Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

RUMAH SAKIT KELUARGA KITA

RUMAH SAKIT KELUARGA KITA


Jl. Raya PLP No. 8 KM. 4 Curug - Tangerang
Tlp (021) 59491011 Fax (021) 5982788
LAMPIRAN 2:
RS KELUARGA KITA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KELUARGA KITA


NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Keluarga Kita adalah rumah sakit swasta umum yang
berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas oleh staf yang
berdedikasi dan profesional, serta didukung dengan teknologi dan fasilitas kesehatan
yang telah sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

Rumah Sakit Keluarga Kita memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara terpadu, terpercaya, terjangkau dan
berorientasi pada peningkatan mutu serta keselamatan pasien”, serta memiliki misi

1. Menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai, efisien, dan efektif,


ditunjang oleh tenaga kesehatan yang terampil dan berintegritas.
2. Menjalin kemitraan strategis dengan institusi kesehatan lainnya (sistem
rujukan).
3. Sistem pengelolaan manajemen profesional dan sistem informasi (IT) untuk
menjamin terlaksananya sistem pelayanan yang komprehensif.
4. Melakukan koordinasi dan kerjasama secara efektif.
5. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan karyawan

Saat ini Rumah Sakit Keluarga Kita sedang mempersiapkan diri menuju
akreditasi nasional KARS. Terdapat beberapa hal yang akan dinilai dari
akreditasi tersebut diantaranya kelengkapan sarana kesehatan, manajemen
rumah sakit serta penggunaan serta pengelolaan teknologi informasi. Salah satu
yang menjadi aspek penilaian dari tim akreditasi adalah pengelolaan teknologi
informasi yang baik pada sebuah rumah sakit.

Standar yang mengatur pengelolaan teknologi informasi menurut KARS, masuk


ke dalam bagian Management Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (MRMIK).
Dalam standar MRMIK tersebut, terdapat fokus pengelolaan teknologi informasi yaitu
privasi informasi, integritas data, ketersediaan informasi, ketersediaan pustaka
sebagai rujukan medis, mekanisme untuk catatan medis, dan ketersediaan
aplikasi untuk mendukung kebutuhan layanan.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

B. Tujuan Pedoman

Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu


meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
meliputi:
1. Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
2. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah,
serta kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial;
3. Membentuk budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman
sistem dan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi;
4. Menyelaraskan arah penggunaan teknologi informasi sesuai dengan
kebijakan, garis pedoman, dan tata cara yang dibuat oleh organisasi,
Pengalokasian sumber daya teknologi informasi secara efektif dan efisien,
penggunaan aplikasi dan pemanfaatan infrastruktur jaringan.

C. Ruang Lingkup

Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan


bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.

2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS
Keluarga Kita.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan
yang menggunakan aplikasi tersebut.

3. Monitoring dan Evaluation


SIM-RS RS Keluarga Kita me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-
maintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.

4. Analisis dan Rekomendasi


Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan sistem pelayanan.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

5. Continuous Improvement Plan


Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan
agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih
baik atau unggul.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap
Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan
dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang
dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem
Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara, gambar, peta,
rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah


Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian
perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah


Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik
adalah pemanfaatanSistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang,
Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

BAB II
STANDARD KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Rumah Sakit Keluarga Kita memerlukan sumber daya manusia yang memiliki
kualifikasi sebagai berikut :
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun Back end
3. Diutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java
6. Menguasai Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Corel Draw dan lainnya.

B. Distribusi Ketenagaan

Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa


jumlah staf yang ada di unit SIM-RS belum cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-Rumah Sakit Keluarga Kita dan tugas-tugas yang dilakukan oleh
petugas SIM-Rumah Sakit Keluarga Kita. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-
RS yang saat ini berjumlah 4 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan
dan masih kurang untuk penempatan khusus Programmer SIM RS.

C. Pengaturan Jaga
Jadwal kerja tim IT Rumah Sakit Keluarga Kita sebagai berikut :
Office Hour : Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 Wib
Sabtu : 08.00 – 13.00 Wib
Shifting Pagi : Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 Wib
Sabtu : 08.00 – 13.00 Wib
Shifting Siang : Senin – Jum’at : 14.00 – 21.00 Wib
Minggu : 08.00 – 13.00 Wib

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Ruangan

1. Ruang Operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi TeraMedik di seluruh area Rumah Sakit yang
menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS selain memonitoring, juga
melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang
telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit,
maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang biasa diakses
dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak berkepentingan. Biasanya
ruangan SIM RS berdekatan dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak
terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan ini harus
terus berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti seharusnya pegawai
SIM RS bertugas 24 jam penuh dalam sistem shift. Dengan keadaan seperti ini,
ruangan SIM RS harus memiliki kenyamanan dan fasilitas yang memadai.

2. Ruang Server

Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh
data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM RS
agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam
ruangan server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena
itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus
tertutup dan dingin.

B. Standar Fasilitas
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen
berikut ini:

a. Komponen input dan output


Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan
ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.

b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

c. Komponen basis data


Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna
untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).

d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air,debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan•kegagalan sistem itu
sendiri,ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa
hal•hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan•kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

BAB IV
TATA LAKSANA

Untuk menjaga informasi yang diberikan merupakan informasi yang akurat,


lengkap dan sesuai dengan keadaan dan kondisi (realitas) yang ada maka seluruh unit
kerja di lingkungan Rumah Sakit Keluarga Kita perlu melakukan pengelolaan informasi
secara baik, konsisten dan bertanggung jawab dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data dan Informasi


2. Pengklasifikasian Data dan Informasi
3. Pendokumentasian Data dan Informasi
4. Pelayanan Data dan Informasi

A. Pengumpulan Data dan Informasi

Dalam pengumpulan informasi di lingkungan RS Keluarga Kita ini yang perlu


diperhatikan adalah :
1. Informasi yang dapat dihimpun adalah semua kegiatan yang telah, sedang,
dan akan dilakukan oleh unit-unit kerja.
2. Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkualitas dan relevan
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja.
3. Informasi yang dikumpulkan dapat bersumber dari pejabat dan arsip, baik
arsip statis maupun dinamis.
4. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam butir 3 merupakan pejabat yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di unit
kerjanya, sedangkan arsip statis dan dinamis merupakan arsip yang terkait
dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.
5. Penyediaan informasi dilaksanakan dengan memperhatikan tahapan sebagai
berikut;
a. Mengenali tugas pokok dan fungsi unit kerjanya.
b. Mendata kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerjanya.
c. Mendata informasi dan dokumen yang dihasilkan.
d. Membuat daftar jenis-jenis informasi dan dokumen.

B. Pengklasifikasian Data dan Informasi

Dalam proses pengklasifikasian, informasi dibagi menjadi dua kelompok yaitu


informasi yang bersifat public dan informasi yang dikecualikan.

1. Mengelompokan informasi yang bersifat publik


Informasi yang bersifat public dikelompokkan berdasarkan subyek informasi
sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kegiatan setiap unit kerja.
Pengelompokkan informasi yang bersifat public meliputi:
a. Informasi public yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala
meliputi:
- Informasi yang berkaitan dengan RS Keluarga Kita
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
RS KELUARGA KITA

- Informasi mengenai kegiatan dan kinerja RS Keluarga Kita


- Informasi mengenai laporan keuangan
- Informasi lain yang diatur dalam peraturannya
- Informasi lain yang lebih detail atas permintaan pemohon
b. Informasi public yang wajib diumumkan secara serta merta, yaitu informasi
yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.
c. Informasi public yang wajib tersedia tersedia di setiap saat dilingkungan RS
Keluarga Kita meliputi:
- Daftar seluruh informasi public yang berada di lingkungan RS Keluarga
Kita, tidak termasuk informasi yang dikecualikan.
- Hasil keputusan pimpinan RS Keluarga Kita dan latar belakang
pertimbangannya.
- Rencana kerja program/kegiatan termasuk kedalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan RS Keluarga Kita
- Perjanjian RS Keluarga Kita dengan pihak ketiga
- Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat public dalam
pertemuan yang terbuka untuk umum.
- Prosedur kerja pegawaj RS Keluarga Kita yang berkaitan dengan
pelayanan kepada masyarakat dan/atau

2. Mengelompokan Infromasi yang dikecualikan


Dalam mengelompokam informasi yang dikecualikan perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut;

a. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang diatur dalam undang-


undang nomor 14 tahun 2008 pasal 17 dan pasal 9
b. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah;
- Ketat, artinya untuk mengkategorikan informasi yang dikecualikan harus
benar-benar mengacu pada metode yang valid dan mengedepankan
objektivitas.
- Terbatas, artinya informasi yang dikecualikan harus terbatas pada
informasi tertentu untuk menghindari penafsiran yang subyektif dan
kesewenangan;
- Tidak mutlak, artinya tidak ada informasi yang secara mutlak dikecualikan
Ketika kepentingan public yang lebih besar menghendakinya.
c. Pengecualian harus melalui uji konsekuensi bahaya yang mendasari
penentuan suatu informasi harus dirahasiakan apabila informasi tersebut
dibuka.
d. Untuk lebih menjamin informasi dapat dibuka atau ditutup secara obyektif,
maka data diatas dilengkapi dengan uji kepentingan public yang mendasari
penentuan informasi harus ditutup sesuai dengan kepentingan public.
e. Pengklasifikasian akses informasi harus disertai pertimbangan tertulis tentang
implikasi informasi dari sisi politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan
dan keamanan.
f. Penetapan sebagaimana tersebut pada huruf c dilakukan melalui rapat
pimpinan.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

BAB V
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang
ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan
kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi
maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-
hak pasien yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber
“best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah
petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41%
petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan
injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei
yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa
injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti
luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang
merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan
keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di
kalangan petugas rumah sakit.

A. Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS


Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan
utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan
tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut
memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi
psikologis.
1. Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
 Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
 Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf
juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun
yang akan datang.
 Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari
sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang
lama.
2. Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf.


Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM Rumah Sakit Keluarga Kita akan mengarah
pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdapat
dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan
seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat,
serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi
pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya
ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya
siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk
memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata”
akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan
mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak
memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis,
adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinan-
kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (misalnya kesalahan program


komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui
prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai
dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


RS KELUARGA KITA

BAB VII
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-Rumah Sakit X diharapkan dapat


memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unitkerja SIM RS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi,
kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus
dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan
dan program di lingkungan Rumah Sakit X.

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

Anda mungkin juga menyukai