Anda di halaman 1dari 26

DESA .......................

KECAMATAN.................................
KABUPATEN...........................................
TAHUN .......-..........
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esasetelah melalui proses penggalian gagasan di setiap dusun dan kelompok sampai
dengan musyawarah desa dalam rangka Menggagas Masa Depan Desa, tim penyusun
yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, LPM, Kepala Dusun, KPMD, Wakil
Masyarakat, anggota BPD dan Perangkat Desa .....................telah berhasil membahas
dan menyepakati Dokumen RPJMDes.

RPJMDes adalah bagian dari perencanaan seluruh warga masyarakat Desa


...........................yang menginginkan masa depan desa yang lebih baik di segala
bidang. Mimpi desa akan menjadi kenyataan ketika dimulai dengan perencanaan yang
matang dan disertai kerja keras dan usaha untuk mewujudkannya.

Dokumen ini dalam penyusunannya telah melalui proses yang panjang dan
melibatkan banyak orang dan merupakan pengalaman pertama bagi masyarakat dalam
menyusun mimpi-mimpi desa dalam bentuk dokumen perencanaan desa.

Meskipun banyak kekurangan dalam penyusunan dokumen RPJMDes tetapi


dokumen ini sudah cukup mewakili aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat karena
disusun dengan prinsip lengkap, cermat, sistematis, partisipatif dan terbuka.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu Tim Penyusun dalam proses penyusunan RPJMDes ini sesuai dengan
tahapan-tahapan yand diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 20145
tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan
permendagri No 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa

Harapan kami semoga Dokumen ini bisa menjadi landasan pijak dalam
melaksanakan proses Pembangunan di Desa .................................,
Kecamatan ..........................., Kabupaten ......................... dan semoga seluruh
Rencana Pembangunan yang tersusun dalam dokumen RPJMDes ini bisa terealisasi
sesuai dengan yang di cita-citakan masyarakat Desa Sidakarya.

Desa......................,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
COVER hal
PERATURAN DESA TENTANG RPJMDES
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum
1.3. Maksud Dan Tujuan
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
2.1. Kondisi Desa
2.1.1. Sejarah Desa
2.1.2. Demografi
2.1.3. Keadaan Sosial
2.1.4. Keadaan Ekonomi
2.2. Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1. Pembagian Wilayah
2.2.2 Kondisi Kelembagaan
2.2.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
BAB III : MASALAH DAN POTENSI
3.1. Masalah
3.2. Potensi
BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
4.1. Visi Dan Misi
4.1.1. Visi Desa
4.1.2. Misi

4.2. Kebijakan Pembangunan


4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Desa
4.2.2 Potensi Dan Masalah
4.2.3 Program Pembangunan Desa
4.2.4 Strategi Pencapaian

BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Daftar rencana program dan kegiatan pembangunan kab. Yang masuk
desa
2. Daftar SDA
3. Daftar SDM
4. Daftar SD Pembangunan
5. Daftar SD Sosial Budaya
6. Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa
7. Daftar gagasan dusun/Kelompok
8. Potret desa (peta sosial)
9. Daftar Masalah & Potensi
10. Kalender musim
11. Daftar masalah & potensi
12. Diagram kelembagaan
13. Daftar masalah dan potensi
14. Pengelompokan masalah dan potensi
15. Pemeringkatan masalah dan potensi
16. Kajian tindakan masalah
17. Penentuan peringkat tindakan
18. Rekapitulasi program yang disusun dalam RPJMDes
19. Rekapitulasi program yang menjadi RKPDes
20. Berita Acara pelaksanaan pengkajian keadaan desa
21. Laporan pelaksanaan pengkajian keadaan desa
22. Berita acara penyusunan rancangan RPJMDes
23. Rancangan RPJMDes 2015 - 2020
24. Formulir RPJMDes 2015 – 2020
25. Berita Acara Musyawarah Desa penyusunan RPJMDes 2015 – 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan desa adalah sebagai upaya untuk peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Dalam rangka tersebut maka pemerintah desa harus menyusun perencanaan
Pembangunan Desa mendasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat 
serta memanfaatkan seluruh potensi atau sumber daya  yang dimiliki
mendasarkan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/Kota.
Perencanaan pembangunan desa merupakan proses tahapan kegiatan
yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan desa. Dalam rangka upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa sesuai
ketentuan umum Pasal 1 Permendagri 114 Tahun 2014, maka desa harus
memiliki rencana pembangunan berjangka dan terukur. Sesuai Permendagri 114
Tahun 2014 Pasal 4, Perencanaan pembangunan Desa disusun secara
berjangka meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk
jangka waktu 6 (enam) tahun; dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau
yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari
RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan ditetapkan dengan Peraturan
Desa. Kemudian diperkuat dalam Pasal 115 PP 43 Tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa Perencanaan pembangunan desa menjadi pedoman bagi
Pemerintah Desa dalam menyusun rancangan RPJM Desa, RKP Desa, dan
daftar usulan RKP Desa.
Dalam rangka mewujudkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan desa, maka pemerintah desa perlu mendapatkan pendampingan
dari pemerintah kabupaten yang secara teknis dilaksanakan oleh perangkat
daerah kabupaten serta dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional,
kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga serta Camat atau
sebutan lain melakukan koordinasi pendampingan di wilayahnya.
Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan
pemberdayaan Masyarakat Desa. Bertitik tolak dari hal tersebut maka perlu
untuk dilakukan perencanaan melalui pengintensifan seluruh bidang yang
menjadi kewenangan desa dan didukung melalui penganggaran yang
proporsional.
Selain itu, sebagai bagian dari elemen pemerintah yang bertautan dalam
fungsi pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan Pemerintah Desa,
tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi kepala desa, melainkan
koneksitasnya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup
pemerintahan Kabupaten, Provinsi Bali dan Nasional.
Sejalan dengan berlangsungnya Pilkades pada tanggal …… ………..dan
telah ditetapkannya ………………………..sebagai Kepala Desa/Perbekel terpilih
pada tanggal……………………oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa serta telah
berakhir masa berlakunya Peraturan Desa ………………… tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa…………Tahun ……………. dipandang
perlu menyusun RPJMDesa ………. Tahun…………………sebagaimana amanat
dalam UU Nomor 6 Tahun 2014.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Landasan hukum penyusunan RPJM Desa ………Tahun …… - …, adalah


sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-


daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400 );
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725 );
7. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014, tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 32);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014, tentang Pedoman
Teknis Peraturan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2091);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014, tentang
Pengelolaan Keuangan Desa(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2093);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014, tentang Pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016, tentang Pengelolaan
Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016, tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1037);
19. Peraturan Daerah Kabupaten..................... Nomor ...... Tahun ....... Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten ..........
(Lembaran Daerah Kabupaten .......... Tahun ....... Nomor .....);
20. Peraturan Daerah Kabupaten ........ Nomor ...... Tahun ...... Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten ........ (Lembaran Daerah Kabupaten Bangli
Tahun ........ Nomor ......);
21. Peraturan Daerah Kabupaten ........ Nomor ...... Tahun ......... Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana
Kabupaten ........ Tahun .............. (Lembaran Daerah Kabupaten ......
Nomor ...... Tahun ........, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bangli
Nomor ........ Tahun ..........).

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud

Penyusunan RPJMDesa…………tahun …………. dimaksudkan untuk


memberikan acuan dan dasar hukum bagi pembangunan jangka menengah
desa dalam enam tahun mendatang, serta untuk menjamin keterpaduan
dan kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen RPJMDesa........ tahun ............. tidak


dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana
yang tercantum dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, adapun
tujuannya adalah:

1. Menjabarkan visi dan misi kepala desa/Perbekel ke dalam bentuk


strategi, kebijakan, program, dan kegiatan.
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMDesa dengan
dokumen perencanaan pembangunan lainnya, sekaligus juga sebagai
pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan.
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien,
berkeadilan, dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya menggeser
ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui kepada pemanfaatan sumber-sumber daya yang dapat
diperbaharui.
4. Menciptakan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap
program pembangunan di desa.
5. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat.
6. Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan di desa.
BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

2.1. KONDISI DESA

2.1.1 Sejarah Desa Sidakarya.

Asal usul Desa Sidakarya yang berkembang dikalangan


masyarakat Sidakarya adalah berdasrkan bukti tertulis yaitu lontar
Sidakarya. Dalam lontar tersebut dikatakan bahwa pada masa
Pemerintahan Sri Dalem Waturenggong (tahun 1480 dampai dengan
1550) yang berkedudukan di Gelgel Klungkung, bermaksud menagadakan
upacara nangluk merana di Pura Besakih dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan umatnya di bidang pertanian, perekbunan dan lain-lain.

Namun menjelang pelaksanaan upacara Nangluk Merana,


terjadilah musibah yang menimpa masyarakat se Bali dengan
terjangkitnya wabah penyakit, serta pertanian tidak berhasil (gagal
panen), sehingga masyarakat mengalami kelaparan dan terserang
berbagai penyakit. Atas petunjuk Ida SangHyang Widhi Wasa, dalam
semadinya Raja memerintahkan patihnya untuk mencari Brahmana Keling
yang pernah diusirnya dengan persyaratan akan diakui sebagai saudara
apabila Sang Brahmana mampu menghilangkan wabah yang menyerang
masyarakat Bali.
Ternyata benar, setelah Brahmana Keling tiba di istana dan mau
diakui oleh Raja sebagai saudaranya, maka wabah yang menyerang
masyarakat dapat seketika hilang, dan upacara nangluk merana di Pura
Besakih dapat dilaksanakan dengan baik (Sidakarya). Sebagai tanda
penghargaan, maka beliau Sri Dalem Waturenggong (Dalem Klungkung)
atas jasa Brahmana Keling yang telah mengembalikan kesempurnaan
alam seperti semula, maka Brahmana Keling diberi gelar Dalem
Sidakarya yang berstana di Bandana Negara (Pura Mutering Jagat Dalem
Sidakarya) dengan sabda segala upacara yadnya madya, utama yang
dilaksanakan oleh umat Hindu agar terlebih dahulu mendapat Tirta
Sidakarya, sebagai Tirta Penyidakarya, yang sampai saat ini tetap
dilakukan umat.

Selanjutnya sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Daerah


Tingkat I Bali, Nomor 57 Tahun 1982 tanggal 1 Juni 1982, Desa Sidakarya
dikukuhkan menjadi Desa Difinitif, yang mana sebelumnya masih menjadi
satu dengan Desa Sesetan yang sekarang menjadi Kelurahan. Sehingga
dengan demikian, kita ketahui bahwa Desa Sidakarya resmi sebagai Desa
Pemerintaha yang difinitif pada tanggal 1 Juni 1982, yang merupakan
salah satu Desa di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar,
Provinsi Bali. Dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk kota
Denpasar menyebabkan terjadnya pemekaran wilayah dusun, yang
awalnya hany 1 dusun, namun kini sudah mekar menjadi 12 Dusun.

Demikianlah sejarah singkat Desa Sidakarya yang dapat kami buat


semoga ada manfaatnya. :

2.1.2 Demografi Desa

Tofografi Desa Sidakarya merupakan daerah dataran rendah


dengan ketinggian 20 meter diatas permukaan laut, curah hujan 2,757
mm , suhu udara antara 22-30 derajat celcius, luas wilayah 398 Ha
dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Panjer


2. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa SanurKauh
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Selat Badung
4. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Sesetan

Penggunaan lahan di wilayah Desa Sidakarya adalah sebagai berikut:


 Daerah Pemukiman Seluas : 204,96 Ha
 Daerah Perkebunan Seluas : - Ha
 Daerah Pertanian Persawahan : 70.00 Ha
 Jalan Dan Gang : 3,00 Ha
 Untuk Fasilitas Umum (Sekolah, Perkantoran : Ha 77.10 Pura,
Balai Pertemuan dan yang lainnya)

Jalan di Desa Sidakarya terdiri dari :

 Jalan provinsi -
 Jalan kota Denpasar Km dengan kondisi beraspal hotmix
 Jalan desa ....... km dengan kondisi sebagaian jalan tanah, dan
sebagaian jalan beton/paving.
 Gang / jalan banjar...... Km, ......Km telah diaspal/dipaving
 Jalan Desa Adat/Subak .... Km

Desa Sidakarya merupakan bagian dari Kecamatan Denpasar


Selatan, wilayah Kota Denpasar bagian selatan . Jarak menuju
Kecamatan Denpasar Selatan 1 Km, menuju Pusat Kota Denpasar 7 Km,
dan menuju Ibukota Provinsi 2 Km.

Tabel 2

Orbitasi

Dari Desa Sidakarya


No Waktu tempuh rata-
Indikator Jarak (Km)
rata

1 Ke Ibukota 1 5-10 menit


Kecamatan

2 Ke Ibukota 7 15 -20 menit


Kabupaten/Kota

3 Ke Ibukota Provinsi 2 15 - 20menit

2.1.3 Keadaan Sosial

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Sidakarya per Desember 2013 adalah sebanyak


13.361 jiwa, terdiri dari 6.928 jiwa penduduk Laki-laki dan 6.703 jiwa
penduduk Perempuan.

2. Klasifikasi jumlah rumah tangga / kepala keluarga per Dusun :


- Dusun Sari : RT/KK= RTM= 0

- Dusun Dukuh Mertajati : RT/KK = RTM= 1

- Dusun Tengah : RT/KK = RTM = 5

- Dusun Graha Kerti : RT/KK = RTM = 0

- Dusun Kerta Sari : RT/KK = RTM = 0

- Dusun Graha Santhi : RT/KK = RTM = 0

- Dusun Sekar Kangin : RT/KK = RTM = 5

- Dusun Kerta Dalem : RT/KK = RTM = 0

- Dusun Suwung Kangin : RT/KK = RTM = 7

- Dusun Kerta Raharja : RT/KK = RTM = 0

- Dusun Wira Satya : RT/KK = RTM = 0

- Dusun Kerta Petasikan : RT/KK = RTM = 0

3. Tingkat pendidikan masyarakat

Struktur penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas


Sumber Daya Manusia sebagai modal dasar pembangunan yang
diklasifikasikan adalah sebagai berikut :

a. Tidak pernah mengeyam pendidikan : - orang


b. Usia pendidikan dasar 7 s/d 12 tahun (SD) : 1.265 orang
c. Pernah bersekolah / tidak tamat SD : - orang
d. Tamat SD (tidak melanjutkan) : - orang
e. pendidikan dasar 12 s/d 16 tahun (SMP) : 545 orang
f. pendidikan menengah 16 s/d 19 tahun (SMA) : 790 orang
g. Pendidikan Diploma/Akademi : 1.989 orang
h. Pendidikan S 1 : 2.589 orang
i. Pendidikan S 2 : 192 orang

4. Struktur penduduk menurut mata pencaharian

- Pegawai Negeri Sipil : 615 orang

- TNI / Polri : 34 orang

- Pegawai swasta : 63 orang

- Jasa : 203 orang

- Buruh/Pedagang : 825 orang

- Lain-lain : orang
5. Struktur penduduk menurut agama / penganut kepercayaan :

- Penganut agama Hindu : … orang

- Penganut agama Islam : ... orang

- Penganut agama Katolik : ... orang

- Penganut agama Protestan : ... orang

- Penganut agama Budha : ... orang

- Penganut Kong Hu Cu : ... orang

- Penganut kepercayaan : ... orang

6. Struktur Budaya

Kebudayaan daerah di Desa Sidakarya tidak terlepas dari Agama


Hindu dengan konsep “Tri Hita Karana” (hubungan yang selaras,
seimbang dan serasi antara manusia dengan Tuhannya, manusia
dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya.

2.1.4 Keadaan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara nasional memang mengalami

penurunan yang sangat drastis, hal ini diawali dari dampak krisis moneter

dan berlanjut dengan krisis ekonomi secara umum,juga akibat dari kondisi

politik nasional yang tidak menentu, namun demikian Desa Sidakarya

dengan potensi yang dimiliki mencoba bertahan pada bidang-bidang usaha

seperti sektor jasa/perdagangan,UKM,Koperasi, industri /kerajin rumah

tangga,jasa ketrampilan dan penyewaan lainnya.

Dalam sektor jasa/perdagangan di Desa Sidakarya terdapat 1 unit

Perbankan dan Koperasi, 8 buah toko, 10 buah swalayan,11 buah warung,

450 buah pangkalan jasa angkutan/ojek, 4 buah Pasar Tradisional

4dibidang industri kecil dan kerajinan rumah tangga ; usaha kerajinan 6

buah,usaha industri rumah tangga 1 buah,indrustri kecil 4 buah,industri

sedang 7 buah.

2.2 Kondisi Pemerintahan Desa :

2.2.1 Pembagian Wilayah Desa


Secara administratif Desa Sidakarya terdiri dari 12 Dusun yang
masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Dusun sebagaimana
tersebut dibawah ini:

1. Dusun Sari
2. Dusun Dukuh Mertajati
3. Dusun Tengah
4. Dusun Graha Kerti
5. Dusun Kerta Sari
6. Dusun Graha Santhi
7. Dusun Sekar Kangin
8. Dusun Kerta Dalem
9. Dusun Suwung Kangin
10. Dusun Kerta Raharja
11. Dusun Wira Satya
12. Dusun Kerta Petasikan

2.2.2 Kondisi Kelembagaan

Struktur kelembagaan di Desa Sidakarya disamping kelembagaan


administratif Pemerintahan Desa dan Kelembagaan Adat dari Banjar
Pakraman, juga kelembagaan yang muncul atau yang didorong
keberadaannya dari motif ekonomi, budaya, kesehatan, pendidikan dan
sosial politik.

Kelembagaan dari pemerintahan Desa antara lain, Pemerintah


Desa, BPD, PKK Desa, PKK Banjar, dari sisi ekonomi misalnya koperasi
banjar, LPD, kelompok usaha kecil, kelompok tani, kelompok ternak,
Gapoktan dan yang lainnya. Dari sisi pendidikan seperti komite sekolah,
persatuan guru-guru dan yang lainnya. Dari sisi kesehatan seperti
posyandu. Dari sisi budaya seperti seke gong, seke santi, seke dan yang
lainnya. Dari sisi sosial dan politik seperti karang teruna.

Dari aspek keagamaan dan lembaga adat, Desa Sidakarya terdiri


dari lima Banjar Pakraman sebagai berikut :

1. Banjar Pakraman Tengah

2. Banjar Pakraman Sari

3. Banjar Pakraman Dukuh Mertajati

4. Banjar Pakraman Sekar Kangin


5. Banjar Pakraman Suwung Kangin

Seperti desa-desa lainnya yang ada di Bali, di Desa Sidakarya


terdapat banyak Pura – Pura , disamping Pura Tri Kahyangan (Desa,
Puseh dan Dalem), juga terdapat Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sarat dengan kehidupan religius.
Pelaksanaan kegiatan keagamaan berlangsung sepanjang tahun.
Keharmonisan antar warga tetap dijaga untuk menyatukan misi dan visi,
melangkah bersama dalam suasana kekerabatan yang kondusif.
Implementasi bentuk persatuan, kekeluargaan, dan kekrabatan diwujudkan
dengan koordinasi antar Prajuru Desa Pakraman dan Banjar Pakraman
bersama-sama krama desa / masyarakat melalui konsep gotong royong.

2.2.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa :

KEPALA DESA BPD

SEKRETARIS DESA

KAUR KAUR KAUR


Tata Usaha dan Umum Keuangan Perencanaan

KASI KASI KASI


Pemerintahan Kesejahteraan Pelayanan

Kepala Kewilayahan
(kadus atau Nama Lain)
BAB III

MASALAH DAN POTENSI

3.1 Daftar Masalah dan Potensi dari 3 (tiga) Alat Kaji sebagai berikut:
3.1.1 Daftar Masalah Dan Potensi Dari sketsa Desa;
Daftar masalah dari potret desa bersumber dari hasil pengkajian desa
yang mencerminkan daftar masalah kondisi prasarana; lingkungan;
kesehatan; pendidikan; sosial-budaya; keamanan dan sumberdaya
perekonomian yang ada di desa.
Daftar potensi dari sketsa desa merupakan rincian peluang atau
kondisi lain yang bisa dioptimalkan dari gambaran masalah yang ada di desa
yang bisa merubah keadaan setempat menjadi lebih baik.

3.1.2 Daftar Masalah Dan Potensi Dari Kalender Musim;


Daftar masalah dari kalender musim merupakan daftar gambaran dari
hasil pengkajian dari kondisi musim di desa setempat yang menjelaskan
situasi/keadaan pada masing-masing musim tertentu (musim kemarau;
musim pancaroba; dan musim hujan).
Daftar potensi dari kalender musim merupakan daftar sumberdaya
alam/material yang bisa dioptimalkan untuk mendukung perbaikan masalah
(sosial; ekonomi; lingkungan; dll) yang ditimbulkan oleh faktor musim.

3.1.3 Daftar Masalah Dan Potensi Dari Bagan Kelembagaan.


Daftar masalah dari bagan kelembagaan merupakan daftar masalah
yang menjadi temuan dari hasil pengkajian atas kondisi kelembagaan yang
ada di desa, seperti pada pemerintah desa; BPD; Dusun; Kelompok Tani;
kelembagaan simpan pinjam; ; dll.
Daftar potensi dari bagan kelembagaan adalah daftar potensi yang
bisa dikembangkan dari kondisi/keadaan yang ada dari masing-masing
kelembagaan yang ada di desa tersebut.

BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

4.1. VISI DAN MISI

Demokratisasi memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan


dan pelaksanaan pembangunan di desa harus mengakomodasi aspirasi dari
masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga
Kemasyarakatan yang ada sebagai mitra Pemerintah Desa yang mampu
mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan
turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama
sebagai sesama warga desa sehingga diharapkan adanya peningkatan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan
kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan
masyarakat.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka untuk jangka waktu 6


(enam) tahun ke depan diharapkan proses pembangunan di desa,
penyelenggaraan pemerintahan di desa, pemberdayaan masyarakat di desa,
partisipasi masyarakat, siltap Kepala Desa dan perangkat, operasional
Pemerintahan Desa, tunjangan operasional BPD, dan Insentif Kepala
Dusundapat benar-benar mendasarkan pada prinsip keterbukaan dan partisipasi
masyarakat sehingga secara bertahap Desa Sidakarya dapat mengalami
kemajuan. Untuk itu dirumuskan Visi dan Misi.
4.1.1 Visi Desa

“ Terwujudnya Desa Sidakarya yang Sejahtera dan Harmonis dalam


Keragaman, melalui Pembangunan Partisipatif
yang berwawasan Budaya ”

Rumusan Visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari suatu niat


yang luhur untuk memperbaiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pelaksanaan Pembangunan di Desa Sidakarya baik secara individu
maupun kelembagaan sehingga 6 ( enam ) tahun ke depan Desa
Sidakarya mengalami suatu perubahan yang lebih baik dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi ekonomi dengan dilandasi
semangat kebersamaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pelaksanaan Pembangunan.

4.1.2 Misi
1. Bersama masyarakat memperkuat kelembagaan desa yang ada
sehingga dapat melayani masyarakat secara optimal;
2. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa menyelenggarakan
pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang partisipatif;
3. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa dalam mewujudkan
Desa Sidakarya yang aman, tentram, damai dan harmonis dalam
keragaman;
4. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa memberdayakan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Program Desa diawali dari musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-
tokoh masyarakat, tokoh Agama, Kepala Dusun, Pemerintah Desa beserta BPD
dalam rangka penggalian gagasan untuk dibahas dan disepakati. Dari
penggalian gagasan tersebut dapat diketahui permasalahan yang ada di Desa
dan kebutuhan apa yang diperlukan oleh masyarakat sehingga aspirasi seluruh
lapisan masyarakat bisa tertampung.

Sebagai tim penyusun berperan aktif membantu pemerintah Desa dalam


membahas dan menyepakati proses pembangunan di desa, penyelenggaraan
pemerintahan di desa, pemberdayaan masyarakat di desa, partisipasi
masyarakat, siltap Kepala Desa dan perangkat, operasional Pemerintahan Desa,
tunjangan operasional BPD, dan Insentif Kepala Dusun, dalam hal ini
menyusunnya yang bersifat mendesak dan harus dilakukan dengan segera
dalam arti menyusun skala prioritas.

4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Desa

a). Arah Pengelolahan Pendapatan Desa


 Pendapatan Desa bersumber APB Des dan Dana dari Pemerintah.
 Pendapatan Asli Desa dipungut oleh Kepala Dusun dibantu oleh
Perangkat Desa sesuai dengan wilayahnya masing - masing
kemudian dikumpulkan dan disetorkan oleh Kepala Desa.
 Pendapatan dari APBDes dan dari Pemerintah dikelola oleh
bendahara Desa.

b). Arah Pengelolahan Belanja Desa


1. Belanja Kepala desa dan perangkat desa;
2. Insentif Kepala Dusun;
3. Operasional Lembaga kemasyarakatan Desa;
4. Tunjangan operasional BPD;
5. Program operasional Pemerintahan Desa;
6. Program Pelayanan Dasar;
7. Program pelayanan dasar infrastruktur;
8. Program kebutuhan primer pangan;
9. Program pelayanan dasar pendidikan;
10. Program pelayanan kesehatan;
11. Program kebutuhan primer Sandang;
12. Program Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
13. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
14. Program Ekonomi produktif;
15. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur desa;
16. Program penunjang peringatan hari-hari besar;

c). Kebijakan Umum Anggaran


Pemerintah Desa bersama BPD melaksanakan musyawarah
guna membahas dan menyepakati anggaran yang dibutuhkan selama
setahun dengan menggunakan tolok ukur pada tahun-tahun
sebelumnya yang kemudian dituangkan dalam APBDes.

