Anda di halaman 1dari 23

SESI

LOGISTICS & SUPPLY CHAIN


MANAGEMENT EVOLUTION
Lecturer :
ERWIN RAZA, SE, MM
EMAIL: rzerwin2012@gmail.com
Mobile: 08111906207
1
Learning Objectives
Setalah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu:
• Menjelaskan seperti apa evolusi industri dan konsep logistics dan
supply chain management dari masa ke masa
• Menjelaskan kekuatan faktor eksternal apa saja yang
menggerakkan perubahaan dalam ekonomi global dan
dampaknya terhadap global supply chains.
• Menjelaskan tentang Konsep Value Chain Porter dalam
mendukung strategi keunggulan bersaing dalam Pengelolaan
Operasi perusahaan baik Lokal dan Internasional

2
Evolusi Konsep Logistik
dan Supply Chain
Management
Evolusi Konsep Logistik dan SCM

Digitizatio
n SCM

• Digitization
• Mass production • Integrated logistics • Using IT Comprehens
SCM
• Physical Mgt • Time based ive SCM • Smart &
distribution • Physical competition Intelligent
(outbound) distribution SCM
Evolusi Konsep Logistik dan SCM

Pada era tahun 1960an – System yang Fragmented


• Masing-masing fungsi di dalam Perusahaan berjalan
sendiri-sendiri (terfragmentasi), misal fungsi produksi
hanya memikirkan bagaimana membuat barang sesuai
dengan mutu dan waktu yang telah ditetapkan.
• Sistem mass production, mementingkan jumlah output.
Kata Kunci: Produktivitas, efisiensi, dan utilitas sistem
produksi.
• Pengembangan Konsep distribusi fisik, Fokus pada
distribusi fisik dan logistik keluar (outbound).
Evolusi Konsep Logistik dan SCM
• Pada era tahun 1970an-1980-an- Consolidation System
 Konsep Manajemen Logistik Terintegrasi mulai dikenal pada sejumlah
organisasi.
 Tugas-tugas logistik dikonsolidasikan menjadi dua fungsi berbeda:
management material dan physical distribution
 Fokus pada physical distribution (logistik inbound, dan outbound)
guna meningkatkan efisiensi dan meningkatkan layanan pelanggan
 Mulai dikembangkan konsolidasi sistem antara transportasi,
persediaan, pergudangan, pengemasan, penanganan material, dan
aktivitas lainnya.
 Keunggulan bersaing: tidak hanya ditentukan oleh produktivitas
(output yg dihasilkan), tetapi kualitas produk. Kualitas produk
ditentukan oleh: proses, manusia, dan sistem secara keseluruhan;
 Konsep Value chain yang dikembangkan Porter menjadi pelengkap
logistik terintegrasi untuk alat analisis dan strategi kompetitif.
Evolusi Konsep Logistik dan SCM
Pada tahun 1990an – Functional Integrastion
• Globalisasi memicu integrasi fungsional dan semua
elemen rantai pasokan menjadi bagian dari perspektif
manajemen tunggal.
• Muncul Teknologi informasi, batas-batas wilayah
semakin hilang;
• Tuntutan pelanggan semakin tinggi, produk murah
dan berkualitas tidak cukup, variasi produk semakin
penting.
• Mulai menerapkan konsep time-based competition
yang berdasarkan efisiensi dan kecepatan waktu.
• Konsep Supply Chain Management diperkenalkan,
yang memerlukan kolaborasi sepanjang rantai supplai
mulai dari supplier, pabrik, perusahaan transportasi,
jaringan distribusi, untuk mengurangi biaya, menjaga
kualitas, dan ketersediaan produk di pasar.
Evolusi Konsep Logistik dan SCM
Pada tahun 2000an – Value Capture
• Pendekatan SCM lebih komprehensif. Pengelolaan dan pengendalian
informasi, keuangan, dan arus barang lebih terintegrasi dan memungkinkan
inovasi berbagai sistem produksi dan distribusi baru.
• Manajemen rantai pasokan telah menjadi rangkaian kegiatan yang kompleks
yang bertujuan untuk menangkap nilai dan daya saing.
• Kegiatan produksi dialihkan ke kontrak manufacturer, di negara-negara
berkembang (offshoring).
• Revolusi Industri 4.0 tahun 2010an Perkembangan teknologi digital,
muncul berbagai inovasi dalam bisnis, dan transformasi digital mengarah
kepada smart logistics & supply chain.
• Tingkat otomatisasi rantai pasokan semakin meningkat, menjadi elemen
dominan dari evolusi baik distribusi fisik maupun manajemen material.
• Digitalisasi diterapkan pada pusat-pusat distribusi menuju otomatisasi seperti
penyimpanan, penanganan material, dan pengemasan, yang pada akhirnya
mengarah pada kendaraan pengiriman otomatis.
• Pada saat yang sama, banyak perusahaan mengambil keuntungan dari peluang
manufaktur baru di negara berkembang melalui outsourcing/subcontracting dan
offshoring  supply chain lebih complex. Fenomena ini mendorong banyak
bermunculan perusahan penyedia jasa logistik (3PL 4PL, dan 5PL);
Kerangka Value Chain (Porter)
Konsep Value Chain Porter memberikan cara sistematis mengelompokkan
aktivitas perusahaan, sebagai Strategi Keunggulan Bersaing dalam
Pengelolaan Operasi Lokal dan Internasional
Firm Infrastructure
Management, finance, legal, planning
Activites
Support

Human Resource Professional development, employee relations,


Management performance appraisals, recruiting, competitive
Technology wages, training programs
Integrated supply chain system, real-time sales
Development
information
Procurement Real-time Inventory, Communication with suppliers,
Purchase Supplies and materials
Inbound Operation Outbound Marketin Services
Logistics s Logistics g and
• Real-time • Standarized • Order • Pricing
Sales • Delivery
inbound Model Processing • Communicati • Instalation
inventory • Access to • Full on • Repair
data real-time Delivery • Promotion • Greeters
• Location of sales and trucks • Products • Customer
distribution inventory based on Service focus
facilities system community
• Trucks needs
• Material • Low Prices
Handling Primary Activites

KEKUATAN EKSTERNAL YANG
MENDORONG PERUBAHAN
Evolusi dan Perubahan pada Supply Chain

• Dinamika lingkungan global berubah secara dramatis sejak 1990-an, dan organisasi harus
beradaptasi dengan perubahan, atau punah.
• contoh:
 Perusahaan besar di AS yang punah tahun 1990an : Westinghouse, Bethlehem Steel, dan RCA.
 Perusahaan yang berjuang untuk terus bertahan hidup, dengan merubah model bisnisnya:
IBM, General Electric, dan McDonlad.
• Supply chain yang kompetitif adalah pendorong utama bagi perusahaan untuk mencapai
keunggulan kompetitif dengan meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya operasi, menjaga
kemitraan yang kuat, meningkatkan pendapatan dan meningkatkan layanan pelanggan.
• Paradigma bisnis saat ini ”mendisrupsi atau terdisrupsi”, menggantikan paradigma lama,
”think outside the box”;
• Persaingan bisnis saat ini bukanlah antara perusahaan melawan perusahaan lain akan tetapi
“antara supply chain melawan supply chain lain” (Bowersox: 2013).

11
KEKUATAN EKSTERNAL UTAMA YANG MENDORONG PERUBAHAN

Technology &
Information

Externa
Organizatio
nal l Globalisati
Consolidati Change on
on/Collabor Drivers
ation
Government Empowere
Policy & d
Security Consumer
s
Perpaduan faktor-faktor tersebut di atas telah secara dramatis mengubah lanskap
ekonomi dan memberikan peluang bisnis yang menguntungkan bagi
pengembangan global supply chain, dan supply chain management.
Source: Center for Supply Chain Research, Penn State
University
• Lingkungan ekonomi dan geopolitik semakin
kompetitif, yang menghasilkan peluang dan
1.GLOBALIS
ancaman tidak hanya bagi ekonomi tetapi juga
ASI politik.
• Tidak ada lagi batas "geografi" -- waktu
dan jarak menjadi lebih singkat (dikompresi).
• Pertanyaan mendasar bagi suatu
perusahaan dalam merasionalisasi
jaringan global (global network):
 di mana sumber bahan baku dan/atau
jasa tersedia;
 di mana produk atau jasa akan diproduksi;
 di negara mana produk dan jasa akan
dipasarkan; 13
1.Risiko ekonomi dan politik:
 Ancaman teroris dan pembajakan mengganggu arus perniagaan, supply dan demand, dan
meningkatkan biaya keamanan supply chain global.
 Perubahan iklim dan bencana alam (badai, banjir, dan gempa bumi) memerlukan strategi
mitigasi risiko supply chain.
 Disrupsi pada supply chain dianalogikan dengan "serangan jantung”. Perusahaan harus
adaptif, ulet, dan responsif memenuhi tantangan ekonomi global, dan mengembangkan
strategi mitigasi risiko gangguan
2. Siklus hidup produk yang lebih pendek:

Tantangan  Merupakan manifestasi dari kemampuan produk untuk diduplikasi dengan cepat.
 Dari perspektif supply chain, produk yang diduplikasi menghadapi penurunan permintaan
Utama Supply yang lebih cepat dan menghadirkan tantangan bagi manajemen persediaan yang efektif.
 Risiko cepat usang, mengharuskan perusahaan terus mengembangkan produk baru atau
Chain dalam mengkonfigurasi ulang produk lama untuk mempertahankan pangsa pasar.

Globalisasi 3.Batas-batas organisasi tradisional semakin tidak jelas:


 Perusahaan harus menyesuaikan model bisnisnya, dalam ekonomi global yang lebih
kompetitif.
 Banyak perusahaan melakukan outsourcing kegiatan dan proses ke Perusahaan Penyedia
Jasa lain, untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Outsourcing sangat penting
bagi supply chain management yang efektif dan efisien, contoh:
o SAB menggunakan strategi outsourcing untuk mempertahankan dan
mempertahankan profitabilitas.
o Nike, mengalihdayakan semua manufakturnya.
o Produsen mobil dan komputer meng- outsourcing suku cadang dan jasa logistik yang
dibutuhkan. 14
• Teknologi berdampak besar pada supply chain sebagai
fasilitator perubahan proses bisnis perusahaan, dan
juga sebagai kekuatan utama dalam mengubah
2. Teknologi dinamika pasar.
• Individu dan organisasi "terhubung" 24/7, dan sama
Informasi
memiliki akses terhadap informasi melalui internet.
• Search Engines seperti Google dan lainnya,
memungkinkan untuk mendapatkan informasi tepat
waktu dengan cepat. Data dan informasi yang sangat
banyak sudah di “ujung jari (fingertips)”.
• Perusahaan menggunakan media sosial untuk
mengungkap informasi terkait permintaan untuk
peramalan dan pemasaran yang lebih baik.
• Teknologi memungkinkan individu dan organisasi
terhubung ke ”knowledge pools" dunia , serta
membangun kolaborasi dalam supply chain.
• Teknologi mendorong berkembangnya Outsourcing
(Pengalihdayaan).
• Peluang kolaborasi dengan perusahaan di seluruh dunia
meningkat dan menciptakan peluang 15pasar, serta
meningkatnya peluang kerja.
Industrial Evolution

4. Industrial
revolution
Berdasarkan pada cyber-
physical-systems
3. Industrial revolution
Penggunaan elektronik dan
Teknologi Informasi untuk
otomasi produksi
2. Industrial revolution
Memperkenalkan jalur produksi

complexity
Massal dengan tenaga energi listrik

Level of
1. Industrial revolution
Memperkenalkan mesin produksi
Mekanis dengan tenaga uap air
Industry 1.0 Industry 2.0 Industry 3.0 Industry 4.0
Akhir Abad ke-18 Mulai Abad ke-20 Mulai Tahun 70an Today
Source: DFKI/Bauer IAO
Blok Bangunan Industri 4.0
• Perkembangan Internet of Value menjadi kekuatan inti dari Revolusi Industri 4.0.
• Internet of Value didasarkan kepada berbagai teknologi informasi, seperti: (1) Internet
of Things/Sensor (sebagai input); (2) 3D Printing/Augmented Reality/Virtual Reality
(sebagai output); (3) Cloud/Quantum Computing (sebagai CPU); (4) Big Data (sebagai
penyimpanan); (5) Blockchain dengan Smart Contract (sebagai kontrol); (6) Artificial
Intelligence (aplikasi), dsb
Autonom
us
Big data Robots
Simulat
analytic
ion
s
Horizonta
l and
Augmen
ted
Industry vertical
system
reality 4.0 integrati
on
Industrial
Additiv
Internet
e Mfg
of Things
Cyber
Security
• Setelah Perang Dunia II, Produsen produk menjadi
3. Konsolidasi kekuatan pendorong dalam supply chain.
Organisasi dan  Produsen melakukan sendiri pengembangan, perancangan, produksi,
promosi, dan pendistribusian produk.
Pergeseran  Produsen yang memiliki volume penjualan, karyawan, daya beli, dan
Kekuatan 
lokasi terbesar memiliki posisi dominan dalam supply chain.
Produsen menggunakan kekuatannya di sepanjang supply chain untuk
keuntungan ekonomi, terutama dalam distribusi produk.
• Selama 1980-an dan terutama 1990-an, perubahan
signifikan terjadi, Raksasa Ritel menjadi pemimpin
pasar.
 Raksasa ritel seperti Walmart, Sears, Kmart, Home depot, Target, Kroger,
McDonald's, dll., menjadi pemimpin pasar yang kuat dan mesin untuk
perubahan. Pengecer kecil juga meningkat secara signifikan.
 Pengecer besar diberi layanan pengiriman terjadwal sehingga
memungkinkan pengecer untuk beroperasi lebih efisien dan secara
efektif memberikan skala ekonomi kepada produsen.
 Kolaborasi di antara organisasi dalam supply chain menjadi keharusan
yang menghasilkan penghematan biaya bersama dan peningkatan
layanan pelanggan.
 Saling berbagi data point of sale merupakan alat kolaboratif yang kuat
untuk memitigasi risiko " bullwhip effect" persediaan dalam supply chain.
 Berbagi data akan membantu perusahaan mengurangi risiko kehabisan
stok produk dan kehilangan penjualan.
18
• Konsumen memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan dalam
fungsi supply chain.
• Internet memungkinkan konsumen memiliki akses yang sangat luas
ke sumber produk dan informasi terkait.
• Opsi distribusi omni-channel memberikan fleksibilitas tambahan bagi
4. Kekuatan konsumen. Sehingga Konsumen memiliki kesempatan untuk
membandingkan harga, kualitas, dan layanan. Omni-channel
Konsumen
adalah perubahan besar dalam memenuhi kebutuhan pelanggan di
tingkat ritel.
• Konsumen menuntut harga yang kompetitif, kualitas tinggi,
kenyamanan, fleksibilitas, dan daya tanggap.
• Konsumen sangat tidak toleran terhadap kualitas produk dan
layanan yang buruk, segera segera mengeksposnya melalui internet.
• Gaya hidup: Konsumen yang memiliki tingkat penghasilan yang
tinggi, akan meningkatkan daya belinya. Mereka menuntut kualitas
terbaik, dengan harga terbaik, dengan layanan terbaik. Tuntutan
tersebut meningkatkan tantangan dan tekanan pada berbagai supply
chain. 19
• Kebijakan dan regulasi Pemerintahan baik pusat maupun daerah berdampak
terhadap bisnis dan supply chain.
• Sektor Transportasi, Komunikasi, dan Lembaga keuangan, merupakan sektor
penting ekonomi, telah menjadi semakin kompetitif sejak dideregulasi pada tahun
5. Kebijakan 1980an.
• Perusahaan transportasi saat ini tidak hanya diperbolehkan menawarkan layanan
dan Regulasi transportasi, tetapi juga menangani layanan logistik lainnya, seperti: pemenuhan
Pemerintah pesanan, manajemen Persediaan, dan pergudangan, sebagai mitra outsourcing
oleh perusahan manufaktur.
• Sektor Keuangan menjadi lebih kompetitif, fleksibel, dan responsif terhadap
kebutuhan pelanggan. Perubahan ini mendorong supply chain management lebih
berperan dalam efisiensi aset dan arus kas.
• Industri komunikasi telah berubah dramatis dan menjadi bagian dari revolusi
informasi, yang memunculkan banyak "pemain" termasuk perusahaan kabel,
perusahaan internet, dll.
• Industri Komunikasi telah meningkatkan efekivitas dan efisiensi supply chain yang
mengarah ke biaya yang lebih rendah dan layanan pelanggan lebih baik.
 Contohnya visibilitas aset, pengisian respons yang cepat, penjadwalan
transportasi tepat, entri pesanan yang cepat, dan pengiriman hari yang
sama.
20
TUGAS MAHASISWA
Tugas Individu

1. Konsep Logistik dan Supply Chain Management(SCM) telah mengalami evolusi yang
sangat mendasar sejak tahun 1960an hingga sekarang. Jelaskan secara ringkas
pertanyaan berikut ini:
a. Kapan Konsep Manajemen Logistik Terintegrasi mulai muncul ?, dan perubahan-perubahan penting apa
yang terjadi dibandingkan era sebelumnya.
b. Sejak kapan Konsep Supply Chain Management mulai dikenal? Bagaimana menurut anda pengaruh
teknologi informasi dan digital terhadap perkembangan supply cahin management?
2. Terdapat paling tidak 5 faktor kekuatan eksternal utama yang telah mengubah secara
dramatis lanskap ekonomi, termasuk juga supply chain management. Sebutkan apa saja
5 kekuatan eksternal tersebut.
3. Jelaskan bagaimana dampak Globalisasi : (a) Terhadap ekonomi global dan supply chain
global.
4. Jelaskan bagaimana dampak kemajuan teknologi dan informasi terhadap supply chain?
5. Konsumen saat ini memiliki pengaruh yang sangat besar di pasar. Sebutkan Faktor-
faktor apa saja yang mendorong semakin kuatnya pengaruh konsumen tersebut?
Jelaskan bagaimana dampak pengaruh konsumen tersebut pada supply chain?
6. Konsep value chain Porter membagi kegiatan perusahaan menjadi Primary
Activities, dan Supporting Activities. Jelaskan bagaimana pengelolaan primary22
THANK YOU
...Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya....
[W.R Supratman]

FOR BETTER INDONESIA


Erwin Raza,
email:rzerwin2012@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai