(Sunan Kalijaga)
***
***
***
Secara sederhana Kidung Wahyu Kolosebo dapat diartikan sebagai; KIDUNG = Syair,
tembang, mantra. WAHYU = Pencerahan, petunjuk. Sedangkan KOLOSEBO gabungan
dari dua kata KOLO dan SEBO. KOLO sendiri memiliki arti waktu, masa ataupun saat.
Sedangkan SEBO dalam bahasa jawa artinya menghadap. Maka dalam jaman kerajaan
ada istilah PASEB(O)(AN) AGUNG yang artinya perkumpulan bersama sama
menghadap raja. Berikut syair kidung Wahyu Koloseba beserta terjemahaannya :
(TUHAN… Dengan seluruh kekuatan yang Engkau berikan, sesungguhnya saya akan
berjuang memerangi sifat dusta yang ada didalam diri saya, dan dengan sepenuh hati
saya akan membentengi diri saya dari gerakan nafsu angkara murka yang
menyesatkan, meskipun syetan laknat terus ber-grelya membujuk anak manusia
berbuat jahat sepanjang jaman)
(TUHAN… Rupanya iblis membiuskan api – api kesesatannya di dalam jiwa dan raga
saya, dan saya sudah bertekat disetiap nafas berhembus bahkan pada setiap mata
berkedip saya akan berperang dengan mereka di medan laga, sehingga mereka tidak
lagi memiliki kemampuan menguasai 5 perkara yang ada di tubuh saya *Telinga,
mata, hidung, mulut dan 2 lubang di bawah perut*, dan dengan Kasih Sayang-MU
TUHAN… Hujanilah jiwa raga saya dengan kemualian-kemulian-MU, dan sungguh
Engkaulah TUHAN YANG MAHA ABADI)
(Ketika kesadaran jiwa setiap insan merasakan dirinya berada dalam KUASA
TUHAN, sungguh ia akan memiliki kekuatan hati yang bila berdoa di kabulkan, bila
meminta di penuhi, bila berharap di wujudkan, bila berperang melawan kebathilan
dimenangkan, dan ia akan merasakan kelezatan kehidupan jiwa tanpa harus melewati
proses yang melelahkan, karena sesungguhnya TUHAN MAHA BERKUASA terhadap
seluruh Ciptaan-NYA)
(Tahukah kalian wahai insan yang di hidupkan dimuka bumi, ketika jiwamu di penuhi
dengan ilmu dan kasih sayang, maka engkau akan mendapatkan berbagai cahaya
kebenaran, ruh kebaikan serta pancaran kemuliaan yang sempurna, sebagai
Anugerah dari TUHAN-mu Yang Maha SEMPURNA, sehingga akan lenyap
kesedihan didalam dirimu, dan akan sirna segala macam bentuk angkara murka di
dalam jiwamu, sampai akhirnya suatu hari nanti kamu bangkit menjadi insan yang
tidak terjajah oleh nafsu yang menyesatkan, maka bangkitlah dengan kasih sayang
TUHAN-mu)
(TUHAN… melalui bait bait Kidung yang saya lantunkan ini, semoga Engkau
berkenan menanam ke-IMANAN yang sejati di dalam jiwaku bahwa TIADA TUHAN
selain ENGKAU YANG MAHA SEJAHTERA, dan saya memohon kepada-MU
TUHAN… anugerahkan pula terhadap diri saya sebuah kedudukan sebagai hamba-
MU yang memiliki keberuntungan hidup, memiliki banyak ilmu dan berpengetahuan
luas, tidak lemah dan selalu memiliki keberanian membela kebenaran, berwibawa dan
bisa menjadi suri tauladan terhadap sesama, sehingga siapa saja insan yang berada
di sekeliling saya segera merasakan indahnya hidup berkat KASIH SAYANG-MU
YANG SANGAT LUHUR LAGI AGUNG)
(Wahai TUHAN YANG MAHA LUHUR, saya adalah hamba-MU yang lemah, datang
bersimpuh dihadapan-MU, memohon kepada-MU dengan jeritan hati yang terdalam,
tenggelamkan saya Wahai TUHAN kedalam samodra kemenangan-MU, dan
bangkitkan saya kembali kepermukaan bumi setelah tubuh dan jiwa ini ENGKAU
lengkapi dengan berbagai cahaya kemenangan-MU, sehingga saya memiliki kekuatan
mengibarkan panji – panji kemenangan-MU diseluruh penjuru bumi, dan sungguh
jika itu terlaksana semata – mata hanya ENGKAU-lah yang menghendakinya, karena
sungguh hanya ENGKAULAH TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA)
(Wahai insan sejagad raya, ketahuilah bahwa cinta akan selalu melahirkan air mata,
sebuah air mata yang akan membentuk jiwamu, hatimu serta seutuhnya yang ada
pada dirimu mengerti bahwa cinta itu suci, sesuci air matamu yang jatuh membasahi
bumi, maka berharaplah dengan berbagai untaian doa, agar suatu ketika kalian
dapat berjumpa dengan SANG PENCIPTA kesucian air mata, karena sesungguhnya
hanya DIA sebagai MAHA TERTINGGI yang menguasai jiwa – jiwa para PECINTA)
(Sesungguhnya tidak ada tali sakti yang dapat mengikat sembilan dimensi bumi,
kecuali talinya para kestriya yang memiliki kesaktian berupa sifat bersahaja, berbudi
pekerti mulia, senang berbagi kebaikan dan tidak gentar memperjuangkan kebenaran
ajaran TUHAN, dan mereka sangat pantas mendapat anugerah mahkota sang raja
pembawa kesejahteraan dunia, bahkan seluruh Malaikat yang ada dilangitpun
mengaguminya dan sejarah akan mencatat derajat mereka sebagai hamba yang
teristimewa, dan seandainya kita hidup bersamanya rasanya kebahagian itu tidak
bisa di ungkapkan walau kita hidup seribu tahun lamanya).