PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih
dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life‟
merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen
makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan
yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi
demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry
Nestlé, seorang ahli gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry
Nestlé adalah banyaknya bayi yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai
satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih
lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri dirinya untuk menyelamatkan bayi
prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu kerumahnya dan memberikan
makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi tersebut pun berangsur
pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan langsung tersebar
luas.
“Ferine Lactee Nestlé‟ mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan
penambah gizi yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé
menjadi perusahaan produsen makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Henry Nestlé memanfaatkan nama keluarganya ‘Nestlé’, yang dalam bahasa Jerman
Swiss berarti sarang burung kecil (little nest), menjadi logo perusahaannya. Logo
tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang, kekeluargaan dan pengasuhan.
Henry Nestlé bukan saja melahirkan makanan bayi yang bermutu, namun juga
menjadi orang Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan
pentingnya citra merek dan perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang
bersama induknya dengan penuh kasih sayang memberi makanan kepada anakanya,
1
citra Nestlé langsung dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan makanan
bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada tahun 1868 dan langsung
diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang, logo ini tetap
digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.
Pada tahun 1910 susu „Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui
distributor yang ada di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965
pemerintah membuka kesempatan berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini
mendorong Nestlé dan para mitranya untuk membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal
29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey, Swiss bersama mitra lokalnya
mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Waru, Jawa
Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1973
yang menghasilkan susu Tjap Nona.
Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi
tersebut merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam
membina petani sapi perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia
mendirikan pabrik baru. Pabrik ini didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta diresmikan oleh Presiden RI (pada
saat itu) Soeharto, pada Juni 1988.
Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood
Jaya Raya) yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi
instan “Nescafé‟. Selain pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga
memproduksi mixes coffee dalam berbagai aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai
memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun kemudian produksi kopi
instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001 sebagian proses
pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé
Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.
Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris
sehingga membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang
kembang gula. Pabrik PT Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan
Nestlé mengambil alih PT Multi Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa,
2
Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990
diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. Pada tahun 1992, dalam rangka
memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan memproduksi
permen dengan merek dagang “Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti nama
menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi “Nestea
Powder‟ pada tahun 1997.
Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga
memiliki sebuah pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999
dilakukan penggabungan manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan
pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999, PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean
Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang kedua pada akhir tahun 2000 PT
Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi Sakti, kemudian berubah
menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada akhir tahun 2001
PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung
dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung
dengan pabrik Kejayan.
PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan
perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan
berlangsung pada 1 April 2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK
melakukan kerjasama dalam bentuk joint venture. Perusahaan ini diberi nama PT
Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan ini menghasilkan produk-
produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak tanggal 29
Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT
Nestlé Indonesia.
Sebagaimana tertulis pada www.sahabatnestle.co.id (2003), produk-produk
Nestle telah beredar di Bumi Nusantara sejak akhir abad ke-19, dimana salah satunya
ialah susu kental manis yang dikenal dengan sebutan “Tjap Nona” (sekarang Nestle
Milkmaid). Kantor pusat Nestle di Swiss, Nestle S.A., bersama sejumlah mitra lokal
mendirikan anak perusahaan di Indonesia pada bulan maret 1971.Saat ini PT. Nestle
3
Indonesia mengoperasikan tiga pabrik yang berlokasi di daerah Tanggerang (Banten),
Panjang (Lampung), dan Kejayaan (Jawa Timur).
B. Rumusan Masalah
1. Produk apa saja yang telah di buat oleh PT Nestle?
2. Bagaimana sejarah singkat PT Nestle Indonesia?
3. Dimanakah lokasi perusahaan PT Nestle Indonesia?
4. Bagaimana struktur organisasi PT Nestle?
5. Bagaimana visi dan misi PT Nestle Indonesia ?
6. Apa tujuan dari PT Nestle Indonesia?
7. Bagaimana Strategi Penetrasi Pasar PT Nestle?
8. Bagaimana strategi pengembangan pasar PT Nestle?
9. Bagaimana pengembangan produk PT Nestle?
10. Bagaimana analisis SWOT PT Nestle Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis disini untuk mengetahui produk PT Nestle, sejarah PT Nestle,
lokasi PT Nestle, struktur dan visi misi PT Nestle, tujuan PT Nestle, strategi-strategi PT
Nestle, pengembangan produk PT Nestle dan analisis SWOT PT Nestle.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produk-produk PT Nestle
Sebagaimana tertulis pada www.sahabatnestle.co.id (2003), berikut ini
menampilkan beberapa merek produk Nestle yang dipasarkan di Indonesia, yaitu:
a) Susu Bubuk Nestle Dancow
b) Kopi Instan Nescafe
c) Nestle Bubur Bayi Cerelac
d) Susu Bubuk Nestle Milo, dan lain-lain
B. Sejarah singkat PT Nestle Indonesia
Waktu Perkembangan
5
berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan
distributor tunggal.
6
D. Struktur organisasi PT Nestle
PT Nestlé Indonesia merupakan badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang
merupakan bentuk perusahaan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal
usaha terbagi atas saham-saham. Anggotanya memiliki hak suara penuh dalam rapat
anggota, sehingga pemegang saham atau anggota turut menentukan jalannya
perusahaan tersebut.
Struktur organisasi yang berlaku di PT Nestlé Indonesia meliputi dua bagian,
yaitu struktur organisasi di kantor pusat dan struktur organisasi di setiap pabrik.
Pemegang jabatan tertinggi di PT Nestlé Indonesia adalah seorang Presiden Direktur
yang mengepalai Divisi Teknikal, Divisi Keuangan, Divisi Supply Chain, Divisi
Sumber Daya Manusia, Divisi Legal and Corporate Affairs, Divisi Penjualan, Divisi
Infant Nutrition, Divisi Dairy Products, Divisi Coffee and PPP (Popularly Position
Products), Divisi Confectionery, Divisi Nestlé Profesional, Divisi Liquid Products,
Divisi Pelayanan Penjualan, serta Divisi Global. Presiden direktur bersama masing –
masing pimpinan divisi disebut sebagai Management Committee (Macom).
Visi perusahaan:
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di
Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat.
Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia adalah:
1) Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang
terkemuka serta terpandang di Indonesia.
2) Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan
modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan
kualitas kehidupan konsumen.
3) Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain
visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu
“Passion for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu
berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya.
7
Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas
dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Misi perusahaan :
8
F. Tujuan PT Nestle Indonesia
Pengertian Tujuan Menurut Ansoff adalah aturan keputusan yang
memungkinkan manajemen untuk mengarahkan atau memedomani dan mengukur
prestasi kearah tujuan. Tujuan dapat pula didefinisikan sebagai suatu pengukur proses
pengubahan sumber.
Tujuan adalah mempunyai arti lebih spesifik ,merupakan pernyataan tentang
apa yang ingin di capai organisasi dalam jangka waktu tertentu ,dapat ditentukan dasar
pengukur untuk menilai pencapaian tujuan tujuan di gunakan untuk proses
pengendalian manajemen.
Contoh Tujuan Nestle Nestle berkeinginan kuat untuk memberikan produk-
produk yang sehat bagi masyarakat luas di seluruh dunia sehingga orang-orang di
seluruh dunia dapat terjamin kesehatan nya dengan hadir nya produk-produk Nestle
yang terjamin kualitasnya. Selain itu Nestle mempunyai tujuan seperti kebanyakan
perusahaan lainnya yaitu ingin dapat bersaing dengan perusahaan lain nya dengan
persaingan yang sehat dan dapat menguasai pasar dunia. Sekarang tujuan dari
perusahaan Nestle untuk menguasai pasar dunia secara sehat sudah hampir terwujud
dengan menggunakan strategi pasar yang bagus serta kerja keras Nestle semakin kuat
dan berkembang dengan pesat.
9
Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting dilakukan mengingat Susu bayi
dan biskuit bayi merupakan produk yang memiliki banyak saingan.Promosi bisa
dilakukan melalui menjadi media partner acara-acara anak-anak yang kemudian
memperkenalkan keunggulan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Promosi
yang dilakukan selama ini lebih sudah cukup baik menggunakan segala jenis media
seperti media televisi, off air dan media cetak, namun seiring berjalannya waktu
persaingan semakin banyak maka perlu teknis promosi yang jauh lebih menarik dan
meyakinkan konsumen.
10
J. Hubungan industry Nestle dan Masyarakat
Terjadinya limbah adalah sebuah proses yang tidak bisa dilepaskan dari
kegiatan produksi produk-produk makanan salah satunya PT Nestle yang memproduksi
makanan/minuman berupa susu. Demi menjaga lingkungan, PT Nestle menjalankan
fasilitas pengolahan air limbah atau Waste Water Treatment Plant (WWTP). Efek dari
fasilitas ini PT Nestle menghasilkan sekitar 1.300 meter kubik air bersih. Secara
berkala kualitas air bersih ini di pantau denganketat dan pengambilan sample, berkerja
11
dengan masyarakat sekita dan para petani di Tanggulangin, Kejayan Pasuruan, PT
Nestle membangun saluran air sepanjang 1,2 kilometer untuk irigasi persawahan,
kurang lebih 24 hektar sawah telah memperoleh pasokan air dari saluran ini. Proses ini
memberi efek positif pada lingkungan dan juga masyarakat karena tidak
menggantungkan lagi pada air sumur untuk kepentingan irigasi mereka.
12
dua tahun peluncuran produk di Jerman, mereka telah mendapatkan pasar sebanyak
60%. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa produk mereka yang berbeda, dan
masyarakat Jerman menyukai rasanya. Kesempatan lain LC1 adalah karena mereka
merupakan pemimpin pasar disana sehingga mereka dapat lebih memperkenalkan
produk-produknya yang berbasis kesehatan dan sesuai dengan selera konsumen.
2) Menyediakan makanan yang bebas dari bahan alergen, seperti bebas gluten dan
bebas kacang.
3) Mereka mengeluarkan premi baru yang mengandung coklat kakao lebih tinggi dan
diberi nama Nestle Treasures Gold, dalam rangka untuk menambah keuntungan
pada saat ”resesi ekonomi” di mana konsumen memotong kembali barang-barang
mewah mereka, tapi memanjakan diri dengan permen dan cokelat secara teratur.
Orang amerika ingin cokelat yang mewah, dan coklat kualitas tinggi mereka
merupakan produk yang dapat bertahan pada kondisi resesi (sejauh ini), karena
dipasarkan dengan harga yang terjangkau.
4) Membuka Nestlé Café di kota-kota besar untuk menyediakan produk Nestlé secara
khusus dan menjangkau seluruh pasar.
5) Namun kesempatan lain yang mereka bagikan dengan Nestle adalah bahwa pasar
makanan berbasis kesehatan dan gizi tengah membludak. Secara terus-menerus
meluncurkan dan memasarkan produk baru di pasar-pasar dan mereka akan terus
melakukannya karena pasar terus memberikan keuntungan bagi mereka.
6) Kekuatan lain yang General Mills adalah kenyataan bahwa konsumen hanya tahu
Yoplait menyehatkan. Yoplait adalah satu-satunya merek terkemuka yoghurt untuk
menawarkan vitamin D dan vitamin ini sangat penting bagi wanita dewasa
(Yoplait.com) Ini bukan hanya sebuah kebetulan bahwa Yoplait memiliki vitamin
D, tetapi bahan vitamin tersebut telah sengaja ditambahkan untuk menarik minat
konsumen wanita.
13
Threat:
Pada Februari 2007 banyak pihak menggembar-gemborkan aksi boikot
terhadap perusahaan makanan nestle. Karena diperkirakan 1,5 juta anak di Negara
berkembang meninggal setiap tahunnya disebabkan kekurangan asupan asi. Disinyalir
bahwa nestle adalah salah satu produsen yang melakukan pelanggaran persyaratan
pemasaran makanan bayi yang dikeluarkan oleh Word Health Assembly.
