Anda di halaman 1dari 20

Tahapan Pembuatan

Sistem Informasi
Zakat & Wakaf
MATERI KE 4
DOSEN PENGAMPU : ANDRIKA SAPUTRA, MM
Pendahuluan
 Sistem Informasi Zakat & Wakaf pada dasarnya merupakan suatu sistem yang
dirancang untuk dapat menunjang aktivitas badan pengelola zakat & Wakaf.
Aktivitas yang dimaksud mencakup pencatatan, pengubahan, pengolahan,
penyimpanan dan pengambilan informasi terkait zakat & Wakaf yang diterima oleh
suatu pengelola Zakat dan Wakaf.
 Proses yang dilakukan oleh Sistem Informasi Zakat & Wakaf karena adanya trigger
dari komponen input yang dapat menghasilkan suatu output berupa informasi yang
dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan.
 Komponen input dari Sistem Informasi Zakat & wakaf ini adalah data-data dari para
donatur zakat dan wakaf yang dimasukan ke dalam sistem. Seperti halnya identitas,
jenis zakat & wakaf, besaran dari zakat & wakaf yang akan disalurkan, dan lain
sebagainya. Kemudian data-data yang telah dimasukkan ke dalam sistem akan
diproses untuk menghasilkan suatu informasi terkait besar keseluruhan zakat & wakaf
yang harus disalurkan kepada mustahik/muwakufalaih.
Metode Pengembangan Sistem

1. Menggunakan Metode Waterfall

Metode waterfall ini yang pertama kali dikemukan oleh Winston W. Royce
memiliki beberapa tahap dalam proses pengembangan suatu sistem.
Tahap-tahap tersebut layaknya waterfall, untuk lanjut ke tahap selanjutnya
kita harus melewati tahap-tahapan secara berurutan. Jika terdapat
pengembangan lagi, maka akan proses akan diulang dari tahap yang
paling pertama.
 Perencanaan. Tahap ini, perencanaan seluruh hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
proyek nantinya akan disusun, agar pekerjaan dapat dilakukan sesuai rencana.
 Analisis. Sistem yang ada saat ini akan dianalisis, hal ini perlu dilakukan agar tim
pengembang dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dan tim
pengembang dapat menentukan kebutuhan fungsional dari sistem baru nantinya.
 Desain Pada tahap desain, tim pengembang mengidentifkasi dan mengevaluasi solusi
alternatif untuk menjawab permasalahan yang ada berdasarkan hasil analisis yang
telah dilakukan sebelumnya.
 Implementasi Setelah melewati tahap desain, maka solusi terbaik yang telah ditemukan
akan diimplementasi menjadi suatu sistem baru.
 Penggunaan Kemudian pada tahap penggunaan, sistem akan diterapkan selama
mungkin asalkan masih cocok untuk digunakan. Selama penerapan sistem tersebut
akan dikumpulkan informasi-informasi untuk melihat seberapa baik penerapan dari
sistem ini. Sehingga ketika sistem dinyatakan perlu pengembangan maka akan
dilakukan proses pengembangan ulang dengan melakukan tahapan dari awal lagi.
Metode Pengembangan Sistem

