Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

RUMAH SAKIT JIWA

PANDUAN
MEMASTIKAN SISI YANG BENAR,
PROSEDUR YANG BENAR, PASIEN YANG BENAR
PADA PEMBEDAHAN / TINDAKAN INVASIF

RUMAH SAKIT JIWA


PROVINSI JAWA BARAT 2022
Jl.KolonelMasturi KM. 7 CisaruaTelp. 022-2700260Fax. 022-2700304
Website : rsj.jabarprov.go.id e-mail : rsj@jabarprov.go.id Bandung Barat - 40551

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
buku panduan Memastikan Sisi Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pasien Yang Benar
Pada Pembedahan / Tindakan invasif Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat sebagai revisi
dari buku panduan sebelumnya telah selesai disusun.

Buku panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian dan
pengawasan dalam memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan/Tindakan invasif pada pasien yang benar di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jawa Barat.

Kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada tim penyusun, yang dengan segala upayanya telah berhasil menyusun buku
panduan ini.

Bandung Barat, Juni 2022


Direktur RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat,

dr. Hj. Elly Marliyani, SpKJ. M.KM


Pembina Utama Madya
NIP. 19660814 199102 2 004

ii
DAFTAR ISI

Hal

Kata pengantar ………………………………………………………………………………........ i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………........... ii

BAB I DEFINISI

A. Latar Belakang.……………………………………………………………………........... 1

B. Definisi ………………………………………………………………………………......... 1

C. Tujuan ….................................................................................................................. 2

BAB II RUANG LINGKUP ………………………………………………………………….......... 3

BAB III TATA LAKSANA

A. Penjadwalan ECT monitor…………………………………………...…....................... 5

B. Persiapan ECT…………………………………..….................................................... 5

C. Penerimaan Pasien di ruang ECT Monitor.............................................................. 5

D. Pelayanan Anestesi Sedasi …………………………………………………............... 5

E. Laporan ECT Monitor dan Anestesi........................................................................ 7

F. Prosedur Pelaksanaan ECT Monitor....................................................................... 7

G. Asuhan Keperawatan.............................................................................................. 10

BAB IV DOKUMENTASI ………………………………………………………...…………....... 11

BAB V PENUTUP …………………………………………………………………..………....... 12

ii
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang

Rumah sakit Memastikan Sisi Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pasien Yang
Benar Pada Pembedahan / Tindakan invasif . Salah-Lokasi, Salah-Prosedur, dan Salah-
pasien yang menjalani tindakan serta peosedur merupakan kejadian sangat
mengkhawatikan dan dapat terjadi.

Rumah sakit harus menentukan area-area di dalam rumah sakit yang melakukan
tindakan bedah dan prosedur invasif. Sebagai contoh, kateterisasi jantung, radiologi
intervensi, laparaskopi, endoskopi, pemeriksaan Laboratorium, dan lainnya. Ketentuan
rumah sakit tentang Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien berlaku di semua
area rumah sakit di lokasi tindakan bedah dan invasif dilakukan. Rumah sakit diminta
untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut:

a. Beri tanda di tempat operasi;


b. Dilakukan verifikasi praoperasi
c. Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat menyediakan pelayanan ECT


Premedikasi untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan tersebut
memenuhi standar di Rumah Sakit, standar nasional, Undang- Undang dan peraturan
serta standar profesional, untuk pelaksanaan ECT (Electro Convulsive Therapy) monitor
(diluar kamar operasi).

ECT premedikasi adalah tindakan ECT yang dilakukan dimana Pasien berada
dibawah pengaruh anesthesi.Jenis anestesi yang diberikan pada tindakan ECT monitor
di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat adalah jenis anestesi sedasi moderat dan
dalam.

ii
Verifikasi Pasien sebelum pelaksanaan tindakan ECT perlu dilakukan untuk
memastikan bahwa tindakan ECT tersebut tepat prosedur, tepat lokasi dan tepat Pasien,
untuk menjamin keselamatan pasien.

B. Definisi

Terapi Kejang Listrik adalah suatu terapi dalam ilmu psikiatri yang dilakukan
dengan cara mengalirkan aliran listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis
kepala penderita sehingga menimbulkan serangan kejang umum; kejang grand mall
secara artificial.

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu pengobatan untuk penyakit


psikiatrik berat dengan menggunakan arus listrik singkat pada kepala untuk
menghasilkan suatu kejang tonik klonik umum dengan efek terapeutik (Martin Szuba &
Alison Doupe, 1997)

C. Tujuan
Tujuan dari panduan ini adalah untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur ECT Monitor

ii
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur


yang benar, pembedahan pada pasien yang benar sebagai berikut:

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI


1. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat menyediakan pelayanan Anestesi (termasuk
sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua
pelayanan tersebut memenuhi standar di Rumah Sakit, standar nasional, Undang-
Undang dan peraturan serta standar profesional.
2. Pelayanan Anestesi dibawah tanggung jawab seorang individu yang kompeten.
3. Rumah Sakit menetapkan Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelayanan pasien
untuk sedasi moderat dan dalam.
4. Pelayanan assesmen pra anestesi dan assesmen pra induksi dilakukan oleh petugas
yang kompeten.
5. Pelayanan anestesi pada setiap pasien direncanakan dan di dokumentasikan di
rekam medis pasien.
6. Resiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan keluarganya yang
membuat keputusan bagi pasien.
7. Anestesi yang digunakan dan teknik anestesi ditulis di rekam medis pasien
8. Selama pemberian anestesi, status fisiologis setiap pasien terus menerus di monitor
dan dituliskan dalam rekam medis.
9. Setiap status post anestesi, pasien dimonitor dan didokumentasikan , pasien
dipindahkan dari ruang pemulihan oleh petugas dengan menggunakan kriteria baku.

KEBIJAKAN PELAYANAN ECT MONITOR

ii
1. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat menyediakan pelayanan ECT Premedikasi
untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan tersebut memenuhi
standar di Rumah Sakit, standar nasional, Undang- Undang dan peraturan serta
standar profesional.
2. Pelayanan ECT Premedikasi dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis (tidak
tersedia untuk keadaan darurat di luar jam kerja).
3. Pelayanan ECT Premedikasi dibawah tanggung jawab seorang individu yang
kompeten.
4. Rumah Sakit menetapkan Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelayanan ECT
Premedikasi.
5. Pelayanan ECT Premedikasi assesmen pra anestesi dan assesmen pra induksi
dilakukan oleh petugas yang kompeten.
6. Pelayanan ECT Premedikasi pada setiap pasien direncanakan dan di
dokumentasikan di rekam medis pasien.
7. Resiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan keluarganya yang
membuat keputusan bagi pasien.
8. Anestesi yang digunakan dan teknik anestesi ditulis di rekam medis pasien.
9. Selama pelayanan ECT, status fisiologis setiap pasien terus menerus di monitor
dan dituliskan dalam rekam medis.
10. Setiap status post ECT Premedikasi, pasien dimonitor dan didokumentasikan ,
pasien dipindahkan dari ruang pemulihan oleh petugas dengan menggunakan
kriteria baku.

ii
BAB III
TATA LAKSANA

A. Penjadwalan ECT Monitor


Pelayanan ECT monitor dilaksanakan setiap hari selasa dan hari kamis. Setelah
pasien diperiksa di rawat inap/ rawat jalan oleh dokter spesialis psikiatri, dibuat
rujukan yang berisi instruksi tindakan ECT monitor, dan dilengkapi dengan
pemeriksaan penunjang.

