Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

METODE WATERFALL PADA PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Feny Anggraeny (211080200001)


2. Addriana Fatma (211080200031)
3. Serlindha Tri Andini (211080200037)
4. Febri Rosita Dewi (211080200058)

PRODI INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH SIDOARJO


Abstrak

Penerapan Sistem Informasi merupakan kewajiban bagi suatu rancangan


pengembangan sistem informasi untuk mempermudah dalam pencarian dan
juga mengehemat dalam penggunaan waktu. Sistem informasi sendiri
memiliki tujuan untuk mengoptimalkan proses yang mencakup transaksi
apapun agar lebih eefektif dan efisien. Pengembangan sistem informasi pada
penelitian ini akan memberikan sebuah gambaran dalam merancang sistem
informasi dengan Metode Waterfall (Software Development Life Cycle
(SDLC)), dimana pengembangannya dilakukan secara berurutan dan
sistematis. Tujuan tertentu ialah memberikan kefahaman umum mengenai
proses sistem informasi dasar yang perlu di kembangkan agar memperlancar
komunikasi antara pengguna sistem dan pengembang sistem. Hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pengembang sistem yang telah
mengikuti langkah-langkah dalam melakukan pengembangan sistem
informasi secara terstruktur, dan menjelaskan dengan sejelas-jelasnya bagi
pengguna dan penguji sistem informasi.

1. Pendahuluan
Dengan adanya sistem informasi ini, data dalam jangka waktu yang
lama tentunya akan tersimpan dan tercatat secara akurat sehingga
nantinya dapat dicari kembali untuk berbagai kebutuhan. Proses
pencarian data yang cepat ini pasti akan menghemat waktu dan membantu
organisasi mengelola semua informasi.
Pengertian sistem informasi (SI) secara umum adalah suatu sistem yang
menggabungkan aktivitas manusia dan penggunaan teknologi untuk
mendukung aktivitas manajemen dan operasional. Secara khusus, ini
merujuk pada hubungan yang tercipta berdasarkan interaksi manusia,
data, informasi, teknologi, dan algoritma.
Berdasarkan tujuan awal, pada pengembangan sistem informasi dengan
menggunakan metode waterfall ini akan memberikan pemahaman kepada
pengguna sistem yang kurang memahami dalam pemahaman sistem.
Untuk itu kerjasama antara pengguna dan pengembang sangat dibutuhkan
dalam melakukan pembangunan rancangan sistem informasi yang akan di
kembangan oleng pengembang. Dan hal tersebut telah disepakati dalam
kesepakatan bersama dalam meengembangkan sistem sesuai dengan apa
yang dibutuhkan dan diperlukan dalam pemahaman pengguna dan
pengembang secara bersama.

2. Metode Penelitian
Bassil, 2017 menyampaikan bahwa metode waterfall SDLC (System
Development Life Cycle) yaitu merupakan sebuah metodologi untuk
merancang da embangun sebuah sistem perangkat lunak dengan proses
perancangan yang bertahap mengalir semakin ke bawah seperti air terjun.
Dengan menggunakan metode Waterfall ini pengembang akan
menghasilkan sebuah sistem yang akan dikembangkan dengan perantara
pengembang dan pengguna dapat berinteraksi pada proses pengembangan
sistem informasi yang akan dilakukan. Langkah awal yaitu pengumpulan
data menggunakan studi pustaka. Studi pustaka adalah metode
pengumpulan data yang di arahakan pada pencarian data dan informasi
melalui dokumen baim yang tertulis, gambar maupun doumen elektronik
yang mendukung dalam proses penulisan.

2.1 Tujuan Metodologi Waterfall


Metode waterfall dibuat untuk mengembangkan sistem yang memiliki
tujuan untuk memastikan pengembangan perangkat lunak berjalan
dengan teratur, terstruktus dan sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan sejak awal. Metode waterfall ini juga dapat meminimalkan
resiko dan kesalah dalam proses pengembangan sistem.
Adapun tujuan utama dari Metode Waterfall yaitu :
1. Penentuan Kebutuhan (Requirements)
Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan pengguna dan
sistem dengan jelas dan terinci.
2. Perancangan (Design)
Merencanakan arsitektur sistem dan desain solusi yang memenuhi
kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Implementasi
Menerjemahkan design menjadi kode pemrograman yang dapat
dijalankan.
4. Verifikasi
Memastikan bahwa hasil implementasi memenuhi spesifikasi dan
memenuhi kebutuhan.

