Anda di halaman 1dari 138

2

3
DAFTAR ISI

BIODATA .......................................................................... 4

SOP (Standard Operating Procedure) .............................. 8

KURIKULUM MENTORING SEMESTER II....................11

PEKAN KE-1 : MA‟RIFATULLAH ................................................ 18

PEKAN KE-2 : SYIRIK ..................................................................... 30

PEKAN KE-3 : HAKIKAT IBADAH .................................. 43

PEKAN KE-4 : CONTOH UTAMA .................................. 52

PEKAN KE-5 : WHO AM I (MA‟RIFATUL INSAN) .............. 63

PEKAN KE-6: GHAZWUL FIKR(PERANG PEMIKIRAN)....71

PEKAN KE-7 : MANAJEMEN QOLBU ..................................... 77

PEKAN KE-8 :BAHAYA LIDAH ................................................. .. 86

PEKAN KE-9 : BIRRUL WALIDAIN ........................................ 101

2
3

BIODATA PEMENTOR

BIODATA
Nama lengkap : ………………………………………. Nama
panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : ………………………………….....

Jurusan / Angkatan : ...…………………………………......

No Kontak : ……………………………………….
Alamat : ……………………………………….
……………………………………….

BIODATA MENTEE

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

……………………………………….
4

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

3
No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

……………………………………….
5

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….


No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......


6

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….


No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….
7

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ……………………………………….

……………………………………….

Nama lengkap : ……………………………………….

Nama panggilan : ………………… …………………….

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….


8

Tempat, tanggal lahir : …………………………………......

Jurusan / Angkatan : ……………………………………….

No Kontak : .......………………………………….

Alamat : ………………………………………
8

7
9

Tujuan Pembinaan dan Petunjuk Teknis

Tujuan Pembinaan
Diharapkan peserta mentoring :
1. Memiliki aqidah yang lurus dan terhindar dari segala bentuk
kesyirikan.
2. Memiliki pribadi yang hanif dan berakhlaq mulia.
3. Melaksanakan ibadah wajib dan sunnah dengan penuh
kesadaran dan kecintaan.
4. Memiliki semangat untuk memperbaiki diri dan orang lain.
5. Mampu mengembangkan potensi diri.
6. Bersimpati terhadap masalah umat Islam.

Petunjuk Teknis
I. Setiap peserta mentoring adalah mahasiswa muslim
UNDIP yang terdaftar di Lembaga Dakwah Kampus tingkat
Fakultas atau Jurusan sebagai peserta mentoring.
II. Mentor adalah mahasiswa UNDIP yang telah dinyatakan
lulus seleksi pementor oleh Badan Pengelola Mentoring Agama
Islam Universitas (BPMAIU).
III. Setiap mentor wajib mengisi kegiatan mentoring setiap
sepekan sekali. Jika ada hal-hal yang membuat mentor
berhalangan hadir maka wajib memberikan informasi yang
jelas mengenai ketidak-hadirannya kepada penanggung
jawab mentoring di tingkat Fakultas.
IV. Mentor diwajibkan mengikuti pembinaan inspirasi pagi
setiap hari sabtu jam 6 pagi di masjid kampus Undip. V.
Susunan acara mentoring terdiri dari:
1. Persiapan dan Pembukaan.
8
2. Membaca Al-Qur'an/bergiliran.

10

3. Kultum dari mentee.


4. Penyampaian materi.

5. Pengumuman dan pembahasan masalah-masalah -


mentee.

6. Doa rabithah dan penutup.

VI. Setiap 3 bulan, peserta mentoring mengikuti evaluasi dan


berhak menerima laporan pembinaannya setelah evaluasi
selesai dilaksanakan.

Segala luka & kecewa tampaknya kan


malu & meniada: ketika kita insyafi
bahwa Allah Yang Maha Mengatur tak
pernah keliru, tak pernah aniaya”

9
11

KURIKULUM
MENTORING
SEMESTER II
10
12

No Materi Sarana Inti Penekanan Kompetensi dasar output


1. Ma’rifatullah Penjelasan, “Katakanlah „aku -Mentee memahami cara Salimul Aqidah -
dan diskusi berlindung pada mengenal Allah Mentee mampu
Rabbnya manusia. Malik -Mentee mengetahui
manusia. Ilah manusia. mengesakan Allah
jenisjenis tauhidullah
Dari kejahatan (bisikan)
setan yang tersembunyi.
Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam
dada manusia. Dari
(golongan) jin dan
manusia.”

11
13

2. Syirik Penjelasan “Sesungguhnya Allah -Mentee mengetahui bahaya Salimul Aqidah


dan diskusi tidak akan mengampuni syirik
(dosa) karena -Mentee mengetahui
mempersekutukan-Nya contohcontoh syirik dalam
(syirik), dan Dia kehidupan sehari-hari dan
mengampuni apa menjauhinya
(dosa) yang selain syirik
itu bagi siapa yang Dia
kehendaki. Barangsiapa
mempersekutukan
Allah, maka sungguh
dia telah berbuat dosa
yang besar” (QS
AnNisa: 48).
14

3. Hakikat Ibadah Penjelasaan, “Dan tidaklah Aku -Mentee mampu beribadah Shohihul Ibadah -
dan menciptakan jin dan secara benar dengan Berusaha komitmen
penugasan. manusia, melainkan menyiapkan raga, jiwa, dan dalam melaksanakan
supaya mereka ilmu. ibadah wajib.
menyembah- -Mentee berusaha istiqomah Penugasan: mutabaah
Ku”. (QS. Adz Dzariyat: dalam menjalankan ibadah amal yaumiyah.
56). wajib dan menambahnya
dengan ibadah sunah
15

4. Contoh utama Penjelasan Sesungguhnya telah -Mentee mencintai Rasulullah Salimul Aqidah
(Ma’rifaturrosul) dan diskusi ada pada (diri) -Mentee menjadikan Matiinul Khuluq
Rasulullah itu suri Rasulullah sebagai contoh
teladan yang baik utama dalam kehidupannya.
bagimu, (yaitu) bagi
orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak
menyebut Allah
(AlAhzab:21).
16

5. Who AM I? Penjelasan “Dan adapun -Mentee mengetahui proses Salimul Aqidah


(Ma’rifatul dan diskusi. orangorang yang berat penciptaan manusia -Mentee Matiinul Khuluq
Insan) timbangan memahami tujuan hidup Mutsaqqoful Fikr
(kebaikan)nya, maka manusia
dia berada dalam -Mentee memahami hakikat
kehidupan yang manusia
memuaskan. Dan
adapun orang-orang
yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka
tempat kembalinya
adalah neraka
Hawiyah.”
(QS Al-Qari‟ah: 6-9)
6.

Ghazwul Fikr Penjelasan “…Mereka tidak - Mentee mengetahui -Matinul Khuluq


dan diskusi hentihentinya pengertian ghazwul fikr
memerangi kamu beserta contohnya
sampai mereka - Mentee mengetahui cara
(dapat) mencegah terjangkitnya
mengembalikan kamu
ghazwul fikr
dari agamamu
(kepada kekafiran),
seandainya mereka
sanggup. Barangsiapa
yang murtad di antara
kamu dari agamanya,
lalu dia mati dalam
kekafiran, maka
mereka itulah yang
siasia amalannya di
dunia dan di akhirat,
dan mereka itulah
penghuni neraka,
mereka kekal di
dalamnya.” (QS Al-
Baqarah/2: 217)
7. Manajemen Penjelasan “Ketahuilah -Mentee mengetahui jenis -Matinul khuluq
Qolbu dan diskusi sesungguhnya di jenis hati
dalam jasad itu ada -Mentee dapat meraih hati
segumpal daging. Bila yang bening (hati yang sehat)
ia baik, baiklah
seluruh jasad, dan
apabila ia rusak,
rusaklah seluruh
jasad. Ketahuilah, itu
adalah hati. (HR
Bukhari Muslim)

15

13
16
17

8. Bahaya Lidah Penjelasan “Barangsiapa yang -Mentee mengetahui Matinul khuluq


dan diskusi. beriman dengan Allah macammacam penyakit lidah
dan hari akhirat, maka -Mentee dapat memperbaiki
hendaklah ia diri dengan menjaga
mengucapkan lisannya.
perkataan yang baik
atau lebih baik diam.”
(HR Bukhori)

9. Birrul Walidain Penjelasan “Dan Tuhanmu telah -Mentee dapat mengetahui Matiinul khuluq
dan diskusi. memerintahkan keutamaan dan cara berbakti
supaya kamu jangan kepada kedua orang tua
menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan
sebaik-baiknya.”
(AlIsra‟: 23)
21

PEKAN 1 MA’RIFATULLAH
(MENGENAL ALLAH)

Ma‟rifatullah berasal dari kata Ma‟rifat dan Allah, Ma‟rifat artinya


mengetahui atau mengenal, jadi Ma‟rifatullah berarti juga mengenal

Allah swt. Ma‟rifatullah (Mengenal Allah swt) bukanlah mengenali dzat


Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia
yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini
mengenali sesuatu yang tidak terbatas?

Jalan Mengenal Allah


Dalam rangka mengenal Allah SWT. Islam memadukan ayat-ayat
qauliyah dan ayat-ayat kauniyah, karena tidak ada yang mengetahui
hal-hal gaib kecuali Allah SWT.

1. Dalil qauliyah
Al‟Qur‟an memiliki keindahan bahasa yang tidak ada
tandingannya. Di dalam Al-Qur‟an juga terdapat pemberitahuan umat
masa lalu, pemberitahuan kejadian yang akan datang, penemuan
ilmiah, syari‟at dan peraturan. Dalil-dalil qauliyah yang berupa firman
Allah dalam Kitab Suci-Nya dan sabda nabi dalam riwayat-riwayat
hadits yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya memberikan
informasi lebih lengkap dan akurat tentang hal-hal yang hanya
diketahui oleh Zat Yang Maha Gaib. Oleh karena itu, dengan
mendalami dan memahami kandungan Al-Qur‟an dan hadits nabi,
22

maka kita akan dapat mengenal Allah SWT dan bertambahlah


keimanan kita.

2. Kauniyah
Dalil-dalil kauniyah kita gunakan untuk memperkuat penemuan
dan pemahaman kita. Dalil-dalil ini menggunakan akal kita sebagai
manusia. Banyak fenomena alam yang terjadi dengan segala ukuran
dan keteraturannya. Matahari yang selalu terbit setiap pagi dan
terbenam setiap pembukaan malam, hujan, dan lain-lain. Ada
fenomena kehendak manusia, fenomena kehidupan, fenomena
pengabulan doa, fenomena hidayah, fenomena kreasi, fenomena
hikmah, dan lain-lain yang jika kita pikirkan pastilah ada Zat yang
mengatur semua itu. tidak mungkin manusia yang melakukannya.

Tidak lain hanya Allah SWT yang dapat melakukannya.

Tahidullah (Mengesakan Allah)


Mekkah masih seperti biasanya. Namun hari itu agak berbeda.
Orang terbaik di antara mereka menyerukan sesuatu yang nampaknya
sangat penting, Muhammad SAW. Sebuah wahyu baru saja turun
kepada beliau “Dan berilah peringatan kepada kerabatkerabat yang
dekat.” (Asy-Syu‟ara: 214). Dengan turunnya ayat itu maka cara
dakwah yang harus ditempuh Rasulullah berubah. Dari awalnya
dakwah secara sembunyi-sembunyi masuk ke fase dakwah terang-
terangan.

Tak perlu menunggu lama, Rasulullah pun menyeru di atas bukit


23

Shafa. “Wahai bani Ady, wahai Bani Ka‟ab,... wahai semua orang.”
Setelah semua berkumpul mengelilingi Rasulullah saat itu, beliau pun
mengeluarkan pertanyaan, “Apa pendapat kalian jika kukatakan bahwa
di lembah ini ada sepasukan kuda yang mengepung kalian, apakah
kalian percaya padaku?”
Serentak mereka menjawab, “Benar, kami tidak mempunyai
pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”

Kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memberi


peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih.”

Tanpa tahu sopan santun Abu Lahab tiba-tiba memotong,


“Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau
mengumpulkan kami?” Karena perbuatan ini Allah kemudian
menurunkan sebuah ayat, “Celakalah kedua tangan Abu Lahab.”
(AlLahab:1).

Sahabat muda, kisah di atas adalah sebuah fragmen dari


perjalanan dakwah Rasulullah. Begitu Rasulullah menerima wahyu
untuk berdakwah secara terang-terangan maka beliau naik bukit Shafa.
Secara budaya saat itu, jika seseorang naik ke Bukit Shafa berarti
pertanda orang tersebut akan menyampaikan sesuatu yang sangat
panting. Maka Rasulullah memilih Bukit Shafa sebagai tempat ia
menyerukan La ilaha illa Allah, Muhammadun Rasulullah, dan
mengajak untuk memeluk Islam.
24

Ada percakapan yang sangat menarik dalam kisah di atas. Ketika


Rasulullah menanyakan, apakah mereka percaya kalau ada pasukan
kuda yang akan menyerang? Mereka menjawab percaya. Padahal
suasana saat itu tidak menunjukkan sama sekali ada pasukan kuda.
Juga tidak ada kepulan debu yang menunjukkan serombongna
pasukan di tempat itu. kaum Quraisy saat itupercaya penuh pada yang
dikatakan Rasulullah tanpa harus disaring. Kenapa? Karena track
record kejujuran Rasulullah sudah tidak diragukan lagi.
Lantas kenapa ketika Rasulullah mulai menyerukan tentang azab,
tentang Allah, tentang Islam, mereka menolak? Bahkan Abu Lahab
memotong pembicaraan penuh kejujuran itu. Apakah kaum Quraisy
yang baru saja mengatakan Muhammad orang yang paling jujur tiba-
tiba menganggap Muhammad tidak jujur? Ada apa dengan mereka?

Sahabat muda, kenapa kaum Qurais tiba-tiba berubah sikap?


Jawabnya, karena yang diserukan Rasulullah adalah kalimat Laa
ilaaha illa Allah, Muhammadun rasulullah.

Nah pertanyaan selanjutnya, adakah yang salah dalam kalimat


itu? adakah seusatu yang menyimpang dalam kalimat itu? benarkah
kaum Quraisy saat itu benar-benar menolak kebenaran kalimat
syahadat? Jawabannya: TIDAK! Mereka begitu paham apa itu
syahadat dan kebenaran yang menyertainya.

Sesungguhnya saat itu kaum Quraisy saat itu tahu betul yang
dibawa Muhammad itu benar. Mereka juga percaya keberadaan Allah
SWT. Buktinya ayah Rasulullah sendiri dinamai Abdullah (artinya:
25

hamba Allah). Bahkan kita jarang menemui nama kaum Quraisy


dengan nama tuhan mereka, Abdul Lata, Abdul Uzza, dsb. Kaum

Quraisy pun mengakui bahwa Al-Qur‟an bukanlah buatan Rasulullah


tetapi wahyu dari Allah SWT.

Dan sesungguhnya mereka pun terpana


Dikisahkan suatu hari Utbah atau sering dipanggil Abul Walid
mendatangi Rasulullah untuk memberikan iming-iming dengan tujuan
agar Rasulullah mau menghentikan dakwahnya. Utbah menghampiri

Rasulullah dan duduk di hadapan beliau, lalu berkata “Wahai anak


saudaraku, jika engkau menginginkan harta kekayaan sebagai ganti
dari apa yang engkau bawa ini (Islam), maka kami siap menghimpun
harta kami untuk diserahkan kepadamu, sehingga engkau menjadi
orang yang paling kaya di antara kami. Jika engkau menginginkan
kedudukan, maka kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin kami
dan kami tidak akan menyisakannnya bagi orang lain selain dirimu. Jika
engkau menginginkan kerajaan, maka kami akan mengangkatmu
sebagai raja kami. Jika engkau tertimpa penyakit yang tidak bisa kau
obati sendiri, maka kami akan carikan obat bagimu dan kami juga siap
mengeluarkan biaya hingga engkau sembuh. Terlalu mudah pelayan
kami mencari seorang untuk mengobati.”

“Apakah engkau sudah selesai bicara wahai Aul Walid?”


Rasulullah menanggapi.

“Ya,” jawab Abul Walid.


26

“Sekarang ganti dengar ucapanku!”

“Akan aku dengarkan,” jawab Abul Walid.

Beliau bersabda, “Bismillahirrohmanirrahim...” lalu beliau


membaca surat, “Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya,
yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang
mengetahui berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi
kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.

Mereka berkata, “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa
yang kamu seru kami kepadanya dan telingan kami ada sumbatan dan
antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu;
sesungguhnya kami bekerja (pula).” (Fushilat:1-5).
Setelah membaca, Rasulullah bersabda, “Waha Abul Walid
engkau telah mendengarkan apa yang baru saja kau dengarkan.

Setelah itu terserah padamu.”


Abul Walid kemudian bangkit dan menghampiri rekan-rekan
Quraisynya, kemudian berkata “Tadi aku mendengar suatu perkataan,
yang demi Allah itu bukan syair, bukan ucapan sihir, dan tenung. Wahai
semua orang Quraisy, turutilah aku dan serahkan masalah ini
kepadaku. Biarkanlah orang ini (Muhammad SAW) dengan urusannya,
dan hindarilah dia. Demi Allah perkatannya yang kudengarkan tadi
benar-benar akan menjadi berita yang besar. Jika bangsa Arab mau
menerima, maka dengan kehadirannya, kalian tidak membutuhkan
bangsa lain. Jika dia dapat menguasai bangsa Arab, maka kerajannya
27

akn menjadi kerajaan kalian pula, dan kemuliannya akan jadi


kemuliaan kalian. Jadilah kalian orang yang paling berbahagia
karenanya.”

Mendengar itu rekan Abul Walid terkejut. “Demi Allha dengan


lidahnya dia telah menyihirmu wahai Abul Walid. Maka Abul Walid
hanya bisa menjawab pasrah, “Ini pendapatku tentang dirinya.

Terserah apa pendapat kalian tentangnya.”


Dahsyat bukan sahabat muda semua!!! Bagaimana tidak, Abul
Walid yang awal mulanya begitu semangat untuk meloi Rasulullah
bertekuk lutut dan akhirnya mengakui kebenaran Al-Qur‟an. Walau
Abul Walid tidak mau seketika itu pula masuk Islam.

Kalau mereka sudah mengetahui kebenaran Islam, mengetahui


bahwa Rasulullah terpercaya, kenapa pula mereka tidak segera
mengucap syahadat dan masuk Islam? Hal itu karena orang Quraisy
tahu benar apa kandungan kalimat itu dan apa konsekuensi yang harus
ditanggung jika mereka mengucapkannya.

Sahabat muda, kita akan berbicara tentang cinta, tema yang tak
pernah lekang dimakan zaman dan tak pernah lapuk oleh waktu.
Kapanpun kia membicarakan cinta, tetaplah terasa mengasyikkan.
Karena Allah memang menciptakan makhluk bernama cinta ini dengan
disertai keindahan di setiap sisinya.

Sahabat, seindah apapun cinta kita harus ingat bahwa


seindahindah cinta kita cinta kepada Penggenggam alam semesta,
28

kepada Pencipta Cinta, kepada Yang Maha Mencintai yang tiada


pernah terputus cinta-Nya. Dialah Allah, Zat yang kekal cinta-Nya.

Tuntutan kalimat yang sering kita ucapkan dalam syahadat “La


ilaha illa Allah” salah satunya adalah tuntutan cinta. Kalimat La dalam
bahasa Arab berarti naif (meniadakan, yaitu meniadakan segala hal
yang berkaitan dengan kata sesudahnya). Berarti jika seseorang telah
mengucapkan La ilaaha illa Allah maka dia harus meniadakan ilah
kecuali Allah. Atau dengan kata lain jika seseorang sudah
mengucapkan syahadat, maka sebenarnya ia telah berikrar,
bersumpah, dan berjanji bahwa Allah satu-satunya yang akan dicintai.
Kecintaan kepada selain Allah haruslah karena Allah. Misalnya, kita
mencintai orang tua, kakak, adik, suami, istri, juga karena Allah. Karena
Allah memang memerintahkannya pada kita. Untuk selanjutnya cinta
ini tidak boleh melebihi atau malah menodai kecintaan kita kepada
Allah.

Selain menempatkan Allah sebagai satu-satunya zat yang dicintai,


mengucap La ilaaha illa Allah juga berarti menempatkan Allah sebagai
satu-satunya zat yang diibadahi, ditakuti, diikuti, dan dicintai.
Kalaupun kita mengikuti dan mematuhi peraturan atau orang lain, maka
itu sebagai cara kita mentaati Allah, dan tentunya tidak boleh
melanggar larangan Allah dan melalaikan perintah-Nya.

Nah, sahabat muda semua, sudah tahu sekarang kenapa orang


Quraisy menolak mengucap syahadat. Sekarang tinggal melihat ke
dalam diri kita masing-masing, sudahkah kita memenuhi komitmen La
ilaah illa Allah kita dengan benar?
29

Allah, antara Ilah, Rabb, dan Mulk


Sahabat muda, dalam sub bab ini adalah bagian penting dari
pembentukan salimul aqidah kita. Memang materi ini agak berat. Tapi
ini kita perlu pahami sebagai syarat kualifikasi menjadi muslim idaman.
Siapkan pikiran dan hati sahabat semua, dan kita mulai

Bismillah...
Dalam surat An-Nas Allah berfirman yang arttinya “Katakanlah
„aku berlindung pada Rabbnya manusia. Malik manusia. Ilah manusia.
Dari kejahata (bisikan) setan yang tersembunyi. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.”

Allah menyebut dirinya dalam surat di atas dengan tiga sebutan;


Rabb, Malik, dan Ilah. Penulis memang sengaja tidak mengartikan
ketiga kata dalam terjemahan Indonesia. Kalau kita lihat dalam Al-

Qur‟an terjemah Departemen Agama maka ketiga kata itu diartikan


Tuhan, Raja, dan Sesembahan. Padahal arti tersebut belum bisa
mewakili arti yang sebenarnya dari ketiga kata di atas. Kosa kata bahsa
Indonesia terlalu miskin untuk mengartikan ketiga kata di atas.
Makna yang berbeda antara Rabb, Malik, dan Ilah inilah yang
menjadi jawaban. Kenapa orang Quraisy ada yang bernama Abdullah,
mereka bersumpah juga atas nama Allah, tetapi mereka tidak mau
mengucap syahadat dan tidak mau memeluk Islam. Karena
sesungguhnya mereka hanya mau mengakui Allah sebagai Rab,
namun tidak mau mengakui Allah sebagai Ilah dan Malik.
30

Pembahasan Allah sebagai Rabb, Malik, dan Ilah masuk dalam


pembahasan Tauhidullah. Secara harfiah tauhidullah berarti
mengesakan Allah dan tidak menyekutukan dengan sekutu apapun.
Tauhid sendiri dibagi empat yaitu, tauhid rubuiyah, tauhid uluhiyah,
tauhid mulkiyah, dan tauhid asma’ wa shifat.

Tauhid rububiyah berkaitan dengan mendudukan Allah sebagai


rabb, tauhid uluhiyah berkaitan dengan mendudukan Allah sebagai
ilah, tauhid mulkiyah berarti mendudukan Allah sebagai raja, sedang
tauhid asma‟ wa shifat berkaitan dengan masalah nama dan pensifatan
Allah.

Tauhid rububiyah berarti mendudukan Allah sebagai satusatunya


pencipta, pemberi rizki, pemilik, dan pemelihara bagi seluruh alam
semesta. Tauhid uluhiyah berarti meyakini Allah sebagai satu-satunya
Zat yang diibadahi, ditakuti, diikuti, dan dicintai. Sedangkan tauhid
mulkiyah berarti mendudukan Allah sebagai satu-satunya pemimpin,
pembuat hukum, pemerintah, dan tujuan hidup. Tauhid asma‟ wa
shifat berarti mensifati Allah dan namanya sesuai yang Allah telah
sebutkan. Kita manusia tidak berhak sama sekali mensifati Allah dan
menamai-Nya. Kalau kita tahu Allah itu kekal maka karena kita
dapatkan dalam Al-Qur‟an. Begitu juga nama-naa Allah yang
disebutkan ada 99 nama yang terangkum dalam asmaul husna. Kita
tidak berhak menambahkan hal yang lain.

Nah, di sinilah letak kesalahan kaum kafir Quraisy saat itu


sesungguhnya mereka hanya mau mengakui Allah sebagai Rabb,
namun tidak mau mengakui Allah sebagai Ilah dan Malik. Artinya,
31

mereka percaya Allah lah pencipta langit, bumi, dan seluruh isinya.
Mereka mengakui bahwa Allah yang memberikan rizki. Namun, mereka
tidak mau beribadah, tunduk, dan patuh pada Allah.

Sahabat, mari lihat diri kita. Jangan –jangan kita selama ini
sebagian prilaku kita seperti orang-orang Quraisy. Kita tahu bahwa
Allah menciptakan kita, mememelihara kita, namun kita masih tidak
sepenuh hati menyembahnya. Masih sering malas shalat, infak, dsb.

Astaghfirullah... Ampuni kami Ya Allah.


Nah, sampai di sini dulu sahabat! Sudah paham? Jika belum jelas
silakan cermati lagi dan coba pelajari ayat-ayat yang berkaitan dengan
poin-poinnya. Juga rajin-rajinlah hadir di majlis ilmu. Semoga lebih
paham. Amin.

Catatan:

Kedudukan Allah

1. Tauhid Rububiyah
Pencipta QS 25: 2 ; Pemberi rizki QS 51: 57-58 ; Pemilik

QS 2: 284 ; Pemelihara QS 1: 4, 114: 2, 62:2

2. Tauhid Uluhiyah
Ilah QS 2: 186, 21: 90-91, 8: 2

3. Tauhid Mulkiyah
Pemimpin QS 7: 196 ; Pembuat hukum QS 12: 140 ;
Pemerintah QS 7:54 ; Tujuan QS 6:162

4. Tauhid Asma‟ wa shifat


Mensifati Allah sesuai yang disebutkan dan 99 asmaul husna.
32

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
No Evaluasi Jum

1. Kehadiran

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail
33

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring

15. Rapat/Agenda
Wajihah

REALISASI AGENDA

43
No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.
34

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
Surat
s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
35

No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)

MULAHAZHOH
CATATAN
36

Pementor

(.............................................................)

PEKAN 2

SYIRIK

Bayangkan, jika suatu siang yang sangat panas terik


matahari membakar kulit anda. Jalanan yang anda lalui
memanas pula karena sengatan matahari perjalanan ini juga
dihiasi dengan debu tebal yang berterbangan dan menghalangi
pandangan. Tenggorokan anda kering kerontang. Tak ada bekal,
tak ada makanan, dan tak ada minuman.
Seratus meter dari tempat anda tampak berdiri sebuah
gubuk kecil. Anda pun melangkah kaki ke sana secepatnya. Di
dalam gubuk itu tampak seorang kakek yang sedang duduk
istirahat bersama segelas es kelapa muda. Anda pun
menghampiri kakek itu dan minta izin untuk istirahat sebelum
melanjutkan perjalanan. Dengan senyum tulus kakek itu pun
mempersilakan.
Tak lama anda duduk, kakek itu mempersilakan anda
untuk minum segelas es kelapa muda tadi. Tak perlu berpikir
panjang saya yakin anda pun segera menyambut tawarannya.
Namun, jarak beberapa centi mulut gelas itu dari mulut anda,
sang kakek berkata dengan penuh kejujuran, “Nak, tapi segelas
minuman itu telah tercampu setetes racun mematikan.”
37

Ups, apa yang akan sahabat lakukan selanjutnya?


Tetapkahmeminum segelas kelapa muda iu?
Ataukah mengurungkan niat untuk meminunya?
Sahabat saya yakin sahabat semua akan memilih yang
kedua, mengurungkan niat untuk menikmati minuman itu.
daripada mati seketika lebih baik melanjutkan perjalanan bukan?
Sahabat kita masih berbicara tentang cinta. Saya ingin
menganalogikan cerita itu dengan sebuah pertanyaan jika
manusia tidak mau menerima suguhan orang lain yang sangat ia
perlukan karena setetes racun, pantaskah kita jika menodai cinta
kita pada Allah dengan pengkhianatan? Padahal Allah sama
sekalli tidak memerlukan cinta kita. Pantaskah kita menodai
ketaatan kita pada Allah walau hanya setitik kemungkaran.
Pantaskah kita menduakan Allah dalam beribadah kepada-Nya?
Sungguh sahabatku, semua itu tidak pantas kita lakukan sebagai
hamba.

Syirik jalan pintas masuk neraka


Tauhidullah yang telah kita pelajari kemarin, menuntut
kita untuk menjadi hamba yang yang mengesakan Allah.
Mengesakan dalam ibadah, dalam ketaatan, dalam berdoa,
dalam tawakal, dalam mentaati aturan, dan seterusnya. Sahabat,
jangan sekali-kali menodai cinta kita pada Allah, menodaiibadah
kita, dan menodai sumpah yang telah kita ucapkan dengan lisan
kita.
Penodaan tauhidullah disebut dengan syirik. Syirik
adalah dosa dan kedzaliman terbesar terhadap Allah. Orang
yang kematiannya membawa dosa syirik, maka dia tidak akan
pernah diampuni Allah. Orang yang mati dan membawa dosa
zina, mabuk, judi, membunuh, masih ungkin mendapat ampunan
dari Allah. Sedangkan orang yang syirik tidak akan pernah
terampuni dosanya meski sudah dicelup ke neraka. Syirik
38

merupakan kesesatan yang paling sesat yang akan menghapus


amal baik seseorang dan membuat dirinya diharamkan masuk
surga.
Kalu kita mengenal tauhid ada empat macam, maka
seseorang terjerembab ke dalam kesyirkan atau menyekutukan
Allah dari sisi tauhid itu pula. Bisa satu atau lebih. Seseorang
bisa syirik dalam Rubububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, atau Asma‟
wa shifat. Ok, sahabat untuk lebih jelasnya mari kita belajar
analisa kasus syirik yang banyak kita lihat di sekitar kita. Di
bawah ini adalah contoh-contoh perbuatan syirik. Cobalah
sahabat muda analisa, dari sisi mana perbuatan ini menodai
tauhid dengan memberi check list pada kolomnya (bisa lebih dari
satu). Untuk lebih mudahnya bisa dilihat kembali mind mapping
tentang tauhid pada ab yang sebelumnya.

No Kasus Rububiy Uluhiy Mulkiy Asma’ Wa


ah ah ah Shifat
1 Orang yang
mempercaya
i
ramal
an
nasib,
horoskop, dan
sejenisnya.
39

2 Orang yang
memasang
sesaji di jalan
atau
pojok rumah
atau tempat
yang dianggap
angker.

3 Orang yang
mengangga
p Allah lebih dari
satu.
4 Orang yang
berdoa pada
kuburan,
pohon besar,
atau tempat
keramat.

5 Orang yang
memakai
jimat, susuk,
dan sejenisnya
untuk

berbagai tujuan.
40

6 Bekerjasam a
dengan jin
(bisa dalam
bentuk tenaga
dalam, ilmu
sihir, santet,
tenung, dsb).

7 Orang yang
datang ke
dukun agar
rezekinya
lancar.
8 Orang yang
sholat jamaah
agar dianggap
orang sholeh.

9 Orang yang
marah disebut
haji padahal
sudah berhaji
di
Mekkah.
41

1 Mengikuti
0 ajakan boz
untuk
berma‟shiyat
karena khawatir

tidak naik
pangkat.
1 Orang yang
1 meyakini
Allah bisa
menyatu
dengan
manusia (
manunggali
ng kawulo
gusti).
1 Mengkultusk an
2 seseorang
(kyai, ustadz,
guru, dsb.),
mentaatinya
walau orang
tersebut
salah.

Sahabat muda, bagaimana sudah selesai


menganalisanya? Mari kita bahas bersama-sama bahas
kuncinya.
42

Kasus 1. Orang yang mempercayai ramalan nasib,


horoskop, dan sejenisnya. Orang ini telah melakukan kesalahan
(syirik) dalam hal rububiyah Allah. Orang yang percaya
horoskop, ramalan, dan sejenisnya menyekutukan Allah sebagai
Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu. Masa depan pun yang
menciptakan Allah bukan bintang dan ramalan.
Kasus 2. Orang yang memasang sesaji di jalan atau di
pojok rumah atau tempat yang dianggap angker. Kalau yang ini
bermasalah dalam tauhid uluhiyah. Dia telah menempatkan
ketakutan yang tidak pantas di atas ketakutan pada Allah. Dia
juga telah menempatkan tempat-tempat yang dipasang sesaji di
luar kendali Allah. Padahal cukuplah minta pertolongan pada
Allah maka dia akan selamat.
Kasus 3. Orang yang menganggap Allah lebih dari satu
bermasalah dalam tauhid Asma wa shifat. Karena Allah telah
jelas-jelas menyebutkan dalam QS Al-Ikhlas “Qul huwa Allahu
ahad.” Katakan bahwa Allah itu satu.
Kasus 4. Orang yang berdoa pada kuburan, pohon besar,
atau tempat keramat. Maka orang ini ternoda dalam tauhid
uluhiyahnya. Berdoa adalah bagian dari ibadah dan ibada harus
ditujukan kepada Allah saja.
Kasus 5. Orang yang memakai jimat, susuk, dan
sejenisnya untuk berbagai tujuan. Telah melakukan syirik karena
ia menyekutukan Allah sebagai Rab. Tak ada satu pun yang
tejadi di dunia ini kecuali atas kehendak Allah. Bukan jimat,
susuk, dsb.
Kasus 6. Bekerjasama dengan jin (bisa dalam bentuk
tenaga dalam, ilmu sihir, santet, tenung, dsb.) adakah orang
yang bekerjasama dengan jin? Ya, tentu ada sihir, baik itu santet,
pelet, atau seseorang yang punya kekuatan tertentu, tidak logis,
bisa diulang-ulang, dan dipelajari, maka dipastikan orang ini
berhubungan dengan jin. Orang ini telah menyekutukan Allah
43

dalam rububiyah Allah. Hal ini dikarenakan menjadikan jin


sebagai pelindungnya.
Kasus 7. Orang yang datang ke dukun agar rezekinya
lancar berarti telah menyekutukan Allah dari segi tauhid
rububiyah. Hanyal Allah lah pemberi rizki dan menentukan
banyak atau sedikitnya rizki kita.
Kasus 8. Orang yang sholat jamaah agar dianggap orang
sholeh. Perbuatan seperti ini disebut riya, beribadah bukan
karena Allah. Orang ini telah melakukan peribadatan dengan
tujuan selain Allah maka bisa dimasukkan dalam menyekutukan
Allah dari segi uluhiyah.
Kasus 9. Orang yang marah tidak disebut haji padahal
sudah berhaji di Mekkah. Wah, kalau yang ini gila sebutan haji.
Sama dengan kasus nomor delapan yang beribadah untuk selain
Allah. Orang ini melakukan riya dan masuk dalam syirik dari segi
uluhiyah.
Kasus 10. Orang yang meyakini Allah bisa menyatu
dengan manusia (manunggaling kawulo gusti). Kalau kita baca
sejarah wali songo, maka kita akan menemukan kisah orang
yang memiliki pemahaman seperti ini. Menganggap dirinya telah
menyatu dengan Allah. Tiada satu pun makhluk di dunia ini yang
menyamai Allah SWT. Nah, yang ini bermasalah dalam
memahami asma‟ wa shifat Allah.
Kasus 11. Mengikuti ajakan bos untuk berma‟shiyat
karena khaawatir tidak naik pangkat. Kalau ini adalah contoh
orang yang bermasalah pada tauhid mulkiyah, rububiyah, dan
uluhiyah sekaligus. Wah, repot ya... yak karena dia telah
mentaati aturan bosnya untuk berma‟siyat kepada Allah, dia
mengikuti bosnya untuk berma‟siyat dan menempatkan bosnya
sebagai sumber rizki hingga mengaggungkan perintahnya walau
melanggar aturan Allah.
44

Kasus 12. Mengkultuskan seseorang (kyai, ustadz, guru,


dsb.), mentaatinya walau orang tersebut salah. Nah, jika sahabat
semua punya ustadz, kyai, guru, dan lain-lain, maka jangan serta
merta semua yang diucapkannya diikuti. Menganggap bahwa
pendapatnya yang paling benar.
Semuanya harus ditimbang dengan ukuran Al-Qur‟an dan
ASunnah. Kalau memang apa yang diucapkan siapapun itu
menyimpang dari Al-Qur‟an dan A-Sunnah maka tidak ada
kewajiban kita untuk mengikutinya. Kalau sampai mengikuti
maka kita telah menodai tauhid uluhiyah dan mulkiyah kita.
Sahabat muda, sudah paham sekarang mari kita berhati-
hati dalam bersikap dan bertindak. Kasus-kasus di atas sering
terjadi di sekitar kita dan kadang kita tidak menyadarinya. Jangan
sampai ikrar suci kita ternodai oleh kesyirikan. Waspadalah!
Waspadalah!