B. Persiapan ECT
Pasien yang diinstruksikan untuk tindakan ECT monitor dipersiapkan oleh perawat
rawat inap/ rawat jalan untuk melengkapi persyaratan meliputi : surat persetujuan
keluarga pasien tentang tindakan ECT dan persetujuan pemberian anestesi,
pemeriksaan fisik (meliputi : TTV, riwayat trauma/ fraktur, riwayat penyakit penyerta,
dan gigi), serta pemeriksaan penunjang (meliputi : EKG, Thorax foto, Laboratorium:
darah rutin;SGOT/PT;GDS; Ureum;Kreatinin), dan puasa dengan ketentuan:
menurut ASA ( American society anestesiologi)

Jenis makanan Perode puasa minimal

Cairan bening 2 jam

ASI 4 jam

Susu formula bayi 6 jam

Susu sapi 6 jam

Makanan ringan 6 jam

selanjutnya pasien didaftarkan ke ruang ECT monitor.

ii
C. Penerimaan pasien di ruang ECT monitor
Pasien yang sudah dijadwalkan pada hari pelaksanaan ECT monitor dibawa/
didampingi oleh perawat rawat inap/ perawat rawat jalan ke ruang ECT. Pasien
dianamnesa ulang lagi oleh perawat ruang ECT dan mengklarifikasi puasa yang
dijalankan pasien, lalu mengecek kelengkapan persyaratan tindakan ECT monitor,
selanjutnya memberikan mental support dan penjelasan pada pasien tentang
tindakan ECT monitor yang akan dilakukan

D. Pelayanan anestesi sedasi


1. Pelayanan pra anestesi sedasi
Dokter anestesi memeriksa keadaan umum pasien, riwayat penyakit/ alergi dan
tanda vital pasien, menilai hasil pemeriksaan penunjang; persetujuan tindakan
secara tertulis, memberikan informasi tindakan ECT monitor, dan dokter anestesi
bertanggung jawab untuk menilai dan menentukan status medis pasien pra
anestesi berdasarkan prosedur sebagai berikut:
● Anamnesis dan pemeriksaan pasien,
● Meminta dan/atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi
yang diperlukan untuk melakukan anestesia,
● Mendiskusikan dan menjelaskan tindakan anestesia yang akan dilakukan,
● Memastikan bahwa pasien/keluarga telah mengerti dan menandatangani
persetujuan tindakan,
● Mempersiapkan dan memastikan kelengkapan alat anestesia dan obat-
obat yang akan dipergunakan.
2. Pelayanan intra/ durante anestesi sedasi
Melakukan monitoring selama anestesi meliputi warna kulit, oksimetri, denyut
nadi, pergerakan dada, tekanan darah, denyut jantung, EKG. Hasil monitoring
dicatat dalam laporan anestesi.
Pengakhiran anestesia sedasi harus memperhatikan oksigenasi, ventilasi,
sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan dalam keadaan stabil
3. Pelayanan pasca anestesi sedasi
Pasca anestesi pasien dievaluasi sampai dapat pindah ke ruang pemulihan. Di
ruang pemulihan pasien diobservasi dengan menggunakan aldrete score. Hasil
observasi dicatat dalam laporan anestesi.

SKOR PEMULIHAN POST ANESTESI (Aldrete score)

GERAKAN SKOR

Dapat menggerakan ke 4 ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah 2


Dapat menggerakkan ke 2 ekstremitasnya sendiri atau dengan 1

ii
perintah
Tidak dapat menggerakkan ekstremitasnya sendiri atau dengan 0
perintah

PERNAPASAN
Bernapas dalam dan kuat serta batuk 2
Bernapas berat atau dispnu 1
Apnu atau napas dibantu 0

TEKANAN DARAH
Sama dengan nilai awal + 20% 2
Berbeda lebih dari 20-50% dari nilai awal 1
Berbeda lebih dari 50% dari nilai awal 0

KESADARAN
Sadar penuh 2
Tidak sadar, ada reaksi terhadap rangsangan 1
Tidak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan 0

WARNA KULIT

Merah 2
Pucat , ikterus, dan lain-lain 1
Sianosis 0

Catatan:     Dianggap sudah pulih dari anestesia dan dapat pindah dari ruang pemulihan ke
ruang  perawatan apabila skor>8.

E. Laporan ECT monitor dan anestesi


1. Laporan anestesi
Semua kegiatan pada tindakan ECT monitor: perubahan-perubahan da kejadian
yang terkait dengan persiapan dan pelaksanaan pengelolaan pasien selama pra
anestesi, pemantauan durante anestesi, dan pasca anestesi di ruang pemulihan
dicatat dalam catatan anestesi yang disertakan dalam rekam medik pasien.
Catatan anestesi dibuat sesuai ketentuan undang-undang, diverifikasi dan ditanda
tangani oleh dokter spesialis anestesi yang melakukan tindakan anestesi dan
bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.

ii
2. Laporan ECT monitor
Kegiatan ECT monitor dicatat dalam rekam medik pasien dan ditanda tangani
oleh dokter yang melakukan tindakan ECT monitor.

F. Prosedur pelaksanaan ECT monitor


Adapun prosedur pelaksanaan tindakan ECT monitor sebagai berikut:

⮚ Persiapan Alat
Adapun alat-alat yang perlu disiapkan sebelum tindakan ECT, adalah sebagai
berikut:
a. Konvulsator set (diatur intensitas dan timer) / ECT monitor
b. Monitor pasien
c. Suction pump
d. Oksigen consetrat
e. Timbangan BB
f. Laringoscope
g. ETT
h. Guedel
i. Perangkat Infus
j. Perangkat injeksi
k. Tounge spatel atau karet mentah dibungkus kain kassa
l. Kain kassa
m. signa gel
n. Tensimeter
o. Termometer
p. Near beken
q. Bak instrumen
r. Handscoon
s. Masker

⮚ Persiapan obat
Obat Anestesi : Propofol 10 mg /ml injeksi
Obat –obatan emergensi yang harus dipersiapkan adalah :
a. Ephineprine 1 mg/ ml injeksi
b. Ephedrine hcl 50 mg /ml injeksi
c. Sulfas Atropin 0,25 mg/ml injeksi
d. Aminophiline 24 mg/ml injeksi
e. Lidocain 2 % 20 mg /ml injeksi
f. Dexamethason 5 mg/ ml injeksi
g. Diphenhidramine 10 mg/ ml

1. Persiapan klien
⮚ Berikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur ECT

ii
⮚ Mengecek perlengkapan persyaratan ECT (informed concent, rujukan
dokter,pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang diagnostik dan Pemeriksaan
gigi).
⮚ Perhatikan medikasi yang sedang diterima pasien : obat –obat sedativa, hipnotik, dan
anti konvulsan akan mempengaruhi ambang kejang.
⮚ Mental support dan penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan,
⮚ Pasien sudah puasa 2 sampai 6 jam sebelum pelaksanaan ECT.
⮚ Pastikan pasien tidak menggunakan gigi palsu
⮚ Menganjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kencing
⮚ Timbang BB pasien
⮚ Mengecek ulang Tanda-tanda Vital (TTV) pasien

2. Pelaksanaan
● Kesiapan kondisi pasien dinilai kembali oleh dokter anestesi untuk tindakan ECT
Monitor.
● Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, “
Assalamualaikum…/Selamat pagi/ siang/ sore,Bapak/ Ibu ........( nama ). Saya .....
( nama ), petugas di ruang ECT, saya bersama dokter penanggung jawab akan
melakukan tindakan ECT dengan menggunakan aliran listrik singkat.”
● Petugas mengklarifikasi identitas pasien,
● Petugas mempersilahkan pasien berbaring dengan posisi terlentang kemudian
membimbing pasien untuk tenang, rilex, tarik napas dalam dan berdoa sebelum
dilakukan tindakan
● Petugas I memasang patient monitor, setelah muncul Tanda tanda Vital (Tensi, Nadi,
Respirasi , Saturasi O2) di layar monitor
● Jika hasilnya normal, petugas II memberikan injeksi propofol secara bolus intravena
memakai wingnidlle sesuai instruksi dokter Anestesi,
● Petugas I memasang O2,Elektroda ECT, setelah pasien tertidur.
● Petugas III (leader) memasang bantalan gigi dan menahan bahu kanan
● Semua petugas memegang persendian pasien lalu ditahan untuk menghindari
dislokasi,
● Setelah semua petugas dan pasien siap, leader memberikan instruksi .”SIAP ….”
● Psikiater menekan tombol ECT sampai muncul treat data di monitor ECT dan timbul
kejang pada pasien
● Petugas III mengeluarkan bantalan gigi setelah kejang berhenti
● Dokter Anestesi memasang OPA(Oropharyngeal Air Way) untuk menjaga
pernafasan pasien sampai stabil
● Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
● Bila banyak lendir, dibersihkan dengan suction pump
● Sambil membangunkan pasien OPA dilepas.

ii
● Pengakhiran anestesia sedasi harus memperhatikan oksigenasi, ventilasi,
sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan dalam keadaan stabil
● Petugas ECT memindahkan pasien ke ruang RR( Recovery Room)
● Petugas RR mengobservasi pemulihan pasien post ECT ± 10 - 15 menit dengan
menggunakan Aldrete score
● Setelah diobservasi ± 10 - 15 menit di RR ( Recovery Room) petugas RR melakukan
serah terima pasien pada petugas ruangan
● Petugas ruangan membawa kembali pasien dengan menggunakan ambulance

3. Setelah dilakukan ECT, hendaknya dilakukan pemantauan di ruang pemulihan


dengan penilaian aldrette score:
a. Pantau kesadaran, tanda-tanda vital(tekanan darah 20% dari sebelum tindakan),
warna kulit, pergerakan ekstremitas, dan adekuat pernapasan
b. Setelah pulih kembali (nilai aldrete scor ≥8 ) pasien bisa di pindah ke ruang rawat
inap. Di ruang rawat inap biarkan pasien tidur sesaat jika diinginkan ± 1 jam.
c. Berikan makanan ringan/ makan bila pasien tidak pusing dan tidak mual.
d. Libatkan dalam aktivitas sehari-hari seperti biasa, orientasikan sebagaimana diperlukan.

G. Asuhan Keperawatan
⮚ Peran Perawat
Perawat sebelum melakukan terapi ECT, harus mempersiapkan alat dan mengantisipasi
kecemasan klien dengan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Inform Concern
c. Pemeriksaan yang harus dikerjakan sebelum pelaksanaan adalah riwayat
penyakit (pernah atau sedang sakit fisik seperti panas, post stroke) TTV,
Pemeriksaan fisik : EKG, Ro-Thorax, darah rutin, kebersihan jalan nafas
2. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
● Sebelum dilakukan tindakan ECT :
a. Cemas
b. Kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan
● Selama pelaksanaan ECT
a. Inefective breathing pattern
b. Rick for trauma
● Setelah pelaksanaan ECT
a. Risk for trauma
b. Confusion acut
c. Impaired memory
3. Perencanaan dan implementasi
a. Anxiety reduction
b. Environment management

ii
c. Prevention fall
d. Physical restrain
e. Vital sign monitor
f. Seclution
g. O2 therapy, memory training, Reality Orientation Evaluasi
4. Evaluasi
a. Aldrette score ≥8
b. TTV normal
c. Tidak ada keluhan pusing
d. Tidak ada mual muntah

BAB IV
DOKUMENTASI

Adapun dokumen terkait tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien pada
pelaksanaan ECT adalah sebagai berikut:
1. Formulir tindakan ECT
2. Formulir informed consent tindakan ECT
3. Formulir informed concent anestesi
4. Buku catatan pasien ECT
5. Formulir catatan terintegrasi
6. Kertas output mesin EC
7. Formulir serah terima pasien ECT

ii
BAB V
PENUTUP

Buku panduan panduan memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan
dalam memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar di RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat dan tetap terbuka untuk dievaluasi
dan disempurnakan dari waktu kewaktu guna perbaikan yang lebih optimal.

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai