Anda di halaman 1dari 3

Kurnia Gischa Tristiya / 17 / XII IPS 2

Mengidentifikasi Isi Teks Editorial


Halaman 88-89

1. Coba tulis kembali judul tulisan yang kamu baca.


Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina.

2. Apa yang kamu pahami dari judul tersebut? Rumuskan dalam kalimat baru
pemahamanmu tersebut.
Kenaikan harga elpiji hingga 50% tanpa sosialisasi.

3. Apa kata kunci dalam paragraf pertama?


Harga tabung elpiji naik.

4. Rumuskan kembali dalam kalimat baru pernyataan umum dalam paragraf


pertama berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
Pada tahun 2014 Pertamina membawa kabar kepada masyarakat bahwa harga tabung
elpiji naik. Akibatnya konsumen membeli kisaran 125.000-130.000.

5. Apa kata kunci dalam paragraf kedua?


Pertamina menaikkan harga secara sepihak.

6. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kedua


berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
Pertamina menaikkan harga secara sepihak tanpa sosialisasi kepada masyarakat
karena merosotnya pasar internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

7. Apa kata kunci dalam paragraf ketiga?


Keputusan Presiden terkait kenaikan harga tabung gas elpiji.

8. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf ketiga


berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
Presiden republik Indonesia mengadakan rapat mendadak dengan para menteri terkait
untuk menyelesaikan masalah tersebut.

9. Apa kata kunci dalam paragraf keempat?


Isu penggiringan langkah pemerintah sebagain reaksi semu.

10. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keempat
berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi semu pemerintah.

11. Apa kata kunci dalam paragraf kelima?


Masyarakat tidak menerima aksi sepihak dari Pertamina.

12. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kelima
berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
Masyarakat tidak menerima aksi sepihak yang dilakukan Pertamina karena mengikuti
pasar dunia.

13. Apa kata kunci dalam paragraf keenam?


Keuntungan yang dimanfaatkan untuk rakyat.

14. Rumuskan kembali dalam kalimat baru penegasan dalam paragraf ketujuh
berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.
Keuntungan yang diperoleh dari hasil tambang dimanfaatkan untuk kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.

15. Apa saja fakta-fakta yang disajikan dalam tulisan tersebut?


Harga tabung elpiji 12kg lebih dari 50%, pertamina memutuskan secara sepihak,
merugi 22 triliun selama 6 tahun.

16. Apa yang menjadi opini redaktur atas fakta tersebut?


kenaikan harga tidak simpati, tidak bijak, dan tidak logis.

17. Menurutmu, tanggapan redaktur tersebut ditujukan kepada siapa? Masyarakat


atau pemerintah?
Pemerintah.

18. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut? Mendukung, menolak,


atau netral?
Menolak.

19. Bagaimana saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju dalam
teks editorial tersebut?
Keuntungan hasil minyak digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

20. Buatlah ringkasan dengan menggunakan jawaban-jawabanmu sebelumnya!

Pertamina memberi kado pada tahun 2014 bahwa warga tabung elpiji naik. Pertamina
menaikkan harga secara sepihak tanpa sosialisasi kepada msyarakat. Presiden RI
mengadakan rapat mendadak dengan menteri. Munculnya reaksi semu yang
menganggap pemerintah sebagai bentuk pencitraan. Masyarakat tidak menerima atas
aksi sepihak pertamina atas kenaikan harga yang mendadak. pertamina seharusnya
memanfaatkan keuntungan dari hasil minyak untuk kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat.

Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat.
Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di
tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan, di
lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00.

Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan
tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget, karena kenaikan
tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya
mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun
sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang


melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik
Indonesia menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan
penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya
dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian
membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.

Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga


elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah
pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan
secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati
undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar
kemalunuran dan kesejahteraan ralcyat. Rasanya mustahil kalau pernerintah, dalam
hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak
dirnintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya. 

Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai
langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk
kekagetan was reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan
masyarakat luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi
yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa
pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.

Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun
menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji.
Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata
menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi
lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas
yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia. 

Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar


kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan
sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan
masyarakat menengah ke bawah.

Anda mungkin juga menyukai