Standar Kompetensi:
1. Mengenal Kehidupan Nabi Muhammad SAW di masa kecil
Kompetensi Dasar
1.1. Menyimak peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW
1.2. Menyimak figur ayah dan Ibu Nabi Muhammad SAW
Materi Pembelajaran
A. Keadaan Kota Mekah
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari senin tanggal 12
Rabi'ul Awwal, tahun gajah bertepatan dengan dengan tanggaS 20
April 571 Masehi. Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kampung Bani
Hasyim di kota Mekah dan yang menjadi bidannya adalah Siti Syifa
yaitu sahabat Abdurrahman bin Auf.
Ibunya bernama Aminah binti Wahab dan ayahnya bernama
Abdulloh bin Abdul Muthalib. Ayahnya meninggal tujuh bulan
sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Abdul Muthalib kakeknya
member nama Muhammad nama yang belum pernah ada
sebelumnnya di tanah arab. Muhammad artinya terpuji.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut tahun gajah,
karena pada saat itu kota Mekah diserang oleh pasukan
berkendaraan gajah, dibawah pimpinan Abrahah. Dia adalah salah
seorang gubernur dari kerajaan Nasrani Abesinia (Habsyi) di Yaman.
Mereka bermaksud menghancurkan Ka'bah. Namun ditengah jalan
pasukan mereka diserang oleh gerombolan burung.
Ababil yang diutus Allloh SWT masing-masing burung
membawa tiga buah batu, dua pada kakinya dan satu pada
paruhnya. Dengan demikian hancurlah pasukan Abrahah dan
Ka'bah selamat dari kehancuran.
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan suku Quraisy yang
sangat berpengaruh di kota Mekah. Bahkan diseluruh Jazirah Arab.
silsilah keturunan ayah dan ibunya bertemu pada Kilab bin Murah.
Kedua keluarga kakek dan nenek Nabi Muhammad SAW termamsuk
golongan orang yang dihormati dikalangan kabilah-kabilah arab.
Kakeknya Abdul Muthalib setelah mendengar kelahiran
cucunya, beliau sangat gembira. Lalu beliau membawa cucunya
yang baru lahir itu thawaf keliling Ka'bah, lalu diberi nama
Muhammad artinya orang yang terpuji. Nama tersebut jarang ditemui
pada bangsa arab waktu itu, dan itu merupakan takdir Alloh
sebagaimana tercantum dalam kitab taurat dan injil.
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan suku Quraisy yang
sangat berpengaruh, bukan saja di kota Mekah bahkan diseluruh
Jazirah Arab. Nabi Muhammad SAW disusui ibunya sendiri selama
tiga hari lalu disusukan kepada Tsuwaibah, budak perempuan Abu
Lahab yang sudah dimerdekakan,-
Kemudian Nabi Muhammad SAW diserahkan Ibunya kepada
seorang perempuan yang baik akhlaknya bernama Halimatuz binti
Abi Dzuaib untuk disusui. Halimah adalah istri Harits bin Abdul Uzza
(Abu Kabsyah). la berasal dari Bani Sa'ad kabilah Hawazin terletak
antara Mekah dan Thaif 60 Km sebelah timur kota Mekah
Silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW adalah sebagai
berikut:
Kilab
Qushai Zuhrah
Hasyim Wahab
Abdul Muthalib
Abdulloh Aminah
Muhammad SAW
B. Tanggapan Masyarakat Mekah
Kelahiran Muhammad ditengah-tengah masyarakat Mekah
mendapat perhatian yang luar biasa dari berbagai kalangan. Hal ini
antaralain disebabkan karena Muhammad berasal dari keluarga
yang cukup disegani dan cukup berpengaruh bukan saja di kota
Mekah tetapi diseluruh Jazirah Arab.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut tahun gajah.
Tahun tersebut ditandai dengan datangnya tentara bergajah
dibawah pimpinan Raja Abrahah dengan 60.000 bala tentaranya
untuk menghancurkan Ka'bah. Raja Abrahah berasal dari negeri
Yaman. Dia mempunyai pasukan bergajah yang ditugaskan
menghancurkan Ka'bah.
Pada waktu itu Ka'bah dijaga oleh Kakek Nabi Muhammad
SAW yang bernama Abdul Muthalib. Namun demikian, wlaupun
Ka'bah sudah dijaga oleh Abdul Muthalib dan penduduk Mekah
lainnya, pasukan Abrahah tidak dapat dicegah.
Untuk menjaga keselamatan, Abdul Muthalib dan Penduduk
Mekah lainnya menyingkir sebelum Raja Abrahah datang ke Mekah.
Dalam keadaan pasrah Abdul Muthalib berdo'a kepada Alloh agar
Ka'bah diselamatkan dari tangan-tangan orang yang ingin
menghancurkannya.
Alloh SWT mengabulkan do'a Abdul Muthalib yaitu dengan
mendatangkan pasukan burung ababil yang melemparkan batu-batu
kerikil yang tajam dan beracun. Batu-batu kerikil tersebut mengenai
pasukan Abrahah sehingga mereka mati sebagaimana tercantum
dalam Surat Al-Fil ayat 1-5 yaitu:
Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah Dia telah
menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu
sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang
berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu
(berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka
seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Standar Kompetensi:
1. Mengenal Kehidupan Nabi Muhammad SAW di masa kecil
Kompetensi Dasar
1.3. Menyimak sejarah Nabi Muhammad SAW dalam asuhan ibunya
1.4. Menyimak sejarah Nabi Muhammad SAW dalam asuhan orang
lain
1.5. Menyimak sejarah wafatnya Ibu Kandung Nabi Muhammad SAW
1.6. Menyimak sejarah Nabi Muhammad SAW dalam asuhan kakeknya
Abdul Muthalib
1.7. Menyimak sejarah Nabi Muhammad SAW dalam asuhan
pamannya Abu Thalib
Standar Kompetensi :
1. Mengenal Kehidupan Nabi Muhammad SAW di masa kecil
Kompetensi Dasar :
1.8. Menyimak sosok Nabi Muhammad SAW sebagai penggembala
kambing
1.9. Menyimak perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Syam yang
pertama
1.10. Menyimak perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Syam yang kedua
1.11. Menyebutkan sifat-sifat terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW
di masa kecil
1.12. Menceritakan kejadian-kejadian luar biasa yang dialami Nabi
Muhammad SAW sebagai tanda-tanda kenabian
1.13. Menunjukkan perilaku mencontoh sifat-sifat terpuji yang dimiliki
Nabi Muhammad SAW di masa kecil
A. Menggembala
Sewaktu Nabi Muhammad SAW masih anak-anak, beliau
rajin bekerja dan lebih menyukai pekerjaan menggembala kambing,
karena dengan pekerjaaan itu beliau dapat langsung bergaul dengan
anak-anak yang tergolong miskin yang tidak bias menyobongkan diri
seperti orang-orang jahiliyah yagng gemar membanggakan
kehormatan, kekayaan dan sebagainya.
Ketika beliau menggembala kambing maka hikmahnya
adalah dapat member bimbingan dan latihan jiwa kepada beliau
untuk bersabar, tabah, kasih saying dan menjaga serta menolong
makhluk lemah. Tidaklah mengherankan kalau kambing merupakan
salah satu bentuk pendidikan yang diberikan Allah SWT kepada para
Nabi agar mereka dengan rasa kasih sayang dan cinta kasih dapat
meminpin umat manusia.
Di antara Nabi yang pernah menggembala kambing ialah
Nabi Musa AS, Nabi Daud AS dan lain-lain. Pada waktu usia 12
tahun Abu Thalib mengajak beliau berdagang ke negeri Syam. Nabi
Muhammad SAW memegang baju Abu Thalib seolah-olah ia ingin
diajak. Abu thalib merasa kasihan dan tidak tega meninggalkannnya
di Mekah.
Berangkatlah Abu Thalib dan Nabi Muhammad serta
rombongan para pedagang lainnya. Ketika para pedagang sampai di
kota Bushra, suatu daerah perbatasan ahtara negeri Syam dan
Jazirah Arab. Pendeta Nasrani menghampiri rombongan tersebut
lalu memperhatikan Nabi Muhammad SAW.
Setelah mendapatkan tanda-tanda kenabian pada wajah
Nabi Muhammad seperti tercantum dalam kitab Taurat dan injil,
pendeta Bahira tersebut menasehatkan kepada Abu Thalib segera
kembali ke kota Mekah. Demi keselamatan Nabi Muhammad dan
gangguan pembunuhan orang yahudi dan agar ia menjaganya
dengan baik, karena kelak ia akan menjadi rasul.
Setelah mendengar nasihat pendeta Bahira dan telah
menyelesaikan urusan dagangannya di negeri syam, Abu Thalib
segera kembali ke kota Mekah.
Setelah peristiwa tersebut Abu Thalib menghentikan
kegiatannya untuk berdagang keluar kota Mekah. la merasa cukup
untuk dengan usahanya di negeri sendiri. la tidak mau lagi bepergian
jauh. la tinggal di rumah mengasuh anak-anaknya.
Standar Kompetensi:
Memahami kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW
Kompetensi Dasar :
2.1. Menceritakan proses pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan
Siti Khadijah
2.2. Menceritakan pengorbanan Siti Khadijah dalam mendukung
perjuangan Nabi Muhammad SAW
Standar Kompetensi :
3. Memahami sikap Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa peletakan
Hajar Aswad
4. Memahami kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai Al-Amien
Kompetensi Dasar :
3.1. Menyebutkan sikap Nabi Muhammad SAW pada peristiwa
peletakan Hajar Aswad
4.1. Merryebutkan kepribadian Nabi Muhammad SAW yang bergelar
Al-Amien
4.2. Menyebutkan kebiasaan Nabi Muhammad SAW menjelang
kerasulan
Materi Pembelajaran :
A. Nabi Muhammad SAW Bergelar Al-Amin
Semenjak Kakek Nabi Muhammad SaW meninggal dunia,
kota Mekah mengalami kekacauan dan kemerosotan. Ketertiban kota
Mekah tidak terjaga. Sering terjadi pemerasan, penganiayaan dan
pembunuhan yang dilakukan secara terang-terangan. Jika hal ini
dibiarkan terus berlangsung maka akan merugikan penduduk kota
Mekah itu sendiri.
Melihat keadaan tersebut peminpin Quraisy merasa perlu
untuk menjaga ketentraman dan mengembalikan keadaan kota
Mekah seperti semula. Berkumpulah para peminpin Quraisy untuk
bermusyawarah mengatasi kekacauan yang terjadi di kota Mekah.
Pemuka atau peminpin Quraisy tersebut terdiri dari Bani Hasyim,
Bani Muthalib, Bani As'ad, Bani Zuhrah dan Bani Tamim.
Dalam pertemuan tersebut para peminpin Quraisy
bersumpah tak akan membiarkan orang-orang Mekah teraniaya dan
apabila ada yang teraniaya akan dibela. Halful Fudhul artinya
perjanjian membela kehormatan bersama (kota Mekah). Pada waktu
itu Nabi berperan mewujudkan pertemuan tersebut. Hilful-Fudul
merupakan sebuah lembaga yang bertujuan membantu orang-orang
miskin dan teraniaya. Keadaan di Mekah pada waktu itu memang
sedang tidak kondusif, hai ini karena adanya perselisihan antara
suku Quraisy dengan suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudul inilah sifat-
sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW mulai tampak. Melalui
aktivitasnya dalam lembaga ini, disamping ikut membantu pamannya
berdagang, namanya semakin terkenal sebagai orang yang
terpercaya. Kejujuran yang sudah kental dan melekat erat dalam
jiwa Nabi Muhammad saw akhimya menyebar dengan cepat dari
mulut ke mulut. Dengan kejujuran yang dlmilikinya, Nabi Muhammad
SAW akhirnya mampu memperluas relasi dagangnya. Dan dengan
keujurannya itulah, akhirnya Nabi Muhammad SAW memperoleh
gelar Al-Amin yang artinya orang dapat dipercaya.
Nabi semakin dikenal dikalangan penduduk Mekah terutama
perannnya mendamaikan sengketa yang terjadi antara pemuka
Quraisy dalam membangun kembali Ka'bah.
Pada mulanya mereka nampak bersatu dan bergotong
royong memperbaiki keadaan Ka'bah yang rusak akibat terjadi
banjir besar yang melanda kota Makkah.
Nabi Muhammad beserta masyarakat kota Makkah lainnya
bekerja memperbaiki keadaan Ka'bah. Akan tetapi ketika perbaikan
Ka'bah tersebut sampai pada tahap peletakan batu Hitam (Hajar
Aswad) ke tempat asalnya, terjadilah pertentangan sengit antara
para pemuka Quraisy. Mereka masing-masing merasa berhak dan
berebut kehormatan untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat
Asalnya.
Pertentangan itu dapat teratasi setelah ada usulan dari salah
seorang pemuka Quraisy yang berwibawa di kota Makkah bernama
Abu Umayah bin Mugirah Al-Makhzumi.
Abu Umayah mengusulkan, bahwa untuk menyelesaikan
pertentangan tersebut harus ditunjuk seorang hakim. Menurut Abu
Umayah yang menjadi hakim haruslah orang yang pertama kali
masuk mesjid dari Babu Shafa (pintu Shafa) pada esok harirrya.
Temyata orang yang pertama kali masuk pintu tersebut adalah Nabi
Muhammad yang telah dikenal sebagai orang jujur dan dipercaya.
Mereka akan menerima dan akan melaksanakan keputusan dan
cara yang diambil Nabi Muhammad. Terlebih lagi cara itu mengikut
sertakan semua pemuka Quraisy yang bertentangan tadi.
Nabi Muhammad dengan bijaksana mengikatkan sehelai kain
di tanah dan batu Hitam (Hajar Aswad) tersebut diletakan di
tengahnya. Nabi Muhammad kemudian meminta kepada setiap
pemuka Quraisy yang bertentangan tersebut untuk memegang ujung
kain dan mengangkat Hajar Aswad tersebut secara bersama
ketempat semula. Akhirnya pertentangan itu selesai dengan semua
pemuka Quraisy merasa senang.