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh.
Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Kemudian, Allah berfirman, "Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan air
yang tercurah. Kami jadikan burni memancarkan beberapa mata air, lalu
bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan."
Hujan pun turun selama empat puluh hari empat puluh malam. Akhirnya,
bencana banjir besar melanda seluruh kota dan desa. Jeritan dan tangisan
manusia terdengar di mana-mana. Mereka begitu panik karena ke mana pun
mereka berlari, air mengejar dan menenggelamkan mereka. Tiada tempat
berlindung dari banjir yang dahsyat itu, kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi
penuh orang Mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh
atas perintah Allah. Kaum Nuh benar-benar telah hancur tersapu banjir yang
dahsyat tersebut.

Sebelum terjadinya banjir, Nabi Nuh mengajak anaknya yang bernama Kan'an
untuk segera menaiki kapal, bersama kerabat dan pengikutnya.

"Hai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-
orang yang kafir." Namun, anaknya menolak dan menjawab, "Aku akan
mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!"

Nabi Nuh begitu sedih dengan sikap keras kepala anaknya. Ia pun berkata,
"Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah yang Maha
Penyayang."

Kemudian, Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar menyelamatkan anaknya dan
membukakan pintu hatinya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk
keluargaku dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Engkau adalah
Hakim yang seadil-adilnya."

Allah memperingatkan Nabi Nuh dan berfirman, "Hai Nuh! sesungguhnya dia
bukanlah termasuk keluargamu. Sesungguhnya, perbuatannya tidak baik. Oleh
sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahuinya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu
jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
Nabi Nuh pun berdoa, mengakui kesalahannya, dan pasrah terhadap takdir
Allah,

Akhirnya, Kan'an pun tenggelam bersama kaum Nuh yang zalim. Mereka
semua mati ditelan banjir yang dahsyat tersebut. Meskipun merasa sedih Setelah
semua pengikutnya yang zalim tenggelam, Allah memberi perintah kepada
bumi dan langit agar berhenti melaksanakan tugasnya, "Hai bumi, telanlah
airmu; dan hai langit (hujan), berhentilah."

Surutlah air banjir yang dahsyat itu. Perintah pun diselesaikan dan kapal itu pun
berlabuh di atas Bukit Judy. Judy adalah sebuah daerah di Negara Armenia.

Lalu, Allah berkata kepada Nabi Nuh, "Hai Nuh, turunlah dengan selamat
sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat dad
orang-orang yang bersamamu. Ada umat-umat yang Kami beri kesenangan
kepada mereka. Kemudian, mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami."
Nabi Nuh dan pengikutnya pun selamat, termasuk ketiga putra Nabi Nuh yang
beriman, yakni Sam, Ham, dan Yafits. Kelak, ketiganya akan menurunkan
keturunan dengan warna kulit yang berbeda. Sam memberikan keturunan
bangsa berkulit putih. Ham memberikan keturunan bangsa berkulit hitam.
Yafits memberikan keturunan bangsa berkulit kuning.

Lalu, mereka turun dari kapal dan bersiap-siap membangun kehidupan baru
yang lebih balk serta melanjutkan dakwah menyampaikan ajaran Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai