Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HADITS TENTANG JUJUR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi
Dosen pengampu: SRIFARIYATI, S.Pd.I., M.P.d

Disusun oleh:
Mochamad Pajriyan ( 3190023 )
M Izzudin ( 3190019 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
2022/2023
Jl. DI Panjaitan KM 3, Paduraksa, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang, Jawa Tengah 52319
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan
inayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Hadits Tentang Jujur” telah dapat diselesaikan yang
insya Allah baik.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Srifariyati selaku dosen yang telah membimbing pembelajaran
mata kuliah Hadits Tarbawi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman atas dukungannya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami berharap semoga kehadiran makalah ini bermanfaat untuk kita semua juga dapat turut berperan
dalam menambah sumber bacaan bagi pembaca. Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam
Makalah ini untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan Makalah ini sangat diharapkan.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang salah dalam penyusunan makalah ini,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pemalang, 17 February 2022

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A.A.Latar Belakang.......................................................................................................1

B. B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1

D.D.Manfaat Penuilsan..................................................................................................1

BAB 2.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
E. A. Pengertian jujur......................................................................................................2

F. B. Pentingnya Kejujuran.............................................................................................2

G.C. Kejujuran Membawa Kebajikan..............................................................................3

H.D. Orang yang Jujur dapat Pertolongan Allah.............................................................4

BAB 3.....................................................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................................................6
I. A. Kesimpulan.............................................................................................................6

J. B. Saran......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejujuran merupakan modal utama untuk menjadi manusia baik. Kejujuran


adalah contoh akhlak yang mulia yang harus dimiliki oleh orang yang mau menjadi

3
muslim yang mukmin. Sebaliknya, ketidakjujuran merupakan akhlak tercela yang
menjadi ciri muslim yang munafiq.
Dalam alam global seperti sekarang ini, di mana persaingan dalam segala
bidang menjadi pola hidup yang tidak dapat dihindarkan, kejujuran kemudian menjadi
seperti barang antik yang sulit didapatkan. Banyak orang begitu mudahnya berbohong
tanpa merasa bahwa akan ada konsekuensi tidak baik dari kebohongan yang
dilakukannya. Jika membaca berita, tidak sedikit kita temukan hal-hal yang bisa
membuat bingung. Kedua belah pihak yang sedang berselisih misalnya dengan
mudahnya bersumpah bahwa ia jujur, padahal pasti salah satu pihak berbohong. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai kejujuran semakin menipis di tengah
masyarakat. Berdarasakan uraian di atas, maka dalam makalah ini kami ingin sedikit
membahas bagaimana pentingnya kejujuran dalam hidup ini.

B. Rumusan Masalah
 Apa keutamaan berprilaku jujur?
 Sebutkan dalil tentang kejujuran?
 Mengapa kita harus berprilaku jujur?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui keutamaan tentang kejujuran.
 Untuk manfaat berprilaku jujur.
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi

D. Manfaat Penuilsan
 Untuk memotivasi pembaca dan pendengan agar berlaku jujur dalam setiap
keadaan.
 Untuk memenuhi tugas dari dosen.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian jujur

Kejujuran yang dibicarakan dalam makalah ini merupakan terjemahan umum dari
itilah bahasa Arab “ ash shidq. Agar didapatkan pengertian yang tepat tentang kata ash

4
shidq, maka pada bagian ini perlu diuraikan pengertian dan gagasan dasar dari kata
shidq tersebut, baik secara etimologis ataupun terminologis.1

Secara etimologis kata shidq adalah bentuk gerund (mashdar) dari verba (fi‟il) -
yang berarti: lawan dari bohong, awalnya ia dipergunakan untuk ucapan-ucapan
informatif, yaitu kesesuaian antara informasi dengan kenyataan, atau kesesuaian antara
pernyataan lisan dengan kenyataan. Dalam kamus Arab dwi bahasa (Arab –Inggris)
didadaptkan bahwa ash shidq dipadankan dengan kata-kata: truth (kebenaran), trueness
(betul/ benar), truthfulness (keadaan yang sebenarnya), sincerrity ( ketulusan,
kesungguhan hati), candor ( keterusterangan), veracity (kejujuran, ketelitian),
correctness ( cara yang benar/ kebenaran), truly (sungguh-sungguh), realy (benar-
benar, sungguh-sungguh)2
.
Secara terminologis didapati bahwa ash shidq bermakna :
1. kesesuaian antara yang dipersepsi dengan kenyataan,
2. kesesuaian antara informasi yang disampaikan dengan kenyataan,
3. kesesuaian antara lisan, pikiran, dan perbuatan.

As Shidq juga dimaknai sebagai :


1. ketegasan dan kemantapan hati,
2. sesuatu yang baik yang tidak dikotori oleh kebohongan dan Pengurangan.3

Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan. Dan
dalam pengertian yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan batin. Maka orang yang
jujur bersama Allah dan bersama manusia adalah yang sesuai lahir dan batinnya.4

Bagian terdepan dari nilai-nilai dan konsep-konsep luhur yang ditegaskan dan
diinformasikan ulang lewat wahyu Islam adalah kejujuran/ kebenaran, karena kejujuran
adalah keutamaan yang paling utama dan pangkal segala akhlaq dan perilaku yang
mulia.5

B. Pentingnya Kejujuran

Kebesaran dan kedudukan muilia kejujuran ditunjukkan oleh banyaknya ayat


dalam Al Qur‟an dan hadits-hadits yang diriwayatkan dari Nabi. Al Qur‟an
mensejajarkan antara iman, taqwa, dan kejujuran sebagaimana dijelaskan dalam firman
Nya :

ِ ِ ٰ ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمنوا َّات ُقوا ال ٰلّه و ُكونُوا مع‬


َ ‫الصدقنْي‬
ّ ََ ْ ْ َ َ َُ َ ْ َ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. (AT-Taubah:119)

1
Andy Hadiyanto, Kejujuran dalam Perspektif Hadits, (Indonesia: t.p, t.t), h. 2
2
ibid
3
ibid
4
Mahmud Muhammad Al-Khazandar, Ash-Shidq, (Riyadh: Maktab Ta’awani, 2008), h. 1
5
Andy Hadiyanto, op.cit., h. 1

5
Nabi Muhammad saw bersabda:
‫ حفضت من رسول اهلل صلى اهلل‬: ‫ قال‬،‫ رضي اهلل عنهما‬،‫عن أيب حممد احلسن بن علي بن أيب طالب‬
‫ فإن الصدق طمأنية والكذب ريبية " رواه الرتمذي‬: ‫ " دع ما يرسبك اىل ما ال يريبك‬: ‫عليه وسلم‬
‫ حديث صحيح‬: ‫وقال‬
Artinya:
“Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Ia berkata: “Aku telah hafal
dari sabda Rasulullah saw” bahwasanya “Tinggalkanlah apa yang meragukan kamu dan
kerjakanlah apa yang tidak meragukan kamu. Maka sesungguhnya kebenaran itu
memberikan ketenangan dan kedustaan itu menyebabkan memberikan keraguan.””
(HR. Tirmidzi, Beliau berkata: Hadits itu shahih)
Dengan demikian, sudah jelas bahwa kejujuran itu sangat penting. Dengan
berlaku jujur hidup seseorang akan lebih bermakna dan di senangi oleh orang lain dan
apabila seseorang berlaku tidak jujur (dusta) maka hidupnya tidak nyaman, dihantui
rasa khawatir.

C. Kejujuran Membawa Kebajikan

Allah swt berfirman:

‫ص َدقُوا ال ٰلّهَ لَ َكا َن َخْيًرا هَّلُۚ ْم‬ ۗ ِ ٌ ۗ ‫طَاعةٌ َّو َقو ٌل َّمعرو‬
َ ‫ف فَا َذا َعَز َم ااْل َ ْم ُر َفلَ ْو‬ ْ ُْ ْ َ
Artinya:
Jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik
bagi mereka. (QS. Muhammad:21)

Rasulullah saw bersabda:


َّ ‫الص ْد َق َيهْد ِإىَل اْلرِب ِّ َوِإ َّن اْلرِب‬
ِّ ‫ ِإ َّن‬: ‫يب ص لّى اهلل عليه وس لّم قل‬ ّ ّ‫حديث عبداهلل بن مسعود رضي اهلل عنه عن الن‬
ِ ‫لك ْذب يه ِدي ِإىَل اْل ُفجو ِر و ِإ َّن اْل ُفج و ِر يه‬ ِ ِ َّ ‫َي ْه ِدي ِإىَل اْجلَن َِّة َو ِإ َّن‬
‫ْدي‬ َ ُْ َ ُْ ْ َ َ ْ‫ َوِإ َّن ا‬.‫ص ُد ُق َحىَّت يَ ُك ْو َن صد ِّْي ًقا‬
ْ َ‫الر ُج َل لَي‬
ِ ‫ْذب خىت يكْتَب ِعْن َد‬
.‫اهلل َك َّذابًا‬ ِ َّ ‫ َو ِإ َّن‬.‫ِإىَل النَّا ِر‬
َ ُ َّ َ ُ ‫الر ُج َل لَيَك‬
‫ ياأيها الذين امنوااتقوااهلل وكونوا مع‬: ‫ باب قول اهلل تعاىل‬69: ‫ كتاب األدب‬-78 : ‫(أخرج البخارى ىف‬
)‫الصادقني‬
Artinya:
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud ra, dari Nabi saw, beliau bersabda,
“sesungguhnya kejujuran itu menunjukan kepada kebaikan, dan kebaikan itu
menunjukan surga. Seseorang yang berbuat jujur, ia akan menjadi orang yang selalu
jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukan kepada kejelekan, dan kejelekan itu
menunjukan ke neraka. Dan seseorang yang berdusta, ia akan dicatat disisi Allah
sebagai pendusta.” (Disebutkan oleh Al-Bukhari pada kitab ke-78 kitab adab, bab ke-69

6
bab firman Allah swt: “hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.6)7
Imam Nawawi menerangkan tentang hadits diatas, bahwasanya para ulama
berpendapat bahwa dalam hadits ini terdapat dorongan untuk selalu berlaku jujur, dan
itu adalah tujuan hadits tersebut. Juga terdapat peringatan agar tidak menganggap
remeh dikap berdusta, karena jika menganggap remeh berdusta, dapat membuatnya
banyak berdusta dan juga akan terbiasa berdusta.8
Imam Al-Ghazali memberikan keterangan bahaya dusta (bohong), bahwasanya
berbohong adalah dosa besar dan mengakibatkan dikenal sebagai pembohong, maka
akan jatuhlah harga diri dan kepercayaan orang lain. Jika ingin mengetahui jeleknya
suatu kedustaan,, maka lihatlah kebohongan orang lain terhadap kita, dan lihatlah
betapa larinya hati kita dari orang itu.9

D. Orang yang Jujur dapat Pertolongan Allah

Allah swt berfirman:

ِ ‫الص ِد ٰق‬ ِ ِ ٰ ‫ٰت و‬


ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ
‫ت‬ ّٰ ‫الصدقنْي َ َو‬ َّ ‫ا‬
ّ َ ‫ِن الْ ُم ْسلمنْي َ َوالْ ُم ْسل ٰمت َوالْ ُمْؤ مننْي َ َوالْ ُمْؤ منٰت َوالْ ٰقنتنْي َ َوالْ ٰقنت‬
:Artinya
“Para lelaki yang benar dan para wanita yang benar” (QS. Al-Ahzab:35).

6
QS. Al-Taubah [9]: 119
7
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu wa Al-Marjan, (Solo: Insan Kamil, 2014), cet. 12 h. 802
8
ibid
9
Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, (Semarang: Karya Toha Putra,2003), diterjemahkan oleh
Yahya al-Mutamakkin, hal.109

7
Rasulullah saw bersabda:

ِ ِ
ُ‫يد ََأداءَ َها ََّأدى اللَّه‬
ُ ‫َّاس يُِر‬
ِ ‫َأخ َذ َْأم َو َال الن‬
َ ‫«م ْن‬ َ :‫ قَ َال‬،‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ ِّ ‫ َع ِن النَّيِب‬،ُ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة َرض َي اللَّهُ َعْنه‬
‫َأخ َذ ي ِر ُ ِإ‬
﴾‫اجه َو َغْيُرمُهَا‬
َ ‫ي َوابْ ُن َم‬ّ ‫﴿ر َواهُ البُ َخا ِر‬
َ .»ُ‫يد تْاَل َف َها َأْتلَ َفهُ اللَّه‬ ُ َ ‫َعْنهُ َو َم ْن‬
Artinya:
Dari Abū Hurairah rađiyaLlāhu ‘anhu dari Nabi şallaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang mengambil harta manusia (berhutang) disertai maksud akan membayarnya
maka Allah akan membayarkannya untuknya, sebaliknya siapa yang mengambilnya
dengan maksud merusaknya (merugikannya) maka Allah akan merusak orang itu”.
(Şaĥīĥ al-Bukhāriy ĥadīś no. 2212)10

Hadits diatas menerangkan keutamaan orang yang jujur dalam bermu’amalah dan
mengancam orang yang berlaku dusta. Dengan demikian sudah jelas bahwa Allah
menolong orang yang jujur.

10
http://bkiiainbanten.wordpress.com/2012/10/01/silabus-mk-hadis-muhammad-alif/

8
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejujuran patut dijunjung tinggi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kejujuran selalu mendatangkan kabaikan dan pertolongan dari Allah. Seperti kata
orang, “Orang jujur itu mujur”.

B. Saran
 Berlakulah jujurndalam kehidupan sehari-hari
 Pelajarilah tentang keutamaan-keutamaan berlaku jujur.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andy Hadiyanto, Kejujuran dalam Perspektif Hadits, (Indonesia: t.p, t.t), hlm 2
Mahmud Muhammad Al-Khazandar, Ash-Shidq, (Riyadh: Maktab Ta’awani, 2008), hlm. 1
QS. Al-Taubah [9]: 119
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu wa Al-Marjan, (Solo: Insan Kamil, 2014), cet. 12
hlm 802
Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, (Semarang: Karya Toha Putra,2003), diterjemahkan
oleh Yahya al-Mutamakkin, hlm.109
http://bkiiainbanten.wordpress.com/2012/10/01/silabus-mk-hadis-muhammad-alif/

10

Anda mungkin juga menyukai