Anda di halaman 1dari 5

KARYA TULIS KELOMPOK 11

DAMPAK BURUK PEMINDAHAN IBU KOTA BARU TERHADAP


HUTAN KALIMANTAN

Disusun Oleh :

1. CHESYA MARGARETHA DETO

2. DEANDRA ADIDARMA SURYA

3. RAMADHAN PAMUNGKAS

SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG


TP. 2021/2022
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Presiden Joko Widodo kembali menyinggung soal rencana pemindahan ibu kota negara dari
Jakarta ke Pulau Kalimantan saat menyampaikan Keterangan Pemerintah Atas RUU tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 beserta Nota Keuangannya, di
depan Sidang Paripurna DPR RI, di Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019) siang. Menurut
Presiden, selama ini, denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan
Pulau Jawa. Sehingga Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan
dengan pulau-pulau luar Jawa.  Apabila kita membiarkan hal tersebut berlanjut tanpa ada
upaya yang serius, maka ketimpangan akan semakin parah. Untuk itu, rencana pemindahan
ibu kota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks ini, sehingga akan mendorong
pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar
Jawa. Ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi
kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and green city, memakai
energi baru terbarukan, dan tidak bergantung kepada energi fosil.

B. Rumusan Masalah

Apakah pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan memiliki dampak buruk ?

C. Tujuan Penelitian

Dapat menyuarakan dampak buruk pemindahan Ibu Kota Baru kepada Pemerintah.
BAB II

Pembahasan

Dampak Buruk Pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan

Upaya pemerintah untuk melakukan pemindahan ibu kota keluar Jakarta atau bahkan ke
luar Pulau Jawa pada dasarnya merupakan suatu langkah yang perlu diapresiasi.
Dengan berbagai alasan yang disampaikan yaitu untuk melakukan pemerataan
pembangunan, pemerataan penduduk serta berbagai alasan lain yang menganggap pada
dasarnya Jakarta dianggap sudah tidak lagi dapat mengemban peran sebagai Ibu Kota
Negara. Alasannya, dengan berbagai persoalan yang meliputinya seperti pesatnya
pertambahan penduduk yang tidak terkendali, penurunan fungsi dan kondisi lingkungan,
serta tingkat kenyamanan hidup yang semakin menurun . Namun tentunya pemindahan IKN
ini mempunyai dampak buruk bagi hutan Kalimantan, seperti yang kita tahu Kalimantan
mempunyai julukan Paru Paru Dunia, ada setidaknya 3 dampak buruk IKN terhadap hutan
Kalimantan.

Pertama, ancaman terhadap tata air dan resiko perubahan iklim karena sistem
hidrologi yang terganggu dan telah ada catatan air tanah yang tidak memadai,
wilayah tangkap air terganggu, risiko terhadap pencemaran air dan kekeringan,
sumber air bersih tidak memadai sepanjang tahun, ketidakmampuan pengelolaan air
limbah yang dihasilkan dari IKN dan pendukungnya.Selain itu, tingginya konsesi
tambang di lokasi IKN juga berpengaruh pada sistem hidrologi dan biaya ekonomi
terhadap pemanfaatan air akan meningkat.

Kedua, pemindahan Ibu Kota Negara baru juga mengancam keberlangsungan hidup


flora dan fauna, padahal mereka berfungsi menjaga ekosistem.Tekanan terhadap
habitat Satwa liar pada akhirnya akan meningkatkan resiko konflik satwa dan
manusia. Diantara kasus yang sudah muncul adalah buaya.Pembangunan IKN juga
akan mengancam keberadaan ekosistem mangrove di Teluk Balikpapan seluas
2.603,41 hektar.Ketiga, pemindahan IKN juga berdampak pada pencemaran dan
kerusakan lingkungan seperti meningkatkan resiko kebakaran hutan, pencemaran
minyak, penurunan nutrein pada kawasan pesisir dan laut, lubang tambang yang
tidak ditutup mencemari air tanah, hingga menghambat jalur logistik masyarakat.
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Tujuan pemerintah memindahkan ibu kota ke Kalimantan tentunya harus kita apresiasi,
namun letak dan alasan pemindahan belum cukup diterima masyarakat karena memiliki
dampak buruk yang cukup besar bagi hutan Kalimantan. Maka dari itu diharap pemerintah
dapat memikirkan kembali strategi pemindahan dan mendengarkan ulasan positif ataupun
negative masyarakat tentang IKN (Ibu Kota Nusantara) agar tidak menimbulkan kontra atau
perselisihan berkepanjangan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai