Anda di halaman 1dari 19

KEPUTUSAN DİREKTUR RUMAH SAKIT KORPRI

PROVINSI KALIMANTAN TİMUR


NOMOR :
TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN SUB UNİT IT


RUMAH SAKIT KORPRI PROVINSI KALIMANTAN TİMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DİREKTUR RUMAH SAKIT


KORPRI PROVINSI KALIMANTAN TİMUR
Menimbang a. bahwa dalam menyelenggarakan aktivitas
operasionalnya, setiap unit memerlukan suatu
pedoman kerja sebagai acuan/standar pelaksanaan
pelayanan operasionalnya;
b. bahwa pedoman kerja dimaksud disusun
berdasarkan standar yang ditetapkan dalam
ketentuan perundang-undangan, peraturan
pemerintah dan ketentuan internal unit;
c. bahwa diperlukan suatu keputusan untuk
menetapkan Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Sub
Unit IT
Rumah Sakit Korpri Provinsi Kalimantan Timur.
Mengingat 1 . Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2009 tentang
Ketenagakerjaan.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/lI/2018 tentang Standar Pelayanan
Minimum
Rumah Sakit.
5. Undang-Undang RI No 11 Tahun 2008 Tentang İTE
6. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 82
Tahun 2013
tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
7. Surat Keputusan Dirketur Rumah Sakit Korpri Provinsi
Kalimantan Timur Nomor tentang Perubahan
Struktur Organisasi RS. Korpri Provinsi Kalimantan
Timur.
8. Surat Keputusan Dirketur Rumah Sakit Korpri Provinsi
Kalimantan Timur tentang Penetapan Koordinator Unit
dan Penanggungjawab Sub Unit
RS. Korpri Provinsi Kalimantan Timur.

MEMUTUSKAN
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR RS. KORPRI PROVINSI
KALIMANTAN TİMUR TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN SUB UNIT IT RS. KORPRI PROVINSI
KALIMANTAN TİMUR

KESATU Kebijakan Pedoman Pelayanan Sub Unit IT pada RS.


Korpri Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan


apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini, maka akan dilakukan revişi sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Samarinda
Pada Tanggal : 02 Januari
2020
DIREKTUR,

dr. E. Harleni Aroma, M.Adm.Kes.


Pembina / IV.a
PEDOMAN PELAYANAN
SUB UNIT IT
RUMAH SAKIT KORPRI PROVINSI KALIMANTAN TIMIJR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi
berfungsi sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga
bisnis yang patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini
terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun
teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan
usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain
efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus
mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk
peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi
organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang
menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi
informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara
lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses
pengolahan data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa
Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi
merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung
yang sangat penting — bahkan bisa dikatakan mutlak — untuk
operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan
salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya
peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara
umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari
berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai
pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi
secara cepat, tepat dan akurat.

B. Tujuan Pedoman
Tersusunnya pedoman pelayanan IT dan Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan,
prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di
Rumah Sakit Korpri Provinsi Kalimantan Timur.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Pedoman ini juga menyediakan panduan bagi pengembangan sistem
informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Pelayanan IT dan SIMRS
b. Penyusunan berbagai kebijakan dan prosedur
c. Penyusunan berbagai program kerja.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.

2. Action
a. Perawatan seluruh perangkat IT Rumah Sakit.
b. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIMRS disemua unit
pelayanan RS.
Korpri Provinsi Kalimantan Timur
c. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIMRS bagi
staf IT
d. Pelatihan penggunaan aplikasi SIMRS di tiap unit pelayanan
yang menggunakan aplikasi tersebut.

