Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL KEGIATAN

PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING & KEWIRAUSAHAAN

Untuk memenuhi program SMK CENTER OF EXCELLENCE (COE)

Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan

Direktorat Jenderal Vokasi, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan

Disusun oleh :
TIM COE SMKN 1 Bagor

Program Keahlian Multimedia

SMK Negeri 1 Bagor

Jalan Raya Gandu – Kec. Bagor, Kab. Nganjuk

Oktober, 2020
A. Pendahuluan
Sejalan dengan pertumbuhan dunia usaha dan industri di Indonesia, permintaan tenaga
terampil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi semakin meningkat. Oleh
karena itu, SMK perlu membekali peserta didiknya dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan dunia usaha dan industri. Ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia makin menegaskan bahwa SMK harus
semakin lebih mendekatkan diri dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu upaya yang harus
dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program keahlian yang sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha dan industri agar penyelenggaraan pendidikan di SMK menjadi efektif.
Percepatan peningkatan pembangunan nasional terkait erat dengan kualitas sumber
daya manusia. Pemerintah telah berupaya mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia melalui sektor pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non
formal. Tujuan penting pengembangan program pendidikan SMK adalah menyiapkan sumber
daya manusia yang siap memasuki dunia kerja, memiliki kepemimpinan yang tinggi, disiplin,
profesional, handal di bidangnya dan produktif. Idealnya Guru SMK menyiapkan dirinya
untuk siap menjadikan tamatan SMK sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang siap terjun
ke dunia usaha maupun dunia industri (IDUKA).
Tantangan SMK saat ini antara lain adalah masih lemahnya kerjasama sinergitas antara
SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (IDUKA) keterbatasan kualitas yang meliputi
keterampilan lulusan lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh dunia kerja kuantitas yang
meliputi jumlah lulusan lebih banyak dari kesempatan kerja yang ada , etidaksesuaian gaji
yang ditawarkan dengan beban kerja dan estimasi biaya hidup calon pekerja, peralatan,
rendahnya biaya praktik, dan lingkungan belajar yang belum sesuai dengan lingkungan
IDUKA. Tantangan lainnya yang dihadapi SMK adalah menghadapi keterbukaan ekonomi,
sosial dan budaya antar negara secara global, khususnya dalam menghadapi penerapan
Masyarakat Ekonomi Asean(MEA) dan kebutuhan industri 4.0.
Untuk menghadapi penerapan Masyarakat Ekonomi Asean(MEA) dan kebutuhan
industri 4.0 tersebut, pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
membuat kebijakan Merdeka Belajar yang meliputi penyelarasan kembali kurikulum
pendidikan sesuai tuntutan perubahan teknologi dan kompetensi di industry, Pengembangan
kurikulum yang lebih fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan Revolusi Industri 4.0 melalui
revitalisasi SMK menjadi pusat keunggulan (center of excellence).
SMK Negeri 1 Bagor melalui program keahlian Multimedia adalah salah satu SMK
yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk mengembangkan program
COE (center of excellence) dan memiliki 11 program kerja,salah satunya dalah program
pembelajaran based learning dan kewirausahaan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter
6. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
7. Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementrian
pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024
8. Nota Kesepahaman 5 Kementrian Antara Kementerian Perindustrian,
9. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi, Kementerian Ketenagakerjaan, Dan Kementerian Badan Usaha
Milik Negara Nomor 668/M-IND/11/2016, Nomor : 125/XI/NK/2016,
Nomor :17/M/NK/2016, Nomor : 5/NK/MCN/XI/2016, Nomor :
MOU-04/MBU/11/2016 Tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan Dan
Vokasi Berbasis Kompetensi Yang Unk And Match Dengan Industri

C. Maksud dan Tujuan

Maksud :
Program pembelajaran based learning dan kewirausahaan adalah proses
pembelajaran yang menyatu pada proses produksi pada semua mata pelajaran, dimana
siswa diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran di
industri.
.
Tujuan :
1. Merancang pembelajaran proporsional antara teori dan praktik di industri
2. Memusatkan perhatian dalam satu proyek dari berbagai kompetensi mata pelajaran
dalam tema yang sama.
3. Menciptakan pembelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Membentuk siswa mampu bekerja terampil di IDUKA
5. Menyiapkan hard and soft skill sesuai tuntutan IDUKA. (Membudayakan budaya
kerja IDUKA, terutama budaya mutu, presisi dan efisiensi serta ekonomis)
6. Memberikan pengalaman bekerja yang berhasil

D. Hasil yang diharapkan


1. Menambah wawasan perbandingan ilmu dan keterampilan sesuai kebutuhan
IDUKA.
2. Mendapatkan masukan (feed-back) dari IDUKA untuk pengembangan sekolah
dimasa yang akan datang
3. Memperoleh dukungan IDUKA untuk meningkatkan relevansi dan efektivitas
program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum dan penyusunan kurikulum,
pelaksanaan pembelajaran, pengembangan teaching factory, serta pemenuhan
sarana dan prasarana pembelajaran kejuruan.
4. Menjadi pusat kolaborasi dan jejaring industri untuk menumbuhkan dan
meningkatkan daya saing ekonomi di era global, pusat keunggulan pendidikan dan
pelatihan skilling, upskilling, dan reskilling untuk menghasilkan SDM yang
berkompeten dan adaptif terhadap perubahan teknologi  yang semakin cepat dan
pusat inovasi produk dan inkubator wirausaha untuk menumbuhkan
kewirausahaan berbasis teknologi start-up di kalangan generasi muda.
5. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
industri secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya
industri sebagai salah satu bentuk implementasi Peraturan Presiden Nomor 87
Tahun 2017 tentang Peningkatan Pendidikan Karakter.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Based Learning

Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi
mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan
dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari
kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).

Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,


artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa
tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui
model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari
dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based learning ini menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran
tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah.

Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah kegiatan interaksi
antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan”. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah,
sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual
sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran
yang menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

Berdasarkan uraian mengenai PBL di atas, dapat disimpulkan


bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata
(real world) untuk memulai pembelajran. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Dengan demikian untuk memeahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui


bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk memecahkan
masalah yang diberikan.
a. Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)

1. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


menjelaskan perlengkapan penting yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

2. Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan


dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

b. Tujuan Model Problem Based Learning

Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari
pembelajaran problem based learning, yaitu:

1. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.

2. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku


pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.

3. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka


memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.

4. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang
sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.

5. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik
untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran


dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan yang lainnya
yakni mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu
sangat diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik
masalah yang sedang terjadi maupun yang belum terjadi untuk dipecahkan alternatif dan
solusinya

a. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Problem Based Learning (PBL)

1. Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)


Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based
learning ini, yaitu:

a. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut.

b. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir


siswa yang lebih tinggi.

c. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata  yang dimiliki oleh siswa sehingga


pembelajaran lebih bermakna.

d. Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang


diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.

e. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.

f. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap


pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan.
Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan
kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.

1. Kekurangan model Problem Based Learning (PBL)

Selain memiliki kelebihan, problem based learning (PBL) juga memiliki kekurangan
diantaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang kompleks, sulitnya
mencari permasalahan yang relevan, sering terjadi mis konsepsi, dan memerlukan waktu
yang cukup panjang (Endriani, 2011)

B. Alur Problem Based Learning (PBL)


BAB III
RENCANA PELAKSANAAN

A. Rencana Pelaksanaan
1. Waktu dan tempat :
Hari: Sabtu
Tanggal :
Waktu : 07.00 WIB s/d Selesai
Tempat : SMKN 1 Bagor
2. Nama Kegiatan : Penyelarasan Kurikulum 
3. Jumlah Peserta : 11 Orang
4. Pelaksana dan Penanggung Jawab
a. Pelaksana :
 Ketua Pelaksana : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
b. Penanggung Jawab :
 Kepala Sekolah
 Ketua Umum COE

BAB IV
PENUTUP

A. SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung : R.A Iwan Tresnawan, S.Pd, M.Si


Penanggung Jawab : Tri Angga Mario Nani, S.Kom
Ketua Pelaksana : Endah Sulistyowati, S.Kom
Sekertaris : Rizky Firdausi, S.Pd
Bendahara : Wilis Dwi Probowati, S.Pd
Konsumsi : Yenika Sintiya
Koordinator PTK SMK COE : Nurokhman, S.Kom
Anggota PTK SMK COE : Agung Siddiq Pramono S.Kom

B. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Jumlah Jumlah Biaya
No. Pelaksana Kegiatan Rincian
Orang (Rp)

1. Konsumsi dan Coffe break 20 30.000 600.000

2. Honorarium panitia 1 Paket 1 Paket 4.000.000

Transport undangan (IDUKA


3. dan Ppengawas) 1 Paket 1 Paket 2.000.000

4. Kertas F4 1 60.000 60.000


5. Banner 1 100.000 100.000
Total Anggaran 6.760.000

C. JADWAL KEGIATAN
PENANGGUNG
NO TANGGAL/HARI WAKTU KEGIATAN
JAWAB

 Sambutan
08.00 – 15.00  Analisis KD sesuai PTK SMK COE
1 Hari ke - 1
WIB PBL setiap mapel
yang terkait

 Analisis KD sesuai
08.00 – 15.00 PBL setiap mapel
2. Hari ke-2
WIB yang terkait PTK SMK COE
 Penutup

Demikian proposal ini kami susun dan diajukan dengan harapan mendapat bantuan dan
dukungan dari Bapak selaku Kepala SMK Negeri 1 Bagor, baik materil maupun imateril.
Kami selaku panitia akan berusaha menyelenggarakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya
hingga mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Dan semoga bantuan yang Bapak berikan
dapat kami gunakan dengan sebaik-baiknya dan tepat sasaran serta diridhoi oleh Allah SWT,
Amin.
Atas perhatian dan bantuannya kami haturkan terima kasih.

Nganjuk, Oktober 2020


Ketua Umum Ketua Pelaksana
TIM SMK COE

Tri Angga Mario Nani, S.Kom Endah Sulistyowati, S.Kom


NIP. - NIP. 19690320 200801 1 005

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Bagor

R.A. Iwan Tresnawan, S.Pd, M.Si


Pembina Tingkat I
NIP. 19630320 198610 1 004

Anda mungkin juga menyukai