Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat karunia dan rahmatnya, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang salah satu ordo dari kelas Aves yaitu
ordo Columbiformes.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu prasyarat untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Vertebrata Universitas Sanata Dharma.
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada setiap
pihak yang telah membantu dengan caranya masing-masing dalam penulisan
makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Biologi Vertebrata yang telah
membimbing dan mengarahkan kami agar dapat mengerti materi apa saja yang
dibahas.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik
secara teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya.
Terima kasih.

Yogyakarta, 2 Mei 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata Aves adalah kata yang berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu
Avis yang berarti burung. Aves merupakan salah satu kelas dari subfillum
Vertebrata yang paling mudah dikenali, sebab tubuh dari aves ini ditutupi oleh
bulu-bulu yang beraneka ragam yang merupakan hasil modifikasi dari kulit luar
atau epidermis. Aves pada umumnya dapat terbang karena tungkai depan telah
termodifikasi menjadi alat gerak (extremitas superior) berupa sayap (alae).
Tulang-tulang sayap aves digerakkan oleh otot-otot terbang yang melekat pada
tulang dada yang melebar yang disebut Carina Sternum. (Jasin, 1992)

Selain memiliki alat extremitas superior berupa sepasang sayap, Kelas


Aves juga memiliki alat extremitas inferior berupa sepasang kaki yang dapat
digunakan untuk bertengger, berjalan ataupun berenang yang disesuaikan dengan
habitat dan perilaku masing-masing spesiesnya. Biasanya pada Aves yang dapat
berenang antar jari kaki terdapat selaput yang dapat membantu pergerakannya
dalam melakukan aktivitas sebagai perenang, selaput ini disebut selaput
interdigital. Aves tidak memiliki gigi, tetapi gigi tersebut termodifikasi menjadi
paruh (rostrum) yang lebih menyerupai rima oris. Tubuh dari Aves ini telah dapat
dibedakan antara kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (caudal). (Jasin, 1992)

Burung atau Aves adalah hewan vertebrata yang paling banyak memiliki
keunikan baik secara morfologi maupun anatomi. Burung diketahui telah ada
sejak jaman dahulu kala. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal
sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung itu sendiri sangat bervariasi mulai dari
burung kolibri yang paling kecil hingga burung unta yang ukurannya hampir
melangkahi manusia. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800-10.200 spesies burung
yang tersebar diseluruh dunia ; sekitar 1.500 jenisnya dapat ditemukan di
Indonesia. Berbagai jenis burung tersebut secara ilmiah telah digolongkan
kedalam kelas Aves. (Sukiya, 2001)
Burung pada masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga
terspesialisasi untuk dapat melakukan terbang jauh, dengan pengecualian pada
beberapa jenis yang primitif. Sebagian besar ciri-ciri yang telah dideskripsikan
diatas dapat termodifikasi atau berkembang sedemikian rupa hingga membentuk
jenis burung yang modern. Misalnya bulu-bulu terutama pada bagian sayap telah
tumbuh semakin lebar, ringan kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga dapat
bersusun sedemikian rupa sehingga dapat menolak air dan memelihara tubuh
burung agar tetap hangat meskipun ditengah udara yang dingin. (Campbell dkk,
2012)

Banyak ciri burung yang merupakan hasil adaptasi dari lingkungannya


terutama yang memfasilitasi kemampuan terbang, termasuk modifikasi peringan
tubuh yang menjadikan burung dapat melakukan aktivitas terbang secara lebih
efisien. Contoh lain adalah burung yang tidak memiliki kandung kemih (vesica
urinaria) dan kebanyakan spesies burung betina hanya memiliki satu ovarium.
(Campbell dkk, 2012)

Kelas Aves dibagi lagi menjadi beberapa ordo diantaranya yaitu :


falconiformes, galliformes, columbiformes, struthioniformes, pelecaniformes,
ciconiiformes, anseriformes, coraciiformes, passeriformes, sphenisciformes,
psitaciformes, strigiformes, apodiformes. Dari beberapa ordo tersebut, masing-
masing memiliki ciri dan karakteristiknya sehingga dapat dibedakan. Dalam
makalah ini, kelompok kami hanya akan membahas dan atau mendeskripsikan ciri
dan karakteristik yang dimiliki oleh ordo Columbiformes.
1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana ciri morfologi dari ordo Columbiformes (tipe paruh, tipe kaki,
jenis makanan?

2. Deskripsikan habitat dari ordo Columbiformes!

3. Apakah ordo Columbiformes memiliki ciri khas atau karakteristiknya


sendiri ?

4. Apa saja contoh spesies yang termasuk dalam ordo Columbiformes ?

1.3 Tujuan Makalah

1. Mengidentifikasi ciri morfologi dari ordo Columbiformes yang meliputi


tipe paruh, tipe kaki dan jenis makanannya.

2. Mendeskripsikan habitat dan bentuk adaptasi yang terdapat pada ordo


Columbiformes.

3. Menjelaskan ciri khas atau karakteristik yang membedakan ordo


Columbiformes dengan ordo lainnya.

4. Menentukan salah satu atau beberapa spesies yang merupakan contoh dari
ordo Columbiformes.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Morfologi Ordo Columbiformes

a) Tipe Paruh

Tipe paruh yang terdapat pada ordo Columbiformes adalah tipe paruh
pemakan biji-bijian. Anggota ordo ini memiliki paruh tidak bergigi yang
merupakan modifikasi dari maxilla dan mandibula. Paruh ini berukuran pendek
dan berbentuk conus. Pada bagian basal (depan) paruh membesar dan meruncing
kearah ujung. Paruh ini dilapisi oleh zat tanduk sehingga tampak sedikit keras.
(Jessop, 1987)

a b

c d

Keterangan Gambar :

a.) Mandibula b.) Maxilla c.) Organon visus d.) Nares external

b) Tipe Kaki

Kaki atau alat gerak inferior yang terdapat pada ordo Columbiformes
adalah tipe kaki petengger. Kaki terdiri dari femur, cruss dan flaculla. Kaki dari
anggota ordo ini memiliki cakar (flaculla) serta 4 buah digiti. Tiga jari bagian
depan mengarah kedepan dan satu jari lainnya mengarah kebelakang. Jenis kaki
ini dikenal dengan nama Anisodactylie. Umumnya jenis kaki yang dimiliki oleh
ordo ini tidak jauh berbeda dari ordo lainnya yang memiliki jenis kaki petengger.
(Jessop, 1987)

Keterangan Gambar :

1.) Hallux 2.) Secundus 3.) Medius 4.) Anullux

c) Jenis Makanan

Berdasarkan ciri morfologi yakni bentuk paruh yang dimiliki oleh ordo ini,
maka dapat diketahui bahwa jenis makanannya adalah biji-bijian berupa jagung,
kacang-kacangan dan beras (graminivor). Beberapa spesies juga dapat memakan
buah-buahan (fragivor) dan tumbuhan (herbivor), serta serangga (insectivor).
Sebagian besar spesies mencari makanan di tanah, atau dengan cara
mengambilnya dari pohon dan semak-semak dengan menggunakan paruh mereka.
Oleh karena jenis makanan seperti ini, anggota ordo columbiformes memiliki
organ-organ pencernaan yang umumnya sama dengan Ordo lainnya. (Jessop,
1987)

2.2 Habitat Ordo Columbiformes

Ordo ini tersebar luas diseluruh belahan dunia. Namun ordo ini tidak dapat
hidup didaerah yang bersuhu tinggi seperti Gurun Sahara dan daerah bersuhu
rendah seperti Kutub Utara & Selatan. Umumnya spesies yang termasuk dalam
ordo ini dapat ditemukan di daerah terbuka seperti padang rumput, daerah
pertanian dan sebagian besar dapat ditemukan didaerah pemukiman atau
perkotaan. Biasanya dapat pula dijadikan hewan peliharaan dan diberi kandang.
Dibawah ini merupakan gambar daerah geografi yang menunjukkan penyebaran
anggota ordo ini :

2.3 Ciri Khas / Karakteristik Ordo Columbiformes

a. Ciri Morfologi

1. Anggotanya dapat berjalan ditanah atau aboreal dengan ukuran berkisar


dari yang kecil hingga besar (15-84 cm)

2. Plumae rapat dan lembut , kriptik atau berwarna cerah, dan bahkan ada
yang berwarna metalik (Famili Columbidae)

3. Paruh sangat pendek, agak lemah dan berebentuk kerucut


(pteroclididae) : berukuran sedang, ramping, kuat dan memiliki cere
‘berdaging’ di pangkalnya. (Merpati)

4. Kaki pendek tetapi kuat, mempunyai tiga jari kaki depan, bercakar,
belakang ada atau tidak.

5. Sayap panjang dan runcing, dapat terbang cepat dan menimbulkan


suara.
b. Ciri Anatomi

1. Tidak memiliki vesica urinaria

2. Memiliki tembolok yang berukuran besar, lapisannya memiliki


mekanisme yang dapat menghasilkan cairan susu seperti pada mamalia,
yang menyediakan lemak dan protein, menyehatkan bagi anak mereka.
Namun setelah berumur 10-15 hari, burung dewasa akan mengganti
makanan yaitu buah dan biji.

c. Perilaku :

Anggota ordo ini yang meliputi merpati atau burung dara, sering membuat
sarang di dataran terbuka dari ranting-ranting, atau dengan mencakar-cakar tanah
(sandgrous). Dapat melakukan reproduksi hingga menghasilkan telur 1-3 butir
yang berwarna putih atau perak. (Jasin, 1992)

Anggotanya yaitu burung merpati hanya memiliki satu pasangan seumur


hidup. Biasanya sehabis mencari makan, burung jantan akan selalu kembali ke
sarangnya. Hal ini yang menyebabkan burung merpati disebut burung setia atau
yang memiliki pasangan sejati. (Jasin, 1992)

2.4 Contoh Ordo Columbiformes

1) Burung Merpati (Columba livia)

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Sub Phyllum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Columbiformes
Family : Columbidae

Genus : Columba

Species : Columba domestica

Gambar Burung Merpati :

Columba livia (Merpati Liar)

Burung merpati merupakan salah satu spesies dari ordo columbiformes


yang berasal dari Eropa, Afrika dan Asia Tenggara dan juga banyak tersebar di
seluruh belahan dunia. Warna bulu bermacam-macam, ada yang berwarna coklat,
hita, kelabu, atau kombinasi dari keduanya. Pada umumnya memiliki ekor tebal
dan tidak terlalu panjang. Panjang tubuh dewasa mencapai 29-36 cm dengan berat
antara 265-380 gr dan panjang sayap 50-67 cm. (Moment, 1967)

2) Burung Tekukur (Streptopelia chinensis)

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Sub Phyllum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Columbiformes
Family : Columbidae

Genus : Streptopelia

Species : Streptopelia chinensis

Gambar Burung Tekukur :

Streptopelia chinensis (Burung tekukur biasa)

Burung Tekukur merupakan salah satu spesies dari ordo Columbiformes.


Tekukur merupakan burung pembiak yang berasal dari Asia bagian Barat yang
banyak menyebar ke daerah Australia, India, Srilanka, China, dan Asia Tenggara.
(Walter ; Leonard, 1959)

Pada umumnya bulu di bagian ventral berwarna coklat muda sedangkan


pada bagian dorsal dan sayap berwarna hitam keabu-abuan. Bulu di kepala
berwarna abu sedangkan bagian leher berwarna abu kecoklatan. Coro khusus yang
dimiliki oleh burung tekukur adalah bulu dengan pola hitam putih yang terdapat
pada bagian dorsal lehernya. Panjang individu dewasa antara 27,5-30 cm dengan
berat 128 gr. Burung tekukur berkembang biak beberapa kali sepanjang tahun.
Burung ini juga termasuk pemakan biji-bijian dan bersifat monomorfik. (Walter ;
Leonard, 1959)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ordo Columbiformes merupakan salah satu ordo yang termasuk dalam


kelas Aves, dimana ordo ini memiliki ciri morfologi yaitu bertipe paruh pemakan
biji-bijian dan tipe kaki petengger (anisodactylie). Anggota ordo ini umumnya
memakan biji-bijian, namun beberapa spesies dapat memakan buah-buahan,
tumbuhan dan serangga. Tersebar luas diseluruh belahan dunia, umumnya dapat
ditemukan di lading terbuka misalnya padang rumput. Persawahan hingga
perkotaan.

Ordo ini memiliki ciri khusus yaitu memiliki paruh pendek dengan ujung
meruncing, kaki pendek dan kuat, warna bulu-bulu umumnya bervariasi dan nada
yang metalik (merpati). Pada bagian anatomi, anggota ordo ini tidak memiliki
vesica urinaria dan juga memiliki lapisan tembolok dengan mekanisme yang dapat
menghasilkan cairan seperti susu pada mamalia. Contoh spesies yang termasuk
dalam ordo columbiformes adalah burung tekukur (Streptopelia chinensis) dan
burung merpati (Columba livia).
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, Jene B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.


Wasserman, Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. 2012. Biologi
Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya

Jessop, Nancy. 1987. Zoology. New York : McGRAW-HILL BOOK COMPANY

Moment, G. B. 1967. General Zoology. Boston : Bentley Glass

Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Walter, H. E, dan Leonard P. Sayles. 1959. Biology of The Vertebrates. New


York : The Macmilan Company

Anda mungkin juga menyukai