DISUSUN OLEH
1. Apt. Ayu Apriliani, S.Farm
2. Faojan Supriyadi, S.Kep., Ners.
3. Apt. Raden Alfian Prasetya Sonjaya, S.Farm
4. Putri Puspa Delima, S.Kep., Ners.
5. dr. Tisa Susanti
2. Investasi Ilegal
Meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia saat ini dan makin beragamnya
produk keuangan yang ditawarkan, minat masyarakat untuk melakukan investasi semakin
meningkat. Namun peningkatan minat ini belum disertai dengan kesadaran terkait memilih
model investasi. Sehingga banyak masyarakat yang hanya tergiur dengan timbal balik
(return) yang tinggi tanpa mementingkan keamanan dari dana investasi. Hal ini dimanfaatkan
oleh beberapa oknum untuk melakukan pelanggaran dan perampasan dana investor. Investasi
tersebut kebanyakan tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan kata lain illegal.
Akhir – akhir ini tengah marak kasus investasi ilegal di masyarakat. Hingga Maret
2022, Satgas Waspada Investasi telah menemukan 20 entitas yang melakukan penawaran
investasi tanpa izin, yaitu 9 entitas melakukan money game; 3 entitas melakukan
kegiatan robot trading tanpa izin dan 3 entitas melakukan kegiatan perdagangan asset kripto
tanpa izin.. Salah satu kasus investasi illegal yang baru – baru ini adalah Robot Trading DNA
Pro. Mengutip dari CNBC Indonesia Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan kerugian dari
kasus robot trading DNA Pro mencapai Rp. 97 Miliar. Penanganan terhadap investasi ilegal
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota Satgas Waspada Investasi dari 12
Kementerian/Lembaga. Satgas Waspada Investasi bukan aparat penegak hukum sehingga
tidak dapat melakukan proses hukum. Selain menghentikan dan mengumumkan kepada
masyarakat, Satgas Waspada Investasi juga melakukan pemblokiran terhadap
situs/website/aplikasi dan menyampaikan laporan informasi ke Bareskrim Polri.
USG
NO MASALAH U S G TOTAL
1 Kelangkaan dan Kenaikan Harga Minyak Goreng 5 5 4 14
2 Hate Speech 5 4 4 13
3 Investasi Bodong 4 3 3 10
Kelangkaan dan Kenaikan Harga Minyak Goreng menjadi prioritas isu masalah untuk
di analisis.
a. Penyebab Kelangkaan dan Kenaikan Harga Minyak Goreng
Kini muncul perbedaan pandangan yang beredar di masyarakat yang disparitas
pengetahuannya sangat berbeda atas penyebab naiknya harga minyak goreng. Sebagian
berpandangan bahwa adanya mafia minyak goreng. Ada pula berpendapat kenaikan harga
minyak goreng disebabkan oleh menurunnya produksi sawit dan meningkatnya
permintaan di pasar Eropa. Mafia atau kartel minyak goreng memang bisa saja benar ada,
dan hal ini sedang ditelisik oleh pihak yang berwenang. Dalam teori ekonomi,
kemungkinan adanya rent seeker sudah termasuk dalam kerangka pemikiran ekonomi
pada hukum penawaran-permintaan. Pemerintah dapat berusaha untuk mengatasi
eksternalitas pencari rente dengan mengurangi asimetri informasi antara penawaran dan
permintaan pada minyak goreng. Disini, peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha
menjadi sangat penting. Perlu kita ingat kembali, bahwa produk turunan minyak sawit
tidak hanya minyak goreng semata. Minyak nabati ini sudah lama digunakan sebagai
campuran pada bio solar dan produk dasar pada industri makanan dan kecantikan.
Kenaikan harga minyak bumi, tentu bisa menggerek pengalihan pemanfaatan minyak
sawit menjadi produk yang memiliki tingkat keekonomian yang lebih tinggi seperti
biosolar. Sebenarnya, akar permasalahan minyak sawit dapat dianalogikan sama dengan
permasalahan pada batu bara. Harga kedua komoditas ini naik luar biasa secara global,
sementara kita juga memiliki kebutuhan di dalam negeri. Hanya saja berbeda pada batu
bara, penetapan DMO (domestic market obligation) hanya terdampak pada institusi besar
terbatas seperti PLN, sehingga lebih mudah untuk dikendalikan oleh pemerintah.
Sebaliknya, penggunaan minyak goreng itu dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia
sehingga membuat permasalahan menjadi lebih kompleks. Pemerintah sendiri melalui
APBN berkeinginan untuk menyerap (absorb) tekanan kenaikan harga minyak goreng ini
dengan memberikan subsidi dan mekanisme pengaturan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Namun, tidak mudahnya mekanisme kontrol dapat mengakibatkan kebocoran subsidi
melalui orang-orang yang melakukan rent seeker melalui penimbunan minyak goreng.
DAMPAK
1. Panic Buying
2. Hambatan kepada UMKM
2 Hate Speech 5 4 4 13
3 Investasi Bodong 4 3 3 10
Hasil Analisis
PENYEBAB
DAMPAK
1. Panic Buying
2. Hambatan kepada UMKM