2. Metode Prototyping

Salah satu metode pengembangan sistem yang sering digunakan saat ini
adalah metode prototyping. Metode prototyping ini dianggap salah satu
metode yang mendukung pengembangan suatu sistem dengan waktu
pengerjaan yang lebih cepat, karena pada metode ini tim pengembang
cukup membuat suatu prototipe yang mana prototipe tersebut akan menjadi
gambaran dari sistem aktual nantinya. Proses dari pembuatan prototipe
tersebut disebut prototyping (Darmawan & Fauzi, 2013).
 Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pada tahap ini tim pengembang pada
umumnya melakukan proses wawancara dengan calon pengguna dari sistem ini.
Tujuan dari wawancara itu sendiri adalah untuk menggali berbagai informasi terkait
kebutuhan pengguna sistem yang akan akan dibangun.
 Mengembangkan prototype. Jika informasi terkait sistem yang akan dibangun sudah
terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah membuat prototipe. Prototipe yang
dibuat harus sesuai dengan permintaan pengguna. Pengerjaan prototipe tersebut
menggunakan berbagai toolkit, yang mana penggunaan dari toolkit tersebut untuk
menunjang tim pengembangan membuat satu prototipe sesuai kebutuhan
pengguna.
 Menentukan/mengevaluasi prototipe Prototipe yang sudah jadi akan
didemonstrasikan kepada pengguna. Jika prototipe tersebut sudah sesuai dengan
permintaan, maka protipe tersebut menjadi sistem operasional yang akan diproduksi
dan dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, sedangkan 9 jika prototipe tersebut
belum sesuai keinginan pengguna maka akan dilakukan revisi ulang dengan
melakukan proses pada poin a, poin b, dan poin c hingga protipe tersebut sesuai
permintaan pengguna.
 Mengkodekan sistem operasional Prototipe yang sudah menjadi sistem
operasional dapat dikatakan sebagai cikal bakal sistem baru nantinya. Sehingga
pada tahap ini tim pengembang akan mengkodekan sistem baru yang berdasar
kepada prototipe.
 Menguji sistem operasional Setelah proses pengembangan sistem baru selesai,
tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian hasil pengembangan sistem baru
tersebut. Tim pengembang akan melakukan pengujian fungsionalitas dari sistem
ini.
 Menentukan/mengevaluasi sistem operational Sistem yang telah diuji oleh tim
pengembang sebelumnya akan didemonstrasikan ke calon pengguna. Calon
pengguna akan dijelaskan secara detail terkait dengan fungsionalitas sistem baru
ini. Jika sistem ini sudah layak dan sesuai kebutuhan pengguna, maka dapat
dilanjutkan ke tahap terakhir, sedangkan jika sistem baru ini belum sesuai
permintaan, maka dilakukan revisi lagi dengan melakukan tahap sebelumnya
(coding, menguji system)
 Menggunakan sistem operasional Setelah melewati proses-proses diatas, sistem
baru ini dianggap sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan layak untuk
diterapkan.
Berikut ini merupakan tahap-tahap yang dilakukan untuk pembuatan Sistem
Informasi Zakat dan Wakaf (Jatmiko, Zaman, & Ma’sum, 2012)
1. Pendefinisian Permasalahan Mitra
 Tahap pertama dalam metode pendekatan untuk mengatasi permasalahan
Sistem Informasi Zakat & Wakaf adalah pendefinisian permasalahan mitra yang
merupakan salah satu untuk mengetahui kebutuhan dari mitra pengelola Zakat
& Wakaf.
 Pendefinisian permasalahan mitra dilaksanakan dengan cara melakukan
pertemuan dengan pengurus Pengelola Zakat & Wakaf dan pengembang
aplikasi yang lama jika ada.
 Pada pertemuan tersebut tim pengembang aplikasi dan pihak Pengelola Zakat
& Wakaf dapat berkolaborasi satu sama lain untuk mengembangkan Sistem
Informasi Zakat & Wakaf yang akan di bangun dengan berkomunikasi dan saling
berbagi pengalaman mengenai cara penyaluran dan businessprocess cara
penerimaan zakat & Wakaf.
Tujuan
 Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan
yang terjadi, dan kebutuhan yang diharapkan.

 Analisis dan rancangan pembuatan SI Zakat dan Wakaf ini menjelaskan


mengenai persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pemrograman. Pada
bagian ini dijelaskan analisis sistem sebelum dilakukan pengembangan serta
rancangan implementasi dari sistem.
3 Komponen untuk menganalisis
Kebutuhan SI ZAWA.

Analisis Masalah

Analisis Data

Analisis Kebutuhan Sistem


Mendesign Aplikasi SI ZAWA

Setelah melakukan analisis terhadap kebutuhan dari sistem, didapatkan


gambaran fungsionalitas yang diharapkan pada SI ZAWA dan tahap
selanjutnya adalah pembuatan deskripsi alur dan cara kerja dari sistem
sebelum dilakukan pengembangan.
Implementasi Penggunaan Sistem
Informasi ZAWA
 Tahap berikutnya adalah pembuatan design aplikasi SI Zakat & Wakaf . Pada tahap
ini, aplikasi SI Zakat & Wakaf tersebut didesain oleh tim pengembang aplikasi.
Tahapan ini mempunyai beberapa proses bagian, yaitu: pembuatan Software
Requirement Specification, pembuatan design database, dan pembuatan user
interface sistem.
 Setelah semua tahapan pembuatan design aplikasi sistem selesai, SI Zakat & Wakaf
tersebut akan diimplementasikan ke dalam komputer mitra. Pada tahap ini, tim
pengembang menerima beberapa saran dari mitra mengenai sistem yang telah
dibuat.
Untuk dapat menjalankan SI ZAWA maka diperlukan adanya software dan
hardware yang sesuai. Adapun rincian kebutuhan software dan hardware
untuk instalasi SI ZAWA Seperti

Server

Sistem Operasi

Web Server

Web Browser

PDF Reader
Pelatihan & Testing Aplikasi

 Untuk lebih memudahkan pengguna aplikasi dalam menggunakan SI Zakat


& Wakaf, diperlukan pelatihan terlebih dahulu yang dilakukan oleh tim
pengembang. Pada tahap ini akan dilakukan sosialisasi dan pelatihan
penggunaan aplikasi SI Zakat & Wakaf kepada pihak amil atau Nadzir (pihak
pengelola zakat & Wakaf)
 Testing aplikasi merupakan tahapan yang penting untuk menjamin sistem
tersebut berjalan sempurna. Dengan testing aplikasi ini berharap dapat
mengetahui performa dan efektivitas dari sistem yang dibuat untuk
pengelolaan zakat & Wakaf
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai