Anda di halaman 1dari 2

ASESMEN 

NYERI BAYI
NIPS (NEONATAL INFANT PAIN SCALE)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


193/SPO.02/RSGH/2022 00 2 dari 2

Ditetapkan :
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA HUSADA
STANDAR Tanggal :
PROSEDUR
OPERASIONAL 27 Juni 2022

EDWIN HAFIZ
Asesmen nyeri bayi NIPS adalah penilaian nyeri pada pasien neonatus dengan usia 0-28
PENGERTIAN
hari.
Mengetahui tingkat nyeri yang dialami pasien neonatus yang dirawat di Rumah Sakit
TUJUAN
Grha Husada.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha Husada Nomor 39 tahun 2018 tentang
Kebijakan Asesmen Pasien Rumah Sakit Grha Husada.
KEBIJAKAN
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Grha Husada Nomor 31 tahun 2018 tentang Panduan
Manajemen Nyeri Rumah Sakit Grha Husada.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat:
Lembar pengkajian nyeri NIPS (Neonatal Infant Pain Scale).
2. Penatalaksanaan:
a. Identifikasi pasien (sesuai SPO).
b. Jelaskan pada keluarga prosedur tindakan yang akan dilakukan.
c. Tanyakan pada  keluarga tentang asesmen nyeri berdasarkan PQRST yaitu:
 P ( Provokatif / Paliatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.
 Q (Quality / Quantity) : Seberapa berat keluhan nyeri, apakah rasa nyerinya
seberapa sering terjadinya nyeri.
 R (Radiation / Region) : Lokasi dimana keluhan nyeri, apakah menyebar ke daerah
lain.
 S (Scale Severity) : Keparahan atau intensitas nyeri.
 T (Time) : Waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
d. Isilah formulir lembar pengkajian nyeri NIPS sebagai berikut :
 Catat ekspresi wajah pasien : apakah ekspresi wajah pasien santai atau
menangis.
 Catat apakah pasien tenang,merengek ataukah menangis kuat.
 Catat pola nafas pasien apakah pasien santai ataukah ada perubahan

Paraf 1
Paraf 2
ASESMEN NYERI BAYI
NIPS (NEONATAL INFANT PAIN SCALE)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


193/SPO.02/RSGH/2022 00 2 dari 2

pola nafas.
 Catat kondisi lengan pasien apakah santai atau fleksi / ektensi.
 Catat kondisi kaki pasien apakah santai atau fleksi / ektensi.
 Catat keadaan umum pasien apakah pasien tertidur ataukah rewel.
e. Lakukan skoring sesuai catatan yang telah dibuat.
0 – 2 (nyeri ringan), 3 – 4 (nyeri sedang), > 4 (nyeri hebat).
f. Dokumentasikan hasil skoring pada lembar pengkajian nyeri.
g. Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan
pemeriksaan fisik pasien.
h. Lakukan asesmen nyeri ulang 30 – 60 menit setelah penatalaksanaan nyeri non
farmakologis.
i. Lakukan asesmen nyeri ulang 60 menit setelah pemberian obat oral.
j. Lakukan asesmen ulang nyeri 15 – 30 menit setelah pemberian obat parenteral.
k. Setelah dilakukan terapi parenteral jenis opioid tetapi keluhan nyeri belum teratasi,
maka bila di perlukan DPJP bisa merujuk ke Tim Manajemen Nyeri.
l. Lakukan asesmen nyeri sebelum transfer pasien dan saat akan pulang.
m. Catat hasil asesmen di rekam medis pasien.
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Inap, Bersalin dan HCU.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Hemodialisis.
4. Instalasi Gawat Darurat.
5. Instalasi Bedah Sentral.

Paraf 1
Paraf 2

Anda mungkin juga menyukai