Anda di halaman 1dari 45

BEBERAPA PUISI KARYA JALALUDIN RUMMI

CINTA DALAM KETIADAAN MANUSIA-ILAHI

Memuji dan memuliakannya adalah


Betapa tak ’kan sedih aku, bagai malam, tanpa mengagungkan Tuhan: buah Ilahi tumbuh dari
hari-Nya serta keindahan wajah hari terang- hakekat dasar baki ini.
Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: Apel tumbuh dari keranjang ini dengan
semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih berbagai kehalusan ragam: bukanlah
yang membuat pilu hatiku! keburukan jika engkau menyebutnya dengan
Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi nama ”pohon”.
kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya.
Titk air mata demi Dia adalah mutiara, meski Sebutlah keranjang ini ”Pohon-Apel”, karena
orang menyangka sekedar air mata. di antara keduanya ada perpaduan
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun tersembunyi.
sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma
berkisah. Anggaplah keranjang ini Pohon
Hatiku bilang teriksa oleh-Nya, dan keberuntungan dan duduklah dengan tenang di
kutertawakan seluruh dalihnya. bawah naungannya.
Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang
Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, JALAN TASAWUF
dan akulah ambang pintu-Mu!
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan Sumbatlah telinga nafsumu, yang bagai kapas
mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, di menutupi
manakah “kita” dan “aku”? Kesadaranmu dan membuat tuli telinga
batinmu.
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan Jadilah dirimu tanpa telinga, tanpa rasa, tanpa
“aku”, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan pemikiran,
wanita. Dan dengarkanlah seruan Tuhan,
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, ”Kembalilah!”
Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagian- Atas perjalanan lahir, kata dan tindakan kita,
bagian musnah, Engkau-lah Kesatuan itu. Di atas langitlah perjalanan batin kita
Engkau ciptakan ”aku” dan ”kita” supaya Tubuh berjalan di atas jalannya yang berdebu
memainkan puji-pujian bersama diri-Mu, Ruh berjalan, bagaikan Yesus, di atas lautan.
Hingga seluruh ”aku” dan ”engkau” dapat
menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam
sang Kekasih.
TEMPAYAN SPIRITUAL Sudilah pahami betapa para pencinta terluka,
Dengar, dengarkanlah rintihan Seruling!”
Kebenaranmu tersmbunyi dalam dusta,
laksana rasa mentega dalam dadihnya. MUSIK KENANGAN
Dustamu adalah tubuh yang fana ini; Dikisahkan, seruling dan kecapi yang
kebenaranmu adalah ruh Ilahiah. menawan telinga kita
Nadanya berasal dari perputaran angkasa;
Bertahun-tahun dadihlah yang tinggal dalam Namun Iman, yang melampaui lompatan
pandangan, sementara menteganya hilang spekulasi,
bagai tak pernah ada, Dapat mengerti merdunya setiap suara yang
tak serasi.
Sampai Tuhan mengirim Utusan, seorang
Hamba pilihan, untuk menggoncang dadih Kami, yang bagian dari Adam, bersamanya
dalam tempayan- mendengarkan
Nyanyian para Malaikat dan Muqarrabin.
Menggoncangkannya dengan metode dan Meski tumpul dan menyedihakan, ingatan
ketrampilan, serta mengajariku bahwa diriku kami
yang sebenarnya tersembunyi. Masih menyimpan gema alunan nada surgawi.

Dadih telah basi: jagalah, jangan biarkan ia Oh, musik adalah hidangan bagi para pencinta,
mengalir sampai kau sadap mentega Musik ’kan melambungkan jiwa ke dunia
daripadanya. Sana.
Bara berpijar, api abadi pun kian berkobar:
Ubahlah ia secara terampil, sampai ia dapat Sembari menikmati dengan suka-ria kami pun
mengungkapkan rahasianya. dengar.

Kefanaan tubuh adalah bukti keabadian ruh: CINTA DALAM KETIADAAN


berkeliarannya pemabuk yang bersuka-ria
membuktikan adanya pembawa cawan. Betapa tak ’kan sedih aku, bagai malam, tanpa
hari-Nya serta keindahan wajah hari terang-
NYANYIAN SERULING BAMBU Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku:
Dengarkan nyanyi sangsai Seruling Bambu semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih
Mendesah selalu, sejak direnggut yang membuat pilu hatiku!
Dari rumpun rimbunnya dulu, alunan Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi
Lagu pedih dan cinta membara. kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya.
Titk air mata demi Dia adalah mutiara, meski
“Rahasia nyanyianku, meski dekat, orang menyangka sekedar air mata.
Tak seorang pun bisa mendengar dan melihat Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun
Oh, andai ada teman tahu isyarat sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma
Mendekap segenap jiwanya dengan jiwaku! berkisah.
Hatiku bilang teriksa oleh-Nya, dan
Ini nyala Cinta yang membakarku, kutertawakan seluruh dalihnya.
Ini anggur Cinta mengilhamiku. Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang
Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung,
dan akulah ambang pintu-Mu! DUKACITA KEMATIAN
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan
mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, di Pangeran umat manusia (Muhammad)
manakah “kita” dan “aku”? sungguh mengatakan bahwa tak seorang pun
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan yang meninggalkan dunia ini
“aku”, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan Merasa sedih dan menyesal karena telah mati;
wanita. sebaliknya, dia bahkan sangat menyesal
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, karena telah kehilangan kesempatan,
Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagian- Seraya berkata pada dirinya, ”Mengapa tak
bagian musnah, Engkau-lah Kesatuan itu. kujadikan kematian sebagai tujuanku –
Engkau ciptakan ”aku” dan ”kita” supaya kematian sebagai gudang menyimpan segala
memainkan puji-pujian bersama diri-Mu, keberuntungan dan kekayaan,
Hingga seluruh ”aku” dan ”engkau” dapat Dan mengapa, karena tampak ganda, aku
menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam tambatkan hidupku pada bayang-bayang yang
sang Kekasih. mudah lenyap dalam sekejap?”
Dukacita kematian tiada hubungannya dengan
”PERKAWINAN” ajal, karena mereka asyik dengan wujud
keberadaan yang menggejala
Betapa bahagia saat kita duduk di istana, kau Dan tak pernah memandang seluruh buih ini
dan aku, bergerak dan hidup karena Sang Lautan.
Dua sosok dan dua tubuh namun hanya satu Bila Sang Lautan telah menepiskan buih ke
jiwa, kau dan aku. pantai, pergilah ke kuburan dan lihatlah
Harum semak dan senandung burung ’kan mereka!
menebarkan pesona Tanyakan kepada mereka, ”Di manakah arus
Pada saat kita memasuki taman, kau dan aku. gelombangmu kini?” dan dengarlah jawaban
Bintang-bintang nan beredar sengaja menatap bisu mereka, ”Tanyakan kepada Sang Lautan,
kita lama-lama: bukan kepada kami”.
Bagi mereka kita ’kan jadi bulan, kau dan aku. Bagaimana buih dapat melayang tanpa
Kau dan aku, yang tak terpisahkan lagi, ’kan ombak? Bagaimana debu terbang ke puncak
menyatu dalam kenikmatan puncak, tanpa angin?
Bercanda ria serta bebas dari percakapan Bila kaulihat debu, lihatlah pula Sang Angin;
dungu, kau dan aku. bila kau lihat buih, lihat pula Sang Samudra
Burung-burung yang terbang di langit ’kan Tenaga Penciptan.
menatap iri Mari, perhatikanlah, karena pernglihatan
Karena kita tertawa riang gembira, kau dan batinlah satu-satunya yang paling berguna
aku. dalam dirimu: selebihnya adalah keping-
Sungguh ajaib, kau dan aku, duduk di sudut keping lemak dan daging, pakaian dan
yang sama di sini, pembungkus (tulang dan nadi).
Pada saat yang sama berada di Irak da Leburkanlah seluruh tubuhmu ke dalam
khurasan, kau dan aku. Penglihatan Batin: lihat, lihat, lihatlah!
Sekilas hanya sampai pada satu dua depa
jalan; pandangan cermat akan alam duniawi
dan spiritual menyampaikan kita pada Wajah
Sang Raja.
TETAP INGKAR kemauan-bebas telah membuat punggungku
terasa memar
Apabila ada yang mengatakan kepada janin di Dilantak berat keranjang-keranjang yang
rahim, ”Di luar sana ada sebuah dunia yang sebentar merosot ke sisi sini sebentar ke sisi
teratur, sana.
Sebuah bumi yang menyenangkan, penuh Biarkan beban yang tak seimbang ini lepas,
kesenagan dan makanan, luas dan lebar; supaya aku dapat memamah rerumputan di
Gunung, lautan, dan daratan, kebun buah- Padang Rahmat-Mu.
buahan mewangi, sawah dan ladang terbetang, Bagai sebutir debu di udara, ratusan ribu tahun
Langitanya sangat tinggi dan berbinar, sinar aku melayang tak tentu arah tanpa mauku.
mentari dan cahaya bulan serta tak terkira Jika aku telah melupakan waktu dan keadaan
banyaknya bintang; itu, perpindahan dalam tidur ’kan
Keajaibannya tak terlukiskan: mengapa kau mengingatkan aku lagi pada kenangan.
tetap tinggal, mereguk darah, di dalam penjara Pada malam hari aku ’kan melarikan diri dari
yang kotor lagi penuh penderitaan ini? palang cabang empat ini menuju padang
Janin itu, sebagaimana layaknya, tentua akan penggembalaan ruh.
berpaling tak percaya sama sekali; karena Dari tidur sang perawat, kuhisap susu hari-hari
yang buta tak memiliki imajinasi. laluku, O Tuan.
Maka, di dunia ini, ketika orang suci Seluruh makhluk melarikan diri dari kemauan-
menceritakan ada sebuah dunia tanpa bau dan bebas dan keberadaan-diri mereka menuju ke
warna, diri mereka yang tak sadar.
Tak seorang pun di antara orang-orang kasar Di atas diri sendiri mereka letakkan anggur
yang mau mendengarkannya: hawa nafsu kehinaan dan nyanyian supaya dapat bebas
adalah sebuah rintangan yang kuat dan perkasa sesaat dari kesadaran diri mereka
– Semua tahu, keberadaan adalah sebuah
Begitupun dengan hasrat janin akan darah perangkap, sedangkan keinginan dan pikiran
yang memberinya makanan di tempat yang serta kenangan itu neraka.
hina
Merintanginya menyaksikan dunia luar, ”SEBUAH TIDUR DAN
selama ia tak mengetahui makanan selain KETERLENAAN”
darah semata.
Seseorang yang tinggal bertahun-tahun di
BELENGGU KEBERADAAN suatu kota, setelah ia tertidur segera,
Melihat kota lain yang penuh kebaikan dan
Dari-Mu air surut ini berasal dan dariku keburukan, serta kotanya sendiri hilang dari
mengalir; Selanjutnya, O Yang Maha Agung, pikirannya.
lautanku tenang. Ia tak pernah berkata pada dirinya, ”Ini sebuah
Kini, dari sumber yang sama darimana kota baru: aku adalah seorang asing di sini”;
kesengsaraan ini Engkau datangkan kepadaku, Sebaliknya, ia membayangkan selalu tinggal
kirimkanlah pula kesenagan nan penuh kasih- di kota ini, dilahirkan dan dibesarkan di sini.
sayang! Apakah mengherankan apabila, kemudian,
O Engkau yang penderitaannya membuat pria jiwa tak ingat lagi akan kampung halamannya
lemah bak wanita, tunjukkanlah kepadaku dan tanah kelahiran,
jalan yang satu itu, jangan biarkan aku tersesat Karena ia lelap saat di dunia ini, bagai sebuah
mengikuti sepuluh jalan! bintang diselimuti awan?-
Aku seperti seekor unta yang letih: pelana Apalagi saat ia melangkahkan kaki di berbagai
kota dan debu yang menutupi penglihatannya laut: ia kembali ke tempat dari mana ia datang-
berlum tersapu. Dari gunung arus air deras mengalir, dari
tubuh kita jiwa pun bergerak karena ilham
RUH ORANG-ORANG SUCI cinta

Ada air mengalir turun dari Surga CINTA, SANG PENERANG


Membersihkan dunia dosa berkat rahmat
Tuhan. Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat
Lantas, setelah seluruh persediaannya habis, pencinta:
kebajikannya pun sirna, Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita
Legam kena polusi dari yang bukan dirinya, hati ini.
segera Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah,
Kembali ia ke Sumber segala kesucian; isyarat
Setelah segar mandi, kembali ia ke bumi Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
menyapu agi, Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Menyeret jubah keluhuran cemerlang suci. Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada
akhirnya.
Air ini adalah Ruh Orang-orang suci, Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk
Yang senantiasa memberi, sampai akhirnya menerangkan Cinta,
papa, Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah
Balsem Tuhan kepada jiwa yang menderita, sang penerang Cinta itu sendiri.
kemudian kembali Bukankah matahari yang menyatakan dirinya
Kepada Dia yang mencipta cahaya Surga matahari?
paling murni. Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari
ada di sana.
PUTRA CAHAYA
CINTA WANITA
Di balik jubah bintang ada Bintang-bintang
yang tak berapi dan tak menakutkan, Jika secara lahir isterimu yang kauatur, maka
Mereka beredar di Langit lain, bukan di tujuh secara batin engkaulah yang diatur isterimu
langit yang dikenal kita semua, yang kaudambakan itu
Mereka tetap ada dalam radiasi Cahaya Tuhan, Inilah ciri khas Manusia: pada jenis binatang
tidak saling berhubungan maupun berpisah lain cinta kurang terdapat, dan itu
satu sama lain. menunjukkan rendahnya derajat mereka.
Siapa pun yang memperoleh keberuntungan Nabi bersabda bahwa wanita mengungguli
dari Bintang-bintang ini, jiwanya ’kan tetap orang bijak, sedangkan laki-laki yang sesat
mampu menghalau dan menghabiskan orang- mengunggulinya; karena pada mereka
orang yang tak beriman. kebuasan bintang tetap melekat.
Tuhan memercikkan Cahaya-Nya atas semua Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia,
jiwa manusia, namun hanya orang yang amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang.
dikaruniailah yang menyingsingkan lengan Wanita adalah seberkas sinar Tuhan: dia
bajunya ’tuk menerimanya; bukan kekasih duniawi. Dia berdaya cipta:
Dan, setelah memperoleh karunia cahaya itu, engkau boleh mengatakan dia bukan ciptaan.
mereka memalingkan wajahnya dari segala
kecuali Tuhan.
Begitulah yang berasal dari laut kembali ke
KEINDAHAN ILAHI rerumputan. Di sana seorang Sufi
Duduk, mata terpejam, kepalanya terkulai di
Para raja menjilat bumi tempat pekan raya atas lututnya,
terjadi, Tenggelam dalam tafakur yang dalam.
Karena Tuhan telah bercampur dalam bumi ”Mengapa,” tanya orang lain, ”anda tak
yang berdebu memperhatikan
Seteguk Keindahan tercecap dari cawan Tanda-tanda Tuhan Yang Maha Pengasih ini
pilihan-Nya. dipertunjukkan
Inilah dia, cinta terkasih – bukan bibir tanah Di sekelilingmu, yang Dia tawarkan untuk
liat ini – direnungkan?”
Yang kauciumi dengan ratusan kenikmatan, ”Tanda-tanda itu,” sahutnya, ”kulihat di
Lalu bayangkan, apa yang mesti terjadi bila dalam;
dirimu suci! Di luar tak lain kecuali simbol dari Tanda-
tanda.”
”KEPADA-MU AKU MENGHADAP”
Apakah segala keindahan di dunia ini?
Kau yang menghibur jiwaku di kala duka Bayang-bayang,
O kau harta ruhku di kala pahitnya maut Laqksana pantulan dahan bergoyang di
datang mencengkam! permukaan air mengalir,
Yang khayalan tak sanggup menduga, dan Dari taman abadi yang membentang
pengertian tak sampai menyaksikan, Tak pernah layu di dalam hati Manusia-
Mengunjungi jiwaku dari-Mu; maka kepada- manusia Sempurna.
Mu aku menghadapkan doaku.
Dengan keagungan-Mu ke kehidupan abadi PARA SUFI MENGETAHUI
kutetapkan tatapan mesraku,
Kecuali, O Raja, bila kemegahan duniawi Karena hanya Ma’rifah satu-satunya
menyesatkanku. tunggangan Mu’min sejati, dia mengetahui
Pertolongan dia yang membawa kabar gembira dengan pasti, dari siapa pun dia harus
dari-Mu, mendengarkan Ma’rifah,
Meski tanpa panggilan-Mu, bagi telingaku Dan ketika dia saling berhadapan dengannya,
lebih merdu daripada lagu-lagu. mana mungkin ada keraguan? Bagaiman
Walau Karunia yang tak pernah berhenti 'kan mungkin dia akan salah?
menawarkan kerajaan, Jika kau bilang pada orang yang kehausan –
Walau Harta benda yang Tersembunyi di “Ini segelas air: minumlah!”-
hadapanku ’kan diletakkan, Mungkinkah dia menjawab? – “Itu kan cuma
Aku akan bersujud dengan seluruh jiwaku, ucapan kosong: jangan ganggu aku, O
'kan kuletakkan wajahku pada debu pembual, enyahlah.”
Aku akan berseru, "Dari semuanya ini, cinta Atau andaikan seorang ibu berseru kepada
dari yang Satu itulah yang kudambakan!" bayinya, “Dengar aku ini ibumu: anakku!”-
Mungkinkah ia berkata? - “Tunjukkan dulu
buktinya, supaya aku nikmat menetek
KEBENARAN DALAM susumu.”
Bila penglihatan batin telah bersemayam di
Ada sebuah taman indah, penuh pohon dan lubuk hati seseorang, wajah dan suara nabi
buah-buahan jadi mu’jizat yang nyata.
Serta anggur dan kerindangan hijau Bila nabi berseru dari luar, jiwa orang itu akan
luluh memuja dari dalam, ORANG-ORANG MU’MIN SATU
Karena takkan pernah di dunia ini telinga jiwa JIWA
mendengar seruan yang sama seperti yang
didengarnya. Orang-orang Mu’min itu banyak, namun Iman
Seruan yang sangat mempesona itu terdengar itu hanya satu; tubuh mereka itu beraneka-
oleh jiwa yang menyendiri –seruan Tuhan, ragam, namun jiwa mereka hanya satu.
“Lihatlah, Aku dekat.” Selain pengertian dan jiwa yang juga dimiliki
sapi dan keledai, Manusia memiliki akal
TIDUR TERHADAP DUNIA pikiran dan jiwa lain.
Lagi pula, pada diri pemilik nafas Ilahi, ada
Setiap malam Kau bebaskan ruh kami dari jiwa lain yang lain dari jiwa manusia.
jerat tubuh dan Kau hapus seluruh kenangan Jiwa bintang tak memiliki kesatuan: jangan
dari ingatan. pula mencari kesatuan dari ruh halus itu.
Setiap Malam ruh kami bebas dari sangkar ini, Jika pemiliknya memakan roti, tetangganya
selesailah sudah segala pertemuan, bincang- tak merasa kenyang; tetangganya pun tak
bincang dan kisah. merasa terbebani, jika dia memikul beban;
Di malam hari para tahanan melupakan Bahkan senang atas kematian tetangganya dan
penjaranya, di malam hari para pembesar pun mati lantaran iri melihat tetangganya sejahtera.
melupakan kekuasaannya. Jiwa serigala dan anjing bercerai-berai; jiwa
Tiada duka, pertimbangan untung maupun Singa-singa Tuhan berpadu menjadi satu.
rugi, gagasan orang ini ataupun orang lain. Jiwa yang kubicarakan tentu saja jiwa mereka
Demikianlah keadaan orang Sufi, sekalipun yang banyak, karena Jiwa yang tunggal itu
dia tak lagi tidur: Tuhan berfirman, “(Kau ratusan kali banyaknya kalau dihubungkan
tentu mengira mereka itu bangun) padahal dengan badan.
mereka itu tidur.” Sama seperti tunggalnya cahaya matahari di
Dia tertidur, siang dan malam, terhadap langit menjadi ratusan kali banyaknya bila
urusan-urusan dunia ini, bagai sebuah pena di menyentuh haaman rumah yang disinarinya;
tangan Tuhan. Namun apabila kaupindahkan dinding-
Tuhan telah memperlihatkan sebagian dinding, seluruh cahaya yang berpendar itu
keadaannya, sedangkan orang yang kasar pun satu dan sama juga.
oleh tidur dapat terbuai: Apabila rumah jasmani tak memiliki fondasi
Ruh mereka masuk ke Hutan Belantara yang yang tersisa, Orang-orang Mu’min tetap satu
kata tak sanggup mengucap, kata-kata, jiwa jiwa.
dan tubuh mereka istirahat.
Hingga dengan sebuah siulan Kau panggil TANGGA MENUJU KE SURGA
mereka kembali ke jeratnya, membawa
mereka kembali ke keadilan dan pengadilan. Indera duniawi adalah tangga menuju ke dunia
Di saat fajar, seperti Israfil, Dia memanggil ini; indera religi adalah tangga menuju ke
mereka kembali dari Sana ke dunia rupa. Surga.
Ruh-ruh yang tak berbentuk Dia tawan sekali Mintalah kesejahteraan indera itu dari tabib;
lagi dan menjadikan setiap tubuh sarat ( mintalah kesejahteraan indera ini dari dari
dengan amal baik dan buruk). kekasih Tuhan.
Jalan spiritual adalah menghancurkan tubuh
dan, setelah itu, memperbaikinya demi
kemakmuran:
Hancurkan rumah itu demi harta keemasan,
dan dengan harta itu pula bangunlah rumah dapat melihat intisarinya:
yang lebih baik daripada yang sebelumnya; Tentram dalam derita, girang dalam sengsara.
Bendunglah air dan bersihkanlah dasar sungai, Hantu-hantu pengawal, yang menjaga dengan
kemudian biarkanlah air minum mengalir ke pentungan
dalamnya; Dan tirai perlindungan pintu gerbang isatan
Torehlah kulit dan cabutlah duri, kemudian Keindahan,
biarkan kulit segar tumbuh menutupi luka; Akan memberinya jalan, dan tanpa takut ia
Runtuhkanlah dan rebutlah benteng dari orang melangkah,
kafir, kemudian bangunlah di atasnya ratusan Sambil memperlihatkan panah San Raja, ia
menara dan kubu pertahanan. pun masuk ke dalam.
Kadang kala tindakan Tuhan nampak seperti
ini, kadang kala justru sebaliknya: agama ORANG YANG BERPALING
(yang benar) tak lain hanyalah kebingungan. KETIKA BERJALAN KE NERAKA
(Yang kumaksudkan) bukan orang yang
bingung sehingga memalingkan punggung Malaikat pelindung, yang biasanya berjalan
kepada-Nya; bukan itu, melainkan orang yang tak kelihatan di muka dan di belakangnya, kini
bingung dan tenggelam serta mabuk karena kelihatan seperti polisi.
Sang Kekasih. Mereka menyeret, memukulnya dengan
Sementara wajah orang lain hanya menghadap tongkat sambi membentak, ”Pergi kau, O
dirinya sendiri, wajahnya menghadap Sang anjing, ke kandangmu!”
Kekasih. Dia berpaling ke Hadirat Yang Maha Suci: air
Tataplah wajah setiap orang dengan seksama, matanya bercucuran bagai hujan musim gugur.
perhatikan baik-baik: mungkin dengan Selain harapan-apa lagi yang dia miliki?
melayani (para Sufi) engkau akan mengetahui Maka dari Tuhan di kerajaan Cahaya
wajah (Orang Suci). datanglah titah-"Katakan kepadanya: ’iniah
Karena setan sering berwajah Adam, jangan imbalan bagi orang yang tak pernah berbuat
ulurkan tanganmu ke sembarang tangan; kebajikan,
Karena pemburu unggas yang bersiul memikat Kau telah melihat catatan hitam dosa-dosamu.
burung dia telah bertekad untuk menangkap, Apa lagi yang kauinginkan? Mengapa kau
Siapa yang mendengar siulnya dan turun dari tetap tinggal di situ dalam kesia-siaan?”
udara ’kan menemukan dirinya telah terjerat, Dia menjawab, ” Tuhan, Engkau lebih
Begitulah caranya orang keji mencuri bahasa mengetahui, aku ratusan kali lebih buruk
para darwis untuk memikat dan menipu si daripada yang telah Engkau nyatakan;
lugu. Namun di balik upaya dan tindakanku, di balik
Perbuatan orang-orang suci itu seperti cahaya kebaikan dan kejahatanku, serta di balik iman
dan panas; perbuatan orang-orang jahat itu dan kufurku,
tipu muslihat dan tak tahu malu. Bahkan di balik hidupku yang lurus maupun
menyimpang-sungguh kumohon akan Kasih-
SUFI SEJATI Sayang-Mu.
Kembali kupalingkan diriku pada Karunia
Apa yang membuat orang jadi Sufi? Kesucian suci, tak kuperhatikan seluruh amal diriku.
hati; Engkau memberiku wujud sebagai jubah
Bukan gamis kumal dan berahi liar kehormatanku: aku selalu menyandarkan diri
Mereka yang terikat dunia yang jahat mencuri pada kasih-sayang itu.”
namanya. Ketika dia mengakui semua dosanya, Tuhn
Di tengah tumpukan sampah dia (Sufi sejati) berfirman kepada Malaikat, ”Bawa dia
kembali, karena dia tidak pernah kehilangan
harapan pada-Ku. Begitulah murit yang mementingkan diri
Sebagai seorang yang mempedulikan kesia- Tak melihat apa-apa dalam diri Syaikh kecuali
siaan, Aku akan membebaskannya dan dirinya sendiri.
menghapuskan seluruh pelanggarannya. Akal Universal memang fasih bicara
Aku akan menyalakan api Rahmat yang Di belakang cermin pelajaran Syaikh-
setidak-tidaknya perciknya saja dapat Ruh yang merupakan rahasia Manusia-
menghabiskan seluruh dosa dan beban serta Tak dapat dilihatnya. Kata-kata ditiru, dihafal
kemauan bebasnya. Itu saja. Jadi beolah dia yang tak punya
Aku akan meletakkan api di rumah Manusia sahabat akrab!
dan membuat duri-durinya bagai kuntum
bunga-bunga mawar.” BURUNG-BURUNG SULAIMAN

TEMPAYAN SPIRITUAL Kefasihan burung-burung istana hanyalah


gema: di manakah percakapan burung-burung
Kebenaranmu tersmbunyi dalam dusta, Sulaiman?
laksana rasa mentega dalam dadihnya. Bagaimana engkau akan mengenal pekik
Dustamu adalah tubuh yang fana ini; mereka, sementara engkau tak pernah melihat
kebenaranmu adalah ruh Ilahiah. Sulaiman walau hanya selintas?
Bertahun-tahun dadihlah yang tinggal dalam Jauh di seberang Timur dan Barat, terbentang
pandangan, sementara menteganya hilang sayap-sayap burung yang lagunya
bagai tak pernah ada, menggetarkan hati para pendengarnya:
Sampai Tuhan mengirim Utusan, seorang Dari ’Arsy Tuhan ke bumi dan sebaiknya ia
Hamba pilihan, untuk menggoncang dadih terbang dalam kemuliaan dan keagungan.
dalam tempayan- Burung yang terbang tanpa Sulaiman ini
Menggoncangkannya dengan metode dan hanyalah seekor kelelawar yang jatuh cinta
ketrampilan, serta mengajariku bahwa diriku kepada kegelapan.
yang sebenarnya tersembunyi. Dekatkan dirimu pada Sulaiman, O kelelawar
Dadih telah basi: jagalah, jangan biarkan ia hina, jangan biarkan dirimu selamanya dalam
mengalir sampai kau sadap mentega kegelapan.
daripadanya. Terbanglah ke arah itu hanya satu elo, dan
Ubahlah ia secara terampil, sampai ia dapat seperti elo yang engkau inginkan menjadi
mengungkapkan rahasianya. norma ukuran.
Kefanaan tubuh adalah bukti keabadian ruh: Sekalipun dengan pincang dan tertatih-tatih
berkeliarannya pemabuk yang bersuka-ria berjalan ke arah itu engkau akan dibebaskan
membuktikan adanya pembawa cawan. dari kepincangan dan ketertatihan.

PENGIKUT BUTA HAWA NAFSU

Beo yang tengah memandang cermin melihat Hawa nafsumu adalah induk segala berhala:
Dirinya, namun bukan gurunya yang sembunyi berhala jasmani adalah ular, namun berhala
di belakang, ruhani adalah naga.
Dan belajar percakapan Manusia, seraya Adalah mudah menghancurkan sebuah
mengira berhala, sangat mudah; namun menganggap
Burung sejenisnya tengah berbicara gampang menaklukkan nafsu adalah bodoh,
dengannya. bodoh sekali.
O anakku, jika kau ingin mengetahui bentuk- Bahagia.
bentuk nafsu, bacalah uraian tentang Neraka Jika pujian-pujian kepadaTuhan terucap dari
dengan tujuh pintunya. mulutnya. Tuan Sang Fajar mengubahnya
Tiap saat hawa nafsu melahirkan tipu menjadi buah Surga.
muslihat; dan dalam tiap tipu muslihat
tenggelamlah ratusan Fir’aun dan bala DOA BUAT AKHLAK UTAMA
tentaranya.
Marilah kita memohon pertolongan Tuhan
PESONA KEMATIAN untuk mengendalikan diri (adab) kita: orang
yang tak mengendalikan diri akan dijauhkan
Siapa yang menganggap kematian sangat dari karunia Sang Tuan.
mempesona adalah laksana Yusuf memberikan Orang yang tak berdisiplin tak hanya merusak
jiwanya demi tebusan; siapa yang diri sendiri: dia menyebabkan seluruh dunia
menganggapnya bagai serigala akan berpaling terbakar.
dari penyelamatan. Kemurungan dan penderitaan apapun yang
Setiap kematian seseorang itu sesuai dengan menimpa dirimu adalah akibat ketidaksopanan
sifat dirinya, anakku: bagi musuh Tuhan ia dan keangkuhanmu.
adalah musuh, bagi sahabat Tuhan ia adalah Orang yang akhlaknya tidak sopan di jalan
sahabat Sahabat adalah sesorang perampok yang
Di mata orang Turkoman cermin itu terang; di menyamun manusia: dia bukanlah manusia.
mata orang Etiopia ia gelap bagai orang Karena disiplin Langit dipenuhi cahaya, akibat
Etiopia. disiplin para Malaikat menjadi bersih dan suci.
Ketakutanmu terhadap maut sesungguhnya Karena ketidaksopanan matahari mengalami
adalah ketakutanmu terhadap dirimu sendiri: gerhana, dan keangkuhan menyebabkan
lihatlah apa yang sedang kau larikan dari 'Azazil terdepak dari pintu.
dirimu!
Itu adalah keburukan wajahmu sendiri, bukan BERSAHABAT DENGAN ORANG-
wajah maut: rumu bagai pohon, dan maut ORANG SUCI
laksana dedaunan.
Ia tumbuh darimu, apakah ia menjadi baik atau Tuhan memarahi Musa, berfirman, ”O kau
buruk: semua pikiranmu yang tersembunyi, yang telah melihat terbitnya bulan dari
curang atau wajar, lahir dari dirimu sendiri. dadamu,
Jika engkau dilukai duri-duri engkaulah Kau yang telah Aku terangi dengan Cahaya-
penanamnya; jika engkau berpakaian satin dan Ku! Aku adalah Tuhan, Aku sakit, kau tak
sutera, engkau sendirilah pemintalnya. datang menjenguk.
Ketahuilah bahwa perbuatan itu tak sama Musa menjawab, ”O Tuhan Yang Maha
dengan hasilnya; sebuah pelayanan tak selalu Tinggi, Engkau bebas dari cacat. Rahasia
sama dengan upahnya. apakah ini? Jelaskan, O Tuan!”
Gaji pekerja tidak sama dengan kerjanya: yang Tuhan berfirman lagi kepadaya, ”Mengapa
terakhir adalah aksiden, sedang yang pertama kau tak ramah bertanya tentang Aku ketika
adalah substansi. Aku sakit?”
Yang terakhir adalah usaha dan kerja-keras Dia menjawab, ”O Tuan, Engkau tak pernah
serta keringat, yang pertama adalah perak dan sakit. Aku tak paham: ungkapkan makna kata-
emas serta bahan makanan. kata-Mu itu.”
Jika pemuja nampak bersujud atau berlutut di Tuhan berfirman, ”Ya; seorang hamba-Ku
sini, di alam baka ’kan menjadi Taman Doa yang tersayang dan terpilih jatuh sakit. Aku-
lah dia. Ingatlah baik-baik: Dengan sangat marah kepada orang Muslim
Kelemahannya adalah kelemahan-Ku, sakitnya itu
adalah sakit-Ku.” Yang rumahnya tidak lagi tahu di mana dia?”
Siapa yang pernah duduk bersama Tuhan, Bukan, bukan marah,”
biarkanlah dia duduk di hadapan Orang-orang Jawab Izrail, ”Ketika aku memandangnya;
Suci. Namun melihatnya pergi, aku terperangah
Jika engkau terpisah dari Mereka, engkau heran.
dalam kebinasaan, karena engkau hanya Karena Tuhan telah menyuruhku mencabut
bagian tanpa keseluruhannya. nyawanya pada hari itu,
Siapapun yang di putuskan oleh Setan dari Di India. Di sana dengan penuh keheranan aku
persahabatan mulia itu, takkan tertolong dan menanti.
bakal binasa. Aku kira, bahkan jika ia punya seratus sayap
Tetaplah terlalu jauh baginya untuk terbang ke
ORANG YANG MELARIKAN DIRI India.”
DARI IZRAIL
Pertimbangkanlah segala sesuatu di dunia
Suatu pagi, datang pada Nabi Sulaiman yang dengan hukuman yang sama ini
berada di gedung pengadilan Dan bukalah matamu serta lihatlah! Dari
Seorang bangsawan, lari tergopoh-gopoh, siapakah
Wajahnya pucat karena sedih, kedua bibirnya Kita akan segera melarikan diri? Dari diri kita
membiru. sendiri? Mustahil!
”Sakitkah, engkau, Khwajah?” tanya Sang Lantas, dari Tuhan? Oh, sungguh kejahatan
Raja. yang sia-sia dan sangat menyedihkan!
Dia menjawab:
”Ah, waktu Izrail melemparkan pandangan ”DATANGLAH DENGAN SUKA
Kepadaku, ia penuh amarah dan kebencian.” HATI”
”Wahai pelindung hidupku,
Aku mohon kepadamu, perintahkanlah Angin Setiap pengembara buta, yang berbudi atau
membawaku langsung ke India: semoga, jahat, Tuhan memaksanya pergi, dikelilingi
setelah sampai di sana, hambamu akan selamat rantai, menuju ke Hadapan-Nya.
jiwanya dari Kematian.” Semuanya berjalan dengan rasa malas
sepanjang Jalan ini, kecuali hanya mereka
Betapa banyak orang yang melarikan diri dari yang diberitahu rahasia-rahasia tindakan Ilahi.
kedarwisan Perintah ”Datanglah engkau dengan terpaksa”
Jatuh ke dalam rahang serakah dan harapan ditujukan kepada pengikut yang buta;
yang sia-sia! "Datanglah dengan suka hati" diperuntukkan
Ketakutanmu kepada kedarwisan itulah yang bagi orang yang dibentuk oleh kebenaran.
membuat orang malang tadi berteror, Adapun yang pertama, seperti seorang bayi,
Keserakahan dan ambisi adalah India-mu. mencintai Jururawat hanya demi susu, yang
Nabi Sulaiman memerintahkan Angin cepat lainnya mempersembahkan hatinya kepada
membawanya Tuhan Yang Maha Lembut.
Melintasi lautan menuju pedalaman India. ”Bayi” tidak mengetahui kecantikan-Nya: ia
Esok harinya, ketika Sang Raja berada di tidak menginginkan dari-Nya kecuali susu
sidang umum, semata;
Dia bertanya kepada Izrail, ”Mengapa engkau Pencinta Jururawat yang sesungguhnya tidak
memandang mementingkan diri, tulus-ikhlas dalam
kesetiaan yang murni. keberanian?
Apakah pencari Tuhan itu mencintai-Nya demi Dengarlah, jangan mengebiri dirimu, jangan
sesuatu selain-Nya atau tidak, agar selalu jadi rahib: Kesucian tergantung pada adanya
dapat bagian dari kebaikan-Nya, nafsu.
Atau mencintai Tuhan demi Diri-Nya, sia-sia Perintah Tuhan, ’Makanlah kamu’ adalah
berada di samping-Nya, agar tidak dipisahkan untuk memikat selera; lantas, ’Janganlah
dari-Nya. berlebih-lebihan’: itu adalah kesederhanaan.
Dalam kedua hal itu pencarian maupun hasrat Tanpa rasa pedih menolak keinginan diri
itu berasal dari Sumber tadi: hati ini dijadikan bukanlah protasis; karenanya apodosis tidak
tawanan oleh Sang Hati yang sangat akan mengikuti.
mempesona. Betapa mengagumkannya protasis itu
alangkah menggembirakannya apodosis itu-
IMAN DAN AMAL suatu imbalan jasa yang memikat hati serta
meningkatkan kehidpan ruh!”
Tuhan telah memasang tangga di hadapan kita:
kita harus mendakinya, setahap demi setahap. JANGAN BEPERGIAN SEORANG
Engkau memiliki kaki: mengapa dibiarkan DIRI
lumpuh? Engkau punya tangan: mengapa jari-
jarinya tak kau pergunakan untuk Dalam agama kita bepergian diakui sebagai
menggenggam? peperangan dan bahaya; dalam agama Yesus
Kebebasan-kehendak adalah upaya untuk ia berarti mengasingkan diri ke gua dan
bersyukur kepada Tuhan atas Karunia-Nya; pegunungan.
kepasasrahanmu berarti mencampakkan Sunnah adalah jalan paling aman, dan
Karunia itu. masyarakat yang beriman adalah sebaik-
Bersyukur karena mampu bertindak bebas baiknya teman seperjalanan.
akan menambah kemampuanmu bersyukur Jalan menuju Tuhan itu penuh rintangan dan
kepada-Nya. Kaum Jabariyah merenggut apa kepedihan: bukan jalan bagi orang yang
yang Tuhan telah anugerahkan. seperti perempuan.
Para perampok itu berada di tengah Di atas jalan ini jiwa manusia diuji dengan
perjalanan: jangan tidur sampai engkau ketakutan, sebab sebuah ayakan dipergunakan
melihat gapura dan pintu gerbang! untuk menyaring sekam padi.
Apabila engkau bertawakkal kepada Tuhan, Jika engkau bepergian seorang diri, kuakui
bertawakkallah kepada-Nya dengan amalmu! bahwa engkau mungkin dapat menghindari
Sebarkanlah benih, kemudian serahkanlah serigala; akan tetapi engkau tidak akan
kepada Yang Maha Kuasa! merasakan kecergasan ruhani.
Orang bodoh, meskipun tidak sopan,
”TIADA RAHBANIYYAH DALAM dianjurkan dan diperkuat, O darwis, oleh
ISLAM” teman-teman seperjuangan.
Alangkah banyak tongkat dan gada yang akan
”O Burung Merak, jangan kaucabik bulu- menimpa ketika ia melintasi gurun pasir tanpa
blumu, kecuali hanya menghentikan hatimu teman!
dari kebanggaan karenanya: adanya musuh itu Ini berkata kepadamu dengan mutlak,
sangat diperlukan untuk mengibarkan Perang ”Perhatikanlah baik-baik! Jangan berpergian
Suci. seorang diri kecuali kalau engkau seorang
Tiada mungkin ada upaya menahan diri kalau yang bodoh!”
nafsu tak ada: tiada musuh, apa gunanya
BULU-BULU YANG INDAH orang sederhana bersemayam nyaman, bagai
bayi, di haribaan Sang Perencana.
”Haruskah aku mencabutnya,” keluh burung
merak, JALAN TASAWUF
”Bulu-bulu yang indah mempesona yang
hanya menggoda kebanggaanku ini.” Sumbatlah telinga nafsumu, yang bagai kapas
menutupi
Akan hal kehebatan bakat itu, baiklah orang Kesadaranmu dan membuat tuli telinga
bodoh berjaga-jaga: batinmu.
Mabuk pada umpan, namun tak pernah melihat Jadilah dirimu tanpa telinga, tanpa rasa, tanpa
perangkap. pemikiran,
Gunakan seluruh kekuatan dan kecakapanmu Dan dengarkanlah seruan Tuhan,
untuk takut kepada Tuhan, ”Kembalilah!”
Tiada kutukan yang sangat berbisa selain Atas perjalanan lahir, kata dan tindakan kita,
kebebasan-kehendak. Di atas langitlah perjalanan batin kita
Tubuh berjalan di atas jalannya yang berdebu
PEMBURU HARTA KARUN Ruh berjalan, bagaikan Yesus, di atas lautan.

Dia telah tertawan dalam doa ini ketika sebuah ORANG YANG SELALU RAGU
Suara yang datang dari Langit, menyapa,
”Engkau memang disuruh menyiapkan anak Filosof yang mengingkari Erangan Tiang
panah pada busurnya; namun siapakah yang adalah orang asing dalam pandangan para
menyuruhmu melepaskannya dengan sekuat wali.
tenaga? Dia mengatakan, pengaruh kesedihanlah yang
Kesombongan-dirilah yang mendorongmu ’tuk membuat pikiran orang dipenuhi khayalan.
merentangkan busur tinggi-tinggi dan Sebaliknya, khayalan kosong ini tak lain
memamerkan ketrampilanmu dalam seni merupakan pantulan dari kejahatan dan
panah-memanah. keingkarannya sendiri.
Engkau memang harus mempersiapkan anak Dia menyangkal adanya Setan, namun pada
panah di busur, namun janganlah kau tarik saat yang sama dia tengah dikuasai setan.
busur sekuat tenaga. Apabila engkau tak dapat melihat Setan,
Di mana anak panah itu jatuh, gali dan lihatlah dirimu sendiri! Tanpa kerakusan setan
temukanlah! Jangan kau andalkan kekuatan, takkan ada otot membiru di dahi.
burulah harta karun itu dengan permohonan Siapapun yang merasa ragu dihatinya adalah
yang lembut menyedihkan.” seorang filosof yang tersembunyi.
Yang hakiki itu lebih dekat daripada urat Mungkin keyakinannya tegas, namun pada
leher, dan engkau membidikkan anak panah suatu saat nada filosofisnya akan
pemikiran terlalu jauh dari sasaran menghitamkan wajahnya bagi orang-orang
Filosof membunuh dirinya dengan pemikiran. yang melihatnya.
Biarkanlah dia terus berlari: membelakangi Waspadalah, wahai orang-orang yang
harta karun. beriman! Nada seperti itu mungkin ada di
Sebagian besar yang ditakdirkan masuk Surga dalam dirimu: di dalam dirimu ada dunia yang
adalah orang-orang bodoh, sehingga mereka tak terhitung banyaknya.
menjauhkan diri dari kerancuan filsafat. Di dalam dirimu terdapat tujuh puluh dua
Jika orang pandai senang dengan rencana, glongan: celakalah jika suatu hari merka
menampakkan kepalanya!
KEBURUKAN DI DALAM DIRI Tuhan (Mahdi) dan Petunjuk (Hadi): dia
KITA tersembunyi maupun duduk di depanmu.
Dia laksana Cahaya Nabi, dan Akal Universal
Seekor Singa bergaul dengan seekor Kelinci: adalah Jibrilnya: wali yang lebih rendah
mereka berlari bersama ke perigi dan melihat menerima cahaya darinya, seperti sebuah
ke dalamnya. pelita.
Sang Singa melihat bayangan diri: di Tingkat wali yang berada di bawah ”pelita” ini
permukaan air tampaklah muka seekor Singa laksana ceruk-pelita: Cahaya bertingkat-
dan seekor Kelinci yang gemuk di tingakat.
sampingnya. Karena Cahaya Tuhan Memiliki tujuh ratus
Begitu ia melihat musuhnya maka ia segera tabir: anggaplah tabir-tabir Cahaya itu sebagai
meninggalkan kelinci dan meloncat ke dalam tingkat yang banyak.
perigi. Di belakang setiap tabir tinggallah segolongan
Ia jatuh ke dalam lubang yang telah ia gali wali tertentu: Tabir-tabir ini mendaki tingkat
sendiri: ketidakadilannyalah yang menerkem demi tingkat sampai ke Imam.
kepalanya sendiri. Cahaya bagi kehidupan paling atas adalah
O Pembaca, betapa banyak keburukan yang menyakitkan dan tak tertahankan bagi yang di
engkau lihat pada orang lain itu tak lain adalah bawah;
sifatmu sendiri yang terpantul pada diri Namun tingkat demi tingkat kesilauannya
mereka! berkurang; dan setelah melintasi tujuh ratus
Semua yang nampak pada mereka adalah tabir dia menjadi Lautan.
dirimu-kemunafikan, ketidakadilan, dan Api adalah baik bagi besi dan emas –
keangkuhanmu. bagaimana ia akan baik bagi kuinci dan apel?
Engkau tak mampu melihat jelas keburukan Apel dan kuinci hanya sedikit keras: tidak
dalam dirimu, kalau tidak begitu engkau akan seperti besi, mereka hanya membutuhkan
membenci dirimu sendiri dengan seluruh panas suam;
jiwamu. Tapi bagi api yang mudah menyerap kobaran
Seperti Singa yang menerkam bayangannya api dari lidah naga, panas suam itu terlalu
sendiri dalam air, engkau hanya menganiaya lunak
dirimu sendiri, O orang dungu. Apakah besi? Rasa malu-diri Darwis: di
Jika engkau telah mencapai dasar perigi sifat- bawah martil dan api dia merekah dan
sifatmu sendiri, maka engkau bakal bahagia.
mengetahui kejahatan pun ada di dalam Dia adalah bendaharawan api, yang selalu
dirimu. berhubungan langsung dengannya: dia
berjalan lurus menuju hati api.
Oleh karena itu dialah Hati dunia, karena
HIRARKI PARA WALI
hatilah tubuh melakukan fungsinya yang
sebenarnya.
Pada setiap zaman setelah Nabi Muhammad
muncullah seorang Wali sebagai wakilnya: Hati setiap orang laksana tubuh dalam
hubungannya dengan Hati semesta Wali.
umat manusia diuji sampai Hari Kebangkitan.
Siapa yang berbudi baik akan selamat, siapa
yang berhati lemah akan patah.
Wali itu, jadi imam yang hidup, muncul di
setiap masa, apakah dia keturunan ’Umar atau
’Ali.
Dia adalah orang yang diberikan petunjuk
PETUNJUK SPIRITUAL HIKMAH KESENGSARAAN

Nabi bersabda kepada ’Ali: "Wahai 'Ali, Lihatlah buncis dalam periuk, betapa ia
engkau adalah pahlawan yang gagah-berani, meloncat-loncat elama menjadi sasaran api.
engkau adalah Singa Tuhan, Ketika direbus, ia selalu timbul ke permukaan,
Namun jangan sandarkan dirimu pada merintih terus-menerus tiada henti,
keberanian: masuklah ke dalam naungan ”Mengapa engkau letakkan api di bawahku?
pohon-Palem harapan. Engkau membeliku: Mengapa kini kau siksa
Masuklah ke dalam naungan (pelindung) aku seperti ini?
Orang Bijak yang tak seorang pun dapat Sang isteri memukulnya dnegan penyedok.
menghentikannya. ”Sekarang,” katanya, ”Jadi benar-benar
Bayangannya di atas bumi ini bagai matanglah kau dan jangan meloncat lari dari
Pegunungan Qaf, ruhnya bagaikan Simurgh yang menyalakan api.
yang membumbung tinggi di angkasa. Aku merebusmu, namun bukan karena kau
Meski kupanjatkan pujiannya sampai Hari membangkitkan kebencian-ku; sebaliknya,
Kebangkitan, janganlah mencari tujuan inilah yang membuatmu menjadi lebih lezat
kepadanya. Dan menjadi gizi serta bercampur dengan jiwa
Matahari Ilahi menyelubungi diri-Nya dalam yang hidup: kesengsaraan bukanlah
Manusia: fahamilah rahasia ini, dan Tuhan penghinaan.
benar-benar mengetahui apa itu kebenaran. Ketika engkau masih hijau dan segar, engkau
Wahai, ’Ali, di balik semua amal pengabdian minum air di dalam kebun: air minum itu demi
di Jalan adalah bayangan Hamba Tuhan. api ini.
Apabila orang lain mencari keselamatan Kasih Tuhan itu lebih dahulu daripada
dengan menunaikan kewajiban-kewajiban permukaan-Nya, tujuannya bahwa dengan
agama, kasih-Nya engkau dapat menderita
Pergilah kau, carilah perlindungan dalam kesengsaraan.
naungan Orang Bijak yang melawan musuh di Kasih-Nya yang mendahului permukaan-Nya
dalam dirimu.” itu supaya sumber penghidupan, yang ada,
Setelah diterima oleh Pir, persembahkanlah dapat dihasilkan;
dirimu kepadanya: tunduklah, seperti Musa, Bahkan kemudian Tuhan Yang Maha Agung
kepada wewenang Khidir. membenarkannya, berfirman, ’Sekarang
Apapun yang mungkin Khidir perintahkan engkau telah tercuci bersih dan keluarlah dari
kepadamu, embanlah dengan sabar, agar ia sungai.’
jangan berkata: ”Pergilah, di sini kita Teruslah, wahai buncis, teruslah dalam
berpisah.” kesengsaraan sampai wujud ataupun diri tak
Meskipun dia menenggelamkan perahu, tersisa padamu lagi.
diamlah! Sekalipun dia membunuh seorang Jika engkau telah terputus dari taman bumi,
anak, jangan renggut rambutmu! engkau akan menjadi makanan dalam mulut
Tuhan telah melukiskan tangannya sebagai dan masuklah ke kehidupan.
tangan-Nya sendiri, karena Dia telah Jadilah gizi, energi, dan pikiran! Engkau
berfirman, ”Tangan Tuhan di atas tangan menjadi air bersusu: Kini jadilah singa hutan!
mereka.” Awalnya engkau tumbuh dari Sifat-sifat
”Tangan Tuhan” ini membunuh muridnya, Tuhan: kembalilah kepada Sifat-Sifat-Nya!
kemudian membawanya masuk menuju Engkau menjadi bagian dari awan, matahari
kehidupan kekal-abadi. dan bintang-bintang: Engkau ’kan menjadi
jiwa, perbuatan, perkataan, dan pikiran.
Kehidupan binatang muncul dari kematian pengaruh lewat jalur yang tersembunyi.
tetumbuhan: maka perintah, ’bunuhlah aku, Dampak keajaiban-kajaiban bagi benda-benda
wahai teman setia,’ adalah benar. mati hanyalah asesori: tujuan sebenarnya tak
Lantaran kemenangan menanti setelah mati, dapat dilihat.
kata-kata, ’Lihatlah, karena dibunuh aku Alangkah unggulnya roti yang terbuat tanpa
hidup,’ adalah benar.” adonan – meja hidangan ’Isa al-Masih dari
Langit, buah-buahan Maryam yang tak pernah
dikenal di kebun buah-buahan!
”RUH MENOLONG KELEMAHAN
KITA” TIADA KEBERHASILAN TANPA
USAHA
Kebaikan yang engkau tegakkan,
bagaimanapun juga, Ketika kauletakkan muatan di atas palka kapal,
Ketidaksempurnaannya akan selalu usahamu itu tanpa jaminan,
tersembunyi darimu; Karena engkau tak tahu apakah engkau bakal
Karena bila keburukan ditampakkan nyata, tenggelam atau sampai tujuan.
jiwamu yang membenci Jika engkau berkata, ”aku takkan berlayar
Akan berpaling dan terbang dari kutub ke sampai aku yakin akan nasibku,” maka engkau
kutub terjauh. takkan berniaga: lantas rahasia kedua nasib ini
Maka, ketika engkau tinggalkan suatu takkan pernah terungkap.
perbuatan dosa Saudagar yang penakut takkan meraih untung
Itu karena Tuhan menunjukimu bagaimana meupun rugi; bahkan sesungguhnya ia merugi:
menghindarinya. orang harus mengambil api agar dapat cahaya.
Wahai Tuhan Yang Maha Agung, yang Karena seluruh kejadian berjalan di atas
kepada-Nya penyamaran akan sia-sia belaka, harapan, maka hanya Imanlah tujuan terbaik
Janganlah sembunyikan keburukan kami, harapan, karena dengan Iman memperoleh
biarkan kami melihatnya jelas! keselamatan.
Namun tutuplah kelemahan hasrat baik kami,
Agar kami tidak kehilangan semangat, PAHALA KEBAJIKAN
bimbang dan kehabisan waktu.
Pada Pertemuan Pengadilan orang-orang
KEAJAIBAN YANG TAK Mu’min akan berkata, ”Wahai Malaikat,
TERLIHAT bukankah Neraka itu jalan umum
Yang dilalui orang-orang mu’min dan kafir?
Rahasia keajaiban-keajaiban dan keagungan- Namun kami tak melihat asap maupun api
keagungan yang melimpah dari Pir ’kan dalam perjalanan kami.”
mengubah hati murid; Maka Malaikat menjawab: ”Kebun yang
Karena di dalam diri para wali tak terkira terlihat ketika kalian lalui
banyaknya kebangkitan ruhani, yang Sebenarnya itulah Neraka, namun bagi kalian
sekurang-kurangnya ialah semua yang dekat tampaknya bagai kebun hijau yang indah.
dengannya menjadi mabuk kepayang kepada Karena kalian berjuang melawan nafsu dan
Tuhan. memadamkan kobaran berahi demi Tuhan,
Apabila keajaiban yang jelas, seperti Nabi Maka ia menjadi hijau dengan kesucian dan
membelah bulan, menimbulkan pengaruh menerangi jalan keselamatan;
langsung pada jiwa, Karena kalian mengubah bara kemarahan
Itu disebabkan jiwa disentuh Sang Pembikin menjadi kelembutan, dan kebodohan yang
kelam menjadi pengetahuan yang terang; Dan apabila engkau melihat wajah buruk di
Karena kalian membuat jiwa yang berapi-api cermin, itulah wajahmu; dan jika engkau
(nafsu) menjadi kebun buah-buahan di mana melihat ’Isa dan Maryam, itulah dirimu.
burung Bulbul selalu memanjatkan doa dan Dia bukan ini atau itu; dia suci dan bebas dari
pujian – diri: dia menampilkan bayanganmu di
Maka bagi kalian api Neraka berubah menjadi hadapanmu.
tumbuh-tumbuhan hijau, bunga-bunga mawar,
dan kekayaan tanpa akhir.” HAKIM YANG ADIL

PANDANGAN WALI TENTANG Dia adalah utusan Tuhan dan bayangan dari
KEABADIAN hukum-Nya, cermin yang memperlihatkan
ihwal kebenaran setiap penuntut dan terdakwa;
Apa yang kaulihat di dalam cermin yang Karena dia memberikan hukuman atas nama
cemerlang – Pir melihatnya lebih jelas orang yang bersalah; bukan karena amarah,
dibandingkan yang tampak pada batu besi keuntungan maupun kehormatan.
yang kasar. Dia yang memukul dan membunuh demi
Para Pir adalah mereka yang ruhnya berada kepentingannya sendiri haruskah kena
dalam Lautan Kasih Ilahi sebelum dunia ini tanggung jawab; dia yang memukul dan
ada. membunuh demi kepentingan Tuhan adalah
Mereka hidup bertahun-tahun sebelum tubuh kebal.
tercipta; mereka telah mengetam gandum Jika ayah memukul anaknya yang tidak
sebelum ditabur. melaksanakan kewajibannya dan si anak mati,
Sebelum bentuk dicetak, mereka telah maka sang ayah harus membayar darah yang
mendapat ruh; sebelum lautan dibuat, mereka ter-curah,
telah menguntai mutiara. Karena dia memukulnya demi kepentingan
Ruh telah melihat anggur di dalam buah sendiri: seorang anak harus berbakti kepada
anggur, ruh telah melihat sesuatu yang ada ayahnya.
dalam yang tak ada – Namun jika seorang murit dicambuk lantas
Keterbatasan sebagai ketakterbatasan, emas mati: gurunya tidak kena hukuman;
cetakan sebelum adanya tambang. Karena bukan tugas sang anak mengabdi pada
gurunya; maka dalam menghukum murid dia
HATI-HATILAH MELUKAI WALI tidak memperoleh keuntungan apa-apa.
Guru adalah wakil Tuhan; dan peraturan yang
Hati-hatilah! Wahai kalian yang menikam sama juga berlaku untuk setiap wakil.
seorang yang sepi-ing-pamrih dengan pedang, Penggallah kepalamu sendiri! Apapun yang
sesungguhnya kalian tenggelam menikam engkau lakukan tanpa pamrih, itulah makna
dirimu sendiri. dan ’bukan kamu yang melempar ketika kamu
Karena seorang sepi-ing-pamrih itu telah wafat melempar.'
dan selamat; dia menetap dalam keselamatan
selama-lamanya. KATA-KATA YANG BAIK
Wujudnya telah hilang, dia menjadi sebuah
cermin: tak ada yang tampak padanya kecuali Ibu selalu mencari anaknya: yang asas
bayangan wajah orang lain. mengejar turunannya.
Jika engkau, meludahinya, engkau meludahi Jika air tertahan dalam sebuah tangki, angin
dirimu sendiri; jika engkau memukul cermin, ’kan menghirupnya; karena angin adalah ruh
engkau memukul dirimu sendiri; yang asasi, kuat dan bebas.
Angin membebaskan air dan dalam zikirmu adalah ”Aku di sini’-Ku, dan
menghembuskannya jauh ke sumbernya, sesungguhnya permohonan dan duka
sedikit demi sedikit, sehingga engkau tak Dan semangatmu adalah utusan-Ku kepadamu.
dapat melihatnya; Ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk
Dan jiwa kita bagaikan nafas puji-pujian yang menangkap Karunia-Ku:
menyelinap, sedikit demi sedikit, pergi dari Di balik setiap ’O Tuhan’-Mu selalu ada ”Aku
penjara dunia ini. di sini’ dari-Ku.”
Harumnya kata-kata baik kita terbang menuju
kepada-Nya, ke mana pun terbangnya Dia JIWA SHALAT
Maha Mengetahui.
Nafas kita membumbung tinggi bersama kata- Jalaluddin ditanya, ”Adakah jalan yang lebih
kata pilihan, sebagai kado dari kita, menuju dekat menuju Tuhan daripada Shalat?”
tempat yang kekal; ”Tidak,” dia menjawab; ”namun shalat itu
Kemudian datanglah pahala atas puji-pujian bukan hanya bentuknya saja. Shalat itu ada
kita, beripat ganda, dari Tuhan Yang Maha permulaan dan ujungnya, sepertinya semua
Penyayang. yang berbentuk dan bertubuh dan yang
Lantas Dia menyuruh kita mencari kata-kata melibatkan ucapan dan suara; tapi jiwa itu
baik lebih banyak lagi, agar hamba-Nya bebas dan tak terbatas. Para Nabi telah
mendapat Kasih-Sayang-Nya lebih banyak memperlihatkan hakekat shalat yang
pula. sesungguhnya. ...Shalat adalah ketenggelaman
Sesungguhnya sumber kebahagiaan dalam doa dan ketidaksadaran jiwa, sehingga seluruh
adalah Cinta Ilahi yang tanpa henti membawa bentuk-bentuknya tinggal di permukaan.
jiwa ke rumahnya kembali. Shalat itu, bahkan Jibril, yang merupakan ruh
Suci tak dapat ruang. Orang dapat bekerja,
”AKU DI SINI” siapa yang shalat seperti ini dikecualikan dari
kewajiban agama, karena dia kehilangan
Suatu malam seorang berseru ”Allah!” kesadaran. Tenggelam dalam Kesatuan Ilahi
berulang-kali hingga bibirnya menjadi manis itu adalah jiwa shalat.”
oleh puji-pujian bagi-Nya.
Setan berkata, ”Hai kau yang banyak berkata- KEKASIH YANG BERKATA ”AKU”
kata, mana jawaban ’Aku di sini’ (labbayka)
atas semua seruan ’Allah’ ini? Seseorang mengetuk pintu kekasihnya: ”Siapa
Tak satu pun jawaban yang datang dari ’Arsy: di situ?” tanya sang kekasih.
berapa lama kau akan berkata ’Allah’ dengan Dia menjawab, ”Aku.” ”Pergilah seru
wajah suram? kekasihnya, ”ini terlalu cepat: di atas mejaku
Ia pun patah hati dan berbaring tidur: dalam tiada tempat yang masih mentah.”
mimpi dia melihat Nabi Khidir di antara Bagaimana yang mentah dapat dimasak kalau
dedaunan, bukan dalam api ketiadaan? Apa lagi yang
Yang berkata, ”Dengar, engkau telah berhenti dapat melepaskannya dari kemunafikan?
memuji Tuhan: mengapa engkau sesali Dengan sedih dia pun pergi, dan sepanjang
zikirmu kepada-Nya?” tahun hatinya terbakar oleh api perpisahan;
Dia menjawab, ”Karena tak datang jawaban Maka datanglah ia kembali mondar-mandir di
’Aku di sini’: aku takut diriku dijauhi dari samping rumah kekasihnya.
Pintu-Nya.” Dia mengetuk pintu dengan ratusan kecemasan
Nabi Khidir menyahut, ”Justru sebaliknya; dan harapan, kuatir kalau kata-kata tak pantas
Tuhan berfirman: Sesungguhnya ’Allah’ bakal terucap dari bibirnya.
”Siapa di situ?” seru sang Kekasih. Dia gumpalan yang tak berakal.
menjawab, ”Engkau, wahai pesona seluruh Yang kemurkaan-Mu membutakan hati dan
hati!” penglihatan batin,
”Kini,” sapa sang kekasih, ”karena engkau Pujianku bukan memuji-Mu, O Tuhan Yang
adalah aku, masuklah; tiada ruang untuk dua Mahakuasa;
aku dalam ruangan ini. Karena pujian itu wujud, dan mewujud itu
Dua ujung benang bukanlah untuk selubang dosa.
jarum: karena engkau adalah satu, masuklah
ke lubang itu.” PENGETAHUAN ADALAH
Inilah benang yang memasuki lubang itu: unta KEKUATAN
takkan diterima masuk lubang jarum itu.
Bagaimana unta dapat diperkecil kecuali Pengetahuan adalah materai Kerajaan Nabi
dengan gunting zuhud? Sulaiman: seluruh dunia adalah bentuknya,
Tapi itu, wahai pembaca, memerlukan Tangan dan pengetahuan adalah jiwanya.
Tuhan, yang merupakan Pembuat dan Pencipta Karena hikmah ini, makhluk-makhluk yang
setiap kemustahilan. hidup di lautan, di berbukitan, dan di daratan
Yang bukan-wujud pun, meski lebih mati tak berdaya di hadapan Manusia.
dibandingkan yang mati harus mendengarkan Macan dan singa takut terhadapnya; buaya
ketika Dia menitahkannya mewujud. sungai yang besar pun gemetar.
Bacalah ayat, ”Setiap waktu Dia dalam Peri dan jin mencari tempat perlindungan
kesibukan”: janganlah menganggap-Nya terhadapnya, masing-masing bersembunyi di
menganggur dan lamban. tempat persembunyian.
Setidak-tidaknya, kegiatan-Nya tiap hari, Manusia mempunyai banyak musuh rahasia:
mengirimkan tiga pasukan: orang yang waspada adalah orang yang bijak.
Sepasukan sulbi para ayah menuju para ibu, Ada banyak makhluk tersembunyi, yang jahat
supaya benih dapat berkembang di dalam dan yang baik: setiap saat serangan mereka
kandungan; mendarat di lubuk.
Sepasukan dari kandungan menuju Bumi, Tusukan ilham malaikat dan godaan setan
agaar dunia terisi dengan lelaki dan datang ribuan, bukan hanya satu.
perempuan; Tunggulah sampai pancainderamu diubah,
Sepasukan dari Bumi menuju kawasan di balik sehingga engkau dapat melihat kehadiran
kematian, sehingga setiap orang dapat melihat makhluk yang gaib ini
indahnya segala amal baiknya. Dan lihat siapa yang kata-katanya telang
engkau tolak serta siapa yang telah engkau
jadikan panutanmu.
TUHAN DI ATAS PUJIAN
NAMA KITA YANG SEBENARNYA
Jika sinar Yang Maha Bijak menyambar tanah
dan lempung Pernahkah kau dengar nama dari segala
Mau menerima benih, Bumi menepati sesuatu dari Yang Mengetahui?: Dengarlah
janjinya; makna rahasia ’Dia mengajarkan kepadanya
Di musim semi seluruh simpanan ia keluarkan Nama-nama.'
kembali, Bagi kita, nama segala sesuatu adalah bentuk
Begitulah ajaran Keadilan abadi. lahirnya; bagi Sang Pencipta, ia adalah
hakekat batinnya.
Wahai Engkau yang Rahmat-Mu mengajari Dalam pandangan Musa nama tongkatnya
adalah ”tongkat’; dalam pandangan Tuhan Pengetahuan spiritual manusia
namanya ”naga”. membumbungkannya ke atas; pengetahuan
Di dunia ini nama ’Umar adalah ”pemuja inderawi manusia adalah sebuah beban.
berhala”, namun di alam baka ia adalah Tuhsan telah berfirman, ’Seperti keledai yang
”mukmin yang sesungguhnya”. membawa kitab-kitab’: betapa berat
Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang pengetahuan yang tak diilhami oleh-Nya;
merupakan tujuan kita adalah nama kita yang Namun apabila engkau membawanya bukan
sebenarnya. untuk kepentingan diri sendiri, maka beban itu
akan terangkat dan kau akan merasa bahagia.
PENGETAHUAN LANGSUNG Bagaimana engkau bisa bebas tanpa anggur-
Nya, wahai engkau yang puas dengan tanda-
Mari, ketahuilah bahwa indera dan imajinasi Nya?
serta pengertianmu bagaikan batang bambu Apa yang lahir dari sifat dan nama? Khayalan;
yang ditunggangi anak-anak. namun khayalan hanya menunjukkan jalan
Pengetahuan spiritual manusia menuju kebenaran.
membumbungkannya ke atas; pengetahuan Tahukah kau nama tanpa hakekat? Atau
inderawi manusia adalah sebuah beban. pernahkah kau memetik mawar dari
Tuhsan telah berfirman, ’Seperti keledai yang M.A.W.A.R.?
membawa kitab-kitab’: betapa berat Engkau telah menyebutkan nama itu: pergi,
pengetahuan yang tak diilhami oleh-Nya; carilah sesuatu yang diberi nama, Bulan itu di
Namun apabila engkau membawanya bukan langit, bukan dalam air.
untuk kepentingan diri sendiri, maka beban itu Sudilah engkau pergi ke balik nama dan huruf,
akan terangkat dan kau akan merasa bahagia. sucikanlah dirimu sepenuhnya,
Bagaimana engkau bisa bebas tanpa anggur- Dan saksikan dalam lubuk hatimu sendiri
Nya, wahai engkau yang puas dengan tanda- seluruh pengetahuan para Nabi, tanpa buku,
Nya? tanpa belajar, tanpa pengajar.
Apa yang lahir dari sifat dan nama? Khayalan;
namun khayalan hanya menunjukkan jalan TRADISI DAN INTUISI
menuju kebenaran.
Tahukah kau nama tanpa hakekat? Atau Telinga adalah perantara, mata adalah pencinta
pernahkah kau memetik mawar dari yang menyatu dengan sang kekasih; mata
M.A.W.A.R.? adalah karunia nyata, sedangkan telinga hanya
Engkau telah menyebutkan nama itu: pergi, memiliki kata-kata yang menjanjikannya.
carilah sesuatu yang diberi nama, Bulan itu di Dalam mendengar ada perubahan sifat; dalam
langit, bukan dalam air. melihat, ada perubahan hakekat.
Sudilah engkau pergi ke balik nama dan huruf, Jika pengetahuanmu tentang api ditentukan
sucikanlah dirimu sepenuhnya, oleh kata-kata semata, coba matangkan dengan
Dan saksikan dalam lubuk hatimu sendiri api!
seluruh pengetahuan para Nabi, tanpa buku, Tiada kepastian intuitif sampai engkau
tanpa belajar, tanpa pengajar. terbakar, jika kau hasratkan kepastian itu
duduklah dalam api!
PENGETAHUAN LANGSUNG Apabila telinga semakin peka, ia bakal
menjadi mata; apabila sebaliknya, kata-kata
Mari, ketahuilah bahwa indera dan imajinasi terperangkap dan tak dapat mencapai hakekat.
serta pengertianmu bagaikan batang bambu
yang ditunggangi anak-anak.
PERASAAN DAN FIKIRAN PENDAKIAN JIWA

Zaid dipukul keras dari belakang. Baru saja ia Aku mati sebagai mineral dan menjadi
mau membalas, tumbuhan,
Yang memukulnya berteriak, ”Biarkanlah aku Aku mati sebagai tumbuhan dan muncul
bertanya dahulu: pertama jawablah, sudah itu sebagai hewan,
pukullah aku. Aku mati sebagai hewan dan aku menjadi
Aku memukul kudukmu, dan terdengar bunyi Insan.
tamparan. Sekarang aku bertanya ramah Mengapa aku mesti takut? Bilakah aku
kepadamu – menjadi rendah karena kematian?
’Apakah suara itu disebabkan oleh tanganku Namun sekali lagi aku akan mati sebagai
atau oleh lehermu. O kebanggan bangsawan?” Insan, untuk membumbung
Zaid menjawab, ”Rasa sakit yang kuderita Bersama para Malaikat yang direstui; bahkan
membuatku tiada waktu untuk memikirkan dari tingkat malaikat pun
masalah ini. Aku harus wafat: Segala akan binasa kecuali
Pikirkan sendiri: oranng yang merasa Tuhan.
kesakitan tidak dapat memikirkan masalah Ketika jiwa malaikatku telah kukorbankan,
seperti ini.” Aku akan menjadi sesuatu yang tak pernah
terperikan oleh pikiran.
CINTA DAN TAKUT Oh, biarkanlah aku tiada! Karena Ketiadaan
Membisikkan nada dalam telinga.
Sang Sufi bermi’raj ke ’Arsy dalam sekejap; ”Sesungguhnya kepada-Nya-lah kita kembali.”
sang zahid membutuhkan waktu sebulan untuk
sehari perjalanan. JALAN PENYANGKALAN
Meskipun, bagi sang zahid, sehari bernilai
besar sekali, namun bagaimana satu harinya Di hadapan orang Turki yang mabuk,
bisa sama dengan ’lima puluh ribu tahun’? penyanyi pengembara mulai menyanyikan
Dalam kehidupan sang Sufi, setiap hari berarti Perjanjian di alam keabadian antara Tuhan
lima puluh ribu tahun di dunia ini. dengan Jiwa.
Cintra (Mahabbah), dan juga gairah cinta ”Aku tak tahu apakah Engkau bulan atau
('isyq), adalah sifat Tuhan; takut adalah sifat berhala, aku tak tahu apa yang Engkau
hamba nafsu dan birahi. kehendaki dariku,
Cinta memiliki lima ratus sayap; dan setiap Aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk-
sayap membentang dari atas surga di langit MU, apakah aku akan terus diam atau
tertinggi sampai di bawah bumi. menyatakan-Mu dalam kata-kata.
Sang zahid yang ketakutan berlari dengan Sungguh mengagumkan bahwa Engkau Dekat
kaki; para pencinta Tuhan terbang lebih cepat denganku; namun di mana aku dan di mana
daripada kilat. Engkau, aku tak tahu.”
Semoga Rahmat Tuhan membebaskanmu dari Dengan cara inilah dia membuka bibirnya,
pengembaraan ini! Tak ada yang sampai hanya untuk menyanyikan ”Aku tak tahu, aku
kecuali rajawali yang setialah yang tak tahu.”
menemukan jalan menuju Sang Raja Akhirnya orang Turki itu meloncat marah dan
mengancamnya dengan sebatang tongkat besi.
”Bodoh benar kau!” ia berteriak, ”Katakan
kepadaku sesuatu yang kau ketahui, dan jika
kau tak tahu, jangan asal bicara.”
”Apa tujuan ocehanku ini?” sahut penyanyi sia-sia:
pengembara, ”maksudku gaib; Seluruh percakapan yang tinggi memikat
Sampai engkau menyangkal semua yang lain, telinga yang terpukau,
penegasan Tuhan lari darimu: aku menyangkal Segala pemandangan tersepuh emas, semua
supaya engkau dapat menemukan jalan tindakan berani cemerlang
penegasan. Akan hilang – musnah, meski tak seperti yang
Kumainkan nada sangkalan: jika engkau mati, kita takutkan.
kematian yang akan memperlihatkan rahasia –
Bukan kematian yang membawamu ke Selama mata air kehidupan terus tercurah,
kegelapan liang kubur, tetapi dengan kematian Tiap aliran yang kecil meng-alir penuh ke
engkau berubah dan masuk ke dalam Cahaya! induknya.
O Amir, gunakanlah tongkat itu untuk Karena baik aliran maupun sumber dapat
memukul dirimu: hancurkanlah egoisme selamanya mengalir,
sampai lumat!” Alangkah bodohnya ketakutanmu, betapa
keluh kesahmu sia-sia!
RUH ALAM SEMESTA
Apakah sumber ini, inginkan engkau
Alangkah luasnya dunia rahasia mengetahui benar-benar?
menggelinding, Jiwa yang menyebabkan segala sesuatu
Lautan Pikiran yang mengelilingi melingkar! diciptakan.
Bagai mangkuk yang di atasnya tubuh kita Pasti sungai-sungai takkan berhenti mengalir
mengapung cepat, Sampai terbungkam sumber-sumber
Hanya untuk memenuhi, tenggelam, dan keabadian.
akhirnya hilang
Tanpa percik gelembung dari Lautan yang Selamat berpisah, dan dengan pikiran tenang
melambungkan ke atas. Minumlah lagi dan lagi: biarlah yang lainnya
suka menganggap
Ruh yang tidak dapat engkau lihat, ia datang Mungkin dapat menemukan saluran yang
sangat dekat. kering,
Rasakanlah Kehadirannya! Jangan jadi kendi Atau mengukur aliran yang tak dapat diukur.
Penuh air, namun bibirnya kering kerontang;
Atau seperti penunggang kuda tanpa peduli Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk
jauh menunggang, sementara.
Namun tak pernah melihat kuda yang di Tersedia sebuah tangga yang dengannya
bawah pahanya. engkau dapat bercita-cita;
Dan langkah pertamamu, berjuang untuk terus
SUMBER KEHIDUPAN mendaki,
Dari mineral ke tumbuhan; lalu ke tingkat
Salinan-salinan yang buram keluar dari Surga, yang lebih tinggi
Lukisan-lukisan duniawi yang pucat dicipta
’tuk binasa, Ke kehidupan hewan; lantas, Manusia
Duka apa ini meski keindahanmu jadi hancur Berpengetahuan, berakal, dan beriman. O
Namun yang memberi tetap selamanya sungguh tujuan yang sangat mengagumkan!
bertahan? Tubuh ini, dari remah-remah debulah ia mulai
berasal
Oh, jangan sakiti hatimu dengan derita yang Betapa indahnya terbentuk segala
kesempurnaan! TAKDIR ILAHI
Namun perjalananmu belum berhenti sampai Adakah pelukis yang melukis sebuah lukisan
di sini: engkau akan menjadi indah demi lukisan itu sendiri?
Malaikat yang bijak dan tempat tinggalmu di Tidak, tujuannya ialah untuk menyenangkan
Surga. anak-anak atau mengingatkan kembali teman-
Teruslah berusaha, akhirnya terjunlah ke teman yang telah lama berpisah kepada
dalam Samudera yang luas, sehingga kenangan terhadap mereka yang mencintainya.
Tetesmu yang sedikit membuat lautan-lautan Adakah pembuat tembikar yang membuat
meluap tujuh kali tujuh lipat. kendi demi kendi itu sendiri dan bukan karena
mengharapkan air?
”Putera Tuhan!” Tidak, tinggalkanlah kata Adakah kaligrafer yang menulis demi tulisan
yang tak dapat disebutkan itu; semata dan bukan demi kepentingan
Katakanlah, ”Tuhan adalah Yang Maha Esa, pembacanya?
Yang Maha Suci, Kebenaran yang satu.” Ini seperti langkah dalam catur, anakku: hasil
Apakah meski bingkai dirimu akan menjadi dari setiap langkah dirasakan pada langkah
layu, tua, dan mati, selanjutnya.
Jika jiwa tetap segar muda dan abadi? Dengan memahami sebab di balik sebab, satu
setelah lainnya, engkau mencapai kemenangan
TUJUAN PENCIPTAAN dan mensekak-mati.
Orang yang jiwanya bebal tidak tahu
Hikmah Tuhan menciptakan dunia supaya bagaimana maju: dia berbuat berdasarkan
segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan- keyakinan serta melangkah secara buta.
Nya menjadi tersingkap. Keyakinan buta, jika engkau ikut bertempur,
Tuhan menimbulkan di atas dunia rasa sakit adalah sia-sia seperti keyakinan penjudi atas
ketika melahirkan agar apa yang Dia ketahui keberuntungannya.
menjadi terungkap. Apabila rintangan di muka dan di belakang
Engkau tak dapat sejenak pun berdiam diri, terangkat, maka mata akan menembus dan
engkau tak dapat istirah sampai berbagai hal membaca lembaran Yang Tak Terlihat.
yang baik atau buruk keluar dari dirimu. Orang yang waskita ini melihat ke belakang ke
Semua hasrat untuk berbuat ini ditakdirkan asal keberadaannya – dia melihat para
agar akhirnya kesadaran batinmu jelas tampak. Malaikat mendebat Yang Maha Kuasa ketika
Bagaimana yang nyata, yaitu tubuh, dapat hendak menjadikan Ayah kita (Adam) sebagai
diam jika benang, yakni pikiran, menariknya? wakil-Nya,
Dunia ini dan dunia sana tak henti-hentinya Dan, sambil mengarahkan matanya ke masa
melahirkan: setiap sebab adalah ibu, akibatnya depan, dia melihat segala sesuatu yang akan
adalah sang anak. terjadi hingga Hari Pengadilan.
Jika akibat lahir, ia pun menjadi sebab dan Setiap orang melihat sesuatu yang tak terlihat
melahirkan berbagai akibat yang menurut kadar cahayanya.
menakjubkan. Semakin sering ia menggosok cermin hatinya,
Sebab-sebab ini adalah generasi-generasi, semakin jelaslah ia melihat segala.
namun ia membutuhkan suatu penglihatan Kesucian ruhani terlimpah dari Karunia Ilahi;
yang sangat tajam untuk melihat mata keberhasilan dalam menggosoknya juga
rantainya. merupakan Anugerah-Nya.
Usaha dan doa tergantung pada cita-cita:
Manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya. Segala sesuatu yang baik ataupun yang buruk
Tuhan sendiri adalah Pemberi aspirasi: orang itu datang dari Penyebab: sebab-akibat dan
yang kasar takkan bercita-cita menjadi Raja; cara-cara, O tuan, adalah bukan apa-apa.
Namun takdir Tuhan tentang nasib tertentu Melainkan hantu yang tampak di atas jalan
bagi seseorang tidak merintanginya untuk raya Sang Raja agar kekuasaan-ketidaktahuan
berkemauan dan mengambil pilihan. dapat bertahan untuk sementara waktu.
Ketika kesulitan datang, orang yang bernasib
sial akan berpaling dari Tuhan, sementara PABRIK TUHAN
orang yang diberkahi akan mendekat kepada-
Nya Pekerja itu tersembunyi di dalam ruang kerja:
masuklah ke ruang kerja dan lihatlah Dia!
PENYEBAB Lantaran pekerjaan telah menenun cadar pada
Pekerja, engkau tidak dapat melihat-Nya di
Tuhan telah menetapkan aturan, sebab-akibat, luar pekerjaan-Nya.
dan cara-cara demi semua yang mencari-Nya Pekerja tinggal di dalam ruang kerja: tak
di bawah langit yang biru ini. seorang pun yang tinggal di luar menyadari-
Hampir segala hal berjalan menurut aturan itu, Nya.
namun adakalanya Kekuatan-Nya Maka, masuklah ke ruang kerja Ketiadaan,
menghancurkan aturan itu. agar engkau dapat merenungkan Pekerja dan
Dia menetapkan berbagai aturan dan sekaligus pekerjaan-Nya.
kebiasaan: Dia menciptakan keajaiban yang Fir’aun mengabdi diri pada kehidupan
nyata (mu’jizat) yang menyimpang dari material; maka dia buta terhadap ruang kerja
kebiasaan. Tuhan.
Wahai engkau yang terjerat sebab-akibat, Dan ingin mengubah serta menghindari apa
jangan bayangkan bahwa Penyebab itu telah yang telah ditentukan.
mati!
Penyebab mewujudkan apa pun yang Dia DUNIA WAKTU
kehendaki, Kemahakuasaan-Nya dapat
menghancurkan seluruh sebab-akibat; Setiap saat engkau mati dan kembali. ”Dunia
Namun umumnya, Dia melaksanakan ini hanya sekejab,” sabda Nabi.
Kehendak-Nya lewat jalan sebab-akibat, Pikiran kita adalah anak panah yang
supaya para pencari dapat mencapai apa yang dibidikkan oleh-Nya: Bagaimana ia akan tetap
diinginkan. tinggal di udara? Ia akan kembali lagi kepada
Apabila tiada sebab, bagaimana pencari bisa Tuhan.
meneruskan perjalanan? Dia mesti Setiap saat dunia diperbaharui kembali, dan
meninggalkan jejak yang tampak di atas jalan kita tidak menyadari perubahannya yang tak
yang dilalui. pernah berhenti.
Sebab-akibat adalah film bagi mata, namun Hidup pun senantiasa mengalir baru, meski
tidak setiap mata mampu merenungkan dalam tubuh tampak kemiripan bentuk yang
perbuatan-Nya. berkesinambungan.
Dibutuhkan penglihatan yang tajam untuk Karena cepatnya ia tampak
mencapai yang ada di balik sebab dan berkesinambungan, bagai kembang api yang
melepaskan seluruh film, engkau putar dengan tangan.
Sehingga dapat tampak Penyebab dalam dunia Waktu dan masa adalah gejala yang dihasilkan
tanpa ruang dan terlihatlah seluruh usaha dan oleh cepatnya Tindakan Tuhan,
perbuatan kita hanyalah air-liur.
Bagaikan puntung berapi yang cekatan diputar pandangan kita,
menimbulkan ilusi lingkaran api panjang. Gunung-gunung bertasbih bersama Nabi
Dawud, besi jadi bagai lilin di tangannya;
HAKEKAT DAN PENAMPAKAN Angin menjadi kendaraan bagi Sulaiman, laut
pun paham apa yang Tuhan titahkan pada
Cahayalah yang membuat warna dapat dilihat: Musa.
di malam hari Rembulan mematuhi isyarat yang diberikan
Merah, hijau, dan coklat muda hilang dari Muhammad, api unggun (Namrud) menjadi
pandanganmu. taman mawar bagi Ibrahim.
Maka lewat kegelapan engkau pun mengenal Mereka semua berseru, “Kami mendengar dan
cahaya: melihat serta mematuhi, meskipun bagi kalian,
Segala yang tersembunyi, oleh kebalikannya orang yang belum mengetahui, kami adalah
dapat tampak. benda mati.
Karena tak ada kebalikan bagi Tuhan, Dia, Mendakilah dari dunia benda ke dunia ruh,
melihat segala, menyangkal dengarkan suara keras dari alam semesta;
Diri-Nya selalu bagi penglihatan yang nisbi. Maka engkau akan mengetahui bahwa Tuhan
Dari rimbun yang gelap bagai singa bercahaya, diagungkan oleh segala benda mati:
Tubuh dari Jiwa yang tak tampak meloncat ke kesangsian yang dibuat para penafsir palsu
dalam cahaya. tidak akan memperdayakanmu.
Ketika gelombang pikiran dari Laut Hikmah
yang dalam CINTA: LAUTAN TAK BERTEPI
Muncul, ucapan dan suara dipakai untuk
mengungkapkan dirinya Cinta adalah lautan tak bertepi, langit hanyalah
Mengalir indah berkilauan, serpihan buih belaka.
Kemudian turun dan bercampur dengan Ketahuilah langit berputar karena gelombang
gelombang yang jatuh. Cinta: andai tak ada Cinta, dunia akan
Begitu segala yang indah binasa, untuk membeku.
diperindah kembali Bila bukan karena Cinta, bagaimana sesuatu
Oleh keindahan Yang Maha Esa, asal dari yang organik berubah menjadi tumbuhan?
segala yang indah, Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri
demi memperoleh ruh (hewani)?
TUHAN DI DUNIA Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan
diri demi nafas (Ruh) yang menghamili
Dunia itu beku, namanya jamad (tidak Maryam?
berjiwa): jamid berarti ”beku”, O tuan. Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai
Tunggulah sampai terbitnya matahari salju, tidak dapat terbang serta mencari padang
Kebangkitan, sehingga engkau dapat ilalang bagai belalang.
menyaksikan gerakan tubuh dunia. Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha
Karena Tuhan menciptakan Manusia dari Sempurna dan naik ke atas laksana tunas.
debu, maka sebaiknya engkau kenali sifat Cita-cita mereka yang tak terdengar,
sejati setiap partikel alam semesta, sesungguhnya, adalah lagu pujian Keagungan
Yang dari satu sisi mereka tampak mati, dari pada Tuhan.
sisi lainnya mereka hidup: di sini diam, di
Sana berbicara.
Jika Dia menurunkan mereka ke dunia kita,
tongkat Nabi Musa menjadi seekor naga dalam
CINTA ALAM SEMESTA Masing-masing saling mencinta demi
kesempurnaan pekerjaan mereka yang saling
Sesungguhnya, tak pernah pencinta mencari membutuhkan.
tanpa dicari pula oleh kekasihnya. Tanpa Malam, watak Manusia takkan
Apabila kilat cinta telah membakar hati yang menerima penghasilan, sehingga takkan ada
ini, ketahuilah bahwa di hati yang itu pun cinta Siang guna dibelanjakan.
telah bersemayam penuh gelora. Jiwa berkata kepada tubuh, “Pengasinganku
Apabila cinta Tuhan telah membara di relung lebih pahit daripadamu: aku adalah penghuni
hatimu, pastilah Dia telah mencintaimu. Surga.”
Tiadalah suara tepukan terdengar hanya dari Tubuh menginginkan tumbuh-tumbuhan hijau
sebelah tangan. Hikmah Tuhan dalam takdir dan siraman air, karena ia berasal daripadanya;
dan hukum yang menjadikan kita saling Jiwa menginginkan Kehidupan dan Tuhan
mencinta. Yang Maha Hidup, karena ia berasal dari jiwa
Oleh karena itulah setiap bagian dari dunia Yang Tak Terhingga.
diberi pasangan. Hasrat jiwa adalah pendakian dan keagungan;
Di mata orang bijak, Langit adalah laki-laki hasrat tubuh adalah harta dan kepuasan;
dan Bumi permpuan; Bumi memupuk seluruh Dan Yang Maha Luhur itu menginginkan dan
yang telah Langit turunkan. mencintai jiwa: perhatikan ayat “Dia
Apabila Bumi kekurangan Panas, Langit mencintai mereka dan mereka pun mencintai-
mengirimkannya; jika ia kehilangan embun Nya.”
dan kesegaran, Langit memulihkannya. Pokonya ialah bila seseorang mencari, jiwa
Langit berkeliling, laksana seorang suami yang dicarinya pun menginginkannya;
yang mencari nafkah demi isterinya; Namun kalau gairah pencinta membuatnya
Sedangkan Bumi sibuk mengurus rumah kurus-kering, maka gairah dari yang dicinta
tangganya: ia merawat yang lahir dan akan membuatnya indah dan semakin mem-
menyusui apa yang telah ia lahirkan. pesona.
Pandanglah Bumi dan Langit sebagai makhluk Cinta, yang membuat pipi sang kekasih
yang dikaruniai kecerdasan, karena mereka semakin merekah, memakan jiwa sang
melakukan pekerjaan makhluk yang berakal- pencinta.
pikiran. Ambar mencintai jerami kelihatanyya tak
Jikalau pasangan ini tidak menghasratkan apa-apa, sementara jerami
merasakanlebahagiaan dari satu dengan yang berjuang untuk dapat melangkah maju di jalan
lainnya, mengapa mereka melangkah bersama yang panjang.
laksana sepasang kekasih yang saling
mencinta? MANUSIA MAKROKOSMOS
Tanpa Bumi, bagaimana bunga dan pepohonan
akan tumbuh? Lalu, air dan panas Langit akan Dari jiwa-jiwa suci seterang bintang
menghasilkan apa? penyempurnaan selalu diberikan kepada
Karena Tuhan meletakkan gairah dalam diri bintang-bintang di langit.
pria dan wanita lewat persatuannya dunia Dari luar tampaknya kita diatur oleh bintang-
terselamatkan, bintang itu, padahal batin kitalah yang menjadi
Maka Dia menanamkan gairah ke dalam setiap pengatur langit.
jenis makhluk demi jenis makhluk yang lain. Oleh karena itu, sementara dari wujud engkau
Secara lahir Siang dan Malam saling adalah mikrokosmos, pada hakekatnya engkau
bertentangan: namun keduanya saling makrokosmos.
membantu demi satu tujuan. Tampaknya ranting itu sumber buah; padahal
ranting itu tumbuh demi buah. Berilah bantuan untuk memperbaiki bahtera
Jikalau bukan karena mengharap buah, jasmaniahnya: jadilah pelayannya yang
mengapa tukang kebun menanam pohon? terkasih dan hambanya yang setia.
Maka pada dasarnya pohon itu lahir dari buah, Pada hakekatnya bantuanmu adalah suatu
meski tampaknya ia dihasilkan oleh pohon. kebajikan bagimu, bukan baginya: Tuhan telah
Karena itu Muhammad bersabda, “Adam dan berfirman, “Jika engkau menolong Allah,
seluruh Nabi berbaris di belakangku di bawah niscaya engkau akan ditolong.”
benderaku.”
Ketika Tuan dari setiap adat dan pengetahuan SAKSI TUHAN
itu mengungkapkan pepatah, “Kami adalah
yang terakhir dan terkemuka:” Tuhan tidaklah mencipta di bumi atau di langit
Yakni, meskipun tampaknya aku lahir dari yang tinggi sesuatu yang lebih gaib daripada
Adam, namun sesungguhnya akulah leluhur ruh manusia.
dari setiap nenek-moyang. Dia telah menyingkapkan rahasia segala
Karena para Malaikat sujud kepadanya demi sesuatu, baik yang basah maupun yang kering,
aku, dan dia naik ke Langit Ketujuh karenaku, namun Dia menutup rahasia ruh: “ia termasuk
Maka Bapak Adam itu sesungguhnya lahir urusan Tuhan-ku.”
dariku: pohon itu lahir dari buah. Karena penglihatan Saksi yang mulia melihat
Ide, adalah yang pertama, datang terakhir ke ruh itu, maka sia-sialah tetap bersembunyi
dunia kenyataan, pada hakekatnya ide itulah daripadanya.
yang kekal-abadi.” Tuhan disebut “Yang Maha Adil”, dan Saksi
itu milik-Nya: Saksi yang adil itu adalah mata
MANUSIA SEMPURNA Sang Kekasih.
Sasaran Pandangan Tuhan di kedua dunia
Sang Qutb adalah singa: berburu adalah adalah kesucian hati: tatapan Sang Raja tertuju
urusannya; yang lainnya hanya memakan pada orang yang terkasih.
sisanya. Rahasia cinta-kasih-Nya yang beramain-main
Sejauh yang engkau mampu, usahakanlah dengan kekasih-Nya adalah sumber dari
untuk mengenyangkannya, sehingga dia dapat seluruh tabir yang telah Dia ciptakan.
memperoleh kekuatan serta memburu Oleh karena itu Tuhan kita Yang Maha
binatang-binatang yang buas. Pengasih berfirman kepada Nabi pada malam
Apabila dia sakit, orang-orang menderita mi’raj: “Kalau bukan karena engkau niscaya
kelaparan: semua makanan berasal dari tangan tidaklah Kuciptakan alam.”
sang Akal.
Seluruh pengalaman spiritual hanyalah sisa- MEDIATOR
sisanya. Ingatlah ini, apabila engkau
menginginkan mangsa. Nabi bersabda, “Tuhan tidaklah memandang
Dia bagaikan sang Akal, sedangkan mereka ke tubuh-tubuhmu: oleh karena itu dalam
laksana anggota-anggota tubuhnya; tata-kerja upayamu carilah si empunya Hati.”
tubuh itu tergantung pada sang Akal. Adalah karena Anugerah-Nya Tuhan
Kelemahannya terdapat pada tubuh, bukan memandangmu, bukan karena sujudmu dalam
pada jiwa; kelemahan terletak pada Bahtera, shalat maupun karena zakat.
bukan pada Nuh. Karena engkau menganggap semua hati seperti
Sang Qutb berputar mengedari dirinya, hatimu menjadi Hati, engkau meninggalkan
sementara di sekelilingnya berputarlah seluruh pencarian akan mereka yang memilikinya-
Benda Angkasa. Hati yang bila tujuh ratus Langit
memasukinya, akan hilanglah mereka dan Yang berjalan-jalan di atas bumi, seperti orang
tersembunyi dari penglihatan. yang masih hidup; namun ruhnya bertempat
Janganlah menyebut pecahan-pecahan hati tinggal di Surga,
sebagai ”Hati” ini: janganlah mencari Abu Karena dia telah dipindahkan sebelum mati
Bakr dalam diri Sabzawar! dan tidak akan dipindahkan ketika dia mati-
Si empunya Hati adalah sebuah cermin Suatu rahasia di luar pemerian, hanya
bermuka enam; melaluinya Tuhan melihat dimengerti oleh orang yang sedang sekarat-
segala sesuatu dari enam arah. Apabila ada orang yang ingin melihat orang
Apabila Tuhan menolak seseorang, adalah mati yang masih kelihatan berjalan di atas
demi dia; dan apabila Dia menerima bumi,
seseorang, adalah atas namanya. Biarkanlah dia melihat Abu Bakr, yang saleh,
Tuhan meletakkan Rahmat-Nya di atas telapak yang karena kebajikannya menjadi seorang
tangannya, dan telapak tangannya saksi yang benar bagi Tuhan menjadi
menyalurkannya ke seluruh tujuan Rahmat Pangeran kebangkitan.”
Tuhan. Muhammad lahir dua kali di dunia ini: dia
Keutuhan Rahmat Semesta di atas telapak mati terhadap semua yang terkadang tiada dan
tangannya adalah lengkap, mutlak, dan ada: dialah ratusan kebangktan kembali di sini
sempurna. dan kini
Wahai orang yang kaya, apabila engkau Sering mereka bertanya kepadanya, “Berapa
mengajukan seratus karung emas kepada jauhkah jalan menuju Kebangkitan?”
Tuhan, Dia akan berfirman, “Bawalah Hati Dan dia akan menjawab dengan kefasihan
sebagai kado bagi gerbang pintu-Ku: bisu, “Adakah seseorang yang bertanya bahwa
Berilah Aku Hati yang menjadi Kutub dunia akulah Kebangkitan itu?”
dan Jiwa dari jiwanya jiwa Adam!” Jadilah Kebangkitan dan lihatlah juga: menjadi
adalah syarat mutlak untuk melihat hakekat
ASKETISME DAN MA’RIFAH segala sesuatu.
Apakah ia terang atau gelap, sebelum engkau
Ahli ma’rifah adalah jiwa agama dan menjadi ia engkau tak akan pernah
kesalehan; ma’rifah adalaha hasil dari mengetahuinya secara sempurna.
berlalunya asketisme.
Asketisme adalah pekerjaan menabur benih; KEMATIAN DAN MAKAM MISTIK
ma’rifah adalah pertumbuhan dan hasil
panenan benih. Makammu bukanlah diperindah oleh batu,
Ahli ma’rifah adalah perintah untuk berbuat kayu dan plesteran;
benar dan kebenaran itu sendiri; dialah Bukan itu, melainkan dengan menggali
pengungkap rahasia-rahasia dan juga rahasia makam untuk dirimu sendiri dalam kesucian
terungkap. ruhani dan menguburkan egoisme dirimu di
Dia adalah Sang Raja kita hari ini dan esok; dalam egoisme-Nya
sekam adalah hamba untuk benihnya yang Dan menjadi debu-Nya dan terkubur dalam
baik. cinta-Nya, sehingga Nafas-Nya dapat
memenuhi dan menghidupimu.
“MATILAH SEBELUM MATI” Sebuah makam dan kubah menara kecil
tidaklah menyenangkan bagi para pengikut
Sang Nabi bersabda, “Wahai pencari rahasia- Yang Maha Besar.
rahasia, hendaklah engkau melihat orang mati Sekarang lihatlah orang hidup yang berkain
yang hidup, satin: apakah jubahnya yang indah itu
menuntun pengertiannya terhadap segala bayang-bayang bentuk benteng.
sesuatu? Bongkarlah benteng gelap itu, sehingga
Jiwanya tersiksa, kalajengking deritanya seluruh perbedaan akan hilang dari tengah-
berdiam di dalam hatinya yang benar-benar tengah bentuk yang banyak.
pedih.
Lahirnya, penuh dengan tanda jasa dan hiasan; DUNIA KHAYALAN
nemun batinnya mengerang, menjadi mangsa
berbagai pikirannya yang pahit; O Engkaulah yang menjawab doa tak terucap,
Dan lihatlah, orang lain, yang berjubah tua lagi yang setiap saat melimpahkan kepada hati
kumal, pikiran-pikirannya manis bagai tebu, ratusan karunia.
kata-katanya bagai gula! Engkaulah yang menggoreskan huruf-huruf
tulisan: bebatuan di sini menjadi lembut bagai
KESATUAN RUH lilin demi cintanya.
Engkaulah yang menulis nun-nya alis, shad-
Jika mawar telah layu dan taman bunga pun nya mata, dan jim-nya telinga sebagai sebuah
telah musnah, kemanakah kita akan mencari gangguan bagi pikiran-pikiran dan pengertian
harumnya mawar? Dalam air-mawar. kita.
Karena Tuhan tak dapat dilihat, maka Dia Karena huruf-huruf-Nya itu akal diciptakan
mengutus para Nabi sebagai khalifah-Nya. untuk menyusun tumpukan halusnya
Janganlah menyalahkan aku! Adalah salah kebingungan: tulislah. O penulis indah yang
untuk beranggapan bahwa khalifah dan Dia teladan!
yang mengutusnya adalah dua. Tak henti-hentinya Engkau ciptakan bentuk-
Bagi pemuja bentuk mereka adalah dua; bentuk khayalan yang indah di atas halaman
apabila engkau melepaskan diri dari kesadaran Ketiadaan.
bentuk, mereka adalah Satu. Di atas lembaran khayalan Engkau goreskan
Selama engkau perhatikan bentuk, huruf-huruf yang membingungkan-mata, raut
kegandaaanlah yang engkau lihat: pandanglah, muka, pipi, dan tahi lalat.
bukan pada mata, namun pada cahaya yang Aku mabuk oleh gairah Ketiadaan, bukan oleh
memancar dari keduanya. keberadaan, karena Sang Kekasih dari dunia
Engkau takkan dapat membedakan cahaya dari Ketiadaan lebih setia.
sepuluh lampu yang dinyalakan secara Tataplah betapa gemarnya orang gila pada
serentak, sejauh engkau hadapkan wajahmu garis-garis gelap yang digoreskan tanpa jari-
pada cahaya semata. jemari.
Dalam hal ruhani tiada pemilihan, tiada Setiap orang tergila-gila karena khayalan dan
bilangan, tiada kesaling-sendirian. demi harta menggali yang terpendam di sudut-
Betapa indahnya kesatuan Sahabat dengan sudut.
para sahabat-Nya! Kejarlah ruh itu dan Seseorang pergi ke gereja untuk menunaikan
dekaplah dalam dadamu. kewajiban agama; yang lain karena hasrat
Permalukanlah sikap yang suka memberontak yang kuat untuk menabur benih;
sampai ia punah: temukanlah harta benda Seseorang kehilangan jiwanya dalam doa
Yang Maha Esa! setan; sedangkan yang lainnya di atas bintang-
Singkatnya, dulu kita dan segala sesuatu bintanglah meletakkan kaki.
adalah satu esensi: kita adalah gumpalan Bagi penglihatan mata tampaklah segala
bersih seperti air. macam gerak di dunia luar timbul dari
Ketika Cahaya yang mempesona mengambil khayalan-khayalan di dalam pikiran.
bentuk, ia menjadi bermacam-macam, laksana Karena sasaran dari pencarian jiwa itu
tersembunyi, maka setiap orang mencarinya Sang pendeta tak mempunyai pengetahuan
pada arah yang berbeda, seperti para musafir yang nyata tentang dosa dan pengampunan;
yang mencari kiblat di tengah kegelapan. namun cinta dan iman adalah pemikat yang
Pada saat fajar tiba, ketika Ka’bah terlihat, sangat kuat pesonanya.
mereka menemukan siapa yang telah Di saat ketidakhadiran Cinta terciptalah
kehilangan jalan. berbagai bentuk khayalan; di saat kehadiran
Yang Maha Esa, Tanpa Bentuk Dia
DAYA TARIK CINTA mengungkapkan diri-Nya,
Berfirman, ”Aku-lah sumber asli ketenangan
Cinta dan khayalan menciptakan ribuan bentuk dan kemabukan: keindahan segala bentuk
indah seperti Yusuf; sesungguhnya mereka adalah pantulan dari-Ku.
adalah ahli sihir yang lebih mahir daripada Kini, karena engkau telah sering menatap
Harut dan Marut. pantulan-Ku, engkau mampu menatap Esensi
Di depan matamu mereka menghidupkan Suci-Ku.”
bayangan Sang Kekasih; engkau terpesona dan Begitu orang Kristen itu merasakan adanya
mengungkapkan seluruh rahasiamu renggutan dari Atas, akan adanya pendeta pun
kepadanya. dia tak sadar.
Bagai seorang ibu, di depan kuburan anaknya Di saat itu dia sangat mengharapkan
yang baru meninggal dunia, pengampunan dosa-dosanya dari Tuhan Yang
Berbicara kepadanya benar-benar dan Maha Pengasih di balik tabir.
sungguh-sungguh; karena dilanda dukacita, ia Apabila air-mancur memancar dari sebuah
membayangkan tanahnya menjadi hidup. batu, batu itu pun menghilang di dalam air-
Dan di dalam hatinya percaya sang anak mancur.
mendengarkannya. Lihatlah, daya tarik itu
disebabkan oleh Cinta! POHON-PIR ILUSI
Dengan mesra dan penuh air mata, berulang
kali dengan bijak ia letakkan bibirnya, di atas Pohon-pir inilah sumber egoisme dan
tanah segar makam anaknya. keberadaan-diri yang membuat mata berkedip
Sebegitu rupa, seakan selama hidup sang anak dan kabur.
tersayang, tidak pernah ia menciumnya. Apabila engkau turun, Wahai pendaki,
Namun cinta kepada yang mati takkan pikiranmu, kata-katamu, dan penglihatanmu
bertahan lama: ketika hari-hari berkabungnya tak lagi menjadi serba salah.
telah berlalu, kobaran dukacitanya pun lenyap. Karena kerendahan hati yang engkau
Cinta membawa pergi pesonanya: apinya pun perlihatkan pada waktu turun, Tuhan
hilang, hanya tinggal abunya. memberkahimu dengan pandangan yang
benar.
GEJALA: JEMBATAN MENUJU Engkau akan melihat pohon-pir ini menjadi
HAKEKAT pohon keberuntungan, cabang-cabangnya
mencapai Langit ketujuh.
Seorang kristen mengakui dosa-dosanya Kemudian naiklah lagi ke pohon yang telah
selama setahun di hadapan pendetanya – zina, diubah oleh Kasih-sayang Tuhan.
pendendam, dan kemunafikan – Kini ia bercahaya laksana Semak-belukar
Supaya pendeta itu mau mengampuninya, terbakar : ia berseru, ”Lihatlah, Aku adalah
karena dia memandang pengampunan dosa Tuhan!”
dari pendeta merupakan pengampunan dari Di bawah naungannya seluruh keinginanmu
Tuhan. akan terpenuhi: demikianlah Alkimia Ilahi.
Kepribadian dan leberadaanmu kini milikmu seorang Arab dan memperoleh kerajaan dunia.
yang sah, karena di situlah engkau melihat Tidak ada perpindahan, tiada yang
sifat-sifat Yang Maha Kuasa. dipindahkan. Pemenang hati-hati yang tercinta
Pohon yang bengkok akan menjadi lurus, itu.
wahyu Ilahi: akarnya dalam tanah, cabang- Menjadi sembilan pedang di tangan ‘Ali dan
cabangnya menjulang ke angkasa. tampil sebagai Pembunuh sang waktu.
Bukan, bukan! Dia jualah yang berseru dalam
KESADARAN KOSMIK tubuh manusia, “Ana al-Haqq.”
Orang yang memanjat tiang gantungan itu
Anggur yang meragi adalah pengemis yang bukanlah Manshur, seperti yang dibayangkan
meminta ragi kita; Langit yang berputar adalah orang bodoh.
pengemis yang memohon kesadaran kita. Rumi tidak pernah dan tidak akan
Anggur mabuk karena kita, bukan kita yang mengucapkan kata-kata pengingkaran: jangan
mabuk olehnya: tubuh menjadi ada karena sangsikan dia!
kita, bukan kita ada karenanya.
Kita laksana lebah, dan tubuh laksana sarang NORMA PARA PEMBAWA WAHYU
madunya: kita telah membentuk tubuh, sel ILAHI
demi sel, seperti lilin.
Kekekalan Kehendak dan Taqdir Tuhan, Yang
RUH SEMESTA TERSINGKAP Maha Pengampun, untuk mengungkapkan dan
PADA PARA NABI DAN WALI menyatakan diri-Nya.
Menimbulkan lawannya, karena jika tidak
Setiap saat perampok Keindahan muncul takkan ada yang dapat dipertunjukkan; dan
dalam bentuk yang berbeda, memperkosa jiwa tidak ada yang berlawanan dengan Sang Raja
dan menghilang. yang tiada bandingan.
Setiap saat Tuhan Yang Tercinta memakai Oleh karena itu Dia mengangkat raja muda
busana baru, terkadang tampak tua, terkadang yang hatinya menjadi cermin bagi Kedaulatan-
tampak muda. Nya,
Kini Dia menyelam ke dalam hati jasad yang Dan memberkahinya dengan kesucian yang
terbuat dari tanah liat - Ruh menyelam bagai tak terhingga, serta kemudian meletakkan
penyelam. lapisan hitam logam tipis di hadapannya.
Segera, muncul dari adonan tanah liat yang Dia membuat dua panji, putih dan hitam: yang
telah usai dibentuk dan dipanggang, Dia satu adalah Adam, lainnya adalah Iblis.
tampak di dunia. Di antara kedua panglima yang kuat ini timbul
Dia menjadi Nabi Nuh, dan masuk ke Bahtera pertempuran dan perselisihan, maka terjadilah
ketika karena doa-Nya dunia banjir. apa yang telah ditakdirkan.
Dia menjadi Ibrahim dan tampak di tengah- Demikian selanjutnya muncul Abel, dan Kain
tengah kobaran api, yang demi diri-Nya menjadi lawan terhadap kesucian cahayanya.
berbunga mawar. Maka, dari tahun ke tahun dan dari generasi ke
Sesaat Dia mengembara mengelilingi dunia generasi kedua panji itu muncul dalam
untuk menyenangkan diri-Nya; pertentangan,
Kemudian dia muncul sebagai ‘Isa dan naik ke Sampai datangnya Nabi Muhammad, yang
Surga dan mengagungkan Tuhan. berjuang keras melawan Abu Jahl, pangeran
Ringkasnya, adalah Dia yang datang dan pergi dari pasukan ketidakadilan.
di setiap generasi yang engkau ketahui,
Hingga akhirnya Dia tampak dalam bentuk
RAHASIA KEBURUKAN suatu kecerdikan seperti perselisihan pedagang
keledai?
Baik Musa maupun Fir’aun adalah Pemuja Ataukah bukan ini dan bukan itu? Apakah
Yang Maha Benar, sekalipun tampaknya yang hanya kebingungan semata? Harta karun harus
pertama menemukan jalan dan yang lainnya dicari, dan kebingungan adalah reruntuhan
kehilangan. yang didalamnya terkubur harta itu.
Di siang hari Musa berseru kepada Tuhan: di Apa yang engkau bayangkan menjadi harta
tengah malam Fir’aun mulai merintih. karun – konsepsi seperti itu menyebabkan
Katanya, “O Tuhan, belenggu apakah yang engkau kehilangan harta karun yang
ada di leherku ini? Seandainya tak ada sebenarnya.
belenggu, siapa yang akan berkata ‘aku adalah Khayalan-khayalan dan opini-opini itu laksana
aku’? masa perkembangan: harta karun tak
Dengan takdir itu Engaku membuat Musa ditemukan pada tempat-tempat perkembangan.
bercahaya dengan takdir yang sama Engkau Pada masa perkembangan terdapat keberadaan
membuat aku gelap. dan sifat-sifat yang berlawanan: Ketiadaan
Kami berdua adalah sesama hamba yang menolak setiap sesuatu yang ada.
mengabdi kepada-Mu; namun kapak-Mu
membelah cabang-cabang lunak di dalam SENIMAN YANG SEMPURNA
rimba-Mu.
Cabang-cabang tak berdaya terhadap kapak; Dia-lah sumber keburukan, seperti yang
yang satu benar-benar tercangkok kuat, engkau katakan,
lainnya dibiarkan tak terawat. Namun keburukan itu didak melukai-Nya.
Aku memohon kepada-Mu, dengan kekuatan Keburukan itu untuk
kapak-Mu, untuk melimpahkan rahmat dan Mengungkapkan kesempurnaan-Nya.
meluruskan kebengkokanku.” Dengarlah
Sekali lagi Fir’aun berkata kepada dirinya Sebuah ibarat. Seniman angkasa melukis
sendiri dalam keheranan, “Bukankah aku Bentuk-bentuk yang indah dan buruk: dalam
beribadah sepanjang malam? sebuah lukisan
Dalam hatiku aku ini bagai orang yang rendah Wanita-wanita tercantik di negeri Mesir
hati dan patuh: Bagaimana aku tampak begitu Menatap Yusuf yang muda dengan penuh
berubah ketika bertemu Musa? gairah cinta;
Apabila ketidakberwarnaan menjadi tawanan Dan lihatlah, pemandangan lain pada saat yang
warna, Musa menjadi musuh bagi Musa. sama,
Apabila engkau mencapai ketidakberwarnaan Api-Neraka dan Iblis beserta pekerjaannya
dari mana engkau berasal, Muda dan Fir’aun yang tersembunyi:
menjadi damai di tempat yang sama. Keduanya adalah karya Tuhan, yang
Jika engkau memintaku untuk menjelaskan diciptakan demi tujuan baik.
rahasia ini, aku akan menjawab bahwa dunia Untuk menunjukkan Kesempurnaan Hikmah-
yang berwarna tak dapat lepas dari adanya Nya dan mengacaukan
pertentangan. Para peragu yang mengingkari Kekuasaan-
Adalah keajaiban bahwa yang berwarna keluar Nya.
dari yang-tak-berwarna: Bagaimana yang Bila Dia tidak membuat keburukan, Dia akan
berwarna muncul untuk berperang melawan tampak kurang terampil:
yang-tak-berwarna? Dengan Muslim sejati, supaya keduanya dapat
Ataukah itu bukan peperangan yang memberi kesaksian
sesungguhnya? Apakah demi tujuan Ilahi –
Kepada-Nya, dan beribadah kepada Tuhan milik-Ku, Aku menjadi miliknya: Aku adalah
Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa. matanya, tangannya dan hatinya.”
Semua yang dibenci menjadi yang dicintai
HIKMAH KETIDAKSEMPURNAAN manakala ia membawamu pada Sang Kekasih-
mu.
Ketidaksempurnaan dan kerusakan, yang
terlihat di mana pun, KEBAIKAN DALAM SEGALA
Semuanya adalah cerminan keindahan. SESUATU YANG BURUK
Pengatur tulang, di manakah dia dapat
mencoba keterampilannya Orang-orang yang bodoh salah mengambil
Kalau bukan pada persendian yang patah? uang logam palsu karena tampak seperti asli.
Penjahit di mana? Bila di dunia tidak ada mata uang logam asli
Tentunya, bukan pada busana siap yang indah yang sah, bagaimana para pemalsu dapat
potongannya. mengedarkan uang palsu.
Bila tiada tembaga kasar di tempat peleburan, Kepalsuan tidak ada artinya jika tak ada
Bagaimana ahli kimia dapat mempertunjukkan kebenaran,
keahliannya? Yang membuatnya sedap dipandang. Adalah
cinta kebenaran
NISBINYA KEBURUKAN Yang memikat manusia ’tuk berbuat salah.
Biarkan racun dicampur
Di dunia ini tiada keburukan yang mutlak: Gula, mereka akan menjejalkannya ke dalam
keburukan itu nisbi. Sadarilah kenyataan ini. mulutnya.
Di dunia Waktu sesuatu pastilah menjadi Oh, janganlah berteriak bahwa seluruh
pijakan bagi seseorang dan belenggu bagi syahadat adalah sia-sia! Berbagai aroma
yang lainnya. Sedikit saja bau kebenaran mereka miliki,
Bagi seseorang merupakan pijakan, bagi selanjutnya mereka takkan terpedaya.
lainnya merupakan belenggu; bagi seseorang Jangan berseru, ”Alangkah sangat fantastis!”
merupakan racun, bagi lainnya merupakan Di dunia ini tiada khayalan yang sama sekali
manis dan bermanfaat laksana gula. tak benar
Bisa ular merupakan kehidupan bagi ular, Di tengah-tengah kerumunan Darwis,
namun maut bagi manusia; lautan merupakan tersembunyilah
sumber kehidupan bagi binatang laut, namun Seorang fakir sejati. Carilah dengan teliti dan
bagi makhluk daratan merupakan luka yang engkau akan menemukannya!
mematikan.
Zayd, meski orangnya sama, bisa jadi setan KEKUATAN YANG TAK
bagi seseorang dan menjadi Malaikat bagi TERLIHAT
lainnya:
Bila engkau ingin ia baik padamu, maka Kami ini laksana seruling, seluruh musik kami
pandanglah ia dengan pandangan seorang adalah milik-Mu;
pencinta. Kami adalah gunung yang selalu bertasbih
Janganlah kau pandang Yang Maha Indah hanya kepada-Mu;
dengan matamu sendiri: melihat Yang Dicari Buah catur yang Engkau susun dalam barisan
itu dengan mata sang pencari. Dan digerakkan untuk kalah atau menang;
Sebaliknya, pinjamlah pandangan dari Dia: Singa-singa terhias tinggi pada bendera
pandanglah wajah-Nya dengan mata-Nya. terbentang-
Tuhan berfirman, ”Barangsiapa telah menjadi
Angin-Mu yang tak terlihat menyapu kami dirimu terasa terbebani?
melewati dunia. Bagaimana seseorang akan menggembirakan
orang yang terbelenggu rantai?
TANGGUNG JAWAB MORAL Apakah tingkah-laku seorang tawanan sama
seperti seorang yang bebas?
Apabila kita membidikkan anak panah, Apapun yang rasanya ingin kau perbuat,
perbuatan itu bukanlah milik kita: kita pastilah kau sangat tahu bahwa engkau dapat
hanyalah laksana busur, yang melepaskan melakukannya.
anak panah itu adalah Tuhan. Namun dalam hal perbuatan-perbuatan yang
Hal ini bukan paksaan (jabr): ini adalah tidak engkau kehendak, engkau telah menjadi
kekuasaan (jabbari) yang dinyatakan untuk seorang Jabbariyah, engkau berseru, ”Ini
membuat kita rendah hati. adalah Takdir Tuhan.”
Kerendahan-hati kita merupakan bukti Para Nabi adalah kaum Jabbariah sejauh yang
keterpaksaan, namun perasaan salah kita berkenaan dengan amal keakheratannya, para
adalah bukti Kebebasan-kehendak. kafir adalah Jabbariah berkenaan dengan ihwal
Apabila kita tidak bebas, mengapa perasaan keakheratan.
bersalah itu memalukan? Mengapa timbul rasa
sedih dan bersalah serta malu? ”APAPUN YANG TUHAN
Mengapa para guru marah kepada para KEHENDAKI PASTI TERJADI”
muridnya? Mengapa pikiran-pikiran berubah
dan membuat resolusi-resolusi baru? Hal itu bukanlah berarti bahwa engkau boleh
Engkau dapat membuktikan bahwa para bermalas-malas dalam mengabdi Tuhan;
penuntut Kebebasan-kehendak itu sebaliknya, itu adalah rangsangan agar engkau
mengingkari Paksaan Tuhan, yang menggerakkan segala daya untuk taat.
tersembunyi bagai bulan di balik awan; Seandainya engkau mengetahui bahwa
Namun ada sebuah jawaban yang baik untuk keinginan menteri polan merupakan hukum
itu: dengar, tinggalkan kekufuran, dan pegang dan kemurahan hatinya tak terhingga,
erat-erat Iman! Apakah engkau akan merayunya dengan
Ketika engkau jatuh sakit dan menderita penuh semangat, ataukah akan melarikan diri
kesakitan, kesadaranmu tergugah, engkau dari dia dan dari istananya?
dilanda penyesalan yang dalam dan memohon Demikian pula sabda Nabi, ”pena telah
kepada Tuhan untuk mengampuni dosa- kering,” jika engkau terjemahkan dengan
dosamu. benar, merupakan suatu penggilan agar
Ketika kotornya dosamu diperlihatkan mengerjakan perbuatan yang paling
kepadamu, engkau memutuskan untuk kembali bermanfaat.
ke jalan yang benar; Apabila engkau berbuat ketidakadilan, engkau
Engkau berjanji dan bersumpah bahwa mulai akan dikutuk, Pena telah kering untuk itu.
kini engkau memilih gerak perbuatanmu Apabila engkau berbuat keadilan, engkau akan
adalah kepatuhan. memetik buahnya yang menyenangkan, Pena
Maka, catatlah prinsip ini, O pencari: telaha kering untuk itu.
kesengsaraan dan penderitaan membuat Adakah kemungkinan yang disebabkan oleh
seseorang sadar akan Tuhan; dan semakin Takdir di alam kekekalan Tuhan akan
sadar, semakin besar gairahnya. berfirman, seperti seorang menteri yang telah
Apabila engkau sadar akan adanya Paksaan diberhentikan dari jabatan,
Tuhan, mengapa engkau tak berputus asa? Di ”Urusan telah lepas dari tangan-Ku: adalah
manakah bukti dari perasaanmu yang memikat sia-sia untuk mendekati-Ku dengan
permohonan?” keinginan, maka kekuatan yang terlelap itu
Tidak, jika timbanganmu melebihi yang bangkit dan bergerak kepadannya,
lainnya seberat atom pun, maka atom itu akan Sementara itu, di pihak lain, Malaikat
berpengaruh pada neraca Tuhan. meletakkan di hadapanmu obyek-obyek
keinginan yang baik serta menanamkannya ke
TAKDIR DAN KEBEBASAN dalam hatimu,
KEHENDAK Supaya kekuatan untuk menentang kejahatan
dan memilih kebaikan dapat dirangsang.”
Seorang Muslim menyeru seorang Magi untuk Menurut pertimbangan akal yang sehat, ajaran
beriman kepada nabi. Dia menjawab, ”Saya paksaan (jabr) itu lebih buruk daripada ajaran
akan beriman, apabila Tuhan menghendaki.” kebebasan-kehendak (qadar), karena seorang
”Tuhan menghendakinya,” sahut seorang Jabbariyah itu mengingkari kesadarannya
Muslim, ”namun hawa nafsumu dan Setan sendiri.
yang jahat selalu menyeretmu pada kekafiran Sedangkan ajaran kebebasan kehendak tidak
dan hawa-nafsu.” mengingkari hal itu, ia mengingkari perbuatan
”Baiklah,” dia menjawab, ”apabila mereka itu Yang Maha Kuasa: ia berkata, ”Ada asap,
lebih kuat, haruskah saya tidak mengikuti namun tiada api.”
mereka yang secara langsung menyeretku? Seorang Jabbariyah jelas melihat api:
Engkau katakan bahwa Tuhan menghendakiku membakar pakaiannya, dan seperti orang yang
untuk menganut Islam: apa gunanya Kehendak skeptis dia menganggap api itu tidak ada.
Tuhan bila Dia tidak mengabulkan? ”Apabila hanya Tuhan semata yang memiliki
Menurutmu, Hawa-nafsu dan Setan telah kekuatan untuk memilih, mengapa engkau
berhasil melaksanakan keinginan mereka, marah kepada pencuri yang mencuri milikmu?
sedangkan Tujuan Tuhan Yang Maha Esa Bahkan binatang pun mengenal perasaan batin
Agung telah gagal dan berantakan. ini: unta yang dipukul keras, akan menyerang
Subhanallah! Apapun yang Dia kehendaki pengendaranya; kemarahannya tidaklah
pasti terjadi. Dialah pengatur alam semesta. ditujukan kepada pecutnya.
Tanpa Perintah-Nya tiada sesuatu apapun di Seluruh kandungan Al-Qur’an berisi perintah
dalam Kerajaan-Nya yang akan bertambah dan larangan serta ancaman hukuman, apakah
banyak walau seujung rambut pun. ini semua ditujukan kepada bebatuan dan
Kerajaan adalah milik-Nya, Perintah adalah kerikil-kerikil?
milik-Nya: bahwa Setan-setan-Nya adalah Engkau telah melepaskan kemungkinan
anjing-anjing yang paling hina di depan pintu- ketidakmampuan Tuhan, namun engkau
Nya.” menyebut-Nya benar-benar tidak tahu dan
”Sudah tentu”, sahut orang Muslim, ”kita dungu.
mempunyai kekuatan tertentu untuk memilih: Ajaran Kebebasan-kehendak tidaklah berarti
engkau tak bisa mengingkari adanya bukti- ketidakmampuan Tuhan; dan jika memang
bukti yang jelas tentang perasaan batin itu. demikian, kebodohan itu lebih buruk daripada
Ada suatu kekuatan untuk memilih dalam hal ketidakmampuan.
ketidakadilan dan perbuatan yang salah: itulah Kekuatan memilih Tuhan yang Universallah
yang kumaksudkan ketika saya berbicara yang telah menimbulkan kekuatan diri kita
tentang Nafsu dan Setan. mewujud: Kekuatan-Nya laksana penunggang
Naluri untuk memilih itu tersembunyi dalam kuda yang tersembunyi oleh debu yang
jiwa dan muncul ketika obyek yang diinginkan diterbangkannya;
tampil dalam perbuatan. Namun pengawasannya terhadap perbuatan
Ketika Iblis menunjukkan suatu sasaran dari kebebasan-kehendak tidaklah
menghilangkan kualitas bebasnya. mengikutinya dari belakang,
Nyatalah bahwa Kehendak Tuhan itu Semua hati menyertaimu, O Matahari Tabriz!
dilaksanakan dalam suatu cara sempurna,
sekalipun tanpa dihubungkan dengan paksaan TEKA-TEKI TUHAN
(jabr) dan tanggung-jawab karena pengabaian
perintah-perintah-Nya. Siapa saja yang kebingungan dan kesulitan,
Engkau katakan bahwa kekafiranmu itu Tuhan telah membisikkan sebuah teka-teki ke
dikehendaki oleh-Nya; namun ketahuilah dalam telinganya,
bahwa hal itu juga dikehendaki oleh dirimu Sehingga dia mungkin menjebaknya dalam
sendiri. dua kesangsian pikiran- ”Akan atau tidakkah
Berusaha keraslah untuk memperoleh ilham kulaksanakan apa yang telah Dia ceritakan
dari cawan cinta Tuhan: sehingga engkau tak kepadaku?”
mementingkan diri sendiri dan tanpa Dengan Takdir Tuhan salah satu dari kedua
kehendak. pilihan itu akan memiringkan pertimbangan,
Sehingga seluruh kehendak akan menjadi dan dia menyetujuinya.
milik Anggur itu, dan engkau akan menjadi Kalau pikiranmu tak terganggu, jangan kau
pemaaf yang sesungguhnya. sumbat pendengaran ruhanimu dengan kapas
mentah.
ANGGUR CINTA Agar engkau dapat memahami teka-teki-Ny
serta membaca tanda-tanda baik yang samar
Dia datang, bak Rembulan yang tak pernah maupun yang jelas nyata.
terlihat di langit, baik dalam jaga maupun Lalu turunlah wahyu pada pendengaranmu.
dalam mimpi, Apakah wahyu itu? Sebuah suara yang tak
Bermahkota api abadi yang tak pernah mati. tertangkap oleh tanggapan pancaindera.
Lihatlah, Wahai Paduka, dari cawan anggur Kata ”paksaan” (jabr) membuat diriku tak
cinta-Mu, jiwaku berenang sabar demi Sang Cinta: hanya orang yang
Meninggalkan kerangka raga lempungku. mencintailah yang tak terbelenggu oleh
Kala pertama Pemberi buah anggur tiba, paksaan.
hatiku nan tengah kesepian menjadi mendapat Inilah hubungan akrab dengan Tuhan, bukan
mitra, paksaan: cahaya dari bulan, bukan sebongkah
Anggur membakar dadaku dan seluruh awan:
pembuluhku kian sarat dengan darah; Atau, apabila ia paksaan, bukanlah paksaan
Namun ketika citra-Nya memikat seluruh biasa: ia bukanlah paksaan yang didesak oleh
pandanganku, suara pun merendah: keinginan-diri, yang mendorong kita ke dosa.
”Sungguh indah, O Anggur nan perkasa dan Wahai anakku, hanya mereka yang mata-
Piala nan tiada tara!” hatinya telah dibukakan oleh Tuhan-lah yang
Tangan kuat cinta merenggut dari atas hingga mengetahui arti paksaan yang sebenarnya
ke dasar tempat yang diselubungi kegelapan
Yang celah-celahnya enggan meraih sinar APOLOGI IBLIS
keemasan.
Hatiku, jika lautan Cinta tiba-tiba memasuki Pada mulanya aku adalah Malaikat, yang
pandangannya, dengan sepenuh jiwa kutempuh Jalan
Melompatlah segera ke dalam, serta kepatuhan untuk mengabdi kepada Tuhan.
”Temukan aku sekarang juga!” Bagaimana bisa panggilan pertama dilupakan?
Sebab, bila matahari bergerak, awan pun Bagaimana bisa cinta pertama hilang dari hati
seorang hamba?
Bukankah kekuasaan Karunia-Nya yang disukai,
melindungiku? Bukankah Dia yang Dalam menyanggah dan melawan Ilahi.
menciptakan diriku dari ketiadaan? Berkah mendahului pengetahuan: apakah perlu
Siapakah yang memberiku susu di masa bukti?
pertumbuhanku? Siapakah yang Dari logika Setan, bahkan dari cinta Adam.
menggerakkan ayunanku? Adalah Dia.
Sifat yang mengalir bersama susu itu- SATU CAHAYA KEBENARAN
dapatkah ia selalu dibuang?
Rahmat, Keagungan, dan Kemurahan hati Lampu-lampu itu berbeda, namun Cahaya itu
adalah hakekat substansi dari mata-uang-Nya, sama: ia datang dari Atas.
Kemurkaan-Nya hanyalah setitik noda Apabila engkau terus memandangi lampu,
campurannya. engkau akan bingung: karena akan muncul
Tak kupandang kemurkaan-Nya, yang penampakan jumlah dan keragaman.
merupakan sebab sementara: aku selalu Tetapkanlah pandanganu pada Cahaya, dan
memandang kelestarian Kasih-sayang-Nya engkau akan terlepas dari dualisme yang
yang harus dicontoh. melekat pada tubuh yang terbatas.
Ketahuilah bahwa kecemburuan adalah sebab Wahai engkau yang merupakan inti
penolakanku untuk membungkukkan diri di keberadaan, pertentangan diantara orang
hadapan Adam; namun kecemburuan itu juga Muslim, Zoroaster dan Yahudi itu tergantung
lahir dari cinta kepada Tuhan, bukan dari pada pendirian.
ketidakpatuhan. Beberapa orang India membawa seekor gajah,
Setiap rasa cemburu lahir dari cinta, karena untuk mereka pertunjukan di kegelapan arena.
takut kalau-kalau yang lainnya menjadi pacar Karena melihatnya dengan mata tidak
sang kekasih. mungkin, maka setiap orang merabanya
Mempertimbangkan rasa cemburu adalah dengan telapak tangannya.
akibat yang tak dapat dielakkan dari adanya Tangan seseorang menyentuh belalainya: dia
rasa cinta, sebagaimana kata ”Hidup!” yang berkata, ”Binatang ini seperti pipa-air.”
mengikuti bersin. Yang lain meraba telinganya: baginya
Karena tiada gerakan kecuali hanya papan- makhluk ini tampak seperti sebuah kipas.
catur-Nya dan Dia memintaku untuk bermain, Yang lain memegang kakinya dan melukiskan
adakah yang lain yang dapat kumainkan? gajah itu seperti bentuk sebuah pilar.
Kumainkan satu peranan yang ada di sana dan Yang lain mengusap punggungnya.
membuatku terkutuk. ”Sesungguhnya,” katanya, ”gajah ini
Sekalipun dalam kesengsaraan kurasakan menyerupai sebuah singgasana.”
karunia-Nya: aku tersesat oleh-Nya, tersesat Setelah masing-masing memegang lilin,
oleh-Nya, tersesat oleh-Nya!” perbedaan pun hilang dari percakapan mereka.

CINTA DAN LOGIKA DUABELAS AJARAN INJIL


Belajarlah dari Ayahmu! Dia yang, tidak Sang musuh agama ’Isa menyusun duabelas
membanggakan-diri secara pura-pura, Kitab Injil, masing-masing dari awal hingga
Dengan air-mata kepedihan dosa-dosanya. akhir saling bertentangan.
Inginkah engkau, kemudian, tetap berpura- Dalam kitab yang satu dia menjadikan
pura tidak leluasa asketisme dan puasa sebagai sumber
Dan memanjat pohon Takdir? – penyesalan dan syarat keselamatan.
Laksana Iblis beserta anak cucunya yang tak Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Asketisme
adalah sia-sia di Jalan ini tiada keselamatan mu.”
kecuali hanya melalui kasih-sayang.” Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Carilah
Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Baik seorang guru untuk mengajarimu: di antara
pengekangan nafsumu maupun kasih- berbagai sifat yang berasal dari leluhur engkau
sayangmu menyatakan bahwa engkau tidak akan menemukan pengetahuan melihat
menghubungkan kedua aktivitasmu ini ke masa depan.”
dengan-Nya, Dia-lah Tujuan dari ibadahmu. Setiap golongan agama hanya meramalakan
Selain tawakal dan pasrah sepenuhnya kepada tujuan sebagaimana diri mereka
Tuhan dalam kesengsaraan maupun memahaminya: akibatnya mereka jatuh
kegembiraan, semuanya adalah kebohongan menjadi tawanan ketakutan.
dan perangkap belaka.” Untuk meramalkan tujuan tidaklah semudah
Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Engkau menyilangkan kedua belah tangan: bila tidak,
harus berbakti kepada Tuhan; gagasan tawakal bagaimana bisa terdapat banyak ajaran yang
kepada-Nya adalah mencurigakan. berbeda?
Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Perintah- Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Jadilah
perintah dan larangan-larangan Tuhan itu manusia, jangan menjadi hamba manusia!
bukan untuk dilaksanakan, melainkan hanya Ambillah jalanmu sendiri, jangan sibuk
untuk menunjukkan ketidakmampuan kita mengembara mencari seorang guru!”
untuk memenuhinya, Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Semua
Sehingga kita dapat mengenal kelemahan kita bentuk yang bermacam-macam itu hanya satu:
dan mengakui kekuatan Yang Maha Kuasa. siapapun yang melihatnya ganda adalah orang-
Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Jangan orang yang matanya rusak.”
pikirkan kelemahanmu: memikirkannya Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Bagaimana
merupakan suatu perbuatan yang tidak seratus bisa menjadi satu? Dia yang
berterima kasih. Hati-hatilah! beranggapan begitu sesungguhnya gila.”
Pandanglah kekuatanmu dan ketahuilah bahwa Orang yang tidak paham akan kesucian ’Isa:
Dia Yang Maha Mutlak yang memberikannya dia bukanlah yang dikaruniai lautan kimia dari
kepadamu.” tong ’Isa,
Dalam kitab lainnya dia berkata: ”Lupakanlah Yang daripadanya pakaian dari seratus celupan
keduanya: apapun yang mencakup pencerapan akan muncul sederhana dan satu warna
pancaindera adalah berhala.” sebagaimana cahaya.
Dalam kitab lainnya dia berkata: ”jangan
padamkan kemampuan pencerapan DOA SEORANG PENGGEMBALA
pancaindera: ia dapat menerangi jalan menuju
perenungan yang paling dalam. Musa berjumpa dengan seorang penggembala
Apabila engkau terlalu cepat membuang di tengah jalan, yang tengah berteriak, ”Wahai
sensasi dan fantasi, kau akan memadamkan Tuhan yang memutuskan sebagaimana yang
lampu penyatuan di tengah malam.” Engakau kehendaki,
Dalam kitab lainnya dia berkata: Di manakah Engkau, supaya aku dapat
”Padamkanlah ia – jangan takut – agar engkau mengabdi kepada-Mu dan menjahit sepatu-Mu
dapat ribuan kali lipat penglihatan sebagai dan menyisir rambut-Mu?
gantinya; Agar aku dapat mencuci pakaian-Mu dan
Karena dengan memadamkannya, cahaya membunuh kutu-kutuMu dan menyediakan
ruhmu bertambah tak terhingga: dengan susu untuk-Mu, O pujaanku.
mengorbankan kepentinganmu sendiri Layla Supaya aku dapat mencium tangan-Mu yang
(Kekasih)-mu menjadi Majnun (pencinta)- mungil dan mencuci kaki-Mu yang kecil dan
membersihkan kamar-Mu yang mungil di saat MARAH KEPADA ORANG-ORANG
tidur.” FANATIK
Mendengar kata-kata dungu ini, Musa berseru,
”Hai, kepada siapakah engkau berteriak? Dengan cara inilah seorang Yahudi
Ocehan apa ini! Fitnah dan ngawur! menceritakan mimpinya. Oh, banyak orang
Sumbatlah mulutmu dengan kapas! Yahudi yang akhirnya patut dipuji.
Sesungguhnya persahabatan dari seorang yang Jangan menolak orang kafir, karena dapat
bodoh itu permusuhan: Tuhan Yang Maha diharapkan kelak dia mati sebagai seorang
Luhur tidak menghendaki pelayanan seperti Muslim.
itu.” Pengetahuan apakah yang engkau miliki
Pengembala itu menyobek pakaiannya, tentang akhir hayatnya, sehingga engkau
menghela nafasnya, lalu melanjutkan mengambil sikap untuk memalingkan
perjalanan menuju ke hutan belantara. wajahmu dari dia?
Kemudian turunlah wahyu kepada Musa:
”Engkau telah memisahkan hamba-ku dari- PERTENTANGAN AGAMA
ku.”
Apakah engkau diutus sebagai seorang Nabi Ketujuh-puluh golongan ini akan bertahan
untuk menyatukan, atau untuk memisahkan? sampai Hari Kebangkitan tiba: percakapan dan
Aku telah memberikan kepada setiap orang alasan dari orang bid’ah tidak akan gagal.
gaya pemujaan yang khusus, Aku telah Banyaknya kunci atas harta benda adalah bukti
melimpahkan pada setiap manusia bentuk ketinggian nilainya.
pengungkapan yang khas. Panjangnya jalan yang berliku-liku, bertebing
Ungkapan Hindustan adalah yang terbaik bagi dan berjurang, serta banyak penyamun yang
orang Hindustan; bahasa Sind adalah yang menghadangnya, adalah petunjuk akan
terbaik bagi masyarakat Sind. besarnya tujuan perjalanan.
Aku tidak memandang pada lidah dan ucapan, Setiap ajaran yang palsu menyerupai sebuah
Aku memandang pada ruh dan perasaan batin. jalan pegunungan, bertebing curam, dan
Aku memandang ke hati untuk mengetahui berpenyamun.
apakah ia rendah, walau kata-kata yang Beriman secara buta adalah berada dalam
terucap tidak rendah. suatu dilema, karena para pemuka berdiri
Cukup dengan ucapan-ucapan dan tegak pada salah satu sisinya: tiap-tiap
kesombongan serta kiasan-kiasan! Aku ingin kelompok bangga dengan caranya sendiri.
terbakar, terbakar dan terbiasa dengan Hanya Cinta yang dapat mengakhiri
keterbakaran! pertentangan, hanya Cinta menjadi penyelamat
Nyalakanlah bara cinta di dalam jiwamu, apabila engkau berteriak meminta tolong
biarkanlah seluruh pikiran dan ungkapan. terhadap perbedaan pendapat mereka.
Wahai Musa, mereka yang paham ketentuan- Orang yang fasih bicara akan terperangah oleh
ketentuan adalah satu macam, mereka yang Cinta: tak berani bertengkar.
jiwanya terbakar adalah macam yang lain.” Pencinta takut untuk membantah, supaya
Agama cinta lepas dari segala agama. Para mutiara mistik jangan sampai jatuh menetes
pencinta Tuhan tidak mempunyai agama dari mulutnya.
melainkan Tuhan itu sendiri. Seolah-olah seekor burung yang sangat indah
hinggap bertengger di atas kepalamu, lantas
jiwamu gemetar takut ia akan terbang.
Engkau tak berani bergerak ataupun bernafas,
engkau menahan batuk, supaya burung itu
tidak terbang; termasuk dalam isi cerita.
Dan apabila ada yang bicara, engkau akan Lebih baik rahasia para pencinta diceritakan
meletakkan jari di depan bibirmu, berarti, (secara alegoris) dalam pembicaraan orang
”Hush!” lain.”
Cinta adalah seperti burung itu: membuatmu Ia berseru: ”Ceritakanlah dengan jelas dan
diam: meletakkan penutup di atas ketel yang terus terang tanpa kebohongan: jangan
sedang menggelegak. membuatku menunggu, O orang yang lalai!
Angkatlah selubung dan bicaralah terus terang.
DOKTRIN TENTANG DIAM Aku tak berpakaian ketika tidur bersama Yang
Maha Terpuji.”
Jika berita datang dari wajah Syamsuddin, Aku berkata: ”Apabila Dia harus telanjang
matahari di Langit Keempat menyembunyikan dalam pandanganmu, takkan tahan dada dan
diri karena malu. pinggangmu.
Sejak namanya hadir ke dalam hidupku, harus Mintalah, tapi mintalah secara wajar: sehelai
aku sampaikan isyarat karunianya itu. jerami takkan dapat menyangga sebuah
Jiwaku merenggut jubahku: ia menangkap gunung.
parfum gamisnya Yusuf. Jika Matahari, yang menyebabkan dunia ini
Ia berkata: ”Demi persahabatan kita yang telah bersinar, lebih dekat sedikit saja, semua yang
bertahun-tahun, ceritakanlah salah satu dari ada akan terbakar.
kegembiraan yang luar biasa, Janganlah mencari kesulitan dan kerusuhan
Agar bumi dan langit dapat tertawa dengan serta pertumpahan darah: janganlah bicara lagi
gembira, supaya akal dan ruh serta penglihatan tentang Matahari dari Tabriz!”
dapat meningkat seratus kali.”
Aku berkata: ”Janganlah meletakkan tugas TAK TAHU
kepadaku, karena aku telah hilang dari diriku
(fana); kepandaianku tumpul, aku tak tahu Lihatlah, karena aku tak tahu tentang diriku,
bagaimana memuji. dengan nama Tuhan apa yang harus kuperbuat
Adalah tak pantas, apabila seseorang yang kini?
belum kembali ke kesadaran memaksakan diri Aku tidak menyembah Salib ataupun Sabit;
untuk berperan sebagai pembual. aku bukan seorang Gabar maupun seorang
Bagaimana aku dapat – tanpa sadar – Yahudi.
melukiskan Sang Teman yang tanpa tolak Rumahku bukan di Timur ataupun di Barat,
bandingnya itu? bukan di daratan maupun di lautan; aku tak
Penggambaran tentang luka hati yang sepi ini bersanak-keluarga dengan Malaikat ataupun
sebaiknya kutunda hingga lain waktu,” jembalang.
Ia menyahut: ”Berilah aku makanan, karena Aku bukan ditempa dari api ataupun busa, aku
aku lapar, dan cepatlah, karena waktu (waqt) dibentuk bukan dari debu maupun embun.
adalah sebilah pedang yang tajam. Aku lahir bukan di Cina yang jauh, bukan di
Sufi adalah anak sang ’waktu’ (ibnul-waqt), Bulgaria bukan di Saqsin.
Wahai teman: bukan cara kebiasaannya untuk Bukan di India, yang bersungai lima, bukan di
berkata besok. Irak ataupun di Khurasan aku tumbuh dewasa.
Maka, apakah engkau bukan seorang Sufi? Bukan di dunia ini atau di dunia sana Aku
Apa yang ada di tangan jadi habis berkurang tinggal, bukan di Surga atau di Neraka;
karena tertundanya pembayaran? Bukan dari Firdaus ataupun Ridwan aku jatuh,
Aku berkata kepadanya: ”Lebih baik rahasia bukan pula dari Adam aku bernenek-moyang.
Teman tetap tersamar: dengarkanlah karena ia Di suatu tempat yang ada di balik tempat, di
suatu bidang tanpa jejak dan hayang, Ruh yang terhalang dari kehidupan abadi
Jiwa dan tubuh yang meninggi aku tinggal di berada dalam kesengsaraan; ruh yang
dalam jiwa Kekasihku Yang Maha Esa! senantiasa bersatu dengan Tuhan terbebas dari
berbagai rintangan.
SAAT BERSATU
APAKAH KEPRIBADIAN ITU
Aku tak sama dengan Sang Raja – bahkan jauh BERLANJUT?
berbeda – meskipun kuperoleh cahaya dari
sinar-Nya. Tiada darwis di dunia; dan seandainya ada,
Keserbasamaan bukanlah dalam hal bentuk darwis itu sesungguhnya tidak-ada.
dan esensi: air menjadi serba-sama dengan Dia ada menurut kelangsungan esensinya,
tanah dalam tetumbuhan. namun sifat-sifatnya padam karena Sifat-sifat
Karena jenisku bukan jenis Rajaku, egoku Ilahi.
musnah (fana') demi Ego-Nya. Seperti cahaya lilin di hadapan matahari,
Egoku musnah, Dia sajalah yang tinggal: aku nyatanya ia tidak-ada, meskipun ia ada
mengepul seperti debu di bawah kaki kuda- menurut hitungan resmi.
Nya. Esensi api itu tetap ada sejauh bila engkau
Kepribadian-diri menjadi debu: hanya menaruh kapas di atasnya, kapas itu akan
bekasnya tampak pada cap kaki-Nya di atas dilahapnya.
debu. Namun pada kenyataannya ia tidak-ada: ia
Jadilah debu di bawah kaki-Nya demi cap-kaki tidak memberimu cahaya, karena mentari telah
itu dan jadilah laksana mahkota di atas kepala memudarkannya.
Sang Kaisar! Apabila satu ons cuka dilarutkan ke dalam
seratus muk gula, Rasa asam itu tiada ketika
ABADINYA KEHIDUPAN engkau mencicipi gula, meskipun ia ada
sebagai kelebihan ketika engkau
Seluruh kemampuan manusia tidaklah menimbangnya.
permanen: seluruhnya akan musnah pada hari Di hadapan seekor singa, kijang menjadi tak
Kebangkitan. sadarkan diri: kehadirannya hanyalah sebuah
Namun cahaya kesadaran dan seluruh ruh tabir bagi singa itu.
nenek moyang kita bukanlah sirna semuanya, Analogi-analogi yang dilukiskan manusia
laksana rerumputan. tidak ada sempurna mengenai perbuatan
Mereka yang telah meninggal dunia bukanlah Tuhan adalah laksana emosi cinta, mereka
tidak-ada: mereka terendam dalam Sifat-sifat bukannya tidak sopan.
Ilahi. Perasaan pencinta terlontar tanpa rasa malu,
Seluruh sifatnya terhisap ke dalam Sifat-sifat dia berterus terang kepada Sang Raja.
Ilahi, sama seperti hilangnya bintang-bintang Dia tampak kurang sopan, karena tuntutan
oleh hadirnya matahari. cintanya melibatkan persamaan hak dengan
Jika engkau menanyakan sumber dari Al- Sang Kekasih;
Qur'an, bacalah ayat, ”Setiap mereka Tapi lihatlah lebih dalam: apa yang dia tuntut?
semuanya akan dikumpulkan lagi ke Hadapan Baik dia maupun tuntutannya tidak berarti
Kami (muhdarun). apa-apa di hadapan Sultan itu.
Orang yang disebut dengan kata muhdarun Mata Zaydun (Zayd mati): kalau Zayd adalah
bukanlah tidak-ada. Renungkanlah, sehingga pelaku (subyek, menurut tata bahasa),
engkau dapat memperoleh pengetahuan yang sesungguhnya dia bukanlah pelaku, karena dia
pasti tentang abadinya kehidupan ruh. mati.
Dia adalah pelaku hanya menurut ungkapan PENDEWAAN DIRI
tata bahasa; sebaliknya dialah orang yang
dikenai pekerjaan, dan maut adalah Apabila seekor lebah tercelup dalam madu,
pembunuhnya. seluruh anggota tubuh-nya terserap oleh
Kemampuan apakah yang masih tersisa pada keadaan yang sama, dan ia tidak dapat
orang yang telah ditaklukkan sampai segala bergerak. Demikian pula istilah istighraq
sifat seorang pelaku hilang dari dirinya? (terserap dalam Tuhan) digunakan untuk
seseorang yang tidak mempunyai kesadaran
JIWA DUNIA atau inisiatif ataupun sendiri. Setiap
tindakannya bukan miliknya. Apabila ia masih
Aku telah berkeliling sebentar bersama meronta dalam air, atau apabila ia berseru,
sembilan Ayah di setiap Langit. ”Oh, aku tenggelam,” ia tidak bisa di-katakan
Aku telah beredar bertahun-tahun dnegan berada dalam keadaan terserap. Inilah yang
bintang-bintang dalam tanda-tanda mereka. diisyaratkan oleh kata-kata Ana al-Haqq (Aku
Aku tak terlihat sebentar, aku telah tinggal adalah Tuhan). Orang menganggap itu adalah
bersama-Nya. Aku telah berada di dalam pernyataan yang sombong, padahal adalah
Kerajaan dari ”atau lebih dekat lagi,” aku benar-benar sombong pernyataan yang
melihat apa yang pernah kulihat. menyatakan Ana al-’abd (Aku adalah hamba
Aku menerima makanan dari Tuhan, seperti Tuhan); dan ”Ana al-Haqq” (Aku adalah
seorang bayi di dalam kandungan: Tuhan) adalah sebuah ungkapan kerendahan
Aku telah lahir berulang-kali, manusia lahir hati yang sangat dalam. Orang yan
hanya sekali. menyatakan Ana al-’abd (Aku adalah hamba
Berbusana dalam sebuah mantel jasmani, aku Tuhan) menegaskan adanya dua wujud,
menyibukkan diri dengan urusan-urusan wujudnya sendiri dan wujud Tuhan,
duniawi, sedangkan dia yang menyatakan Ana al-Haqq
Dan sering sudah kurobek mantel dengan (Aku adalah Tuhan) membuat dirinya bukan-
tanganku sendiri. Kulewatkan malam bersama wujud dan menyerahkan dirinya seraya
para asketis di dalam biara, Aku telah tidur berseru ”Aku adalah Tuhan,” yakni ”Aku
bersama orang-orang kafir di depan berhala- tiada, Dia-lah segalanya: tiada wujud kecuali
berhala dalam biara, wujud Tuhan. Inilah ke-rendahan hati dan
Akulah kepedihan dari si pencemburu, akulah penghinaan diri yang berlebihan.
nyeri dari si sakit. Akulah awan dan hujan: aku
telah terkena hujan di tengah padang rumput. MANUSIA-ILAHI
O darwis! Pada garmisku tak pernah
menempel debu kematian, Telah kuhimpun Memuji dan memuliakannya adalah
kekayaan mawar di taman keabadian. Aku mengagungkan Tuhan: buah Ilahi tumbuh dari
bukanlah dari air maupun api, aku bukanlah hakekat dasar baki ini.
dari angin liar. Apel tumbuh dari keranjang ini dengan
Aku bukanlah dari lempung yang dibentuk: berbagai kehalusan ragam: bukanlah
kutertawakan mereka semua. keburukan jika engkau menyebutnya dengan
O anak, aku bukan Syams-i Tabriz, aku adalah nama ”pohon”.
Cahaya murni. Jika engkau melihatku, hati- Sebutlah keranjang ini ”Pohon-Apel”, karena
hatilah! Jangan ceritakan kepada siapapun apa di antara keduanya ada perpaduan
yang telah engkau lihat! tersembunyi.
Anggaplah keranjang ini Pohon
keberuntungan dan duduklah dengan tenang di Akan tertawa mengingat mimpi-mimpi yang
bawah naungannya. menyusahkannya,
Serta terheran-heran betapa bahagi
PENDAKIAN RUHANI kehidupannya.
Dia dapat melupakan dan tak merasakan
Apabila engkau ikut serta dalam barisan bahwa seluruh
mereka yang mengadakan Pendakian, Kesusahan dan kesengsaraan itu akibat dari
ketiadaan akan membawamu ke atas bagaikan tidur
Buraq. Dan tipu-muslihat serta ilusi yang sia-sia.
Itu bukanlah seperti naiknya makhluk hidup ke Maka dunia ini
bulan; bukan, melainkan seperti naiknya Akan tampak abadi, meskipun itu hanyalah
pohon tebu ke gula. mimpi orang yang tertidur;
Itu bukanlah seperti naiknya asap ke langit; Yang, ketika Hari yang telah ditetapkan tiba,
bukan itu, melainkan seperti naiknya embrio akan melarikan diri
ke rasionalitas. Dari bayang-bayang gelap yang
menghantuinya,
PERKEMBANGAN MANUSIA Dan berpaling sambil mentertawakan momok
kesedihannya
Mula-mula dia muncul dalam alam benda- Ketika dia melihat tempat tinggalnya yang
mati; abadi-lestari.
Kemudian masuk ke dunia tumbuh-tumbuhan
dan hidup ”MASAKLAH SEMUANYA”
Bertahun-tahun sebagai tetumbuhan, tak ingat
lagi akan Karena engkau tak mampu mengemban
Apa yang telah dia alami, lalu melangkah Cahaya yang terbuka, minumlah kata-kata
maju Hikmah, karena cahayanya terselubung.
Ke kehidupan hewan, dan sekali lagi Hingga akhirnya engkau mampu menerima
Tak ingat akan kehidupan tetumbuhan itu. Cahaya, dan melihat apa yang kini
Kecuali ketika dirinya tergerak senang, tersembunyi tanpa kerudung.
Pada tetumbuhan di musim bunga-binga Serta melintasi langit laksana sebuah bintang;
berkembang indah. bukan, perjalanan mutlak, tanpa angkasa.
Seperti bayi-bayi yang mencari puting susu Demikianlah engkau menjadi ada dari
dan tak tahu mengapa. ketiadaan. Bagaimana engkau datang? Engkau
Sekali lagi Sang Pencipta Yang Maha datang secara tak sadar.
Bijaksana sebagaimana engkau ketahui Jalan kedatanganmu tak engkau ingat, namun
Memindahkannya dari alam hewani aku ingin memberimu sebuah tanda.
Ke tingkat Manusia; demikianlah dari satu Biarkanlah pikiranmu pergi, kemudian
alam ke alam lainnya dia waspadalah! Tutuplah telingamu, kemudian
Bergerak, ia mendai pandai, dengar!
Cerdik dan bijak, sebagaimana dia kini. Tidak, sebaiknya aku tak bercerita, karena
Tak terkenang lagi akan keadaan sebelumnya, engkau masih mentah; engkau masih dalam
Dan dari jiwanya yang sekarang pun dia akan musim semimu, engkau tak dapat melihat
diubah pula. musim panas.
Sekalipun dia tertidur, Tuhan tidak akan Dunia ini laksana pohon: kita adalah laksana
membiarkannya, buah yang setengah matang melekat padanya.
Dalam kelalaiannya ini. Ketika terjaga, dia Buah-buah yang masih mentah melekat erat
pada cabang pohon, karena untuk Istana
mereka belumlah pantas;
Namun ketika mereka ranum dan menjadi
manis serta lezat – maka, mereka akan
kehilangan cabang.
Sama seperti kerajaan duniawi yang akan
kehilangan kelezatannya bagi mereka yang
mulutnnya telah menjadi manis oleh
kebahagiaan yang tiada terkira.
Ada yang tetap tak terkisah, namun Ruh
Qudus akan menceritakan kepadamu tanpa aku
sebagai perantara.
Bukan, engkau akan menceritakannya kepada
telingamu sendiri – bukan aku ataupun orang
lain, Wahai engkau yang bersatu denganku –
Seperti, ketika engkau tertidur, engkau pergi
dari hadapan dirimu ke hadapan dirimu
Dan mendengar dari dirimu bahwa apa yang
engkau pikirkan diceritakan secara rahasia
kepadamu oleh seseorang dalam mimpi.
Wahai teman yang baik, engkau bukanlah
”engkau” semata: engkau adalah langit dan
lautan yang dalam.
Kekuasaan ”Engkau”-mu yang maha luas
adalah lautan yang di dalamnya ribuan
”engkau” tenggelam.
Janganlah berbicara, hingga engkau dapat
mendengar dari Sang Pembicara apa yang tak
dapat diucapkan atau dibayangkan.
Janganlah berbicara, sehingga Ruh mau
bercakap padamu: dalam bahtera Nabi Nuh
berhentilah berenang!

sumber :
http://syairsyiar.blogspot.com/p/puisi-
jalaluddin-rumi.html

http://id-id.facebook.com/note.php?note

Anda mungkin juga menyukai