DENGAN ASFIKSIA
No : / / / /20
SOP Dokumen
No. Revisi : 0
Tanggal :
Terbit
Halaman : ½
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001
Pengertian Resusitasi pada bbl dengan asfiksia adalah penangannan awal pada bayi baru
blahir dengan komplikasi kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
pernafasan secara spontan
Tujuan Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum,mengambil tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan ke
gawat daruratan pada bayi baru lahir yang asfiksia neonatorum sehingga bayi
bernapas dengan spontan
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cikajang
Referensi Buku Panduan Asuhan Persalinan Normal
Prosedur/ A PERSIAPAN
Langkah- 1. Bidan terlatih
langkah 2. Ruang hangat,bersih dan bebas asap untuk persalinan
3. Sarung tangan
4. Jam
5. Ambubag bersih
6. Masker DTT ( ukuran 0-1)
7. Kartu Ibu,Kartu bayi dan fartograf
8. System rujukan
B. PROSEDUR
1. Pemakaaian APD.
2. Buku Panduan Persalinan Normal
Menyiapkan tempat yang kering dan hangat untuk melakukan
pertolongan untuk pencegahan kehilangan panas
3. Menilai dengan segera bayi baru lahir apakah terdapat tanda dan gejala
asfiksia
4. Melakukan pemotongan tali pusat dengan segera
5.Memposisikan bayi dengan baik( kepala bayi setengah tengadah/sedikit
ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain ) agar jalan nafasnya terbuka
dan memudahkan aliran darah. Hindarkan hiperektensi kepala atau menekuk
kepala ke arah dada karena kedua perasat ( Manuver ) ini dapat menghalangi
jalan nafas
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Unit terkait PONED,BIDES
Dokumen terkait
MELAKUKAN
PENGIKATAN/PENJEPITAN
TALI PUSAT
SOP No : / / / /20
Dokumen
No. Revisi : 0
Tanggal :
Terbit
Halaman : ½
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001
2/2
PERDARAHAN ANTE PARTUM
No : / / / /20
Dokumen
SOP No. Revisi : 0
Tanggal :
Terbit
Halaman : ½
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001
Pengertian Perdarahan Ante Partum adalah Perdarahan dari jalan lahir yang terjadi pada
usia kehamilan 28 minggu atau lebih
Tujuan Untuk mencari penyebab perdarahan ante partum serta merencanakan
selanjunya agar morbiditas dan mortalitas ibu dan janin dapat di turunkan
Kebijakan SK Kepala Pusksmas Cikajang
Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
Prosedur/ 1. Langkah-langkah
Langkah- a. Lakukan anamnesis lemgkap meliputi paritas,HPHT, riwayat
langkah penyakit yang pernah di derita serta riwayat obstetri yang lalu
b. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi KU
ibu,TFU,keadaaan dan letak janin serta pemeriksaan dengan
spekulum untuk melihat adanya perdarahan yang keluar dari
ostium uteri
c. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur
kehamilan, keadaaan dan letak janin serta kemungkinan adanya
plasenta previa atau solusio plasenta yang menjadi penyebab
perdarahan
d. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya keadaan
anemia
e. Jelaskan pada pasien dan keluargannya mengenai keadaan
kehamilannya serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul dan
beritahu bahwa pasien harus dirawat di rumah sakit
f. Pasang Infus
g. Setelah diagnosa penyebab perdarahan di tegakan rencanakan
tindakan selanjutnya
h. Bila perdarahan di sebabkan oleh plasenta previa pada kehamilan
belum aterm dengan keadaan ibu dan janin baik dilakukan
peraatan dengan harapan sampai kehamilan atrm
i. Lakukan pemntauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin selama
perawatan
2. Bila selama perawatan keadaan ibu dan atau janin menjadi buruk atau
timbul perdarahan dengan volume >500 cc,segera persiapan rujukan
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Unit terkait PONED,BIDES
Dokumen terkait
PERAWATAN LUKA
PERINIUM
No : / / / /20
SOP Dokumen
No. Revisi : 0
Tanggal :
Terbit
Halaman : ½
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001
Dokumentasi Tindakan
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Unit terkait PONED,BIDES
Dokumen terkait Buku Pelatihan PONED Depkes 2007
2/2
PENJAHITAN PERINIUM
No : / / / /20
Dokumen
SOP No. Revisi : 0
Tanggal :
Terbit
Halaman : ½
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001
Pengertian Penjahitan Perinum adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan
perdarahan post partum dan pencegahan infeksi akibat robekan jalan lahir
Tujuan Mencegah perdarahan post partum dan penyebaran infeksi yang bisa
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu pasca melahirkan
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cikajang
Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
Prosedur/ 1. Persetujuan dari ibu
Langkah- 2. Siapkan peralatan yang diletakan diatas troli/meja
langkah 3. Bantu ibu untuk berada pada posisi litotomi
4. Letakan lampu sorot dengan benar
5. Tenaga kesehatan menggunakan APD/Apron dan sarung tangan seteril
6. Ambil lidokain kedalam spuit
7. Bersihkan daerah vulva dengan kassa yang di pegang forep dari atas
ke bawah satu kali usapan
8. Buat daerah steril pada bagian bokong ibu,diatas tungkai dan perut ibu
9. Periksa saluran genitalia,untuk menentukan besarnya luka
10. Lakukan Infiltrasi lidokain seperti saat elakukan episiotomy,buat
jahitan pertama dengan membuat simpul 1cm diatas puncak
11. Lanjutkan dengan jahitan kontinyu ke arah bawah dinding
vagina,kencangkan dengan membuat simpul
12. Letakan simpul pada daerah fourchette
13. Buat 3-4 jahitan interuptud di lapisan otot
14. Bila diperlukan dapat dilakukan penjahitan kulit dengan jahitan
subkutikular.jahitan dimulai dari luka bagian anal
15. Pemeriksaan vagina,untuk memastikan jahitan jaringan dilakukan
dengan baik dan tidak ada perdarahan lagi
16. Keluarkan tampon vaginal
17. Periksa ulang jahitan dan pastikan mukosa rektal tidak ikut terjahit
18. Priksa kassa ,instrumen,jarum dan benda-benda yang sudah terpakai
berada seluruhnya pada tempatnya
19. Lepaskan duk bokong,bantu ibu untuk mengganti posisi litotomi
menjadi posisi yang nyaman untuk ibu
20. Nasihatkan ibu untuk merawat perinium
21. Bereskan seluruh peralatan
22. Cuci tangan
Dokumentasikan proses yang berlangsung
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Unit terkait PONED,BIDES
Dokumen terkait Buku Pelatihan PONED Depkes 2007
2/2