1) Sebuah ancaman bagi Nestle adalah kenyataan bahwa beberapa pasar yang mereka
masuki sudah matang. Danone telah lebih dulu mendapatkan posisi sebagai
pemimpin pasar untuk yoghurt di Perancis. Sejak danone menjadi yang pertama kali
tiba di pasar, mereka selalu menjadi pemimpin pasar disana. Meskipun konsumen
di Perancis menyukai rasa LC-1, Namun para peneliti meyakini bahwa mereka tidak
membeli kembali yoghurt karena mereka lebih suka rasa produk Danone yang lebih
baik. Ancaman lain terhadap Nestle adalah bahwa ada persaingan yang ketat di pasar
yoghurt di Amerika Serikat. General Mills divisi Yoplait adalah pemimpin di pasar
yoghurt di Amerika Serikat. Yoplait telah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun
dan terus berinovasi produk-produk kesehatan yang baru.
2) General Mills telah menjadi pesaing kuat Nestle dan mereka tidak kurang
pengalaman dan kekuatan. Salah satu kekuatan yang mereka miliki adalah
pengakuan merek mereka oleh konsumen. Salah satu dari tujuan utama mereka
adalah untuk memberikan produk yang konsumen percayai dan bernilai, dan
ternyata mereka berhasil. Kekuatan lain yang mereka miliki adalah distribusi
mereka. Yoplait didistribusikan ke toko-toko di Amerika Serikat dengan jumlah
yang lebih banyak daripada yoghurt merek lain. Ini merupakan salah satu alasan
mengapa mereka telah menjadi pemimpin pasar yogurt untuk waktu begitu lama.
3) Ancaman utama yang menantang General Mills adalah bahwa ada persaingan yang
ketat antara pemain kelas atas di pasar yogurt dan hal sejenis. Gizi dan kesehatan
menjadi begitu penting bagi konsumen di Amerika Serikat, dan di seluruh dunia.
Seiring dengan meningkatnya persaingan ini untuk mendapatkan pangsa pasar.
Pasokan sederhana dan teori permintaan yang lazim di pasar-pasar. Ancaman lain
14
yang dimiliki oleh General Mills adalah bahwa perusahaan-perusahaan kecil yang
memproduksi produk serupa dengan manfaat gizi yang sama ataupun lebih dari itu.
4) General Mills juga memiliki beberapa kelemahan. Mereka menyatakan bahwa
mereka adalah pemimpin pasar di Amerika Serikat mungkin menghalangi mereka
untuk berinovasi. Mereka telah memproduksi yoghurt Yoplait selama bertahun-
tahun, dan telah menawarkan serangkaian produk baru dalam beberapa tahun
terakhir di departemen gizi. Bagaimanapun sebagian besar produk ini, sudah sangat
umum, dan secara luas ditawarkan di Amerika Serikat. Makanan industri kesehatan
di Amerika Serikat telah berkembang pesat dan General Mills tidak menawarkan
produk yang cukup dalam ligkup pasar yang lebih kecil. Mereka tidak masuk ke
wilayah yang tidak banyak diketahui karena keberhasilan mereka di pasar yogurt.
5) Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan makanan Nestle, khususnya e-
coli. Merek adonan kue mereka,Toll House, ditarik dari pasar pada bulan Maret
2009 karena e-coli. Wabah tersebut menyebar di 28 negara bagian dan produk harus
ditarik dari pasaran global. Nestlé belum mengetahui penyebab ini terjadi, dan masih
terus menyelidikinya.
6) Mereka terpengaruh oleh penarikan kembali produk makanan hewan mereka pada
tahun 2007, di mana 95 merek makanan kucing dan anjing yang berbeda ditarik
kembali karena terkontaminasi oleh racun tikus. Juga pada tahun 2007, FDA
menyimpulkan bahwa beberapa makanan hewan peliharaan menyakitkan dan
membunuh kucing dan anjing. FDA menemukan kontaminan dalam protein nabati
yang diimpor ke Amerika Serikat dari China dan digunakan sebagai bahan dalam
makanan hewan peliharaan.
7) Harga bahan cokelat mentah yang melonjak; biaya susu murni naik 50% pada tahun
2008, ini memotong banyak margin keuntungan mereka dan efek ini berdampak
pada konsumen, dengan menyusutkan kemasan dengan cara yang hampir terang-
terangan, namun konsumen membayar dengan harga tetap untuk produk yang
kurang.
