Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ENJELITA PASARIBU NIM : 11/317129/PA/14239

KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK

Kenaikan BBM yang akan segera di laksanakan, menimbulkan banyak pro dan kontra di lapisan masyarakat. Sebagian besar dari mereka menolak kebijakan tersebut, karena dianggap sangat mempersulit keadaan ekonomi rakyat. Dan hal tersebut juga yang akan memacu, naiknya harga barang barang sembako. Melalui tugas ini, saya ingin ikut urun rembug terkait rencana kenaikan harga BBM. Saya tidak akan mengulas sisi teknis, khususnya mengapa kebijakan itu perlu atau tidak perlu dilakukan, juga tidak pada analisis dampaknya. Semua itu, menurut saya, sudah jelas. Penekanan tulisan ini lebih kepada komunikasi politik yang sedikit-banyak terkait dengan masalah legitimasi dan kepercayaan kepada pemerintah. Sebuah lembaga survey terkenal membuat jajak pendapat tentang opini masyarakat tentang kenaikan harga BBM yang akan diberlakukan pemerintah mulai April 2012 (kalau tidak mundur lagi). Hasilnya? Semua komponen masyarakat tidak setuju kenaikan harga BBM. Mengejutkan? Jelas tidak! Yang mengejutkan saya justru mengapa survey atau jajak pendapat seperti itu dilakukan. Tidak usah tentang BBM, andaikan survey itu dilakukan untuk barang lain, hasilnya pasti akan seperti itu. Di dunia ini siapa yang setuju adanya kenaikan harga? Bahkan para pedagang sekali pun belum tentu menyukainya, karena kalau harga naik, jumlah pembeli akan turun atau pembeli mengurangi jumlah pembeliannya. Jadi masalahnya bukan suka tidak suka, atau setuju tidak setuju. Sudah jelas orang tidak suka, juga tidak setuju andaikan punya kesempatan untuk memilih setuju atau tidak setuju. Masalahnya adalah bagaimana hal yang tidak disukai oleh masyarakat itu bisa disampaikan dengan baik dan masyarakat, bisa mengerti, dan akhirnya hal itu diterima dengan baik. Pemimpin, diperlukan untuk mengajak orang lain melakukan sesuatu yang sebenarnya mereka tidak suka. Seorang pemimpin tidak diperlukan untuk menyenangkan masyarakat, karena kalau untuk urusan senang-senang tidak diperlukan seorang pemimpin. Contoh konkretnya begini. Siapa di dunia ini yang suka perang, atau terlibat dalam sebuah peperangan? Kalau bisa memilih, saya yakin semua orang (setidaknya: yang berakal sehat) akan lebih memilih untuk tinggal di rumah atau bekerja dengan tenang tanpa ada perang. Jadi, kalau ada orang yang mampu mengajak atau menyuruh orang lain berperang, orang itu pasti seorang pemimpin yang hebat.. Kembali ke masalah kenaikan BBM. Pada tahun 2000, terjadi kenaikan harga BBM di Inggris yang segera disambut dengan demonstrasi dan pemogokan hampir di semua kota besar. Apa yang dikatakan oleh Tony Blair, Perdana Menteri Inggris saat itu, terkait demo dan pemogokan yang terjadi?

Kenaikan harga BBM tidak bisa dihindari akibat terus meroketnya harga minyak di pasar dunia. Apa artinya itu? Pesannya sangat jelas. Ketika pemerintah (Inggris) memutuskan untuk menaikkan harga BBM, itu dilakukan setelah melalui pertimbangan, perhitungan dan akal sehat. Hal itu kemudian disampaikan secara terbuka kepada masyarakat, bukan untuk menawarkan apakah mereka setuju atau tidak, tapi untuk menjelaskan alasan logis mengapa hal itu perlu dilakukan. Jadi jelas, bahwa kebijakan kenaikan BBM yang dilakukan akhir dapat diterima oleh masyarakat, minimal tidak sampai membuat pemerintahannya jatuh... Jadi ini soal kepercayaan. Seorang pemimpin yang legitimate (secara substantif, bukan hanya legal formal) akan mampu mengajak rakyatnya untuk melakukan atau menerina sesuatu yang sebenarnya tidak disukainya. Dan akan mampu melakukan itu karena rakyat percaya kepadanya. Dalam pandangan saya, kepercayaan atau tepatnya: ketidakpercayaan kepada pemerintah, itu yang menjadi problem terbesar saat ini di Indonesia. Bagaimana bisa percaya, kalau rakyat disuguhi berbagai tindak kriminal yang, ironisnya, dilakukan oleh aparat penegak hukum? Bagaimana bisa percaya, kalau beberapa (oknum) polisi justru tertangkap basah mengkonsumsi dan/atau menjual narkoba? Bagaimana bisa percaya, kalau di tengah kicauan tentang keterbatasan anggaran, para pejabat negara menggunakan dana publik untuk jalanjalan dan bermewah-mewahan? Bagaimana bisa percaya, ketika banyak jembatan ambruk, wakil rakyat menggunakan belasan juta rupiah hanya untuk sebuah kursi? Dalam kondisi demikian, bagaimana rakyat bisa percaya, bahwa dana penghematan subsidi BBM akan benar-benar dipergunakan untuk kemakmuran rakyat? Dan kalau soal kepercayaan, itu merupakan sebuah proses, bukan menyangkut pekerjaan 1-2 hari. Dan itu tidak bisa dipecahkan dengan pendekatan kehumasan alias image building. Diperlukan bukti nyata. Kalau pemerintah atau khususnya: SBY bisa membuktikan bahwa anggaran negara benar-benar dipergunakan untuk kepentingan rakyat, kalau bisa dibuktikan bahwa penegakan hukum di Indonesia memang berjalan dengan baik, saya percaya bahwa rakyat akan percaya. Dan kalau rakyat percaya, mereka akan menerima sesuatu yang sebenarnya tidak disukainya. Saat ini isu yang sedang berkembang dimasyarakat selain kasus hukum mengenai Wisma Atlet ada juga isu Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Isu yang kedua ini saat ini mengalahkan pemberitaan Wisma Atlet karena dampak dari kebijakan ini akan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Demo mahasiswa terjadi dimana-mana, para ekonom dan politisi baik didalam maupun diluar pemerintah mengeluarkan berbagai pendapat tentang langkah apa yang tepat untuk diambil, media seakan menemukan tambang baru yang tiada habis-habisnya bisa diberitakan. Pemerintah sejauh ini mengeluarkan opsi untuk menaikan harga BBM 1.500 rupiah dan memberikan kompensasi BLT bagi warga yang tidak mampu, namun terjadi penolakan dimana-mana atas kebijakan tersebut, tetapi ada juga yang menerima dan membuat solusi tambahan. Maruarar Sirait dan partainya adalah salah satu kubu yang menolak penaikan harga BBM tersebut, ia berpendapat masih banyak sektor lain yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi devisit anggaran APBN bila harga tetap, seperti melakukan efisiensi seluruh sektor

pejabat negara, menaikan cukai terhadap sejumlah barang impor dan fiskal tambang seperti batu bara .. Saya seperti judul diatas sebagai orang awam mencoba sedikit berpendapat mengenai kebijakan ini. Menurut saya pemerintah mengambil tindakan yang tepat dengan menaikan harga BBM namun harus disertai dengan persyaratan. Pertama BBM yang dinaikan hanya untuk sektor angkutan pribadi dan motor diatas CC tertentu sedangkan untuk angkutan umum dan distributor bahan pangan, sandang dan papan tetap bersubsidi (pembatasan BBM bersubsidi). Karena pada umumnya yang menggunakan angkutan umum itu adalah golongan menengah kebawah. Kebijakan ini juga untuk membiasakan penduduk indonesia lebih memilih angkutan umum ketimbang angkutan pribadi untuk melakukan aktivitasnya. Berbarengan dengan itu pemerintah meningkatkan sarana dan prasarana angkutan umum yang nyaman murah dan memadai seperti di berbagai negara maju seperti Jepang dan Cina. Kebijakan ini juga ramah lingkungan karena sesuai dengan pendapat Anggito Abimanyu sudah banyak studi yang membuktikan bahwa kenaikan harga BBM akan diikuti dengan penurunan konsumsi BBM dengan penurunan konsumsi BBM maka efek rumah kaca yang ditimbulkan dari sisa pembakaran dari angkutan umum atau PLN dapat berkurang. Dan dengan tidak dinaikannya BBM untuk distributor bahan sandang, pangan, papan, diharapkan tidak terjadi kenaikan harga barang. Dalam catatan redaksi yang juga bisa dilihat oleh publik, pembaca yang tidak setuju dengan kenaikan 1.036 pendapat atau 89 persen voter, sementara untuk yang setuju mencapai 108 pembaca atau 9 persendari yang ikut jajak pendapat dan terakhir yang mengatakan tidak tahu mencapai 23 pendapat atau 2 persen Untuk ukuran website pribadi jumlah yang ikut polling dengan pencapaian ribuan dan diprediksi akan bertambah sangat luar biasa. Ini bukti bahwa masyarakat sangat menentang keputusan pemerintah menaikan BBM, Namun, kita juga harus mengerti dengan keadaan negara kita saat ini. Pemerintah juga menginginkan yang terbaik bagi masyarakat. Namun harus adanya kebijakan yang tegas, untuk menyelamatkan negara kita dari himpitan utang. Bila negara kita tidak mengikutkan diri dengan naiknya pasar minyak dunia, maka kita akan mengalami kesulitan juga,selain mendapatkan nya, juga bagi Pemerintah akan semakin sulit untuk membayar uang negara, karena harus menutupi biaya untuk mengimbangi harga di pasar minyak dunia. Saya setuju dengan kebijakan Pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, sebagai bentuk, mengimbangi harga pasar minyak dunia.

Anda mungkin juga menyukai