Anda di halaman 1dari 10

WHITE PAPER

KOMPETENSI KEPERAWATAN ANAK


RSI YATOFA

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, serta makin


meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
memerlukan perawat – perawat yang professional dan kompeten. Dalam rangka
menciptakan perawat yang kompeten tersebut memerlukan sebuah system yang
akuntable dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.

Penetapan capaian standar kompetensi keperawatan di RSI YATOFA Kabupaten


Lomboktengah berdasarkan Area pelayanan keperawatan dari berbagai level
jenjang perawat klinik terendah sampai ke yang tertinggi. Dalam hal ini,
kompetensi di area keperawatan anak Penetapan kompetensi ini berdasarkan
pada asuhan keperawatan untuk membantu pasien mengatasi masalah
kebutuhan dasar manusia.

Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan meliputi


proses pengkajian (anamnese, pemeriksaan fisik dan data penunjang),
menentukan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan dan kriteria tujuan,
merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun
kolaborasi, mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mendokumentasikan.

Dalam mengatasi masalah keperawatan anak memerlukan standar kompetensi


dari seorang tenaga keperawatan yang telah mengikuti pendidikan formal dan
non formal. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian
seseorang agar di akui sebagai perawat yang kompeten di area keperawatan
anak dari berbagai jenjang Perawat Klinik (PK) nya berdasarkan standar
kompetensi mandiri dan kolaboratif.

B. Standar Kompetensi Keperawatan

Merupakan standar yang harus dimiliki oleh perawat secara umum yang bekerja di
area layanan keperawatan anak dengan kualifikasi sebagai berikut:

1. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Keperawatan


2. Memiliki STR/SIP dan SIK Perawat yang masih berlaku
3. Telah mengikuti Pelatihan BTCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi dalam 5 tahun terakhir
4. Telah mengikuti pelatihan Kelas kompetensi keperawatan anak sesuai level
PK-nya
5. Telah mengikuti pelatihan keperawatan anak dasar yang diselenggarakan
institusi diklat yang sudah terakreditasi
6. Minimal 3 tahun di jenjang karir PK sebelumnya
7. Telah melakukan intervensi spesifik keperawatan secara mandiri, kolaborasi
dan tugas tambahan minimal 10 kali untuk setiap tindakan dalam kurun waktu
3 tahun.
8. Tenaga keperawatan yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan Anak belum boleh melakukan tindakan mandiri sampai
dilakukan asesmen kompetensi berikutnya.
9. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan
dalam proses Asesmen kompetensi
10. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
a. > 90 % = Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
b. 70 % - 90 % = Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
c. < 70% = Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk
selanjutnya diserahkan kembali ke bidang keperawatan.
11. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sunguh – sungguh.
12. Mendapakan SPKK / Clinical Appointmen dari Direktur RSI YATOFA BODAK
Kabupaten Lombok Tengah

C. Standar Kompetensi Khusus

Merupakan standar pencapaian kompetensi berdasarkan level PKnya yang harus


di penuhi oleh seorang perawat anak. Adapun kompetensi terlampir.

Demikian white paper kompetensi keperawatan Anak ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial keperawatan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Bodak, Januari 2018

MENGETAHUI
Ketua. Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial
WHITE PAPER
KOMPETENSI KEPERAWATAN CRITICAL
RSI YATOFA

D. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, serta makin


meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
memerlukan perawat – perawat yang professional dan kompeten. Dalam rangka
menciptakan perawat yang kompeten tersebut memerlukan sebuah system yang
akuntable dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.

Penetapan capaian standar kompetensi keperawatan di RSI YATOFA Kabupaten


Lombok Tengah berdasarkan Area pelayanan keperawatan dari berbagai level
jenjang perawat klinik terendah sampai ke yang tertinggi. Penetapan kompetensi
ini berdasarkan pada asuhan keperawatan untuk membantu pasien mengatasi
masalah kebutuhan dasar manusia.

Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan meliputi


proses pengkajian (anamnese, pemeriksaan fisik dan data penunjang),
menentukan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan dan kriteria tujuan,
merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun
kolaborasi, mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mendokumentasikan.

Dalam mengatasi masalah keperawatan critical memerlukan standar kompetensi


dari seorang tenaga keperawatan yang telah mengikuti pendidikan formal dan
non formal. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian
seseorang agar di akui sebagai perawat yang kompeten di area keperawatan
critical dari berbagai jenjang Perawat Klinik (PK) nya berdasarkan standar
kompetensi mandiri dan kolaboratif.

E. Standar Kompetensi Keperawatan

Merupakan standar yang harus dimiliki oleh perawat secara umum yang bekerja di
area layanan keperawatan critical dengan kualifikasi sebagai berikut:

13. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Keperawatan/Kebidanan


14. Memiliki STR/SIP dan SIK Perawat/Bidan yang masih berlaku
15. Telah mengikuti Pelatihan BTCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi dalam 5 tahun terakhir
16. Telah mengikuti pelatihan Kelas kompetensi keperawatan critical bedah
sesuai level PK-nya
17. Telah mengikuti pelatihan keperawatan critical dasar yang diselenggarakan
institusi diklat yang sudah terakreditasi
18. Minimal 3 tahun di jenjang karir PK sebelumnya
19. Telah melakukan intervensi spesifik keperawatan secara mandiri, kolaborasi
dan tugas tambahan minimal 10 kali untuk setiap tindakan dalam kurun waktu
3 tahun.
20. Tenaga keperawatan yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan Critical belum boleh melakukan tindakan mandiri
sampai dilakukan asesmen kompetensi berikutnya.
21. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan
dalam proses Asesmen kompetensi
22. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
d. > 90 % = Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
e. 70 % - 90 % = Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
f. < 70% = Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk
selanjutnya diserahkan kembali ke bidang keperawatan.
23. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sunguh – sungguh.
24. Mendapakan SPKK / Clinical Appointmen dari Direktur RSI YATOFA BODAK
Kabupaten Lombok Tengah

F. Standar Kompetensi Khusus

Merupakan standar pencapaian kompetensi berdasarkan level PKnya yang harus


di penuhi oleh seorang perawat critical. Adapun kompetensi terlampir.

Demikian white paper kompetensi keperawatan Critical ini ditetapkan untuk dapat
dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial keperawatan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Bodak, Januari 2018

MENGETAHUI
Ketua. Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial
WHITE PAPER
KOMPETENSI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
RSI YATOFA

G. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, serta makin


meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
memerlukan perawat – perawat yang professional dan kompeten. Dalam rangka
menciptakan perawat yang kompeten tersebut memerlukan sebuah system yang
akuntable dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.

Penetapan capaian standar kompetensi keperawatan di RSI YATOFA Kabupaten


Lombok Tengah berdasarkan Area pelayanan keperawatan dari berbagai level
jenjang perawat klinik terendah sampai ke yang tertinggi. Dalam hal ini,
kompetensi di area Keperawatan Gawat Darurat merupakan area yang terluas
dan menjadi dasar bagi seluruh kompetensi di area lain. Penetapan kompetensi ini
berdasarkan pada asuhan keperawatan untuk membantu pasien mengatasi
masalah kebutuhan dasar manusia.

Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan meliputi


proses pengkajian (anamnese, pemeriksaan fisik dan data penunjang),
menentukan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan dan kriteria tujuan,
merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun
kolaborasi, mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mendokumentasikan.

Dalam mengatasi masalah Keperawatan Gawat Darurat memerlukan standar


kompetensi dari seorang tenaga keperawatan yang telah mengikuti pendidikan
formal dan non formal. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum
pencapaian seseorang agar di akui sebagai perawat yang kompeten di area
keperawatan medical bedah dari berbagai jenjang Perawat Klinik (PK) nya
berdasarkan standar kompetensi mandiri dan kolaboratif.

H. Standar Kompetensi Keperawatan

Merupakan standar yang harus dimiliki oleh perawat secara umum yang bekerja di
area layanan keperawatan Gawat Darurat dengan kualifikasi sebagai berikut:

25. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Keperawatan/Kebidanan


26. Memiliki STR/SIP dan SIK Perawat/Bidan yang masih berlaku
27. Telah mengikuti Pelatihan BTCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi dalam 5 tahun terakhir
28. Telah mengikuti pelatihan Kelas kompetensi keperawatan gawat darurat
bedah sesuai level PK-nya
29. Telah mengikuti pelatihan keperawatan gawat darurat dasar yang
diselenggarakan institusi diklat yang sudah terakreditasi
30. Minimal 3 tahun di jenjang karir PK sebelumnya
31. Telah melakukan intervensi spesifik keperawatan secara mandiri, kolaborasi
dan tugas tambahan minimal 10 kali untuk setiap tindakan dalam kurun waktu
3 tahun.
32. Tenaga keperawatan yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan Gawat Darurat belum boleh melakukan tindakan
mandiri sampai dilakukan asesmen kompetensi berikutnya.
33. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan
dalam proses Asesmen kompetensi
34. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
g. > 90 % = Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
h. 70 % - 90 % = Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
i. < 70% = Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk
selanjutnya diserahkan kembali ke bidang keperawatan.
35. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sunguh – sungguh.
36. Mendapakan SPKK / Clinical Appointmen dari Direktur RSI YATOFA BODAK
Kabupaten Lombok Tengah

I. Standar Kompetensi Khusus

Merupakan standar pencapaian kompetensi berdasarkan level PKnya yang harus


di penuhi oleh seorang perawat Gawat Darurat . Adapun kompetensi terlampir.

Demikian white paper kompetensi keperawatan Gawat Darurat ini ditetapkan untuk
dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial
keperawatan. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Bodak, Januari 2018

MENGETAHUI
Ketua. Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial

WHITE PAPER
KOMPETENSI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
RSI YATOFA

J. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, serta makin


meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
memerlukan perawat – perawat yang professional dan kompeten. Dalam rangka
menciptakan perawat yang kompeten tersebut memerlukan sebuah system yang
akuntable dan berkelanjutan untuk melakukan asesmen kompetensi seseorang
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan.

Penetapan capaian standar kompetensi keperawatan di RSI YATOFA Kabupaten


Lombok Tengah berdasarkan Area pelayanan keperawatan dari berbagai level
jenjang perawat klinik terendah sampai ke yang tertinggi. Dalam hal ini,
kompetensi di area keperawatan medical bedah merupakan area yang terluas
dan menjadi dasar bagi seluruh kompetensi di area lain. Penetapan kompetensi ini
berdasarkan pada asuhan keperawatan untuk membantu pasien mengatasi
masalah kebutuhan dasar manusia.

Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan meliputi


proses pengkajian (anamnese, pemeriksaan fisik dan data penunjang),
menentukan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan dan kriteria tujuan,
merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan mandiri maupun
kolaborasi, mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mendokumentasikan.

Dalam mengatasi masalah keperawatan medical bedah memerlukan standar


kompetensi dari seorang tenaga keperawatan yang telah mengikuti pendidikan
formal dan non formal. Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum
pencapaian seseorang agar di akui sebagai perawat yang kompeten di area
keperawatan medical bedah dari berbagai jenjang Perawat Klinik (PK) nya
berdasarkan standar kompetensi mandiri dan kolaboratif.

K. Standar Kompetensi Keperawatan

Merupakan standar yang harus dimiliki oleh perawat secara umum yang bekerja di
area layanan keperawatan medical bedah dengan kualifikasi sebagai berikut:

37. Lulus pendidikan formal minimal D-3 Keperawatan/Kebidanan


38. Memiliki STR/SIP dan SIK Perawat/Bidan yang masih berlaku
39. Telah mengikuti Pelatihan BTCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi dalam 5 tahun terakhir
40. Telah mengikuti pelatihan Kelas kompetensi keperawatan medical bedah
sesuai level PK-nya
41. Telah mengikuti pelatihan KMB dasar yang diselenggarakan institusi diklat
yang sudah terakreditasi
42. Minimal 3 tahun di jenjang karir PK seb
elumnya
43. Telah melakukan intervensi spesifik keperawatan secara mandiri, kolaborasi
dan tugas tambahan minimal 10 kali untuk setiap tindakan dalam kurun waktu
3 tahun.
44. Tenaga keperawatan yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan medikal bedah belum boleh melakukan tindakan
mandiri sampai dilakukan asesmen kompetensi berikutnya.
45. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan
dalam proses Asesmen kompetensi
46. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
j. > 90 % = Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
k. 70 % - 90 % = Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
l. < 70% = Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk
selanjutnya diserahkan kembali ke bidang keperawatan.
47. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sunguh – sungguh.
48. Mendapakan SPKK / Clinical Appointmen dari Direktur RSI YATOFA
Kabupaten Lombok Tengah

L. Standar Kompetensi Khusus

Merupakan standar pencapaian kompetensi berdasarkan level PKnya yang harus


di penuhi oleh seorang perawat medical bedah. Adapun kompetensi terlampir.

Demikian white paper kompetensi keperawatan medikal bedah ini ditetapkan untuk
dapat dilaksanakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial
keperawatan. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Bodak, Januari 2018

MENGETAHUI
Ketua. Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial
WHITE PAPER
KOMPETENSI KEPERAWATAN MATERNITAS
RSI YATOFA

M. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, serta makin


meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
khususnya di bidang Maternitas/Kebidanan memerlukan bidan - bidan yang
professional dan kompeten. Dalam rangka menciptakan bidan yang kompeten
tersebut memerlukan sebuah system yang akuntable dan berkelanjutan untuk
melakukan asesmen kompetensi seseorang berdasarkan standar yang sudah
ditetapkan.

Penetapan capaian standar kompetensi keperawatan/kebidanan di RSI YATOFA


Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan Area pelayanan keperawatan dari
berbagai level jenjang perawat klinik terendah sampai ke yang tertinggi.Penetapan
kompetensi ini berdasarkan pada asuhan kebidanan untuk membantu pasien
mengatasi masalah kebutuhan dasar manusia.

Asuhan kebidanan yang dilakukan oleh setiap tenaga bidan meliputi proses
pengkajian (anamnese, pemeriksaan fisik dan data penunjang), menentukan
diagnosa kebidanan menetapkan tujuan dan kriteria tujuan, merencanakan
tindakan, melaksanakan tindakan kebidanan mandiri maupun kolaborasi,
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mendokumentasikan.

Dalam mengatasi masalah kebidanan memerlukan standar kompetensi dari


seorang tenaga bidan yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal.
Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian seseorang
agar di akui sebagai bidan yang kompeten di area kebidanan dari berbagai
jenjang Perawat Klinik (PK) nya berdasarkan standar kompetensi mandiri dan
kolaboratif.

N. Standar Kompetensi Keperawatan

Merupakan standar yang harus dimiliki oleh bidan secara umum yang bekerja di
area layanan kebidanan dengan kualifikasi sebagai berikut:

49. Lulus pendidikan formal minimal D-3Kebidanan


50. Memiliki STR/SIP dan SIK Bidan yang masih berlaku
51. Telah mengikuti Pelatihan PONEK yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi dalam 5 tahun terakhir
52. Telah mengikuti pelatihan Kelas kompetensi keperawatan maternitas sesuai
level PK-nya
53. Telah mengikuti pelatihan keperawatan maternitas dasar yang
diselenggarakan institusi diklat yang sudah terakreditasi
54. Minimal 3 tahun di jenjang karir PK sebelumnya
55. Telah melakukan intervensi spesifik keperawatan secara mandiri, kolaborasi
dan tugas tambahan minimal 10 kali untuk setiap tindakan dalam kurun waktu
3 tahun.
56. Tenaga kebidanan yang masih harus disupervisi dalam melaksanakan
tindakan kebidanan belum boleh melakukan tindakan mandiri sampai
dilakukan asesmen kompetensi berikutnya.
57. Pengisian logbook secara keseluruhan minimal 90 % untuk dapat diajukan
dalam proses Asesmen kompetensi
58. Rekomendasi Mitra Bestari tentang Clinical Privilege baik disetujui maupun
disetujui dengan supervisi secara keseluruhan dengan ketentuan:
m. > 90 % = Direkomendasikan untuk proses asesmen berikutnya
n. 70 % - 90 % = Direkomendasikan proses asesmen dengan catatan
o. < 70% = Tidak direkomendasikan proses asesmen, untuk
selanjutnya diserahkan kembali ke bidang keperawatan.
59. Melaksanakan proses asesmen kompetensi secara sunguh – sungguh.
60. Mendapakan SPKK / Clinical Appointmen dari Direktur RSI YATOFA BODAK
Kabupaten Lombok Tengah

O. Standar Kompetensi Khusus

Merupakan standar pencapaian kompetensi berdasarkan level PKnya yang harus


di penuhi oleh seorang bidan. Adapun kompetensi terlampir.

Demikian white paper kompetensi kebidanan ini ditetapkan untuk dapat dilaksanakan
sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kredensial keperawatan. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Bodak, Januari 2018

MENGETAHUI
Ketua. Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial

Anda mungkin juga menyukai