8) Mereka memiliki pesaing utama, seperti Hershey, Cadbury-Schweppes (dimiliki
oleh Pepsi), Lindt dan Ghirardelli, Kellogg’s, Pos, Starbucks, Beech-Nut, Quaker,
15
Kraft Foods, Dannon, Del-Monte, IAMS, eath’s best, Heinz, Frito -Lay (dimiliki
oleh Pepsi).
Kekuatan
Faktor strategi Nilai Bobot Rating Skor
Bekermampuan bekerjasama dalam bisnis 4 0,26 4 1,04
Kemampuan dan kepuasan konsumen
4 0,26 3 0,78
dalam kebutuhannya
Mempetahankan kualitas produknya
menghadapi competitor lainnya tapi tetap 4 0,26 4 1,04
menjaga keseimbangan dalam berbisnis
Bermacam-macam variasi diluncurkan
3 0.2 4 0,8
yang membuat Nestle mencapai sukses
15 0,98 15 3,66
Kelemahan
Faktor strategi Nilai Bobot Rating Skor
Kekurangan Nestle dalam segi promosi 3 0,3 -3 -0,9
yang pada tahun 1999 yang membuat
penjualan anjlok
Munculnya produk baru pesaing yang akan 4 0,4 -3 -1,2
bertarung dalam pembagianpasar
Remaja kurang menyukai Nestle dan lebih 3 0,3 -4 -1,2
menyukai brend lain yang menurut mereka
lebih cocok akan jiwa mereka
10 1 -10 -3,3
16
Peluang
Faktor strategi Nilai Bobot Rating Skor
Survey lapangan menjadi cara yang paling 4 0,36 4 1,44
baik untuk mengetahui perubahan yang
akan terjadi
Nestle untuk terus memperbarui produknya 3 0,27 4 1,08
tapi tetap berpegangan pada prinsipnya
dengan mempertahankan keadaan atau
karakter produk asli
Factor brand minded konsumen itu tadi 4 0,36 4 1,44
yang menyebabkan konsumen akan tetap
membeli
11 0,99 12 3,96
Ancaman
Faktor strategi Nilai Bobot Rating Skor
Mengalami pendomplengan nama oleh 4 0,36 -4 -1,44
Danone menyamai brend ini dengan nama
Cit Cat
Banyaknya pesaing dan pendatang baru 3 0,27 -3 -1,81
Loyalitas costumer 4 0,36 -3 -1,08
11 0,99 -10 -4,33
Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal, hasilnya dapat di
rangkum sebagai berikut:
17
(S) perusahaan pelopor (W) Beberapa produk
Faktor Internal
produsen susu formula di tidak di promosikan
dunia dengan baik.
Factor eksternal
(O) Membuka Nestlé Menciptakan varian baru Membuat iklan menarik di
Café di kota-kota besar berupa produk minuman café-café agar produk dapat
atau produk lain untuk di di promosikan dengan baik
jual di cafe
(T) Memiliki pesaing Menambah produk baru Membuat kemasan produk
besar serta menaikan kualitas yang menarik serta
untuk menekan pesaing- menyesuaikan harga dengan
pesaing besarnya kualitas agar bisa menekan
pesaing lain
18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih
dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. PT Nestlé Indonesia juga
semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan
perusahaan lain. Nestle telah beredar di Bumi Nusantara sejak akhir abad ke-19,
dimana salah satunya ialah susu kental manis yang dikenal dengan sebutan “Tjap
Nona” (sekarang Nestle Milkmaid). Kantor pusat Nestle di Swiss, Nestle S.A., bersama
sejumlah mitra lokal mendirikan anak perusahaan di Indonesia pada bulan maret
1971.Saat ini PT. Nestle Indonesia mengoperasikan tiga pabrik yang berlokasi di
daerah Tanggerang (Banten), Panjang (Lampung), dan Kejayaan (Jawa Timur).
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle
http://www.scribd.com/doc/106413261/Tahap-Pengumpulan-Data-SWOT-Dan-
QSPM
http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle/corporatebusinessprinciple
20