NAMA : MARFUAH
NIM : 042394085
FAKULTAS : FHISIP
JURUSAN : ADMINISTRASI PUBLIK
1. Jelaskan cara kerja analisis sistem dari David Easton dengan menggunakan studi
kasus penghapusan subsidi BBM!
Dalam skema sistem politiknya, David Easton menyebutkan input sebagai salah satu
komponen dalam sistem kerjanya. Input ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: (1) Input
tuntutan, dan (2) Input dukungan. Mengenai input tuntutan Profesor Easton menyebutkan
bahwa ada alasan mengapa suatu sistem politik terbentuk dalam suatu masyarakat-yaitu,
mengapa orang melibatkan diri dalam kegiatan politik - adalah adanya tuntutan-tuntutan dari
orang-orang atau kelompok- kelompok dalam masyarakat tersebut yang tidak semuanya
dapat dipenuhi dengan memuaskan. Menurutnya ada satu fakta yang mendominasi kehidupan
politik semua masyarakat: yaitu kelangkaan akan sebagian besar hal-hal atau benda-benda
yang bernilai tinggi. Tuntutan-tuntutan oleh masyarakat ini bisa memengaruhi pemerintah
dalam menghasilkan output.
Sistem politik Easton ini akan bekerja dengan mengandalkan dua input, yaitu tuntutan dan
dukungan. Jika kedua input itu sudah ada, maka sistem akan berjalan sesuai skema dan
akhirnya menghasilkan output. Output ini berupa keputusan dari pemerintah atau biasa
disebut kebijakan.
Input tuntutan yang akan terdapat di dalam kasus ini adalah tuntutan untuk tidak menaikan
harga BBM yang disampaikan hampir seluruh lapisan masyarakat terhadap rencana kenaikan
harga BBM. Tentu sangat jelas mengapa banyak masyarakat yang menolak kenaikan harga
BBM. Yang menjadi penyebab utama adalah efek domino yang akan ditimbulkan oleh
kenaikan harga BBM. Jika harga BBM naik, maka harga akan segala kebutuhan pokok pun
akan naik pula. Hal ini tidak dibarengi dengan daya beli masyarakat yang baik. Masih banyak
rakyat Indonesia yang daya belinya rendah. Sehingga untuk menjaga keberlangsungan
hidupnya mereka mau tidak mau akan menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut.
Lalu input dukungan yang akan terjadi jika rencana kenaikan harga BBM digulirkan misalnya
sikap DPR yang mendukung aspirasi masyarakat dalam menolak kenaikan harga BBM
tersebut. Maka, berdasarkan input yang ada pemerintah akan membuat keputusan berupa
output misalnya tidak jadi menaikan harga BBM.
Tetapi sebenarnya input dari pengaplikasian sistem politik tersebut merupakan wujud dari
lanjutan suatu sistem politik sebelumnya. Rencana pemerintah menaikan harga BBM
merupakan output yang dikarenakan oleh adanya input tuntutan berupa tingginya harga
minyak dunia dan dukungan agar subsidi pemerintah tidak membengkak. Begitulah contoh
pengaplikasian skema sistem politik David Easton. Output dari suatu sistem politik bisa
menjadi input dari sistem politik selanjutnya karena skema sistem politik David Easton
mengandung efek domino.
SUMBER:
https://wendygipn.wordpress.com/2012/10/05/tugas-kuliah-contoh-pengaplikasian-
sistem-politik-david-easton/
A. Kampanye
Kampanye adalah gerakan yang sering kita jumpai ketika menjelang pemilihan umum.
Kampanye sendiri bertujuan untuk mencari dukungan masyarakat agar tujuan dapat tercapai.
Kampanye dapat dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. Namun dalam pemilihan
umum, biasanya proses kampanye dilakukan oleh suatu tim khusus dari masing-masing
kelompok yang sedang memperebutkan perhatian rakyat. Tim ini yang biasa kita sebut
dengan tim sukses. Dalam proses kampanye, masing-masing kubu saling menonjolkan
kelebihan pemimpin kubu masing-masing. Namun, dalam kampanye, terutama kampanye
besar, seringkali dilakukan pelanggaran seperti menyebarkan fitnah, memberikan suap berupa
uang, dan pelanggaran lain. Pelanggaran- pelanggaran ini disebut dengan kampanye hitam.
Contoh kampanye politik dalam media massa adalah iklan-iklan politik.
B. Debat
Debat adalah salah satu contoh budaya politik dalam media massa yang diselenggarakan oleh
pihak pemilu untuk memperkenalkan calon-calon pemimpin kepada khalayak, baik presiden
maupun pemimpin daerah. Untuk debat calon presiden, biasanya debat rutin diadakan setiap
pemilu capres Dan debat adalah acara yang paling dinantikan oleh masyarakat untuk
mengenal karakter masing-masing calon. Masyarakat dapat menilai karakter setiap calon,
baik dari penampilan, respon, sikap, ketenangan, pengendalian diri, dan kecerdasan.
Sehingga, masyarakat dapat yakin akan pilihannya.
C. Ajang pencitraan
Gus Dur pernah mengatakan apabila siang dikatakan pers, malampun, bagi masyarakat yang
lugu, akan mempercayainya. Hal ini secara tidak langsung mengatakan begitu hebatnya
pengaruh media massa terhadap masyarakat dalam menggiring opini publik.
Bagi masyarakat yang masih awam dalam menggunakan media, mereka akan cenderung
menelan informasi mentah-mentah sehingga informasi apapun akan cepat terserap. Padahal
tidak semua informasi yang disampaikan media benar adanya. Anda dapat mengetahui lebih
lanjut mengenai pengaruh media dalam artikel contoh peran media dalam opini publik dan
hubungan opini publik dengan komunikasi politik. Bagi masyarakat yang sudah tahu seluk
beluk media mungkin bisa menilai mana yang netral dan mana yang berpihak. Seperti ketika
menjelang pemilu, media-media mulai memperlihatkan keberpihakannya. Hal ini mudah
diketahui dari macam-macam berita yang disajikan, bagaimana proporsi durasi berita, isi
berita, dan frekuensi pemberitaan.
Bagi media yang berpihak, mereka juga sering menampilkan profil-profil terbaik dari kubu
yang didukungnya. Misalnya, menampilkan berita ketika calon presiden sedang melakukan
amal untuk mendapatkan simpati rakyat. Masyarakat yang masih lugu mungkin akan mudah
sekali tersentuh, namun masyarakat yang berpengalaman dapat menilai mana yang hanya
pencitraan dan mana yang tulus. Oleh kuatnya pengaruh media inilah, para pejabat politik
berusaha untuk menguasai media.
D. Menyampaikan aspirasi
Saat ini hampir semua orang, terutama generasi muda telah mengenai internet. Seringkali
berita-berita politik disampaikan melalui media massa dan juga internet. Dan masyarakat
dengan mudah dapat merespon serta menyampaikan pendapatnya. Perkembangan internet ini
memberikan dampak positif dalam bidang politik karena masyarakat dengan mudah dapat
mengontrol kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah melakukan kesalahan, publik dapat
mengkritik tanpa perlu demo di jalan. Atau, yang saat ini cukup sering dilakukan adalah
menyampaikan aspirasi melalui tulisan di media massa. Hal ini dapat menjadi ajang
pengenalan politik bagi masyarakat awam. Namun, kemudahan ini juga memiliki dampak
negatif. Masyarakat yang tidak bisa mengontrol diri akan dengan mudahnya lolos dari
pengawasan saat ia melakukan pelanggaran, seperti melakukan fitnah, menyampaikan
kata-kata kasar, adu domba, dan lain sebagainya.
E. Sosialisasi politik
Salah satu komunikasi politik dalam media massa adalah sosialisasi politik. Sosialisasi ini
berupa sajian berita mengenai politik, proses politik, kehidupan politik, dan pengetahuan lain
mengenai politik yang dapat mengedukasi dan mengenalkan politik terhadap masyarakat.
Selain itu, media-media saat ini juga sangat rutin mengikuti perkembangan politik, misalnya
mengenai pemilu, program-program pemerintahan, aktivitas harian pejabat, dan lain
sebagainya. Hal ini sangat positif apabila media tersebut tidak berpihak dan bersikap netral.
Sehingga berita yang disajikan apa adanya dan tidak ditujukan demi kepentingan kelompok
tertentu.
SUMBER ; https://pakarkomunikasi.com/contoh-budaya-politik-dalam-media-massa
a. BJ Habibie (1998-1999)
PEMERINTAHAN Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie dikenal sebagai rezim transisi. Salah
satu tantangan sekaligus capaiannya adalah pemulihan kondisi ekonomi, dari posisi
pertumbuhan minus 13,13 persen pada 1998 menjadi 0,79 persen pada 1999.
Habibie menerbitkan berbagai kebijakan keuangan dan moneter dan membawa perekonomian
Indonesia ke masa kebangkitan. Kurs rupiah juga menguat dari sebelumnya Rp 16.650 per
dollar AS pada Juni 1998 menjadi Rp 7.000 per dollar AS pada November 1998. Pada masa
Habibie, Bank Indonesia mendapat status independen dan keluar dari jajaran eksekutif.
SUMBER:
https://ekonomi.kompas.com/jeo/jejak-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-dari-masa-ke-masa