2.2 Langkah-langkah Metode Waterfall


Metode waterfall adalah salah satu model pengembangan perangkat
lunak yang mengikuti pendekatan linier dengan serangkaian tahap yang
harus dilalui secara berurutan, Setiap tahap dalam metode Waterfall harus
selesai sepenuhnya sebelum memulai tahap berikutnya. Adapun langkah-
langkah pengembangan sistem dengan metode waterfall :
1. Pengumpulan Kebutuhan
2. Analisis Kebutuhan
3. Perancangan System
4. Pengembangan (pengkodean program
5. Pengujian
6. Implentasi
7. Operasi dan pemeliharaan

Pendekatan ini memberikan struktur dan kontrol yang kuat dalam


setiap fase pengembangan, namun perubahan yang diminta atau
perbaikan yang diperlukan setelah memasuki tahap-tahap yang lebih
lanjut dapat sulit dan mahal untuk diimplementasikan, berikut adalah
perancangan struktur yang sesungguhnya.
2.3 Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah tahap pertama dalam metodologi Waterfall
yang sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam tahap
ini, tim proyek berfokus untuk memahami, mengidentifikasi, dan
mendokumentasikan semua persyaratan yang terkait dengan proyek.
Analisis kebutuhan yang baik merupakan landasan bagi seluruh proyek
karena membantu menentukan apa yang harus dikembangkan. Berikut
adalah beberapa langkah penting dalam analisis kebutuhan metode
Waterfall:
a. Identifikasi Stakeholder :
Tahap pertama dalam analisis kebutuhan adalah
mengidentifikasi semua pihak yang terlibat dalam proyek. Ini
termasuk pelanggan, pengguna akhir, manajemen proyek,
pengembang, dan pihak-pihak terkait lainnya.
b. Pengumpulan Informasi :
Tim proyek mengumpulkan informasi tentang proyek,
termasuk tujuan, visi, dan lingkup proyek
c. Analisis Informasi :
Setelah informasi terkumpul, tim proyek menganalisis data
yang diperoleh. Mereka mencoba memahami kebutuhan stakeholder,
mengidentifikasi pola, dan menentukan persyaratan dasar.
d. Penyusunan Dokumen Persyaratan :
Dokumen ini harus mencakup deskripsi sistem, use case,
diagram alir data, skenario penggunaan, dan lainnya. Termasuk
spesifikasi fungsional dan non-fungsional yang menjelaskan secara
detail apa yang harus dikembangkan.
e. Vertifikasi dan Validasi Persyaratan :
Persyaratan yang telah disusun perlu diverifikasi dan
divalidasi dengan stakeholder. Ini melibatkan review dan diskusi
untuk memastikan bahwa persyaratan mencerminkan kebutuhan
yang sebenarnya.
2.4 Desain Sistem
Pada tahap ini, tim proyek mengambil persyaratan yang telah
didefinisikan selama analisis kebutuhan dan merancang arsitektur dan
desain sistem secara lebih mendalam. Perancangan desain adalah tahap
yang sangat penting karena akan membentuk dasar untuk pengembangan
perangkat lunak yang akan datang. Berikut adalah detail perancangan
desain dalam metode Waterfall:
a. Perancanaan Desain :
Merencanakan pendekatan desain yang akan diambil. Ini
termasuk pemilihan teknologi, pemilihan platform, pemilihan bahasa
pemrograman, serta alat dan kerangka kerja (framework) yang akan
digunakan.
b. Arsitektur Sistem :
Mereka menentukan bagaimana komponen perangkat lunak
akan berinteraksi satu sama lain dan bagaimana data akan mengalir
melalui sistem. seperti diagram aliran data atau diagram kelas,
digunakan untuk menggambarkan hubungan antara komponen.
c. Desain Detail
Tim proyek merinci desain komponen-komponen perangkat
lunak. Ini mencakup mendesain basis data, mendesain antarmuka
pengguna, dan merinci bagaimana setiap fitur dan fungsi akan
diimplementasikan. Selama tahap ini, desain struktural yang
mendalam, seperti diagram UML, digunakan untuk menjelaskan
rincian teknis.
d. Pemilihan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Tahap ini mencakup pemilihan perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan desain. Hal ini termasuk pemilihan server,
database management system (DBMS), sistem operasi, dan alat
pengembangan.
e. Pengujian Desain
Pengujian desain ini melibatkan peninjauan desain oleh
anggota tim proyek dan verifikasi apakah desain tersebut konsisten
dengan persyaratan. Desain perangkat lunak diuji untuk memastikan
bahwa itu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam tahap
analisis kebutuhan.
f. Persetujuan Desain
Setelah desain dianggap memadai dan sesuai dengan
persyaratan, ia harus mendapatkan persetujuan dari stakeholder
terkait. Persetujuan ini diperlukan sebelum melanjutkan ke tahap
implementasi.
2.5 Pengujian Sistem
Pengujian sistem adalah tahap penting dalam metodologi Waterfall
yang berfokus pada menguji perangkat lunak yang telah
diimplementasikan untuk memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan. Ini adalah tahap yang kritis
dalam pengembangan perangkat lunak karena membantu
mengidentifikasi masalah dan kesalahan sebelum perangkat lunak
diberikan kepada pengguna akhir. Berikut adalah penjelasan detail
tentang pengujian sistem dalam metode Waterfall:
a. Pengujian Unit (Unit Testing)
Pengujian unit adalah pengujian tingkat komponen terkecil
dalam perangkat lunak, seperti fungsi atau modul individual. Setiap
komponen diuji secara terpisah untuk memastikan bahwa mereka
berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Pengujian Integrasi (Integration Testing)
Pengujian integrasi melibatkan pengujian interaksi antara
komponen perangkat lunak yang berbeda untuk memastikan bahwa
mereka berinteraksi dengan benar. Ini menguji koneksi antara
komponen, aliran data, dan komunikasi antar komponen.
c. Pengujian Sistem
pengujian keseluruhan sistem yang telah diimplementasikan.
memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai dengan persyaratan,
mencakup tes keamanan, kinerja, keandalan, dan lainnya.
d. Kesalahan dan Bug Reporting
Selama pengujian, setiap kesalahan, masalah, atau bug yang
ditemukan harus didokumentasikan secara rinci. Ini melibatkan
pelacakan, pelaporan, dan pemantauan masalah.
e. Pembenahan dan Retest:
Setelah kesalahan dan bug ditemukan, tim pengembang
melakukan perbaikan dan pemutakhiran pada perangkat lunak.
f. Pengujian Akhir
Setelah pengujian sistem selesai dan sistem telah memenuhi
kriteria akseptansi, perangkat lunak dianggap siap untuk dipindahkan
ke tahap berikutnya, yaitu tahap pemeliharaan atau tahap rilis kepada
pengguna akhir.

