Anda di halaman 1dari 16

A.

Jenis-Jenis Limbah Yang Akan Dikelola

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair, maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme
pathogen, bersifat infeksius, dan bahan kimia beracun.
Asal limbah antara lain dari unit pelayanan medis, penunjang medis, dan penunjang
non medis, berikut diagram asal limbah rumah sakit.

Rumah Sakit

Departemen Departemen Penunjang Departemen Penunjang Non


Medis Medis Medis

 Bagian pengadaan dan


 Rawat inap  Laboratorium perbekalan farmasi
 Rawat jalan  Radiologi  Laundry
 IGD  Farmasi  Dapur gizi
 Rawat intensif  Fisioterapi  Rekam medis
 Rawat sehari  Sterilisasi  Departemen pemeliharaan
 Hemodialisa  Anestesi  Management office
 Kamar jenazah  Rumah tangga
 Kamar bedah  Logistik umum

Berdasarkan bentuk fisiknya maka limbah rumah sakit dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Jenis limbah yang akan dikelola
Rumah Sakit Eka Cibubur adalah sebagai berikut:
1. Limbah Infeksius
2. Limbah Patologis
3. Limbah Farmasi
4. Limbah Bahan kimia kadaluarsa, tumpahan atau sisa kemasan B3
5. Limbah Benda tajam
6. Limbah Genotoksik/ sitotoksik (limbah yang mengandung bahan dengan sifat
genotoksik contoh limbah yang mengandung obat-obatan sitotoksik atau limbah
dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik
untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan sel hidup)
7. Limbah Umum/ Non B3
Berikut identifikasi limbah yang dihasilkan di Unit:

IDENTIFIKASI LIMBAH RUMAH SAKIT EKA

Sampah Limbah Limbah Kimia,


Limbah logam Limbah umum/
Area Benda Infeksius dan Cytotoxic dan
berat non B3
Tajam patologis Farmasi

kertas,
cat, plastik,kardus,
lampu bekas,
Pemeliharaan     thiner,chlorine, kayu, besi,sisa
baterai kering,
lem bangunan/
konstruksi

limbah sisa
makanan,plastic,
Dapur, minyak goreng
kantin,         bekas, kardus,
cafetaria jerigen,botol
plastik, botol
kaca

kertas,
Logistik        
plastik,kardus

Oli, filter
genset, bahan
Baterai basah
Ruang genset     yang tercemar  
(Accu)
oli, kemasan
air accu.

kemasan
Ruang pompa     terkontaminasi    
limbah chlorine

Ruang UPS       batere kering  

sarung tangan,
jarum kasa, masker,
suntik, semua bahan
syringes, yang terpapar mercury dari
IGD ampul darah cairan obat expired sphymomanomet kertas, plastik
bekas, IV tubuh, sirkuit er
cateter, ventilator,
bisturi selang O2,
selang NGT

sarung tangan,
jarum
masker, kasa,
suntik, mercury dari
semua bahan kertas, plastik,
Radiologi syringes,   sphymomanomet
yang terpapar plastik container
ampul er
darah cairan
bekas
tubuh

Administrasi       timbal kertas, plastik,


kardus,

Kasa, sarung
jarum
tangan,
suntik, kemasan
masker, semua
syringes, terkontaminasi mercury dari
bahan yang kertas, plastik,
Poliklinik ampul bahan kimia sphymomanomet
terpapar kardus,
bekas, (handrub/ er
darah/ cairan
jarum handwash)
tubuh, gips,
lancet
elastic perban

mercury dari
MCU       sphymomanomet  
er

kertas, plastik,
kardus, jerigen,
botol plastik,
Café         botol kaca,
minyak goreng
bekas , sisa
makanan

kertas, plastik,
Rekam medis        
kardus,

Kasa, sarung
jarum tangan,
suntik, masker, semua kemasan
syringes, bahan yang terkontaminasi mercury dari
kertas, plastik,
Hemodialisa ampul terpapar bahan sphymomanomet
kardus,jerigen
bekas, darah/ cairan kimia(renalin, er
Vial, IV tubuh, sirkuit Betadin)
Cateter HD, diacap,
blood line

Kasa, sarung
jarum
tangan, kemasan
suntik,
Endosco masker, semua terkontaminasi mercury dari
syringes,
bahan yang bahan kimia sphymomanomet kertas, plastik
ampul
py terpapar (cidezime, er
bekas,Via
darah/ cairan cidexopa)
l
tubuh

Perina/ NICU jarum Kasa, sarung kemasan mercury dari kertas, plastik
suntik, tangan, terkontaminasi sphymomanomet
syringes, masker, semua bahan kimia er
ampul bahan yang (handrub/
bekas,Via terpapar handwash)
l, IV darah/ cairan
kateter tubuh, sirkuit
ventilator,
selang OGT,
selang O2,
urine kolektor

Kasa, sarung
tangan,
kemasan
masker, semua
jarum terkontaminasi
bahan yang
suntik, bahan kimia
terpapar
syringes, (handrub/
Kamar bedah darah/ cairan   kertas, plastik
ampul handwash),
tubuh, jaringan
bekas,Via limbah gas
tubuh/ organ,
l, bisturi anestesi, sisa
selang O2,
obat narkotik
sirkuit
ventilator

jarum
suntik,
Kasa, sarung
syringes,
tangan,
petri
masker, semua reagen ,
disc,
bahan yang formalin,pandii
pecahan
terpapar , turc, eosin, kertas, plastik,
Laboratorium kaca,  
darah/ cairan KOH 10%, eter kemasan plastik
pipet
tubuh, jaringan alkohol,
pecah,
tubuh/ organ, spiritus
tusuk
wadah bekas
gigi, tip,
sampel
object
glass

obat expired,
Jarum
sisa obat
suntik,
narkotik,
syringes, Sarung tangan, kertas, plastik,
Farmasi bahan  
ampul masker, hairnet kardus
terkontaminasi
bekas,
dengan
vial
chemoterapy

jarum
suntik,  Kasa, sarung
syringe, tangan,
pecahan masker, semua
kaca, bahan yang sisa obat,
pipet terpapar kemasan
Ruang mercury dari
pecah, darah/ cairan terkontaminasi kertas, plastik,
perawatan(Wa sphygmomanom
ampul tubuh (Selang bahan kimia kardus
rd) eter
bekas, O2, selang NGT, (handrub/
jarum selang kateter, handwash)
lancet, suction tubing,
jarum urin bag, set
dari IV infuse, dll)
cateter

Fisioterapi Jarum Kasa, sarung kemasan mercury dari kertas, plastik,


suntik, tangan, terkontaminasi sphygmomanom kardus
syringes, masker, semua bahan kimia eter
ampul bahan yang (handrub/
etrpapar
darah/cairan
bekas handwash)
tubuh, selang
nebulizer

Rumah Pisau
kemasan Kertas, plastik,
tangga, pest mesin
terkontaminasi kardus, daun,
control, potong Sarung tangan,
bahan kimia ranting, rumput,
cleaning rumput, masker
(handrub/ limbah baterai
service dan pisau
handwash) AA da AAA
halaman cutter

kemasan
Kertas, plastik,
terkontaminasi
kardus,limbah
Logistik bahan kimia
baterai AA da
(handrub/
AAA
handwash)

Kemasan
STP Sludge IPAL terkontaminasi
limbah klorin

Kantor / area kertas, plastik,


       
kerja kardus

Berdasarkan PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah b3, maka jenis limbah B3
yang terdapat di Rumah Sakit adalah termasuk dalam limbah B3 dari Sumber Spesifik
Umum jenis limbah B3 yang terdapat di Rumah Sakit Eka antara lain:

B. Sumber, Karakteristik dan Kode Limbah Perjenis Limbah B3 yang Akan Dikelola

Sumber Kode Limbah Limbah B3 Karakteristik


Kegiatan A337-1 Limbah Klinis memiliki Bahan Iritatif
Oerasional karakteristik infeksius Bahaya Bagi lingkungan
Rumah Sakit A337-2 Produk farmasi kadaluarsa Bahan Beracun
Bahan Iritatif
A337-3 Bahan Kimia kadaluarsa Bahan Beracun
Bahan Korosif
Bahan Mudah Terbakar
Bahan Iritatif
Bahaya Bagi lingkungan
A337-4 Peralatan laboratorium Bahan Iritatif
terkontaminasi B3 Bahan Beracun
A337-5 Peralatan medis mengandung Bahan Beracun
logam berat, termasuk merkuri Bahan Korosif
(Hg), Kadmium (Cd) dan Bahan Iritatif
sejenisnya. Bahaya Bagi lingkungan

B104d Kemasan bekas B3 Bahan Iritatif


Bahaya Bagi lingkungan
Utiliti dan B107d Limbah elektronik , (lampu Bahan Beracun
Kegiatan TL) Bahaya Bagi lingkungan
Kantoran B326-1 Baterai bekas, baterai yang Bahan Beracun
tidak memenuhi spesifikasi Bahaya Bagi lingkungan
teknis dan kadaluarsa
B109d Filter bekas dari fasilitas Bahan Beracun
pengendalian pencemaran Bahaya Bagi lingkungan
udara
IPAL Rumah B337-2 Sludge IPAL Bahan Beracun
Sait Bahan Iritatif
Bahaya Bagi lingkungan
C. Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Diagram Alur Proses Pengelolaan
Limbah Infeksius dan Limbah B3
Pengertian :
 Limbah/ sampah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme
patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut
dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada
manusia rentan , limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi dan
limbah kimiawi. Berikut merupakan jenis-jenis limbah infeksius :
 Limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, feses yang
terdapat darah, urin yang terdapat darah dan muntahan yang
terdapat darah.
 Alat kesehatan, seperti :
1. Kasa Pembalut 8. Selang HD
2. Alkohol swab 9. Plabot Infus
3. Sarung Tangan 10. Set Infus
4. Masker 11. Botol sampel darah
5. Apron 12. Selang NGT
6. Topi/Head Cap 13. Sirkuit Ventilator
7. Selang O2

 Diapers, underpad
 Kantong darah sisa pemakaian
 Limbah sampah Benda tajam :
1. Jarum Suntik & syringes,
2. Jarum Lancet
3. Vail/ampul
4. Jarum dari IV cateter
5. Bisturi
 Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapandan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker
 Pengelolaan limbah/infeksius adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi, pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
penyimpanandan pemusnahan limbah infeksius
 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu
usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia

Kebijakan :
 Limbah infeksius menggunakan kantong pelatik berwarna kuning dan
sharp container untuk limbah benda tajam. Sedangkan kantong plastik
warna ungu untuk sampah sitotoksis (kemoterapi)
 Limbah cair yang dihasilkan ditampung dalam wadah khusus (jerigen)
 Seluruh petugas yang menangani limbah infeksius dan B3 harus
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) disesuaikan dengan prosedur
yang telah ditetapkan Rumah Sakit Eka
 Pengangkutan dan pemusnahan limbah ke luar rumah sakit berkerjasama
dengan pihak rekanan yang telah memiliki izin dari Direktorat Jendral
Perhubungan
 PP No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
 RS Eka bekerjasama dengan pihak rekanan yang telah memiliki izin dari
Kementrian Lingkungan Hidup dalam hal pengangkutan dan pemusnahan
limbah B3
 Setiap pengambilan Limbah B3 dan Infeksius harus disertai surat jalan
dan dokumen limbah B3
Pengelolaan :

Pemilahan limbah

Pewadahan limbah

Pengumpulan limbah dan Penimbangan berat limbah di TPS

Pengangkutan dan pemusnahan limbah

1. Pemilahan limbah
Pemilahan limbahdilakukan oleh penghasil limbah dimulai dari sumbernya. Dalam
hal ini seluruh perawat dan staf yang bertugas pada saat itu harus benar-benar
bertanggurg jawab atas alokasi limbah dengan tempat sampah yang telah disediakan.
2. Pewadahan Limbah
 Limbah/ sampah Infeksius ditempatkan/ dibuang pada wadah khusus sesuai
dengan jenis/ karakteristiknya. Untuk limbah infeksius dimasukkan ke dalam
tempat sampah infeksius dengan kantong plastik bewarna kuning. Kantong
plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3 bagian telah
berisi limbah. Pada limbah B3 diberi label identitas limbah B3 yang
dilengkapi dengan tanggal pengemasan, kode limbah, jenis limbah, jumlah
limbah, sifat limbah dan nomer kemasan limbah
 penutup tempat sampah diberi stiker "Limbah Infeksius" yang berwama
kuning
 Kantong darah kadaluarsa atau sisa pemakaian, dimasukkan dalam kantong
plastik kuning terlebih dahulu setelah itu dibuang ke tampat sampah infeksius
tanpa harus membuang darah/ sisa darah yang terdapat didalamnya.
 Limbah sitotoksik dimasukan ke dalam tempat sampah dengan kantong plastik
berwama ungu, diikat langsung setelah adanya tindakan pengoplosan dan
setelah pemberian obat kemoterapi kepada pasien dan langsung diantar ke
TPS.
 Limbah benda tajam dimasukkan dalam shap container, yang terbuat dari
bahan anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah dibuka. Jarum suntik tidak perlu
dipisahkan antara spuit (syringes) dan jarumnye Penganglcutan dilakukan
apabila bagian telah terisi dan bagian atas sharp container harus dalam
keadaan tertutup agar isi didalamnya tidak bisa keluar atau bahkan tumpah.
 Untuk plabot infus dibuang beserta set infusnya. Bagian set infus tidak perlu
dilepas dari plabot dan tidak perlu digunting bagian ujung yang tajam. Gulung
rapi set infus yang masih menancap di plabot bagian yang tajam dimasukkan
ke dalam lubang yang ada di roller clamp.
 Media bekas dipakai untuk pemeriksaan mikrobiologi harus disterikan dalam
autoclave terlebih dahulu, selanjutnya dimasukkan dalam kantong plastik
berwarna kuning dan dibuang ke dalam tempat sampah medis infeksius
 Limbah cair yang sudah tidak terpakai dimasukkan ke dalam wadah khusus
yang bertutup rapat (jerigen) dan diberi identitas tanggal pada saat dibawa ke
TPS
3. Pengumpulan dan penimbangan limbah
 Limbah dari tiap-tiap ruangan dikumpulkan ke dalam wheled bins yang
dilakukan oleh petugas cleaning service masing-masing ruangandan dibawa ke
TPS Eka Hospital.
 Pada TPS Eka Hospital Cibubur dilakukan penimbangan dan pencatatan berat
limbah infeksius dan B3 yang dihasilkan (dicatatat dalam log book B3).
4. Pengangkutan dan pemusnahan Limbah B3
Pengangkutan dan pemusnahan Limbah B3 dan infeksiusdiangkut kemudian
dimusnahkan oleh pihak rekanan dengan metode pembakaran menggunakan
insenerator. Setelah limbah B3 diangkut, maka petugas kebersihan harus
membersihkan ruangan TPS tersebut.

D. Jenis dan Spesifikasi Peralatan Pengelolaan Limbah B3

Jenis Spesifikasi
Kantong Plastik Kantong Plastik Berwarna kuning untuk Sampah Infeksius.
Ukuran kantong plastik disesuaikan dengan ukuran tempat
sampah.
Tempat Sampah Tempat Sampah dengan tutup menggunakan pedal
berukuran 25 L untuk di dalam ruangan dan dilapisi
kantung plastik berwarna kuning untuk limbah infeksius
dan plastik hitam untuk limbah domestik

Wheeled bins Kapasitas wheeled bins 120 L (sulo) berwana kuning


dengan ukuran 47,7 x 55 x 95 cm
Timbangan Timbangan untuk menimbang sampah yang akan
ditempatkan di TPS. Kapasitas timbangan maksimum yaitu
50 Kg
APD(Alat  Sarung tangan khusus (disposable gloves)
Pelindung Diri)  Masker
 Pelindung mata
 Sepatu booth
 Pakain panjang (cover all)
Safety Box Kotak pengaman untuk pembuangan alat suntik bekas,
(Sharp jarum suntik bekas dan limbah benda tajam . Safety box
Container) berukuran 12,5 Liter. Bahan material Safety Box harus
tahan tusukan, tahan air dan tahan bantingan.
jerigen jerigen berfungsi untuk menaruh limbah cair. Ukuran
jerigen yaitu 5 Liter dan 10 Liter. jerigen berbahan plastik,
mempunyai tutup dan berwana putih

E. Perlengkapan Sistem Tanggap Darurat


1. Pelaporan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta cairan tubuh
 Prosedur :
1) Staf RS yang menemukan tumpahan B3 atau cairan tubuh segera
melaporkannya ke petugas kebersihan
2) Penanganan tumpahan dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam
Material Safety Data sheet (MSDS)
3) Semua staf wajib menggunakan APD di area wajib menggunakan APD
sesuai ketentuan yang berlaku
4) Staf RS dapat memberi pembatas pada area tumpahan dengan
menggunakan”Tanda Ada Tumpahan” serta tutup pintu bila tumpahan
berada dalam ruangan atau dapat menutupi tumpahan apabila berupa
cairan tuuh (muntahan, darah, urin, dsb)
5) Staf RS menginformasikan kepada petugas kebersihan mengenai identitas
bahan kimia, kuantitas/ jumlah dan lokasi tumpahan
6) Petugas kebersihan segera membersihkan tumpahan
7) Petugas kebersihan bersama staf RS (pelapor) mengisi formulir pelaporan
tumpahan B3/ Cairan tubuh dan meminta tandatangan kepada koordinator
unit bersangkutan
8) Selanjutnya formulir diserahkan kepada komite K3 untuk dilakukan
investigasi
2. Penanganan Tumpahan Air Raksa/ Mercury
 Prosedur :
1) Penanganan tumpahan dilakukan sesuai dengan yang tercantum di dalam
MSDS(Material Safety Data Sheet)
2) Persiapan alat seperti : plastik klip, kantong plastik infeksius (kuning),
sarung tangan berbahan nitrile, masker, tissue, spatula atau kape yang
terbuat dari plastik, spuit, wadah plastik (container) dan senter
3) Petugas kebersihan memberi pembatas pada area tumpahan dengan
menggunakan “Tanda Ada Tumpuhan” serta menutup pintu bila tumpahan
berada di dalam ruangan
4) Hubungi petugas kebersihan atau bila petugas tidak ada hubungi security
dengan melaporkan informasi mengenai identitas bahan kimia, kuantitas/
jumlah dan area/ lokasi tumpahan
5) Menggunakan sarung tangan bahan nitrille dan juga masker
6) Mengumpulkan pecahan tensimeter atau termometer dan tumpahan
ceceran air raksa dengan menggunakan spatula atau kape plastik
7) Air raksa yang sudah terkumpul langsung idsedot/ vacum dengan spuit
8) Setelah itu air raksa dipindahkan dari spuit ke dalam wadah plastik/
kontainer dan tertutup rapat
9) Pengecekan kembali area tumpahan dengan menggunakan senter untuk
memsatikan tidak ada tumpahan air raksa yang tersisa.
10) Conteiner dan spuit dimasukkan dalam kantong plastik
11) Semua plastik klip (tumpahan air raksa dan pecahan tensimeter berserta
spatula dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning
12) Label limbah B3 diisi sesuai dengan jenis tumpahan B3 dan label ditempel
pada kantong plastik kuning untuk mengidentifikasi material yang
dibersihkan
13) Membersihkan area tumpahan dengan flat mop sampai benar-benar bersih
dan kering
14) Jika terkena tumpahan, segara membilas dengan air yang mengalir dan
buka pakaian yang terkontaminasi
15) Melapor padaa koordinator/PJ Shift lalu koordinasi dengan kesehatan
lingkungan atau komite K3
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
 Prosedur :
1) Karyawan mengambil APAR dari tempatnya
2) Selalu test dulu sebelum menuju ke lokasi, yaitu dengan cara:
a. Meletakkan APAR di samping kanan badan dengan sikao lutut kanan
menempel di lantai dan kaki kiri menekuk ke depan( sikap siap gerak
cepat)
b. Mencabut pin pengaman, bebaskan selang dari jepitannya
c. Pegang selang dengan tangan kiri ke atasbawah, lalu tangan kanan
mengetuk keras katup/hendel agar plat catridge pecah.
3) APAR dibawa dengan tangan terkuat ke sumber api, ambil jarak ideal ± 4
meter. Jika pemadaman api di area luar harus sesuai dengan arah angin.
4) Mengarahkan selang APAR dengan posisi tangan kiri lurus ke arah
sumber api sambil tangan kanan menekan tuas
5) Menyapukan dimulai dari api yang terkecil
6) Selalu menjaga pintu keluar tepat berada di belakang penyemprot
7) Perhatikan area kebakaran, jika nyala api terjadi ulangi lagi pemadaman
8) Jika kebekaran tidak terkontrol segera tinggalkan menuju pintu keluar
9) Setiap selesai pemadaman, pastikan api telah padam.lalu mundur sampai
jarak aman dan jangan langsung balik badan.
10) Selesai pemadaman sewaktu membalik kembali, pancaran selang harus
selalu diarahkan ke bawah.

4. Penanganan Kecalakaan Kerja Tertusuk Jarum


 Prosedur :
1) Segera buka sarung tangan
2) Karyawan yang bersangkutan melakukan pertolongan pertama yaitu
dengan melakukan 6 langkah cuci tangan atau daerah luka dicuci dengan
air mengalir lalu gunakan sabun (pada area luka “jangan” ditekan)
3) Luka dibersihkan dengan air mengalir
4) Luka dikeringkan dan diberi desinfektan alkohol 70 % atau hand rub
5) Jika terdapat luka robek, maka tutup dengan kasa steril
6) Karyawan yang bersangkutan melapor (maksimal 1 x 24 jam) kepada
atasan langsung dan komite K3 untuk memastikan jenis pemeriksaan
darah yang harus dilakukan
7) Karyawan ybs ke IGD untuk periksa darah yang meliputi anti HIV, anti
HBS, anti HCV, HbsAg yang telah disetujui oleh ketua komite K3. Bila
perlu sintik tetagam untuk jarum yang tidak diketahui sumbernya.
8) Mengisi Form pengantar rawat jalan, pada kolom pemohon diisi oleh
ketua K3disetujui oleh divisi SDM. Bila di luar jam kerja/libur pemohon
diisi oleh NDO
9) Bila karyawan ybs telah tertangani dengan baik, atasan korban
melakukan investigasi sederhana penyebab terjadinya kecelakaan lalu
mengisi laporan insiden untuk segera diserahkan ke komite K3RS
10) Komite K3 RS menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan
insiden untuk investigasi
11) Hasil investigasi, analisa dan rekomendasi dilaporkan ke direktur dan
ditembusan kepada pihak-pihak terkait dalam bentuk surat
12) Apabila diperlukan senelum melakukan rencana selanjutnya, dapat
diadakan rapat komite K3 atau rapat bersama komite lainseperti komite
mutu, komite pencegahan dan pengendalian infeksi. Apabila diperlukan
dapat mengundang kepala divisi terkait.
13) Karyawan mengulang pemeriksaan darah 6 bulan kemudian setelah
kejadian tertusuk jarum. Hasil pemeriksaan darah dilaporkan ke
atasanybs dan direktur

5. Dekontaminasi Korban Terpapar B3


 Prosedur :
1) Persiapkan APD yang diperlukan seperti sarung tanagn nitrille atau
butyl, masker, apron plastik, goggles dan sepatu bot.
2) Menyiapkan tempat sampah dengan plastik kuning dan lebel B3
3) Membuka pakaian korban yang terpapar bahan kimia berbahaya (bila
terkena pakaian)
4) Memandikan/menyemprotkan/ membilas/mengalirkan area yang terkena
B3 dengan air mengalir. Jangan gunakan air hangat karena akan
menyebabkan vasolilatasi yang akan mempercepat peneyerapan bahan
kimia tersebut.
5) Cuci dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki dalam 1 menit
6) Lakukan dengan cepat pencucian/penyiraman seluruh tubuh korban
7) Yakinkan korban sudah dicuci dengan baik bersih, bila perlu periksa dan
bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki
8) Keringkan dan mengganti pakaian dengan pakaian yang kering dan
bersih
9) Pakain yang tepapar B3 dibuang dalam tempat sampah dengan plastik
kuning dan diberi label B3.

6. Penanganan kecelakaan kerja akibat terpapar B3


 Prosedur umum :
1) Bila terdapat petugas yang terpapar B3 maka segera dilakukan tindakan
pertolongan pertama dengan segera yang tetap mengacu pada MSDS.
2) Hubungi tim medis bila iritasi berlanjut dan atau kondisi semakin
memburuk.
3) Melapor kejadian ke Koordinator/ PJ, isi laporan insiden dan selanjutnya
lapor K3 untuk tibdakan lebih lanjut

 Prosedur penanganan bila kontak dengan kulit :


1) Lepaskan seluruh APD
2) Bilas kulit dengan air selama 15 menit
3) Lepaskan (dekontaminasi) pakaian yang terkontaminasi
4) Cuci dengan air mengalir selama 15 menit (atau dapat mengikuti petunjuk
pada MSDS)
5) Jika terjadi frosbite (radang dingin) segera siram dengan air hangat (41-
46ºC)
6) Segera konsultasikan ke dokter atau IGD
7) Catta jenis B3
8) Laporkan ke koordinator/PJ
9) Buat laporan insident report
 Prosedur bila kontak dengan mata :
1) Apabila menggunakan lensa kontak, segera lepaskan
2) Bilas mata dengan air mengalir selama 15-20 menit
3) Lepaskan seluruh APD
4) Segera Konsultasikan ke dokter atau IGD bila terjadi iritasi
5) Catat jenis B3
6) Laporkan ke koordinator/PJ
7) Buat laporan insident Report

 Penanganan bila terhirup :


1) Segera bawa korban ke tempat udara segar
2) Bila tidak bernafas segera beri bantuan pernafasan buatan
3) Jika sulit bernafas berikan oksigen
4) Longgarkan pakaian ketat seperti kerah baju, dasi dan ikat pinggang
5) Jaga agar tetap hangat dan tenang
6) Bila keadaan korban lebih buruk, segera bawa ke dokter atau IGD
7) Laporkan ke koordinator/PJ
8) Buat laporan insident report

 Penanganan Bila Tertelan :


1) Bila korban sadar, beri minum 1-2 gelas air
2) Jangan merangsang untuk muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya
oleh tenaga medis
3) Jangan memberi sesuatu melalui mulut pada orang yang tidak sadar
4) Bila keadaan korban lebih buruk, segera bawa ke dokter atau IGD
5) Laporkan ke koordinator/ PJ
6) Buat laporan insident report

Anda mungkin juga menyukai