3. Monitoring dan Evaluation


Sub unit IT RS.Korpri Provinsi Kalimantan Timur memonitoring
penggunaan perangkat IT serta aplikasi SIMRS, memaintenace
dan mendiskusikan dengan pihak yang berkepentingan apabila
ada permintaan terkait dengan IT dan fungsi-fungsi pada aplikasi
SIMRS.
4. Analysist and Recommendation
Para prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolhan data
hasil monitoring yang dilakukan oleh SIMRS. Hasil analisis data
teersebut kemudian di diskusikan dengan seluruh unit kerja terkait
untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan.
5. Continuous Improvement Plant
Melakukan monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau
kegiatan perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk
mengarahkan pada kemajuan yang lebih baik atau unggul

D. Batas Operasional
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian
yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan
bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi
pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh
akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti
biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya
berada di dalam World Wide Web (WNN) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-
komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,
CPU), berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.
E. Landasan Hukum (Referensi)
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik
adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem
Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna
atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem
Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik
yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 1 Tahun 2008
Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang
Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem
Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang
semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1 Pendidikan Minimal : D3 dalam bidang IT
2 Menguasai ilmu tentang komputer dalam segi perangkat lunak,
perangkat keras serta jaringan.
3 Mampu memecahkan masalah
4 Diutamakan mengerti tentang Bahasa pemograman, database
MySQL.
5 Diutamakan memahami tentang jaringan dasar, networking,
routing, pemograman dasar, server, mikrotik serta Cloud
Computing.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di sub unit IT dan SIM-RS
menujukkan bahwa jumlah staf yang ada di sub unit IT cukup dalam
menunjang proses pengelolaan IT dan SIMRS dan tugas-tugas yang
dilakukan oleh petugas IT dan SIMRS. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
staf IT dan SIMRS yang saat ini berjumlah 2 orang dengan jadwal
kerja non shift yang telah ditetapkan.
Untuk tindak lanjut kedepannya staff IT dan SIMRS dapat
memanfaatkan pekerja paruh waktu untuk membantu dalam
penyempurnaan SIMRS

C. Pengaturan Jadwal
Non Shift 08.00 - 16.30 WiTA

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
ı . Ruang Kerja Sub Unit IT dan SIMRS
Ruang kerja Sub Unit IT dan SIMRS RS.Korpri Provinsi
Kalimantan Timur berada di Lantai 2 gedung Rumah Sakit Korpri
Provinsi Kalimantan Timur. Berada di sebelah kiri Gedung, di
bagian depan terdapat ruang CSSD, sisi sebelah kiri terdapat
tangga dan sisi sebelah kanan terdapat Ruang Gizi dan Rawat

Inap.
Gambar 1 Denah Ruangan Sub Unit IT dan SIMRS

Pada ruang kerja Sub Unit IT dan SIMRS terdapat 4 buah meja
kerja dan 1 buah meja workshop. Terdapat pula beberapa lemari
untuk penyimpanan bagi sub unit serta terdapat wastafel untuk cuci
tangan. Denah ruangan Sub Unit IT dan SIMRS dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 2 Denah Ruang Kerja IT dan SIMRS

2. Ruang Server
Saat ini Rumah Sakit Korpri Provinsi Kalimantan Timur belum
memiliki Ruangan untuk server tersendiri. Server diletakan
bersebelahan meja loket pendaftaran.
B. Standar Fasilitas
1. Standar Ruangan
a. Ruangan Operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi staf IT untuk
memonitoring berjalannya aplikasi SIMRS di seluruh area
Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, staf
IT selain memonitoring, juga melakukan maintenance,
perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah
diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan
rahasia bagi Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak
berdekatan dengan area publik yang bias diakses dengan
mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak berkepentingan.
Biasanya ruangan IT berdekatan dengan ruang direksi ataupun
tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.
Lebih detail tentang standard ruangan untuk IT,karena
ruangan ini harus terus berada dalam pengawasan selama 24
jam, itu berarti seharusnya pegawai IT bertugas 24 jam penuh
dalam sistem shift(On Call). Dengan keadaan seperti ini,
ruangan IT harus memiliki kenyamanan dan fasilitas yang
memadai.
b. Ruangan Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang
menyimpan seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini
sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih mudah
dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di
dalam ruangan server perangkat elektronik yang ada harus
tetap menyala 24 jam. Hal — hal yang perlu diperhatikan
adalah
1) Lantai ruang server harus menggunakan raised floor yang
tahan api (dengan ketinggian tertentu) yang berfungsi untuk
menyalurkan udara dingin dari bawah, selain itu dapat
dibawah raised floor dapat digunakan untuk
mendistribusikan kabel power dan network.
2) Pintu masuk harus menggunakan pengamanan yang cukup
dan sebaiknya menggunakan finger scan agar dapat
melakukan review berkala siapa saja yang masuk ke dalam
ruangan serta memberikan akses terbatas..
3) Jalan keluar menuju pintu masuk ruangan harus dibuat
dengan kemiringan tertentu yang dapat digunakan untuk
memasukan server dan perangkat lainnya dengan mudah
dan aman.
4) Sistem pendingin sebaiknya menggunakan standing AC
dengan blower yang berada di bagian bawah/lantai sehingga
suhu dingin dapat disalurkan melalui raised floor.
5) Sistem pendingin lainnya adalah dengan menggunakan AC
split seperti pada umumnya.
6) Indikator suhu dan kelembaban harus dapat dilihat dari luar
sehingga dapat diketahui dengan pasti kondisi ruangan di
dalam.
7) Fire alarm system (Sistem deteksi kebakaran) harus
terdapat dalam ruangan dengan menggunakan gas tabung
pemadam yang tidak merusak server apabila bekerja
(FM200 atau sejenisnya).
8) Terdapat media backup untuk melakukan backup baik
harian, bulanan atau tahunan
9) Terdapat kamera pengontrol ruangan (CCTV).
2. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana IT adalah memiliki komponen
komponen berikut ini:
a. Komponen Input dan Output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang
akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat
komputer, printer, dan scanner
b. Komponen Teknologi dan Tools
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem
informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan. Tersedia juga tools set standar untuk
memalukan analisis perbaikan.
c. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa
supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
d. Komponen Kontrol
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa
supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management
System).
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelayanan yang dilakukan oleh Sub Unit IT adalah sebagai berikut
1 . Advokasi dan Sosialisasi
Melakukan sosilasasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan IT serta
menampung seluruh masukan dari seluruh staf terkait dengan IT.

2. Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan tentang IT dan SIMRS dilakukan sebagai salah satu
kegiatan orientasi bagi pegawai baru sebagai wujud pengenalan
dengan IT dan SIMRS milik Rumah Sakit Korpri Provinsi Kalimantan
Timur. Pelatihan dilakukan kepada seluruh staf terkait IT dilakukan
secara berkala dan rutin sesuai dengan kebutuhan.
3. Bimibingan Teknis
Bimbingan teknis dilakukan terkait penambahan modul-modul baru
dan/atau pengulangan terkait SIMRS. Selain itu juga Sub unit
melakukan bimbingan teknis terkait tentang IT sesuai dengan
kebutuhan.
4. Monitoring, Troubleshooting dan Evaluasi
Monitoring dilakukan dengan melakukan pengecekan rutin pada
perangkat IT dan SIMRS. Troubleshooting dilakukan dengan
memecahkan kemungkinan masalah yang terjadi terkait IT dan
SIMRS sehingga pelayanan rumah sakit dapat terus berjalan.
Evaluasi dilakukan agar terciptanya pelayanan yang optimal serta
paripurna.
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering
tidak dihargai, meskipun meliputi bagian penting dari anggaran
operasional rumah sakit. Studi menunjukkan bahwa sekitar 30%
sampai 45% dari pengeluaran rumah sakit didedikasikan untuk kegiatan
logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang berhubungan
dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga mencakup layanan
kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien.

B. Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional
agar tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional
dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan
keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pencurian, penyusutan, dll.

C. Logistik Sub Unit IT


Logistik dilakukan dengan menggunakan proses sebagai berikut :
1 Inventarisasi
2 Pencatatan kebutuhan
3 Permintaan
4 Pembelian
5 Distribusi
6 Monitoring dan evaluasi
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).

B. Tujuan
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan
pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.

C. Keselamatan Pasien Pada Sub Unit IT


Keselamatan pasien yang dilakukan pada sub unit IT difokuskan
kepada keamanan data milik pasien yang di input kedalam SIMRS
sehingga dilakukan upaya-upaya pengamanan data pada SIMRS baik
dari Sisi Software, Hardware dan Jaringan. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk dalam upaya pengamanan data pribadi milik pasien untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya dan hanya untuk orang—orang yang
bertanggungjawab.
Di sisi lain dilakukan juga upaya-upaya kemungkinan terjadinya
insiden keselamatan pasien dari perangkat IT yang digunakan oleh
Rumah Sakit dengan memperbaiki jalur kabel jaringan dan listrik,
disediakannya Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di beberapa titik
lokasi rumah sakit, dan lain-lain.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan
fasilitas medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan
faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu
dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi
maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat
pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas
medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit juga 'concern' keselamatan dan hakhak pasien yang masuk
kedalam program patient safety. Merujuk kepada peraturan
pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber "best practices"
yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control
(CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US
Environmental Protection Agency (EPA), dan Iainnya. Data tahun 1988,
4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh
The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami
absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan
angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri Iainnya.
Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota
memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury
(63%) diikuti oleh kejadian Iain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu
pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor
predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan Otot dan keseleo
merupakan representasi dari Iow back injury yang banyak didapatkan di
kalangan petugas rumah sakit.

B. Keselamatan Kerja pada Sub Unit IT


Keselamatan kerja pada unit kerja IT berfokus kepada peralatan-
peralatan utama dan penunjang yang digunakan Oleh staf IT selama
melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf
IT juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari Sisi fisik
tapi juga dari Sisi psikologis
1 . Keselamatan Kerja ditinjau dari Peralatan Kerja
a. Dari segi instalasi peralatan kerja di unit IT, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan
staf. Misalnya kabelkabel yang tidak rapi dan dibiarkan
berserakan begitu saja
b. Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat
dengan staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya
terlihat beberapa tahun yang akan datang.
c. Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan
staf dari Sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam
jangka waktu yang lama.
2. Keselamatan Kerja Ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf
dari Sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka
waktu yang lama.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada Sub Unit IT akan mengarah pada keakuratan
data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat
dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal
lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti
nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien,
Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Sifat-sifat mutu nilai informasi adalah sebagai berikut
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh
keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan
tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti
hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran
informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit
mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang
besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan
pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus
ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran
lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat
ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan Waktu
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus
ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran
lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat
ini sulit mengukurnya.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-
istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya
yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran
informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi
juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit
mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai
yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk
menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk
mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah
dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat di ukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-
dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi,
hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.

Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan


diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan
keputusan yang "rata-rata" akan menjadi optimal, dan untuk
menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu
kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak
memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti.
Langkah-langkah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut
1 . Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas
kemungkinankemungkinan sebelumnya
2 Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh
informasi sampel.
3 Tentukan ukuran sampel yang optimal
4 Sampel
5 Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data
sampel

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebabkan oleh penyimpangan atau
kesalahan.
Kesalahan dapat disebabkan oleh
1 . Metode pengumpulann dan pengukuran data yang tidak tepat
2 Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar
3 Hilang atau tidak terolahnya data
4 Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5 Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah)
6 Kesalahan dalam prosedur pengolahan.
7 Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja.

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan


informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur
penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol internal untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan internal dan external
3. PEnambahan batas kepercayaan pada data
4. Intruksi pemakaian dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan Sub unit IT Rumah Sakit Korpri Provinsi Kalimantan
Timur diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan
kewenangan sub unit IT sehingga dapat meningkatkan kinerja dari sub unit
ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas
pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan .
Untuk Itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi sub unit
terkait dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam
penyusunan rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit
Korpri Provinsi Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai