BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 RUANG LINGKUP
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Rehabilitasi Mental
5. Rehabilitasi NAPZA
6. Manajemen RS
7. Kantin
8. Parkir
9. Koridor
10. Mushola
11. Asrama
2
BAB II
KETENTUAN UMUM
PENGERTIAN
Sampah non medis adalah sampah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit diluar tindakan medis , sampah non medis
berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Contohnya, kertas,
kotak, botol, wadah plastik, dan makanan
DAMPAK SAMPAH PADA PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
CIDERA
Sampah rumah sakit dapat dianggap sebagai mata rantai
penyebaran penyakit menular. Sampah juga bisa jadi tempat
tertimbunnya organisme penyakit dan menjadi sarang serangga juga
tikus. Di samping itu di dalam sampah juga mengandung berbagai
bahan kimia beracun dan benda-benda tajam yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan cidera. Partikel debu dalam
sampah dapat menimbulkan pencemaran udara yang akan
menyebarkan kuman penyakit dan mengkontaminasi peralatan
medis dan makanan.
3
BAB III
ISI PANDUAN
4
dreesing kotor, verban, kateter,swab
plaster,masker dan lain-lain
- Sampah patologis: sampah yang dihasilkan
dari ruang bedah atau ruang outopsi,
termasuk placenta jaringan, organ, anggota
badan dan lain-lain.
- Sampah laboratorium: sampah yang
dihasilkan dari laboratorium diagnostic atau
riset, meliputi sediaan/media sample spinal,
bangkai binatang
Sumber :Pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia, 1990
Tabel III. 3
AREA PENGHASIL SAMPAH DAN JENIS SAMPAH
NO SUMBER / AREA JENIS SAMPAH
1 Kantor/administrasi Kertas
2 Unit obstetric dan ruang Dressing, sponge, placenta ampul,
perawatan perawatan termasuk perak nitrat, jarum
obstetric syringe, masker disposable,
disposable drapes, sanitary
napkin, blood lancet disposable,
disposable catheter, disposable
unit enema, disposable diaper dan
underpad, sarung tangan
disposable.
3 Unit emergency dan Dressing, sponge, jaringan tubuh,
bedah termasuk ruang termasuk amputasi, ampul bekas,
perawatan masker disposable, jarum dan
syringe drapes, casb. Disposable
blood lancet disposable kantong
emesis, levin tubes,
catheter,drainase set,kantong
colosiomy, underpads, sarung
bedah
4 Unit laboratorium, ruang Gelas terkontaminasi, termasuk
mayat, pathologi dan pipet petri dish, wadah specimen,
autopsi slide specimen, jaringan tubuh,
organ, tulang.
5 Unit isolasi Bahan-bahan kertas yang
mengandung buangan nasal dan
sputum, dressing dan bandages,
masker disposable, sisa makanan,
perlengkapan makan
6 Unit perawatan Ampul, jarumdisposable dan
syringe kertasdan lain-lain
5
7 Unit pelayanan Karton, kertas bungkus, kaleng,
botol, sampah dari ruang umum
dan pasien, sisa makanan,
buangan
8 Unit gizi/dapur Sisa pembungkus, sisa
makanan/bahan makan, sayur dan
lain-lain
9 Halaman Sisa pembungkus, daun ranting,
debu
Sumber : Pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia, 1990
6
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Peraturan
7
1.4.2 Kantong Plastik Pelapis dalam Bak Sampah
Untuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan, penggunaan
kantong plastik pelapis dalam bak sampah sangat disarankan. Kantong
plastik tersebut membantu membungkus sampah waktu pengangkutan
sehingga mengurangi kontak langsung mikroba dengan manusia dan
mengurangi bau,tidak terlihat sehingga dapat diperoleh rasa estetis dan
memudahkan pencucian bak sampah.
1.4.3 Pemeliharaan
Hendaknya disediakan sarana untuk mencuci tempat penampungan
sampah yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Untuk rumah sakit kecil
mungkin cukup dengan pencuci manual, tetapi untuk rumah sakit besar
mungkin perlu disediakan alat cuci mekanis. Pencucian hendaknya
dilakukan setiap pengosongan atau sebelum tampak kotor. Dengan
penggunaan kantong pelapis dapat mengurangi frekuensi pencucian.
Setelah dicuci, dilakukan desinfeksi, kemudian diperiksa bila terdapat
kerusakan dan mungkin perlu diganti.
8
sedangkan untuk bangunan bertingkat biasanya menyediakan
cerobong sampah pada tiap sudut bangunan.
Kereta pengangkut disarankan terpisah antara sampah medis
da sampah non medis. Hal ini berkaitan dengan metoda pembuangan
dan pemusnahannya. Kereta pengangkutan hendaknya memenuhi
persyaratan :
- Permukaan bagian dalam harus rata dan kedap air
- Mudah dibersihkan
- Mudah diisi dan dikosongkan
9
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan
sampah dirumah sakit, yang harus dilakukan berkala.
Berbagai indikator dapat dipergunakan antara lain:
1. Akumulasi sampah yang tidak dapat di angkut
2. Pengukuran tingkat kepadatan lalat (Indek lalat), terutama pada lokasi
pengumpulan sampah dapur dll
3. Ada tidaknya keluhan baik dari masyarakat yang tinggal di sekitar
rumah sakit, pengunjung rumah sakit, pasien maupun petugas rumah
sakit itu sendiri
4. Hasil pemantauan ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan sesuai
dengan akar permasalahannya, sehingga parameter mutu
pengelolaan sampah umum bisa dipenuhi sesuai baku mutunya.
BAB V
PENUTUP
Kegiatan pengelolaan sampah non medis di rumah sakit
dilakukan dan dipantau secara berkelanjutan agar sampah yang akan
dibuang tidak menjadi sumber pencemaran dan penyebaran penyakit
baru bagi pihak-pihak terkait rumah sakit.
10