Anda di halaman 1dari 112

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Kata Pengantar

engan rahmat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, Alhamdulillah


Laporan Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 dapat
disampaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja ini disusun
sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Menteri Agama Nomor 702
Tahun 2016 tentang Pedoman Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja pada Kementerian Agama.
Laporan kinerja disampaikan kepada Presiden secara terukur sebagai bentuk
akuntabilitas pelaksanaan program dan anggaran Kementerian Agama dalam
mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).
Laporan Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 menjadi bahan evaluasi
pelaksanaan program dan anggaran tahun 2018 dan sebagai pertimbangan dalam
pelaksanaan program dan anggaran tahun 2019 untuk peningkatan kinerja di masa
mendatang.

i
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Daftar Isi
hal
Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................................. ii
Lembar Reviu ......................................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ............................................................................................................................................ iv
Daftar Grafik ........................................................................................................................................... v
Daftar Gambar ....................................................................................................................................... vi
Ikhtisar Eksekutif .................................................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Aspek Strategis .............................................................................................................. 6
C. Permasalahan Utama................................................................................................... 11
D. Sistematika Penyajian .................................................................................................. 15
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................................... 16
A. Langkah Strategis ......................................................................................................... 16
B. Rencana Strategis Kementerian Agama ................................................................. 17
C. Perjanjian Kinerja .......................................................................................................... 27
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................................. 29
A. Capaian Kinerja .............................................................................................................. 29
B. Analisis Capaian Kinerja .............................................................................................. 32
C. Realisasi Anggaran ....................................................................................................... 67
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................. 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
iii
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Daftar Tabel
Tabel 1.1 Kegiatan Prioritas Nasional Kementerian Agama
Tabel 1.2 Program Prioritas Kementerian Agama
Tabel 1.3 Permasalan Utama Kementerian Agama dan Tindak Lanjut
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama
Variabel dan Cara Pengukuran Indikator Kinerja Utama Kementerian
Tabel 2.2
Agama
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018
Tabel 3.1 Kategori Capaian Kinerja
Tabel 3.2 Capaian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018
Tabel 3.3 Capaian IKU Kementerian Agama Tahun 2018
Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis 1 Tahun 2018
Tabel 3.5 Dimensi Pengukuran Indeks Kesalehan Sosial
Tabel 3.6 Trend Capaian Kinerja Indeks Kesalehan Sosial
Tabel 3.7 Capaian Sasaran Strategis 2
Tabel 3.8 Trend Capaian Indeks Kerukunan Umat Beragama atas Target Renstra 2019
Tabel 3.9 Capaian Sasaran Strategis 3
Tabel 3.10 Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan Keagamaan
Tabel 3.11 Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Kitab Suci
Tabel 3.12 Trend Capaian Kinerja Indeks Layanan Keagamaan
Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan KUA
Tabel 3.14 Trend Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Layanan KUA
Tabel 3.15 Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan Jemaah Haji
Tabel 3.16 Trend Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Layanan Haji
Tabel 3.17 Perbandingan Capaian Indikator Indeks Kepuasan Jemaah Haji
Capaian Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji Dalam
Tabel 3.18
Negeri
Tabel 3.19 Indeks Kepuasan Haji Dalam Negeri
Tabel 3.20 Trend Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Jemaah Haji Dalam Negeri
Tabel 3.21 Capaian Sasaran Strategis 4
Tabel 3.22 Tren Capaian APK dan APM
Tabel 3.23 Capaian Sasaran Strategis 6
Tabel 3.24 Tren Capaian Rerata Nilai Ujian Sekolah MTs
Tabel 3.25 Rerata Nilai Ujian Sekolah MA Per Jurusan
Tabel 3.26 Tren Capaian Rerata Nilai Ujian Sekolah MA
Tabel 3.27 Indeks Integritas Siswa per-Provinsi dan per-Dimensi
Tabel 3.28 Realisasi Anggaran Per Program Tahun Anggaran 2018
Tabel 3.29 Perbandingan Realisasi Anggaran Per Program Tahun 2017 dan 2018

iv
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Daftar Grafik
Grafik 1.1 Data Pegawai Berdasarkan Golongan

Grafik 1.2 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Grafik 1.3 Data Pegawai Berdasarkan Jabatan

Grafik 3.1 Hasil Pengukuran Indeks Kesalehan Sosial Per-dimensi

Grafik 3.2 Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 1 Tahun 2018

Grafik 3.3 Rerata Nasional Indeks Kerukunan Provinsi

Grafik 3.4 Indeks Kerukunan Provinsi dibawah Rerata Nasional

Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 2 Tahun 2018 dengan Target


Grafik 3.5
Tahun 2019

Grafik 3.6 Hasil Indeks Kepuasan Layanan KUA Tahun 2018 Per Komponen

Grafik 3.7 Perkembangan Indeks Kepuasan Jemaah Haji

Grafik 3.8 IKJHI Menurut Jenis Pelayanan

Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 3 Tahun 2018 dengan Target


Grafik 3.9
Tahun 2019

Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 3 Tahun 2018 dengan Target


Grafik 3.9
Tahun 2019

Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 5 Tahun 2018 dengan Target Tahun


Grafik 3.10
2018

Grafik 3.11 Persentase Jenis Belanja dan Realisasinya Tahun Anggaran 2018

Grafik 3.12 Perbandingan Realisasi Anggaran 2017 dan 2018 Per Program

v
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Daftar Gambar
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Kementerian Agama

Gambar 3.1 Dialog Lintas Iman

Gambar 3.2 Penyuluhan Agama di Komunitas Pemulung

Gambar 3.3 FKUB Provinsi Papua

Gambar 3.4 Distribusi Kitab Suci

Gambar 3.5 Penandatangan Plakat KUA Kecamatan se-Jatim

Gambar 3.6 Bus Shalawat 2018

Gambar 3.7 Menu Konsumsi Jemaah Haji di Makkah

Gambar 3.8 Makanan katering yang dibagikan ke Jemaah Haji Indonesia bercita
rasa Nusantara

Gambar 3.9 Alur Pendaftaran Haji

Gambar 3.10 Kegiatan Peningkatan Kualitas Madrasah

Gambar 3.11 Menteri Agama Meninjau Pelaksanaan UN 2018

vi
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Ikhtisar Eksekutif

V
isi pemerintah dalam Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019 adalah
“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong”. Sebagai bagian pemerintah,
Kementerian Agama mempunyai tugas yang sangat strategis berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 83 Tahun 2015 sebagai penyelenggara urusan pemerintahan di bidang
agama.

Peran Kementerian Agama juga tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019 untuk mendukung Agenda Prioritas yang
disebut Nawa Cita. Ada 3 (tiga) Agenda Pembangunan Nasional yang menjadi bagian
Kementerian Agama yaitu: (Nawa Cita 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
(Nawa Cita 8) Melakukan revolusi karakter bangsa; dan (Nawa Cita 9) Memperteguh
kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Menteri Agama telah menetapkan visi Kementerian Agama yaitu “Terwujudnya


Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin
Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mendukung pencapaian Agenda Pembangunan
Nasional (Nawa Cita) serta mewujudkan visi dan misi organisasi, Kementerian Keuangan
telah menyusun kegiatan prioritas untuk mencapai agenda prioritas Nawa Cita dan
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agama Nomor 39 Tahun 2015 yang telah dirubah
menjadi Keputusan Kementeria Agama Nomor 808 Tahun 2017.Tentang Rencana Strategis
Kementerian Agama Tahun 2015-2019.

Renstra memuat 5 (lima) tujuan Kementerian Agama yang terbagi ke dalam


Bidang Agama yaitu (1) Meningkatnya kualitas kehidupan umat beragama (2)
Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar umat beragama (3) Meningkatnya
kualitas pelayanan kehidupan beragama; (4) Meningkatnya akses layanan pendidikan;
(5) Meningkatnya mutu pendidikan Agama dan Keagamaan

IKHTISAR EKSEKUTIF vii


LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

.Adapun Bidang Pendidikan yaitu: (1) APK RA/Pratama Widya Pasraman; (2) APK
MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman; (3) APK MTs/Wustha/SMPTK/Madya Widya
Pasraman; (4) APK MA/Ulya/Utama Widya Pasraman; (5) APM MI/Ula/SDTK/Adhi Widya
Pasraman; (6) APM MTs/Wustha/SMPTK; (7) APM MA/Ulya/Utama Widya Pasraman; dan
(8) APK PTK/Ma’had Aly/PTK, Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan yang telah
ditetapkan, Kementerian Agama menetapkan 6 (enam) sasaran strategis dan 21(dua
puluh satu) IKU sebagai dasar Laporan pertanggungjawab Kinerja Kementerian Agama
Tahun 2018. Meningkatnya Akses Pendidikan Keagamaan Sesuai Aspirasi Umat
Beragama (SS 13).

Dari 6 sasaran tersebut terdapat 26 indikator kinerja utama (IKU) dengan target
yang ditetapkan sebagai standar kinerja pada tahun 2018. Pencapaian visi dan misi
organisasi juga didukung dengan penyempurnaan organisasi yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama untuk meningkatkan kinerja Kementerian.

Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2018 secara keseluruhan kinerja Kementerian


Agama sudah baik dimana Nilai Rerata Kinerja Organisasi adalah sebesar 97,37%. Dari 21
IKU Kementerian Agama, terdapat 7 IKU berstatus biru (kategori sangat baik), 16 IKU
berstatus hijau (kategori baik), dan 2 IKU berstatus kuning (kategori cukup), serta 1 IKU
berstatus merah (sangat Rendah).

Capaian IKU Kementerian Agama Tahun 2018

Capaian
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kategori
(%)

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya Kualitas Kehidupan Umat Beragama


1. Indeks Kesalihan Sosial 65,00 75,79 116,60 Sangat Baik
Capaian kinerja Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 2

Meningkatnya harmoni Sosial dan Kerukunan Antar Umat Beragama


1. Indeks Kerukunan Umat Beragama 75,00 70,90 94,53 Baik
Capaian kinerja Sasaran Strategis 2

IKHTISAR EKSEKUTIF viii


LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Capaian
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kategori
(%)

Sasaran Strategis 3
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama
1. Indeks Layanan Keagamaan 70,00 65,22 95,17 Sangat Baik
2. Indeks Kepuasan Layanan KUA 70,00 80,33 114,76 Sangat Baik
3. Indeks Kepuasan Layanan Jaminan,
Perlindungan dan Pengawasan Produk 65,00 - - Kurang
Halal 1
4. Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji 85,00 85,23 100,27 Sangat Baik
5. Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji
72,00 87,21 121,13 Sangat Baik
Dalam Negeri
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 107,36 Baik
Sasaran Strategis 4
Meningkatnya Akses layanan Pendidikan
1. APK RA/Pratama Widya Pasraman 9,08 7,88 86,76 Baik
2. APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman 13,69 11,41 83,32 Baik
3. APK MTs/Wustha/SMPTK/ Madyama
24,61 20,80 84,51 Baik
Widya Pasraman
4. APK MA/Ulya/Utama Widya Pasraman 11,01 9,09 82,55 Baik
5. APM MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman 12,36 10,50 84,96 Baik
6. APM MTs/Wustha/SMPTK 19,23 16,45 85,53 Baik
7. APM MA/Ulya/Utama Widya Pasraman 9,03 7,42 33,35 Baik
8. APK PTK/Ma’had Aly/PTK 4,01 3,55 88,62 Baik
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 84,81 Baik
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan
1. Rerata Nilai Ujian Sekolah MTs 64,00 48,89 76,39 Cukup
2. Rerata Nilai Ujian Sekolah MA 63,00 48,34 76,73 Cukup
3. Indeks Integritas Siswa 65,00 70,21 108,02 Sangat Baik
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 5 87,05 Baik

Rata-rata Capaian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 100,06 Baik

1
Layanan ini diamanatkan kepada Badan Penyelenggara Penjaminan Produk Halal (BPJPH) yang dibentuk
pada tahun 2016 yang tugas fungsinya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama. Mengingat Badan ini masih menyiapkan berbagai
sumber daya dan regulasi penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi, maka sampai dengan tahun 2018 belum
dapat dilakukan survey kepuasan masyarakat atas keberadaan Badan ini.

IKHTISAR EKSEKUTIF ix
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa capaian kinerja terendah


terdapat pada Sasaran Strategis 3 yaitu pertama, Indeks Kepuasan Layanan Jaminan,
Perlindungan dan Pengawasan Produk Halal pada sasaran meningkatnya kualitas
pelayanan kehidupan beragama, karena Peraturan Pemerintah sebagai turunan dari
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 belum ditanda tangani oleh Presiden. Sedangkan
Peraturan Menteri Agama sebagai turunan dari Peraturan Pemerintah dan Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2014 masih dalam proses harmonisasi oleh pihak terkait. Kedua,
kategori Cukup yaitu nilai ujian rerata pada sekolah MTs dan MA disebabkan oleh kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menambah jumlah soal yang sulit dan
mengurangi jumlah soal yang mudah serta sedang, ini dirasakan oleh seluruh pendidikan
menengah pertama dan menengah atas yang ada seluruh Indonesia. Ketiga, capaian
kinerja tertinggi terdapat pada Sasaran Strategis 1 yaitu Meningkatnya Kualitas Kehidupan
Umat Beragama yaitu Indeks Kesalihan Sosial dengan rerata sebesar 116,60% dari target
65,00 dengan capaian sebesar 75,79 berdasarkan hasil survey Badan Litbang dan Diklat
Tahun 2018 Kementerian Agama.
_______________

IKHTISAR EKSEKUTIF x
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

BAB I

Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG

A
gama memiliki kedudukan dan peran penting dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan sila
pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
sehingga menjadi landasan moral bernegara yang berperan dalam mewujudkan
pembangunan nasional.

Wujud kedudukan dan peranan penting tersebut adalah berdirinya


Kementerian Agama, yang sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden
Nomor 83 Tahun 2015 Pasal 2 mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.

Sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Kementerian
Agama dituntut untuk mewujudkan tugas pembangunan bidang agama dengan
bijaksana, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip
tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

Sesuai asas akuntabilitas, penyelenggara negara harus dapat


mempertanggungjawabkan setiap program dan kegiatan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara. Penerapan asas
akuntabilitas diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang diwujudkan dalam
bentuk Laporan Kinerja Kementerian Agama. Laporan Kinerja tersebut selain
sebagai alat kendali juga merupakan sebagai wujud akuntabilitas dari pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian Agama.

BAB I
PENDAHULUAN 1
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2015
tentang Kementerian Agama, yang diturunkan ke dalam Peraturan Menteri
Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama, Kementerian Agama menyelenggarakan
fungsi:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidang bimbingan


masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu,
penyelenggaraan haji dan umrah, dan pendidikan agama dan keagamaan;

b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan


administrasi kepada seluruh unsur organisasi pada Kementerian Agama;

c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab


Kementerian Agama;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan


Kementerian Agama di daerah;

e. pengawasan atas pelaksanaan tugas pada Kementerian Agama;

f. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai kedaerah;

g. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di


bidang agama dan keagamaan;

h. pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan

i. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi pada


Kementerian Agama.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Menteri Agama dibantu oleh 11 Unit
Eselon I dan 3 Staf Ahli. Selain itu untuk mendukung tugas dan fungsi
Kementerian Agama, dibentuk Pusat Kerukunan Umat Beragama dan Pusat
Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu, sedangkan untuk mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi di wilayah telah dibentuk 34 Kantor Wilayah.

BAB I
PENDAHULUAN 2
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Gambar 1.1
Bagan Struktur Organisasi Kementerian Agama

BAB I
PENDAHULUAN 3
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

2. Profil SDM Kementerian Agama


Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian Agama didukung oleh
225.960 pegawai yang tersebar pada 11 Unit Eselon I Pusat dan Kantor Vertikal
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Agama. Komposisi pegawai
pusat dan daerah adalah 2.776 pegawai di kantor pusat (1,23%) dan 223.184
pegawai di daerah (98,77%).
Kementerian Agama telah menempatkan pegawai yang tepat sesuai
dengan kualifikasi dan kompetensi di bidangnya. Untuk meningkatkan
kompetensi pegawai telah melakukan program dan kegiatan seperti
pendidikan dan pelatihan, tugas/izin belajar, dan asesmen kompetensi. Data
pegawai dimaksud dapat diklasifikasikan berdasarkan:

a. Statistik Pegawai Berdasarkan Golongan


Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama paling banyak
golongan III sebanyak 145.637 orang (64,45 %), sedangkan paling sedikit
golongan I sebanyak 1.348 orang (0,60 %).