4.2.2 Potensi Desa

a). Sumber daya Alam


Potensi yang dimiliki desa Sidakarya adalah sumberdaya alam
yang dimiliki, seperti lahan pertanian dan hutan bakau.

b). Sumber daya manusia


Potensi yang dimiliki desa Sidakarya adalah tenaga, kader
kesehatan,kader pertanian, dantersedianya SDM yang memadai ini
bisa dilihat dari tabel tingkat pendidikan di atas.

c). Sumber daya sosial


Potensi sumber daya sosial yang dimiliki Desa Sidakarya adalah
banyaknya lembaga-lembaga yanga ada dimasyarakat seperti LPM,
Banjar Pakraman,Kelompok Arisan, Kelompok Simpan Pinjam,
Posyandu,Karang Taruna ,dan lain-lain.

d). Sumber daya ekonomi


Potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki Desa Sidakarya
adalah perdagangan, pasar desa, pertokoan, industri kecil, industri
rumah tanggadan kegiatan ekonomi lainnya.

4.2.3 Masalah Desa


Berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan oleh Tim
Penyusun RPJM Desa di setiap dusun/Banjar diperoleh permasalahan-
permasalahan di empat bidang penyelenggaraan pemerintahan desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Permendagri Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pembangunan Desa, antara lain

1. Bidang Pemerintahan Desa yaitu:


a. Masalah penetapan dan penegasan batas Desa;
b. Masalah  Umum pendataan Desa;
c. Masalah penyusunan tata ruang Desa;
d. Masalah penyelenggaraan musyawarah Desa;
e. Masalah pengelolaan informasi Desa;
f. Masalah penyelenggaraan perencanaan Desa;
g. Masalah penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan
pemerintahan Desa;
h. Masalah penyelenggaraan kerjasama antar Desa;
i. Masalah pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan
j. Masalah lainnya sesuai kondisi Desa.
k. Dll

2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa antara lain:


A. Kelompok masalah pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa dengan
kegiatan antara lain:
a. Masalah Pengadaan/Pembuatan tambatan perahu;
b. Masalah Pembuatan/pengadaan/perkerasan/pengaspalan
jalan pemukiman;
c. Masalah Pembuatan / pengadaan / perkerasan / pengaspalan
jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian;
d. Masalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
e. Masalah Pembuatan Frainase lingkungan permukiman
masyarakat Desa; dan
f. Masalah infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.

B.   Kelompok Masalah pembangunan, pemanfaatan dan


pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan dengan
kegiatan antara lain:

a. Masalah Pengadaan Unit Pengolahan Air Bersih berskala


Desa;
b. Masalah Peningkatan Sanitasi Lingkungan;
c. Masalah Pelayanan Kesehatan Desa seperti posyandu;
d. Masalah sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai
kondisi Desa.

C.   Kelompok Masalah pemanfaatan dan pemeliharaan sarana


dan prasarana pendidikan dan kebudayaan dengan kegiatan
antara lain:

a. Masalah Pengadaan / Pemeliharaan taman bacaan


masyarakat;
b. Masalah Pemeliharaan sarana pendidikan anak usia dini;
c. Masalah Pengadaan balai pelatihan/kegiatan belajar
masyarakat;
d. Masalah Pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan
e. Masalah Pemeliharaan/Pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa.

D.   Kelompok masalah Pengembangan usaha ekonomi


produktif serta pembangunan,  pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi dengan
kegiatan antara lain:

a. Masalah pembangunan,  pemanfaatan dan pemeliharaan


sarana dan prasarana pasar Desa;
b. Masalah pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
c. Masalah penguatan permodalan BUM Desa;
d. Kegiatan pembibitan tanaman pangan;
e. Masalah penggilingan padi;
f. Masalah Pengadaan lumbung Desa;
g. Masalah pembukaan lahan pertanian;
h. Kegiatan pengelolaan usaha hutan Desa;
i. Masalah Pengadaan kolam ikan dan pembenihan ikan;
j. Masalah Pengadaan kapal penangkap ikan;
k. Masalah Pengadaan cold storage (gudang pendingin);
l. Masalah Pengadaan tempat pelelangan ikan;
m.Masalah Pengadaan kandang ternak;
n. Masalah Pengadaan instalasi biogas;
o. Masalah Pengadaan mesin pakan ternak;
p. Masalah Pengadaan sarana dan prasarana ekonomi lainnya
sesuai kondisi Desa.

E. Kelompok Masalah pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Masalah penghijauan;
b. Masalah pembuatan terasering;
c. Masalah pemeliharaan hutan desa;
d. Masalah perlindungan mata air;
e. Masalah pembersihan daerah aliran sungai;
f. Masalah lainnya sesuai kondisi desa.
3. Masalah Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain:
a. Masalah pembinaan lembaga kemasyarakatan;
b. Masalah penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;
c. Masalah pembinaan kerukunan umat beragama;
d. Masalah sarana dan prasarana olah raga;
e. Masalah lembaga adat;
f. Masalah pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat;
dan 
g. Masalah lain sesuai kondisi Desa.
4. Masalah Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:
a. Masalah  pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan
perdagangan;
b. Masalah  pelatihan teknologi tepat guna;
c. Masalah  pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala
Desa, perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa;
d. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kader pemberdayaan
masyarakat Desa;
e. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok usaha ekonomi
produktif;
f. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok perempuan;
g. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok tani;
h.  Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok masyarakat miskin;
i. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok nelayan;
j. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok pengrajin;
k. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok pemerhati dan
perlindungan anak;
l. Masalah  Pendidikan dan Pelatihan kelompok pemuda;dan
m.Masalah  Pendidikan dan Pelatihan lain sesuai kondisi Desa.

4.2.4 Program Pembangunan Desa

1. Belanja Kepala desa dan perangkat desa;


2. Insentif Kepala Dusun;
3. Operasional Lembaga kemasyarakatan Desa;
4. Tunjangan operasional BPD;
5. Program operasional Pemerintahan Desa;
6. Program Pelayanan Dasar;
7. Program pelayanan dasar infrastruktur;
8. Program kebutuhan primer pangan;
9. Program pelayanan dasar pendidikan;
10. Program pelayanan kesehatan;
11. Program kebutuhan primer Sandang;
12. Program Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
13. Program Ekonomi produktif;
14. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur desa;
15. Program penunjang peringatan hari-hari besar

4.2.5 Strategi Pencapaian


a). Strategi
Program Desa Sidakarya dilaksanakan dengan mengacu pada
strategi-strategi yang disusun berdasarkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat

b). Menetapkan Desa Sidakarya sebagai Desa yang adil dan makmur
dengan bertumpu pada sektor jasa dan perdagangan
Fokus pengembangan ekonomi yaitu pada perdagangan dan
usaha ekonomi mikro yang memiliki keunggulan komparatif dan
diandalkan untuk dapat bersaing dengan daerah lainnya untuk dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.

c). Menyusun langkah-langkah operasional pembangunan Desa..


1. Orientasi pengembangan diarahkan pada peningkatan ekonomi
masyarakat
2. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan
3. Peningkatan peran masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat
4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peduli kesehatan
5. Melestarikan kehidupan sosial masyarakat yang berdasarkan nilai-
nilai religius
d). Menetapkan prioritas pengembangan desa.
1. Pembangunan Desa diarahkan pada infrastruktur pedesaan
2. Pembangunan sarana dan prasarana umum
3. Pembangunan fasilitas penunjang pembangunan ekonomi

BAB V
PENUTUP

Semua program yang kami cantumkan hanya kebutuhan utama kondisi pada
saat ini, tidak menutup kemungkinan ada program tambahan yang sifatnya darurat dan
tidak bisa ditunda, karena tidak tercantum dalam rencana program maka swadaya
masyarakat sangat diperlukan berupa tenaga gotong royong maupun material yang
bisa diambil dari lokal Desa.

Karena program ini hanya untuk 6 (enam) tahun maka untuk menjembatani
kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada masa Jabatan Kepala
Desa, penyusun menyiapkan program yang sifatnya hanya sekunder dan tidak
membutuhkan biaya dalam jumlah besar karena masa akuisisi biasanya tidak lama.
Program tersebut meliputi rehabilitasi sarana dan prasarana yang ada selain itu
menyusun juga akan melakukan evaluasi program apa saja yang belum terealisasi
sehingga bisa diteruskan untuk RPJM-Des tahun-tahun selanjutnya sehingga program
pembangunan tersebut bisa terus berkesinambungan meskipun yang menduduki
jabatan Kepala Desa silih berganti.

Demikian program - program yang kami rencanakan. Semoga Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa memberikan wara nugraha/jalan, sehingga
semua program dapat terealisasi sesuai denganyang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai