TRIASE
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan triase moderen tak lepas dari pengembangan sistem
layanan gawat darurat. Kehidupan yang kompleks menyebabkan terjadi revolusi
sistem triase diluar rumah sakit maupun didalam rumah sakit.
Triase menjadi komponen yang sangat penting di unit gawat darurat
terutama karena terjadi peningkatan jumlah pengunjung pasien melalui unit ini.
Beberapa laporan di IGD menyatakan adanya kepadatan (overcrowding)
menyebabkan perlu ada metode menentukan siapa pasien yang lebih prioritas
sejak awal kedatangan. Ketepatan dalam menentukan kriteria triase dapat
memperbaiki aliran pasien yang datang ke IGD, menjaga sumber daya unit agar
dapat fokus menangani kasus yang benar-benar gawat, dan mengalihkan kasus
tidak gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Skala Triase Australasian (ATS) dirancang untuk digunakan di rumah
sakit berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru. Ini adalah
skala untuk penilaian kegawatan klinis. Meskipun terutama alat klinis untuk
memastikan bahwa pasien terlihat secara tepat waktu, sepadan dengan urgensi
klinis mereka, ATS juga digunakan untuk menilai kasus. Skala ini disebut triase
kode dengan berbagai ukuran hasil (lama perawatan, masuk ICU, angka
kematian) dan sumber daya (waktu, staf, biaya). Ini memberikan kesempatan
bagi analisis dari sejumlah parameter kinerja di unit gawat darurat (kasus,
efisiensi operasional, review pemanfaatan, evektivitas hasil dan biaya).
B. DEFINISI
Triase adalah suatu konsep pengkajianyang tepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan mendapatkan
prioritas penangannya (Kaehleen, dkk, 2008).
Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien
berdasarkan berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan
tindakan segera. Dalam triase, perawat dan dokter di UPTD RSJD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batasan waktu (respon time) untuk
mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya <5 menit.
Skala Triase Australasian (ATS) adalah skala penilaian kegawatan klinis
yang bertujuan untuk memastikan bahwa pasien ditangani secara tepat waktu,
sesuai dengan kondisi urgensi klinisnya. Skala ini disebut juga dengan triase
kode dengan berbagai hasil (lama perawatan, masuk ICU, angka kematian) dan
sumber daya (waktu, staf, biaya). Ini memberikan kesempatan bagi analisis dari
sejumlah parameter kinerja di unit gawat darurat (kasus, efisiensi operasional,
review pemanfaatan, evektivitas hasil dan biaya).
BAB II
RUANG LINGKUP
B. PROSEDUR
Semua pasien yang datang ke sebuah unit gawat darurat harus di triase
pada saat kedatangan oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
Penilaian triase dan kode ATS harus dicatat. Perawat triase harus memastikan
penilaian ulang terus menerus terhadap pasien yang diobservasi, dan jika terjadi
perubahan kondisi klinis bisa dilakukan triase ulang.
Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/peyeleksian mana yang
harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman
jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan:
1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
2. Dapat mati dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase RSJD Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dapat dilakukan dengan:
Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
Menilai kebutuhan medis
Menilai kemungkinan bertahan hidup dan menilai bantuan yang
memungkinkan
Memprioritaskan penanganan definitive
Tag warna
BAB III
KEBIJAKAN
a) Airway:
Obstruksi total
Obstruksi parsial
b) Breathing:
Henti nafas
Sianosis akut
c) Circulation:
Henti jantung
d) Disability:
GCS < 9
Perilaku kekerasan
Kepemilikan racun
jelas.
Membutuhkann restrain
Klinis (indikatif):
b) Breathing:
Kulit pucat
SpO2: 80-89%
c) Circulation:
Nadi lemah
Dehidrasi berat
d) Disability:
GCS: 9-12
Tonus otot menurun
e) Skala nyeri : 7 – 10
Perilaku agresif
Bingung
Delusi
Curiga
a) Airway: bebas
b) Breathing:
SpO2: 90-94%
c) Circulation:
Nadi kuat
d) Disability:
GCS: 13-14
Letargis
g) Demam : ≥ 39°C
Kooperatif
a) Airway: bebas
d) Disability:
GCS: 15
Kooperatif
Komunikatif
Sesuai
Diketahui sebagai pasien gejala kronis.
5) ATS Kategori 5: Penilaian dan mulai pengobatan dalam waktu 120 menit,
a) Airway: bebas
e) Skala nyeri: 0
Ditetapkan di Sungailiat
pada tanggal 02 Juli 2022