Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi


2.1.1 Sistem
Sistem adalah sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen
atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan
suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan”.(Edhy Susanta 2003:4).
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung
dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai
seperangkat tujuan (O’Brien dan Marakas 2009).
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-
komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari sub sistem yang lebih kecil
yang mendukung sistem yang lebih besar. (Romney dan Steinbart, 2015).
Target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh sistem. Agar
supaya target tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran tersebut
harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai
sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran tersebut
kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai. Ciri-ciri
atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu
keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu
pengendalian. (Romney dan Steinbart, 2015).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
kumpulan dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang menjadi satu
kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan.
II-2

2.1.2 Informasi
Informasi (information) adalah data yang telah dikelola dan
diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan
keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang
lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.
(Romney dan Steinbart, 2015)

2.1.3 Sistem Informasi Menurut Pendapat Ahli


Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Hanif dkk, 2016).
Sistem informasi merupakan sistem yang berisi jaringan sistem
pengolahan data, yang dilengkapi dengan kanal-kanal komunikasi yang
digunakan dalam sistem organisasi data (Anwar dkk, 2016).
Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi
untuk manajemen pengambilan keputusan/kebijakan dan menjalankan
operasional dari kombinasi orang-orang, teknologi informasi dan
prosedur-prosedur yang terorganisasi (Kusumawati, 2017).
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan
keputusan saat ini atau saat mendatang (Iswandy, 2015).
Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang berisi
serangkaian terpadu komponen-komponen manual dan komponen-
komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data,
mengolah data, dan menghasilkan informasi bagi pengguna (Widodo dkk,
2016).
II-3

2.2 Metode Air Terjun


Menurut Pressman (2015), model air terjun merupakan model
klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software.
Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini
sering disebut juga dengan “classic life cycle” atau metode air terjun.
Model ini termasuk ke dalam model generic pada rekayasa perangkat
lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun
1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling
banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan
pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan air terjun
karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap
sebelumnya dan berjalan berurutan.

Gambar 2. 1 Metode Air Terjun


Gambar 2.1 merupakan metode penelitian aplikasi dengan metode air
terjun dengan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak yang
sistematik dan skuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem
pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.
II-4

a. Analisis Kebutuhan
Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan
adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah
inisialisasi proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi
dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu
mendefinisikan fitur dan fungsi software. Pengumpulan data-data
tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan internet (Pressman,
2015).
b. Desain Sistem
Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan
tentang estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko
yang dapat terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat
sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang
akan dilaksanakan, dan tracking proses pengerjaan system
(Pressman,2015).
c. Penulisan Kode Program
Tahapan ini adalah tahap perancangan dan permodelan arsitektur sistem
yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software,
tampilan interface, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih
memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan
(Pressman,2015).
d. Pengujian Program
Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk
desain menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin.
Setelah pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan
juga kode yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan
yang mungkin terjadi untuk nantinya diperbaiki (Pressman,2015).
II-5

e. Penerapan Program dan Pemeliharaan


Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke
customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software,
evaluasi software, dan pengembangan software berdasarkan umpan
balik yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang
sesuai dengan fungsinya. (Pressman,2015).
Sebaiknya metode air terjun digunakan ketika semua persyaratan
yang diajukan sudah dipahami dengan baik pada awal pengembangan
program, definisi produk bersifat stabil dan tidak ada perubahan yang
dilakukan saat pengembangan untuk alasan apapun. Oleh karena itu,
teknologi yang digunakan juga harus sudah dipahami dengan baik.
Menghasilkan produk baru, atau produk dengan versi baru Sebenarnya,
jika menghasilkan produk dengan versi baru maka itu sudah termasuk
incremental development, yang setiap tahapannya sama dengan metode air
terjun kemudian diulang-ulang. Port-ing produk yang sudah ada ke dalam
platform baru
Dengan demikian, metode air terjun dianggap pendekatan yang lebih
cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru dan juga
pengembangan software dengan tingkat resiko yang kecil serta waktu
pengembangan yang cukup lama. Tetapi salah satu kelemahan paling
mendasar adalah menyamakan pengembangan hardware dan software
dengan meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, error
diketahui saat software dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering
terjadi.

2.2.1 Keuntungan Metode Air Terjun


Keuntungan menggunakan metode air terjun adalah prosesnya lebih
terstruktur, hal ini membuat kualitas software baik dan tetap terjaga. Dari
sisi user juga lebih menguntungkan, karena dapat merencanakan dan
menyiapkan kebutuhan data dan proses yang diperlukan sejak awal.
II-6

Penjadwalan juga menjadi lebih menentu, karena jadwal setiap proses


dapat ditentukan secara pasti. Sehingga dapat dilihat jelas target
penyelesaian pengembangan program. Dengan adanya urutan yang pasti,
dapat dilihat pula perkembangan untuk setiap tahap secara pasti. Dari sisi
lain, model ini merupakan jenis model yang bersifat dokumen lengkap
sehingga proses pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah (Pressman,
2015).

2.2.2 Kelemahan Metode Air Terjun


Kelemahan menggunakan metode air terjun adalah bersifat kaku,
sehingga sulit melakukan perubahan di tengah proses. Jika terdapat
kekurangan proses/prosedur dari tahap sebelumnya, maka tahapan
pengembangan harus dilakukan mulai dari awal lagi. Hal ini akan
memakan waktu yang lebih lama. Karena jika proses sebelumnya belum
selesai sampai akhir, maka proses selanjutnya juga tidak dapat berjalan.
Oleh karena itu, jika terdapat kekurangan dalam permintaan user maka
proses pengembangan harus dimulai kembali dari awal. Karena itu, dapat
dikatakan proses pengembangan software dengan metode air terjun
bersifat lambat.
Kelemahan lainnya menggunakan metode air terjun membutuhkan
daftar kebutuhan yang lengkap sejak awal. Tetapi, biasanya jarang sekali
customer yang dapat memenuhi itu. Untuk menghindari pengulangan
tahap dari awal, user harus memberikan seluruh prosedur, data, dan
laporan yang diinginkan mulai dari tahap awal pengembangan. Tetapi
pada banyak kondisi, user sering melakukan permintaan di tahap
pertengahan pengembangan sistem. Dengan metode ini, maka development
harus dilakukan mulai lagi dari tahap awal. Karena development
disesuaikan dengan desain hasil user pada saat tahap pengembangan awal.
Di sisi lain, user tidak dapat mencoba system sebelum sistem benar-benar
selesai. Selain itu, kinerja personil menjadi kurang optimal karena terdapat
II-7

proses menunggu suatu tahap selesai terlebih dahulu. Oleh karena itu,
seringkali diperlukan personil yang “multi-skilled” sehingga minimal
dapat membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya (Pressman, 2015).

2.3 Hierarchy Plus Input Process Output (HIPO)


HIPO adalah penggambaran lebih lanjut tingkatan-tingkatan proses
atau output dari data flow diagram untuk dijadikan sebagai modul dalam
pembuatan program.
a. Visual Table Of Contents (VTOC)
Diagram ini menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi secara
berjenjang. Berikut gambar dari VTOC sebagai berikut :

Gambar 1 : Visual Table Of Contents


Sumber : Hanif Al Fatta (2007:148) Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi
b. Overview Diagram
Diagram ini menggambarkan fungsi-fungsi yang ada pada sistem
informasi.

2.4 Basis Data


Sistem Basis Data (Database) adalah suatu sistem penyusunan dan
pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer, dengan tujuan
untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional
lengkap sebuah organisasi/perusahaan, sehingga mampu menyediakan
II-8

informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk kepentingan


proses pengambilan keputusan (Ardian, 2008).
Basis data mempunyai komponen utama, untuk lebih jelasnya
berikut adalah komponen utama sistem basis data terdiri dari:
1. Perangkat Keras (Hardware)
2. Sistem Operasi (Operating System)
3. Basis Data (Database)
4. Sistem (Aplikasi/Perangkat Lunak) Pengelola Bisnis Data
(DBMS)
5. Pemakai (User) serta aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat
opsional).

2.4.1 DBMS (Database Management System)


DBMS (Database Management System) merupakan sistem
perangkat lunak yang memungkinkan user untuk memelihara, mengontrol,
dan mengakses data secara praktis dan efisien. Dengan kata lain semua
akses ke basis data akan ditangani oleh DBMS. Ada beberapa fungsi
yang harus ditangani DBMS yaitu mengolah pendefinisian data, dapat
menangani permintaan pemakai untuk mengakses data, memeriksa sekuriti
dan integriti data yang didefinisikan oleh DBA (Database Administrator),
menangani kegagalan dalam pengaksesan data yang disebabkan oleh
kerusakan sistem maupun disk, dan menangani unjuk kerja semua fungsi
secara efisien (Ariyanto, 2005).
II-9

2.5 MySQL
MySQL merupakan software yang tergolong sebagai DBMS
(Database Management System) yang bersifat Open source. Open source
menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source code, MySQL
awalnya dibuat oleh perusahaan konsultan bernama TcX yang berlokasi di
Swedia. Saat ini pengembangan MySQL berada dibawah naungan
perusahaan MySQL AB. Adapun software dapat diuntuh disitus
www.mysql.com (Abdul Kadir, 2008).

2.6 Hypertext Preprocessor (PHP)


PHP merupakan singkatan dari “Hypertext Preprocessor”. Pada
awalnya merupakan kependekan dari Personal Home Page dan PHP itu
sendiri pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada than 1995, dan pada
saat PHP masih bernama FI (Form Interpreter), yang wujudnya berupa
sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari web.
Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum. PHP
adalah sebuah scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar
sitanksnnya mirip dengan bahasa pemrograman C, Java, asp, dan Perl
ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik dan mudah dimengerti.
PHP digunakan untuk membuat tampilan web menjadi lebih
dinamis, dengan PHP bisa menampilkan atau menjalankan beberapa file
dalam 1 file dengan cara di-include atau require. PHP itu sendiri sudah
dapat berinteraksi dengan beberapa database walaupun dengan
kelengkapan yang berbeda (Madcoms, 2011)
Dari uraian diatas maka dapat diambil 4 point utama tentang PHP:
1. PHP adalah singkatan dari : Hypertext Preprocessor,
2. PHP adalah bahasa scripting server-side,artinya dijalankan deserver,
kemudian outputnya dikirim ke client (browser),
3. PHP digunakan untuk membuat aplikasi web,
II-10

4. PHP mendukung banyak database (MySQL, Informix, Oracle,


Sybase, Solid, PostgreSQL, Generic ODBC, dll.).

2.7 Hypertext Markup Language (HTML)


HTML yang merupakan singkatan Hypertext Markup Language
adalah sebuah bahasa markah yang digunakan untuk membuat sebuah
halaman web yang berfungsi untuk menampilkan berbagai informasi pada
sebuah penjelajah internet.
Agar dapat memebentuk halaman web tersebut maka hypertext
ditulis dalam format berkas ASCII, dengan kata lain berkas HTML yang
telah dibuat dalam perangkat lunak atau tools untu membuat HTML
tersebut disimpan dalam format ASCII sehingga mejadi halaman web.
Pada awalanya bahasa HTML banyak digunakan di dunia penerbitan
dan percetakan yang disebut dengan Standard Generalized Markup
Language (SGML). HTML menjadi sebuah standar yang digunakan secara
luas untuk menampilkan halaman web.
Untuk saat ini HTML merupakan standar internet yang didefinisikan
dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium
(W3C).
HTML disebut juga sebagai hypertext karena di dalam HTML
sebuah text biasa dapat berfungsi lain, dan dapat membuatnya menjadi link
yang mampu berpindah dari satu halaman ke halaman yang lainnya dengan
hanya meng-klik text tersebut. Kemampuan text inilah yang dinamakan
hypertext, walaupun pada implementasinya tidak saja hanya text yang
dapat dijadikan link.
Disebut Markup Language karena bahasa HTML menggunakan
tanda atau mark, untuk memadai bagian-bagian dari text. Misalnya, text
yang berada di antara tanda tertentu akan menjadi tebal, dan diantara tanda
lainnya akan tempak besar (Tambunan, 2014).
II-11

2.8 Cascading Style Sheets (CSS)


CSS atau yang memiliki kepanjangan Cascading Style Sheet
merupakan suatu bahasa pemrograman web yang digunakan untuk
mengendalikan dan membangun berbagai komponen dalam web sehingga
tampilan web akan lebih rapi, terstruktur, dan seragam.
CSS merupakan pemrograman wajib yang harus dikuasi oleh
seorang pembuat program (Web Programmer), terlebih lagi itu adalah
pendesain web (Web designer). CSS ini dikembangkan oleh World Wide
Web Consortium (W3C) dan menjadi bahasa standar dalam pembuatan
web. CSS difungsikan sebagi penopang atau pendukung, dan pelengkap
dari file html yang berperan dalam penataan kerangka dan layout.
CSS lintas platform maksudnya dapat dijalankan pada berbagai
macam sistem operasi dan web browser. Secara umum, yang dilakukan
oleh CSS adalah pengaturan layout, kerangka, teks, gambar, warna, tabel,
spasi, dan lain sebagainya (Saputra dkk, 2013).

Anda mungkin juga menyukai