2.6 Implementasi
Pada tahap ini, perangkat lunak yang telah dirancang dan diuji akan
dikodekan dan diubah menjadi produk atau sistem yang berfungsi. Ini
adalah tahap di mana semua rencana, perancangan, dan persyaratan
diterapkan dalam praktek untuk menciptakan perangkat lunak yang dapat
digunakan. Berikut adalah penjelasan detail tentang implementasi dalam
metode Waterfall:
a. Pelatihan Pengguna
Selama tahap implementasi, pelatihan pengguna akhir
biasanya dilakukan. Ini akan membantu pengguna akhir memahami
cara menggunakan perangkat lunak dan memaksimalkan
manfaatnya.
b. Pemeliharaan dan Dukungan
Setelah implementasi, sistem akan memasuki tahap
pemeliharaan dan dukungan. Ini mencakup perbaikan bug,
peningkatan, dan pemeliharaan rutin.
c. Dokumentasi Implementasi
Setiap aspek dari tahap implementasi, termasuk kode sumber,
konfigurasi sistem, dan petunjuk pengguna, harus didokumentasikan
secara lengkap.
d. Persetujuan dan Rilis
Setelah pengujian sistem dan tahap UAT selesai dan semua
kebutuhan telah terpenuhi, sistem dianggap siap untuk rilis kepada
pengguna akhir atau pelanggan.
e. Monitoring Kinerja
Setelah implementasi, sistem harus terus dimonitor untuk
memastikan bahwa berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
harapan.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Perencanaan
Proses perencanaan sistem merupakan salah satu proses dalam
pengembangan sebuah sistem, dimana menjelaskan bahwa sistem
informasi dapat mendukung dalam segala hal yang mendukung
strategi dari sebuah perusahaan yang dapat dikaitkan dengan suatu
organisasi, perencanaan dalam mengembangkan sistem informasi
dapat berjalan sesuai struktur dalam perencanaan dan pengembangan
sistem sesuai dengan metode waterfall. Adapun persiapan dalam
mengembangkan sistem informasi yang mencakup beberapa hal,
seperti berikut:

1. PHP
PHP Adalah bahasa skrip sisi server, bahasa pemrograman
yang digunakan untuk mengembangkan situs web atau aplikasi
web statis atau dinamis. PHP adalah singkatan dari Hypertext
Preprocessor, sebelumnya dikenal sebagai Personal Home.
Script itu sendiri adalah sekumpulan instruksi
pemrograman yang diinterpretasikan pada saat runtime.
Sedangkan bahasa scripting adalah bahasa yang mengartikan skrip
pada saat runtime. Dan sering kali terintegrasi dengan lingkungan
perangkat lunak lain.
PHP adalah bahasa pemrograman umum, yang berarti
dapat ditanamkan ke dalam kode HTML atau digunakan bersama
dengan banyak sistem templat web, sistem manajemen konten
web, dan kerangka web yang berbeda.

2. MySQL
MySQL adalah sistem manajemen basis data relasional
(RDBMS) berbasis SQL open source yang bekerja dengan model
klien-server. Jika DBMS adalah sistem manajemen basis data
umum, maka RDBMS adalah perangkat lunak manajemen basis
data berdasarkan model relasional.
SQL sendiri merupakan suatu bahasa yang dipakai di dalam
pengambilan data pada relational database atau database yang
terstruktur. Jadi MySQL adalah database management system
yang menggunakan bahasa SQL sebagai bahasa penghubung
antara perangkat lunak aplikasi dengan database server.

3. Backend
Backend adalah bagian dari perangkat lunak atau sistem
komputer yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas
yang tidak terlihat oleh pengguna akhir, seperti pemrosesan data,
manajemen basis data, logika bisnis, dan manajemen data,
manajemen server. Secara umum backend merupakan bagian dari
suatu aplikasi atau website yang berfungsi sebagai “otak” atau
“mesin” yang mengatur operasional aplikasi dan interaksi dengan
data.
Jadi, backend merupakan jantungnya sebuah aplikasi atau
website yang memungkinkan fungsinya berjalan lancar dan
terkoordinasi.
3.2 Kelebihan
1. Struktur Jelas dan Tertata
2. Kontrol yang ketat
3. Perencanaan awal yang teliti
4. Dokumentasi yang kuat
5. Pengendalian kualitas yang baik
6. Kepastian tujuan dan hasil

3.3 Kekurangan
1. Tidak Fleksible pada perubahan
2. Validasi akhir pada akhir proyek apabila ada kecacatan
3. Keterbatasan pemahaman awal persyaratan yang terkadang
masih bekum lengkap
4. Keterbatasan dalam mengakomodasi perubahan strategi bisnis
4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
memberikan pengetahuan kepada pengguna yang baru mengenal sebuah
sistem dan dapat membantu mereka dalam memahami proses
pengembangan sistem informasi.
Metode waterfall dirancang untuk menciptakan sistem yang memenuhi
persyaratan, design, implementasi dan verifikasi.
Yang memberikan struktur dan mengontrol pada tiap fase
pengembangannya.

5. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, penelitian ini belumlah
sempurna dan masih diperlukan kontribusi dari peneliti yang lainnya
untuk dapat mengembangkan penulisan ini. Sehingga apa yang menjadi
tujuan dan harapan dari penggunaan sistem komputerisasi benar-benar
terealisasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai