Anda di halaman 1dari 5

TOLAK ANGIN

SIDOMUNCUL
Aprilia Agustin
Cornelia Isabella
Lena Zahra Fauziah
Talia Puspayindra
Tresa Andriani
Vilony Natalia Nayar

SEJARAH SIDOMUNCUL

Mengawali usaha sebagai pemilik pemerah susu


terbesar bernama Melkrey di Ambarawa,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, di sinilah
titik awal perjalanan usaha pasangan suami istri
Bapak Siem Thiam Hie (28 Januari 1897 – 12 April
1976) dan Ibu Rakhmat Sulistio (13 Agustus 1897 –
merintis
14 Februari 1983) dimulai. Pada 1930, pasangan ini
bisnis

bersama

ayank merintis toko roti dengan nama Roti Muncul.


Pada tahun yang sama, Ibu Rakhmat Sulistio
mulai meracik jamu masuk angin yang kini
dikenal dengan nama Tolak Angin.

1935
Berbekal kemahiran Ibu Rakhmat (Go Djing Nio)
dalam mengolah jamu dan rempah-rempah,
pasangan ini memutuskan membuka usaha
jamu di Yogyakarta.

1940
Tolak Angin dalam bentuk godokan mulai
dipasarkan
1951
Mendirikan perusahaan sederhana dengan nama Sido
Muncul yang berarti “Impian yang Terwujud” di Jalan Mlaten
Trenggulun, Semarang.

1975
Dibentuklah Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul (sebelumnya berbentuk CV
pada tahun 1970).

1997
Sido Muncul membangun pabrik jamu modern dengan luas
30 hektar di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran.
Pembangunan pabrik ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 21
Agustus 1997.

2000
Sido Muncul meresmikan pabrik baru pada 11 November
2000. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Dr. dr. Achmad
Sujudi MHA. Pada saat bersamaan, Sido Muncul menerima
dua sertifikat yang setara dengan farmasi, yaitu Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

2004
Memproduksi lebih dari 250 jenis produk. Produk
unggulan kami adalah Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku
Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul,
Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit, dan
Kunyit Asam.

2013
Sido Muncul memiliki 109 distributor di seluruh
Indonesia. Berbagai produk unggulan Sido Muncul juga
telah di ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara. Pada
18 Desember 2013, Sido Muncul secara resmi tercatat di
Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten “SIDO”.

2019
Sido Muncul memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama
Indonesia untuk 274 produk. Sertifikat yang diterima pada 6
Maret 2019 ini terbagi dalam empat jenis produk, yaitu Jamu,
Suplemen dan Bahan Suplemen, Minuman dan Bahan
Minuman serta permen.
Sejak berdiri pada 1951,
Sido Muncul tidak pernah

mengubah logonya yaitu

seorang wanita menggendong

anak kecil dipadu dengan alat

pembuat jamu tradisional.

Ternyata sosok yang ada pada logo ibu

bersama anak itu adalah pendiri Sido

Muncul sendiri, yaitu Nyonya Rakhmat

Sulistyo dengan cucu kesayangannya, Irwan

Hidayat. Awalnya Nyonya Rakhmat hendak

memasang foto dirinya dengan sang suami.

Namun dia merasa foto itu justru aneh.

Akhirnya Nyonya Rakhmat memilih foto

berdua dengan Irwan, cucu yang paling

disayanginya itu, sebagai pendamping

dalam foto di logo Sido Muncul.

Aneh bet
Pakai foto

bersama cucu

tersayang azah

Kandungan Tolak Angin Sidomuncul :


1. Foeniculi Fructus (Buah Adas)
2. Caryophylli Folium (Daun Cengkeh)
3. Zingiberis Rhizoma (Jahe)
4. Daun Mint
Yank,
5. Madu mau angin

kah?

G, mksh
Agar produk yang dihasilkan

perusahaan dapat dikenal oleh

masyarakat dan menciptakan

kebutuhan baru, maka salah

satunya dapat ditunjang dengan

desain kemasan yang menarik

karena kemasan adalah hal yang

paling tampak dari suatu produk

dan merupakan persepsi awal


konsumen terhadap daya tarik

suatu produk.

Analisis Desain Kemasan Tolak Angin

Desain kemasan pada tolak angin + madu mengggunakan warna kuning


untuk background, dimana warna kuning ini memberikan kesan hangat.
Jadi pemilihan warna kuning sebagai background mewakili arti dari
obat herbal tersebut dimana jika diminum memberikan kehangatan
pada tubuh.

Untuk warna pada tipografi yang utama menggunakan warna merah


untuk mempertegas nama dari brand Tolak Angin. Ilustrasi yang
terdapat pada kemasan yaitu “tolak angin + madu” mengilustrasikan
bahan dasar pembuatan jamu tolak angin, dalam ilustrasinya terdapat
beberapa rempah rempah atau bisa dibilang menggunakan bahan
alamiah. Ilustrasi ini mempertegaskan jika obat tersebut atau bisa
dikatakan sebagai jamu, terbuat dari bahan alami tanpa menggunakan
bahan kimia.

Unsur warna merah, kuning dan hijau yang digunakan pada kemasan ini
menimbulkan kesan harmonis.

Desain pada bagian atas terdapat logo dari pembuat obat herbal,
dimana terdapat “tahun 1951” yang bertujuan untuk menegaskan bahwa
berdirinya produsen obat tersebut sudah sangat lama sejak tahun 1951
dan hingga sekarang masih terkenal di dunia obat herbal atau bisa
dikatakan jamu asli dari Indonesia.

Desain pada bagian kanan bawah terdapat bendera merah putih dan
tulisan produk Indonesia. Dalam hal ini bertujuan untuk menegaskan
jika produk ini asli buatan anak bangsa Indonesia, dan produk ini sudah
beredar di beberapa negara tetangga dan negara maju.

Jadi warga Indonesiaharus bangga dengan produk obat herbal asli


Indonesia yang sudah dipasarkan di beberapa negara atau sudah
mendunia.
DAFTAR PUSTAKA

Faisal MA. 2019. Kajian Desain Kemasan Tolak Angin dan

Antangin. IKONIK : Jurnal Seni dan Desain, Vol. 1, No.1, Juli 2019,

51-60
Dinar. 2021. https://m.dream.co.id/dinar/terungkap-sosok-wanita-

dan-anak-kecil-di-logo-sido-muncul-211127h.html
Tolak angin. [diakses 20 Februari 2022]

https://www.sidomuncul.co.id/id/product/tolak_angin.html
Sidomuncul. Perjalanan Panjang Dari Segelas Jamu.2022.[Akses

20 Februari 2022] diakses dari

https://www.sidomuncul.co.id/id/history.html

Anda mungkin juga menyukai