Re-Fresh sejenak
Suami istri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun
melarat, mereka taat kepada perintah Allah. Segala yang
dilarang Allah dihindari, dan ibadah mereka tekun sekali. Si
suami adalah orang yang alim yang takwa dan tawakal. Tetapi
sudah beberapa lama isterinya mengeluh terhadap kemiskinan
yang tiada habis-habisnya itu. ia memaksa suaminya agar
mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya
hidup jika segala-galanya serba cukup.
Pada suatu hari, lelaki alim itu berangkat ke ibukota, mau
mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan ia melihat sebuah
pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Ia mendekat.
Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang
konon keramat dan sakti itu. banyak juga kaum wanita dan
pedagang-pedagang meminta agar suami mereka setia atau
dagangannya laris.
45

“Ini syirik,” pikir lelaki yang alim tadi. “Ini harus


diberantas habis. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menyembah
serta meminta selain kepada Allah.”
Maka pulanglah ia terburu. Isteriya heran, mengapa
secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi waktu dilihatnya
sia suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam.
Lantas si lelaki alim tadi bergegas keluar. Isterinya bertanya,
tetapi ia tidak menjawab. Segera dinaiki keledainya dan dipacu
cepat-cepat ke pohon itu. sebelum di tempat pohon itu berdiri,
tiba-tiba melompat sesosok tubuh tinggi besar dan hitam. Dia
adalah iblis yang menyerupai sebagai manusia.
“Hai mau kemana kamu?” tanya si iblis.
Orang alim tersebut menjawab. “saya mau menuju ke
pohon yang disembah-sembah orang bagaikan menyembah
Allah. Saya sudah berjanji kepada Allah akan menebang roboh
pohon syirik itu.”
“Kamu tidak ada hubungan dengan pohon itu. Yang
penting kamu tidak ikut-ikutan syirik seperti mereka. Sudah
pulang saja.”
“Tidak boleh, kemungkaran mesti diberantas,” jawab si
alim bersikap tegas.
“Berhenti, jangan teruskan!” bentak iblis marah.
“Akan saya teruskan!”
Karena masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya
terjadilah perkelahian antara orang alim tadi dengan iblis. Kalau
melihat perbedaan badannya, seharusnya orang alim itu dengan
mudah dibinasakan. Namun, ternyata iblis menyerah kalah,
meminta-minta ampun. Kemudian dengan berdiri menahan
kesakitan dia berkata, “Tuan, maafkanlah kekasaran saya. saya
tak akan berani lagi mengganggu tuan . sekarang pulanglah.
Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan
46

sembahyang subuh, di bawah tikar sembahyang Tuan saya


sediakan uang emas empat dinar. Pulang saja berburu, jangan
teruskan niat Tuan itu dulu.”
Mendengar janji iblis dengan uang emas empat dinar itu,
lunturlah kekerasan tekad si alim tadi. Ia teringat isterinya yang
hidup berkecukupan. Ia teringat akan saban hari rungutan
isterinya. Setiap pagi empat dinar, dalam sebulan saja dia sudah
boleh menjadi orang kaya. Mengingat desakan-desakan
isterinya itu, maka pulanglah ia.
Demikianlah semenjak pagi itu isterinya tidak pernah
marah lagi. Hari pertama ketika si alim selesai sembahyang,
dibukanya tikar sembahyangnya. Betul di situ tergolek uang
empat dinar berkilat. Dia meloncat riang, isterinya turut gembira.
Begitu juga hari kedua. Empat dinar emas. Ketika pada hari yang
ketiga, matahari mulai terbit dan dia membuka tikar
sembahyang, masih didapatinya uang itu. tapi pada hari
keempat, dia mulai kecewa. Di bawah tikar sembahyangnya
tidak ada apa-apa lagi kecuali tikar pandan yang rapuh. Isterinya
mulai marah karena uang yang kemarin sudah habis sama
sekali.
Si alim dengan lesu menjawab. “Jangan kuatir, esok
barangkali kita bakal dapat delapan dinar sekaligus.”
Keesokan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu
bangun pagi-pagi. Selesai sembahyang dibuka tikar sajadahnya
kosong.
“Kurang ajar. Penipu,” teriak si isteri. “Ambil kapak,
tebanglah pohon itu!”
“Ya memang dia telah menipuku. Akan aku habiskan
pohon itu semuanya hingga ke ranting-ranting dan
daundaunnya,” sahut si alim itu.
47

Maka segera ia mengeluarkan keledainya. Sambil


membawa kapak yang tajam dia memacu keledainya menuju ke
arah pohon yang membawa kesyirikan. Di tengah jalan iblis yang
berbadan tinggi besar tersebut sudah menghalangi. Katanya
menyorot tajam, “Mau ke mana kamu?” hardiknya menggelegar.
“Mau menebang pohon,” jawab si alim dengan gagah
berani.
“Berhenti, jangan lanjutkan.”
“Bagaimanapun juga tidak boleh, sebelum pohon itu
tumbang.”
Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi
kali ini bukan iblis yang kalah, tapi si alim yang terkulai. Dalam
kesakitan, si alim tadi bertanya penuh heran. “Dengan kekuatan
apa engkau dapat mengalahkanku, padahal dulu engkau tidak
berdaya sama sekali?”
Iblis itu dengan angkuh menjawab, “Tentu saja engkau
dahulu boleh menang, karena waktu itu engkau keluar rumah
untuk Allah. Demi Allah, andaikata kukumpulkan seluruh bala
tentaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu
mengalahkanmu. Sekarang kamu keluar dari rumah hanya
karena tidak ada uang di bawah tikar sajadahmu. Maka, biarpun
kau keluarkan seluruh kebolehanmu, tidak mungkin kamu
menjatuhkan aku. Pulang saja. Kalau tidak kupatahkan nanti
batang lehermu.”
Mendengar penjelasan iblis ini, si ali ulama tadi
termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan niatnya memang
sudah tidak ikhlas karena Allah lagi. Dengan terhuyung-huyung
ia pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang
pohon itu. ia sadar bahwa perjuangannya yang sekarang adalah
tanpa keikhlasan karena Allah, dan ia sadar perjuangan yang
semacam itu tidak akan menghasilkan apaapa selain karena
48

kesiaan yang berkelanjutan. Sebabtujuannya adalah karena


harta benda, mengatasi keutamaan Allah dan agama. Bukankah
berarti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa
nafsu semata-mata?

Catatan:

Bahaya syirik:
1.
Dihapuskan amal QS 39:65, 6:88

2.
Masuk neraka QS 5:72

3.
Diharamkan surga QS 5:72 Catatan:
4.
Kesesatan yang jauh QS 4:60
5.
Kedzaliman yang besar QS 31:13
6.
Tidak mendapat ampunan QS 4:48, 116
7.
Dosa yang besar QS 4:48
No Evaluasi Jumlah

1. Kehadiran

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring
50
15. Rapat/Agenda
Wajihah

41

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
REALISASI AGENDA

No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
Surat
51

s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan
1.
2.
3.
52
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)


MULAHAZHOH
CATATAN

Pementor

(.............................................................)
53

PEKAN 3
HAKIKAT IBADAH

Sahabat, apa yang terjadi jika seseorang jatuh cinta?


Selalu teringat dirinya, selalu rindu ingin bertemu, bahkan hanya
sekedar terdengar namanya saja langsung tergetar hatinya.
Katanya yang pernah jatuh cinta, rasanya tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata. Antara bahagia, senang,
khawatir, cemburu, rindu, campur aduk jadi satu. Pernahkah
dikau merasakannya sahabat?
Cinta selalu membutuhkan muaranya. Cinta
membutuhkan tempat bertemu, untuk saling mengungkapkan
rasa bahagia, rasa rindu, rasa sayang, rasa kasih, dan sejuta
rasa indah lainnya. Bagi lelaki dan wanita muara dan tempat
bertemu paling indah itu adalah pernikahan. (maaf, pacaran
bukanlah tempat bertemu yang halal dan diberkahi).
Pernikahanlah yang akan menyatukan mereka mengarungi
hidup bersama, di dunia bahkan bisa sampai akhirat nanti,
tergantung amalnya masing-masing.
Syahadat yang telah kita ucapkan, sebagaimana
pembahasan yang lalu, menuntut rasa cinta. Cinta antara
hamba kepada Sang Pencipta. Dan ketika sang hamba
mencintai Penciptanya, maka Dia pun akan memberikan cinta
yang berlipat-lipat. Lantas dimanakah muara dan tempat
pertemuan cinta seorang hamba dengan Allah? Jawabnya
adalah ibadah. Ibadah-ibadah yang telah Allah perintahkan
kepada kita, sesungguhnya tempat untuk mencurahkan rasa
rindu kita kepada-Nya sebelum benar-benar kita bertemu
Allah di akhirat nanti.
Sahabat, simak hadits indah berikut ini yang
menggambarkan betapa Allah mencurahkan cinta kepada kita
54
hamba-Nya ketika shalat. “Allah Dzat Yang Maha Besar dan
Agung berfirman: Aku membagi shalat antara Aku dan hama-
Ku separuh dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta. Jika
seorang hamba berkata, „Alhamdulillahirobbil a‟alamin‟. Allah
berfirman: „Hamba-Ku telah memuji-Ku‟. Jika dia
berkata,
„Arrohmanirrohiim‟. Allah berfirman: „Hambaku telah
menyanjung-Ku.‟ Jika dia berkata: „Maaliki yaumiddiin‟. Allah
berfirman, „Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku‟. Jika dia
berkata, „Iyyaaka na‟budu wa iyyaaka nasta‟iin.‟ Allah
berfirman „Inilah Aku antara hamba-Ku. Dan untuk hamba-Ku
apa yang dia minta.‟ Jika dia berkata, „Ihdinas shirootol
mustaqiim, shirootolladziina an‟amta a‟laihim ghoiril
maghdhuubi „alaihim waladh dhoolliin.‟ Allah berfirman, „Inilah
untuk hamba-Ku, sedangkan untuk hamba-Ku adalah apa yang
dia minta.”
Sahabat, luar biasa bukan? Allah ternyata selalu
menjawab doa-doa kita dalam shalat secara langsung. Namun,
tentu saja ada persyaratan agar komunikasi cinta kita
tersambung dengan Allah.

Siapkan kesucian raga


Misalnya suatu ketika sahabat diundang oleh presiden
ke rumahnya untuk makan malam. Selain sahabat diundang
juga para menteri, dan orang-orang penting negeri. Apa
persiapan yang akan sahabat lakukan?
Pastinya sahabat semua tidak mungkin datang dengan
baju kusut, acak-acakan, belum mandi kan? Karena jika
memaksakan diri dan terlalu pede dengan dandanan begitu,
sahabat tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah
presiden. Bahkan halamannya pun tidak. Yang pasti baru kaki
menginjak di depan gerbang rumah presiden, seorang satpam
dengan sangat kejam siap mengusir tanpa tedeng aling-aling.
Nah, begitu juga saat kita mau menghadiri jamuan yang lebih
55

besar dan lebih mewah dari semua jamuan yang diadakan


semua orang di dunia ini. Yang mengundang kita presidennya
semua presiden, rajanya semua raja, dan penguasa segala
sesuatu. Apakah kita akan tampil seadanya? Padahal jamuan
itu adalah jamuan yang digelar langsung oleh-Nya yaitu saat
kita melakukan ibadah kepada Allah.
Saat shalat merupakan saat sangat sakral dari hal
apapun dan saat manusia sangat dekat dengan-Nya. Saat Allah
mengabulkan permintaan-permintaan kita, saat dosadosa kita
yang seabreg diampuni. Tentunya tidak pantas kalau
menghadiri dengan tampang acak-acakan, belum mandi, kotor,
kusut, dan sedanya. Untuk itu Allah mensyariatkan thoharoh
atau bersuci sebelum shalat sebagai salah satu syarat sahnya.
Jadi sebelum shalat atau melakukan ibadah-ibadah yang lain,
kita harus membersihkan badan dan pakaian juga tempat sholat
dari najis. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
“Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara kalian
apabila berhadats, sehingga ia berwudhu.” (HR. Bukhari).

Siapkan kesucian jiwa


Ikhlas, itulah syarat diterimanya amal seseorang.
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran yang
menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas
adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk
Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan
dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti
niat mengharap ridha Allah saja dalam
beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang
lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang
membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-
56
batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi
nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi
dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah
keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak
membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat.
Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan
menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah
menyerah dan selalu kecewa.
Orang yang beribadah namun tidak ikhlas, maka amal
shalehnya tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Ibnul Qoyyim
menggambarkan dengan tepat orang yang tidak ikhlas dalam
beramal. “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi
kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak
bermanfaat.”

Jangan lupa ilmunya


Sahabat, Islam mengajarkan kepada kita, ketika
beramal harus selalu disertai dengan ilmu, dengan pemahaman
yang benar. Bukan hanya sekedar ikut-ikutan atau malah
mereka-reka. Semua bentuk ibadah di dalam Islam telah ada
manualnya. Jadi, seperti hp yang baru kita beli selalu disertai
buku petunjuk penggunaan detailnya dan tentu saja kita harus
mengikuti manual itu agar hp awet dan tidak mudah rusak.
Begitu pun dalam ibadah, harus mengikuti manual yang telah
tercantum dalam AL-Qur‟an dan AsSunnah. Kalau kita mereka-
reka sendiri yang datangjustru bukan berkah tetapi musibah.
Ibadah jadi musibah? Ya, ibadah akan menjadi
musibah kalau kita tidak mengetahui ilmunya. Ibadah yang
tidak disyariatkan adalah bid‟ah. Dan
57

bid‟ah itu tertolakamalnya, dan neraka tempatnya.


Na‟udzubillah...
Dari ibunda kaum mu‟minin, Aisyah radhiyallahu „anha, dia
berkata: “Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam pernah
bersabda : „Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu
(amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami,
maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan
dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa melakukan suatu amalan
yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”
Sahabat, ketiga hal itu yang harus kita siapkan agar menjadi
pribadi yang berkarakteristik sohihul ibadah (ibadahnya benar).

Pernak-pernik Ibadah
Keutamaan Qiyamullail
Dalam hadits Jabir ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasullah
bersabda, „Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar
ada saat seorang muslim dapat nenepatinya untuk memohon
kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat pasti Allah akan
memberikan (mengabulkannya) dan itu setiap
malam.‟”(HR. Muslim dan Ahmad)
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam, karena hal itu tradisi
orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah,
menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.”
(HR. Ahmad)

Tips Gampang Qiyamullail


Sholat malam mengandung keutamaan yang besar. Tapi berat
banget melakukannya. Nah, sahabat ini tipsnya biar gampang
sholat malam:
1. Masukkan qiyamullai dalam jadwal harian
2. Seimbangkan kebutuhan jasmani dan ruhani
58
3. Hindari maksiyat karena maksiyat membuat seseorang
sukar bangun malam
4. Mengetahui fadhilah dan keutamannya
supaya termotivasi
5. Berdoa sebelum tidur supaya Allah membangunkan
kita.
6. Jagalah adab-adab sebelum tidur (wudhu, doa, dsb.)

Kiat Sholat Khusyuk


1. Merasakan keagungan Allah dan menghadirkan
segenap perasaan kita saat hendak atau sedang
melakukan sholat.
2. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah semata.
3. Memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada
Allah, karena dengan banyak beristighfar hati kita bakal
bersih dan tenang.
4. Meninggalkan maksiyat, karena ia yang menimbulkan
kegundahan dan menggores noda di hati.
5. Memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan
syetan dan godaannya.
6. Banyak berdoa kepada Allah, karena ia adalah senjata
setiap muslim.

Keutamaan Shalat Berjamaah


Shalatnya seseorang dengan berjamaah lebih banyak
daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh kali. (HR.
Muslim dalam kitab al-masajid wa mawwadhiusshalah no. 650).
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Shalatnya seseorang dengan berjamaah lebih banyak
daripada bila shalat sendirian atau shalat di pasarnya dengan
dua puluh sekian derajat. Hal itu karena dia berwudhu,
membaguskan wudhunya, kemudian mendatangi masjid
59

dimana dia tidak melakukannya kecuali untuk shalat dan tidak


menginginkannya kecuali dengan niat shalat.
Tidaklah dia melangkah dengan satu langkah kecuali
ditinggikan baginya derajatnya dan dihapuskan kesalahannya
hingga dia masuk masjid dan malaikat tetap bershalawat
kepadanya selama dia berada pada tempat shalatnya seraya
berdoa, “ Ya Allah berikanlah kasihmu kepadanya. Ya Allah
ampunilah dia. Ya Allah ampunilah dia...” (HR. Muslim dalam
kitam al-masajid wa mawwadhiusshalah no. 649)
Dari Ibnu Mas‟ud ra berkata bahwa aku melihat dari kami yaitu
tidaklah seseorang meninggalkan shalat jamaah kecuali orang-
orang munafik yang sudah dikenal kemunafikannya atau
seseorang yang memang sakit yang tidak bisa berjalan.”
(HR Muslim)

Puasa, Hadiah Terbaik Untuk Allah


Dari Umamah ra: Aku berkata, „”Ya Rasulullah,
tunjukkan padaku amalan yang bisa memasukkanku ke
syurga.” Beliau menjawab, “Atasmu puasa, tidak ada amalan
yang semisal dengan itu.” (HR. Nasa‟i, Ibnu Hibban, dan Hakim)
Dari Abu Hurairah ra : Rasulullah SAW bersabda :
“Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa, karena
puasa itu untuk Aku dan aku akan membalasnya. Puasa adalah
perisai, jika salah seorang kalian sedang puasa, janganlah
berkata keji dan berteriak-teriak. Jika ada orang yang
mencercanya atau memeranginya, ucapkanlah : “Aku orang
yang sedang puasa, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-
Nya sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih wangi di
sisi Allah daripada bau minyak misk. Orang yang puasa punya
dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka, dan
60
kegembiraan ketika bertemu dengan RabbNya.” (HR Bukhori
Muslim)

“Aku bukan tak sabar, hanya tak


ingin menanti Karena berani
memutuskan adalah juga
kesabaran Karena terkadang
penantian Membuka pintu-pintu syaithan”
-Salim A Fillah-
No Evaluasi Jumlah

1. Kehadiran

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring
62

15. Rapat/Agenda
Wajihah

50

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
REALISASI AGENDA

No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
63
Surat
s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan
1.
2.
3. 64
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)


MULAHAZHOH
CATATAN

Pementor

(.............................................................)

PEKAN 4 CONTOH UTAMA


(MA”RIFATURROSUL)

Siapakah sebenarnya contoh utama kita?


Sahabat, kini kita akan memasuki zona matinul khuluq alias
kemuliaan akhlak. Pada tema ini kita akan belajar menjadi buah
manis dan menyegarkan. Allah menggambarkan keimanan
seseorang yang kokoh seperti pohon yang akarnya menghujam
65
di tanah, dahannya menjulang tinggi, daunnya rimbun, dan
menumbuhkan buah yang lebat. Pohon itu memberikan
keteduhan pada orang-orang yang berteduh dan memberikan
kesegaran pada orang yang memetik buahnya.
Nah, sahabat kalau kita kemarin sudah belajar tentang Allah
yang menjadi dasar aqidah Islam, maka kita menghujam akar
keimanan kuat-kuat dalam relung jiwa kita. Kini, kita akan
meninggikan dahan kemuliaan akhlak, memperimbun daun sifat
terpuji, dan memperbanyak daun manfaat untuk orang lain.
Di dunia ini banyak ideologi dan agama yang diyakini
manusia. Liberalisme, komunisme, sosialisme, adalah
namanama ideologi yang mempengaruhi dunia selama ini.
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Shinto, adalah nama-nama agama
yang juga meramaikan dunia ini. Hanya, jika kita tanya pada
masingmasing penganut ideologi dan agama itu, misal, siapa
orang yang paling liberalis? Atau siapa yang paling sosialis?
Siapa yang paling hinduis? Dan begitu juga yang lainnya. Maka
kita akan menemukan jawaban yang berbeda pada tiap orang.
Artinya, ideologi apapun di dunia ini sebenarnya tidak memiliki
model konkret bagi pelaksanaan ideologi atau agamanya kecuali
Islam. Jika seorang muslim ditanya, siapakah yang paling Islami?
Maka kita dengan mantap akan menjawab :
Muhammad SAW.
Rasulullah Muhammad memang hanya manusia biasa.
Dan justru itulah Beliau diturunkan Allah sebagai teladan dalam
hidup kita. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah (Al-Ahzab:21).
Walaupun Rasulullah hanya manusia biasa, namun beliau
telah menjalani serangkaian pembinaan langsung dari Allah
dalam hidupnya. Hingga beliau memiliki sifat-sifat utama sebagai
manusia.
66

Biografi Rasulullah adalah biografi terhebat sepanjang


sejarah manusia. Tiada satupun manusia yang biografinya ditulis
selengkap dan sebanyak Rasulullah. Perjalanan hidup beliau
menggambarkan semua sisi kenabian dan kemuliaan beliau
sebagai seorang nabi.
Terlahir dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthalib pada 12 Rabi‟ul awwal 571 M di Mekkah.
Muhammad kecil sudah menjadi anak yatim sejak dalam
kandungan. Saat berumur enam tahun, ibunda tercintanya
meninggalkannya untuk selama-lamanya. Tapi justru inilah yang
membuat Muhammad kecil menjadi lebih dewasa dari anak-anak
seumurnya. Saat berumur delapan tahun sudah mencari nafkah
sendiri dengan menggembala kambing. Kalau dibandingkan
dengan anak sekarang, maka beliau kira-kira masih kelas dua
sekolah dasar. Ya, kelas dua SD beliau sudah mandiri. Sahabat,
bandingkan dengan kita yang sudah berumur belasan tahun
masih menyusahkan orang tua.
Jadi penggembala kambing adalah training bisnis
Muhammad yang pertama. Empat tahun kemudian, pamannya
Abu Thalib mengajaknya dalam perjalanan dagang ke Syam.
Namun, perjalanan dagang ini akhirnya batal karena seorang
pendeta yang memperingatkan bahwa orang-orang Yahudi telah
menghadang Rasulullah untuk dibunuh.
Kegagalan perjalanan ini kemudian tergantikan dengan
perjalanan bisnis lain ketika beliau menjalankan barang
dagangan Khadijah yang kemudian menjadi istri pertamanya.
Kerja beliau sangat profesional dan mengagumkan. Jaringan
beliau pun menjadi sangat luas. Bahkan sudah menembus batas
negara yaitu sampai ke Syiria. Bayangkan, pada umur yang
masih sangat muda Rasulullah sudah menguasai perdagangan
lintas negara atau kalau kini disebut perdagangan ekspor-impor.
67
Sahabat, tahukah kamu apa rahasia sukses bisnis Rasulullah?
Yaitu Jujur dan cerdas!
Rasulullah selalu jujur pada pelanggannya, pada Khadijah,
dan pada semua relasi bisnisnya. Beliau tidak pernah berdusta
ketika menjual. Kejujuran itu semakin lengkap dengan
kecerdasan Rasulullah dalam berkomunikasi. Kalau sekarang
kita sering menyebutnya kecerdasan emosi atau emotional
intelegence, maka emotional intelegence Rasulullah sangatlah
tinggi.
Umur dua puluh satu tahun beliau telah mengikuti sebuah
perjanjian perdamaian. Perjanjian ini adalah perjanjian
perdamaian antara Quraisy dengan seterunya yang berperang
selama tujuh tahun! Pada umur yang masih sangat muda
Rasulullah sudah duduk bersama para tokoh Quraisy dalam
sebuah perjanjian diplomasi. Inilah salah satu bekal pengalaman
politik Rasulullah.
Kepribadian Rasulullah yang memukau ini menjadikan
Khadijah jatuh hati padanya. Khadijah pun mengirim pamannya
untuk melamar Rasulullah. Khadijah adalah seorang wanita
cantik, kaya raya, suci, dan sangat terhormat di mata kaum
Quraisy saat itu. Akhirnya Rasulullah SAW menikah di usianya
yang ideal, dua puluh lima tahun, dengan kedewasaan yang
sudah sangat melekat pada kepribadiannya.
Umur tiga puluh lima tahun, beliau mendapat julukan AlAmin
(yang terpercaya) dan inilah sifat lain yang dimiliki Rasulullah.
Cara Rasulullah mengambil keputusan dalam pengembalian
hajar aswad lah yang membuat masyarakat Quraisy memberikan
gelar Al-Amin.
Ka‟bah yang telah selesai direnovasi karena rusak diterjang
banjir besar saat itu menyisakan sebuah permasalahan.
Siapakah yang akan mengembalikan hajar aswad pada
tempatnya? Masing-masing kabilah Arab saat itu merasa berhak
untuk meletakkannya. Perseteruan ini hampir saja menyebabkan
68

pertumpahan darah. Rasulullah pun hadir memberikan solusi.


Beliau meminta sehelai selendang kemudian meletakkan hajar
aswad di tengah-tengahnya. Lalu meminta masing-masing
pemuka kabilah untuk memegang ujung-ujung selendang.
Kemudian Rasulullah memerintahkan mereka sama-sama
mengangkatnya. Setelah mendekati tempatnya, beliau
mengambil hajar aswad. Selesailah perkara yang menegangkan
itu. tatkala mengetahui hal ini, kabilah Arab saat itu berbisik-bisik.
“Inilah Al-Amin. Kami ridha kepadanya.
Inilah dia Muhammad.”
Empat puluh tahun adalah puncak kematangan Muhammad.
Setelah melewati perenungan panjang di Gua Hira, akhirnya Allah
memberikan pencerahan kepada beliau dengan wahyu
pertamanya, Iqro!! Bacalah!! Inilah fase kehidupan beliau sebagai
Rasul akhir zaman.
Berdakwah di tengah-tengah kaum jahiliyah adalah tugas
yang sangat berat. Penghinaan, cacian, makian, bahkan sampai
teror fisik beliau terima dalam perjuangan itu. komitmen beliau
untuk terus menyampaikan risalah Allah tidak pernah pudar.
Kesabaran dna keikhlasan beliau tunjukkan dalam setiap langkah
perjuangan.
Suatu hari Abu Jhal meletakkan kotoran manusia di depan
rumah beliau. Betapa kaget dan heran Rasulullah saat keluar
untuk shalat subuh. Dengan sabar beliau bersihkan tanpa ada
rasa prasangka buruk pada siapapun. Sampai suatu hari
terbukalah kedok orang yang melakukannya. Ternyata, dialah
Abu Jahal. Betapa malunya dia. Apalagi ketika dia terkulai sakit,
Rasulullah lah orang yang pertama kali membesuk tanpa rasa
kesal dan dendam.
Kegigihan Rasulullah dalam berdakwah ini adalah karena
kasih sayang beliau pada kita, ummatnya. Lantas apa yang sudah
kita lakukan untuk beliau saudaraku? Idola membawa petaka
69
Sahabat, masih ingat kasus meninggalnya remaja yang
sampai rela berjubel dan berdesakan hanya untuk bertemu
dengan gerombolan pemusik? Apa yang terp[ikirkan olehmu
dengan peristiwa ini? Yang jelas kita harus bersyukur karena kita
tidak mengalaminya dan semoga kita tidak mengalami kematian
yang hina. Wah, kejam sekali ya? Maaf karena terlalu kejam..
lantas apa lagi sebutan untuk meatian yang sedemikian rupa.
Mati hanya karena menyaksikan sebuah acara para bintang yang
belum tentu mengantar ke surga. Apalagi mengantarkan ke
surga, mereka sendiri pun tidak bisa menjamin dirinya akan
selamat di akhirat sana.
Soal idola ini memang seperti sudah mendarah daging dalam
diri manusia. Ini berkaitan dengan naluri manusia. Dalam diri
manusia ada naluri beragama. Naluri beragama diwujudkan
dengan adanya upaya mensucikan sesuatu atau menganggap
sesuatu lebih dari dirinya. Misalnya saja, nenek moyang manusia
di masa animisme dan dinamisme, mere menyembah batu,
pohon, dan kuburan. Hal ini persis yang dilakukan oleh orang-
orang Arab Quraisy di masa jahiliyah. Mereka malah membuat
sesembahan sendiri. Hingga di kota Mekkah saja ada lebih dari
seratus berhala yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan naluri ini.
Sahabat, hati-hati dengan idola! Pemujaan terhadap idola
merupakan salah satu perwujudan yang salah dari naluri
beragama. Malah dalam level tertentu bisa menjerumuskan kita
ke dalam kesyirikan. Bagi yang mengidolakan kaum seleb; baik
artis film dan sinetron (drama), penyanyi, dan pemusik, haruslah
berhati-hati. Soalnya, bukan tak mungkin bila kemudian kita lupa
diri dan akhirnya tanpa sadar mengikuti gaya hidupnya.
Pendek kata, kalau kita sudah menganggap mereka sebagai
tuntunan hidup, berarti kita telah menjadikan mereka sebagai
tuntunan hidup. Masih ingat materi tentang La ilaha illa Allah?
Bukankah salah satu konsekuensi kita mendudukan Allah sebaga
70

Ilah adalah mengikuti aturan yang telah ditetapkan Allah? Jika


lupa, silahkan buka kembali bab sebelumnya .
Siapakah contoh utama sebenarnya?
Sahabat, siapakah idolamu Brad Pit, Mariah Careey, Britney
Spears, SNSD, Super Junior, Pramoedya, SBY, Eisntein, Karl
Mark, atau sekadar tukang koran dan penjual gorengan?
Siapapun itu yang jelas mereka bukan manusia sempurna. Tidak
menjamin kehidupan kita bahagia. Kita seharian nonton konser
mereka juga, tidak membuat kita kenyang. Malah bisa jadi
kantong kita jebol. Apalagi menjamin kita masuk surga. Bahkan
bisa menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan.
Contoh Utama = suka/cinta+mengikuti
Itulah rumusnya. Coba sahabat kembali ingatmateri tentang
syahadat dan maknanya. Bukankah cinta dan mengikuti adalah
bagian dari konsekuensi La ilaha illa Allah? Lantas buat apa kita
mengidolakan artis, penyanyi, pelawak, dsb? Yang justru
akibatnya sedemikian menyeramkan.
Sahabat, hanya lelaki itu yang pantas kita jadikan contoh.
Seorang lelaki yang sudh yatim sejak kecil namun begitu dewasa.
Wajahnya tampan, menjadi sahabat yang baik, dan pemimpin
yang adil. Dialah Muhammad SAW.
Sungguh keterlaluan jika kita tidak menjadikan Rasulullah
sebagai contoh utama kita. Sungguh memalukan jika kita tidak
menjadikan beliau sebagai panutan. Padahal dunia ini
menempatkan beliau sebagai orang terbaik nomor satu
sepanjang sejarah.
Michael H Hart, penulis buku „100 Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam Sejarah‟ menempatkan Rasulullah sebagai
orang nomor satu paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Kata Michael, “Berasal usul dari keluarga sederhana, Muhammad
menegakkan dan menyebabkan salah satu dari agama terbesar
di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil
71
sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini, tiga
belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan
mendalam serta berakar.”
Kalau Michael H Hart seorang muslim tentu sudah sangat
biasa. Namun, dia bukanlah seorang muslim, tetapi secara jujur
menempatkan Rasulullah sebagai orang paling berpengaruh
dalam sejarah dunia ini. “Jadi, dapatlah kita saksikan penaklukan
yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan
peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini.
Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan
antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh
diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam
arti pribadi adalah manusia
yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia ”

Detik-detik Rasulullah Menghadapi Maut


Ada sebuah cerita tentang cinta yang sebenar-benarnya
cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi
itu, walau langit telah mulai menguning, burung-burug enggan
mengepakkan sayapnya.
Pagi itu Rasulullah dengan suara terbatas memberi khutbah,
“wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta
kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-
Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-Qur‟an dan
sunnahku. Barangsiapa mencintai sunahku, berarti mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga
bersamaku.”
Khutbah singkat ini diakhiri dengan pandangan mata
Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya
satu per satu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkacakaca.
Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman
menghela nafas panjang, dan Ali menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
72

“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua


sahabat kala itu. Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan
tugasnya di dunia.
Tanda-tanda semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan
cerdas menangkap Rasulullah berkeadaan lemah dan goyah
ketika turun dari mimbar. Di saat itu jika mampu, seluruh sahabat
yang hadir pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih
tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemas
dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah
kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar terdengar seseorang berseru
mengucapkan salam, “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi
Fatimah tidak mengijinkannya masuk. “Maaf, ayahku sedang
demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup
pintu.
Kemudia ia kembali menemui ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai
anakku?” Fathimah menjawab, “Tak tahulah ayahku, orang itu
sepertinya baru sekali ini aku melihatnya.”
Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan
menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya
itu hendak dikenang. “Ketahuilah dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di
dunia, dialah malaikat maut,” kata Rasulullah. Fathimah pun
menahan ledak tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah
menanyakan kenapa Jibril tidak ikut menyertainya. Kemudian
dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap ke atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya
Rasulullah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit
73
telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua pintu
surga terbuka lebar. Menanti kedatanganu,” kata Jibril. Tapi itu
ternyata belum membuat Rasulullah lega. Matanya masih penuh
kecemasan. “Engkau tidak senang mendengarkan kabar ini?”
tanya Jibril lagi. “Kabarkan bagaimana nasib umatku kelak?”.
Jibril menjelaskan, “Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku
pernah mendengar Allah berfirman kepadaku :
“Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya.”

Catatan:

Muhammad SAW
Sifat-sifatnya: manusia biasa, terpelihara dari kesalahan, jujur,
cerdas, menyampaikan, komitmen.
Kewajiban kita: mengimani, mencintai, mengagungkan,
membela, mencintai yang dicintainya, menghidupkan
sunnahnya, memperbanyak sholawat, mengikuti manhaj
hidupnya, mewarisi risalahnya.
No Evaluasi Jumlah

1. Kehadiran

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring
75

15. Rapat/Agenda
Wajihah

61

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
REALISASI AGENDA

No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
Surat
s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan Dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.

62

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)


No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan
1.
2. 77
3.
4.
5.
6.
7.
8.

MULAHAZHOH
CATATAN

Pementor

(.............................................................)
PEKAN 5 WHO AM I?
(MA’RIFATUL INSAN)

Sahabat, masa remaja biasanya merupakan ajang


pencarian jati diri. Kita barangkali sering bertanya tujuan hidup
kita apa? Apa yang ingin kita lakukan dalam hidup kita?
Nah, kali ini kita akan membahas tentang diri kita sendiri,
yaitu manusia. Kita akan memahami diri kita, supaya kita bisa
memahami tujuan hidup kita. Bagaimana Allah menciptakan
kita dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
masing-masing individu. Di balik itu semua, Allah mempunyai
tujuan khusus, mengapa manusia diciptakan. Kita akan
mengawalinya dari proses penciptaan manusia dahulu.
Sahabat, beruntunglah kita dilahirkan dalam keadaan
Islam. Jika kita bertanya dari mana manusia berasal atau
bagaimana manusia diciptakan, Allah telah menjelaskannya di
dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Teori Darwin yang
menyebutkan bahwa manusia berasal dari kera itu dapat
ditolak mentah-mentah.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk.” (Al-Hijr: 28)
“Sesungguhnya telah disempurnakan penciptaan salah
seorang dari kalian dalam perut ibunya selama empat puluh
hari dalam bentuk sperma, kemudian dia menjadi segumpal
darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging
selama itu pula, kemudian Allah mengutus kepadanya
malaikat, kemudian ditiupkan ruh kepadanya, lalu malaikat
tersebut diperintahkan untuk menulis empat perkara; untuk
menulis rizkinya, ajalnya dan amalannya dan nasibnya
(setelah mati) apakah dia celaka atau bahagia.” (HR Bukhari
Muslim)
79

Dilihat dari asal penciptaannya, manusia tersusun dari


unsur bumi dan unsur langit. Ia mengandung unsur bumi
karena diciptakan dari tanah. Dikatakan ada unsur langit
karena setelah proses penciptaan fisiknya sempurna, Allah
meniupkan ruh kepadanya. Dari dua unsur itu, kemudian
berdasar fungsinya, dalam manusia terdapat tiga unsur
pokok, yaitu hati, akal, dan jasad.
1. Hati
Ini merupakan unsur terpenting pada manusia,
sebagaimana dikabarkan Rasulullah SAW, “Ketahuilah
sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Bila
ia baik, baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rusak, rusaklah
seluruh jasad. Ketahuilah, itu adalah hati. (HR Bukhari
Muslim)
Maksud hati berdasarkan hadits di atas adalah qolbun. Ia
abstrak, termasuk unsur ruhani yang merasakan haru,
bahagia, suka, sedih, galau, bimbang, dan emosi lainnya.
Ialah yang berbolak-balik di antara perasaan itu, maka
disebut qolb dari kata qolaba berarti berbolak-balik.
Sahabat, niat dan tekad ada di dalam hati, maka
santapan yang paling tepat untuknya adalah zikrullah
(mengingat Allah), sehingga hati menjadi tenteram, optimis,
tidak khawatir, cemas, dan berbagai perasaan negatif
lainnya.
2. Akal
Unsur yang tidak kalah penting, yaitu akal. Akal bukanlah
otak yang bersifat fisik. Ia juga abstrak. Akal termasuk karunia
Allah yang terbesar bagi manusia, karena dengan akal inilah
kemudian ia menjadi makhluk yang paling istimewa. Dengan
akal itu, ia dapat memahami berbagai hal yang Allah ajarkan
kepadanya. Dengan hati, manusia bercita-cita, berobsesi,
80

dan bertekad. Dengan akal, ia memperoleh pengetahuan


tentang berbagai potensi, sumber daya, sebab, dan akibat
yang sangat bermanfaat baginya dalam membuat rencana
dan mengatur strategi mencapai tujuannya. Karena itu, akal
harus mendapat santapan secara baik, cukup, dan
berkualitas. Caranya yaitu dengan membiasakan membaca
buku, koran, menonton berita, dan lain-lain.
3. Jasad
Jasad sangat mudah dikenali karena ia dapat kita lihat
dan kita raba. Nah, yang terpenting bagi kita adalah
bagaimana ia dapat menggunakannya sebagai pelaksana
bagi apa yang telah ditekadkan oleh hati dan direncanakan
oleh akal. Tanpa jasad yang bisa bekerja, tekad, rencana,
dan strategi hanya akan menjadi impian dan teori yang
kosong; bahkan boleh jadi jadi hanya menimbulkan
keputusasaan. Maka, kewajiban kita adalah menjaga jasad
kita dengan baik. Caranya yaitu dengan menjaga pola hidup
sehat, berolahraga, makan makanan halal dan baik (hindari
junk food), serta tidur yang cukup (tidak berlebihan).

Amanah Manusia
Bila ketiganya (hati, akal, dan jasad) bersatu dan
berfungsi secara optimal, maka manusia akan dapat
menjalankan amanah sangat berat yang langit, bumi, bahkan
gunung-gunung pun tidak sanggup memikulnya. Amanah itu
tidak lain adalah ibadah dan khilafah (pemakmuran bumi).
Bagaimana manusia menunaikan amanah itu, ia akan
mendapat balasan secara adil dan proporsional di dunia dan
akhirat.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia,
melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
(QS. Adz Dzariyat: 56).
81

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para


malaikat, ”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka
berkata, ”Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana. Sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, ”Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)

Hakekat Manusia
Hakikat manusia yang pertama adalah sebagai
makhluk. Ia lemah, bodoh jika tidak mendapat hidayah Allah
SWT, dan fakir akan rezeki dan hidayah-Nya. Manusia tidak
dapat berdiri sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya saja
sangat bergantung kepada pihak lain. Maka dari itu, manusia
selayaknya tidak boleh sombong karena sejatinya ia tidak
memiliki apa-apa. Manusia butuh pelindung, dan penguasa
yang dapat memberikan segala kebutuhannya. Adalah Allah
yang mampu melakukan itu. Manusia yang butuh Allah,
sehingga sudah sepantasnyalah manusia tunduk kepada
Allah sebagai makhluk dan hamba-Nya.
Hakikat kedua manusia adalah
dimuliakan.
Betapapun manusia tercipta dari tanah liat atau air hina, akan
tetapi Allah menghendaki agar ia menjadi makhluk yang mulia
karena diberikan tiga hal : ditiupkan ruh, diberikan kelebihan
potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain, dan
ditundukkannya alam semesta padanya.
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
82

makkhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. 17: 70)


Sebagai makhluk yang diistimewakan, dengan beragai
kelebihan di atas, manusia tidak dibiarkan tanpa tugas dan
tanggung jawab. Hakikat manusia yang ketiga ini adalah
dibebani. Nikmat penciptaan dan berbagai kelebihan itu
harus disyukuri dengan melakukan ibadah secara benar
dengan segala ketundukan dan keikhlasan kepada Allah
yang telah memberi nikmat-nikmat itu kepadanya. Potensi
besar yang diberikan kepadanya itu juga dimaksudkan agar
ia mampu mengelola bumi ini, mengatur kehidupan sesuai
dengan kehendak Allah yang mengangkatnya sebagai
khalifah.
Sahabat, hakikat manusia yang keempat adalah
bebas memilih. Kalau Allah menghendaki, manusia
diciptakan-Nya tanpa akal dan pikiran sehingga ia tidak dapat
memilih apa yang hendak ia lakukan. Dengan akal dan
hatinya itu, justru manusia menjadi makhluk istimewa
sehingga ia bebas memilih an menentukan nasibnya sendiri.
Akal dan kebebasan ini sebenarnya adalah ujian baginya.
Apabila ia menggunakan akal dan hatinya dengan baik, ia
akan beriman kepada Allah; namun apabila ia sombong, dan
menutupi nikmat itu. ia disebut kafir. Allah SWT di dalam surat
Al-Baqarah ayat 2 juga telah menyebutkan bahwa tidak ada
paksaan untuk memasuki agama Islam.
Hakikat manusia yang kelima ialah manusia akan
dibalas. Nah, sahabat keberadaannya manusia sebagai
makhluk yang diberi kebebasan memilih itu memiliki
konsekuensi. Atas pilihan yang diambilnya, manusia akan
mendapat balasan surga, atau neraka. Sesungguhnya,
nikmat-nikmat yang telah ia terima sejak awal penciiptaan ,
berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada makhluk lain
dan tugas yang dibebankan kepadanya itu akan
83

diperhitungkan di sisi Allah. Sebagian bagian dari balasan itu


kadang diberikan di dunia. Satu kebaikan akan mendapat
sepuluh kali kebaikan atau berlipat-lipat sebagaimana yang
Allah kehendaki, dan yang buruk akan mendapat balasan
yang setimpal. Hal ini juga tertulis di dalam surat Al-Qariah
ayat 6-9. “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang
memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbagan
(kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah.”
Setelah mengetahui hakikat penciptaan manusia,
semoga kita bisa memaksimalkan kemampuan yang kita
miliki untuk ibadah kepada Allah dan memakmurkan bumi.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan menjaga
kita semua agar tetap istiqomah menjadi muslim atau
muslimah yang sesungguhnya.

“Kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar,


Hanya dirimu yang mengerdil.
Tenanglah, semata karena Allah bersamamu
Maka tugasmu hanya berikhtiar
Dan di sana pahala surga menantimu”
-Salim A Fillah-
No Evaluasi Jumlah

1. Kehadiran

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring
85

15. Rapat/Agenda
Wajihah

69

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
REALISASI AGENDA

94
No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
86
Surat
s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan
1.
2.
3. 87
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)


MULAHAZHOH
CATATAN

Pementor

(.............................................................)

95
88

PEKAN 6
GHAZWUL FIKR (PERANG PEMIKIRAN)

Secara bahasa, Ghazwul fikr terdiri dari dua kata yaitu: ghozwah
dan fikr. Ghozwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr
berarti pemikiran. Serangan dan serbuan disini berbeda dengan
serangan atau serbuan dalam qital (perang senjata).
Sedangkan menurut istilah, pengertian Ghazwul Fikr yaitu
penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat
Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi
bisa keluar dari pikirannya itu hal-hal yang benar karena telah
tercampur aduk dengan hal-hal tak Islami.
1. Sasaran Ghazwul Fikr
a. Menjauhkan umat Islam dari agamanya (QS. Al-Isra‟: 73;
QS. Al-Maidah: 49)
b. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke
dalam agama kafir (QS. Al-Baqarah: 120, 217)
c. Memadamkan cahaya (agama) Allah (QS. As-Saff: 8; QS.
At-Taubah: 32).

Serangan / serbuan

Qital (perang senjata) Ghozwah


(serangan)

 Saling mengetahui  Sepihak, yang lain


siapa lawannya tidak menyadari kalau
sedang di
serang
 Banyak korban  Korban jiwa
jiwa hampir tidak ada
89

 Membutuhkan dana  Membutuhkan dana


yang besar yang sedikit
 Hasilnya belum  Hasilnya nyata
tentu berhasil terlihat dan berhasil
 Efeknya terbatas  Efeknya dalam
dan luas

2. Metode Ghazwul Fikr, diantaranya:


a. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas, dengan cara:
- Tasykik (pendangkalan atau peragu-raguan)
- Tasywih (pencemaran atau pelecehan)
- Tadhlil (penyesatan) - Taghrib (pembaratan)
b. Menyerang Islam dari dalam, dengan cara:
- Penyebaran faham sekulerisme; yaitu berusaha
memisahkan antara agama dengan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
- Penyebaran faham nasionalisme; Nasionalisme ini akan
membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas
kekuatan umat Islam.
- Perusakan akhlak umat Islam terutama para pemudanya.

3. Sarana Ghazwul Fikr yaitu melalui media masa (cetak dan


elektronik), pendidikan, hiburan, klub-klub, olahraga, bahkan
melalui yayasan dan LSM.
4. Dampak Ghazwul Fikr
a. Ummat Islam menyimpang dari Al-Qur‟an dan as-Sunnah
(QS. Al-Furqan: 30)
b. Minder dan rendah diri (QS. Ali Imran: 139)
c. Ikut-ikutan (QS. Al-Isra‟: 36)
d. Terpecah belah (QS. Ar-Rum: 32)
90
5. Alat Penting Ghazwul Fikr
Realitas suguhan acara televisi di negeri ini nyaris semuanya
melanggar syari‟ah Islam. Begitu pendapat Abdurrahman
AlMukaffi dalam bukunya “Kategori Acara TV dan Media Cetak
Haram di Indonesia.” Akibatnya, ummat yang mayoritas ini
seolah tidak berdaya menghadapi sergapan ghazwul fikri
(perang pemikiran) yang dilancarkan musuh-musuh Islam lewat
„kotak ajaib‟ itu.

Menurut Abdurrahman, ada sepuluh kategori acara televisi dan


media cetak yang merupakan bagian dari strategi ghazwul fikri,
dan karena haram ditonton oleh kaum Muslim. Sepuluh kategori
tersebut adalah:

a. Membius pandangan mata. Di media massa, terutama televisi


banyak disuguhkan wanita-wanita calon penghuni neraka dari
kalangan artis dan pelacur. Mereka menjadikan ruang redaksi
bagaikan rumah bordil yang menggelar zina mata masal.
b. Pameran aurat. Saluran televisi berlomba-lomba menyajikan
artis-artis, baik dengan pakaian biasa, ketat, pakaian renang,
sampai yang telanjang. Penonton diajak untuk tidak punya
rasa malu, hilang iman, mengikuti nafsu, dan menghidupkan
dunia mimpi.
c. Membudayakan ikhtilat (laki-laki dan perempuan berkumpul
tanpa batasan). Sekumpulan laki-laki dan wanita yang bukan
muhrim, biasa bergumul jadi satu tanpa batas. Tayangan
semacam ini tak ubahnya membuka transaksi zina.
d. Membudayakan khalwat (berdua-duaan). Kisah-kisah
percintaan bertebaran di berbagai acara. Frekuensi suguhan
kisah-kisah pacaran dan kencan makin melegitimasi budaya
khalwat (berdua-duaan).
e. Membudayakan tabarruj (berdandan secara berlebihan).
Banyak pelaku di layar kaca yang mempertontonkan bagian
91

tubuhnya (yang seharusnya ditutupi) untuk dinikmati para


pemirsa.
f. Mengalunkan nyanyian dan musik setan. Televisi banyak
menyiarkan bait syair lagu berupa mantra zina yang diiringi
alunan alat musik setan.
g. Menyemarakkan zina. Sajian dari luar negeri maupun lokal
yang banyak menyertakan adegan pelukan, ciuman, dan
ranjang membuktikan bahwa televisi adalah corong zina.
Aksi zina yang menyeluruh, baik zina mata, telinga, hati, lidah,
tangan, kaki, dan kemaluan.
h. Mempromosikan liwath (homosekssual). Para artis dan
selebritis yang mengidap penyakit homoseks dijadikan contoh
gaya hidup modern dan high class. Kaum homo makin bebas
berkeliaran dengan berlindung di bawah payung HAM.
i. Menebarkan syirik. Televisi banyak mengekspos praktik
pedukunan, mistik, ramalan dan sihir yang dapat
menghancurkan aqidah ummat.
j. Tenggelam dalam laghwun. Acara-acara yang tak ada
manfaatnya banyak disuguhkan untuk pemirsa, misalnya
gunjingan tentang kehidupan pribadi selebriti dan humor
berlebihan, sehingga lupa mengerjakan hal-hal yang justru
penting seperti shalat dan dzikir kepada Allah SWT.

“…Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai


mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu
(kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya,
lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-
sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
No Evaluasi Jumlah

1. Kehadiran
92
Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring
93

15. Rapat/Agenda
Wajihah

(QS Al-Baqarah/2: 217)

EVALUASI PEKANAN MENTORING


7. Tahun
8. Bulan
9. Realisasi Waktu
10. Pertemuan ke/Pekan ke
11. Jumlah Anggota/peserta
12. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
REALISASI AGENDA
No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
Surat
94
s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
95

No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
5. Kultum
5 Talaqqi Materi
9. Mutaba‟ah Materi
10. Info/pengumuman
11. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)

MULAHAZHOH
CATATAN
96

Pementor

(.............................................................)

PEKAN 6
MANAJEMEN QOLBU

Manajemen Qolbu

Hati
1. Hati yang sehat
2. Hati yang sakit
3. Hati yang mati
Bagaimana membuat hati kita sehat? Ilmu, menilai
kekurangan dan keburukan diri, tafakur, selalu ingat
Jagalah hati
Allah, membaca dan mendengarkan Al-Qur’an.

Jangan kau kotori


Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati
Jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya ilahi
Masih ingat syair lagu itu? lagu itu sering mengiringi atau tersisip
dalam tausiyah-tausiyah menyejukkan seorang da‟i dan ulama kondang
KH. Abdullah Gymnastiar.
97

KH. Abdullah Gymnastiar atau akrab dipanggil AA Gym ini


mempopulerkan dakwah dengan tajuk utama Manajeman qolbu. Dakwah
beliau yang sejuk dan membawa ketenangan ini diminati oleh ribuan
bahkan mungkin jutaan umat Islam di tanah air. Jika kita telah benarbenar
mampu mengelola hati kita, maka sesungguhnya kita telah memenuhi
salah satu karakter pribadi uslim yaitu mujahidun linafsih (mampu
mengendalikan dirinya).
Kalau tubuh kita ibarat sebuah kerajaan dengan berbagai
perangkatnya, maka hati kita adalah rajanya. Dialah yang akan
mengendalikan semua yang terjadi dalam kerajaan tubuh kita. Mata,
tangan, lisan, kaki, pikiran, semuanya tunduk patuh di bawah perintah
sang raja hati.
Dengan begitu kebaikan maupun kehancuran dari keraaan tubuh
kita tergantung oleh sang raja hati dalam mengelola, mengendalikan, dan
membeikan perintah. Rasulullah SAW menyampaikan ini dalam sebuah
hadits. “Susungguhnya di dalam jasad manusia ada segumpal darah,
apabila dia berfungsi baik, maka rusaklah seluruh tubuh, dan apabila
rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu
adalah Qolbu.” (HR Bukhari Muslim)
Hati adalah titik sentral yang menggerakkan perbuatan manusia
yang cenderung pada kebaikan atau keburukan. Dengan hati inilah, Allah
memanusiakan manusia dan manusia (menghewankan atau
memanusiakan” dirinya sendiri. Karena sebenarnya hati adalah titik
sentral kecerdasan sekaligus kebodohan manusia.
Dalam hati kita, terhimpun perasaan moral, mengalami sekaligus
menghayati tentang salah-benar, baik buruk, serta berbagai keputusan
yang harus dipertanggungjawabkan secara sadar maupun tidak sadar.
Sehingga kualitas hati seseorang akan menentukan kualitas diri
seseorang. Karena segala hal yang bermuara di hati kita akan
terimplementasikan ke dalam segala perbuatan kita.
Hati pulalah yang akan mengantar kita berbahagia di dunia
maupun di akhirat. Bagian tubuh lain seperti mata, telinga, otak, dan
98

seluruh tubuh tidak berfungsi lagi setelah datangnya kematian. Namun


hati akan tetap berperan di alam barzakh, di hari berbangkit, sampai di
hari berhisab kelak. Hati yang jernih dan bersih akan membawa kita pada
kehidupan yang sejahtera dan kekal selamanya di sisi Allah, baik di dunia
maupun di akhirat. Hati yang kotor, busuk, dan penuh penyakit akan
membawa kita kepada kesulitan dan kesengsaraan abadi selama hidup di
dunia dan di akhirat kelak.
Perhatikan doa Nabi Ibrahim dalam surat As-Syuro ayat 87-89.
Nabi Ibrahim berdoa agar diberikan hati yang bisa menyelamatkan di
akhirat. “Dan Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka
dibangkitkan, yaitu di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, keccuali
orang-orang yang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Itulah isyarat Allah SWT akan pentingnya kita memanaje hati kita.
Hati adalah titik sentral yang menggerakkan perbuatan manusia yang
cenderung pada kebaikan dan atau keburukan. Dengan hati inilah, Allah
memanusiakan manusia dan manusia menghewankan atau
memanusiakan dirinya sendiri. Ya, manusia bisa menjadi manusia yang
sebenarnya ketika hatinya sehat, sedang kedudukan manusia bisa setara
dengan hewan bahkan lebih rendah dari itu jika busuk dan tidak digunakan
dengan baik.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan darri jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A‟raf: 179).
Sahabat, hati manusia pada dasarnya dibagi enjadi tiga, yaitu:
qalbun salim (hati yang selamat), qalbun maridh (hati yang sakit), dan
qolbun mayyit (hati yang mati). Termasuk manakah hati kita?
Qalbun salim
99

Alangkah bahagianya orang yang memiliki hati jenis ini. Hati yang
senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya.
Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, seju,
dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tersemburat pula dalam
gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya,
tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekali pun.
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah
gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana
pun pergi dan di mana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan
hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan
mendamaikan, tenang, dan menenangkan, tenteram dan
menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut dedaunan di
pagi hari, jernoh, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya terambat
bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan
merindukan Zat Yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa
Jalla.
Ia yakin dengna keyakinan yang amat sangat bahwa hanya
dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebutnyebut
nama-Nya setiap saat , meyakini, dan mengamalkan ayat-ayatNya, maka
hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat
apapun diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan
senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi
masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapi masalah.
Orang yang hatinya tertata rapi adalah orang yang telah berhasil
merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka
rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan
yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak.
Sementara itu, ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara
dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya,
surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi
kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang
singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
100

“dan janganlah Engkau hinakan aku pada


hari ereka dibangkitkan, yaitu di hari harta dan anak-anak laki-laki
tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih.”
(Asy-Syu‟ara: 87-89)
Qalbun Maridh
Jenis hati yang kedua ini adalah hati yang ada penyakitnya.
Qalbun maridh adalah jenis hati yang sebenarnya masiih ada kebaikan di
dalamnya. Namun, dorongannya untuk mengikuti hawa nafsu juga sangat
kuat. Orang yang memiliki hati ini sering terjebak di dalam kemaksiyatan.
Hatinya sering diliputi ketidaktenteraman karena selalu ada pertentangan
batin di dalam hatinya. Pertentangan antara iman, dan kekufuran.
Pertentangan antara kebaikan dan keburukan. Pertentangan antara yang
haq dan yang batil. Kedua kutub itu saling bertentangan, terkadang sisi
kebaikanlah yang meliputi hatinya, mnamun terkadang sisi keburukanlah
yang mendominasi hatinya.
Orang yang berhati sakit harus segera menyadari sakitnya agar
tidak semakin parah dan akhirnya mati, keras, dan membatu. Orang yang
berhati sakit harus segera menyadari jika dia terperosok dalam kejahatan
agar tidak semakin parah sakitnya.
“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya
sendiri.” (Al-Qiyamah:2)
Yang dimaksud dengan menyesali dirinya dalam ayat di atas
adlaha bila ia berbuat kebaikan, ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat
lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
Jika orang yang berhati sakit ini tidak segera sadar, atau dia sadar
namun tidak mau mengobati sakitnya maka Allah akan semakin
menambah sakitnya sebagaimana yang dilakukan Allah pada orangorang
munafik.
101

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah


penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta.” (Al-Baqarah:10)
Qalbun Mayyit
Sahabat, semoga kita terhindar dari jenis penyakit yang ketiga ini.
Hati yang keadaannya kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah.
Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau
kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain
berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus
menumpuk, hingga sulit dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan
kerugian berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga
orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh
hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak
disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas
siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu, berharta benyak, pejabat, atau
siapapun, kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari
masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama,
atau bahkan lebih hina dari apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya akan jatuh
di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya
selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa. Allah
tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya.
Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak,
merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
Orang yang demikian hatinya telah membatu. Ia tak lagi dapat
menerima kebenaran. Allah mengunci mati dan menutup rapat-rapat
cahaya hidayah untuk menyapa di hatinya. Na‟udzubillah...
“Mereka itulah orang-orag yang hati, pendengaran, dan
penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah
orangorang yang lalai.” (An-Nahl: 108)
Bagaimana meraih hati yang bening?
102

Pertama, carilah ilmu. Ilmu adalah cahaya. Maka, ilmu akan


memberikan cahaya pada siapa yang memilikinya. Carilah terus ilmu
tentang hati, keutamaan kebeningan hati, kerugian kebusukan hati,
bagaimana perilaku dan tabiat hati, serta bagaimana untuk
mensucikannya. Di antara ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah dengan
cara mendatangi majelis taklim, membeli buku-buku yang mengkaji
tentang kebeningan hati, mendengarkan ceramah-ceramah berkaitan
dengan ilmu hati, baik dari kaset, youtube, maupun langsung dari
narasumbernya. Dan juga dengan cara berguru langsung kepada orang
yang sudah memahami ilmu hati ini dengan benar dan ia
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Kedua, menilai kekurangan atau keburukan diri. Sahabat, kita tidak
akan mampu mengubah diri kita jika tidak tahu apa-apa yang harus kita
ubah, bagaimana mungkin kita memperbaiki diri kalau kita tidak tahu apa
yang harus diperbaiki. Maka hal pertama yang harus kita lakuakn adalah
dengan sungguh-seungguh untuk belajar jujur mengenal diri sendiri.
Ketiga adalah memiliki waktu khusus untuk tafakur. Setiap ba‟da
shalat kita harus mulai berpikir, saya ini sombong atau tidak? Apakah saya
ini riya atau tidak? Apakah saya ini orangnya takabur atau tidak? Apakah
saya ini pendengki atau bukan? Belajarlah sekuat tenaga untuk
mengetahui diri ini sebenarnya. Kalau perlu buat catatan khusus tentang
kekurangan-kekurangan diri kita, (tentu saja tidak perlu kita beberkan
pada orang lain). Ketahuilah bahwa kejujuran pada diri ini merupakan
modal yang teramat penting sebagai langkah awal kita untuk memperaiki
diri kita ini.
Keempat adalah selalu mengingat Allah kapanpun d manapun kita
berada. Kita harus menyibukkan diri kita dengan dzikir. Tasbih, takbir,
istighfar, kita usahakan selallu membasahi lisan dan hati kita. Ibadah-
ibadah sunah dan wajib adalah sebagian dari cara kita membersihkan diri.
Sholat malam, sholat jamaah, puasa, zakat, dsb adalah sarana yang
disediakan Allah agar hati kita selalu dekat kepadanya. Dengan
berdekatan dengan Allah lah hati akan senantiasa tenteram.
103

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi


tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya mengingat Allah-lah
hati menjadi tenteram (Ar-Ra‟d: 26).
Kelima, selalu membaca atau mendengarkan ayat suci Al-Qur‟an
dan mentadabbutinya setiap hari. Al-Qur‟an adaah penerang hati. Ia
adalah pengobat jiwa. Al-Qur‟anlah yang akan memberikan cahaya
kepada kita dunia dengan petunjuknya yang pasti benar dari Sang
Pencipta. Al-Qur‟an pulalah yang akan menjadi pelita di kegelapan kubur,
menjadi teman saat kita kesepian di dalamnya, serta menjadi pembela kita
di hadapan Allah.
Sahabat, maka sudah semestinya jika kita ingin hati kita bersih,
Al-Qur‟an haruslah menjadi teman akrab yang senantiasa menyertai kita
setiap harinya. Membaca, memahami, mereungi, dan mengamalkan
adalah kewajiban-kewajiban Al-Qur‟an.
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab
yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka,
apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10)

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
No Evaluasi

1. Kehadiran
104

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul
Lail
9. Al
Matsurat
10. Infaq
105

No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
Surat
s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
106

No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)

MULAHAZHOH
CATATAN
107

Pementor

(.............................................................)
108

PEKAN 7
BAHAYA LIDAH

Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW:


siapa orang muslim yang terbaik? Beliau menjawab: orang
muslim yang selamat dari lidah dan tangannya (HR Muslim)
“Barangsiapa mampu menjamin bagiku apa yang di
antara dua jenggotnya (lidah), dan apa yang di antara dua
kakinya (kemaluan), aku jamin untuknya surga. (HR Bukhori)
Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari
akhirat, maka hendaklah ia mengucapkan perkataan yang baik
atau lebih baik diam. (HR Bukhori)
Tiada satu patah kata pun yang kita ucapkan luput dari
pendengaran Allah. Tiada satu kata pun yang diucapkan pasti
memakan waktu. Tidak satu patah kata pun yang kita ucapkan
kecuali dengan sangat pasti harus kita pertanggungjawabkan di
hadapan Allah SWT. Maka, sebaik-baik dan
seberuntungberuntungnya manusia adalah orang yang sangat
mampu memperhitungkan dan memperhatikan setiap kata yang
diucapkannya.
Sahabat, termasuk bagian dari kenikmatan yang
diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah lisan. Dengan lisan,
kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan kita.
Terkadang kita menganggap sepele atau bahkan melupakan
perkara yang berhubungan dengan lisan sehingga kita sering
mendengar seseorang yang mengucapkan sesuatu yang tanpa
disadari bisa menimbulkan murka Allah SWT.
Lisan terkadang bisa mengantarkan pemiliknya ke
tingkat tertinggi apabila lisan itu digunakan untuk kebaikan atau
diarahkan kepada apa yang diridhai Allah SWT. Namun lisan
juga dapat menjerumuskan pemiliknya ke tingkat yang paling
109

rendah, yaitu apabila lisan digunakan untuk perkara yang tidak


diridhai Allah SWT.
Alangkah beruntungnya orang yang kuasa menahan
lisannya dan menggantinya dengan bberdzikir. Berkata sia-sia
mengundang bala, berdzikir kepada Allah mengundang rahmat.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Setiap ucapan Bani
Adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat),
kecuali kata-kata berupa amar ma‟ruf dan nahi munkar serta
berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla (HR. Turmudzi)
Lidah adalah salah satu ayat Allah, juga salah satu
nikmat-Nya. Sebaiknya, kita manusia memeliharanya dari dosa
dan kemaksiatan, serta menjaganya dari ucapan-ucapan yang
bisa menimbulkan penyesalan dan kerugian. Lidah akan
menjadi saksi pada hari kiamat. “pada hari ketika lidah,
tangan,dan kaki menjadi saksi atas mereka apa-apa yang
dahulu mereka kerjakan.” (QS 24:24)
Sahabat, ada banyak jebakan-jebaka dosa yang
dilakukan lisan kita. Semoga kita bisa diberi kekuatan Allah
untuk menghindarinya.
Pertama: Kata-kata yang Tidak Berguna
Nabi SAW telah bersabda, “Kadang seseorang
mengucapkan kata tanpa dipertimbangkan sebelumnya,
sehingga menimbulkan kerugian dan penyesalan.
“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan
kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke
dalam neraka yang jaraknya jauh antara timur dan barat.”
(Muttafaqun „alaih)
Bila seseorang telah mengerti bahwa ia akan dihisab
dan dibalas atas segala yang diucapkan , maka dia akan tahu
bahaya kata-kata yang diucapkan lidah, dan ddia pun akan
mempertimbangkan dengan matang sebelum lidahnya
dipergunakan. Allah berfirman: “Tiada suatu ucapan pun yang
110

diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas


yang selalu hadir.” (Qof: 18)
Kedua: Berbicara Berlebihan
Lisan bagai jaring. Jika menjaringnya baik, akan
mendapatkan hasil yang baik. Sebaliknya, jika tidak baik,
hasilnya akan sedikit dan melelahkan. Kata orang, lidah tidak
bertulang, maka lebih senang mengatakan apa-apa tanpa
berfikir. Bahaya lidah ini sebenarnya besar sekali. Nabi
Muhammad SAW juga pernah bersabda, “Tiada akan lurus
keimanan seorang hamba, sehinggalurus pula hatinya, dan
tiada akan lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya, dan
seorang hamba tidak akan memasuki surga, selagi tetangganya
belum aman dari kejahatannya.”
Allah telah memberikan batasan tentang pembicaraan
agar arahan pembicaraan kita bermanfaat dan berdampak bagi
sesama, sebagaimana firman-Nya: “Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikanbisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi shodaqoh atau
berbuat ma‟ruf dan mengadakan perdamaian di antara
manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena
mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar.” (Annisa:114)
Ketiga: Berbicara ma’siyat dan batil
Pembicaraan batil dan ma‟siyat sangat-sangat
berbahaya. Membicarakan perempuan, warung-warung
minuman keras, tempat-tempat ma‟siyat, adalah contoh-contoh
dari perbuatan batil lisan kita. Semua itu todak boleh
diperbincangkan! Berhukum haram untuk diperbincangkan.
Rasulullah mengingatkan hal ini dalam sebuah hadits
“Orang yang paling besar dosanya pada hari kiamat adalah
orang yang paling banyak melibatkan diri dalam pembicaraan
yang batil.” (HR Abu Dunya)
111

Keempat: berbantahan, bertengkar, dan debat kusir


Perdebatan dalam isu-isu agama dan ibadat tidak
banyak faedah yang didapat kecuali jika dilangsungkan dengan
etika debat yang benar, hormat-menghormati antar peserta dan
dengan kekuatan ilmiah yang meyakinkan. Biasanya debat
yang tidak dikawal oleh akhlak lebih banyak mengundang
kepada pertengkaran dan permusuhan.
“Serulah ke jalan Tuhanmu wahai Muhammad dengan
hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik.”(An-
Nahl: 125)
Sahabat, kalau kita simak ayat itu maka kita memahami
bahwa debat diletakkan pada tempat terakhir, yaitu selepas
pendekatan hikmah dan nasihat yang baik. Debat menjadi
langkah terakhir, bukan karena kurang berkesan atau tidak ada
faedahnya, tetapi karena kesukaran mematuhi aturan, akhlak,
adab, dan aturannya. Selalu saja kalau orang berdebat, masing-
masing menginginkan dirinya menang. Maka dari itu, hindari
perdebatan sebisa mungkin kalaupun terpaksa, maka harus
dengan adab dan etika yang benar.
Kelima: banyak omong yang berlebihan
Mulutmu harimaumu, seyogyanya setiap pemimpin
menjaga ucapannya. Sebab, salah-salah mulutnya bisa
menjadi sumber malapetaka. Pepatah di atas mengingatkan
kita semua agar lebih hati-hati dalam berucap dan
mengeluarkan pernyataan. Bahwa sumber dari segala bencana
di dunia ini buka pada bencana alam, letusan gunung berapi,
banjir, ataupun gempa bumi, melainkan bersumber pada mulut
kita sendiri.
Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah pertama pengganti
Rasulullah pernah meletakkan tongkat di mulutnya untuk
menjaga ucapannya. Lalu ia menunjuk lisannya seraya berkata:
112

“Inilah yang dapat mengeluarkanku dari tempattempat keluar


(maksudnya:keluar dari batas –batas kebenaran).”
Sebagai khalifah, Abu Bakar dikenal orang yang paling
hemat berbicara. Ketika ditunjuk menjadi khalifah, ia hanya
berpidato sebentar, tapi kata-katanya dihafal oleh para sahabat,
juga kaum muslimin hingga sekarang. Singkat, tapi padat.
Penuh arti dan konsisten. Apa yang dikatakan, itulah yang ada
di dalam pikiran dan perasannya. Antara ucapan dan
tindakannya tidak terdapat perbedaan. Antara ucapannya hari
ini dan besok tidak saling bertentangan.
Meskipun Abu Bakar memerintah kaum muslimin dalam
tempo yang amat singkat, tapi banyak hal yang bisa
diselesaikan. Ancaman disintegrasi (pemurtadan), kerusuhan
rasial antar suku dan golongan, dan berbagai gejolak dalam
negeri segera dapat diatasi, bukan dengan kata-kata, tapi
tindakan. Bukan dengan lelucon, humor, apalagi gaya
ketoprakan. Sahabat, model pemimpin seperti ini kan yang
dibutuhkan bangsa kita? Tidak banyak janji tapi bekerja dengan
sepenuh hati.
Keenam: banyak bercanda dan bergurau
Lho, apa bercanda dilarang? Tentu saja tida! Hanya
kebanyakan bercanda dan bergurau, kata Rasulullah akan
membuat hati kita mati. Masih ingat bukan tentang qalbun
mayyit (hati yang mati)? Tentunya kita tidak menginginkannya.
Bercanda yang benar sajalah yang dibenarkan dalam
Islam. Rasulullah acapkali bercanda. Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW) suka
juga bersenda gurau dan saya tidak akan mengatakan kecuali
yang benar-benar.” Seperti kisah Rasulullah bersama seorang
nenek yang menanyakan apakah si dia (nenek tsb) akan masuk
surga. Dan dijawab Rasulullah, bahwa hanya orang muda saja
penghuni syurga. Si nenek pun terkeut, dan akhirnya Rasulullah
113

menerangkan bahwa orang tua akan menjadi muda kembali bila


masuk urga. Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya engkau
(hai Ibu tua) tidak lagi berupa seorang tua bangka pada waktu
itu (yakni setelah masuk surga. Karena Allah Ta‟ala berfirman:
“Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari)
dengan langsung.”
Ketujuh: Ungkapan yang menyakitkan, kata-kata jorok,
dan caci maki
Ungkapan yang menyakitkan (orang jawa sering
menyebutnya nyelekit), kata-kata jorok, dan caci maki adalah
termasuk penyakit-penyakit lisan. Untuk itu Imam Al-Bashri
mengemukakan bahwa lidah orang berakal itu terletak di
belakang akalnya. Jika ia hendak berkata, diperkirakannya lebih
dahulu. Kalau perkataan itu kira-kira bakal bermanfaat baginya,
ia akan mengucapkannya. Kalau dirasakannya akan
membahayakan dirinya, ia memilih diam.
Sedangkan hati orang dungu terletak di belakang
lidahnya. Jika ia mau berkata, langsung saja diucapkannya.
“Apalagi mengatakan yang tidak pernah dikerjakan, an
membungkus keburukan hati dan keculasan perangai dengan
ucapan indah yang berbunga-bunga. Barangkali manusia dapat
dikelabui, tetapi apakah Allah SW. dapat ditipu?
Kedelapan: melaknat
Melaknat bagi manusia, hewan atau benda mati adalah
perkara-paerkara yang mengotori lisan kita. Hati-hati pula
dengan laknat yang kita berikan pada seseorang atau sesuatu
karena laknat itu bisa berbalik ke diri kita. “apabila sebuah
laknat terucap dari mulut seseorang, maka ia (laknat itu) akan
mencari sasarannya. Jika ia tidak mempunyai jalan menuju
sasarannya, maka ia akan kembali kepada orang yang
mengucapkannya.”
114

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ia berkata, “ Aku


mendengar Rasulullah bersabda, “Dahulu kala ada dua orang
Bani Israil yang bersaudara. Salah seorang di antara keduanya
sering berbuat dosa, sedangkan yang lain tekun beribadah.
Yang tekun beribadah selalu mendapati saudaranya berbuat
dosa, ia berkata, „Tahanlah dirimu dari berbuat dosa! Pada
suatu hari, ia melihat serupa, ia berkata,
“Tahanlah dirimu.‟ Saudaranya berkata, biarkan aku bersama
Rabbaku! Apakah engkau diutus menjadi pengawasku?‟ maka
ia pun berkata kepada saudaranya tersebut, Demi Allah, Allah
tidak mengampuniu atau demi Allah, Allah tidak akan
memasukkanmu ke dalam surga.‟ Kemudia ruh keduanya
dicabut, lalu bertemu kembali di hadapan Allah Rabbul
A‟alamin.Allah berkata kepada yang tekun beribadah, Apakah
engkau mengetahui tentang Aku? Atau apakah engkau
berkuasa atas apa yang ada di tangan-Ku?‟ Kemudia Allah
berkata kepada saudaranya, „Masuklah ke dalam surga dengan
rahmat-Ku.‟ Dan Allah berkata kepadanya, “Seret ia ke neraka!”
Abu Hurairah berkata, “Demi Dzat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, orang tersebut telah mengatakan sebuah kalimat
yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.” (HR Abu Daud
dengan sanad hasan)
Sahabat, cobalah perhatikan kalimat yang diucapkan
oleh seorang ahli ibadah tadi ternyata lebih besar daripada dosa
yang telah dilakukan saudaranya, karena ia berani bersumpah
atas nama Allah Hanya Allah sajalah yang dimintai pertolongan-
Nya.
Kesembilan: bernyanyi dan bersyair
Sahabat, tahukah kamu bahwa bernyanyi dan bersyair
adlah racun hati? Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 6
“Dan di antara manusia (ada yang mempergunakan perkataan
yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan
115

Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu bahan


olok-olokan.” Seorang sahabat yang dijuluki Rasulullah “Sang
penterjemah Al-Qur‟an” Ibnu Abbas ra menafsirkan perkataan
yang tidak berguna adalah nyanyian.
Nyanyian dan musik merupakan dua pintu yang dilalui
setan untuk merusak hati dan jiwa. Kaitannya dengan hal itu,
Imam Al-Hafiz Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata : “Di antara
tipu daya setan –musuh Allah- dan di antara jerat yang
dipasangnya untuk orang yang sedikit ilmu, akal, dan
agamanya, sehingga orag yang bersangkutan tersebut terjebak
ke dalamnya untuk mendengarkan kidung dan nyanyian yang
diiringi musik yang diharamkan. Satu hal yang mengherankan
adalah sebagian manusia yang mengaku memiliki konsentrasi
untuk ibadah justru telah menjadikan nyanyian, tarian, dan lagu-
lagu itu sebagai wahana untuk beribadah, sehingga mereka
meninggalkan Al-Qur‟an.”
Tentu tidak semua musik dilarang. Ada beberapa
nyanyian yang diperbolehkan yaitu: menyanyi pada hari raya.
Nabi SAW bersabda: “Pembeda antara yang halal dan yang
haram adalah memukul rebana dan suara (lagu) pada saat
pernikahan.”(HR Ahmad)
Musik juga diperbolehkan jika
bertujuan untuk membangkitkan semangat
ketika bekerja. Pada saat Rasulullah SAW dan
para sahabat menggali paritdalam perang
Khandak, beliau bersenandung, “Ya Allah tiada kehidupan
kecuali kehidupan akhirat maka ampunilah kaum Anshar dan
Muhajirin.” Seketika kaum Anshar dan Muhajirin
menyambutnya dengan senandung lain, “Kita telah membai‟at
Muhammad, kita selamanya selalu dalam jihad.”
116

Ketika menggali tanah bersma para sahabatnya, Rasul


SAW juga bersenandung dengan syair Ibnu Rawahah yang lain,
“Demi Allah, jika bukan karena Allah, tentu kita tidak mendapat
petunjuk, tidak pula kita bersedekah, tidak pula mengerjakan
shalat. Maka turunkanlah ketenangan kepada kami, mantapkan
lankah dan pendirian kamiijika bertemu dengan musuh. Orang-
orang musryik telah mendurhakai kami, jika mereka
menginginkan fitnah, maka kami menolaknya.”
Dengan suara koor dan tinggi mereka balas bersenandung,
“Kami menolaknya... kami menolaknya.” (Muttafaqq „alaihi)
Catatan pentingnya, dimanapun nyanyian atau musik
disenandungkan, maka isinya harus berisi kebaikan. Bukan
mentang-mentang di pernikahan, lagunya-lagu dangdut yang
diiringi syair yang melenakan dan seronok.
Nyanyian yang dibolehkan adalah yang mengandung
pengesaan Allah, kecintaan kepada Rasulullah SAWdengan
menyebutkan sifat-sifat beliau yang terpuji; atau mengandung
anjuran berjihad, teguh berpendirian, atau memperbaiki akhlak,
atau seruan kepada saling mencintai, tolong menolong di antara
sesama, atau menyebutkan beberapa kebaikan Islam, berbagai
prinsipnya, serta hal-hal lan yang bermanfaat buat masyarakat
Islam,baik dalam agama, atau akhlak mereka.
Kesepuluh: berfasih-fasih dalam berbicara untuk
menarik perhatian
Salah satu modal untuk dapat diterima dalam menjalin
hubungan dengan orang lain adalah menarik perhatian. Untuk
itu kerap kali orang berakting untuk mendapat perhatian orang
lain. Namun, kadang orang sering kebablasan dalam akting
yang dimainkan, sehingga sering dijuluki ocer acting, sok
gagah, sok fasih. Misalnya saja ada orang yang sering
menggunakan aksen Inggris untuk menunjukkan bahwa dia
117

dapat berbahasa Inggris. Atau dengan aksen Arab, walaupun


pada kenyataannya tidak.
Pernah dalam kampanye Pemilu, seorang jurkam
sebuah parpol besar (dengan penuh semnagat berpidato di
hadapan massanya) berkata, “Saudara-saudara parpol kami
sangat berempati dan antonius dengan nasib rakyat jelata..”
(Maksudnya mungkin antusias). Wah, jadi berabe kan?
Kesebelas: dusta atau berbohong dalam perkataan, janji
dan sumpah
Allah befirman dalam surah Al-Hajj ayat 30 bermaksud,
“Hendaklah kita menjauhi perkatan-perkataan dusta.” Dalam
peribahasa mengatakan, “Karena Lidah, (mulut) badan binasa.”
Ini mengingatkan kita untuk hidup dalam suasana yang
tenteram, aman , dan damai. Hendaklah awasi lidah karena
melalui tutur kata akan menjadi lebih benar, beradab, dan
bahasanya lebih santun.
Sahabat, berhati-hatilah! Tabiat suka
berbohong termasuk dalam kategori dosa-dosa besar
setelah syirik (menyekutukan Allah) dan durhaka terhadap
kedua orang tua.
Ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW: “Maukah, kamu
aku tunjukkan perihal dosa-dosa besar? Kami menjawab, “Ya,
tentu mau wahai Rasulullah.” Rasulullah menjelaskan,
“Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua. Oh, ya
(ada lagi) yaitu perkataan dusta.” (Muttafaq „alaih)
Kedua belas: ghibah
Ghibah berarti menceritakan keburukan orang lian atau
istilahh masa kini kita kenal dengan ngegosip. “Ya Rasulullah,
apakah ghibah itu? Rasul menjawab: Ituadalah menyebutkan
tentang saudaramu akan sesuatu yang membuat dia merasa
jijik. Aku berkata: Ya Rasulullah, bagaimana jika hal tersebut
118

memang ada pada dirinya? Rasul menjawab: Ketahuilah,


bahwa menyebut tentang sesuatu yang memang ada pada
dirinya, berarti kamu telah mengumpatnya.”Abu Dzar berkata,
“Nabi SAW bersabda: Ghibah merupakan suatu dosa yang lebih
besar daripada berzina. Kataku: bagaimana itu, ya Rasulullah?
(Rasul menjawab): itu karena orang yang berzina, jika dia
bertobat kepada Allah, Allah menerima tobatnya. Namun,
ghibah tidak diampuni oleh Allah, hingga korban daripada
ghibah mengampuninya.
Sahabat, biarkan Rasulullah menggambarkan ghibah
adalah perbuatan yang menjijikkan, yaitu makan bangkai orang
yang dibicarakan. Dalam sebuah perkalanan ke suatu daerah,
para sahabat diatur agar setiao dua orang yang bertemu,
membantu seorang yang tak mampu (tentang makan-minum).
Kebetulan Salman Al-Farisi diikutkan pada dua orang, tetapi
ketika itu ia lupa tidak melayani keperluan keduanya. Ia disuruh
minta lauk kepada Rasulullah SAW. Dan setelah ia berangkat,
keduanya berkata, “Seandainya ia pergi ke sumur, pasti
surutlah sumurnya.”
Sewaktu Salman menghadap, beliau bersabda,
“Sampaikan kepada kedua temanmu bahwa kalian telah makan
lauk-pauknya.” Setelah ia menyampaikan kepada mereka
berdua, lalu keduanya menghadap kepada Nabi SAW dan
katanya, “Kami tidak makan lauk pauk dan seharian kami tidak
makan daging.” Kemudia saudaramu (Salman) beginibegitu.
Maukah kalian memakan daging orang mati?” mereka
menjawab, “Tidak!” jika kalian tidak mau makan daging orang
mati, maka janganlah kalian ghibah mengatakan kejelekan
orang lian, sebab yang demikian itu berarti memakan daging
saudaranya sendiri.”
Ketigabelas: sanjungan yang menjerumuskan
119

Imam Ats-Tsauri menuurkan, “Apabila engkau bukan


termasuk orang yang takjub terhadap diri sendiri, hal lain yang
perlu diingat ialah; hindarilah sifat senang disanjung orang.”
Maksudnya, bukan orang lain tidak boleh memuji perbuatanmu
itu, tetapi janganlah kamu meminta pujian dari orang lain.
Hendaknya engkau selalu berhubungan dengan Allah SWT
(dengan selalu mengingatnya-pent).
“Barangsiapa mencari ridha Allah SWT, meskipun
menimbulkan kemarahan manusia, niscaya Allah SWT akan
meridhainya dan akan membuat manusia ridha terhadapnya.
Dan barangsiapa yang mencari kesenangan manusia, hingga
membuat Allah murka maka Allah murka kepadanya dan
membuat manusia murka terhadapnya.” (HR At-Tirmidzi)
Sahabat, sringkali kita temui di masyarakat kita adanya
sanjungan-sanjungan yang berlebihan. Biasanya kita dapati
pada masyarakat yang budaya paternalistiknya sangat kuat,
budaya Asal Bapak Senang; budaya Yes Man dan sebagainya.
Berbagai gelar, acapkali disematkan sebagai tanda loyalnya
bawahan terhadap atasan, misalnya Bapak Revolusi, Wali ul
Amri, Bapak Pembangun, dan banyak bentuk-bentuk
sanjungan yang pada akhirnya justru akan menghancurkan
orang tersebut. Seperti Fir‟aun yang selalu disanjung, dipuja
oleh rakyatnya, dan pada gilirannya Fir‟aun mendeklarasikan
dirinya sebagai tuhan. Dan kita tahu bagaimana akhir dari
kehidupan Fir‟aun yang sangat tragis dan mengenaskan. Dan
hanya Allah yang pantas mendapat segala jenis sanjungan dan
pujian.
Keempatbelas: Menyebutkan hal yang bikin malu-
kejelekan yang diceritakan untuk ditertawakan
“Celakalah orang yang berdusta supaya ditertawakan
orang lain. Celakah dia, celakah dia!” (HR. Tirmidzi)
120

Nah, sahabat berhati-hatilah dengan yang satu ini


karena kita sering melakukannya, dan menikmatinya.
Rasulullah melarang kita berkata dusta, hal-hal yang
memalukan, atau kejelekan orang lain untuk mengundang tawa.
Padahal kita saksikan accara komedi di televisi
lawakanlawakannya seputar itu semua. Sebut saja empat mata.
Acara itu penuh dengan penghinaan, ejekan pada yang lain,
dan lelucon porno. Kan hanya bercanda? Ya, memang hanya
bercanda, tapi hal tersebut itu dilarang karena mengotori lisan
kita.
Menjelang perpisahannya dengan Nabi Musa as, Nabi
Khidir as, memberi nasihat, “Hai Musa, janganlah terlalu banyak
bicara, dan jangan pergi tanpa perlu,, dan jangan banyak
tertawa, juga jangan menertawakan orang yang berbuat salah,
dan tangisilah dosa-dosa yang telah kamu perbuat, hai putra Ali
„Imran.” (Tanbighul Ghafilin: 192-193).
Kelima belas: adu domba atau menghasut
Sahabat, masih ingat devide et impera. Yup. Itulah
politik yang digunakan Belanda untuk menghancurkan bangsa
Indonesia dan akhirnya menjajah dan menjarah kekayaan
negeri ini. Politik adu dombalah yang kemudian menyebabkan
bangsa kita kalah melawan pasukan Belanda yang tidak
seberapa. Demikian besar efek adu domba ini, maka Rasulullah
melarang keras perbuatan ini. Bahkan ancamannya adalah
tidak akan pernah kebagian tiket masuk surga.
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu
domba.” (Muttafaq „alaih)
Keenam belas: membocorkan rahasia
Apakah sahabat pernah dicurhati oleh seorang teman?
Dia menceritakan apa yang tidak dia ceritakan pada orang lain
namun dia percaya pada kita. Itulah amanah, amanah untuk
121

menjaga rahasia teman kita tersebut. Salah satu sifat orang


beriman adalah dia selalu amanah dan mampu menjaga
rahasia.
Ingat! Setiap yang kita ketahui tidak harus dikatakan,
setiap apa yang harus dikatakan belum tentu pada tempat dan
kondisi yang tepat.
Ketujuh belas: bertanya yang bukan-bukan, hingga
memberatkan orang yang menjawab
Suatu hari seserang ustadz ditanya oleh seseorang,
“Ustadz apa hukumnya makan daging kodok, daging tupai, dan
kelelawar.”
Sang ustadz balik bertanya, “Apa pekerjaanmu?” “Aku
seorang petani ustadz,” jawab orang itu.
“Apakah kau punya hewan ternak” tanya Ustadz lagi.
“Punya Ustadz, aku punya sapi, kambing, dan ayam,”
jawabnya.
“Kalau begitu, kau makan dulu sapi, ayam, dan
kambingmu. Tidak perlu kau pikirkan kodok, tupai, dan
kelelawar.”
Cerita di atas adalah sebuah ilustrasi tentang
bagaimana seharusnya kita bertanya. Terkadang kita banyak
bertanya pada hal-hal yang memang tidak perluditanyakan.
Mempermasalahkan sesuatu yang sebenarnya belum tentu
terjadi. Ya, seperti pertanyaan orang itu. dia bertanya
kehalalankodok, tupai, dan kelelawar, padahal di sekitarnya ada
hewan dengan daging lezat. Kenapa pua harus meributkan
kodok, tupai, dan kelelawar?
Abu Hurairah ra menceritakan bahwasanya dia
mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang aku larang
kalian dari (mengerjakan)nya maka jauhilahi ia, dan apa yang
aku perintahkan kalian untuk (melakukan)nya, maka lakukanlah
122

sesuai kemampuan kalian. Karena sesungguhnya yang


menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah karena
banyaknya pertanyaan-pertanyaan mereka (ynag mereka
ajukan) dan perselisihan mereka dengan para Nabi-
Nabi (yang diutus kepada) mereka.” (HR Bukhari Muslim)
No Evaluasi Jumlah

1. Kehadiran

Halaqah

2. Kehadiran

Kajian

3. Shalat
Berjamaah

4. Shalat
Rawatib
5. Tilawah
Quran
6. Hafalan
Al
Qur‟an

7. Shaum
Sunnah
8. Qiyamul Lail

9. Al Matsurat

10. Infaq

11. Membaca
Berita

12. Olahraga

13. Silaturrahim

14. Mengisi

Mentoring
124
15. Rapat/Agenda
Wajihah

99

EVALUASI PEKANAN MENTORING


1. Tahun
2. Bulan
3. Realisasi Waktu
4. Pertemuan ke/Pekan ke
5. Jumlah Anggota/peserta
6. Murobbi

MUTABAAH AKTIVITAS
REALISASI AGENDA

No Baramij Petugas Uraian pelaksanaan Ket.

1. Iftitah
Rabbani
2. Tilawah Al- Nama Ayat... Ayat....
Quran
Surat
125

s/
d

3. Tahfidz Al- Ayat


Quran Surat
Nama Keterangan dari Sampai Jumlah
Surat

a.

b.
No. Nama Yang Tidak Hadir Ket (izin/sakit/tanpa ket.) Alasan
1.
2.
3.
126
4.
5.
6.
7.
8.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kultum
5 Talaqqi Materi
6. Mutaba‟ah Materi
7. Info/pengumuman
8. Ikhtitam Rabbani

ALASAN KETIDAKHADIRAN (Anggota yang tidak hadir)


MULAHAZHOH
CATATAN

Pementor

(.............................................................)
127

PEKAN 8
BIRRUL WALIDAIN

Birrul Walidain

Berbakti Pada Orang Tua


Keutamaan:
1. Sebaik-baik pintu surga
2. Melapangkan rizki
3. Setara dengan perintah ibadah pada Allah
4. Ridho Allah
5. Doanya ijabah
Caranya:
1. Bertutur yang halus dan lembut
2. Mentaati perintahnya
3. Mendoakan
4. Tidak mencaci orang lain
Kisah
5. Menyambung silaturahim, memintakan maaf, membayar uang,
menghajikan, dll

Doa seorang ibu


Namanya Juraij. Dia seorang yang sangat shaleh. Sehari-
harinya disibukkan dengan beribadah kepada Allah. Shalat
jamaahnya selalu terjaga. Lisannya selalu basah dengan dzikir.
Pandangan matanya terjaga dari kema‟siyatan. Pendengarannya
terhindar dari keburukan. Masyarakat pun kagum dengan
keshalehan Juraij.

Sampai pada suatu hari...


Orang-orang berbondong-bondong mendatangi Juraij.
Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak
memanggil Juraij dengan teriakan kasar dan memekakkan
128
telinga. Juraij yang saat itu sedang tenggelam dalam kekhusyuan
shalat, tentu tidak menjawab panggilan mereka.
Akhirnya, ulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Seusai
sholat, Juraij pun keluar menemui orang-orang. Tampak wajah
penuh amarah pada orang-orang itu. rasa kagum dan hormat
pada Juraij sudah tidak bersisa.

Apa gerangan yang membuat penduduk sedemikian marah?

Musibah ini benar-benar musibah besar untuk seorang


Juraij. Dan ini semua karena sebuah doa kesal seorang ibu. Pada
suatu hari, Juraij sedang shalat di tempat peribadatan. Karena
ada suatu kepentingan, ibunya datang mendatangi Juraij. Lalu
ibunya berkata: hai Juraij, aku ibumu. Bicaralah denganku!
Kebetulan, sang ibu mendapati anaknya sedang melaksanakan
sholat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah
keraguan. „Ya Tuhan! Ibuku ataukah sholatku? Kemudian Juraij
memilih meneruskan sholatnya. Maka, pulanglah Ibu tersebut.

Tidak berapa lama ibu itu kembali lagi untuk yang kedua kali.
Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku!

Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri. „Ya Tuhan, Ibuku


atau sholatku? Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan sholatnya.
Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berdoa: „Ya Tuhan,
sesungguhnya Juraij ini adalah anakku. Aku sudah
memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan
menjawabku. Ya Tuhan, janganlah Engkau mematikan dia
sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuanperempuan
pelacur.‟
129

Inilah doa yang menyebabkan Juraij dituduh menzinai


seorang wanita. Tapi, syukurlah sang ibu tidak mendoakan sesuatu
yang sangat buruk pada Juraij. Untunglah sang ibu hanya berddoa
agar Juraij bisa diperlihatkan seorang pelacur. Akhirnya, dengan doa
ibunya pula, Juraij selamat dari tuduhan itu.

Melihat rumah ibadahnya dirobohkan, Juraij menemui


mereka dan bertanya kenapa rumah ibadatnya dirobohkan?
Mereka berkata kepada Juraij dengan ketus: Tanyakan kepada
perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala
anak tersebut dan bertanya: Siapa bapakmu? Anak itu tiba-tiba
menjawab:: Bapakku adalah si penggembala kambing.
Subhanallah, bayi itu bisa berbicara dengan izin Allah dan
menyelamatkan Juraij dari tuduhan berzina. Syukurlah, ibuya
tidak mendoakan hal yang sangat buruk untuk Juraij.

Sahabat, apa pelajaran yang kau dapatkan dari kisah di


atas? Kisah yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut. Memberikan
pelajaran tentang kekuatan doa seorang ibu. Kita pun mendapat
pelajaran betapa sangat pentingnya kita berbakti pada orang tua.

Beruntunglah Juraij memiliki seorang ibu yang mampu


menahan diri di balik kekesalannya. Sehingga Juraij terhindar dari
tuduhan keji, menzinahi seorang perempuan. Bahkan ia bisa
membuktikan, dengan izi Allah bahwa wanita iu berzina dengan
lelaki lain melalui lisan bayi yang dilahirkan wanita itu sendiri.
Juraij yang bisa membuat bayi itu berbicara –dengan izin Allah
tentunya- adalah hasil dari doa ibunya. Ya Tuhan, Janganlah
130
Engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya
perempuan-perempuan pelacur. Jika sang ibu karena
kekesalannya mendoakan keburukan untuk Juraij, maka boleh
jadi musibah besar akan terjadi pada Juraij.

Islam mengajarkan kepada kita utuk senantiasa berbakti


kepada kedua orang tua. Bahkan Allah menyandingkan berbakti
pada orangtua ini setara dengan perintah untuk menyembah Allah
SWT.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Al-Isra‟: 23)

Sahabat semua, berbakti kepada kedua orangtua


mengandung keutamaan yang sangat besar. Bukankah kita ingin
masuk surga? Jika memang demikian, maka salah satu hal
penting yang harus kita lakukan adalah berbakti pada orang tua
kita, sebab mereka adalah sebaik-baik pintu surga. Rasulullah
pernah bersabda: Orang tua itu sebaik-baik pintu surga, maka
jagalah pintu itu sebaik-baiknya (HR Tirmidzi)

Yang lebih hebat lagi, Rasulullah menyampaikan bahwa


keridhaan dan kemarahan Allah itu tergantung dari orang tua. Jika
orang tua ridha, maka Allah ridha. Jika orang tua marah, maka
Allah pun ikut murka.

Di hadits yang lain tentang keutamaan berbaktipada orang


tua, Rasulullah menyebutkan, “Seorang datang kepada Nabi
SAW. Dia mengatakan hasratnya untuk ikut berjihad .
131

Nabi SAW bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih


mempunyai kedua orang tua?” orang itu menjawab, “Masih.” Lalu
Nabi SAW bersabda, “Untuk kepentingan merekalah kamu
berjihad.” (Muttafaq „alaih)
Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabat tersebut
untuk berbakti pada orang tuanya sebagai bentuk jihad. Padahal
jihad adalah amal tertinggi di dalam Islam. Sahabat ini
diperintahkan Rasulullah untuk tetap di rumah dan berbakti pada
orang tuanya karena orang tuanya lebih membutuhkan dia.

Tentu sahabat juga sudah familiar dengan ungkapan


“surga di bawah telapak kaki ibu”. Ungkapan ini sebenarnya
hadits dari Rasulullah SAW. Rasulullah SAW ditanya tentang
peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah
(yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu
Majah). Artinya, kebaktian kita kepada mereka akan
mengantarkan kita ke surga, sedangkan kedurhakaan kita akan
menjerumuskan ke dalam neraka.

Sahabat, siapa yang tidak mau dilapangkan dan


dimudahkan rizkinya? Ternyata, kunci kelapangan dan
kemudahan rizki kita salah satunya tergantung dari bakti kita
kepada orang tua serta doa yang menyertai mereka. Tentang hal
ini Rasulullah bersabda, “Apabila seorang meninggalkan doa bagi
kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya.” (HR Ad-
Dailami). Atau kalau ingin terputus rizkinya, silakan coba
mendurhakai orang tua dan tidak mendoakan mereka.
132
Tapi, maaf kami tidak menanggung akibatnya!
Nah, sahabat jika berbakti pada orang tua begitu penting
dan sangat besar manfaatnya dalam kehidupan kita, sekarang
bagaimana cara kita berbakti pada orang tua? Ada enam hal yang
bisa kita lakukan sebagai bentuk bakti kita pada orang tua.
Pertama: senantiasa berbicara haalus dan lembut dengan
mereka. Tidak membentak dan dan berkata kasar.

Bahkan kalau disebutkan di dalam Al-Qur‟an perkataan, “Ah”


sudah termasuk kategori kata kasar jika itu ditunjukkan pada
orang tua kita.

“Dan Tuhanmu telah memetintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dn hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepadanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataa yang mulia. (Al-
Isra‟: 23)

Cara kedua, kita berbakti kepada orang tua kita adalah


dengan senantiasa mengikutkan mereka dalam doa-doa kita.
Sahabat, sudah hafal doanya? Karena begitu pentingnya
masalah ini Allah menyebutkan sendiri dalam Al-Qur‟an
bagaimana mendoakan kedua orang tua kita.

Cara ketiga dalam berbakti pada orang tua adalah dengan


senantiasa mentaati perintahnya selama perintah itu tidak
133

melanggar aturan Allah dan Rasulullah. Pernah mendengar kisah


Nabi Ibrahim yang disuruh bapaknya menjual Tuhan? Ya, menjual
Tuhan yang dibuat sendiri olehbapak dan nabi Ibrahim. Tuhan
yang terbuat dari batu dan kayu. Tentu saja, perintah bapaknya ini
sangat bertentangan dengan hati nurani nabi Ibrahim. Namu, demi
tidak menyakiti hati bapaknya, dibawalah tuhan-tuhan itu ke pasar.
Nabi Ibrahim pun menjual degan cara yang unik. Kalau penjual
tuhan yang lain begitu bersemangat dengan penawaran, Nabi
Ibrahim tidak! Dia menawarkan dengan cara yang lain.

“Siapa yang mau celaka silakan beli tuhan ini...”


“Siapa yang mau bodoh silakan beli tuhan ini...”
Nah, lho, mana mungkin laku kan? Tapi itulah strategi
sang nabi agar tidak menyakiti hati orang tuanya sekaligus tidak
berma‟siyat Allah SWT.

Keempat adalah memberi nafkah pada orang tua jika


sangat membutuhkan. Untuk yang satu ini, siapa di antara
sahabat yang sudah mampu? Yach, boro-boro kasih nafkah
orang tua, tiap bulan saja masih minta kiriman. Tiap semester
minta dibayarin. Belum lagi kalau ada keutuhan-kebutuhan lain
seperti wisata, beli baju lebaran, dsb.

Sahabatku, ada satu pola pikir yang salah tentang


kedewasaan. Dalam masyarakat kita orang disebut dewasa
ketika dirinya telah menikah atau usia di atas dua puluh tahun
bahkan lebih. Inilah yang menyebabkan kita tergantung pada
orang tua bahkan ketika umur kita sudah bertambah tua. Padahal,
134
kalau kita tilik kembali ajaran Islam, maka sesungguhnya bagi
seorang lelaki muslim kedewasaan itu ditandai dengan ihtilam
(mimpi basah/mimpi indah).

Ihtilam terjadi pada laki-laki pada umur sekitar 12 tahun.


Memang tiap orang berbeda ada yang mungkin lebih cepat. Nah,
sejak sahabat ihtilam itulah status kedewasaan sudah melekat.
Dan dewasa dalam Islam bagi seorang lelaki muslim berarti
seluruh tanggungan hidupnya menjadi tanggung jawabnya
sendiri, termasuk makan, pakaian, tempat tinggal, dan
pendidikan, dsb. Kalaupun orang tua kita membiayai hidup kita
maka itu adalah sedekah baginya, buka kewajiban. Kalaupun
mereka tidak lagi membiayai kita, maka sudah tiada lagi dosa
baginya.

Terus, kalau sekarang masih bergantung dengan ortu


bagaimana? Ya, segera berusaha untuk mandiri atau paling tidak,
meringankan beban orang tua dengan tidak menuntut
pemenuhan kebutuhan kita yang berlebihan. Apalagi kalau uang
yang kita minta hanya untuk foya-foya dan senangsenang, inilah
anak yang durhaka. Na‟udzubillah...

Kelima yang harus kita perhatikan dalam berbakti pada


orang tua adalah jangan sekali-kali memaki orang tua orang lain.
Apa hubungannya memaki orangtua orang lain. Apa
hubungannya memaki orang lain dengan berbakti pada orang
tua? Mari kita simak hadits Rasulullah sebagai berikut:

Termasuk dosa besar seorang yang mencaci –maki


ibubapaknya. Mereka bertanya, “Bagaimana (mungkin) seorang
135

yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi SAW


menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu
(membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu
orang lain lalu orang lain itu pun (membalas) mencaci-maki
ibunya. (Muttafaq „alaih)

Jika orang tua kita telah meninggal, maka berbakti pada


orang tua bisa diwujudkan dengan menjalin silaturahmi dengan
sahabat-sahabat dekat orang tua kita, memintakan maaf,
memenuhi janji orang tua kita, dan membayar hutanghutangnya.
Juga disunahkan jika kita mampu untuk menghajikan orang tua
yang ketika masih hidup belum sempat berhaji.
Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau
melunasi hutang-hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah
pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan
kebajikan. (HR Ath-Thabarani dan Ad-Daar Quthni)
1
1
0

142

Anda mungkin juga menyukai