Grafik 1.1
Data Pegawai Berdasarkan Golongan
Per 31 Desember 2018

160.000 145.637

140.000

120.000
Gol I
100.000
Gol II
80.000
Gol III
52.538
60.000 Gol IV
40.000 22.185

20.000 1.348

-
Gol I Gol II Gol III Gol IV
Sumber: SIMPEG Kementerian Agama

BAB I
PENDAHULUAN 4
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

b. Statistik Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Berdasarkan tingkat pendidikan, PNS Kementerian Agama paling
banyak berpendidikan S-1 yaitu sebanyak 146.082 orang (64,65%),
sedangkan yang paling sedikit adalah Diploma 1 (D-I) sebanyak 246 orang
(0,11%).
Grafik 1.2
Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Per 31 Desember 2017

Sumber: SIMPEG Kementerian Agama

c. Statistik Pegawai Berdasarkan Jabatan


Jumlah PNS Kementerian Agama paling banyak adalah jabatan
fungsional Guru yaitu 59,97 % (134.633 orang), sedangkan yang paling
sedikit adalah JFT sebanyak 2.530 orang (1,12 %). JFT adalah gabungan dari
beberapa jabatan fungsional di Kementerian Agama yang jumlahnya
masih minim. Jabatan tersebut adalah Perencana (376 orang),
Widyaiswara (374 orang), Pustakawan (309 orang), Auditor (290 orang),
Analis Kepegawaian (262 orang), Pranata Komputer (251 orang), Peneliti
(159 orang), Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (145 orang), Arsiparis (144
orang), Pranata Humas (76 orang), Pranata Laboratorium Pendidikan (43
orang), Dokter (27 orang), Statistisi (26 orang), Litkayasa (20 orang),
Laboran (10 orang), Perawat (10 orang), dan Analis Kebijakan 6 orang
(grafik 1.3).

BAB I
PENDAHULUAN 5
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Grafik 1.3
Data Pegawai Berdasarkan Jabatan
Per 31 Desember 2018

Guru
59,58%
JFU
20,12%

JFT
1,12%
Dosen
5,60%
Struktural
5,23% Pengawas Penghulu Peny. Agama
2,96% 2,82% 2,57%

Sumber: SIMPEG Kementerian Agama

B. ASPEK STRATEGIS

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian Agama secara langsung


mendukung 3 (tiga) Agenda Prioritas Nasional dari 9 Agenda Kebijakan Strategis
Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) periode 2015 – 2019, yaitu; Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia; Melakukan revolusi karakter bangsa; dan Memperteguh kebhinnekaan
dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sebagai wujud pelaksanaan program Prioritas Nasional, Kementerian


Agama telah menetapkan dan melaksanakan kegiatan Prioritas yang merupakan
aspek strategis yang dimiliki Kementerian Agama, sebagaimana dapat dilihat pada
tabel 1.1.

BAB I
PENDAHULUAN 6
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 1.1
Kegiatan Prioritas Nasional Kementerian Agama
Prioritas Prioritas
No Kegiatan Prioritas
Nasional Kemenag
1. Meningkatkan Pelaksanaan 1. Meningkatnya angka partisipasi
Kualitas Hidup Program pendidikan dasar dan menengah.
Manusia Indonesia Pintar 2. Meningkatnya angka keberlanjutan
Indonesia yang ingin pendidikan yang ditandai dengan
(Nawacita ke 5) dicapai melalui menurunnya angka putus sekolah dan
pelaksanaan meningkatnya angka melanjutkan.
Wajib Belajar 12 3. Menurunnya kesenjangan partisipasi
Tahun pendidikan antarkelompok masyarakat,
terutama antara penduduk kaya dan
penduduk miskin, antara penduduk laki-
laki dan penduduk perempuan, antara
wilayah perkotaan dan perdesaan, dan
antardaerah.
4 Meningkatnya kesiapan siswa
. pendidikan menengah untuk memasuki
pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi.
5 Meningkatnya jaminan kualitas
. pelayanan pendidikan, tersedianya
kurikulum yang andal, dan tersedianya
sistem penilaian pendidikan yang
komprehensif.
6. Meningkatnya kualitas pengelolaan
guru dengan memperbaiki distribusi
dan memenuhi beban mengajar.
7. Meningkatnya jaminan hidup dan
fasilitas pengembangan ilmu
pengetahuan dan karir bagi guru yang
ditugaskan di daerah khusus.
8 Meningkatnya dan meratanya
. ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan sesuai dengan
standar pelayanan minimal
9. Tersusunnya peraturan perundangan
terkait Wajib Belajar 12 Tahun.
2. Melakukan Melakukan 1. Meningkatnya kualitas pendidikan
Revolusi revolusi karakter untuk membina budi pekerti,
Karakter karakter bangsa membangun watak, dan
Bangsa menyeimbangkan kepribadian peserta
(Nawacita ke 8) didik.

BAB I
PENDAHULUAN 7
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Prioritas Prioritas
No Kegiatan Prioritas
Nasional Kemenag
2. Meningkatnya wawasan kebangsaan di
kalangan anak usia sekolah yang
berdampak pada menguatnya nilai-nilai
nasionalisme dan rasa cinta tanah air
sebagai cerminan warga negara yang
baik.
3. Meningkatnya pemahaman mengenai
pluralitas sosial dan keberagaman
budaya dalam masyarakat, yang
berdampak pada kesediaan untuk
membangun harmoni sosial,
menumbuhkembangkan sikap
toleransi, dan menjaga kesatuan dalam
keanekaragaman.
4 Meningkatnya kualitas
. penyelenggaraan pendidikan agama
disekolah yang tercermin pada
peningkatan pemahaman, penghayatan,
dan pengamalan ajaran-ajaran agama
di kalangan siswa-siswa di sekolah.
5 Meningkatnya budaya dan aktivitas riset
. serta pengembangan ilmu dasar dan
ilmu terapan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha dan dunia
industri, serta mendukung pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi.
6. Meningkatnya lulusan-lulusan
perguruan tinggi yang berkualitas,
menguasai teknologi, dan
berketerampilan sehingga lebih cepat
masuk ke pasar kerja.
7. Meningkatnya budaya produksi
sehingga lebih kuat dari budaya
konsumsi.
8 Meningkatnya budaya inovasi di
. masyarakat.
3. Memperteguh 1. Meningkatnya 1. Peningkatan jumlah dan kualitas
Kebhinnekaan kualitas penyuluh agama yang tersebar merata
dan pemahaman di seluruh wilayah.
Memperkuat dan 2. Peningkatan fasilitasi pembinaan dan
Restorasi Sosial pengamalan pemberdayaan umat beragama.
Indonesia ajaran agama 3. Peningkatan intensitas dialog antara
(Nawacita ke 9) guru agama dan pendakwah dengan
cendekiawan.

BAB I
PENDAHULUAN 8
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Prioritas Prioritas
No Kegiatan Prioritas
Nasional Kemenag
2. Meningkatnya 1. Meningkatnya fasilitasi
harmoni penyelenggaraan dialog antarumat
sosial dan beragama di kalangan tokoh agama,
kerukunan pemuda, dan lembaga sosial
umat keagamaan.
beragama 2. Meningkatnya pembinaan dan
pengembangan Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB).

Dalam rangka mencapai fokus prioritas bidang agama, maka Kementerian


Agama menetapkan Visi “Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama,
Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” sebagaimana
tercantum dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 808 Tahun 2017 tentang Rencana
Strategis Kementerian Agama Tahun 2015 –2019.
Untuk mewujudkan visi pembangunan bidang agama tersebut, maka ditetapkan
Misi Kementerian Agama, yaitu:
a. Meningkatkan pemahaman kehidupan beragama;
b. Memantapkan kerukunan intra dan antarumat beragama;
c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas;
d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan;
e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan
akuntabel;
f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikan
agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan; dan
g. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan terpercaya.

Untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Agama, melakukan Kegiatan


Prioritas yang dituangkan ke dalam Prioritas Bidang, dan kegiatan Prioritas yang
dilaksanakan oleh Kementerian Agama dapat dilihat pada tabel berikut.

BAB I
PENDAHULUAN 9
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 1.2
Program Prioritas Kementerian Agama
Prioritas Program
No Kegiatan Prioritas Prioritas Kemenag
Nasional Prioritas
1 Pendidikan 1 Pendidikan 1 Peningkatan Kualitas 1 Pengembangan program
Vokasi Pembelajaran keterampilan/kejujuran pada
Pendidikan Vokasi Madrasah Aliyah
Pendidikan dan
Pelatihan
Kewirausahaan dan
Kecakapan Kerja
Pemenuhan Sarpras
Pendidikan Vokasi
yang Berkualitas
Peningkatan Kualitas
Pendidik Vokasi
2 Peningkatan 1 Peningkatan 1 Pemberian Beasiswa S1/D4/S2
Kualitas Guru Profesionalisme Guru bagi pendidik dan pengawas
2 Pengelolaan dan 2 Penyelenggaraan bagi
Distribusi Guru pendidik dan pengawas
3 Peningkatan 3 Meningkatkan jumlah guru
Kesejahteraan Guru bersertifikat melalui PPG
4 Revitalisasi LPTK 4 Penyediaan Tunjangan profesi,
fungsional dan khusus guru
5 Pemberian bantuan Kelompok
Kerja Guru (KKG), MGMP, dan
Pokjawas
6 Peningkatan kualitas
penyelengggaraan LPTK
2 Kesehatan 1 Penguatan 1 Peningkatan 1 Penyelenggaraan rumah
Promotif dan Lingkungan Sehat ibadah yang bersih dan sehat
Preventif yang dilaksanakan melalui
"Gerakan pemberian bantuan bagi
Masyarakat rumah rumah
Hidup Sehat” Ibadah
2 Peningkatan 2 Penyelenggaraan Bimbingan
Pemahaman Hidup Pra Nikah Atau Biasa Disebut
Sehat Kursus Calon Pengantin
3 Penanggula- Jaminan dan Peningkatan Efektivitas Bantuan Bagi Masyarakat Tidak
ngan Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan Bagi Mampu Melalui Pemberian
Kemiskinan Tepat Sasaran Anak Usia Sekolah Manfaat KIP Pada Tingkat
Dikdasmen Dan Bidik Misi Pada
Pendidikan Tinggi
4 Politik, Stabilitas Politik Penanggulangan Meningkatkan Pembinaan
Hukum, dan Keamanan Terorisme dan Kerukunan Umat Beragama
Pertahanan Penanganan Konflik Melalui Peningkatan Dialog Lintas
Dan Sosial Agama Tingkat Kab/Kota, Bantuan
Keamanan Operasional Sekretariat Bersama
Forum Fkub, Dan Pengembangan
Desa Sadar Kerukunan

BAB I
PENDAHULUAN 10
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

C. PERMASALAHAN UTAMA
Kementerian Agama merupakan kementerian yang memiliki tugas dan fungsi
pembangunan bidang agama, bidang pendidikan umum berciri agama, pendidikan
agama dan keagamaan. Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Agama,
Kementerian Agama menetapkan tujuan sesuai dengan kedua tugas dan fungsi
yang diembannya yaitu:
1. Pembangunan bidang agama untuk periode 2015-2019 adalah:
a. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama
masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
b. Pengukuhan suasana kerukunan hidup umat beragama yang harmonis
sebagai salah satu pilar kerukunan nasional.
c. Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kehidupan beragama yang
berkualitas dan merata.
d. Peningkatan pemanfaatan dan perbaikan kualitas pengelolaan potensi
ekonomi keagamaan dalam meningkatkan kontribusi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan.
e. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang
trasparan dan akuntabel untuk pelayanan ibadah haji yang prima.
f. Peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama dalam
menunjang penyelenggaraan pembangunan bidang agama yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel.
2. Pembangunan bidang pendidikan agama dan keagamaan untuk periode 2015-
2019 adalah:
a. Peningkatan akses pendidikan yang setara bagi masyarakat tidak mampu
terhadap pendidikan dasar-menengah (wajib belajar 12 tahun).
b. Peningkatan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat pada
berbagai jenjang pendidikan.
c. Penurunan tingkat kegagalan masyarakat dalam menyelesaikan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar-menengah (wajib belajar 12
tahun).

BAB I
PENDAHULUAN 11
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

d. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang


pendidikan.
e. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan
proses mendidik yang profesional di seluruh satuan pendidikan.
f. Peningkatan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
agama pada satuan pendidikan umum yang berkualitas.
g. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan keagamaan yang
berkualitas.
Dalam melaksanakan aspek strategis, Kementerian Agama mengalami
beberapa kendala atau permasalahan untuk mengakselarasai kegiatan dalam
upaya pencapaian program dan kegiatan proritas baik yang bersifat nasional
maupun yang bersifat kementerian.
Adapun permasalahan utama Kementerian Agama Berdasarkan bidang yang
diselenggarakan oleh kementerian Agama adalah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1.3
Permasalahan Utama Kementerian Agama dan Tindak Lanjut

No Bidang Permasalahan Utama Kendala Tindak Lanjut

1 Pengawasan 1 SPI Lemah


2 Dumas belum Terbatasnya jumlah Percepatan pengangkatan calon
tertangani secara auditor, sistem dumas auditor menjadi auditor, dibuat
maksimal masih menganut pola sistem dumas yang lebih aplikatif
klasik sehingga membuat dan menyebar di seluruh kanwil
pelaporan dumas menjadi hingga kankemenag, bahkan KUA.
kurang efektif dan kurang
tersosialisasi.
3 Pencegahan dini Sistem pencegahan Sosialisasi dan perbaikan aplikasi
terkait korupsi seperti penerapan pengisian (LHKASN) harus segera
belum maksimal pelaporan LHKPN dan diperbaiki dan digencarkan.
LHKASN) belum Koordinasi dengan kementerian
terselesaikan, kurangnya terkait (Kemenpan & RB dan KPK)
kesadaran para ASN segera ditingkatkan.
kemenag untuk melapor
LHKASN dan LHKPN
2 Pendidikan 1 Rasio guru terhadap Ketersediaan 1 Penataan Redistrubusi guru
peserta didik dan penempatan guru belum PNS atau Guru Non PNS yang
rombongan belajar merata sudah sertifikasi
belum ideal 2 Memberikan kebijakan Diskresi
dalam ketentuan Pembayaran
Tunjangan Profesi bagi Guru
Madrasah yang berada di
daerah tertentu

BAB I
PENDAHULUAN 12
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

No Bidang Permasalahan Utama Kendala Tindak Lanjut

2 Liniearitas Mata 1 Memberikan kebijakan diskresi


Pelajaran dan penyesuaian kode mata
Pemenuhan Beban pelajaran dengan mata
Kerja Guru pelajaran yang tercantum di
Mengajar tidak sertifikat pendidik
sesuai dengan
sertifikat pendidik 2 Menerbitkan KMA No. 303
Sulit memenuhi Tahun 2017
beban kerja 24 Jam
per minggu
3 PHU 1 Antrian haji cukup Terbatasnya kuota 1 Pembatasan jemaah yang
panjang karena jemaah haji Indonesia sudah berhaji dan ingin
minat calon jemaah mendaftar lagi, paling cepat 10
untuk menunaikan tahun sejak menunaikan ibadah
ibadah haji haji yang terakhir (PMA Nomor
meningkat 29 Tahun 2015)
2 Proses pendaftaran Tahapan pendaftaran 2 Penyederhanaan pendaftaran
haji kurang simpel calon jemaah haji cukup haji yang semula 4 tahap
(sederhana) panjang menjadi 2 tahap (PMA Nomor 29
Tahun 2015)
3 Pelaksanaan umroh Regulasi dan tingginya 1 Penguatan
oleh PPIU belum minat umroh dan sistem Kelembagaan
standar pengawasan dan Sinergi dengan instansi dan
organisasi lainnya
Penyelesaian Kasus PPIU
2 Elektronifikasi & Integrasi
Sistem
4 Pelayanan 1 Nilai-nilai Rasio jumlah penyuluh Melakukan spesialisasi tenaga
Urusan keagamaan kurang agama dengan jumlah penyuluh ke dalam bidang-
Keagamaan diinternalisasikan penduduk belum bidang keagamaan
dalam kehidupan seimbang
masyarakat
2 Maraknya Kurangnya pemahaman 1 Melakukan sosialisasi dan
radikalisme, masyarakat terhadap berkoordinasi dengan
narkoba, berita dampak negatif pengaruh lembaga/instansi terkait.
hoax, pornografi paham radikalisme, Membentuk tim Cyber anti
dan pornoaksi di pemakaian narkoba, berita hoax
tengah masyarakat narkoba, berita hoax, (SE Menpan RB Nomor 137/2018
pornografi dan pornoaksi 2 tentang Penyebaran Informasi
Melalui Medsos)
3 Standarisasi Khatib Kualifikasi dan Berkoordinasi dengan ormas
kompetensi perlu di Islam dan lembaga dakwah
standarkan (MUI NU, Muhammadiyah, IKADI
Yang berwenang dll
melakuan standarisasi
5 Kerukunan 1 Fenomena Memudarnya rasa 1 Menginstruksikan kepada
Umat primordialisme persaudaraan sesama pimpinan PTKN untuk berperan
Beragama berlebihan dan bangsa seiring perubahan aktif dalam menyelesaikan
ekstrimisme sosial intoleransi dan radikalisme
bernuansa agama Minimnya interaksi sosial
yang berpotensi
terjadinya
disintegrasi bangsa

BAB I
PENDAHULUAN 13
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

No Bidang Permasalahan Utama Kendala Tindak Lanjut

2 Dosen dan mahasiswa harus


mampu menjadi agen deteksi
dini untuk menjaga keutuhan
NKRI
3 Membangun kerjasama yang
solid dengan lembaga terkait
dalam mencegah disintegrasi
bangsa
2 Intoleransi Agama Pengaruh globalisasi 1 Menerbitkan buku-buku
Rendahnya pemahaman tuntunan keagamaan
nilai-nilai keagamaan 2 Meningkatkan peran Penyuluh
masyarakat Agama dan guru pendidikan
agama
3 Posisi penganut Belum adanya regulasi Identifikasi dan pemetaan
agama di luar terkait posisi penganut agama dan umatnya
agama yang diakui agama di luar agama yang
Pemerintah diakui Pemerintah
4 Munculnya tuntutan Kurangnya perhatian Meningkatkan peran Penyuluh
legitimasi Pemerintah terhadap Agama
keagamaan eksistensi keagamaan
5 Pendirian rumah Kurangnya pemahaman Sosialisasi SKB
ibadah dan tempat penganut agama tentang
ibadah aturan dan syarat-syarat
pendirian rumah ibadah
dan tempat ibadah (SKB
Menteri Agama dan
Mendagri Nomor 8 &9
Tahun 2017)
6 Kekerasan Kurangnya rasa Peran tokoh agama, dosen,
antar umat solidaritas menerima guru, penyuluh agama
beragama terutama perbedaan di tengah
terhadap kelompok masyarakat yang
minoritas yang majemuk
mengatasnamakan
agama
7 Penafsiran
keagamaan yang
sempit yang
kemudian
mengancam
kelompok agama
yang memiliki tafsir
berbeda
8 Peran media sosial
terkait
permasalahan
keagamaan

BAB I
PENDAHULUAN 14
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 disusun mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum Laporan Kinerja ini menginformasikan capaian kinerja
Kementerian Agama selama tahun 2018, yang membandingkan capaian Kinerja
2017 dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 sebagai tolok ukur
keberhasilan tahunan organisasi. Sistematika penyajian Laporan Kinerja sebagai
berikut:
1. Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini berisi ringkasan secara menyeluruh Laporan
Kinerja Kementerian Agama.
2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang, kedudukan, tugas pokok
dan fungsi, Program Strategis, Permasalahan Utama dan Sistematika
Penyajian
3. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini berisi Perjanjian Kinerja Kementerian
Agama Tahun 2018.
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini berisi hasil capaian kinerja dan
realisasi Anggaran Tahun 2018.
5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan atas capaian kinerja
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi
untuk meningkatkan kinerja.
6. Lampiran, yang menyajikan dokumen pendukung laporan kinerja yang relevan.

BAB I
PENDAHULUAN 15
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

BAB II
Perencanaan Kinerja
A.LANGKAH STRATEGIS

P
elaksanaan tugas Kementerian Agama sebagaimana yang
tertuang dalam Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun
2018 merupakan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian kinerja tersebut merupakan
dokumen kesepakatan kerja Menteri Agama kepada Presiden dalam pembangunan
bidang agama yang disertai dengan indikator kinerja. Selain itu, merupakan wujud dari
komitmen Menteri Agama selaku penerima amanah untuk melaksanakan tugas-tugas
bidang agama yang terukur berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia pada Kementerian Agama.
Dalam rangka mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) periode 2015 – 2019 sebagaimana yang dituangkan dalam 9
(sembilan) Agenda Prioritas Nasional yang disebut NAWA CITA, Kementerian
Agama telah menyusun kebijakan strategis untuk menjamin tercapainya sasaran
dan target pembangunan bidang agama yang berkesinambungan.
Pada tahun 2018, Kementerian Agama telah melakukan berbagai kebijakan
strategis dan penyesuaian arah kebijakan pemerintah pusat melalui program
prioritas dengan melaksanakan beberapa langkah strategis antara lain:
1. Menyempurnakan dan menetapkan Rencana Strategis Kementerian Agama
berdasarkan perubahan kebijakan pemerintah pusat, khususnya yang terkait
pembangunan bidang agama;
2. Perumusan dan penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Agama
sebagai upaya untuk memantapkan arah kebijakan tahunan yang dapat diukur
secara jelas dan tepat atas tingkat ketercapaian kinerja;

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 16
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

3. Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2018 antara Menteri Agama dengan


Pimpinan Unit Eselon I sebagai penjabaran dari Perjanjian Kinerja Menteri
dengan Presiden;
4. Pelaksanaan evaluasi program Pusat dan Daerah secara berkala setiap tiga
bulan dipimpin langsung oleh Menteri Agama. Laporan capaian kinerja dan
anggaran menggunakan aplikasi Sistem Informasi Performa Kementerian
Agama (SIPKA) dan Elektronik Monitoring Pelaksanaan Anggaran (e-MPA);
5. Implementasi 5 (lima) nilai budaya kerja, yaitu integritas, profesionalitas,
inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan menjadi spirit pegawai dan institusi
untuk mewujudkan Kementerian Agama yang bersih dan melayani;
6. Penetapan zona integritas pada Kementerian Agama pusat dan daerah menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM), serta membuka seluas-luasnya akses publik pengaduan masyarakat
(DUMAS) dan Whistleblowing System (WBS);
7. Pelaksanaan asesmen kompetensi pegawai sebagai upaya untuk pemetaan
potensi dan kapasitas ASN;
8. Pelaksanaan kebijakan Kementerian Agama dalam meningkatkan pelayanan
langsung kepada masyarakat melalui pembangunan Pelayanan Terpadu
Kementerian Agama.

B. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN AGAMA


Dalam rangka penyesuaian dan tindaklanjut atas terbitnya Peraturan Menteri
Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama, telah dilakukan penyempurnaan Rencana Strategis Kementerian Agama
Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 808
Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Agama 2015-2019. Dengan
disempurnakannya Rencana Strategis tersebut diharapkan ada jaminan keterkaitan
dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan
serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Rencana Strategis memuat visi, misi, tujuan dan sasaran strategis
Kementerian Agama yang terintegrasi dengan Kebijakan Nasional.

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 17
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

1. Visi Kementerian Agama


Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, Visi Kementerian Agama
2015-2019 adalah: “Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Taat Beragama,
Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan Indonesia
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut yaitu: Taat pengertian tunduk dan
patuh, sehingga taat beragama dapat didefinisikan bahwa setiap umat beragama
mampu menjalankan kegiatan beragamanya sesuai dengan ajaran agamanya
masing-masing. Sejalan dengan visi nasional maka hal ini akan memunculkan
salah satu kepribadian bangsa Indonesia yaitu kepribadian bangsa Indonesia
yang taat beragama. Rukun memiliki pengertian baik dan damai, sehingga rukun
dapat didefinisikan bahwa terciptanya kehidupan inter dan antar umat beragama
di Indonesia secara baik dan damai. Sejalan dengan visi nasional maka hal ini akan
mendorong munculnya rasa toleransi sesama umat beragama, rasa saling
menghargai dan sikap kegotong-royongan. Kecerdasan mencakup kecerdasan
inteIektual, emosional, dan spiritual. Sedangkan sejahtera mengandung
pengertian aman sentosa, makmur, serta selamat, terlepas dari berbagai
gangguan, dimana setiap umat beragama dapat menjalankan kegiatan beragama
secara bebas, serta tersedia sarana dan prasarana beribadah yang memadai bagi
seluruh umat beragama di Indonesia.
2. Misi Kementerian Agama
Misi Kementerian Agama adalah:
a. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
b. Memantapkan kerukunan intra dan antarumat beragama.
c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas.
d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi
keagamaan.
e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan
akuntabel.
f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikan
agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan.
g. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan terpercaya.

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 18
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

3. Tujuan
Pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama mempunyai dua tujuan
utama yaitu pembangunan bidang agama dan pembangunan bidang pendidikan.
a. Tujuan pembangunan bidang agama adalah:
1) Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama
masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2) Pengukuhan suasana kerukunan hidup umat beragama yang harmonis
sebagai salah satu pilar kerukunan nasional.
3) Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kehidupan beragama yang
berkualitas dan merata.
4) Peningkatan pemanfaatan dan perbaikan kualitas pengelolaan potensi
ekonomi keagamaan dalam meningkatkan kontribusi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan.
5) Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
6) Peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama dalam
menunjang penyelenggaraan pembangunan bidang agama yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel.
b. Tujuan pembangunan bidang pendidikan adalah:
1) Peningkatan akses pendidikan agama dan keagamaan bagi seluruh
lapisan masyarakat pada berbagai jenjang pendidikan.
2) Peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan bagi seluruh
lapisan masyarakat pada berbagai jenjang pendidikan.
4. Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai tujuan bidang agama dan pendidikan yang menjadi
tugas Kementerian Agama, maka Kementerian Agama telah menetapkan
sasaran strategis
untuk dapat menjamin suksesnya pelaksanaan pembangunan jangka
menengah yang bersifat menyeluruh, serta untuk memudahkan pengendalian
dan pemantauan kinerja organisasi.
a. Sasaran strategis bidang agama adalah sebagai berikut:
1) Sasaran terkait peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan
ajaran agama adalah meningkatnya kualitas kehidupan umat

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 19
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

beragama, yang ditandai dengan meningkatnya nilai Indeks Keshalihan


Sosial yang mencakup komponen: (a) Pengetahuan, (b) Sikap, dan (c)
Pengamalan.
2) Sasaran terkait pengukuhan kerukunan hidup umat beragama yang
harmonis adalah meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar
umat beragama, yang ditandai antara lain dengan meningkatnya nilai
Indeks Kerukunan Umat Beragama yang mencakup komponen: (a)
Toleransi, (b) Kesetaraan, dan (c) Kerjasama.
3) Sasaran terkait pemenuhan pelayanan kehidupan beragama yang
berkualitas adalah meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan
beragama ditandai antara lain dengan: (a) meningkatnya Indeks Layanan
Keagamaan pada masing-masing agama, yang mencakup komponen: (1)
sarana dan prasarana ibadah, (2) penyuluh agama, (3) kitab suci, dan (4)
lembaga sosial keagamaan; (b) meningkatnya Indeks Kepuasan Layanan
KUA; dan (c) meningkatnya Indeks kepuasan layanan jaminan,
perlindungan dan pengawasan produk halal.
4) Sasaran terkait peningkatan pemanfaatan dan perbaikan kualitas
pengelolaan potensi ekonomi keagamaan adalah meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola dana
keagamaan dan meningkatnya perlindungan terhadap aset keagamaan
yang ditandai antara lain dengan: (a) meningkatnya dana keagamaan
yang dikelola oleh lembaga pengelola dana keagamaan; dan (b)
meningkatnya jumlah aset keagamaan yang tersertifikasi.
5) Sasaran terkait peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah adalah meningkatnya kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah yang transparan dan akuntabel yang ditandai antara lain dengan:
(a) meningkatnya Indeks Kepuasan Layanan Haji dalam dan luar negeri;
dan (b) meningkatnya predikat Laporan Keuangan Penyelenggaraan Haji
dan Laporan Keuangan Dana Abadi Umat (DAU) hingga mencapai
predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
6) Sasaran terkait peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang
agama adalah terselenggaranya tatakelola pembangunan bidang

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 20
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

agama yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, yang ditunjukkan


antara lain dengan: (a) dipertahankannya predikat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dalam opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan
Kementerian Agama; (b) meningkatnya hasil penilaian Laporan Kinerja
Kementerian Agama; dan (c) meningkatnya hasil penilaian Reformasi
Birokrasi Kementerian Agama.
b. Sedangkan sasaran strategis Kementerian Agama terkait fungsi pendidikan
adalah sebagai berikut:
1) Sasaran terkait peningkatan akses pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat pada berbagai jenjang pendidikan adalah meningkatnya
angka partisipasi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang ditandai
dengan: (a) meningkatnya APK RA/Pratama Widya Pasraman; (b)
meningkatnya APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman; (c)
meningkatnya APM MI/Ula/ SDTK/Adhi Widya Pasraman; (d)
meningkatnya APK MTs/Wustha/ SMPTK/Madyama Widya Pasraman;
(e) meningkatnya APMMts/Wustha/ SMPTK/Madyama Widya
Pasraman; (f) meningkatnya APK MA/Ulya/ Utama Widya Pasraman; (g)
meningkatnya APM MA/Ulya/Utama Widya Pasraman; dan (h)
meningkatnya APK PTK/Ma'had Aly.
2) Sasaran terkait peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan
adalah meningkatnya kompetensi dan kualitas kepribadian siswa, yang
ditandai dengan: (a) meningkatnya rerata nilai hasil Ujian Nasional
siswa MTs; (b) meningkatnya rerata nilai hasil Ujian Nasional siswa MA;
dan (c) meningkatnya Indeks Integritas Siswa.
Dengan perubahan kebijakan dalam penyusunan strategi sehingga
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran, serta perubahan prioritas atau
asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan
sasaran, Kementerian Agama pada tanggal 12 September 2017 telah menetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Agama (KMA) Nomor 656 Tahun 2017 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian
Agama dengan rincian indikator sebagaimana tabel berikut.

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 21
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 2.1
Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

1 Meningkatnya kualitas kehidupan


Indeks Keshalihan Sosial
umat beragama
2 Meningkatnya harmoni sosial dan
Indeks Kerukunan Umat Beragama
kerukunan antar umat beragama
3 Meningkatnya kualitas pelayanan a Indeks layanan keagamaan
keagamaan
b Indeks kepuasan layanan KUA
c Indeks kepuasan layanan jaminan,
perlindungan dan pengawasan produk
halal
d Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji
e Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji
Dalam Negeri
4 Meningkatnya akses layanan a APK RA/Pratama Widya Pasraman
pendidikan
b APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya
Pasraman
c APK MTs/Wustha/SMPTK/Madyama
Widya Pasraman
d APK MA/Ulya/Utama Widya Pasraman
e APM MI/Ula/SDTK/Adhi Widya
Pasraman
f APM MTs/Wustha/SMPTK
g APM MA/Ulya/Utama Widya Pasraman
h APK PTK/Ma’had Aly/PTK
5 Meningkatnya mutu pendidikan a Rerata nilai ujian sekolah MTs
agama dan keagamaan
b Rerata nilai ujian sekolah MA
c Indeks Integritas Siswa

Indikator kinerja utama ditetapkan dengan mengacu kepada hasil/dampak


yang diterima oleh masyarakat sehingga menghasilkan capaian kinerja
Kementerian Agama yang terukur dan tepat sasaran. Untuk mengukur pencapaian
target indikator kinerja dilakukan survei dengan memperhitungkan beberapa
variabel indikator sebagai berikut:

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 22
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 2.2
Variabel dan Cara Pengukuran
Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama
Sasaran Indikator Kinerja
No Variabel/ Indikator Cara Pengukuran
Strategis Utama
1 Meningkatnya Indeks Keshalihan 1) Pengetahuan Survei
kualitas Sosial 2) Sikap
kehidupan umat 3) Perilaku
beragama
2 Meningkatnya Indeks Kerukunan 1) Toleransi (sikap menerima Survei
harmoni sosial Umat Beragama adanya keyakinan yang berbeda
dan kerukunan yang dimiliki orang lain)
antar umat 2) Kesetaraan (sikap tidak
beragama membeda-bedakan orang lain
karena adanya perbedaan
keyakinan)
3) Kerjasama (sikap mau
bekerjasama dalam kehidupan
sosial dengan orang yang
memiliki keyakinan berbda)
3 Meningkatnya a Indeks layanan 1) Sarana Prasarana Ibadah Survei
kualitas keagamaan 2) Penyuluh Agama
pelayanan 3) Kitab Suci
keagamaan 4) Lembaga Sosial Keagamaan
b Indeks kepuasan Alat ukur sesuai Permenpan RB Survei
layanan KUA 14/2017:
1) Persyaratan
2) Prosedur
3) Ketepatan Waktu
4) Keseuaian Layanan
5) Kemampuan/ Kompetensi
6) Kesopanan/ Kerahaman
7) Kondisi Sarana
8) Kondisi Prasarana
9) Penerapan Prinsip Kesetaraan
c Indeks kepuasan 1) Jaminan Pelayanan Survei
layanan jaminan, 2) Perlindungan
perlindungan 3) Pengawasan
dan pengawasan
produk halal
d Indeks Berdasarkan hasil survei BPS Survei
Kepuasan
Layanan Jemaah
Haji
e Indeks Alat ukur sesuai Permenpan RB Survei
Kepuasan 14/2017:
Layanan Jemaah 1) Persyaratan
Haji Dalam 2) Prosedur
Negeri 3) Ketepatan Waktu
4) Keseuaian Layanan
5) Kemampuan/ Kompetensi
6) Kesopanan/ Kerahaman
7) Kondisi Sarana
8) Kondisi Prasarana
9) Penerapan Prinsip Kesetaraan

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 23
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Sasaran Indikator Kinerja


No Variabel/ Indikator Cara Pengukuran
Strategis Utama
4 Meningkatnya a Predikat Opini Berdasarkan hasil pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
kualitas tata Laporan BPK BPK RI atas LK
kelola dukungan Keuangan Kementerian
manajemen dan Agama
pelaksanaan b Predikat Berdasarkan hasil evaluasi Menpan Hasil Evaluasi
tugas teknis Evaluasi RB Kemenpan dan RB
lainnya Akuntabilitas
Kementerian Kinerja
Agama c Nilai Reformasi Berdasarkan hasil evaluasi Menpan Hasil Evaluasi
Birokrasi RB Kemenpan dan RB
5 Meningkatnya a APK 1) Jumlah siswa RA/Pratama Widya Jumlah siswa :
akses layanan RA/Pratama Pasraman Jumlah penduduk
pendidikan Widya Pasraman 2) Jumlah penduduk usia 4 s.d. 6 usia 4 s.d. 6 Tahun
Tahun
b APK 1) Jumlah siswa MI/Ula/SDTK/ Adhi Jumlah siswa :
MI/Ula/SDTK/ Widya Pasraman Jumlah penduduk
Adhi Widya 2) Jumlah penduduk usia 7 s.d. 12 usia 7 s.d. 12 Tahun
Pasraman Tahun
c APK 1) Jumlah siswa Jumlah siswa :
MTs/Wustha/ MTs/Wustha/SMPTK/Madyama Jumlah penduduk
SMPTK/Madyam Widya Pasraman usia 13 s.d. 15 Tahun
a Widya 2) Jumlah penduduk usia 13 s.d. 15
Pasraman Tahun
d APK 1) Jumlah siswa MA/Ulya/Utama Jumlah siswa :
MA/Ulya/Utama Widya Pasraman Jumlah penduduk
Widya Pasraman 2) Jumlah penduduk usia 16 s.d. 18 usia 16 s.d. 18 Tahun
Tahun
e APM 1) Jumlah siswa MI/Ula/SDTK/Adhi Jumlah siswa yg
MI/Ula/SDTK/Ad Widya Pasraman yang berusia 7 berusia 7 s.d.12
hi Widya s.d. 12 Tahun Tahun : Jumlah
Pasraman 2) Jumlah penduduk usia 7 s.d. 12 penduduk usia 7
Tahun s.d. 12 Tahun
f APM 1) Jumlah siswa MTs/Wustha/ Jumlah siswa yg
MTs/Wustha/ SMPTK yang berusia 13 s.d. 15 berusia 13 s.d.15
SMPTK Tahun Tahun : Jumlah
2) Jumlah penduduk usia 13 s.d. 15 penduduk usia 13
Tahun s.d. 15 Tahun
g APM 1) Jumlah siswa MA/Ulya/Utama Jumlah siswa yg
MA/Ulya/Utama Widya Pasraman yang berusia 16 berusia 16 s.d.18
Widya Pasraman s.d. 18 Tahun Tahun : Jumlah
2) Jumlah penduduk usia 16 s.d. 18 penduduk usia 16
Tahun s.d. 18 Tahun
h APK PTK/Ma’had 1) Jumlah mahasiswa PTK/ Ma’had Jumlah mahasiswa
Aly/PTK Aly/PTK : Jumlah penduduk
2) Jumlah penduduk usia 19 s.d. 23 usia 19 s.d. 23 Tahun
Tahun
6 Meningkatnya a Rerata nilai ujian 1) Jumlah siswa yang mengikuti Jumlah nilai ujian
mutu pendidikan sekolah MTs ujian MTs MTs : Jumlah Siswa
agama dan 2) Jumlah nilai ujian MTs yang mengikuti
keagamaan ujian MTs
b Rerata nilai ujian 1) Jumlah siswa yang mengikuti Jumlah nilai ujian
sekolah MA ujian MA MA : Jumlah Siswa
2) Jumlah nilai ujian MA yang mengikuti
ujian MA

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 24
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Sasaran Indikator Kinerja


No Variabel/ Indikator Cara Pengukuran
Strategis Utama
c Indeks Integritas 1) Kejujuran Survey atas:
Siswa 2) Dapat dipercaya 1) Pengukuran
3) Tanggung jawab pengetahuan
4) Keadilan 2) Sikap
5) Menjaga kehormatan 3) Tindakan

Untuk memenuhi target kinerja sampai dengan tahun kelima Rencana Strategis
Kementerian Agama, target kinerja Kementerian Agama terbagi ke dalam dua bidang
yaitu Agama dan Pendidikan dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Target Kinerja Bidang Agama
Target kinerja berdasarkan sasaran strategis Kementerian Agama dalam bidang
agama beserta hasil yang ingin dicapai pada 2019 sesuai dengan indikator kinerja
sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas kehidupan umat beragama, yang ditandai dengan
tercapainya Indeks Kesalehan Sosial dengan angka indeks 67,00 pada tahun
2019;
b. Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antarumat beragama, yang
ditandai dengan tercapainya Indeks Kerukunan Umat Beragama dengan angka
indeks 76,05 pada tahun 2019.
c. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama yang ditandai dengan:
1) tercapainya Indeks Layanan Keagamaan pada masing-masing agama
dengan angka indeks 73,00 pada tahun 2019;
2) tercapainya Indeks Kepuasan Layanan KUA dengan angka indeks 75,00
pada tahun 2019;
3) tercapainya Indeks Kepuasan Layanan Jaminan Perlindungan dan
Pengawasan produk halal dengan angka indeks 67,00 pada Tahun2019;
4) tercapainya Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji dengan angka indeks
86,00 pada Tahun 2019; dan
5) tercapainya Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji dalam Negeri dengan
angka indeks 75,00 pada Tahun 2019.
d. Meningkatnya kualitas Tata Kelola Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Teknis Lainnya Kmenterian Agama yang ditandai antara lain dengan:

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 25
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

1) Tercapainya Predikat Opini Laporan Keuangan WTP pada Tahun 2019;


2) Tercapainya Predikat Evaluasi Akuntabilitas Kinerja dengan nilai 80,00
pada Tahun 2019; dan
3) Tercapainya nilai Reformasi Birorkrasi dengan nilai 80,00 pada Tahun 2019.
e. Meningkatnya Akses Layanan pendidikan
1) meningkatnya indeks kepuasan jemaah haji menjadi 87,50 pada tahun
2019; dan
2) meningkatnya opini Laporan Keuangan Haji dengan predikat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) pada tahun 2019.
f. Terselenggaranya tatakelola pembangunan bidang agama yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel, yang ditandai antara lain dengan:
1) dipertahankannya opini Laporan Keuangan Kementerian Agama dengan
predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2019;
2) meningkatnya hasil penilian Laporan Kinerja Kementerian Agama menjadi
A pada tahun 2019; dan
3) meningkatnya hasil penilaian Reformasi Birokrasi Kementerian Agama
menjadi 80 pada tahun 2019.
2. Target Kinerja Bidang Pendidikan
Target kinerja berdasarkan sasaran strategis Kementerian Agama dalam bidang
pendidikan beserta hasil yang ingin dicapai pada 2019 sesuai dengan indikator
kinerjanya:
a. Meningkatnya akses layanan pendidikan, yang ditandai dengan:
1) meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) RA/Pratama Widya
Pasraman menjadi 14,37% pada tahun 2019;
2) meningkatnya APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman menjadi 16,98%
pada tahun 2019;
3) meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) MI/Ula/SDTK/Adhi Widya
Pasraman menjadi 15,59% pada tahun 2019;
4) meningkatnya APK MTs/Wustha/SMPTK/Madyama Widya Pasraman
menjadi 15,79% pada tahun 2019;
5) meningkatnya APM MTs/Wustha/SMPTK/Madyama Widya Pasraman
menjadi 15,48% pada tahun 2019;

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 26
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

6) meningkatnya APK MA/Ulya/Utama Widya Pasraman menjadi 18,56% pada


tahun 2019;
7) meningkatnya APM MA/Ulya/Utama/ Widya Pasraman menjadi 18,15%
pada tahun 2019; dan
8) meningkatnya APK PTK/Ma’had Aly menjadi 16,97% pada tahun 2019.
b. Meningkatnya mutu pendidikan agama dan keagamaan yang ditandai dengan:
1) Meningkatnya rerata nilai Ujian Sekolah MTs menjadi 65 pada tahun 2019;
2) Meningkatnya rerata nilai Ujian Sekolah MA menjadi 64 pada tahun 2019;
3) Tercapainya Indeks Integritas Siswa dengan nilai 78,02 pada tahun 2019.

C. PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018


Untuk meningkatkan peran Kementerian Agama dalam pelayanan kepada
masyarakat sekaligus melaksanakan komitmen Menteri Agama kepada Presiden
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang, serta sumberdaya yang dimiliki, telah
disusun Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018.
Perjanjian Kinerja merupakan tolok ukur pencapaian tujuan dan sasaran dengan
target kinerja yang sudah diperjanjikan. Target kinerja Kementerian Agama yang
diperjanjikan Tahun 2018 mencakup outcome yang dihasilkan tahun-tahun sebelumnya
sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahun.
Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 ditetapkan dan
ditandatangani oleh Menteri Agama pada tanggal 27 Desember 2017 atau 20 (dua puluh)
hari setelah diterimanya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian
Agama Tahun 2018 pada tanggal 7 Desember 2017. Perjanjian Kinerja Kementerian
Agama Tahun 2018, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

1 Meningkatnya kualitas Indeks Kesalihan Sosial 65,00


kehidupan umat beragama
2 Meningkatnya harmoni sosial Indeks Kerukunan Umat 75,90
dan kerukunan antar umat Beragama
beragama

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 27
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

3 Meningkatnya kualitas a Indeks Layanan Keagamaan 70,00


pelayanan keagamaan b Indeks Kepuasan Layanan 70,00
KUA
c Indeks Kepuasan Layanan 65,00
Jaminan, Perlindungan dan
Pengawasan Produk Halal
d Indeks Kepuasan Layanan 85,00
Jemah Haji
e Indeks Kepuasan Layanan 72,00
Jemah Haji Dalam Negeri
4 Meningkatnya Akses Layanan a APK RA/Pratama Widya
Pendidikan Pasraman 9,08
b APK MI/Ula/SDTK/Adhi
13,69
Widya Pasraman
c APK MTs/Wustha/SMPTK/
24,61
Madya Widya Pasraman
d APK MA/Ulya/Utama Widya
11,01
Pasraman
e APM MI/Ula/SDTK/Adhi 12,36
Widya Pasraman
f APM MTs/Wustha/SMPTK 19,23
g APM MA/Ulya/Utama Widya 9,03
Pasraman
h APK PTK/Ma’had Aly/PTK 4,01

5 Meningkatnya Mutu Pendidikan a Rerata Nilai Ujian Sekolah


64,00
Agama dan Keagamaan MTs
b Rerata Nilai Ujian Sekolah
63,00
MA
c Indeks Integritas Siswa 65,00

BAB II
PERENCANAAN KINERJA 28
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

BAB III

Akuntabilitas Kinerja
A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018

1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

I
ndikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan
yang menggambarkan kinerja utama Kementerian Agama
sesuai dengan tugas fungsi serta mandat (core business) yang
diemban. IKU dipilih dari seperangkat indikator kinerja yang berhasil
diidentifikasi dengan memperhatikan proses bisnis dan kriteria indikator
kinerja yang baik. IKU Kementerian Agama ditetapkan pada awal tahun
berdasarkan Perjanjian Kinerja Menteri Agama Tahun 2018. Indikator Kinerja
pada tingkat Kementerian adalah indikator hasil (outcome) dan dampak (impact)
yang akan dicapai pada Tahun 2018 sesuai tugas, fungsi dan Kewenangan
Kementerian Agama Tahun 2018.

2. Pengukuran Kinerja
Salah satu pondasi utama dalam pengelolaan birokrasi adalah
pengukuran kinerja sebagai cara untuk menjamin adanya peningkatan layanan
publik dan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi outcome. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja aktual (fakta yang
ada) dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran ini dilakukan secara berkala,
yaitu triwulan dan tahunan. Dalam rangka mempertanggungjawabkan kinerja
Kementerian Agama, dilakukan pengukuran terhadap indikator berdasarkan
satuan ukurnya masing-masing, yaitu:
a. Pengukuran indikator yang dinyatakan dalam satuan indeks diperoleh dari hasil
survei, baik internal maupun eksternal.
b. Pengukuran indikator yang dinyatakan dalam satuan angka/rerata/predikat/
opini diperoleh dari data sekunder/pihak/instansi yang berwenang.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 29
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 3.1
Kategori Capaian Kinerja

No Kategori Rentang Nilai Kode

1 Sangat Baik > 100 Biru


2 Baik 80 – 100 Hijau
3 Cukup 50 – 79 Kuning
4 Kurang < 50 Merah
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 Bab 5.2 Bidang Pembangunan Sosial Budaya
dan Kehidupan Beragama, terdapat 22 indikator bidang pendidikan dan bidang
kehidupan beragama dan 9 di antaranya merupakan IKU tingkat Kementerian
Agama, yaitu Indeks Kepuasan Jemaah Haji, APK PAUD (usia 3-6 tahun), APK
SD/MI/sederajat, APM SD/MI/sederaja, APK SMP/MTs/sederajat, APM
SMP/MTs/sederajat, APK SMA/SMK/MA/sederajat, APM SMA/SMK/MA/
sederajat; dan APK PT.
Sedangkan IKU lainnya dijadikan IKU pada Unit Eselon I dan II
Kementerian Agama, yaitu:
Tabel 3.2
Capaian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018
Unit
Target Realisasi Capaian
No Indikator Kinerja Penerima
RKP Kemenag (%)
Mandat
BIDANG AGAMA
1 Jumlah penyuluh agama yang 9.970 9.671 97,00 Balitbang &
ditingkatkan kualitas dan Diklat
kapasitasnya
2 Persentase pelayanan FKUB yang 46 1 2,17 PKUB (Setjen)
memenuhi standar
3 Penyelenggaraan dialog lintas 775 - - PKUB (Setjen)
agama di tingkat provinsi, kab/kota,
dan kecamatan
4 Desa sadar kerukunan 52 - - PKUB (Setjen)
5 Persentase lembaga agama yang 29,46 63,13 214,28 Ditjen Bimas
difasilitasi dalam melaksanakan Agama
pelayanan keagamaan
6 Jumlah Kantor Urusan Agama 3.078 3.078 100 Ditjen Bimas
(KUA) yang memenuhi standar Islam
pelayanan dalam layanan
administrasi keagamaan
7 Jumlah Petugas PPIH yang 5.482 3.836 69,97 Ditjen PHU
berkualitas(orang)
8 Rehabilitasi dan pengembangan 8 8 100 Ditjen PHU
asrama haji

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 30
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Unit
Target Realisasi Capaian
No Indikator Kinerja Penerima
RKP Kemenag (%)
Mandat
BIDANG PENDIDIKAN
1 Persentase dosen berkualifikasi 85,3 80,64 94,53 Ditjen Pendis
pendidikan minimal S2 (%) & Ditjen Bimas
Agama (Non
Islam)
2 Jumlah publikasi ilmiah di jurnal 8.734 880 10,08 Ditjen Pendis
internasional bereputasi
3 Jumlah siswa penerima bantuan 19,7 juta 1.700.223 8,63 Ditjen Pendis
pendidikan melalui Program & Ditjen Bimas
Indonesia Pintar Agama (Non
Islam)
Kementerian Agama menetapkan 5 (lima) sasaran strategis dan 18
(delapan belas) IKU. Pencapaian IKU dari lima sasaran strategis tersebut
dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Agama
Tahun 2018 dengan rata-rata capaian mencapai 100,06% atau kategori Sangat
Baik. Secara umum capaian IKU Kementerian Agama Tahun 2018 disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.3
Capaian IKU Kementerian Agama Tahun 2018
Capaian
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kategori
(%)
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Kualitas Kehidupan Umat Beragama
1 Indeks Kesalehan Sosial 65,00 75,79 116,60 Sangat Baik
Capaian kinerja Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya harmoni Sosial dan Kerukunan Antar Umat Beragama
1 Indeks Kerukunan Umat Beragama 75,00 70,90 94,53 Baik
Capaian kinerja Sasaran Strategis 2
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama
1 Indeks Layanan Keagamaan 70,00 65,22 93,17 Baik
2 Indeks Kepuasan Layanan KUA 70,00 80,33 114,76 Sangat Baik
3 Indeks Kepuasan Layanan Jaminan,
Perlindungan dan Pengawasan Produk 65,00 - - -
Halal
4 Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji 85,00 85,23 100,27 Sangat Baik
5 Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji
72,00 87,21 121,13 Sangat Baik
Dalam Negeri
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 107,36 Sangat Baik

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 31
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Capaian
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kategori
(%)
Sasaran Strategis 4
Meningkatnya Akses layanan Pendidikan
1 APK RA/Pratama Widya Pasraman 9,08 7,88 86,76 Baik
2 APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya
13,69 11,41 83,32 Baik
Pasraman
3 APK MTs/Wustha/SMPTK/ Madyama
24,61 20,80 84,51 Baik
Widya Pasraman
4
APK MA/Ulya/Utama Widya Pasraman 11,01 9,09 82,55 Baik

5 APM MI/Ula/SDTK/Adhi Widya


12,36 10,50 84,96 Baik
Pasraman
6 APM MTs/Wustha/SMPTK 19,23 16,45 85,53 Baik
7
APM MA/Ulya/Utama Widya Pasraman 9,03 7,42 33,35 Baik

8 APK PTK/Ma’had Aly/PTK 4,01 3,55 88,62 Baik


Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 4 84,81 Baik
Sasaran Strategis 5
Meningkatnya Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan
1 Rerata Nilai Ujian Sekolah MTs 64,00 48,89 76,39 Cukup
2 Rerata Nilai Ujian Sekolah MA 63,00 48,34 76,73 Cukup
3 Indeks Integritas Siswa 65,00 70,21 108,02 Sangat Baik
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 5 87,05 Baik

Rata-rata Capaian Kinerja Kementerian Agama


100,06 Baik
Tahun 2018

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA


Pelaksanaan analisis capaian kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja
dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menpan dan RB
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Kementerian Agama.
Tolak ukur keberhasilan sasaran strategis Kementerian Agama tidak
seluruhnya dapat dituangkan dalam grafik dan angka-angka. Namun demikian
pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Agama tahun 2018 telah dilakukan
dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target pencapaian indikator

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 32
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Kementerian Agama Tahun
2018. Tingkat capaian kinerja masing-masing sasaran strategis Kementerian Agama
Tahun 2018 dapat diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas Kehidupan Umat Beragama

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, Kementerian Agama telah


menetapkan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama, yaitu Indeks Kesalehan Sosial dengan
capaian sebesar 75,79 atau 116,60% dari target sebesar 65,00 dengan kategori Sangat
Baik sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.4
Capaian Sasaran Strategis 1 Tahun 2018
Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
(%)
Sangat
1. Indeks Kesalehan Sosial 65,00 75,79 116,60
Baik
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1

Kesenjangan dalam keberagamaan masyarakat yaitu, ada kesenjangan


antara nilai-nilai ajaran agama dan sikap keagamaan para pemeluknya. Agama
sebagai daya tangkal terhadap kecenderungan manusia berperilaku menyimpang
dan bersikap antisosial belum cukup optimal. Pelaksanaan ibadat agama yang
bersifat sosial nampaknya belum maksimal sehingga agama belum sepenuhnya
berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Latar belakang indeks ini adalah untuk menjawab konsep “taat” yang ada
dalam visi Kementerian Agama dan juga sasaran strategis peningkatan
pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Indikator ketaatan beragama bisa
dilihat pada ranah individu juga pada ranah sosial. Pada ranah individu dapat
direfleksikan oleh ketaatan dalam menjalankan ibadah, sedangkan dalam ranah
sosial terlihat dari sejauh mana individu berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Tujuan indeks ini adalah untuk mengukur indeks kesalehan sosial
masyarakat Indonesia saat ini yang diwakili oleh solidaritas sosial, toleransi dan
menjaga ketertiban umum.
Penelitian indeks ini menggunakan pendekatan kuantitatif, instrumen
kuesioner terstruktur dengan teknik pengambilan data yaitu teknik sampling

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 33
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

heterogen, Stratified Random Sampling, dengan PSU kabupaten/kota tempat


berkumpulnya umat beragama ditambah wawancara. Fokus penelitian pada 10
dimensi kesalehan sosial dengan total 960 responden pada 24 kabupaten kota yang
tersebar di seluruh Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95%, dan Margin of
Error 2,9%. Skala pengukuran menggunakan skala sikap Thurstone 1-10.
Melibatkan 30 panelis yang berasal dari unsur tokoh agama. Berikut adalah
dimensi pengukuran indeks kesalehan sosial.
Gambar 3.1
Dialog Lintas Iman

Kementerian Agama menyelenggarakan Dialog Lintas Iman: Refleksi dan Proyeksi Kehidupan
Beragama di Indonesia. Dialog ini merupakan rangkaian kegiatan Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag
ke-73, yang mengangkat tema Jaga Kebersamaan Umat. Dialog Lintas Iman berlangsung di Hotel
Discovery Ancol, Jakarta selama dua hari, 28-29 Desember 2018.

Tabel 3.5
Dimensi Pengukuran Indeks Kesalehan Sosial

Konstruk Dimensi Subdimensi Subsubdimensi


Intern Giving (member)
Solidaritas Sosial
Agama Caring (peduli)
Sosial Ekonomi
(HIA)
Menghargai
perbedaan nilai-nilai
Kesalehan
kehidupan
Sosial Kerukunan
Ekstern Tidak memaksakan
Toleransi beragama dan
Agama nilai
budaya
Tidak menghina atau
merusak nilai yang
berbeda

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 34
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Konstruk Dimensi Subdimensi Subsubdimensi


Keterlibatan dalam
demokrasi
Keterlibatan dalam
perbaikan kinerja
Menjaga pemerintah (Good
Ketertiban Governance)
Agama dan
umum Tertib Sosial Pencegahan
Negara
(stabilitas/ kekerasan fisik,
Sosial Order) budaya, struktur
Konservasi
Lingkungan
Restorasi lingkungan

Hasil penelitian bahwa rerata skor total Indeks Kesalehan Sosial 2018 secara real
dari 960 responden yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 75,79. Hasil analisis
menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 960 responden yang tersebar di
Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki tingkat kesalehan sosial pada
kategori Kesalehan Tinggi. Adapun Indeks Kesalihan Sosial per dimensi adalah
sebagai berikut:

Grafik 3.1
Hasil Pengukuran Indeks Kesalehan Sosial Per-dimensi

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 35
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 3.6
Trend Capaian Kinerja Indeks Kesalehan Sosial
Tahun Target 5
Uraian
2015 2016 2017 2018 Thn (2019)
Target - - - 65,00 67,00
Realisasi - - - 75,79 75,79
Capaian (%) - - - 116,60 113,12
Indeks kesalehan sosial ditetapkan sebagai indikator kinerja untuk
sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Kehidupan Umat Beragama pada tahun
2018 berdasarkan KMA Nomor 808 Tahun 2017 tentang Renstra Kementerian
Agama Tahun 2015-2019 yang merupakan penyempurnaan KMA Nomor 39 Tahun
2015, sehingga capaian indikator ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya.
Tingginya Indeks Kesalehan Sosial ini dipengaruhi oleh pelayanan
keagamaan, kegiatan belajar mengajar di sekolah, bantuan keagamaan dan
penyuluh agama.

Gambar 3.1
Penyuluhan Agama di Komunitas Pemulung

Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan peningkatan kualitas dan


ketersediaan bimbingan serta fasilitasi keagamaan, sebagai berikut:
1. Silaturahmi Antar Penyuluh Agama (SAPA);

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 36
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

2. Silaturahmi Antar Lembaga Agama (SALAM)


3. Diversifikasi sasaran penyuluhan (diutamakan pada wilayah Tertinggal,
Terdepan, dan Terluar (3 T),
4. Sistem Informasi Manajemen Penerangan Agama Islam (SIMPENAIS)
5. Fasilitasi dan pembinaan rumah ibadah serta pengurus dan umatnya
6. Program pembinaan keluarga Sakinah (Islam), Keluarga bahagia (Katolik),
Keluarga sejahtera (Kristen), Keluarga sukhinah (Hindu), Keluarga Hitta
sukhaya (Buddha)
7. Program pembinaan Majlis Taklim, Sekolah Minggu, Pasraman

Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator ini apabila dibandingkan


dengan target jangka menengah dalam renstra 2015–2019 telah melampaui
sebesar 8,79 atau 13,12%.
Grafik 3.2
Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 1 Tahun 2018
dengan Target Tahun 2019

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar umat


beragama
Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama
telah menetapkan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama, yaitu Indeks Kerukunan Umat
Beragama dengan capaian sasaran ini sebesar 70,90 atau 93,41% dari target

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 37
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

sebesar 75,90. Capaian ini termasuk dalam kategori Baik sebagaimana dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7
Capaian Sasaran Strategis 2
Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
(%)
1. Indeks Kerukunan Umat
75,90 70,90 93,41 Baik
Beragama
Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

Kerukunan Umat Beragama mendukung prioritas Nasional, yaitu: Stabilitas


Nasional dan Kesuksesan Pemilu. Keadaan hubungan sesama umat beragama
yang dilandasi TOLERANSI, saling pengertian, saling menghormati, menghargai
KESETARAAN dalam pengamalan ajaran agamanya dan KERJASAMA dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, (Peraturan Bersama Menteri (PBM), Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006/ 8 Tahun 2006). Indeks
Kerukunan Umat Beragama (KUB) diukur oleh tiga indikator utama, yaitu: 1)
Toleransi, 2) Kesetaraan, dan 3) Kerjasama.
Pada tahun 2018 dilakukan penelitian ini dengan Teknik sampling Multistage
Random Sampling dengan Primary Sampling Unit (PSU) Desa/kelurahan, Fokus
pada aspek Toleransi, Kesetaraan, dan Kerjasama antar Umat Beragama, meneliti
13.600 anggota keluarga yang tersebar di 34 Provinsi, dengan jumlah sampel 400
responden setiap provinsi, dengan tingkat kepercayaan 95%, dan Margin of Error
1,35% pada tingkat nasional dan Margin of Error 9% pada tingkat provinsi.
Interpretasi Indeks Kerukunan adalah Kerukunan Sangat Tinggi:(81 – 100),
Kerukunan Tinggi : (61 – 80), Sedang (cukup rukun) : (41 – 60), Kerukunan Rendah:
(21 – 40), Kerukunan Sangat Rendah : (0 – 20). Hasil perhitungan adalah Indeks
Kerukunan Umat Beragama tahun 2018 adalah 70.90 dengan indeks tiap dimensi
adalah Toleransi 70.33, Kesetaraan 70.33 dan Kerjasama 70.56. Berikut adalah
Indeks Kerukunan Umat Beragama per Provinsi.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 38
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Grafik 3.3
Rerata Nasional Indeks Kerukunan Provinsi

Indeks kerukunan tertinggi tahun 2018 adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara Papua Barat Bali
Suilawesi Barat.
Grafik 3.4
Indeks Kerukunan Provinsi dibawah Rerata Nasional

Berdasarkan grafik di atas, terdapat 17 (tujuh belas) satuan kerja dengan


indeks kerukunan di bawah rerata nasional dimana provinsi Sumatera Barat, Aceh,

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 39
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Jambi dan Jawa Barat adalah provinsi terendah dibandingkan provinsi lainnya.
Meskipun demikian hasil indeks kerukunan terletak antara 60-80 yang berada
dalam kategori tinggi.
Gambar 3.2
FKUB Provinsi Papua

FKUB Papua Nobatkan Menteri Agama sebagai Tokoh Moderasi Nasional

Selain menghitung besaran indeks, penelitian ini juga mengungkap bahwa


variabel yang signifkan berpengaruh terhadap Kerukunan Umat Beragama tahun
2018 adalah: Pendapatan, Pendidikan, Bauran Penganut Agama, Bauran Rumah
Ibadah, Habituasi Ritual di Luar Rumah Ibadah, Habituasi Perayaan Keagamaan,
Pekerjaan.
Berikut adalah perkembangan indeks kerukunan umat beragama selama 4
(empat) tahun terakhir.
Tabel 3.8
Trend Capaian Indeks Kerukunan Umat Beragama atas Target Renstra 2019 1
Tahun Target 5
Uraian
2015 2016 2017 2018 Thn (2019)
Target 76,00 76,00 75,75 75,00 76,05
Realisasi 75,36 75,47 72,27 70,90 70,90
Capaian (%) 99.16 99.30 95,41 94,53 93,23

1
Pada tahun 2018 dilakukan penyempurnaan terutama menyangkut orientasi pengukuran yang lebih
cenderung mengukur tindakan dari pada persepsi. Selain itu dilakukan perubahan sampling dan
responden. Pada tahun 2018 jumlah responden 400 per provinsi atau 13.600 secara nasional dengan
wilayah perkotaan dan pedesaan. Sedangkan tahun 2015 responden hanya yang berada di wilayah
perkotaan. Tahun 2016 responden ditambah sampai pedesaan dalam konsepsi plural urban. Kemudian
tahun 2017 ukuran sampel 201 per provinsi, dengan kategori Ibukota dan wilayah penyangga.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 40
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Berdasarkan tabel di atas, penurunan capaian indikator ini apabila


dibandingkan dengan target jangka menengah dalam renstra 2015–2019 sebesar
76,05 masih membutuhkan angka indeks sebesar 5,15 atau 6,77%.

Grafik 3.5
Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 2 Tahun 2018
dengan Target Tahun 2019

Kementerian Agama senantiasa melakukan upaya-upaya untuk menjaga dan


meningkatkan kerukunan beragama seperti dialog kerukunan antar umat beragama,
optimalisasi peran FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama), membangun desa
kerukunan umat beragama, serta program lainnya.

Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Keagamaan

Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini, Kementerian Agama


telah menetapkan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama, yaitu: (a) Indeks Layanan
Keagamaan (b) Indeks Kepuasan Layanan KUA (c) Indeks Kepuasan Layanan
Jaminan, Perlindungan dan Pengawasan Produk Halal (d) Indeks Kepuasan
Layanan Jamaah Haji (e) Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji Dalam Negeri
dengan rata-rata capaian sasaran ini sebesar 107,36% atau kategori Sangat Baik
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 41
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 3.9
Capaian Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori


1. Indeks Layanan Keagamaan 70,00 65,22 93,17 Baik
2. Indeks Kepuasan Layanan KUA Sangat
70,00 80,33 114,76
Baik
3. Indeks Kepuasan Layanan
Jaminan, Perlindungan dan 65,00 - - -
Pengawasan Produk Halal
4. Indeks Kepuasan Layanan Sangat
85,00 85,23 100,27
Jemaah Haji Baik
5. Indeks Kepuasan Layanan Sangat
72,00 87,21 121,13
Jemaah Haji Dalam Negeri Baik
Sangat
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 3 107,36 Baik

a. Indeks Layanan Keagamaan

Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan Keagamaan sebesar 65,22


atau 93,17% dari target sebesar 70,00. Capaian tersebut termasuk dalam
kategori Baik sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10
Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan Keagamaan
Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
(%)
1. Indeks Layanan
70,00 65,22
Keagamaan 93,17 Baik
Capaian

Penghitungan indeks ini terfokus pada layanan kitab suci yang


merupakan bagian penting dari Renstra Kementerian Agama 2015-2019.
Dalam konteks pengukuran kualitas pelayanan publik, pemerintah
menggunakan tingkat kepuasan publik atau masyarakat sebagai parameter,
sebagaimana diatur dalam Permenpan-RB Nomor 14 tahun 2017. Parameter
yang digunakan untuk mengukur indeks layanan keagamaan meliputi dua
aspek pelayanan kitab suci, yaitu: pengadaan (production) dan distribusi
(distribution), maka pengukuran kualitas pelayanan kitab suci adalah
dengan mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 42
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

pengadaan dan pendistribusian kitab suci yang telah diberikan (delivery)


selama ini kepada 6 (enam) pemeluk agama yang diakui oleh Negara, yaitu:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
Gambar 3.3
Distribusi Kitab Suci

Kemenag distribusikan Kitab Suci

Tujuan survei adalah melihat tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap


pelayanan pengadaan dan pendistribusian kitab suci yang dilihat dari 7
(tujuh) aspek penilaian yaitu Kualitas Cetakan, Kualitas Penggunaan huruf,
Kecukupan pengadaan kitab suci, Kecukupan pengadaan kitab suci bagi tuna
netra, Keterbukaan informasi penyebaran kitab suci, Keterjangkauan
penyebaran kitab suci kepada masyarakat luas dan Efektifitas sosialisasi
pelayanan kitab suci. Unit analisis survei ini adalah individu yang
merepresentasikan 6 pemeluk agama.

Teknik pengambilan sampel responden dilakukan dengan purposive


random sampling, yaitu teknik pemilihan sampel responden secara acak
dalam satuan kriteria tertentu, yaitu terdiri unsur: (i) ormas keagamaan, (ii)
jama’ah rumah ibadah/majelis taklim, dan (iii) pendidikan keagamaan
(sekolah, pesantren, teologia, perguruan tinggi agama).

Lokasi yang dijadikan obyek survei meliputi 14 wilayah provinsi yaitu:


Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Banten,
Kalimantan Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 43
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua dengan total sampel 1300
responden. Berikut hasil indeks layanan keagamaan per dimensi:

Tabel 3.11
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Kitab Suci

Indeks layanan keagamaan diperoleh dari rerata 7 (tujuh) layanan


kitab suci yaitu sebesar 65,22. Dibandingkan target renstra pada tahun 2019
yaitu 73,00 maka capaian kinerja indikator ini mencapai 89,34%.

Tabel 3.12
Trend Capaian Kinerja Indeks Layanan Keagamaan
Tahun Target 5 Thn
Uraian
2015 2016 2017 2018 (2019)
Target - - - 70,00 73,00
Realisasi - - - 65,22 65,22
Capaian (%) - - - 93,17 89,34

Upaya yang telah dilakukan Kementerian Agama dalam rangka


meningkatkan layanan kitab suci yaitu dengan melakukan pencetakan dan
pendistribusian kitab suci dengan rincian Al Qur’an (430.000 exp), Alkitab
Kristen (1.500 exp), Alkitab Deutrokanonika (7.500 exp), dan Bhagavad Gita
serta Sarasamuscaya (10.700 exp),.
Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator ini apabila dibandingkan
dengan target jangka menengah dalam renstra 2015–2019 sebesar 73,00
masih membutuhkan angka indeks sebesar 2,42 atau 3,31%.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 44
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

b. Indeks Layanan KUA


Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan KUA sebesar 80,42 atau
114,89% dari target sebesar 70,00. Capaian tersebut termasuk dalam
kategori Sangat Baik sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.13
Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan KUA
Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
(%)
1. Indeks Layanan KUA 70,00 80,42 Sangat
114,89
Capaian Baik

Indeks ini menggambarkan tingkat kepuasan masyarakat atas


layanan KUA. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No 14 Tahun 2017, unsur kepuasan masyarakat
meliputi (a) persyaratan, (b) prosedur, (c) waktu, (d) biaya, (d) spesifikasi
produk, (e) kampetensi petugas, (f) perilaku petugas,(g) pananganan
pengaduan, (h) sarana prasarana. Sembilan variabel tersebut selanjutnya
dijadikan dimensi dalam mengukur layanan pencatatan pernikahan di KUA
Kecamatan.
Dalam survei ini, sampel dipilih secara acak berdasarkan prosedur
Stratified Random Sampling, dengan unit analisisnya adalah KUA. Penarikan
sampel diawali dengan pengelompokkan KUA berdasarkan tipologi yaitu tipe
A, B, C, D1 dan D2. Tahap selanjutnya adalah memilih sampel KUA, dari jumlah
sampel 79.56 yang kemudian dibulatkan menjadi 80 KUA. Selanjutnya
memilih 10 masyarakat pengguna layanan pencatatatan nikah di Tahun 2018
periode Januari s.d. Maret menggunakan data pasangan nikah milik 80 KUA
terpilih, sehingga total ukuran sampel responden secara nasional menjadi
800 orang.
Indeks kepuasan layanan KUA secara nasional pada tahun 2018
adalah 80,42. Apabila dilihat per tipe KUA maka indeks kepuassan tertinggi
yaitu KUA Tipe “B” (86,3), KUA Tipe C (80,4) KUA Tipe D1 (81,6), KUA Tipe D2
(77,7)dan yang terendah adalah KUA Tipe “A” (66,5). Adapun indeks layanan
KUA per komponen adalah sebagai berikut:

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 45
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Grafik 3.6
Hasil Indeks Kepuasan Layanan KUA Tahun 2018 Per Komponen.

Skor Indeks Kepuasan Masyarakat perdimensi, seluruh dimensi


layanan signifkan menjadi faktor yang merefleksikan kualitas layanan KUA,
dari hasil analisis, ternyata dimensi paling prinsip adalah Perilaku Petugas
(84,5). Dimensi layanan tertinggi adalah perilaku petugas dengan nilai 84.5,
kemudian diikuti dengan kompetensi petugas yaitu nilai 84. Dimensi layanan
terendah adalah penanganan aduan dengan nilai 73.5. Kemudian di atasnya
adalah sarana prasarana dengan nilai 78. Faktor Pengaruh IKM KUA,
variabel yang signifkan berpengaruh terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat
2018 adalah tipologi KUA.
Gambar 3.4
Penandatangan Plakat KUA Kecamatan se-Jatim

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menandatangani 19 plakat KUA se-Jatim di Kantor
Kemenag Jember.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 46
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Capaian Indikator Kinerja ini mengalami peningkatan sebesar 12,77


atau 18,88% dari tahun sebelumnya sebesar 67,65 sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.14
Trend Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Layanan KUA
Tahun Target Tahun
Uraian
2015 2016 2017 2018 (2019)
Target 3.00 67,00 67,00 70,00 75,00
Realisasi 3,72 67,49 67,65 80,42 80,42
Capaian (%) 124,00 100,73 100,97 114,89 107,23
Tingginya Indeks Layanan KUA ini dipengaruhi oleh berbagai
kebijakan dan program seperti standarisai gedung, sarana prasarana, dan
peningkatan kualitas penghulu melalui assesment dan diklat, pembinaan
SDM KUA, peningkatan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) yang
berbasis web yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) pada Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

Berdasarkan tabel di atas, peningkatan capaian indikator ini apabila


dibandingkan dengan target jangka menengah dalam renstra 2015–2019
sebesar 75,00 maka capaian ini telah melebihi target dimaksud sebesar 5,42
atau 7,23%.
c. Indeks Kepuasan Layanan Jaminan, Perlindungan dan Pengawasan Produk
Halal
Kepuasan Layanan Jaminan, Perlindungan dan Pengawasan Produk
Halal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjamin
kehalalan setiap produks yang dikonsumsi oleh umat. Layanan ini
diamanatkan kepada Badan Penyelenggara Penjaminan Produk Halal
(BPJPH) yang dibentuk pada tahun 2016 yang tugas fungsinya diatur
berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama. Mengingat Badan ini masih
menyiapkan berbagai sumber daya dan regulasi penunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi, maka sampai dengan tahun 2018 belum dapat dilakukan
survey kepuasan masyarakat atas keberadaan Badan ini.
Sebagai informasi, bahwa Kementerian Agama melalui BPJPH
tengah menyusun rancangan regulasi dalam rangka mendukung indeks

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 47
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

tersebut. Namun sampai tahun 2018 regulasi tersebut belum terwujud,


karena memerlukan koordinasi dan harmonisasi regulasi antar
Kementerian/ lembaga terkait.
d. Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji
Capaian Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Layanan Haji sebesar
85,23 atau 100,27% dari target sebesar 85,00. Capaian tersebut termasuk
dalam kategori Sangat Baik sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.15
Capaian Indikator Kinerja Indeks Layanan Jemaah Haji
Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
(%)
1. Indeks Kepuasan Layanan
85,00 85,23 Sangat
Jemaah Haji 100,27
Baik
Capaian

Indeks kepuasan jemaah haji Indonesia (IKJHI) diperoleh dari dua


komponen pembentuk indeks, yaitu tingkat kepuasan jemaah dan tingkat
kepentingan atau harapan jemaah pada semua jenis pelayanan jemaah haji
Indonesia selama di Arab Saudi. Sejak pertama kali dilakukan pada tahun
2010, angka IKJHI cenderung meningkat walaupun sempat berfluktuatif,
naik dan turun pada empat tahun pertama pengukuran indeks.
Capaian Indikator Kinerja ini mengalami peningkatan sebesar 0,38
atau 0,45% dari tahun sebelumnya sebesar 85,85 sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.16
Trend Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Layanan Haji
Tahun Target Tahun
Uraian
2015 2016 2017 2018 (2019)
Target 82,67 83,83 84,00 85.00 86,00
Realisasi 82,55 83,83 84,85 85,23 85,23
Capaian (%) 99,85 100,00 101,01 100,27 0,90
Seperti tahun sebelumnya, pada tahun ini pelayanan transportasi bus
antarkota mencapai indeks tertinggi jika dibandingkan dengan pelayanan
lainnya. Capaian indeks pelayanan bus antarkota tahun ini sebesar 88,25:
naik 0,2 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Indeks kepuasan
terhadap pelayanan petugas tahun ini menempati posisi kedua tertinggi,

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 48
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

yaitu sebesar 87,69, menggeser pelayanan bus sholawat yang tahun ini
diurutan ketiga sebesar 87,65.

Grafik 3.7
Perkembangan Indeks Kepuasan Jemaah Haji

Indeks Kepuasan Jemaah Haji

85,25
85,5 84,85
85
84,5 83,83
84 2015
83,5 2016
83 82,55 2017
82,5
2018
82
81,5
81
2015 2016 2017 2018

Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2018 capaian tersebut


mengalami peningkatan sebesar 0.38 poin dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, sedangkan dibandingkan dengan tahun kelima renstra,
capaian pada tahun 2018 telah mencapai 100,27%. Indeks kepuasan jemaah
haji diukur berdasarkan 10 (sepuluh) jenis layanan meliputi:

Tabel 3.17
Perbandingan Capaian Indikator Indeks Kepuasan Jemaah Haji

Indeks Kepuasan (Tahun) Perubahan


No Jenis Pelayanan
2015 2016 2017 2018 (poin)
1. Bus Antar Kota 79,74 85,12 88,23 88,25 0,02
2. Bus Sholawat - 85,54 87,72 87,65 (0,07)
3. Petugas 85,49 86,40 87,38 87,69 0,31
4. Ibadah 84,31 85,17 86,45 87.12 0,67
5. Hotel 82,28 84,18 85,70 86,02 0,32
6. Katering Non - - 85,31 86,91 1,60
Armina
7. Lain-lain 82,67 82,96 84,46 85,61 1,15
8. Katering Armina 83,39 81,64 81,45 84,38 2,93
9. Bus Armina - 79,85 78,09 81,09 3,00
10. Tenda (Armina) - 77,30 75,55 77,59 2,04

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 49
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Grafik 3.8
IKJHI Menurut Jenis Pelayanan

90 88,25 87,69 87,65


87,12 86,91
88 86,02 85,61
86 84,38
84 81,09
82
80 77,59
78
76
74
72

Perbaikan kualitas tenda di Arafah dan peningkatan fasilitas tenda di Mina


telah mampu meningkatkan nilai indeks dari 75,55 pada tahun lalu menjadi
77,59 di tahun 2018. Namun demikian, dibandingkan dengan jenis pelayanan
lainnya, pelayanan tenda di Armina merupakan pelayanan dengan indeks
kepuasan terendah.
Gambar 3.5
Bus Shalawat 2018

Bus yang digunakan untuk mengangkut jemaah haji 2018.

Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia Tahun 1439H/2018M


terutama disebabkan oleh ketidaksesuaian kapasitas tenda dengan jumlah
jemaah, minimnya kelengkapan fasilitas di tenda, dan keberfungsian
fasilitas dan alat di tenda

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 50
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Peningkatan capaian Indeks Kepuasan Layanan Haji Tahun 2018 ini


didukung oleh:
1) Perbaikan kualitas tenda di Arafah;
Peningkatan Fasilitas tenda di Arafah dengan menyediakan karpet dan
dilengkapi dengan penerangan LED pada setiap tenda maktab. Adapun
spesifikasi tenda di Arafah adalah rangka baja alumunium, tali pengikat
baja, dan terpal PVC tahan api.
2) Peningkatan fasilitas di Muzdalifah
Pelayanan Perumahan dan Penempatan di Muzdalifah Peningkatan
layanan di muzdalifah dalam bentuk penyediaan karpet sebanyak 70%
luas per Maktab.
3) Peningkatan fasilitas tenda di Mina;
Pelayanan Perumahan dan Penempatan di Mina dengan fasilitas tenda
permanen, karpet diseluruh tenda maktab, AC, Toilet, dan Dapur.
4) QR Code Pada Gelang Jemaah.
QR Code berisi rekam data identitas jemaah yang dapat diakses melalui
aplikasi haji pintar. Ini akan memudahkan petugas haji dalam
mengidentifikasi dan membantu jemaah yang membutuhkan
pertolongan.
5) Sistem sewa akomodasi satu musim penuh di madinah.
Selama ini, sistem sewa seperti itu hanya diterapkan di Makkah. Di
Madinah, sewa akomodasi dilakukan secara blocking time. Mulai tahun
ini, 52,02% jemaah akan ditempatkan di 32 hotel yang disewa satu musim
penuh. Artinya, hotel menjadi hak jemaah Indonesia secara penuh tidak
dibagi dengan negara lain. Dengan begitu, pemindahan jemaah dari
Madinah ke Makkah atau sebaliknya, dapat dilakukan dengan
memperhatikan kenyamanan Jemaah.
6) Penggunaan Bumbu Masakan Dan Juru Masak (Chef) Asal Indonesia
Kemenag minta kepada seluruh perusahaan katering untuk
menggunakan bumbu asli dari Indonesia. Selain untuk menjaga cita
rasa khas kuliner Indonesia, ini juga untuk meningkatkan ekspor
Indonesia ke luar negeri
7) Penambahan Layanan Katering Makkah

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 51
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Kalau sebelumnya hanya 25 kali, tahun ini menjadi 40 kali. Selain itu, ada
juga penambahan pemberian kelengkapan minuman dan makanan
berupa teh, gula, kopi, saos sambel, kecap dan satu potong roti untuk
setiap jemaah. Sementara dana living cost sebesar SAR1500, tetap
diberikan penuh sebagaimana biasa sehingga bisa digunakan jemaah
untuk keperluan lainnya.
8) Penempatan Satu Konsultan Di Tiap Sektor
Guna mengintensifkan layanan bimbingan ibadah, Kemenag tahun ini
menempatkan satu konsultan di tiap sektor. Selama ini, konsultan
ibadah hanya ada di kantor Daker (Daerah Kerja) Makkah. Konsultan ini
diharapkan bisa bersinergi dengan Tim Pembimbing Ibadah Haji
Indonesia (TPIHI) yang ada di tiap kloter.
9) Tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH)
Tim ini terdiri dari petugas layanan umum yang memiliki kemampuan
medis. Diisi oleh petugas dari rumah sakit haji, prodi kedokteran UIN
Jakarta, serta rumah sakit TNI/Polri. Tim ini disiapkan untuk mendukung
layanan kesehatan pada puncak haji, utamanya pada hari pertama
lontar jumrah.

Gambar 3.5
Menu Konsumsi Jemaah Haji di Makkah

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 52
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Gambar 3.6
Makanan katering yang dibagikan ke Jemaah Haji Indonesia bercita
rasa Nusantara

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin saat memeriksa katering

Selain faktor tersebut, capaian indikator ini didukung dengan sumber


daya anggaran sebesar Rp257.853.912.754 atau 91,85% dari pagu sebesar
Rp280.741.085.000

Berdasarkan tabel di atas, peningkatan capaian indikator ini apabila


dibandingkan dengan target jangka menengah dalam renstra 2015–2019
sebesar 86,00 maka capaian ini telah mencapai 99,01% sehingga masih
dibutuhkan nilai indeks sebesar 0.77 atau sebesar 0.90%.

e. Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji Dalam Negeri


Capaian Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji
Dalam Negeri sebesar 87,21 atau 121,17% dari target sebesar 72,00. Capaian
tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.18
Capaian Indikator Kinerja
Indeks Kepuasan Layanan Jemaah Haji Dalam Negeri
Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori
(%)
1. Indeks Kepuasan Layanan
72,00 87,21 Sangat
Jemaah Haji Dalam Negeri 121,17
Baik
Capaian

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 53
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) minimal ada 9 unsur yang harus


dipenuhi sebagai dasar pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM),
yaitu: Persyaratan; Sistem, Mekanisme, dan Prosedur; Waktu Penyelesaian;
Biaya/Tarif; Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan; Kompetensi Pelaksana;
Perilaku Pelaksana; Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan Sarana
dan Prasarana.
Gambar 3.7
Alur Pendaftaran Haji

Sampel penelitian ini diambil dari 13 asrama haji embarkasi yang ada
di seluruh Indonesia dengan jumlah seluruh responden sebanyak 1.950
responden dengan klasifikasi sebagai berikut: (1) responden pendaftaran
jemaah haji reguler sebanyak 650 responden; (2) responden keberangkatan
jemaah haji reguler, sebanyak 650 responden; dan (3) responden
kepulangan jemaah haji reguler, sebanyak 650 responden.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 54
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 3.19
Indeks Kepuasan Haji Dalam Negeri

Indeks tertingi pada pelayanan pembayaran setoran awal tabungan


haji di BPS BPIH sebesar 89,20 dan pelayanan penerbangan Indonesia Arab
Saudi pergi pulang sebesar 88,50. Indeks terendah pada pelayanan petugas
kloter (TPIHI/TPIHI/TKHI) sebesar 85,90 dan pelayanan PPIH Asrama Haji
Embarkasi sebesar 86,08.
Berdasarkan hasil penelitian, mengindikasikan bahwa kondisi
geografis atau sosiologis jemaah haji yang dikaitkan dengan kultur budaya
menunjukkan adanya perbedaan respon yang berbeda dalam menilai
kepuasan pelayanan haji. Berikut adalah hasil survei kepuasan haji dalam
negeri tahun 2018.
Capaian Indeks ini mengalami peningkatan sebesar 2,75 atau 3,26%
dibanding tahun 2017 sebesar 84,46 sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.20
Trend Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Jemaah Haji Dalam Negeri
Tahun Target Tahun
Uraian
2015 2016 2017 2018 (2019)
Target - - 70,00 72,00 75,00
Realisasi - - 84,46 87,21 87,21
Capaian (%) - - 120,66 121,13 116,28
Indeks Kepuasan Jemaah Haji Dalam Negeri ditetapkan sebagai
indikator kinerja untuk sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Pelayanan

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 55
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Keagamaan pada tahun 2018 berdasarkan KMA 808 Tahun 2017 tentang
Renstra Kementerian Agama Tahun 2015-2019 yang merupakan
penyempurnaan KMA 39 Tahun 2015, sehingga capaian indikator ini tidak
dapat dibandingkan dengan capaian tahun sebelum Tahun 2017.

Capaian Indikator ini (121.13%) didukung oleh:


1. Rekam Biometriks Jemaah Bisa Dilakukan Pada Semua Embarkasi Haji
Di Indonesia.
Sejak 2016, Kemenag terus mengusahakan agar rekam biometrik yang
mencakup data 10 sidik jari dan foto wajah jemaah haji bisa dilakukan di
Indonesia. Inovasi ini akan memotong antrian dan masa tunggu yang
sangat panjang saat pemeriksaan imigrasi jemaah, baik di Bandara
Madinah maupun Bandara Jeddah.
2. Penandaan Khusus Pada Paspor Dan Koper, Serta Penggunaan Tas
Kabin.
Untuk memudahkan pengelompokan, paspor dan koper jemaah tahun ini
diberi tanda warna khusus per rombongan di setiap kloternya. Tanda
warna ini juga sekaligus menunjukan sektor atau wilayah hotel dan
nomer hotel tempat tinggal jemaah. Tahun ini, tas kabin jemaah juga
diubah dari sebelumnya berbentuk tas jinjing/tenteng menjadi tas
beroda sehingga mereka tinggal menariknya.
3. Pengalihan Porsi Bagi Jemaah Wafat Kepada Ahli Waris.
Tahun 2018 Kemenag telah mengeluarkan regulasi baru bahwa jemaah
wafat boleh digantikan ahli warisnya. Dengan syarat, jemaah tersebut
wafat setelah ditetapkan sebagai jemaah berhak lunas pada tahun
berjalan. Untuk tahun ini, mereka adalah jemaah yang wafat setelah 16
Maret 2018. Sebelumnya, porsi jemaah wafat tidak bisa digantikan
sehingga uangnya ditarik kembali oleh ahli waris. Jika akan digunakan
untuk mendaftar, maka ahli waris terhitung dalam antrian baru.
4. Pencetakan visa yang saat ini sudah bisa dilakukan oleh Kemenag
Inovasi ini sangat signifikan dalam mempercepat proses penyiapan
dokumen keberangkatan jemaah. Sebelumnya, Kemenag harus

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 56
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

menunggu visa dari Kedutaan Saudi sehingga tidak jarang prosesnya


menjadi lebih lama.
Selain faktor tersebut, capaian Tahun 2018 didukung dengan sumber
daya anggaran sebesar Rp447,390.720.000 atau 84,31% dari pagu sebesar
Rp377.194.269.715
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan capaian indikator ini apabila
dibandingkan dengan target jangka menengah dalam renstra 2015–2019
sebesar 75,00 maka capaian ini telah melebihi 12,21 atau 16,28% dari target
dimaksud.
Grafik 3.9
Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 3 Tahun 2018
dengan Target Tahun 2019

Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Akses Layanan Pendidikan

Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama


telah menetapkan 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama, yaitu: (1) APK
RA/Pratama Widya Pasraman; (2) APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman; (3)
APK MTs/Wustha/SMPTK/Madya Widya Pasraman; (4) APK MA/Ulya/Utama
Widya Pasraman; (5) APM MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Pasraman; (6) APM
MTs/Wustha/SMPTK; (7) APM MA/Ulya/Utama Widya Pasraman; dan (8) APK
PTK/Ma’had Aly/PTK, dengan rata-rata capaian sasaran ini sebesar 84,81% atau
kategori Baik sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 57
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 3.21
Capaian Sasaran Strategis 4
No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
1. APK RA/Pratama Widya
9,08 7,88 86,76 Baik
Pasraman
2. APK MI/Ula/SDTK/Adhi Widya
13,69 11,41 83,32 Baik
Pasraman
3. APK
MTs/Wustha/SMPTK/Madya 24,61 20,80 84,51 Baik
Widya Pasraman
4. APK MA/Ulya/Utama Widya
11,01 9,09 82,55 Baik
Pasraman
5. APM MI/Ula/SDTK/Adhi Widya Baik
12,36 10,50 84,96
Pasraman
6. APM MTs/Wustha/SMPTK 19,23 16,45 85,53 Baik
7. APM MA/Ulya/Utama Widya Baik
9,03 7,42 82,21
Pasraman
8. APK PTK/Ma’had Aly/PTK 4,01 3,55 88,62 Baik

Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 5 84,81 Baik

Angka Partisipasi Kasar (APK) dihitung berdasarkan jumlah siswa yang


sedang menempuh jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
Angka Partisipasi Murni (APM) dihitung berdasarkan jumlah siswa pada
kelompok usia tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
Penjelasan perhitungan APK dapat diuraikan sebagai berikut:
a. APK RA merupakan jumlah seluruh siswa RA yang berusia 5-6 tahun dibagi
dengan jumlah penduduk usia 5-6 tahun.
b. APK MI/Ula merupakan jumlah seluruh siswa MI/Ula yang berusia 7-12
tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun.
c. APM MI/Ula merupakan jumlah seluruh siswa MI/Ula yang benar-benar
berusia 7-12 tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun.
d. APK MTs/Wustha merupakan jumlah seluruh siswa MTs/Wustha yang
berusia 13-15 tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun.
e. APM MTs/Wustha merupakan jumlah seluruh siswa MTs/Wustha yang
benar-benar berusia 13-15 tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 13-15
tahun.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 58
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

f. APK MA/Ulya merupakan jumlah seluruh siswa MA/Ulya yang berusia 16-18
tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 16-18 tahun.
g. APM MA/Ulya merupakan jumlah seluruh siswa MA/Ulya yang benar-benar
berusia 16-18 tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 16-18 tahun.
h. APK PTKI/Ma'had Aly merupakan jumlah seluruh mahasiswa PTKI/Ma'had
Aly yang berusia 19-22 tahun dibagi dengan jumlah penduduk usia 19-22
tahun.

Gambar 3.11
Kegiatan Peningkatan Kualitas Madrasah

Tak Pakai Zonasi, Madrasah Fokus Pemerataan Kualitas

Dari 8 (delapan) indikator kinerja yang digunakan dalam mengindentifikasi


capaian kinerja Meningkatnya Angka Partisipasi Penduduk Usia Pendidikan Dasar,
Menengah, dan Pendidikan Tinggi selama tahun 2018, dapat dijelaskan bahwa secara
umum capaian APK dan APM jenjang pendidikan RA s.d PTK/Ma’had Aly dengan
rata-rata capaian sebesar 84,81%. Capaian tersebut mengalami penurunan
sebesar 13,26% dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar 98,07%, yang
disebabkan karena capaian tahun 2017 dihitung berdasarkan APK dan APM pada
Pendidikan Agama Islam. Sedangkan capaian tahun 2018 dihitung berdasarkan
rerata APK dan APM pada Pendidikan seluruh Agama, dengan rincian sebagai
berikut:

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 59
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

a. Capaian APK
1) APK Tingkat Usia Dini
Capaian APK untuk tingkat usia dini dihitung dengan capaian rerata APK
RA/BA (Islam) dan Pratama Widya Pasraman (Hindu) sebesar 7,88 atau
86,76% dari target sebesar 9,08. Capaian ini mengalami penurunan 1.12 atau
12,44% dari capaian tahun sebelumnya sebesar 9,00.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 85,63% dari target sebesar
9,20, sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 1,32 atau 14,37%.
2) APK Tingkat Dasar
Capaian APK untuk tingkat dasar dihitung dengan capaian rerata APK MI/Ula
(Islam), SDTK (Kristen) dan Adhi Widya Pasraman (Hindu) sebesar 11,41 atau
83,32% dari target sebesar 13,69. Capaian ini mengalami penurunan 1.87 atau
14,08% dari capaian tahun sebelumnya sebesar 13,69.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 83,02% dari target sebesar
13,74, sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 2,33 atau 16,98%.
3) APK Tingkat Menengah Pertama
Capaian APK untuk tingkat menengah pertama dihitung dengan capaian
rerata APK MTs/Wustha (Islam) dan SMPTK (Kristen) sebesar 20,80 atau
84,51% dari target sebesar 24,61. Capaian ini mengalami penurunan 3.53 atau
14,51% dari capaian tahun sebelumnya sebesar 24,33.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 84,21% dari target sebesar
24,70, sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 3,90 atau 15,79%.
4) APK Tingkat Menengah Atas
Capaian APK untuk tingkat menengah atas dihitung dengan capaian rerata
APK MA/Ulya (Islam) dan SMAK (Kristen dan Katolik) sebesar 9,09 atau
82,55% dari target sebesar 11,01. Capaian ini mengalami penurunan 1.33 atau
12,76% dari capaian tahun sebelumnya sebesar 10,42.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 81,44% dari target sebesar 11,16,
sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 2,07 atau 18,56%.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 60
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

5) APK Tingkat Pendidikan Tinggi


Capaian APK untuk tingkat pendidikan tinggi dihitung dengan capaian rerata
APK Perguruan Tinggi Keagamaan (Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan
Buddha) sebesar 3,55 atau 88,62% dari target sebesar 4,01. Capaian ini
mengalami peningkatan sebesar 0,14 atau 3,79% dari capaian tahun
sebelumnya sebesar 3,69.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 83,03% dari target sebesar
4,28, sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 0,73 atau 16,97%.

b. Capaian APM
1) APM Tingkat Dasar
Capaian APM untuk tingkat dasar dihitung dengan capaian rerata APM MI/Ula
(Islam) dan SDTK (Kristen) sebesar 10,50 atau 84,96% dari target sebesar
12,69. Capaian ini mengalami penurunan 1.53 atau 12,72% dari capaian tahun
sebelumnya sebesar 12,03.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 84,41% dari target sebesar
12,44, sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 1,94 atau 15,59%.
2) APM Tingkat Menengah Pertama
Capaian APM untuk tingkat menengah pertama dihitung dengan capaian
rerata APM MTs/Wustha (Islam) dan SMPTK (Kristen) sebesar 16,45 atau
85,53% dari target sebesar 19,23. Capaian ini mengalami penurunan 2,51 atau
13,24% dari capaian tahun sebelumnya sebesar 18.96.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 84,52% dari target sebesar
19,46, sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 3,01 atau 15,48%.
3) APM Tingkat Menengah Atas
Capaian APM untuk tingkat menengah atas dihitung dengan capaian rerata
APM MA/Ula (Islam) dan SMTK/SMAK (Kristen dan Katolik) sebesar 7,42 atau
82,21% dari target sebesar 9,03. Capaian ini mengalami penurunan 3,00 atau
28,79% dari capaian tahun sebelumnya sebesar 10.42.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini telah mencapai 81,85% dari target sebesar 9,07,
sehingga masih membutuhkan angka APK sebesar 1,65 atau 18,15%.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 61
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Tabel 3.22
Tren Capaian APK dan APM
Tahun Target 5
Indikator Thn (2019)
2015 2016 2017 2018
APK RA/Pratama Widya
8.26 8.83 9.00 7.88 9.20
Pasraman
APK MI/Ula/SDTK/Adhi
13.12 13.38 13.28 11.41 13.74
Widya Pasraman
APK MTs/Wustha/
SMPTK/Madya Widya 11.47 12.13 12.03 20.8 12.44
Pasraman
APK MA/Ulya/Utama
23.6 24.32 24.33 9.09 24.70
Widya Pasraman
APM MI/Ula/SDTK/Adhi
18.84 19.07 18.96 10.5 19.46
Widya Pasraman
APM MTs/Wustha/SMPTK 9.1 10.47 10.42 16.45 11.16
APM MA/Ulya/Utama
7.82 8.58 8.53 7.42 9.07
Widya Pasraman
APK PTK/Ma’had Aly/PTK 3.19 3.65 3.69 3.55 4.28

Grafik 3.10
Perbandingan Capaian Sasaran Strategis 5 Tahun 2018
dengan Target Tahun 2018

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan

Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama


telah menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama, yaitu: (1) Rerata Nilai Ujian

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 62
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Sekolah MTs; (2) Rerata Nilai Ujian Sekolah MA; dan (3) Indeks Integritas Siswa
dengan rata-rata capaian sasaran ini sebesar 87,05% atau kategori Baik
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.23
Capaian Sasaran Strategis 6

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1. Rerata Nilai Ujian


64,00 48,89 76,39 Baik
Sekolah MTs
2. Rerata Nilai Ujian Baik
63,00 48,34 76,73
Sekolah MA
3. Indeks Integritas Siswa 65,00 70,21 108,02 Sangat Baik
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 6 87,05 Baik

a. Rerata Nilai Ujian Sekolah MTs


Indikator rerata nilai ujian sekolah MTs dihitung dengan rerata nilai ujian MTs
secara nasional dengan capaian sebesar 48,89 atau 76,39% dari target sebesar
64,00. Capaian tersebut mengalami penurunan sebesar 18,31 atau 27,25% dari
capaian 2017 sebesar 67,20, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.24
Tren Capaian Rerata Nilai Ujian Sekolah MTs

Tahun Target 5 Thn


Uraian (2019)
2015 2016 2017 2018
Target 61,00 62,00 60,00 64,00 65,00
Realisasi 60,97 59,06 67,20 48,89 48,89
Capaian (%) 99,95 95,19 112,00 76,39 75,22

Penurunan ini disebabkan adanya perubahan kebijakan Kemendikbud


terkait bobot kualitas soal ujian.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini mencapai 75,22% dari target sebesar 65,00,
sehingga masih membutuhkan nilai rerata sebesar 16,11 atau 24,78%. Sedangkan
apabila dibandingkan dengan rerata nilai ujian nasional untuk jenjang pendidikan

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 63
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

SMP, maka rata-rata nilai ujian pada MTs terpaut 4,07 poin atau 7,96% dari rerata
nilai ujian SMP sebesar 52,96 .

b. Rerata Nilai Ujian Sekolah MA


Indikator rerata nilai ujian sekolah MA dihitung dengan rerata nilai ujian MA
secara nasional dengan capaian sebesar 48,34 atau 76,73% dari target sebesar
63,00. Rerata nilai hasil ujian sekolah untuk MA terdiri dari beberapa jurusan yaitu:

Tabel 3.25
Rerata Nilai Ujian Sekolah MA Per Jurusan

Jurusan Target Realisasi Capaian ( %)

Jurusan IPA 60,00 47,10 85,64

Jurusan IPS 55,00 43,94 81,37

Jurusan Bahasa 56,00 50,96 91,00

Jurusan Keagamaan 60,00 51,35 85,58

Rerata 48,34

Capaian tersebut mengalami penurunan sebesar 10,79 atau 18,25% dari


capaian 2017 sebesar 59,13, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. 26
Tren Capaian Rerata Nilai Ujian Sekolah MA
Tahun Target 5 Thn
Uraian (2019)
2015 2016 2017 2018
Target 60,00 67,00 60,50 63,00 64,00
Realisasi 60,30 55,43 59,13 48,34 48,34
Capaian (%) 100,50 82,73 97,73 76,73 75,53

Penurunan ini juga disebabkan adanya perubahan kebijakan


Kemendikbud terkait bobot kualitas soal ujian.
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah dalam dokumen
Renstra 2015-2019, capaian ini mencapai 75,53% dari target sebesar 64,00,
sehingga masih membutuhkan nilai rerata sebesar 15,66 atau 24,47%.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 64
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Gambar 3.12
Menteri Agama Meninjau Pelaksanaan UN 2018

Menteri Agama Lukman Hakim saat meninjau pelaksanaan UN di MAN Insan Cendekia Serpong

c. Indeks Integritas Siswa


Salah satu misi pembangunan pendidikan nasional adalah meningkat-
kan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimal-
kan pembentukan kepribadian yang bermoral (penjelasan UU 20/2003).
Amanat tersebut mempertegas peran pendidikan dalam mengembangkan
watak dan karakter peserta didik, sekaligus memiliki integritas tinggi dalam
menjalankan proses pendidikan.
Persoalan lainnya adalah banyak sekolah kurang memperhatikan
perkembangan perilaku siswa terkait kejujuran akademik, contek menyontek
saat ujian, konsisten dengan apa yang dikatakan, tanggung jawab terhadap
tugas, dan membangun relasi dengan Tuhan. Kementerian Agama selaku
instansi pemerintah yang bertugas sebagai pembina pendidikan agama di
sekolah perlu menetapkan suatu ukuran standar penyusunan indeks
integritas siswa di sekolah.
Pada tahun 2018 dilakukan survei dengan fokus penelitian adalah
kejujuran (honesty), tanggungjawab (responsibility), tolerasi (tolerance) dan
cinta tanah air. Jumlah sampel penelitian adalah 11.580 siswa yang tersebar
di 34 Provinsi dengan margin of error 1% dengan hasil indeks integritas siswa
sebesar 70,21.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 65
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Berikut adalah hasil indeks integritas siswa per-provinsi dan per


dimensi.
Tabel 3.27
Indeks Integritas Siswa per-Provinsi dan per-Dimensi

Hasil indeks integritas siswa secara keseluruhan adalah 70.21 yang


berada pada predikat baik. Dimensi yang mempunyai kontribusi tertinggi
dalam indeks integritas keseluruhan adalah kejujuran (76.32), toleransi
(71.68) dan cinta tanah air (70.13) sebaliknya dimensi tanggungjawab
mempunyai indeks terendah 62.71. Provinsi DIY Yogyakarta, Riau, Jambi, dan
Bangka Belitung tercatat sebagai provinsi yang mempunyai integritas siswa
tertinggi/terbaik. Meskipun provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Maluku,
dan Papua masih memiliki nilai indeks integritas siswa pada predikat baik

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 66
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

namun dibandingkan provinsi lainnya indeks integritas siswa perlu


peningkatan.

Indeks integritas siswa ditetapkan sebagai indikator kinerja untuk


sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Kehidupan Umat Beragama pada
tahun 2018 berdasarkan KMA Nomor 808 Tahun 2017 tentang Renstra
Kementerian Agama Tahun 2015-2019 yang merupakan penyempurnaan KMA
Nomor 39 Tahun 2015, sehingga capaian indikator ini tidak dapat dibandingkan
dengan capaian tahun sebelumnya. Namun apabila dibandingkan dengan target
jangka menengah dalam dokumen Renstra 2015-2019, capaian ini telah
melampaui target sebesar 3,5 atau 5,22% dari target tahun 2019 sebesar 67,00.
Capaian ini didukung dengan kebijakan Kementerian Agama di bidang
pendidikan, antara lain:
1. Adanya regulasi/kurikulum yang mendorong pembangunan karakter siswa;
2. Kebijakan sekolah yang membiasakan ketaatan melaksanakan aktivitas
keagamaan seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar, memberi salam
kepada guru, melaksanakan ibadah, sedekah);
3. Adanya program aktivitas sosial keagamaan;
4. Adanya dukungan lingkungan dalam aktivitas keagamaan;
5. Lingkungan sekolah yang relatif religius;
6. Lingkungan keluarga yang mendukung; dan
7. Lingkungan tempat tinggal.

C. REALISASI ANGGARAN
Untuk mememenuhi capaian keberhasilan sasaran strategis Kementerian
Agama dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu adanya dukungan
anggaran baik yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), Penerimaan Bukan Pajak (PNBP), dan Hibah Dalam Negeri maupun Luar
Negeri. Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran Kementerian Agama Tahun
2018 adalah sebagai berikut:
1. Pagu Anggaran Kementerian Agama Tahun 2018 adalah sebesar Rp
63.853.614.459.000,00
Dengan rincian :
a. Belanja Pegawai Rp 37.954.989.586.000,00
b. Belanja Barang Rp 18.985.571.221.000,00

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 67
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

c. Belanja Modal Rp 5.377.548.702.000,00


d. Belanja Bantuan Sosial Rp 1.535.504.950.000,00
2. Realisasi Anggaran Kementerian Agama per 31 Desember 2018 adalah
sebesarRp59.380.882.588.460,00 atau terealisasi 93,00% dari pagu anggaran,
dengan rincian :
a. Belanja Pegawai Rp 35.772.085.151.473,00 (94,25%)
b. Belanja Barang Rp 18.041.347.005.340,00 (95.03%)
c. Belanja Modal Rp 4.050.695.267.707,00 (75.33%)
d. Belanja Bantuan Sosial Rp 1.516.755.163.940,00 (98,78%)

Grafik 3.11
Persentase Jenis Belanja dan Realisasinya Tahun Anggaran 2018

Tabel 3.28
Realisasi Anggaran Per Program Tahun Anggaran 2018

Uraian Program Pagu Realisasi %


Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
2.134.742.858.000 2.053.487.578.937 96,19
Teknis Lainnya Kementerian Agama
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
153.786.179.000 153.052.969.318 99,52
Aparatur Kementerian Agama
Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan
600.793.776.000 552.387.722.935 91,94
Pelatihan Kementerian Agama
Program Penyelenggaraan Haji Dan Umrah 1.212.308.943.000 1.113.260.467.092 91,83
Program Pendidikan Islam 50.511.974.193.000 46.812.485.589.330 92,68
Program Bimbingan Masyarakat Islam 5.184.644.929.000 5.088.404.496.868 98,14
Program Bimbingan Masyarakat Kristen 1.896.007.498.000 1.642.147.693.552 86,61

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 68
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Uraian Program Pagu Realisasi %


Program Bimbingan Masyarakat Katolik 924.066.292.000 850.637.196.119 92,05
Program Bimbingan Masyarakat Hindu 773.353.877.000 699.505.642.649 90,45
Program Bimbingan Masyarakat Buddha 280.722.135.000 255.149.528.905 90,89
Program Kerukunan Umat Beragama 105.261.976.000 97.524.291.314 92,65
Program Penyelenggara Jaminan Produk Halal 75.951.803.000 62.839.411.441 82,74
Grand Total 63.853.614.459.000 59.380.882.588.460 93,00

Tabel 3.29
Perbandingan Realisasi Anggaran Per Program
Tahun 2017 dan 2018
(dalam Ribuan Rupiah)
Tahun 2017 Tahun 2018
Uraian Program
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %
Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan
2.355.719.881.000 1.937.100.027.491 82,23 2.134.742.858.000 2.053.487.578.937 96,19
Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Agama
Program Pengawasan dan
Peningkatan Akuntabilitas
128.126.912.000 124.242.085.112 98,51 153.786.179.000 153.052.969.318 99,52
Aparatur Kementerian
Agama
Program Penelitian
Pengembangan dan
583.079.981.000 518.119.975.449 88,86 600.793.776.000 552.387.722.935 91,94
Pendidikan Pelatihan
Kementerian Agama
Program Penyelenggaraan
1.169.440.893.000 1.024.072.887.334 87,57 1.212.308.943.000 1.113.260.467.092 91,83
Haji Dan Umrah
Program Pendidikan Islam 50.802.683.241.000 48.336.359.905.857 95,18 50.511.974.193.000 46.812.485.589.330 92,68
Program Bimbingan
5.104.217.736.000 4.837.083.671.871 94,77 5.184.644.929.000 5.088.404.496.868 98,14
Masyarakat Islam
Program Bimbingan
1.882.571.258.000 1.594.664.532.727 84,71 1.896.007.498.000 1.642.147.693.552 86,61
Masyarakat Kristen
Program Bimbingan
949.292.098.000 800.011.771.940 84,27 924.066.292.000 850.637.196.119 92,05
Masyarakat Katolik
Program Bimbingan
799.026.877.000 626.137.277.239 78,36 773.353.877.000 699.505.642.649 90,45
Masyarakat Hindu
Program Bimbingan
266.009.491.000 231.705.137.945 87,10 280.722.135.000 255.149.528.905 90,89
Masyarakat Buddha
Program Kerukunan Umat
94.192.557.000 84.355.850.927 89,56 105.261.976.000 97.524.291.314 92,65
Beragama
Program Penyelenggara
- - 75.951.803.000 62.839.411.441 82,74
Jaminan Produk Halal
Total 64.132.360.925.000 60.133.853.133.892 93,77 63.853.614.459.000 59.380.882.588.460 93,00

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 69
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018

Grafik 3.12
Perbandingan Realisasi Anggaran 2017 dan 2018 Per Program
120

99,52 98,14
100 96,19 98,51 91,94 95,18 94,77 92,65
91,83 92,68 86,61 92,05 90,45 90,89 89,56
88,86 87,57 87,1
82,23 84,71 84,27 82,74
78,36
80

60

40

20

0
Prog 1 Prog 2 Prog 3 Prog 4 Prog 5 Prog 6 Prog 7 Prog 8 Prog 9 Prog 10 Prog 11 Prog 12
2017 82,23 98,51 88,86 87,57 95,18 94,77 84,71 84,27 78,36 87,1 89,56
2018 96,19 99,52 91,94 91,83 92,68 98,14 86,61 92,05 90,45 90,89 92,65 82,74

Berdasarkan informasi keuangan di atas, diketahui bahwa realisasi anggaran


Kementerian Agama hanya sebesar 93.00% dari total anggaran yang dialokasikan.
Namun capaian kinerja Kementerian Agama tahun 2018 dapat tercapai dengan baik
yaitu sebesar 100,06% sebagaimana dijelaskan pada analisis capaian kinerja di
atas.

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 70
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017

BAB IV

Penutup

K ementerian Agama pada tahun 2018 telah berhasil mencapai sasaran


strategis yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja dalam rangka
pemenuhan indikator-indikator kinerja Kementerian Agama yang
sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 808 Tahun 2017 tentang Indikator
Kinerja Utama Kementerian Agama.

Laporan kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas Kementerian Agama


terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi atas penggunaan anggaran tahun 2018 yang
disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Laporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum, capaian kinerja Kementerian Agama tahun 2018 atas lima sasaran
strategis yang telah ditetapkan menunjukkan kinerja yang baik, terlepas dari masih ada
beberapa hal yang menjadi kendala dan hambatan yang perlu mendapat perhatian.

Berdasarkan pengukuran terhadap setiap indikator kinerja sebagaimana yang


tertuang dalam perjanjian kinerja Kementerian Agama Tahun 2018, menunjukkan
bahwa capaian rerata sasaran strategis Kementerian Agama sebesar 100,06% atau
kategori Sangat Baik. Sasaran yang menunjukkan rerata capaian kinerja yang sangat
baik (≥100%) adalah (1) Meningkatnya Kualitas Kehidupan Umat Beragama sebesar
116,60%; (2) Meningkatnya Harmoni Sosial dan Kerukunan Umat Beragama sebesar
94,53%, (3) Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama sebesar 107,36%,
(4) Meningkatnya Akses Layanan Pendidikan sebesar 84,81%; dan (5) Meningkatnya
Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan sebesar 87,05%.

Dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki capaian sasaran strategis


Kementerian Agama tersebut di atas, langkah-langkah yang perlu ditingkatkan dan
diperbaiki terkait pelaksanaan program dan kegiatan di masa yang akan datang,
diantaranya adalah:
1. Mainstreaming kerukunan dalam perda-perda dan kebijakan sosial sampai pada
tingkat kecamatan

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 71
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017

2. Optimalisasi peran FKUB melalui peningkatan status Peraturan Bersama Menteri


Agama dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 menjadi Peraturan Pemerintah atau
bahkan menjadi Undang-Undang;
3. Peningkatan layanan ibadah haji, dengan meminimalisir kuota jemaah haji yang
tidak terpakai, meningkatkan profesionalisme pembimbing dan petugas haji,
mengoptimalkan nilai manfaat dana haji, menyederhanakan proses pendaftaran
calon jemaah haji, percepatan pembangunan dan revitalisasi asrama haji, dan
meningkatkan tata kelola melalui restrukturisasi organisasi haji;
4. Meningkatkan pembina penyelenggara perjalanan ibadah umrah;
5. Menigkatkan pengawasan perizinan dan akreditasi penyelenggara ibadah umrah;
6. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam peningkatan kualitas
layanan, dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan sistem aplikasi pada seluruh
satker pusat dan daerah;
7. Penguatan Sistem Pengawasan Internal; dan
8. Mengoptimalkan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja.

Demikian Laporan Kinerja Kementerian Agama Tahun 2018 ini disusun, dengan
harapan dapat memberikan informasi kinerja yang terukur atas pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dimandatkan kepada Kementerian Agama, serta sebagai upaya perbaikan
berkesinambungan dalam meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kita semua.

Jakarta, Februari 2019


Menteri Agama RI,

Lukman Hakim Saifuddin

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 72

Anda mungkin juga menyukai