Anda di halaman 1dari 7

KIDUNG WAHYU KOLOSEBO

(Sunan Kalijaga)

Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro


Kujaga diri dari perbuatan nista dan sesuka hati

Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro


Dengan mengendalikan hawa, hawa nafsu angkara

Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda


Meski setan bergentayangan, selalu membuat gangguan

Hinggo pupusing jaman


Sampai akhir zaman

***

Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko


Sekuat tenaga saya memadamkan api, bisanya kemurkaan

Maper hardening ponco, saben ulesing netro


Mengendalikan panca (lima) indera dalam setiap kedipan mata

Linambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan


Dilandari rasa welas asih Sang Pemberi Kemuliaan

Sang Hyang Jati Pengeran


Sang Maha Sejati Tuhan

Jiwanggo kalbu, samudro pepuntoning laku


Bertahta di kalbu, samudera pemandu perbuatan

Tumuju dateng Gusti, Dzat Kang Amurbo Dumadi


Menuju kepada Tuhan, Dzat yang tidak ada asalnya

Manunggaling kawulo Gusti, krenteg ati bakal dumadi


Menyatunya hamba dengan Tuhan, kehendak hati akan terjadi

Mukti ingsun, tanpo piranti


Saya jaya, tanpa syarat (alat)

***

Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito


Menyebar ke jiwa madu sarinya perwita
Maneko warno prodo, mbangun projo sampurno
Aneka warna prada, membangun diri yang sempurna
– Prodo adalah guratan tinta emas pada kain batik

Sengkolo tido mukso, kolobendu nyoto sirno


Kesialan pasti musnah, musibah matapetaka nyata hilang

Tyasing roso mardiko …


Timbullah rasa merdeka atau bebas

Mugiyo den sedyo pusoko Kalimosodo


Semoga dengan ucapan pusaka kalimat syahadat

Yekti dadi mustiko, sajeroning jiwo rogo


Benar-benar jadi mustika di dalam jiwa raga

Bejo mulyo waskito, digdoyo bowo leksono


Beruntung mulia waskita, digdaya dan berwibawa

Byar manjing sigro-sigro


Byar terwujud gilang-gemilang

Ampuh sepuh wutuh, tan keno iso paneluh


Sakti tua utuh, tidak bisa disantet (diteluh)

Gagah bungah sumringah, ndadar ing wayah-wayah


Gagah riang gembira, merekah di sepanjang waktu

Satriyo toto sembodo, Wirotomo katon sewu kartiko


Kesatria tata sembara, wiratama seperti seribu bintang

Kataman wahyu … Kolosebo


Tertimpa (mendapatkan) wahyu kalaseba

***

Memuji ingsun kanthi suwito linuhung


Saya memuji dengan menghadap maha tinggi

Segoro gando arum, suhrep dupo kumelun


Laut berbau harum seperti dupa semerbak

Tinulah niat ingsun, hangidung sabdo kang luhur


Mengolah niat saya, mengidung (melantunkan) sabda (kata-kata) yang luhur

Titahing Sang Hyang Agung


Perintahnya Sang Maha Agung

Rembesing tresno, tondho luhing netro roso


Merembesnya kasih sayang, pertanda air mata rasa
Roso rasaning ati, kadyo tirto kang suci
Rasa perasaan hati, seperti air yang suci

Kawistoro jopo montro, kondang dadi pepadang


Diwujudkan japa mantra, hebat jadi penerang

Palilahing Sang Hyang Wenang


Ridhonya Sang Maha Berwenang

Nowo dewo jawoto, tali santiko bawono


Sembilan wujud dewa, tali kekuatan dunia (semesta)

Prasido sidhikoro, ing sasono asmoroloyo


Abadi memuji di singgasana surga

Sri Narendro Kolosebo, winisudo ing gegono


Sang Raja Kolosebo, diwisuda di angkasa

Datan gingsir … sewu warso


Tidak akan tenggelam (lengser) … seribu tahun
MAKNA KIDUNG WAHYU KOLOSEBO
Kidung merupakan bagian dari seni dan budaya bangsa Indonesia yang lahir di pulau
jawa. Pada awalnya sebelum zaman Wali Songo, Kidung adalah susunan sastra yang di
tembangkan oleh orang - orang bertaraf khusus (sakti mandra guna) sebagai wasilah
(perantara) permohonan kepada Sang Hyang Taya (Tuhan Yang Tidak Bisa Di
Ilustrasikan dan Tidak Menyerupai Makhluk), sehingga estetika nuansa kidung sangat
identik dengan kesakralan dan mistis. Pada zaman Wali Songo, keberadaan Kidung
tetap di lestarikan, hanya saja nilai-nilai bahasa Kidung di selaraskan dengan ajaran
Islam tanpa mengurangi nilai kesakralan dan kemistisan sebagai bagian dari keindahan
warisan Leluhur Orang Jawa. Secara terminologi, Kidung bisa berarti Doa atau bahasa
Sejarah (Lelaku) dalam meraih kesempurnaan dan kebahagiaan hidup dengan
bersandar pada Permohonan kepada ALLAH SWT. Para ahli spiritual dan para
cendikiawan metafisik berpendapat bahasa kidung memiliki ruh yang sulit untuk di
terjemahkan dengan bahasa lisan, dan semua itu adalah bagian dari indahnya warisan
seni serta budaya jawa yang tetap luhur sepanjang masa.

“KIDUNG WAHYU KOLOSEBO”

Secara sederhana Kidung Wahyu Kolosebo dapat diartikan sebagai; KIDUNG = Syair,
tembang, mantra. WAHYU = Pencerahan, petunjuk. Sedangkan KOLOSEBO gabungan
dari dua kata KOLO dan SEBO. KOLO sendiri memiliki arti waktu, masa ataupun saat.
Sedangkan SEBO dalam bahasa jawa artinya menghadap. Maka dalam jaman kerajaan
ada istilah PASEB(O)(AN) AGUNG yang artinya perkumpulan bersama sama
menghadap raja. Berikut syair kidung Wahyu Koloseba beserta terjemahaannya :

RUMEKSO INGSUN LAKU NISTO NGOYO WORO


ku jaga diriku dari berbuat nista mengelantur (sekehendak hati)
KELAWAN MEKAK HOWO, HOWO KANG DUR ANGKORO
dengan mengendalikan hawa, hawa yang diliputi angkara
SENAJAN SYETAN GENTAYANGAN, TANSAH GAWE RUBEDO
walaupun setan gentayangan/berkeliaran selalu membuat gangguan
HINGGO PUPUSING JAMAN
hingga akhir jaman

(TUHAN… Dengan seluruh kekuatan yang Engkau berikan, sesungguhnya saya akan
berjuang memerangi sifat dusta yang ada didalam diri saya, dan dengan sepenuh hati
saya akan membentengi diri saya dari gerakan nafsu angkara murka yang
menyesatkan, meskipun syetan laknat terus ber-grelya membujuk anak manusia
berbuat jahat sepanjang jaman)

HAMETEG INGSUN, NYIREP GENI WISO MURKO


sekuat tenaga diriku, memadamkan api bisa (racun) murka (marah/ amarah)
MEPER HARDANING PONCO, SABEN ULESING NETRO
menghilangkan perkara lima, setiap mata malihat
LINAMBARAN SIH KAWELASAN, INGKANG PARING KAMULYAN
dilandasi belas kasihan, Sang Pemberi Kemulyaan
SANG HYANG JATI PENGERAN
Sang Maha Penguasa Sejati

(TUHAN… Rupanya iblis membiuskan api – api kesesatannya di dalam jiwa dan raga
saya, dan saya sudah bertekat disetiap nafas berhembus bahkan pada setiap mata
berkedip saya akan berperang dengan mereka di medan laga, sehingga mereka tidak
lagi memiliki kemampuan menguasai 5 perkara yang ada di tubuh saya *Telinga,
mata, hidung, mulut dan 2 lubang di bawah perut*, dan dengan Kasih Sayang-MU
TUHAN… Hujanilah jiwa raga saya dengan kemualian-kemulian-MU, dan sungguh
Engkaulah TUHAN YANG MAHA ABADI)

JIWANGGO KALBU SAMODRO PEPUNTONING LAKU


Bertahta di kalbu, samudera pemandu laku
TUMUJU DATENG GUSTI DZAT KANGA AMURBO DUMADI
menuju Tuhan Dzat yang tidak ada asalnya (tidak berwujud)
MANUNGGALING KAWULO GUSTI, KRENTEG ATI BAKAL DUMADI
bersatunya abdi dengan Tuhan nya, keinginan kuat (niat) hati akan terwujud 
MUKTI INGSUN TANPO PIRANTI
kejayaan/bahagia ku tanpa syarat (alat)

(Ketika kesadaran jiwa setiap insan merasakan dirinya berada dalam KUASA
TUHAN, sungguh ia akan memiliki kekuatan hati yang bila berdoa di kabulkan, bila
meminta di penuhi, bila berharap di wujudkan, bila berperang melawan kebathilan
dimenangkan, dan ia akan merasakan kelezatan kehidupan jiwa tanpa harus melewati
proses yang melelahkan, karena sesungguhnya TUHAN MAHA BERKUASA terhadap
seluruh Ciptaan-NYA)

SUMEBYAR ING SUKSMO MADU SARINING PERWITO


menyebar merata di sukma madu sarinya perwita
MANEKO WARNO PRODO MBANGUN PROJO SAMPURNO
beraneka warna prada (prodo: guratan tinta emas pada batik), membangun
kesempurnaan diri
SENGKOLO TIDO MUKSO KOLOBENDU NYOTO SIRNO
sengkala (kesialan) pasti musnah, malapetaka nyata nyata hilang
TYASING ROSO MARDIKO
timbulah rasa bebas (merdeka)

(Tahukah kalian wahai insan yang di hidupkan dimuka bumi, ketika jiwamu di penuhi
dengan ilmu dan kasih sayang, maka engkau akan mendapatkan berbagai cahaya
kebenaran, ruh kebaikan serta pancaran kemuliaan yang sempurna, sebagai
Anugerah dari TUHAN-mu Yang Maha SEMPURNA, sehingga akan lenyap
kesedihan didalam dirimu, dan akan sirna segala macam bentuk angkara murka di
dalam jiwamu, sampai akhirnya suatu hari nanti kamu bangkit menjadi insan yang
tidak terjajah oleh nafsu yang menyesatkan, maka bangkitlah dengan kasih sayang
TUHAN-mu)

MUGIYO DEN SEDYO PUSOKO KALIMOSODO


semoga karena ucapan pusaka kalimat syahadat
YEKTI DADI MUSTIKO SAK JRONING JIWO ROGO
benar benar jadi mustika, didalam jiwa
BEJO MULYO WASKITO DIGDOYO BOWO LEKSONO
keberutungan, kemulyaan, kewaskitaan, kesaktian serta kewibawaan
BYAR MANJING SIGRO SIGRO
byar masuk/terwujud begitu saja

(TUHAN… melalui bait bait Kidung yang saya lantunkan ini, semoga Engkau
berkenan menanam ke-IMANAN yang sejati di dalam jiwaku bahwa TIADA TUHAN
selain ENGKAU YANG MAHA SEJAHTERA, dan saya memohon kepada-MU
TUHAN… anugerahkan pula terhadap diri saya sebuah kedudukan sebagai hamba-
MU yang memiliki keberuntungan hidup, memiliki banyak ilmu dan berpengetahuan
luas, tidak lemah dan selalu memiliki keberanian membela kebenaran, berwibawa dan
bisa menjadi suri tauladan terhadap sesama, sehingga siapa saja insan yang berada
di sekeliling saya segera merasakan indahnya hidup berkat KASIH SAYANG-MU
YANG SANGAT LUHUR LAGI AGUNG)

AMPUH SEPUH WUTUH TAN KENO ISO PANELUH


ampuh, sepuh, utuh, tidak bisa diteluh (teluh: semacam sihir)
GAGAH BUNGAH SUMRINGAH NDADAR ING WAYAH WAYAH
gagah riang gembira, merekah di setiap waktu
SATRIO TOTO SEMBODO WIROTOMO KATON SEWU KARTIKO
satria tata sembada, wiratama kelihatan seribu bintang
KETAMAN WAHYU KOLOSEBO
Ditimpakan wahyu.... kolosebo (kolo: masa, sebo: menghadap Nya)

(Karena saya tahu, sesungguhnya seorang hamba-MU yang telah ENGKAU


menangkan, akan memiliki kekuatan yang utuh, bahkan segala macam pengaruh sihir
jahat akan lumpuh seketika dihadapannya, dia begitu bijak dan sangat mulia,
wajahnya-pun memancarkan cahaya yang mampu meredam semua unsur amarah
serta kebencian, bahkan dia akan tampil sebagai kesatriya yang mengobarkan api
kebenaran, tiada henti terus menerus menyerukan perdamaian dan sungguh dialah
sosok sang raja pembawa kesejahteraan yang bermahkotakan kasih sayang)

MEMUJI INGSUN KANTI SUWITO LINUHUNG


aku memuji dengan menghadap Maha Tinggi
SEGORO GONDO ARUM SWUH REP DUPO KUMELUN
lautan bau harum, seperti asap dupa ber arak
GINULAH NIAT INGSUN HANGIDUNG SABDO KANG LUHUR
diakibatkan niatku, mengkidung kata kata luhur (tinggi)
TITAHING SANG HYANG AGUNG
makhluk Sang Maha Agung

(Wahai TUHAN YANG MAHA LUHUR, saya adalah hamba-MU yang lemah, datang
bersimpuh dihadapan-MU, memohon kepada-MU dengan jeritan hati yang terdalam,
tenggelamkan saya Wahai TUHAN kedalam samodra kemenangan-MU, dan
bangkitkan saya kembali kepermukaan bumi setelah tubuh dan jiwa ini ENGKAU
lengkapi dengan berbagai cahaya kemenangan-MU, sehingga saya memiliki kekuatan
mengibarkan panji – panji kemenangan-MU diseluruh penjuru bumi, dan sungguh
jika itu terlaksana semata – mata hanya ENGKAU-lah yang menghendakinya, karena
sungguh hanya ENGKAULAH TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA)

REMBESING TRESNO TONDO LUHING NETRO ROSO


Rembesan kasih sayang, tanda air mata rasa
ROSO RASANING ATI KADYO TIRTO KANG SUCI
rasa perasaan hati, ibarat air yang suci
KAWISTORO JOPO MONTRO KONDANG DADI PEPADANG
diwujudkan japa/bacaan mantra/doa, (diketahui orang) terkenal jadi
penerang
PALILAHING SANG HYANG WENANG
Dengan kuasa Sang Maha Kuasa

(Wahai insan sejagad raya, ketahuilah bahwa cinta akan selalu melahirkan air mata,
sebuah air mata yang akan membentuk jiwamu, hatimu serta seutuhnya yang ada
pada dirimu mengerti bahwa cinta itu suci, sesuci air matamu yang jatuh membasahi
bumi, maka berharaplah dengan berbagai untaian doa, agar suatu ketika kalian
dapat berjumpa dengan SANG PENCIPTA kesucian air mata, karena sesungguhnya
hanya DIA sebagai MAHA TERTINGGI yang menguasai jiwa – jiwa para PECINTA)

NOWO DEWO JAWOTO TALISANTIKO BAWONO


sembilan wewujudan dewa, tali kekuatan semesta
PRASIDO SIDIKORO ING SASONO ASMORO LOYO
abadi memuji di surga
SRI NARENDRO KOLOSEBO WINISUDO ING GEGONO
Sang Raja Kolosebo, diwisuda di angkasa
DATAN GINGSIR SEWU SEWU WARSO
Tidak akan lenser (tenggelam) seribu tahun

(Sesungguhnya tidak ada tali sakti yang dapat mengikat sembilan dimensi bumi,
kecuali talinya para kestriya yang memiliki kesaktian berupa sifat bersahaja, berbudi
pekerti mulia, senang berbagi kebaikan dan tidak gentar memperjuangkan kebenaran
ajaran TUHAN, dan mereka sangat pantas mendapat anugerah mahkota sang raja
pembawa kesejahteraan dunia, bahkan seluruh Malaikat yang ada dilangitpun
mengaguminya dan sejarah akan mencatat derajat mereka sebagai hamba yang
teristimewa, dan seandainya kita hidup bersamanya rasanya kebahagian itu tidak
bisa di ungkapkan walau kita hidup seribu tahun lamanya).

Anda mungkin juga menyukai