Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH :

LOKASI DAN POLA RUANG


(CONTOH ANALISIS)
Dosen : Dra. Bitta Pigawati, MT

ANALISIS TEORI VON THUNEN DALAM


STRUKTUR RUANG KOTA JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh:
Alfian Sayyid Haqqi Annazili
NIM. 21040120130140

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambaran Umum
Wilayah
❖ Jakarta Selatan merupakan salah satu kota yang terletak
di Provinsi DKI Jakarta.
❖ Memiliki Luas wilayah sebesar 154,3 km2 .
❖ Berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat di
sebelah utara, berbatasan dengan Jakarta timur di
sebelah timur, berbatasan dengan Kota Depok di sebelah
selatan, dan berbatasan dengan Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan di sebelah barat.
❖ Pada Tahun 2020, Jakarta Selatan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 2.367.002 jiwa.
❖ Mayoritas penduduknya bekerja di sektor pemerintahan,
jasa, dan perdagangan.
Peta Penggunaan Lahan
Jakarta Selatan
Analisis Pola Struktur Ruang

Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Kota Jakarta Selatan yang sebelumnya telah
disajikan, dapat kita amati bahwa pola struktur ruang kota Jakarta Selatan dapat dikategorikan
mengikuti pola Multiple Nucle. Hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan beberapa lokasi
Central Business District, yaitu Kawasan Sudirman Central Business District, Kawasan
Cilandak, dan Kawasan Kuningan. Dari ketiga Kawasan tersebut, Suidrman Central Business
District merupakan pusat perekonomian utama di Kota Jakarta Selatan. Oleh karena itu, harga
lahan akan semakin mahal seiring dengan jarak dan aksesibilitasnya yang semakin dekat
dengan Kawasan Sudirman Central Business District. Selanjutya disekitar Kawasan-Kawasan
pusat perkotaan terdapat industri, ataupun kantor-kantor jasa. Lalu, setelah Kawasan industri
terdapat Kawasan hunian mulai dari hunian kelas tinggi yang memiliki jarak paling dekat ke
pusat kota, Kawasan hunian medium, dan terakhir Kawasan hunian rendah. Adapun zona
terluar adalah zona komuter yang merupakan tempat tinggal para pekerja yang bekerja di
wilayah Jakarta Selatan.
B
Analisis Struktur Ruang Jakarta Selatan

C
2
Berdasarkan Teori Von Thunen

1
3
1
O
4
2
A
3

4
5
4
3
2
1

Keterangan
❖ 1 = Central Business District
6
❖ 2 = Industri
❖ 3 = Pemukiman Kelas Tinggi
❖ 4 = Pemukiman Kelas Medium
D
❖ 5 = Pemukiman Kelas Rendah
❖ 6 = Commuter Zone
Klasifikasi Harga Tanah
Berdasarkan Zona
Jarak ke Pusat
No Zona
Kota (km) Harga Tanah/m2

1 Central Business District 0-2 150.000.000

2 Industri 2-8 125.000.000

3 Perumahan Kelas Tinggi 8-16 100.000.000

4 Perumahan Kelas Medium 16-25 80.000.000

5 Perumahan Kelas Rendah 25-40 60.000.000

6 Commuter Zone >40 50.000.000


Diagram Hubungan Jarak Terhadap
Harga Tanah
Q&A

Q: Bagaimana menurut Anda “teori” yang


dikemukakan oleh von Thunen, apakah bisa
menjelaskan kondisi sekarang?

A: Iya, karena kita masih bisa melihat nukti dari


teori von thunen di kota-kota sekarang yang
mana harga suatu lahan di perkotaan akan
semakin melonjak harganya seiring lokasinya
yang semakin dengan dengan pusat kota (CBD).
Model von thunen ini masih bisa diterapkan di
beberapa kota di Indonesia.
Q&A

Q: Faktor apa saja selain biaya transpor yang


pada saat ini bisa mempengaruhi komposisi
keruangan?

A: Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi


keruangan lainnya di antaranya kerawanan
bencana, kualitas lingkungan, aksesibilitas ke
faasilitas public, serta keterkaitan dengan ruang
yang ada di sekitarnya.
Q&A

Q: Bagaimana distribusi nilai lahan jika ditinjau


dari pusat /Kota ? (berdasarkan grafik yang anda
buat)

A: Berdasarkan grafik yang sebelumnya telah


disajikan, dapat diamati bahwa hubungan antara
nilai lahan dengan karak ke pusat kota
berbanding terbalik. Artinya, semakin dekat
suatu lahan ke pusat perkotaan, maka harganya
akan semakin tinggi, sedangkan semakin jauh
lahan dari pusat perkotaan, harganya akan
semakin murah.
Q&A

Q: Apakah kondisi eksisting sesuai dengan Teori


Von Thunen? Ya/tidak, mengapa?

A: Iya, kondisi struktur ruang dan harga lahan di


Jakarta Selatan cukup sejalan dengan
pernyataan teori von thunen. Hal tersebut
dibuktikan dengan harga lahan yang semakin
mahal Ketika semakin mendekati pusat
perkotaan. Di Jakarta timur sendiri, harga lahan
akan semakin mahal apabila semakin
menghadapi Kawasan SCBD.
Q&A

Q: Fenomena apa yang dapat menyebabkan


terjadinya penyimpangan (asumsi) konsekuensi
keruangan lahan kota?

A: Fenomena yang dapat menyebabkan


terjadinya penyimpangan keruangan lahan kota
yaitu fenomena yang bersifat Evolusi ataupun
revolusi. Fenomena ini akan mampu mengubah
tatanan sistem perkotaan baik itu Sebagian
maupun secara menyeluruh. Salah satu
fenomena tersebut yaitu Revolusi industri dari
1.0 hingga 4.0
Thanks!
alfiansayyid@students.undip.ac.id
+6289656489860

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icon by Flaticon, and
infographics & images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai