BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk
kebutuhan internal maupun eksternal. sehingga perlu diupayakan peningkatan
pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan
akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan
memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan sistem Sistem Informasi
berbasis komputer.
Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi
dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan
efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan
kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang
penyelenggaraan Rumah Sakit.
Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan
bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi
riwayat kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi
kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat
kesehatan, penelitian serta bank data.
1.2. TUJUAN
1
2. Rancangan Sistem Manajemen Informasi
Informasi dikumpulkan dan digunakan selama asuhan pasien untuk mengelola
sebuah rumah sakit yang aman dan efektif. Kemampuan menerima dan
memberikan informasi memerlukan perencanaan yang efektif. Perencanaan rumah
sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain:
a) para profesional pemberi asuhan (PPA)
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
c) badan/pihak lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau informasi
tentang operasional dan pelayanan rumah sakit.
Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang
diberikan, sumber daya, akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan
komunikasi efektif antara pemberi pelayanan.
2
e) Mengirim serta melaporkan data dan informasi
Sistem pelaporan data dan informasi yang diterapkan dalam sistem informasi
rumah sakit ini menggunakan beberapa metode sesuai kebutuhan dari masing-
masing unit tentang informasi tersebut. Beberapa unit membutuhkan data
berbentuk file excel agar bisa digunakan untuk laporan SIRS di Dinas
Kesehatan Provinsi. Sedangkan beberapa unit lain hanya membutuhkan
informasi berupa tampilan yang bisa dilihat dan diakses melalui sistem informasi
rumah sakit.
f) Mengintegrasi dan menggunakan Informasi
Desain sistem informasi rumah sakit yang diterapkan adalah pemberian batasan
akses di setiap unit yang menggunakan sistem informasi tersebut, akan tetapi
data dari masing-masing unit tersebut sudah terintegrasi. Dan jika ada transaksi
antar unit yang saling terkait, maka data maupun transaksi tersebut pun juga
terintegrasi.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
BAB III
4
STANDAR FASILITAS
(Terlampir)
1. Bangunan
Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Lokasi satu blok dengan pelayanan administratif karyawan rumah sakit.
b) Luas yang cukup untuk ruang kantor, ruang servis dan gudang IT.
c) Ruang server terpisah dengan ruang IT dan berada di area yang terdapat banyak
user atau pengguna fasilitas IT antara lain, pendaftaran, rekam medis dan
verifikasi.
2. Sarana
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat
menunjang fungsi dan proses Pelayanan SIMRS, menjamin lingkungan kerja yang
aman untuk petugas, dan memudahkan sistem komunikasi Rumah Sakit. Fasilitas
utama dalam kegiatan pelayanan di Unit SIMRS, terdiri dari:
a) Ruang kantor / administratif dan desain.
b) Ruang servis + gudang IT
c) Ruang Server
3. Peralatan
Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk
perlengkapan penanganan secara teknis. Peralatan minimal yang harus tersedia:
a) Peralatan instalasi jaringan
b) Peralatan servis.
c) Peralatan maintenance komputer dan hardware.
BAB IV
5
KEMAMPUAN PELAYANAN
6
BAB V
TATA LAKSANA
5.2 PEMILIHAN
7
Survey Analisa
Desain &
Implementasi pengembangan
Sosialisasi &
simulasi
Pedoman ini meliputi pengelolaan data baik untuk internal rumah sakit maupun
eksternal rumah sakit. Jenis data yang dibutuhkan mencakup hal berikut:
a) Untuk mendukung proses asuhan pasien dibutuhkan data rekam medik pasien
dan data capaian mutu pelayanan (indikator area pelayanan).
b) Untuk mendukung proses manajerial dibutuhkan data analisa pasien, data
indikator area klinis, manajemen dan sasaran keselamatan pasien, serta data
sdm, sarana, dan keuangan.
c) Untuk mendukung proses mutu pelayanan dibutuhkan data capaian indikator mutu
dan insiden keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko, manajemen sarana,
pencegahan infeksi, data kecelakaan kerja
d) Untuk keperluan pihak diluar rumah sakit seperti dinas kesehatan, kementerian
kesehatan, BPJS atau asuransi lainnya.
Khusus untuk penggunaan data terkait pihak luar, berlaku dua arah yaitu rumah sakit
menggunakan data dari pihak luar dan rumah sakit bisa juga berkontribusi ke pihak
luar berupa memberikan data yang dibutuhkan
Proses pengelolaan data di Rumah Sakit Prima Husada meliputi penetapan data dan
informasi yang diperlukan secara reguler, pengumpulan data, penggunaan data dan
atau hasil analisanya, serta diseminasi atau penyajian data dan pelaporan.
8
Dalam pengelolaannya data dibagi menjadi dua kategori yaitu data internal dan data
eksternal.
1. Data Internal
a) Penetapan Data yang Dibutuhkan
Rumah Sakit Prima Husada menetapkan beberapa jenis data yang dibutuhkan
untuk mendukungpengambilan keputusan
c) Penyajian Data
Yang dimaksud penyajian data adalah penyajian hasil analisa data baik berupa
grafik maupun tabel data. Data yang disajikan dimaksudkan agar dapat ditelaah
dan dikaji untuk membantu pengambilan keputusan baik terkait asuhan pasien,
manajerial maupun program mutu. Data-data disajikan dalam bentuk sebagai
berikut:
1) Laporan pelayanan disajikan sebagai laporan rekam medik, termasuk data
kunjungan, data populasi pasien, indikator rawat inap serta KLPCM (ketiak
lengkapan pengisian catatan medis)
2) Laporan manajemen disajikan sebagai laporan kunjungan, laporan kinerja
unit/instalasi, laporan keuangan, dan laporan capaian indikator mutu
3) Laporan mutu disajikan sesuai data Indikator Area Klinis, Indikator Area
Manajemen, Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, dan Indikator Mutu Unit
2. Data Eksternal
Melalui partisipasi dalam kinerja data base eksternal, rumah sakit dapat
membandingkan kinerjanya dengan rumah sakit yang sejenis, baik lokal, secara
nasional maupun internasional. Pembandingan kinerja adalah suatu alat yang efektif
untuk mengidentifikasi peluang guna peningkatan dan pendokumentasian tingkat
kinerja rumah sakit.
9
Jaringan pelayanan kesehatan dan mereka yang berbelanja atau membayar untuk
pelayanan kesehatan memerlukan informasi demikian. Data base eksternal
variasinya sangat luas, dari data base asuransi hingga yang dikelola perhimpunan
profesi. Rumah sakit mungkin dipersyaratkan oleh perundang-undangan atau
peraturan untuk berkontribusi pada beberapa data base eksternal.
Dalam konteks Rumah Sakit Prima Husada, data untuk keperluan eksternal meliputi
namun tidak terbatas pada data untuk laporan rutin ke dinas kesehatan dihimpun dari
laporan rekam medis.
10
BAB VI
LOGISTIK
NO NAMA BARANG
1 Perangkat Server
2 Perangkat computer
3 Perangkat Jaringan Komputer
4 Alat Tulis Dan Kantor
11
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Seperti:
12
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi,
yaitu :
a) Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
b) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
c) Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah melayani di
lingkungan pasien dengan cara mencuci tangan
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Menggunakan baju kerja yang bersih.
4. Tersedia alat pemadam kebakaran ringan di lingkungan yang rentan dengan
kebakaran.
13
BAB IX
PENINGKATAN MUTU
Dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien maka pengumpulan data
merupakan bagian penting dari penilaian kinerja untuk mendukung asuhan pasien dan
manajemen yang lebih baik
Rumah sakit memiliki system manajemen data yang didukung dengan teknologi informasi
mulai dari
1. pengumpulan,
2. pelaporan,
3. analisa dan validasi serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal
rumah sakit,
data-data yang dimaksud meliputi data dari
a. indicator mutu unit dan indicator mutu prioritas rumah sakit,
b. data dari pelaporan insiden keselamatan pasien
c. data monitoring staf klinis (bila monitoring kerja menggunakan indicator mutu),
d. data hasil pengukuran budaya keselamatan,
seluruh data tersebut diintegrasikan di rumah sakit dan unit kerja meliputi ‘pengumpulan,
pelaporan, analisa, validasi dan publikasi indicator mutu
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan.
Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
9.2 KRITERIA
9.3 STANDART
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggungjawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
14
c) Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah Sakit
d) Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk di
monitor
e) Didasarkan pada data yang ada
15
BAB X
PENUTUP
Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para praktisi IT yang
bekerja di rumah sakit dalam pengelolaan fasilitas IT yang baik. Pengelolaan fasilitas IT yang
baik, efektif, dan efisien akan mengurangi adanya troubel dan kemacetan pelayanan unit-unit
terkait yang menggunakan fasilitas IT sebagai media kerja. Pengelolaan fasilitas IT yang
baik dan terintegrasi pada semua unit serta terintegrasi juga dengan aplikasi-aplikasi
pendukung dari pihak-pihak terkait, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja dari
masing-masing unit, sehingga bisa dialokasikan kepada beban kerja lain sesuai bidangnya.
Diharapkan dengan terlaksananya pengelolaan fasilitas IT yang baik, akan berkontribusi
terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Ditetapkan di Pasuruan
Pada tanggal 06 November 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada
Sukorejo,
16