Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK PERAWATAN JENASAH

Disajikan oleh Sunnah Janaiz Kota Batu

Abstract
Panduan perawatan jenasah secara terstruktur sesuai sunnah mulai tahap persiapan,
memandikan dan mengkafani
PRAKTIK PERAWATAN JENAZAH

MAJELIS TAKLIM CAHAYA SUNNAH BATU

NO TAHAPAN 1 2 3
DOA TERTIMPA MUSIBAH

INNALILLAHI WAINNAILLAIHI ROJI’UN.


ALLOHUMMA’JURNII FII MUSIBATII WA AKHLIFLII KHOIRON MINHAA

BAB I HAL –HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT SEORANG MUSLIM BENAR
BENAR MENINGGAL DUNIA
1. Memejamkan kedua matanya dan mendoakan :

ALLAHUMMAGH FIRLI FULAANI (BISMIHI) WAR FA’ DARAJATAHU FIL


MAHDIYYIN, WAKH LUFHU FII ‘AQIBIHI FIL GHAABIRIIN, WAGH FIRLANAA
WALAHU YAA RABBAL ‘AALAMIIN, WAF SAHLAHU FII QABRIHI WA NAWWIR
LAHU FIIHI.

Artinya :
Ya Allah! Ampunilah si Fulan (hendaklah menyebut namanya), angkatlah derajatnya
bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya bagi orang-orang
yang ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah kami dan dia, wahai Tuhan, seru
sekalian alam. Lebarkan kuburannya dan berilah penerangan di dalamnya.

2. Merapatkan mulutnya dengan mengikat tulang dagunya dengan kain perban (kassa)
lebar, diikat diatas kepalanya. Bila diperlukan apabila mulut susah dikatupkan.

3. Menutup seluruh tubuh jenasah dengan kain

4. Meletakkan pemberat diatas perutnya untuk mencegah membesarnya perut jika


jenasah tidak segera dimandikan, apabila jenasah disegerakan untuk dimandikan
maka hal ini tidak perlu dilakukan

5. Jenasah diletakkan diatas pembaringan & tidak diletakkan di atas tanah/ lantai) supaya
tidak cepat berubah, agar lebih memelihara jasadnya.

6. Segera mengurus dan memandikan jenasah


1
BAB II MEMANDIKAN JENAZAH 1 2 3
Catatan :
1. Orang yang berhak memandikan adalah orang yang amanah, baligh, berakal
dan mengetahui hukum hukum memandikan jenasah. Apabila diperselisihkan,
dahulukan orang yang telah diwasiatkan, selanjutnya ahli waris.

2. Jenasah laki-laki hanya boleh dimandikan oleh kaum laki-laki, begitu pula
perempuan hanya boleh dimadikan oleh kaum perempuan, dikecualikan
hukum diatas untuk suami/ istrinya. Maka boleh seorang istri memandikan
jenasah suaminya dan sebaliknya. Untuk anak-anak dibawah 7 tahun maka
boleh dimadikan siapapun.

A Persiapan Alat :

1. 3 bh ember berisi :
- Air biasa
- Air bidara
- Air Kapur barus
2. Handuk kecil 2 – 3 bh
3. Handuk besar/ kain ihrom bekas
4. Kain basahan/ jarik
5. Waslap
6. Sabun
7. Sampoo
8. Kapur Barus halus
9. Kapas
10. Daun bidara ( bisa dalam bentuk bubuk yang sudah dihaluskan)
11. Kresek / Kantong Plastik
12. Masker
13. Jas hujan/ celemek
14. Sarung tangan/ handgloves
15. Sepatu boot/ pembungkus sandal agar terlindung dari kotoran
16. Gunting
17. Potongan kuku
18. Sisir

B Tahap-tahap memandikan

1. Siapkan semua perlengkapan dan seluruh tim memakai alat pelindung diri (APD)
seperti celemek/ jas hujan, masker, sepatu, sarung tangan, dsb
2. Lepaskan kain penutup jenasah lalu letakkan kain basahan diatas bajunya, mulai
menggunting baju (celana, bra) agar mudah dilepaskan dari tubuh jenasah
3. Memotong kuku / merapikan kumis (bagi laki laki) jika terlalu panjang, tidak sewajarnya
4. Membungkukkan badan jenasah secara perlahan namuntidak sampai membuatnya
duduk dan buka sedikit kakinya (direnggangkan)
5. Urut dan tekanlah perutnya secara perlahan sambil terus disiram dengan air mengali
diatas kain basahan agar kotoran mudah mengalir, mengurangi bau tidak sedap
6. Bersihkan kubul (kemaluan) terlebih dahulu dengan menggunakan kain/ waslap yang
telah dililitkan di jari tangan sampe benar benar bersih, selanjutnya area dubur dengan
cara yang sama.
7. Lepas sarung tangan ke kresek sampah, ganti dengan sarung tangan yang baru
(khusus orang yang membersihkan area dubur dan qubul)

2
8. Mulai tahap wudhu seperti tahap tahap wudhu sebelum sholat :
a. Baca Basmallah
b. Basuh pergelangan tangan kanan sebanyak 3x, lalu bergantian tangan kiri
c. Bersihkan mulut jenasah dengan cara : ambil potongan kain kassa yang
sudah dibasahi air, lalu lilitkan kassa tsb disela-sela jari telunjuk dan jari
tengah. Gosokkan dengan lembut di sela-sela bibir dan gigi sebagai pengganti
berkumur dalam wudhu. Lakukan sebnayak 3x
d. Bersihkan hidung dengan cara yang sama seperti mulut, lakukan sebnayak
3x
*) Hati hati : tidak boleh memasukkan air ke mulut dan lubang hidung
e. Basuh wajah jenasah sambil diangkat kepalanya sedikit agar air tidak masuk
kedalam hidung, lakukan sebanyak 3x
f. Basuh tangan dan sela –sela jari hingga kesiku dimulai dengan tangan kanan,
lakukan sebanyak 3x. lanjutkan tangan sebelah kiri sebanyak 3x
g. Usap kepala dari arah depan sampai belakang kepala memutarkan kedua
jemarinya diatas kedua daun telinga bagian dalam. Lakukan sebanyak 1x
h. Basuh kaki kanan dan sela-sela jari dilanjutkan pada kaki kiri, lakukan
masing masing sebanyak 3x
i. Tutup kedua lubang hidung dan telinga dengan kapas/kain
9. Lepas ikatan rambut bila ada, lalu siram dan bersihkan sela-sela rambut dengan
menggunakan air bidara. Selanjutnya dikeramasi bilas dengan air biasa, lalu
dibersihkan wajahnya dengan menggunakan sabun lalu bilas
10. *Mandi ke- 1 (air bidara)
Guyur badan jenasah mulai dari sebalah kanan depan dengan menggunakan air
bidara yang disiram pada bagian bawah / dalam kain basahan sambil digosok gosok,
dari area leher dan lipatan lipatan tubuh sampai telapak kaki dengan bersih dan lembut,
setelahnya langsung menggunakan sabun dengan cara seperti diatas, digosok gosok
ke seluruh badan bagian depan sebelah kanan
11. Miringkan jenasah kearah kiri agar tubuh jenasah bagian belakang terjangkau dan
mudah dibersihkan, gosok-gosoklah secara perlahan dan lembut seperti pada bagian
tubuh sebelah kanan.
12. Ulangi cara no 10 dan 11 pada anggota tubuh bagian kiri
13. *Mandi ke- 2 (air biasa+ sabun)
Ulangi kembali langkah 10 s/d 12 dengan menggunakan sabun gosok hingga bersih
lalu guyur (bilas) dengan air biasa diatas kain basahan
14. *Mandi ke-3 (air kapur barus)
Ulangi kembali langkah 10 s/d 12,dengan menggunakan air kapur barus, kali ini siram
tubuh jenasah dari kepala hingga jari2 kaki bawah kain
15. Letakkan handuk ikhrom diatas kain basahan, lalu tarik dengan pelan ke arah bawah
kain basahan. Rapikan kembali dan pastikan mayit terbungkus seluruhnya ( agar aurot
tidak terlihat)
16. Keringkan dengan handuk kecil rambut dan seluruh tubuh sampai kering
17. Sisir rambut jenasah, jika dikhawatirkan menimbulkan banyak kerontokan, maka hal ini
tidak perlu dilakukan
18. Bila rambut jenasah panjang, kepang rambut menjadi 3 bagian yaitu pinggir kanan, kiri
bawah dan tengah atas. Lalu disatukan rambut yang sudah dikepang di belakang
kepala beserta rontokan-rontokan rambut (bila ada)
19. Letakkan handuk besar diatas kain basahan, lalu tarik dengan pelan ke arah bawah
kain basahan. Rapikan kembali dan pastikan mayit terbungkus seluruhnya (agar aurot
tidak terlihat)
20. Pindahkan jenasah ke tempat pembaringan pengkafanan

3
BAB MENGKAFANI JENAZAH 1 2 3
III
A Persiapan alat:

1. Sarung tangan/ handglove


2. Tikar
3. Kapas
4. Parfum/ misik
5. Kapur barus halus
6. Tubban (cawat)
7. Underpad (bila diperlukan )
8. Kain kafan terdiri dari :
a. Kain bedong 2 lembar
( Rumus Ukuran kain : TB jenasah (cm) + 1/3 TB) atau (TB jenasah + 1 m)
b. Kain segitiga untuk kerudung 1 lembar
( Ukuran 90 x 90cm, potong bagian tengah menyilang bentuk segitiga)
c. Kain gamis yang sudah ada lubang pada bagian leher 1 lembar
( Ukuran 120cm x 250 cm, dilipat sama panjangnya lalu digunting bagian
tengahnya sepanjang 24 cm, dan menyilang ke bawah 8-10 cm)
d. Kain panjang untuk sarung 1 lembar
( Ukuran 120cm x 200 cm)
e. Kain tubban / cawet 1 lembar
( Ukuran 40 x 100 cm) dengan penambahan tali bagian bawah tubban
9. Hipafik
10. Kain kassa
11. Gunting

B Tahap-tahap mengkafani

1. Gelar tikar di keranda


2. Susun kain kafan dengan posisi :
a. Susun tali pada 3 titik yakni :
- Dada +/- 30 cm dari kepala
- Pantat
- Lutut/ betis
Tali untuk bagian atas dan kaki, diikatkan pada keranda untuk
menghindari lupa
b. Atur kain dimulai dari bagian lapis terluar yaitu kain kafan paling lebar
(bedong), lumuri dengan parfum/ misyik dan kapur barus pada setiap
lembarnya
c. Atur kain kafan lapis ke 2, lumri dengan misik dan lapur barus
d. Bentangkan pada area kepala kain kerudung bentuk segitiga dengan jarak
kira –kira dari tali bagian dada 2 kila, beri misyik tanpa kapur barus.
e. Bentangkan kain lapis ke 3 (gamis), yaitu kain kafan yang sudah ada lubang
pada bagian leher dengan cara membuka bagian atas yang ada sobekan
keluar, dengan jarak kira-kira 1 kila dari tali dada
f. Bentangkan kain lapis ke 4 tepat dibagian tali dada dengan arah memanjang
kesamping sebagi sarung yang menutupi bagian dada sampai lutut
g. Siapkan kain tubban/ cawet ( untuk menutupi kemaluan) yang sudah diberi
kapas melebar pada bagian atasnya atau underpad jika diperlukan. Lumuri
misik pada bagian tubbannya dan kapur barus pd bagian bawah saja

NB :
Taburkan misyik/ parfum pada setiap lembar kain kafan
3. Bubuhkan misik dengan menggunakan kapas pada 7 anggota sujud

4
Yaitu kening, ujung hidung, 2 telapak tangan, lutut, dan ujung jari jari kaki. Kemudian
balurkan misik ke seluruh tubuh hingga merata
4. Tutup kain tuba pada bagian kemaluan
5. Tutup tubuh mayit dengan kain lapis ke 4 terlebih dahulu, tarik handuk kering dari
bawah dengan perlahan dan berhati-hati agar kain sarung tidak tersingkap sehingga
membuka aurot si mayit
6. Tutup kepala mayit dengan kain segitiga secara rapi, ikat perlahan pada bagian bawah
leher
7. Pakaikan kain lapis ke-3 (gamis), rapikan dan tekuk sisa kain ke sisi bawah mayit
8. Pakaikan kain lapis ke 2 dengan cara bagian kafan di sisi kiri si mayit ditekuk/ dilipat ke
arah tubuh bagian kanan, lalu kain yang disisi kanan dilipat ke bagian tubuh sisi kiri
mayit sehingga mayit benar benar terbungkus
9. Ulangi cara no 9 untuk kain lapis pertama
10. Rapikan kain dengan cara gulung bagian bawah dan atas sisa kemudan tariklah
perlahan oleh 2 orang yang berada masing masing diujung kepala dan kaki secara
bersamaan
11 Ikat mayit yang sudah terbungkus kafan dengan disimpul pada sisi sebelah kiri, agar
memudahlkan melepas pada saat berada diliang lahat
12. Ikat bagian kepala dan kaki, jika masih ada sisa kain, tekuklah kain ke arah atas dan
ikat dalam 1 ikatan
13. Proses pengkafanan selesai

Anda mungkin juga menyukai