Anda di halaman 1dari 11

Syaiful Fajri – 20200803108

Sistem Informasi Enterprise


SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Supply chain management (SCM) Merupakan sebuah konsep yang lebih luas dari
logistic. Perkembangan terkini dari logistic management yang munculnya diawali dari sebuah
visi kebutuhan untuk bekerjasama.

Supply Chain Management adalah Pengelolaan alur barang atau jasa yang mencakup
semua proses, termasuk perubahan bahan mentah menjadi produk jadi. Proses ini juga meliputi
upaya menyederhanakan penawaran suplai agar pengalaman klien meningkat sehingga bisnis
memiliki daya saing di pasar.

Dengan kata lain, supply chain management merupakan bagian dari upaya pemasok
dalam mengembangkan dan menerapkan rantai pasokan yang sangat efisien serta ekonomis.

Untuk mengembangkan konsep SCM dalam perusahaan tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan teknologi informasi (Tl), karena justru kemajuan teknologi yang melahirkan
prinsip-prinsip dasar dari manajemen supply chain.

Hal tersebut disebabkan karena esensi dari pengintegrasian berbagai proses dan entitas
bisnis di dalam domain manajemen supply chain adalah melakukan share terhadap informasi
yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Teknologi komputer dan telekomunikasi
yang sangat cepat berkembang membuat penciptaan dan penyebaran informasi menjadi makin
cepat, murah, dan berkualitas baik.

A. Perspektif Teknis
1. Fungsi Penciptaan
• Teknologi informasi harus mampu menjadi medium atau sarana untuk
mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai
dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif
Secara manual: dilibatkannya seorang user untuk melakukan data entry
terhadap fakta-fakta relevan di dalam aktivitas sehari- hari yang
dipandang perlu untuk direkam. Misalnya catatan pengeluaran keuangan,
keluhan pelanggan, pesanan konsumen, pengeluaran barang dari gudang,
dan sebagainya. Secara otomatis: jika berbagai teknologi dipergunakan
sebagai alat untuk merekam fakta dan mengubahnya menjadi data tanpa
harus melibatkan unsur manusia sebagai data entry. Contohnya adalah
penggunaan barcode untuk kode barang, smart card untuk data pelanggan,
kartu kredit untuk pembayaran, dan sebagainya.
• Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan
tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya
(stakeholders), yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik
perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
• Bentuk pengolahan data: melakukan pengelompokan data sejenis,
mendeskripsikan kumpulan data dalam bentuk statistik, membuat
ringkasan data berdasarkan kelompok tertentu, memperlihatkan
karakteristik data dari berbagai perspektif, dan sebagainya. Bagi
manajemen dan staf perusahaan, informasi hasil olahan data ini
merupakan data mentah yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan-
keputusan strategis maupun taktis.
• Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis perusahaan.
Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data sehari-hari dilengkapi
dengan pengalaman (jam terbang), dan intetelektualitas sang pengambil
keputusan pada akhirnya akan menjadi sebuah pengetahuan (knowledge)
bagi yang bersangkutan. Tugas teknologi informasi adalah mengolah
informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada
menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam
perusahaan.
2. Fungsi Penyebaran
Terhadap entitas fakta, data, informasi, knowledge, dan wisdom tersebut,
teknologi informasi memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aspek
penyebaran:
• Gathering
Teknologi informasi harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu
mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan meletakkannya di dalam suatu
media penyimpan digital.
Media penyimpan tersebut harus mampu menangkap berbagai
karakteristik unik dari entitas-entitas terkait, yang biasa direpresentasikan
dalam berbagai bentuk format media (multimedia) seperti teks, suara
(audio), citra (image), gambar bergerak (video), dan lain-lain.
• Organising
Teknologi informasi harus memiliki mekanisme baku dalam
mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tersebut di dalam media
penyimpan.
Konsep-konsep struktur data, basis data, dan sistem berkas merupakan
dasar-dasar ilmu yang kerap dipergunakan sehubungan dengan kebutuhan
ini.
• Selection
Di saat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan entitas-entitas
tersebut, teknologi informasi harus menyediakan fasilitas untuk
memudahkan pencarian dan pemilihan.
• Synthesizing
Tidak jarang para pengambil keputusan rnembutuhkan lebih dari satu
entitas (gabungan beberapa entitas) untuk memudahkannya melihat
situasi bisnis perusahaan. Contohnya adalah seorang manajer yang
membutuhkan peta jalur distribusi rekanannya yang dilengkapi dengan
data lengkap tentang karakteristik masing-masing jalur. Di sini
dibutuhkan gabungan antara media gambar (image) dengan teks.
Teknologi informasi harus mampu memenuhi kebutuhan manajer ini
dalam menggabungkan beberapa entitas menjadi satu paket kesatuan yang
terintegrasi.
• Distributing
Teknologi informasi harus memiliki infrastruktur yang dapat
menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihakpihak
yang membutuhkannya.
Proses penyebaran entitas ini harus pula memperhatikan tingkat
kebutuhannya seperti kecepatan akses, penting tidaknya entitas, dan
sebagainya. Untuk dapat mendistribusikan entitas multimedia misalnya,
dibutuhkan suatu media transmisi berpita lebar (high bandwidth) agar
performa penyebaran bisa efektif.
B. Tujuan Supply Chain Management

Salah satu perannya yang utama adalah meminimalisasi biaya operasional,


mengurangi limbah, serta menekan waktu siklus produksi. Standar industri yang telah
berjalan selama bertahun-tahun, rantai pasokan berjalan segera saat pengusaha eceran
mengirimkan permintaan kepada pabrik. Lalu, pemasok berupaya mengirim stok
secepat waktu produk terjual.

Akan tetapi, cara tersebut tidak terdengar efisien dan berpotensi menimbulkan
persoalan di banyak titik. Oleh karena itu, salah satu tujuan supply chain management
juga untuk memperbaiki alur rantai pasokan akan efisien bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Dengan supply chain management yang efektif, ada beberapa nilai yang dapat
ditingkatkan dalam siklus rantai pasokan, antara lain:

1) Mengidentifikasi potensi masalah


Saat pelanggan memesan jumlah produk lebih banyak dari stok produk
yang tersedia di gudang pabrik, kemungkinan besar pihak pelanggan akan
komplain serta merasa tidak puas dengan pelayanan pemasok. Namun, bila
pemasok menganalisis data rantai pasokan sebelumnya, kekurangan produk
tersebut dapat diantisipasi, sehingga mencegah timbulnya kekecewaan di pihak
pelanggan.
2) Mengoptimalkan Dinamika Harga
Beberapa produk bersifat musiman sehingga memiliki masa simpan
yang terbatas. Pada akhir musim, produk tersebut umumnya akan dibuang atau
dijual dengan diskon sangat besar.
Sehubungan dengan itu, bisnis-bisnis yang menyediakan produk musiman
umumnya menyesuaikan harga sedemikian rupa dalam pemenuhan permintaan
pasar. Nah, dengan menganalisis siklus rantai pasokan, kamu bisa
mengoptimalkan margin keuntungan.
3) Meningkatkan alokasi Persediaan Barang
Jika mempunyai data siklus rantai pasokan yang baik, terlebih bila sudah
memakai sistem digital, kamu dapat mengalokasikan sumber daya secara
dinamis. Alokasi tersebut dapat didasarkan pada perkiraan penjualan,
permintaan sebenarnya, serta prediksi ketersediaan bahan mentah.
C. Jenis Supply Chain Management
1) Upstream supply chain
Upstream supply chain adalah memosisikan perusahaan manufaktur
sebagai penghubung atau penyalur kepada konsumen atau reseller yang
memasarkan produk. Jadi, proses pengadaan produk perusahaan merupakan
aktivitas utama di bagian upstream ini.
2) Internal Supply Chain
Internal supply chain yaitu proses input bahan mentah ke gudang yang
selanjutnya diubah menjadi bahan dasar. Lalu, bahan dasar tersebut disalurkan oleh
perusahaan.
Hal ini dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan untuk bisa
menghasilkan output produksi yang berkualitas. Dalam internal supply chain
management, aktivitas utamanya terdiri atas manajemen produksi, pabrikasi, serta
pengendalian persediaan produk yang dilakukan oleh perusahaan.
3) Downstream Supply Chain
Sementara itu, dalam downstream supply chain, manajemen rantai suplai
melakukan kegiatan yang terdiri atas semua aktivitas pemasaran produk
perusahaan, termasuk pengiriman produk ke pelanggan atau konsumen.
Dengan kata lain, aktivitas utama pada jenis supply chain ketiga ini berupa
pengaturan arah distribusi, sistematika pergudangan, transportasi, dan aktivitas
akhir pelayanan pengiriman produk.
D. Prinsip Supply Chain Management
Prinsipnya adalah sinkronisasi dan koordinasi kegiatan dengan arus barang atau
jasa, baik di dalam maupun antar organisasi. Aliran produk dalam perusahaan
manufaktur sangat kompleks dan memerlukan koordinasi semua pihak untuk
mengelola desain produk, produksi, pemasaran, akuntansi, dan bagian-bagian lain yang
menunjang, bukan hanya aliran produk secara fisik. Untuk menjalankan rangkaian
supply chain management, terdapat tujuh prinsip yang harus kita ketahui. Yang mana
prinsip-prinsip tersebut tersusun atas :
• Mengadaptasi jaringan logistik ke konsumen yang berbeda.
• Membagi konsumen berdasarkan segmentasi sesuai kebutuhannya.
• Mengamati sinyal pasar dan menggunakan hasil pengamatan tersebut sebagai
dasar perencanaan permintaan untuk hasil perkiraan yang konsisten serta alokasi
dana yang optimal.
• Mengelola pemasok secara strategis untuk mengurangi biaya kepemilikan
material dan layanan.
• Mendiferensiasikan produk dan layanan yang lebih dekat dengan konsumen, serta
mempercepat transformasi di sepanjang rantai pasokan.
• Memanfaatkan strategi teknologi di seluruh rantai pasokan yang mendukung
pengambilan keputusan hierarkis dan memberikan gambaran yang jelas tentang
produk, layanan, dan aliran informasi.
• Mengaplikasikan pengukuran kinerja pada seluruh rantai pasokan untuk
meningkatkan layanan kepada konsumen akhir.
Perbedaan SCM dengan Logistik, Istilah supply chain management dan logistik sering
membingungkan atau digunakan secara bergantian, namun sebenarnya keduanya
berbeda. Logistik adalah komponen dari manajemen rantai pasokan. Ia berfokus pada
pemindahan produk atau material dengan cara yang paling efisien sehingga tiba di
tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Sebaliknya, SCM melibatkan serangkaian kegiatan yang lebih luas, mulai dari mencari
sumber bahan baku, memperoleh barang dan bahan baku dengan harga terbaik, dan
mengoordinasikan upaya visibilitas di seluruh jaringan rantai pasokan.

Persaingan dalam konteks supply chain management adalah persaingan antarrantai,


bukan antarindividu perusahaan. Kelemahan praktik tradisional yang bersifat adversial
adalah terfokusnya aktivitas ataupun ukuran keberhasilan pada bagianbagian kecil dari
supply chain yang sering kali justru kontradiktif dengan tujuan akhir untuk
meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir atau pelanggan. Ada dua fungsi
supply chain management sebagai berikut :
1) Supply chain management secara fisik mengonversi bahan baku menjadi produk
jadi dan mengantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan
ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos
produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya.
2) Supply chain management sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa
yang disuplai oleh rantai supply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau
pemakai akhir tersebut.
E. Jenis Teknologi Informasi SCM
Dalam SCM dikenal tiga istilah teknologi informasi, yaitu intranet, internet, dan
ekstranet. Untuk sebuah perusahaan modern, ketiga teknologi tersebut menjadi tulang
punggung proses pendistribusian informasi dari satu tempat ke tempat lainnya.
1) Intranet
Jaringan yang menghubungkan seluruh karyawan satu perusahaan tanpa
mengenal batasan geografis. Perusahaan dengan kantor pusat di ibukota dan
kantor cabang di daerah-daerah misalnya, tergabung menjadi satu jaringan
komputer besar di bawah sebuah aplikasi intranet. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses-proses: komunikasi, kolaborasi,
dan kooperasi.
2) Internet
Jaringan komputer global yang terdiri dari ribuan subjaringan (jejaring) yang ada
di seluruh dunia. Karena sifatnya yang dapat diakses oleh siapa saja, dari mana
saja, dan kapan saja, internet telah menjadi sebuah sarana milik umum (public
domain facilities}.
Bagi sebuah perusahaan, internet dipergunakan sebagai media untuk
berhubungan dengan para pelanggan, menghemat banyak biaya. Menghubungkan
perusahaan dengan internet berarti menambah luas cakupan pasar, yang berarti
meningkatkan kuantitas potensi pelanggan bagi perusahaan.
3) Ekstranet
Jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan perusahaan (intranet
misalnya) dengan sistem jaringan para mitra bisnisnya, seperti supplier
(pemasok) dan vendor.
Tujuannya adalah mempercepat proses pengadaan sebuah barang dan
menurunkan biaya-biaya yang tidak perlu seperti biaya gudang dan transportasi.
Dengan teknologi informasi, perusahaan dapat dengan mudah melakukan
penciptaan sebuah informasi dan menyebarkannya ke mana saja yang diinginkan.
Dengan berkembangnya teknologi informasi terutama yang berkaitan dengan
dimulainya suatu konsep ekonomi baru (digital), maka berkembanglah suatu
arena dan potensi bisnis baru di dunia maya.
4) Extraprise Value Network
Konsep manajemen e-business, memberikan banyak sekali kemungkinan dan
peluang baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Prinsip e-commerce, e-
procurement, e-customer, e- market, merupakan manifestasi dari
terselenggaranya ide-ide bisnis baru di internet yang melengkapi jaringan
intranet, internet, dan ekstranet, antara lain:
• e-Supply Chain Management (e-SCM)
• e-Customer Relationship Management (e-CRM)

Jaringan yang telah dilengkapi dengan kedua jenis aplikasi ini dinamakan
Extraprise Value Network (EVN) oleh Price Waterhouse Coopers, yang
digambarkan sebagai berikut.

5) E-SCM
Konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan internet dan
teknologinya untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama
yang berhubungan dengan sistem pemasokan bahanbahan atau sumber daya-
sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi (sisi supply);
6) E-CRM
Merupakan kebalikan dari e-SCM, yaitu berusaha memanfaatkan internet dan
teknologinya untuk mengintegrasikan perusahaan dengan seluruh calon
konsumen maupun pelanggannya (sisi demand).
F. E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Tiga prinsip dasar dalam e-Supply Chain Management adalah :
1) Melihat bahwa hakikat informasi harus merupakan pengganti atau substitusi dari
keberadaan inventor (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka informasi harus
diperlakukan sama dengan manajemen inventori, yang berkaitan dengan: kapan
informasi relevan harus dimiliki dan "seberapa detail informasi" yang harus
direpresentasikan.
2) Unsur biaya, kecepatan, dan kualitas, persaingan yang sesungguhnya terletak pada
kecepatan dan ketepatan informasi. Aspek online menjamin adanya hubungan
terintegrasi antara semua pihak yang terkait, aspek real time menjamin bahwa
informasi yang dipergunakan untuk mengambil keputusan adalah yang paling
mutakhir (up-to-date).
3) Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan aset
strategis perusahaan yang harus dibina sungguh- sungguh keberadaannya. Tidak
ada yang lebih penting daripada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus
selalu dijaga keberadaannya.
G. Komponen Konsep e-Supply Chain Management :
1) Supply Chain Replenishment
Proses yang berkaitan dengan bagaimana para pemasok saling bekerja sama
menyediakan produkproduk atau bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan
sedemikian rupa sehingga memenuhi target permintaan dan service level yang telah
dicanangkan.
2) Collaborative Planning
Proses yang memfokuskan diri pada aktivitas perencanaan yang berkaitan dengan
operasi, produksi, inventor, dan distribusi, sehingga keseluruhan perusahaan yang
bekerja sama mengetahui obyektivitasnya masing-masing untuk mencegah adanya
konflik dapat bermuara pada tidak tercapainya kebutuhan pelanggan.
3) Collaborative Product Development
Proses yang berkaitan dengan aktivitas penciptaan produk atau jasa yang
membutuhkan kerja sama antara berbagai mitra bisnis dengan perusahaan,
sehingga kualitas produk dan/atau jasa dapat terpenuhi sesuai dengan spesifikasi
yang telah disepakati.
4) E-Procurement
Manifestasi baru dari proses pengadaan konvensional, di mana dalam aktivitas ini
teknologi internet dan prinsip-prinsip e-business benarbenar diterapkan dengan
sungguh-sungguh.
5) E-Logistics
Sama dengan e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan aktivitas
manajemen pergudangan dan transportasi.
H. Perusahaan e-commerce
Layaknya perusahaan konvensional, perusahaan e-commerce pun perlu
mengelola rantai pasokan untuk mengantarkan produk ke tangan konsumen akhir.
Namun, karena natur bisnisnya sedikit berbeda, proses pengelolaan supply chain di
perusahaan e-commerce pun tidak sama dengan perusahaan konvensional. Di bawah
ini contoh supply chain management untuk perusahaan e-commerce :
1) Transaksi di e-commerce
Kebalikan dari proses yang terjadi di perusahaan konvensional, transaksi
konsumen akhir justru terjadi di awal rantai pasokan. Pertama, konsumen
bertransaksi atau check out terlebih dahulu di situs e-commerce.
Seperti yang sudah diketahui, produk yang dijual di e-commerce dapat dilihat,
dipilih, serta dibeli langsung oleh konsumen.
2) Penyelesaian pembayaran serta proses pemesanan
Sebelum produk berhasil dipesan, konsumen perlu menyelesaikan pembayaran
terlebih dahulu. Di tahap ini sebetulnya terbuka alur supply chain yang lain
sebab pembayaran umumnya dilakukan melalui e-wallet atau transfer bank.
3) Pengambilan produk dari Gudang
Begitu pesanan berhasil dibuat, barulah terjadi proses pengambilan produk ke
gudang persediaan. Tentunya, pihak gudang juga perlu memastikan barang yang
dipesan tersedia dan siap untuk dikirimkan ke konsumen.
4) Proses pengiriman
Kebanyakan proses pengiriman produk yang dipesan di e-commerce dilakukan
oleh pihak ketiga yaitu perusahaan logistik.
Di titik ini terlihat jelas perbedaannya dengan perusahaan konvensional yang
mengirimkan produk dari gudang ke pedagang ritel. Kali ini, produk langsung
dikirimkan ke konsumen akhir.
5) Konsumen akhir atau pelanggan
Titik ujungnya serupa dengan perusahaan konvensional yaitu pada konsumen
akhir. Apabila puas dengan produk yang diterima, pelanggan biasanya akan
melakukan pemesanan kembali sehingga siklus rantai pasokan terus berjalan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai