0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Tari dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan genre/alirannya: tari tradisional yang diturunkan secara turun temurun, tari kreasi baru yang dikembangkan oleh penata tari, dan tari kontemporer yang menggunakan gerakan simbolik dan irama unik untuk menyampaikan pesan.
Tari dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan genre/alirannya: tari tradisional yang diturunkan secara turun temurun, tari kreasi baru yang dikembangkan oleh penata tari, dan tari kontemporer yang menggunakan gerakan simbolik dan irama unik untuk menyampaikan pesan.
Tari dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan genre/alirannya: tari tradisional yang diturunkan secara turun temurun, tari kreasi baru yang dikembangkan oleh penata tari, dan tari kontemporer yang menggunakan gerakan simbolik dan irama unik untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan genre atau alirannya, seni tari terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Tari Tradisional Tarian ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman dahulu yang kemudian dilestarikan dan menjadi bagian dari kebudayaan daerah. Di dalam tarian ini terdapat nilai, filosofi, simbol dan unsur religius. Tari Tradisional biasanya tidak pernah berubah dari masa ke masa, baik dari segi irama pengiringan, formasi gerakan, kostum maupun riasan yang dipakai. Tari tradisional tidak hanya berfungsi sebagai hiburan serta sarana komunikasi, melainkan sebagai upacara ritual adat, penobatan, kematian, dan acara penting lainnya. Tari Tradisional ini dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu tari tradisional klasik dan kerakyatan. Tari Tradisional klasik adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan istana atau keraton. Tarian ini tidak bisa diubah atau diganti gerakannya. Ciri-ciri dari tarian ini adalah berwibawa atau anggun dengan kostum yang mewah. Biasanya tarian ini digunakan dalam upacara adat atau penyambutan tamu. Contoh tari ini adalah Tari Sang Hyang dari Bali dan Tari Bedhaya Srimpi dari Jawa Tengah. Tari Tradisional Kerakyatan adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan rakyat biasa. Gerakan dalam tarian ini tidak terlalu baku atau dapat diubah. Gerakan dan kostum yang digunakan dalam tarian ini juga tergolong sederhana. Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Lilin dari Sumatera Barat dan Tari Jaipong dari Jawa Barat.
2. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah tarian yang dikembangkan oleh seorang penata tari atau koreografer. Tarian ini bersifat bebas namun gerakan yang ditampilkan tetap indah dan elastis. Kostum dalam tarian ini sangat beragam karena disesuaikan dengan tema yang akan dibawakan. Tari rekaan/kreasi baru memiliki banyak fungsi, satu di antara fungsi utama yakni digunakan sebagai pertunjukan dan hiburan. Untuk itu, tarian ini selain disusun dengan baik, juga dipersiapkan dengan baik melalui latihan-latihan panjang dan serius.Selain itu tari rekaan/kreasi baru digunakan sebagai media ekspresi diri. Ibarat penulis yang mengekspresikan perasaan dan dirinya lewat tulisan, para penari juga menuangkan perasaan dan dirinya melalui gerakan-gerakan tarian. Tarian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan non tradisi. Tari Kreasi Baru Pola Tradisi. Tarian ini menggunakan unsur tradisional dalam kreasinya. Baik dari irama/musik, gerakan maupun kostumnya. Tari Kreasi Baru Non Tradisional adalah tarian yang sama sekali tidak menggunakan unsur tradisional, baik dari irama, gerakan atau kostumnya. Tarian ini dikenal dengan Tari Modern. 3. Tari Kontemporer Tari kontemporer adalah tarian yang menggunakan gerakan unik dan simbolik yang mengandung sebuah pesan didalamnya. Irama yang digunakan dalam tarian ini juga unik, mulai dari irama sederhana sampai dengan musik flutyloops yang berasal dari teknologi musik modern. Fungsi Tari Kontemporer itu sendiri, terbagi menjadi beberapa bidang dengan fungsinya masing-masing, antara lain yakni Bidang Pendidikan : Saat ini, banyak ditemukan pembelajaran mengenai tarian kontemporer di sekolah-sekolah, itu artinya keberadaannya telah memasuki ranah pendidikan. Bidang Komunikasi : Kemajuan teknologi juga mendorong majunya pola pikir para seniman, sehingga implementasi tarian kontemporer dijadikan juga sebagai pesan, kritik sosial, kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Bidang Hiburan : Tentunya, kerinduan dari suatu karya seni akan diaplikasikan sebagai hiburan dan rekreasi, mulai dari pementasan seni, perayaan hari-hari besar hingga upacara adat. Bidang Aristik : Juga difungsikan sebagai media pengekspresian para seniman. Misalnya tidak bisa dinikmati oleh penonton, dan hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya saja.