Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEJUJURAN

Disusun Sebagai Tugas Individu Mata Pelajaran PAI Materi Bab 3


"Mempertahankan Kejujuran Sebagai Cermin Kepribadian"

Disusun Oleh:
GITA SAFITRI

Kelas : X. IPA 5

SMA NEGERI 1 TAMBELANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
Jl. Bulak Sepat Indah No.1, Sukarapih,
Tambelang, Bekasi, Jawa Barat
17620
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi umat manusia dalam menempuh jalan yang benar dan berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini .

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada


Rasulillah Muhammad SAW pemberi uswah (teladan) dan bimbingan tentang
perlunya kita memiliki sifat jujur sekaligus mempraktekkannya dalam aktifitas
kehidupan kita sehari-hari.

Akhirnya kritik saran dari pembaca, dengan senang hati siap kami terima,
semoga usaha penulisan makalah ini tidak sia-sia dan semoga Alloh SWT
memberikan manfaat dan ridlaNya kepada kita semua. Amin.

Bekasi, 02 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

2. Sistematika Pembahasan..................................................................................1

3. Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Jujur.............................................................................................3

2. Dalil-dalil tentang kejujuran.........................................................................3

3. Sedikit tentang jujur......................................................................................5

4. Alasan mengapa kita harus JUJUR...............................................................8

5. Alasan banyak orang masih berbohong........................................................9

1. Faktor internal.........................................................................................10

2. Faktor eksternal.......................................................................................10

6. Keberkahan dan manfaat dari Sikap Jujur..................................................11

7. Mudharat Dusta...........................................................................................13

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN...........................................................................................15

2. SARAN-SARAN........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang memuaskan dari


setiap usaha yang mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami kegagalan
dalam segala hal, usaha dhahir perlu dilakukan, usaha bathin juga perlu
dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia hanya bisa berusaha, Allah SWT
yang akan menentukan hasilnya.

Namun tidak sedikit dari manusia yang melanggar rambu-rambu agama,


dalam melakukan usahanya mereka rela berdusta, mereka tidak jujur dalam
berbuat dan berkata-kata, padahal itu adalah perbuatan tercela yang pastinya akan
celaka dan kelak akan disiksa oleh Alloh SWT. Tetapi kenyataannya, perilaku
tidak jujur ini telah dimulai dari komunitas terkecil dalam lapisan masyarakat,
yaitu keluarga. Nah, apabila dalam keluarga saja sudah dipraktekkan perilaku
tidak jujur ini, tentulah hal ini akan merambah kemana-mana.Naudzubillahi min
dzalik.

2. Sistematika Pembahasan

1. Pengertian Jujur
2. Dalil-dalil yang mendasari wajibnya perilaku jujur
3. Sedikit tentang jujur
4. Alasan mengapa kita harus berperilaku jujur
5. Alasan banyak orang masih berbohong
6. Keberkahan dan manfaat dari sikap jujur
7. Akibat berperilaku dusta

3. Tujuan Pembuatan Makalah

1.   Untuk memenuhi tugas dari Guru Pembimbing mapel Aqidah akhlak yang telah
diembankan kepada kami.

1
2.   Agar Kita dapat saling mengingatkan dan menyadarkan antara satu sama lain
serta berfikir untuk hidup dan berkarya lebih baik lagi dengan modal kejujuran.

3.   Semoga dari hasil pembahasan makalah ini semuanya mendapat dorongan untuk
selalu bersikap jujur yakni kepada Alloh SWT, Orang tua, Guru, teman dan pada
lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Jujur

Apa itu jujur? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jujur
adalah lurus hati;tidak berbohong, tidak curang. kata jujur adalah kata yang
digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan
suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang
sesuatu atau fenomena tersebut. Bila seseorang itu menceritakan informasi tentang
gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan
realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur. Sedangkan
menurut istilah, Jujur berarti berkata yang benar yang bersesuaian antara lisan dan
apa yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat berarti perkataan yang
sesuai dengan realita dan hakikat sebenarnya. Kebalikan jujur itulah yang disebut
dusta. Atau dapat juga dikatakan, jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya
menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam
agama Islam sikap seperti inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu ber-
nilai tak terhingga.

2. Dalil-dalil tentang kejujuran

Dalam AlQur’an telah di sebutkan beberapa ayat tentang kejujuran antara


lain adalah:

1. Surat Al-Anfal ayat 58


Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu
golongan, Maka kembalikanlah Perjanjian itu kepada mereka dengan cara
yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berkhianat.

2. Surat An-Nahl ayat 105

3
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang
yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang
pendusta.
3. Surat At-Taubah ayat 119
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang jujur (benar)
4. Surah Muhammad ayat 21
“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian
itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Dalam Hadist Nabi Juga dimuat (dijelaskan) tentang kejujuran, antara lain
adalah ;
1. Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud
RA
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW, Beliau bersabda; sesungguhnya
kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa
(pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata
benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar,
sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan(kemaksiatan) dan
keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya
berdusta sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai pendusta. (HR. Bukhari
Muslim)
2. Hadist dari Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA
Artinya:
Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA, Ia berkata; Saya hafal
(hadist) dari Nabi SAW, “ Tinggalkan sesuatu yang meragukan pada sesuatu
yang tidak meragukan, maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan(hati) dan
dusta adalah keraguan(hati)”. (HR Turmudzi)

4
3. Sedikit tentang jujur....

Berbicara masalah “jujur” yang terdiri atas 5 huruf tapi zaman


sekarang sangat sulit sekali ditemui. Salah satu contohnya saja, ada cerita
tentang investasi di sebuah swalayan, berapa besar uang yang harus
dikeluarkan untuk mengontrol “ketidakjujuran” pelanggannya dengan
membeli CCTV, dan menggaji satpam yang terkesan “sangar”. Selain itu, juga
terdapat cerita tentang sebuah perusahaan yang membeli alat-alat keamanan
seperti CCTV, fingerprint access,warning alarm dan point pengontrol hanya
untuk mendapat “security license”.
Betapa mahalnya nilai sebuah kejujuran. Padahal tahukah anda, seorang
panutan umat muslim sedunia. Muhammad SAW meletakan kejujuran sebagai
pondasi utama dalam mendirikan sebuah agama bernama Islam. Walhasil
beliu diberi gelar Al-amin sejak kecil, artinya orang yang benar-benar kredible
dalam menjalankan amanah dan terkenal sangat jujur. Dari mulai tutur kata
nya yang jauh dari bohong, usaha jual beli yang ditekuninya tak pernah luput
dari kejujuran, sehinga orang Quraisy pada waktu itu sangat percaya
menitipkan barang dangangan miliknya kepada Rosulullah untuk diniagakan
sampai ke negeri Syam (sekarang Syiria). Hingga pada saat menjelang hijrah
ke Yasrib (Madinah), dimana para pemuka Quraisy sudah begitu benci kepada
beliau, masih ada penduduk mekah yang menitipkan barang di rumahnya.
Sehingga begitu hendak berangkat beliau menitipkan semua barang kepada
Ali Bin Abu Thalib untuk dikembalikan kepada pemiliknya.

Alloh SWT menciptkan bumi dan langit berserta isinya dengan benar
dan Alloh memerintahkan manusia membangun kehidupan mereka dengan
benar dan jujur. Mererka tidak diperkenakan berkata dan berbuat sekehendak
hatinya, kecuali dilakukanya di atas kebenaran.

Kelalaian manusia dari prinsip yang sudah jelas ini, mengakibatkan


timbulnya kekecewaaan dan kecelakaan, serta merajalelaanya kebohongan,
kepalsuaan dan khayalan yang menjauhkan mereka dari jalan yang benar,

5
sehingga mereka mengasingkan diri dari kenyataan yang obyektif yang harus
mereka ikuti.

Oleh karena itu manusia dituntut berpegang kepada kejujuran dengan


memperhatikan prinsip kebenaran pada setiap problem yang dihadapinya dan
dilaksanakan di atas ketentuan hukum yang benar. Dan yang demikian
merupakan "Tiang yang kokoh" menurut akhlaq Islam.

Sabda Rasululloh saw, yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim


yangartinya;"Tinggalkan apa-apa yang kau ragukan, kepada apa yang tidak
kau ragukan. Janganlah kamu berburuk sangka, karena berburuk sangka itu,
ialah sedusta-dustanya percakapan."

Dan hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzy; "Kerjakan apa yang tidak


kau ragu-ragukan, sesungguhnya kebenaran itu membawa ketenangan, dan
dusta itu menimbulkan keragu- raguan."

Dari ungkapan tersebut bagi kita merupakana kejelasan perintah Alloh


SWT dan Rasululloh saw, yang mana dalam menjalankan akitifitas kehidupan
kita diperintahkan untuk selalu berlaku jujur dan tidak ragu dalam melakukan
pekerjaan, apalah artinya bila kehidupan yang kita jalani selalu dalam kondisi
yang tidak tenang merasa was-was dengan perbuatan yang kita lakukan.
Islam dalam ajaranya sangat menghormati dan menegakan kebenaran,
mengusir orang- orang pendusta dan menolak keras kehadiran mereka, untuk
mempertegas keburukan perbuatan dusta yang dilarang dan sangat dibenci
oleh Rasululloh Saw, Isteri beliau Siti Aisyah r.a berkata yangartinya:
"Tiadak ada akhlaq yang paling dibenci Rasululloh saw lebih dari bohong.
Apabila beliau melihat seseorang bohong dari segi apa saja, maka orang itu
tidak keluar dari perasaan hati Rasululloh saw, sehingga beliau tahu bahwa
orang itu telah bertaubat.”(Atsar HR. Ahmad)

Kejujuran bagi seorang Muslim terkadang tak bisa lepas dari


kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan, pekerjaan, dalam rumah tangga, juga

6
bermasyarakat semua berlaku sifat kejujuran karena prinsif ajaran Islam
adalah senantiasa selalu berpegang pada ajaran agamanya.

Bagi orang yang tak berpegang pada prinsip agamanya, maka orang
tersebut telah melangggar perintah Alloh SWT dan Rasululloh saw. Maka
orang tersebut telah berdosa kepada Alloh selama orang tersebut tidak
bertaubat dan kembali pada ajaran Agamanya maka dosa-dosa tersebut akan
mengalir selama hidupnya, naudzubillah jangan sampai kita seperti itu.

Alloh telah berfirman dalam surat An-Najm [53], ayat 23 dan 28:
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk
(menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan,
dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang
petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (QS. An-Najm [53] : 23)
Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan
itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (QS. An-Najm [54] : 28)
Dari keterangan semua ini maka ada prinsip Muslim yang utama harus
diketahui oleh kita semua bahwa setiap muslim itu harus berbicara jujur,
benar, menepati janji, disiplin dan tertib dalam melakukan sesuatu.

Dan bagi seorang munafiq (berkata bukan yang sebenarnya) maka


prinsip yang ada padanya tak lain selalu berbicara dusta, ingkar janji,
berkhianat, memfitnah, melontarkan tuduhan palsu (bohong), memutuskan
hubungan dengan agama, menipu dan berdusta untuk mengelabui apa yang
sebenarnya terjadi.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya;
"Maukah saya beritaukan tentang tiga dosa besar." Sahabat menjawab;
"Baiklah ya Rasululloh," Rasululloh saw bersabda; "1. Menyekutkan Alloh, 2.
Durhaka kepada ibu bapak, tandainya menyandar, lalu beliau tegak duduk

7
sambil bersabda: camkanlah dan, 3. Saksi palsu dan perkataan bohong." Maka
beliau mengulangi persaksian palsu.

Demikian tegas Rasululloh saw memperingatkan tentang dosa dan


bahaya persaksian palsu. Karena perbuatan memalsu adalah dusta yang sangat
menyesatkan dan bukan saja menyembunyikan kebenaran tapi menghapuskan
dan mengantinya dengan yang salah.

Bahayanya sangat besar dan membinasakan, baik orang seorang dalam


kasus-kasus tertentu maupun perusahan-perusahan yang bergerak dalam jasa
apapun, semua bila tidak memegang prinsif kejujuran yang telah ditetapkan
agama maka kehancuran akan datang setiap waktu.

Sebagai perenungan kita, hadits R. Ibnu Abid Dunya; "Perhatikanlah


kejujuran. Dan apabila kamu memandang kebinasaan berada di dalam
kejujuran, maka sebenarnya didalamnya-lah keselamatan.” semoga Alloh
SWT membimbing kita untuk selalu jujur.

Yuk.. kita renungkan dan bayangkan, apa jadinya sebuah usaha atau
peniagaan yang berlandaskan kejujuran! mungkin tidak perlu lagi Satpam,
kamera pengontrol, portal atau pintu besi sebuah brangkas uang yang berlapis-
lapis.Yuk.. kita bayangkan kehidupan masyarakat yang dilandasi kejujuran!,
tidak ada lagi rasa saling curiga, yang ada kepercayaan setiap individu kepada
individu lainya.Yuk.. kita bayangkan kehidupan dalam sebuah negara yang
berlandaskan kejujuran!. Mungkin tidak ada lagi KPK, hakim dan jaksa di
pengadilan akan sedikit ringan bebanya. Korupsi.. NO WAY

4. Alasan mengapa kita harus JUJUR

Pada dasarnya, mengapa kita harus bersikap jujur adalah karena sudah
berkali-kali ditegaskan dalam Al-Quran tentang kewajiban untuk berperilaku
jujur, sebagai umat agama islam, maka sudah seharusnyalah kita menaati
pedoman tersebut. Selain itu, jujur merupakan cerminan dari hati dan pribadi
kita sendiri, karena kejujuran bukan merupakan sesuatu yang bersifat

8
kondisional, tetapi berasal dari hati.Jujur juga mencerminkan tingkat
keimanan diri kita sendiri. Ada beberapa alasan lain mengapa kita harus jujur:

1. “Anda tidak akan terperangkap dalam kebohongan jika anda berkata jujur.
Dengan demikian anda nggak harus terus mengingat-ingat apa yang telah anda
katakan, dan anda tidak akan lupa pada apa yang telah anda katakan” (Sam
Rayburn)
2. Berkata jujur berarti tidak ada orang lain yang akan disalahkan gara-gara
perbuatan anda
3. “Kebenaran selalu merupakan argumen yang paling kuat” (Sophocles)
4. Berkata jujur memberi anda kesempatan untuk menjelaskan apa yang
sesungguhnya terjadi. Mungkin kejadian tersebut tidak seburuk yang anda
kira, atau tidak seburuk yang orang lain kira
5. Berkata jujur biasanyat idak akan menjerumuskan anda ke dalam masalah
sedalam kalau anda berbohong
6. Berbohong menyebabkan stress lebih berat daripada berkata jujur. Anda tidak
harus khawatir seseorang pada akhirnya akan mengetahui kebohongan2 anda
7. Berkata jujur membantu orang-orang yang anda sayangi, lebih percaya dan
hormat pada anda
8. “Orang-orang patut menerima..kebenaran. Mereka patut mendapatkan
kejujuran” (Bruce springsteen)
9. Berkata jujur membantu anda merasa tenang di dalam hati. Berbohong
membuat perut anda akan melilit tidak jelas
10. Kebohongan adalah sebuat jebakan. Kebenaran bisa membebaskan anda dari
jebakan itu dan memungkinkan anda terus melangkah maju dalam hidup
11. “Anda tidak akan pernah menemukan siapa diri anda sebenarnya, sampai anda
berani menghadapi kebenaran” (Pearl Bailey)

5. Alasan banyak orang masih berbohong.

Setelah membahas alasan kita bersikap jujur, pasti muncul di benak kita
mengapa masih ada sebagian orang yang tetap berbohong.disadari atau tidak,

9
hampir tiap hari tiap orang pasti berbohong. Masalahnya, berbohong bermacam-
macam sebabnya dan bermacam-macam juga tujuannya sebab semua dipengaruhi
oleh bermacam-macam faktor eksternal dan internal.

Ada dua faktor penyebab kebohongan:

1. Faktor internal
2. Faktor eksternal

1. Faktor internal

Yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang
berbohong.
1. Menutupi kelemahan/ketidakmampuan yang ada pada dirinya (minder)
2. Ingin dianggap “wah” oleh orang lain
3. Sekadar ingin menyenangkan hati orang lain
4. Tidak ingin hal-hal yang bersifat privasi diketahui orang lain
5. Sebagai usaha untuk meyakinkan orang lain
6. Menghindarkan diri dari tanggung jawab
7. Bertujuan menipu orang lain
8. Supaya dihargai orang lain
9. Memang kebiasaan berbohong
10. Karena punya tujuan tertentu.

2. Faktor eksternal

Yaitu faktor yang ada di luar diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang
berbohong.
1. Karena dibayar orang lain untuk berbohong
2. Melindungi/menyelamatkan diri sendiri atau orang lain dari ancaman
seseorang
3. Pengaruh pergaulan

10
4. Ingin merasa lebih.
5. Karena alasan politik
6. Alasan bisnis
7. Karena basa-basi
8. Karena ingin mendapatkan uang
9. Karena profesi
10. Karena tidak memenuhi persyaratan

Masih banyak sebab dan tujuan orang berbohong. Namun hal-hal di atas adalah
yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kesimpulan:
Baik atau tidaknya berbohong, tergantung daripada situasi,kondisi,sebab dan
tujuannya.

6. Keberkahan dan manfaat dari Sikap Jujur

Jika kita merenungkan, perilaku jujur sebenarnya mudah menuai berbagai


keberkahan. Yang dimaksud keberkahan adalah tetap dan bertambahnya kebaikan.
Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar)
selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus
terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut.
Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan
hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.  Di antara keberkahan sikap
jujur ini akan memudahkan kita mendapatkan berbagai jalan keluar dan
kelapangan. Coba perhatikan baik-baik perkataan Ibnu Katsir rahimahullah ketika
menjelaskan surat At Taubah ayat 119. Beliau mengatakan, “Berlaku jujurlah dan
terus berpeganglah dengan sikap jujur. Bersungguh-sungguhlah kalian menjadi
orang yang jujur. Jauhilah perilaku dusta yang dapat mengantarkan pada
kebinasaan. Moga-moga kalian mendapati kelapangan dan jalan keluar atas
perilaku jujur tersebut.”

11
Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding
dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT
menyebut diri-Nya dengan Al-Haq yang artinya Mahabenar.
Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi
tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW
bersabda, ''Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak
meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah
keraguan.'' (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).

Kedua, mendapatkan keberkahan dalam usahanya. Rasulullah SAW bersabda,


''Dua orang yang berjual beli mempunyai pilihan (untuk melanjutkan transaksi
ataupun membatalkannya) selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur
dan menjelaskan barangnya maka akan diberkahi jual beli mereka, dan jika
mereka merahasiakan dan berdusta maka dihilangkan keberkahan jual beli
mereka.'' (HR Bukhari)

Ketiga, mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, ''Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur,
maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang syahid,
walaupun ia mati di atas kasurnya.'' (HR Muslim) .
Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia
merasa berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
Rasulullah SAW telah bersabda, ''Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika
engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan
keselamatan.'' (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu'tamir).
Kelima, dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,
''Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga:
jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau
diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah
tanganmu.'' (HR Ahmad dari riwayat 'Ubadah bin Ash-Shamit).
Keenam, dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ''Jika
engkau ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau

12
diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang
sekelilingmu.'' (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di
masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun
berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme
kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.

7. Mudharat Dusta

Dusta adalah dosa dan ‘aib yang amat buruk. Di samping berbagai dalil
dari Al Qur’an dan dan berbagai hadits, umat Islam bersepakat bahwa berdusta itu
haram. Di antara dalil tegas yang menunjukkan haramnya dusta adalah hadits
berikut ini,
“Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji jika
membuat janji dan khinat terhadap amanah.”

Dari berbagai hadits terlihat jelas bahwa sikap jujur dapat membawa pada
keselamatan, sedangkan sikap dusta membawa pada jurang kehancuran. Di antara
kehancuran yang diperoleh adalah ketika di akhirat kelak. Kita dapat menyaksikan
pada hadits berikut,

“Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat,
tidak melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan
mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit
pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya melebihi mata
kaki dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mencela orang yang tidak transparan
dengan menyembunyikan ‘aib barang dagangan ketika berdagang. Coba
perhatikan kisah dalam hadits dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan,
lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau
menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, "Apa ini wahai pemilik
makanan?" Sang pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air hujan
wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Mengapa kamu tidak meletakkannya di

13
bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu
maka dia bukan dari golongan kami." Jika dikatakan bukan termasuk golongan
kami, berarti dosa menipu bukanlah dosa yang biasa-biasa saja.

14
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Jujur haruslah selalu diutamakan dalam kehidupan sehari-hari, jadikanlah


jujur sebagai suatu tiang yang menopang hidup kita, jujur adalah akhlak dasar
yang mendasari seluruh kehidupan manusia, jadi, berusahalah berperilaku jujur..,
yakinkanlah dalam diri kita bahwa jujur tidak akan membuat diri kita rugi
sedikitpun, jujur malah akan membawa kita pada nikmat akhirat, sedangkan
perilaku dusta yang selama ini kita anggap untuk menguntungkan diri kita,
buanglah jauh-jauh, kita harus berpikir bahwa dusta itu lebih banyak
mudharatnya.

2. SARAN-SARAN
Melalui makalah ini kami sampaikan juga beberapa saran yakni;

1. Akui dan Jujurlah bahwa Alloh Tuhan kita, kita adalah hambanya maka marilah
kita beribadah dengan sepenuh jiwa, ikhlas hanya karena mengharap ridla-Nya
2. Mari kita berusah Jujur dalam segala hal dan keadaan, jangan sampai kita
terprofokasi ungkapan “ yang jujur ga’ makan”, itu tidak benar. Yakinlah bahwa
yang member rizki bukan manusia tapi Alloh SWT.
3. Hindarilah sifat dusta karena itu merupakan awal dari kehancuran umat manusia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jalius HR http://jalius12.wordpress.com/2010/03/28/pengertian-jujur/Abatasa.

http://dahlan.abatasa.com/post/detail/2236/makna-sebuah-kejujuran Masbro.

http://www.acacicu.com/2011/08/jujur-adalah-tidak-berbohong.htmlAbatasa.

http://dahlan.abatasa.com//indonesiajujur-kumpulan-motivasi.html

http://kebunhidayah.wordpress.com/2011/09/13/membiasakan-dan-menanamkan-
sifat-kejujuran/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2171366-manfaat-utama-berlaku-
jujur-dalam/#ixzz1by7Z9liZ

16

Anda mungkin juga menyukai