Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT

PASIEN DENGAN
HARAPAN
SOLUSIO PLASENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/2

Ditetapkan
Direktur
Tanggal Terbit :
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara mengenai pasien dengan solusio plasenta yaitu pasien hamil
yang plasentanya terlepas dari implementasinya yang normal pada
uterus, sebelum janin lahir pada kehamilan lebih dari 28 minggu
( Sarwono,2008 ).
Tujuan Memberikan penanganan pada pasien dengan solusio plasenta.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.


2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga.
6. Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan.
7. Menjaga privasi.
8. Penanganan pasien dengan solusio plasenta sesuai advis
dokter :
a. Mengatasi syok.
b. Akhiri kehamilan.
c. Mengobservasi respon pasien.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
SOLUSIO PLASENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/2

9. Melakukan evaluasi tindakan.


10. Membereskan alat-alat.
11. Mencuci tangan.
12. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada lembar
asuhan kebidanan / status ibu
Unit terkait Ruang kebidanan, Kamar operasi.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PLASENTA PRIVEA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara mengenai pasien dengan plasenta privea yaitu pasien hamil
dengan plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim dan
menutupi sebagaian atau seluruh ostium uteri internum ( jalan lahir ).
Tujuan Memberikan penanganan pada pasien dengan plasenta privea.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.


2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga .
6. Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan.
7. Menjaga privasi.
8. Penanganan pasien dengan plasenta privea sesuai advis
dokter :
a. Bedrest total.
b. Awasi PPV.
c. Pemberian antibiotika.
d. Akhiri kehamilan jika umur kehamilan mencapai 37
minggu.
e. Mengobservasi respon pasien.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PLASENTA PRIVEA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/2

9. Melakukan evaluasi tindakan.


10. Berpamitan dengan pasien dan keluarga.
11. Membereskan alat-alat.
12. Mencuci tangan.
13. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada
lembar asuhan kebidanan / status ibu.
Unit Terkait Ruang kebidanan, Kamar operasi.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PRE EKLAMSI BERAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/2

Ditetapkan
Direktur
Tanggal Terbit :
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara yang dilakukan pada ibu dengan keadan tensi 160/110 mmHg
atau lebih, protein uria, oliguria, adanya gangguan serebral, visus, dan
nyeri epigastrium.
Tujuan Menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat pre eklamsi.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.


2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga.
6. Menjaga privasi.
7. Mengatur posisi pasien.
8. Membebaskan jalan nafas, memberi O2 dengan masker apabila
pasien sesak nafas.
9. Membaringkan pasien pada satu sisi, periksa apakah ada kaku
tengkuk apabila pasien tidak sadar / koma.
10. Melakukan penanganan syok apabila pasien syok.
11. Melakukan penanganan perdarahan apabila pasien perdarahan.
12. Melakukan penanganan kejang dengan memasang spatel lidah.
Melindungi pasien dari kemungkinan trauma (fiksasi)
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PRE EKLAMSI BERAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/2

13. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan melaksanakan


advis Dokter
14. Memasang infus menggunakan cairan ringer laktat.
15. Melakukan kateterisasi menetap supaya dapat dipantau
keseimbangan cairannya.
16. Mengobservasi tanda vital, patella reflek, denyut jantung
janin setiap 1 jam dan pasien jangan di tinggal.
17. Mengobservasi respon pasien.
18. Melakukan evaluasi tindakan.
19. Membereskan alat-alat.
20. Mencuci tangan.
21. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada lembar
askeb / status ibu.
Unit terkait Ruang Kebidanan.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/3

Ditetapkan
Direktur
Tanggal Terbit :
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara tindakan dengan melepas plasenta secara manual
(menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian
melahirkannya keluar dari kavum uteri.
Tujuan Usaha untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.


2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga.
6. Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan
7. Menjaga privasi.
8. Mengatur posisi pasien sehingga memudahkan dilakukan
tindakan.
9. Membuka peralatan.
10. Memakai sarung tanganpanjang sampai siku pada tangan kanan .
11. Membersihkan daerah perineum dan vulva dengan kapas DTT,
dan melakukan kateterisasi.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/3

12. Memegang tali pusat menggunakan klem tegangkan secara


perlahan sejajar lantai.
13. Memasukkan tangan kanan ke dalam vagina secara obtetri
dengan menyatukan jari tangan, dan menyusur tali pusat hingga
lokasi plasenta berada, tangan kiri memegang tali pusat.
14. Melepaskan peregangan tali pusat dan memindahkan tangan kiri
untuk memegang fundus uteri dari luar untuk membantu uterus
berkontraksi.
15. Dengan bagian lateral jari-jari tangan mencari insersi pinggir
plasenta, membuka tangan obtetri menjai seperti memberi salam,
jari-jari dirapatkan secara perlahan, tangan menyisir dengan
gerakan kekanan dan kekiri yang sangat lembut sampai seluruh
plasenta terpisah dari dinding rahim, curigai adanya plasenta
akreta juka plasenta sulit dilepaskan dan siapkan tindakan
pembedahan.
16. Melakukan masase dari luar dengan tangan kiri, bila plasenta
telah lepas seluruhnya dan berada pada telapak tangan.
17. Menarik plasenta secara hati-hati dengan tangan kanan pada
waktu uterus berkontraksi.
18. Memindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan
uterus pada saat plasenta dikeluarkan.
19. Memeriksa plasenta setelah dilahirkan lengkap / tidak.
20. Memberikan ergometrin 0,2 mg IM untuk membantu kontraksi
uterus.
21. Memeriksa ibu dan melakukan penjahitan bila ada robekan
servik atau vagina juga episiotomi.
22. Melepas sarung tangan.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 3/3

23. Mengobservasi respon pasien, meyakinkan uterus berkontraksi


dengan baik.
24. Merapikan pasien dan lingkungan.Melakukan evaluasi tindakan.
25. Membereskan alat-alat.
26. Mencuci tangan.
27. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada lembar
askeb / status ibu.
Unit terkait Ruang kebidanan
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
ATONIA UTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/4

Ditetapkan
Direktur
Tanggal Terbit :
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara yang dilakukan pada ibu dengan kondisi dimana miometrium
tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari
bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.
Tujuan Menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat perdarahan pasca
persalinan.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)
Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga
6. Menjaga privasi.
7. Mengatur posisi pasien sehingga memudahkan dilakukan
tindakan.
8. Membuka peralatan.
9. Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
ATONIA UTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/4

10. Segera lakukan kompresi bimanual internal (KBI) .


 Pakai sarung tangan steril, dengan lembut masukkan
secara obstetrik (menyatukan kelima ujung jari) melalui
intoitus ke dalam vagina ibu.Periksa vagina dan servik,
jika ada selaput ketuban / bekuan darah pada kavum uteri
mungkin hal ini menyebabkan uterus tidak berkontraksi
secara penuh.
 Pastikan bahwa kandung kemih kosong .
 Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks
anterior, tekan dinding anterior uterus ke arah tangan luar
yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus
kearah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan
belakang.
 Tekan kuat uterus di antara kedua tangan.Kompresi
uterus ini memberikan tekenan langsung pada pembuluh
darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding
uterus dan juga merangsang miometrium untuk
berkontraksi.
 Evaluasi keberhasilan :
 Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang,
teruska melakukan KBI selama 2 menit, kemudian
perlahan keluarkan tangan dan pantau ibu selama kala IV
 Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih
berlangsung, periksa ulang perineum, vagina dan servik
apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera lakukan
penjahitan unyuk menghentikan perdarahan.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
ATONIA UTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 3/4

 Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit , ajarkan


keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal
(KBE) kemudian lakukan langkah-langkah
penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya.
Alasan: atonia uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI,
jika KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan
tindakan lain.
 Melaksanakan advis dokter, berikan 0,2 mg ergometrin
IM (kontraindikasi hipertensi) / misoprostol 600-1000
mcg per rectal.
11. Pasang infuse dan berikan 500 cc larutan Ringer Laktat yang
mengandung 20 unit oksitosin.
12. Pakai sarung tangan steril dan ulangi KBI.
13. Mengobservasi respon pasien.
14. Melakukan evaluasi tindakan
15. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, hal
ini bukan atonia uteri sederhana, ibu membutuhkan tindakan
operasi dan tranfusi darah.
16. Membereskan alat-alat.
17. Mencuci tangan.
18. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada lembar
askeb / status ibu
Unit terkait Ruang Kebidanan, Kamar operasi.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes

Pengertian Tata cara yang dilakukan pada ibu dengan kondisi kehamilan ektopik
yang terganggu..
Tujuan Menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat anemia dan perdarahan .
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)
Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga.
6. Menjaga privasi.
7. Mengatur posisi pasien sehingga memudahkan dilakukan
tindakan.
8. Membuka peralatan.
9. Apabila ibu dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umum
penderita dengan pemberian cairan yang cukup (dektrosa
5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan tranfusi darah.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/2

10. Apabila ibu dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umum


penderita dengan pemberian cairan yang cukup (dektrosa
5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan tranfusi darah.
11. Pemeriksaan hemoglobin seri setiap 1 jam menunjukkan
penurunan kadar Hb. Pemeriksan darah adanya lekositosis
12. Melaporkan keadaan pasien kepada dokter untuk dilakukan
pemeriksaan selanjutnya untuk menegakkan diagnosa.
13. Setelah diagnosa jelas dan sangat disangka KET, dan
keadaan umum ibu baik segera lakukan laparatomi untuk
menghilangkan sumber perdarahan.
14. Melaksanakan advis dokter dengan pemberian antibiatika
yang cukup dan obat anti inflamasi.
15. Mengobservasi respon pasien.
16. Melakukan evaluasi tindakan.
17. Membereskan alat-alat.
18. Mencuci kedua tangan.
19. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada lembar
askeb dan status ibu.
Unit terkait Ruang Kebidanan, Kamar operasi.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
MOLA HIDATIDOSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara yang dilakukan pada ibu dengan kondisi dimana ibu menderita
penyakit trofoblas (mola hidatidosa).
Tujuan Menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat anemia dan perdarahan.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.


2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Memberikan salam sebagai pendekatan therapetik.
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan
keluarga.
6. Menjaga privasi.
7. Mengatur posisi pasien sehingga memudahkan dilakukan
tindakan.
8. Membuka peralatan.
9. Apabila perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi
syok dan perbaiki keadaan umum penderita dengan
pemberian cairan dan tranfusi darah.
RUMAH SAKIT
PASIEN DENGAN
HARAPAN
MOLA HIDATIDOSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 2/2

10. Melakukan manual digital untuk pengeluaran sebanyak


mungkin jaringan dan bekuan darah.
11. Melaporkan keadaan pasien kepada dokter untuk dilakukan
tindakan selanjutnya berupa kuretase dan pemberian obat-
obat antibiotika dan uterus tonika.
12. Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histo-patologik
dalam 2 sample.
13. 7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua
untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, dan kirim hasilnya
untuk pemeriksaan laboratorium.
14. Apabila mola terlalu besar dan takut terjadi perforasi bisa
dilakukan histerotomia.
15. Mengobservasi respon pasien.
16. Melakukan evaluasi tindakan.
17. Nasehatkan ibu untuk mematuhi jadwal periksa ulang selama
2-3 tahun
18. Membereskan alat-alat.
19. Mencuci kedua tangan.
20. Mendokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi pada lembar
askeb dan status ibu .
Unit terkait Ruang Kebidanan, Kamar operasi.
RUMAH SAKIT
HARAPAN PERAWATAN PLASENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PRW/03/ 0 1/1

Ditetapkan
Direktur
Tanggal Terbit :
SPO

dr. Hasman Budiono, M.Kes


Pengertian Tata cara yang dilakukan dalam memantau / melihat keadaan plasenta
setelah lepas dari dinding rahim.
Tujuan Untuk mengetahui adanya kelainan / ada bagian dari plasenta yang
masih tertinggal dalam rahim.
Kebijakan Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan
(PONEK 24 Jam)

Prosedur 1. Bidan memakai APD berupa sarung tangan non steril.


2. Plasenta dicuci pada air mengalir.
3. Bidan melihat dari letak tali pusat dan mengukur panjang tali
pusat, robekan selaput ketuban, kemudian selaput ketuban
dibuka dilihat kelengkapan kotiledon, adanya kapur dan
infak.
4. Bidan menimbang plasenta.
5. Kemudian masukkan plasenta ke dalam kendil.
6. Sarung tangan di lepas, bidan mencuci tangan.
7. Menyerahkan plasenta kepada keluarga.
8. Bidan mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar
askep / status ibu.
Unit Terkait Ruang IGD

Anda mungkin juga menyukai