Anda di halaman 1dari 40

Prosa III

Dan aku melihat hal - hal yang menyedihkan, Para Malaikat Kebahagiaan tengah ber
perang dengan Syaitan-syaitan Penderitaan Dan Manusia berdiri diantara mereka.
Yang satu menariknya dengan Harapan dan yang lain dengan Keputus-asaan.
Aku melihat Cinta dan Benci bermain-main dihati manusia,
Cinta menyembunyikan kesalahan Manusia dan memabukkanya
dengan anggur kepatuhan, pujian dan rayuan:
sementara Kebencian menghasutnya dan menutup telinganya
dan membutakan matanya dari Kebenaran...
Aku melihat para pemimpin mulutnya berbuih seperti serigala licik dan
juri penyelamat palsu merencanakan dan bersekongkol untuk
Melawan Kebahagiaan Manusia..
Dan aku melihat Manusia memanggil Kebijakan untuk membebaskannya,
tetapi Kebijakan tidak mendengar jeritannya, kerana Manusia pernah
Mengabaikannya ketika ia berbicara kepadanya dijalananan kota...
Kemudian datang seorang pertapa, Yang sekali setahun turun ke kota,
Memohon jawapan tentang kesenangan. Jawabnya demikian :
Kesenangan adalah lagu kebebasan, Namun bukannya sang kebebasan sendiri,
Dialah bunga-bunga hasrat keinginan, Namun bukan buah yang asli. Sebuah
jurang ternganga yang berseru ke puncak ketinggian, Itulah dia namun dia
bukan kedalaman maupun ketinggian itu sendiri. Dialah si terkurung yang
terbang terlepas, Namun bukannya ruang yang terbentang luas ;
Ya, sesungguhnyalah kesenangan merupakan lagu kebebasan. Dan aku amat suka
bila dapat mendengarkan, Kalian menyanyikannya dengan sepenuh hati,
Namun jangan hanyutkan diri dalam nyanyian
Beberapa diantaramu mencari kesenangan, Seolah kesenangan itu adalah
segala-galanya, Dan mereka ini dipersoalkan, dihakimi dan
dipersalahkan. Aku tak akan mempersalahkannya, ataupun memarahinya,
Melainkan akan mendorong mereka untuk mencari dan menyelami. Sebab mereka
akan menemukan kesenangan, Namun kesenangan tiada berdiri

sendiri. Saudaranya ada beberapa, ialah tujuh orang puteri, Yang terjelek
pun diantaranya lebih unggul kecantikannya, Daripada dia yang bernama
kesenangan. Engkau pernah mendengar tentang seorang manusia, Yang menggali
tanah hendak mencari akar, Namun menemukan harta pusaka ?
Beberapa di antara orang tua mengenangkan saat kesenangan, Dengan penuh
rasa penyesalan, Seolah kesenangan itu dosa yang diperbuatnya, Tatkala
sedang terbius diluar kesedarannya.
Tapi penyesalan ini hanya mengaburkan akal budi,Tiada berkemampuan
menyucikan hati nurani, Sayugia mereka mengingat kesenangan yang
lalu, Dengan rasa syukur dan terima kasih dalam kalbu, Sebagaimana mereka
mengenang rahmat tuaian di musim panas, Namun pabila rasa penyesalan lebih
menenteramkan hatinya, Maka biarlah mereka menikmati ketenteramannya.
Dan ada di antaramu yang bukan lagi remaja namun masih perlu mencari,
Pun belum terlampau tua namun memerlukan kenang - kenangan untuk digali,
Lalu menyingkirkan segala kesenangan yang ada dimaya pada, Khuatir
melemahkan kekuatan jiwa, Ataupun bertentangan dan merugikannya. Tapi
dalam pencegahan diri inipun terletak kesenangan mereka, Dan dengan
demikian mereka pun menemui sebuah mustika, Walau semua mereka dengan tangan gem
entar,hanya mencuba menggali akar.

Tetapi katakanlah padaku, siapakah yang dapat menenang jiwa ? Si


burung bul-bul yang menyanyikan lagu merdu, Terganggukah olehnya
ketenangan malam yang syahdu ? Atau ambillah dia, si kunang - kunang, Adakah
diganggunya keagungan bintang-bintang ? Dan nyala api, ataupun asap bara,
Adakah dia memberati pawana ? Dan dikau mengira, bahwa jiwa merupakan
danau yang tenang, Yang hanya dengan sentuhan sepucuk kayu, dapat
kauganggu ?Betapa seringnya, dengan menyingkiri segala kesenangan,
Kau hanya menimbun keinginan tersembunyi, di relung kesedaran.
Siapa tahu bahawa apa yang nampaknya lenyap sekarang,
dari permukaan,hanya menanti saat kebangkitan dihari kemudian ?

Bahkan jasmani memahami kudratnya dan keperluan hak alamiahnya, Serta


tiada sudi mengalami tipuan dari akal manusia. Jasmani adalah kecapi jiwa,
Tergantung kepada manusia, Untuk menggetarkannya dengan petikan lagu
merdu, Ataupun suara yang tiada menentu.

Lalu sekarang bertanyalah dalam hatimu; bagaimana cara membezakan


baik - buruk dalam kesenangan? Maka pergilah dikau keladang, kebun dan
tamanmu, Dan kau akan mengerti, bahawa bagi lebah, menghisap madu adalah
kesenangan, namun bagi bunga pun memberikan madu adalah kesenangan.
Untuk lebah, bunga merupakan pancaran kehidupan, Untuk bunga, lebah
merupakan duta kasih kehidupan. Dan bagi keduanya,sang lebah maupun sang
bunga, Memberi dan menerima kesenangan adalah keperluan dan keasyikan.
Rakyat Orphalese, bersenanglah bagaikan bunga dan lebah.

Prosa V

Aku akan melakukan segala apa yang telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu.
Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu
serta dadaku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu.
Aku akan selalu mencintaimu& sebagaimana padang rumput
yang luas mencintai musim bunga.
Aku akan hidup di dalam dirimu laksanabunga-bunga yang hidup oleh panas matahari
.
Aku akan menyanyikan namamu seperti lembah menyanyikan gema loceng di desa Aku a
kan mendengar bahasa jiwamu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang.
Aku akan mengingatimu seperti perantau asing yang mengenang tanah air tercintany
a, Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan,
Seperti raja yang turun takhta mengingati masa-masa kegemilangannya,
Dan seperti seorang tahanan mengingati masa-masa kesenangan dan kebebasan.
Aku akan mengingatimu sebagaimana seorang petani yang mengingati bekas-bekas gan
dum di lantai tempat simpanannya,
juga seperti gembala mengingati padang rumput yang luas dan
sungai yang segar airnya."
(Dari Sayap Sayap Patah)

PROSA (VI)

Bersyukurlah pada kehidupan yang telah menganugerahimu rasa haus.


Hatimu akan menjadi seperti tepian pantai daris ebuah samudera yang tak memiliki
gelombang.
Tak menyimpan gemuruh dan tak mengerami pasang surut bila engkau tak memiliki ra
sa haus.
Teguklah isi pialamu sendiri sambil memekik gembira.
Junjunglah pialamu diatas kepala mu lalu teguklah kuatdemi mereka yang meminumny
a dalam kesendirian.
AKu pernah sekali mencari gerombolan manusia yang kemudian duduk rapi mengelilin
gi meja jamuan sebuah pesta kemudian minum dengan sepuas - puasnya.
Namun mereka tidak mengangkat anggurnya diatas kepalaku, tidak pula meresapkanny
a kedalam dadaku.
Mereka hanya membasahi kakiku....kebijakan kumasih kerontang.
Hatiku terkunci dan terpatri.
Cuma sepasang kakikulah yang bergomol dengan mereka diantara selubung kabut yang
suram.
Aku tidak lagi mau mencari kumpulan manusia atau pula meneguk anggur bersama mer
eka dalam meja jamuan pesta mereka.
Apa yang engkau rasakan jika kututurkan padamu semua itu jika waktu begitu garan
g menghentaki jantungmu?
Akan sangat baik bagimu bila engkau meneguk pial arengsamu seorang diri dan pial
a bahagianmu seorang diri pula...

LAGU OMBAK

Pantai yang perkasa adalah kekasihku,


Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati.

Membisikkan selamat tinggal berulang kali.


Aku segera bergerak diam-diam
Dari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora didada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa Seribu sayang,
aku selalu berjagasendiri Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.

ANTARA PAGI DAN MALAM HARI

TENANGLAH hatiku, kerana langit tak pun mendengari Tenanglah, kerana bumi dibeba
ni dengan ratapan kesedihan.

Dia takkan melahirkan melodi dan nyanyianmu.

Tenanglah, kerana roh-roh malam tak menghiraukan bisikan rahsiamu, dan


bayang-bayang tak berhenti dihadapan mimpi - mimpi.

Tenanglah, hatiku. Tenanglah hingga fajar tiba, kerana dia yang menanti pagi den
gan sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan. Dia yang mencintai cahaya, dicint
ai cahaya.

Tenanglah hatiku, dan dengarkan ucapanku.


DALAM mimpi aku melihat seekor murai menyanyi saatdia terbang di atas kawah gunu
ng berapi yang meletus.

Kulihat sekuntum bunga Lili menyembulkan kelopaknya di balik salju.


Kulihat seorang bidadari telanjang menari - menari di antara batu-batu kubur.
Kulihat seorang anak tertawa sambil bermain dengan tengkorak - tengkorak.
Kulihat semua makhluk ini dalam sebuah mimpi. Ketika aku terjaga dan memandang s
ekelilingku, kulihat gunung berapi memuntahkan nyala api, tapi tak kudengar mura
i bernyanyi, juga tak kulihat dia terbang.

Kulihat langit menaburkan salju di atas padang dan lembah, dilapisi warna putih
mayat dari bunga lili yang membeku.
Kulihat kuburan - kuburan, berderet-deret, tegak dihadapan zaman-zaman yang tena
ng.

Tapi tak satu pun kulihat di sana yang bergoyang dalam tarian, juga tidak yang t
ertunduk dalam doa.

Saat terjaga, kulihat kesedihan dan kepedihan; kemanakah perginya kegembiraan da


n kesenangan impian?

Mengapa keindahan mimpi lenyap, dan bagaimana gambaran - gambarannya menghilang?

Bagaimana mungkin jiwa tertahan sampai sang tidur membawa kembali


roh-roh dari hasrat dan harapannya?

DENGARLAH hatiku, dan dengar lah ucapanku.


Semalam jiwaku adalah sebatang pohon yang kukuh dan tua, menghunjam akar - akarn
ya ke dasar bumi dan cabang-cabangnya mencekau ke arah yang tak terhingga.

Jiwaku berbunga di musim bunga, memikul buah pada musim panas.


Pada musim gugur kukumpulkan buahnya di mangkuk perak dan
kuletakkannya di tengah jalan. Orang - orang yang lalu lalang mengambil dan mem
akannya, serta meneruskan perjalanan mereka.

KALA musim gugur berlalu dan gita pujinya bertukarmenjadi lagu kematian dan rata
pan, kudapati semua orang telah meninggalkan diriku kecuali satu-satunya buah di
talam perak.

Kuambil ia dan memakannya, dan merasakan pahitnya bagai kayu gaharu, masam bak a
nggur hijau.

Aku berbicara dalam hati Bencana bagiku, keranatelah kutempatkan sebentuk laknat
di dalam mulut orang-orang itu, dan permusuhan dalam perutnya.

" Apa yang telah kaulakukan, jiwaku, dengan kemanisan akar-akarmu itu yang telah
meresap dari usus besar bumi, dengan wangian daun - daunmu yang telah meneguk c
ahaya matahari?"

Lalu kucabut pohon jiwaku yang kukuh dan tua.


Kucabut akarnya dari tanah liat yang di dalamnya dia telah bertunas dan tumbuh d
engan subur. Kucabut akar dari masa lampaunya, menanggalkan kenangan seribu musi
m bunga dan seribu musim gugur.

Dan kutanam sekali lagi pohon jiwaku di tempat lain.


Kutanam dia di padang yang tempatnya jauh dari jalan-jalan waktu.
Kulewatkan malam dengan terjaga di sisinya, sambil berkata,
" Mengamati bersama malam yang membawa kita mendekati kerlipan bintang.
Aku memberinya minum dengan darah dan airmataku ", sambil berkata,
" Terdapat sebentuk keharuman dalam darah, dan dalam airmata sebentuk kemanisan.
"

Tatkala musim bunga tiba, jiwaku berbunga sekalilagi.


PADA musim panas jiwaku menyandang buah. Tatkala musim gugur tiba, kukumpulkan b
uah - buahnya yang matang di talam emas dan kuletakkan di tengah jalan.

Orang-orang melintas, satu demi satu atau dalam kelompok - kelompok, tapi tak sa
tu pun menghulurkan tangannya untuk mengambil bahagiannya.
Lalu kuambil sebuah dan memakannya, merasakan manisnya bagai madu pilihan, lazat
seperti musim bunga dari syurga, sangat menyenangkan laksana anggur Babylon, wa
ngi bak wangi-wangian dari melati.
Aku menjerit,"Orang-orang tak menginginkan rahmat pada mulutnya atau kebenaran d
alam usus mereka, kerana rahmat adalah puteri airmata dan kebenaranputera darah!
"

Lalu aku beralih dan duduk di bawah bayangan pohon,


sunyi jiwaku di sebuah padang yang tempatnya jauh dari jalan waktu.
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar tiba.
Tenanglah, kerana langit menghembus bau hamis kematian dan tak bisa meminum
nafasmu.
Dengarkan, hatiku, dan dengarkan aku bicara.
Semalam fikiranku adalah kapal yang terumbang - ambing oleh gelombang laut
dan digerakkan oleh angin dari pantai kepantai Kapal fikiranku kosong kecuali un
tuk tujuh cawan yang dilimpahi dengan warna-warna, gemilang berwarna-warni. Sang
waktu datang; kala aku merasa jemu terapung - apung
di atas permukaan laut dan berkata, "Aku akan kembali ke kapal kosong fikiranku
menuju pelabuhan kota tempat aku dilahirkan."

Tatkala kerjaku selesai, kapal fikiranku Aku mulai mengecat sisi-sisi kapalku de
ngan warna - warni kuning matahari terbenam, hijau musim bunga baru, biru kubah
langit, merah senja kala yang menjadi kecil. Pada layar dan kemudinya kuukirkan
susuk-susuk menakjubkan, menyenangkan mata dan menyenangkan penglihatan.

Tatkala kerjaku selesai, kapal fikiranku laksana pandangan luas seorang nabi,
berputar dalam ketidak terbatasan laut dan langit.
Kumasuki pelabuhan kotaku, dan orang muncul menemuiku dengan pujian dan rasa ter
ima kasih.

Mereka membawaku ke dalam kota, memukul gendang dan meniup seruling.


Ini mereka lakukan kerana bahagian luar kapal ku yang dihias dengan cemerlang, t
api tak seorang pun masuk ke dalam kapal fikiranku.
Tak seorang pun bertanya apakah yang kubawa dari seberang lautan
Tak seorang pun tahu kenapa aku kembali dengan kapal kosongku ke pelabuhan.

Lalu kepada diriku sendiri, aku berkata, "Aku telah menyesatkan orang-orang,
dan dengan tujuh cawan warna telah kudustai mata mereka".

Setelah setahun aku menaiki kapal fikiranku dan kulayari di laut untuk kedua kal
inya. Aku berlayar menuju pulau-pulau timur, dan mengisi kapalku dengan dupa dan
kemenyan, pohon gaharu dan kayu cendana. Aku berlayar menuju pulau-pulau barat,
dan membawabijih emas dan gading, batu merah delima dan zamrud, dan sulaman se
rta pakaian warna merah lembayung.

Dari pulau-pulau selatan aku


mbak panjang, serta beraneka
arta benda dan barang-barang
erkata, "Orang-orangku pasti

kembali dengan
jenis senjata.
hasil bumi dan
akan memujiku,

rantai dan pedang tajam, tombak - to


Aku mengisi kapal fikiranku dengan h
kembali ke pelabuhan kotaku,sambil b
memang sudah pastinya.

Mereka akan menggendongku ke dalam kota sambil menyanyi dan meniup trompet Tapi
ketika aku tiba di pelabuhan, tak seorangpun keluar menemuiku. Ketika kumasuki j
alan-jalan kota, tak seorang pun memerhatikan diriku.

Aku berdiri di alun-alun sambil mengutuk padaorang-orang bahawa aku membawa buah
dan kekayaan bumi.

Mereka memandangku, mulutnya penuh tawa, cemuhan pada wajah mereka. Lalu mereka
berpaling dariku.
Aku kembali ke pelabuhan, kesal dan bingung. Taklama kemudian aku melihat kapalk
u.
Maka aku melihat perjuangan dan harapan dariperjalananku yang menghalangi perhat
ianku. Aku menjerit.
Gelombang laut telah mencuri cat dari sisi - sisi kapalku, tak
meninggalkan apa pun kecuali tulang belulang yang bertaburan.
Angin, badai dan terik matahari telah menghapus lukisan - lukisan dari layar,
memudarkan ia seperti pakaian berwarna kelabu danusang.

Kukumpulkan barang-barang hasil dan kekayaan bumi ke dalam sebuah perahu yang te
rapung di atas permukaan air. Aku kembali keorang-orangku, tapi mereka menolak d
iriku
kerana mata mereka hanya melihat bahagian luar.
Pada saat itu kutinggalkan kapal fikiranku danpergi ke kota kematian.
Aku duduk di antara kuburan-kuburan yang bercatkapur, merenungkan rahsia - rahsi
anya.
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar tiba.
Tenanglah, meskipun prahara yang mengamuk mencerca bisikan - bisikan batinmu, da
n gua-gua lembah takkan menggemakan bunyisuaramu.
Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba. Kerana diayang menantikan dengan sabar hin
gga fajar, pagi hari akan memeluknya dengan semangat.
NUN di sana! Fajar merekah, hatiku. Bicaralah,jika kau mampu bicara!
Itulah arak-arakan sang fajar, hatiku! Akankah hening malam melumpuhkan kedalama
n hatimu yang menyanyi menyambut fajar?
Lihatlah kawanan merpati dan burung murai melayang di atas lembah.
Akankah kengerian malam menghalangi engkau untuk menduduki sayap bersama mereka?
Para pengembala memandu kawanan dombanya dari tempat ternak dan kandang.
Akankah roh-roh malam menghalangimu untukmengikuti mereka ke padang rumput hijau
?
Anak lelaki dan perempuan bergegas menuju kebun anggur. Kenapa kau tak
berganjak dan berjalan bersama mereka?
Bangkitlah, hatiku, bangkit dan berjalan bersamafajar, kerana malam telah berlal
u.
Ketakutan malam lenyap bersama mimpi gelapnya.
Bangkitlah, hatiku, dan lantangkan suaramu dalam nyanyian, kerana hanya anak-ana
k kegelapan yang gagal menyatu ke dalam nyanyian sang fajar.

SETITIS AIRMATA DAN SEULAS SENYUMAN

Takkan kutukar duka cita hatiku demi


kebahagiaan khalayak. Dan, takkan kutumpahkan airmata kesedihan yang mengalir da
ri tiap bahagian diriku berubah menjadi gelak tawa. Kuingin diriku tetaplah seti
tis air mata dan seulas senyuman.

Setitis airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan
dan hal ehwal yang tersembunyi. Seulas senyuman menarikkudekat kepada putera kes
ayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepadaTuhan.

Setitis airmata meyatukanku dengan mereka yang patah hati;


Seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewuju dan.
Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan
berbanding jika aku hidup menjemukan dan putus asa.
Aku bersedia kelaparan demi cinta dan keindahanyang ada di dasar jiwaku
setelah kusaksikan mereka yang dimanjakan amatmenyusahkan orang. Telah kudengar
keluhan mereka dalam hasrat
kerinduan dan itu lebih manis daripada melodi yang termanis.
Ketika malam tiba bunga menguncupkan kelopak dantidur, memeluk kerinduannya.
tatkala pagi menghampiri, ia membuka bibirnya demimenyambut ciuman matahari.
Kehidupan sekuntum bunga sama dengan kerinduan danpengabulan. Setitis airmata da
n seulas senyuman.
Air laut menjadi wap dan naik menjelma menjadisegumpal mega. Awan
terapung di atas pergunungan dan lembah ngarai hingga berjumpa angin sepoi
bahasa, jatuh bercucuran ke padang-padang lalu bergabung bersama aliran sungai d
an kembali ke laut, rumahnya.
Kehidupan awan-gemawan itu adalah sesuatu perpisahan dan pertemuan.
Bagai setitis airmata seulas senyuman. Dan kemudian jiwa jadi terpisahkan dari j
iwa yang lebih besar, bergerak di dunia zat melintas bagai segumpal mega diatas
pergunungan dukacita dan dataran kebahagiaan.
Menuju samudera cinta dan keindahan - kepada Tuhan.

NASIHAT JIWAKU

Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar


mencintai semua orang yang membenciku,
Dan berteman dengan mereka yang memfitnahku.
Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku

bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai,


tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring lelabah di antara dua bunga, dekat sat
u sama lain; Tapi kini dia menjadi suatu lingkaran cahaya disekeliling matahari
yang tiada berawal pun tiada berakhir, Melingkari semua yang ada, dan bertambah
secara kekal.

Jiwaku menasihatiku dan mengajarku agar melihat kecantikan yang ada di


sebalik bentuk dan warna.
Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah ke
elokannya.
Sesungguhnya sebelum jiwaku meminta dan menasihatiku,
Aku melihat keindahan seperti titik api yang tergulung asap;
tapi sekarang asap itu telah tersebar dan menghilang, dan aku hanya melihat api
yang membakar.

Jiwaku menasihatiku dan memintaku untuk mendengar suara yang keluar bukan dari l
idah maupun dari tenggorokan.
Sebelumnya aku hanya mendengar teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan
sia-sia. Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan,
Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman kezaman.
Menyanyikan nada langit, dan menyingkap tabir rahsia keabadiaan..

Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar memuaskan kehausanku dengan


meminum anggur yang tak dituangkan ke dalam cangkir - cangkir,
Yang belum terangkat oleh tangan, dan tak tersentuh oleh bibir
Hingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yang terkubur dalam abu.
Tertiup angin dingin dari musim - musim bunga;
Tapi sekarang kerinduan menjadi cangkirku,
Cinta menjadi anggurku, dan kesendirian adalah kebahagianku.

Jiwaku menasihatiku dan memintaku mencari yang takdapat dilihat;


Dan jiwaku menyingkapkan kepadaku bahwa apa yang kita sentuh adalah apa yang kit
a impikan.

Jiwaku mengatakan padaku dan mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yang ta
k memiliki akar, tangkai maupun bunga, dan yang tak pernah dapat dilihat mata.
Sebelum jiwaku menasihati, aku mencari bau harum dalam kebun - kebun,
Dalam botol minyak wangi tumbuhan-tumbuhan dan bejana dupa
Tapi sekarang aku menyedari hanya pada dupa yang tak dibakar,
Aku mencium udara lebih harum dari semua kebun - kebun di dunia ini dan semua an
gin di angkasa raya.

Jiwaku menasihatiku dan memintaku agar tidak merasa mulia kerana pujian
Dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan kerana cacian.
Sampai hari ini aku berasa ragu akan nilaipekerjaanku;
Tapi sekarang aku belajar; Bahawa pohon berbunga di musim bunga, dan berbuahdi m
usim panas Dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untukmenjadi benar-benar
telanjang di musim dingin. Tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau tanpa ra
sa malu.

Jiwaku menasihatiku dan meyakinkanku Bahawa aku tak lebih tinggi berbanding cebo
l ataupun tak lebih rendah berbanding raksasa.
Sebelumnya aku melihat manusia ada dua, Seorang yang lemah yang aku caci atau ku
kasihani, Dan seorang yang kuat yang kuikuti, maupun yang kulawan
dalam pemberontakan. Tapi sekarang aku tahu bahwa aku bahkan dibentuk oleh tanah
yang sama darimana semua manusia diciptakan. Bahwa unsur-unsurku adalah unsur-u
nsur mereka, dan pengembaraan mereka adalah juga milikku.
Bila mereka melanggar aku juga pelanggar,
Dan bila mereka berbuat baik, maka aku juga bersama perbuatan baik mereka.
Bila mereka bangkit, aku juga bangkit bersama mereka;
Bila mereka tinggal di belakang, aku juga menemani mereka.

Jiwaku menasihatiku dan memerintahku untuk melihat bahawa cahaya yang kubawa buk
anlah cahayaku,
Bahawa laguku tidak diciptakan dalam diriku;
Kerana meski aku berjalan dengan cahaya, aku bukanlah cahaya,
Dan meskipun aku bermain kecapi yang diikat kemas oleh dawai - dawaiku,
Aku bukanlah pemain kecapi.
Jiwaku menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan in

i: "Di sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok". Pada saat itu aku meng
anggap masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan dilupakan, Dan masa depan k
uanggap suatu masa yang tak bisa kucapai ".
Tapi kini aku terdidik perkara ini : Bahawa dalam keseluruhan waktu masa kini ya
ng singkat, serta semua yang ada dalam waktu, Harus diraih sampai dapat.

Jiwaku menasihatiku, saudaraku, dan menerangiku.


Dan seringkali jiwamu menasihati dan menerangimu.
Kerana engkau seperti diriku, dan tak ada beza diantara kita.
Kusimpan apa yang kukatakan dalam diriku ini dalam kata-kata yang kudengar dalam
heningku, Dan engkau jagalah apa yang ada di dalam dirimu,dan engkau adalah pen
jaga yang sama baiknya
seperti yang kukatakan ini.

7 ALASAN MENCELA DIRI

Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,


pertama kali ketika aku melihatnya lemah,
padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket - jongket
dihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yangsulit dan mudah
ia memilih yang mudah
Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dancuba menghibur diri
dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia
pakai Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai
suatu yang bermanfaat

Dari PETIKAN SANG NABI (THE PROPHET)


PERENGGAN

Seorang ahli hukum menyusul bertanya;


Dan bagaimana tentang undang - undang kita?
Dijawabnya;
Kalian senang meletakkan perundangan,
namun lebih senang lagi melakukan perlanggaran,
Bagaikan kanak-kanak yang asyik bermain ditepi pantai,
yang penuh kesungguhan menyusun pasir jadi menara,
kemudian menghancurkannya sendiri,
sambil gelak tertawa ria.
Tapi, selama kau sedang sibuk menyusun menara pasirmu,
sang laut menghantarkan lebih banyak lagi pasir ketepi,
Dan pada ketika kau menghancurkan menara buatanmu,
sang laut pun turut tertawa bersamamu.
Sesungguhnya, samudera sentiasa ikut tertawa,
bersama mereka yang tanpa dosa.
Tapi bagaimanakah mereka,
yang menganggap kehidupan bukan sebagai samudera,
dan melihat undang - undang buatannya sendiri,
bukan ibarat menara pasir?
Merekalah yang memandang kehidupan,
laksana sebungkal batu karang,
dan undang-undang menjadi pahatnya,
untuk memberinya bentuk ukiran,
menurut selera manusia, sesuai hasrat kemahuan.

Bagaimana dia, si tempang yang membenci para penari?


Bagaimana pula kerbau yang menyukai bebannya,

dam mencemuh kijang, menamakannya haiwan liar tiada guna?


Lalu betapa ular tua, yang tak dapat lagi menukar kulitnya,
dan kerana itu menyebut ular lain sebagai telanjang, tak kenal susila?

Ada lagi dia, yang pagi- pagi mendatangi pesta,


suatu keramaian perkahwinan, kemudian setelah kenyang perutnya, dengan badan kel
etihan, meninggalkan keramaian dengan umpatan, menyatakan semua pesta sebagai su
atu kesalahan, dan semua terlibat melakukan kesalahan belaka.

Apalah yang kukatakan tentang mereka, kecuali bahawa memang mereka berdiri dibaw
ah sinar mentari, namun berpaling wajah, dan punggung mereka membelakangi?

Mereka hanya melihat bayangannya sendiri, dan bayangan itulah menjadi undang - u
ndangnya.

Apakah erti sang suria bagimereka, selain sebuah pelempar bayangan?


Dan apakah kepatuhan hukumbaginya, selain terbongkok dan melata diatas tanah, me
ncari dan menyelusuri bayangan sendiri?
Tapi kau, yang berjalan menghadapkan wajah kearah mentari, bayangan apa di atas
tanah, yang dapat menahanmu?

Kau yang mengembara di atas angin, kincir mana yang mampu memerintahkan arah per
jalananmu, hukum mana yang mengikatmu, bila kau patahkan pikulanmu, tanpa memuku
lnya pada pintu penjarao ranglain?

Hukum apa yang kau takuti, jikalau kau menari-nari, tanpa kakimu tersadung belen
ggu orang lain?

Dan siapakah dia yang menuntutmu, bila kau mencampakkan pakaianmu, tanpa melempa
rkannya dijalanoranglain?

Rakyat Orphalese, kalian mungkin mampu memukul gendang, dan kalian dapat melongg
arkan tali kecapi, namun katakan, siapakah yang dapat menghalangi, burung pipit
untuk menyanyi.

Seorang ahli pidato maju ke depan; bertanyakan masalah kebebasan.

Dia mendapat jawapan; Telah kusaksikan, di gerbang kota maupun dekat tungku pera
pian, dikau bertekuk lutut memuja Sang Kebebasan.

Laksana hamba budak merendahkan diri didepan sang tuan, si zalim yang disanjung
puja, walaupun dia hendak menikam.

Ya, sampaipun direlung - relung candi, dan keteduhan pusat kota, kulihat yang pa
ling bebas pun diantara kalian, mengendong kebebasannya laksana pikulan, mengena
kannya seperti besi pembelenggu tangan.

Hatiku menitikkan darah dalam dada, kerana kutahu, bahawa kau hanya dapat bebas
sepenuhnya, pabila kau dapat menyedari; bahawa keinginan untuk kebebasanpun, mer
upakan sebentuk belenggu jiwamu. Hanya jikalau kau pada akhirnya, berhenti bicar
a tentang Kebebasan, sebagai suatu tujuan dan sebuah hasil perbincangan, maka ka
u akan bebas, bila hari-hari tiada kosong dari beban fikiran, dan malam-malammu
tiada sepi dari kekurangan dan kesedihan.

Bahkan justeru Kebebasanmu berada dalam rangkuman beban hidup ini, tetapi yang b
erhasil engkau atasi, dan jaya kau tegakmenjulangtinggi, sempurna, terlepas sega
la tali - temali.

Dan bagaimana kau kan bangkit, mengatasi hari dan malammu, pabila kau tak memata
hkan belenggu ikatan, yang di pagi pengalamanmu, telah engkau kaitkan pada ketin
ggian tengah harimu?

Sesungguhnya lah, apa yang kau namai Kebebasan, tak lain dari mata terkuat diant
ara mata rantai belenggumu, walau kilaunya gemerlap cemerlang disinar suria, ser
ta menyilaukan pandang matamu. Dan sedarkah engkau, apa yang akan kau lepaskan i
tu?

tiada lain adalah cebisan dari dirimu, jikalau kau hendak mencapai kebebasan yan
g kau rindu.

Pabila yang akan kau buang itu, suatu hukum yang tak adil, akuilah bahwa dia tel
ah kau tulis dengan tanganmu sendiri, serta kau pahatkan diatas permukaan kening
mu.

Mustahil kau akan menghapusnya, dengan hanya membakar kitab-kitab hukum mu, tak
mungkin pula dengan cara membasuh kening para hakimmu, walau air seluruh lautan
kau curah kan untuk itu.

Pabila seorang zalim yang hendak kau tumbangkan, usahakanlah dahulu, agar kursi
tahtanya yang kau tegakkan di hatimu, kau cabut akarnya sebelum itu.
Sebab bagaimanakah seorang zalim, dapat memerintah orang bebas dan punya harga d
iri, jika bukan engkau sendiri membiarkan nya, menodai kebebasan yang kau junjun
g tinggi, mencorengkan arang pada harkat martabat kemanusiaanmu peribadi?

Pabila suatu beban kesusahan yang hendak kau tanggalkan, maka ingatlah bahwa beb
an itu telah pernah menjadi pilihanmu, bukannya telah dipaksakan diatas pundakmu
.

Bilamana ketakutan yang ingin kau hilangkan, maka perasaan ngeri itu bersarang d
ihatimu, bukannya berada pada dia yang kautakuti. Sebenarnyalah, segalanya itu b
ergetar dalam diri, dalam rangkulan setengah terkatup, yang abadi; antara; yang
kauinginkan dan yang kautakuti, yang memuakkan dan yang kau sanjung puji, yang k
au kejar - kejar dan yang hendak kau tinggal pergi.

Kesemuanya itu hadir dalam dirimu selalu, bagaikan Sinar dan Bayangan, dalam pas
angan - pasangan, yang lestari berpelukan.

Dan pabila sang bayangan menjadi kabur, melenyap hilang, maka sinar yang tinggal
, wujudlah bayangan baru, bagi sinar yang lain; demikianlah selalu.

Seperti itulah pekerti Kebebasan, pabila ia kehilangan pengikatnya yang lama, ma


ka ia sendirilah menjadi pengikat baru, bagi Kebebasan yang lebih agung, sentias
a.

Bila engkau sedang bersukaria renunglah dalam-dalam ke lubuk hati disanalah nant
i engkau dapati bahwa hanya yang pernah membuat derita berkemampuan memberimu b
ahagia Jika engkau berdukacita renunanglah lagi, ke lubuk hati disanalah pula ba
kal kau temui bahawa sesungguhnya engkau sedang menangisi sesuatu yang pernah en
gkau syukuri.

Bila kau memberi dari hartamu, tidakbanyaklahpemberian itu.


Bila kau memberi dari dirimu, itulah pemberian yang penuh arti.
Sebab,apalah harta milikan itu, pabila ia bukan simpanan yang
kaujaga buat persediaan diharikemudian? Dan hari kemudian;
terkandung janji apakah bagi dia, si anjing kikir, Yang menimbun tulang-tulang
di bawah pasir, Dalam perjalanan ke kota suci, mengikuti musafir ?

Dan bukankah ketakutan akan kemiskinan, Merupakan kemiskinan itu sendiri ?


Ketakutan akan dahaga, sedangkan sumur masih penuh,Bukankah dahaga yang tak mung
kin dipuaskan ? Ada orang yang memberi sedikit dari miliknya yang banyak Dan pe
mberian itu dilakukan demi sanjungan, Hasrat tersembunyi membuat tak murni derma
nya.

Ada pula yang memiliki sedikit dan memberikan segalanya.


Merekalah yang percaya akan kehidupandan anugerah kehidupan,
Dan peti mereka tiada pernah mengalami kekosongan. Ada yang memberi dengan kegem
biraan dihati, Kegembiraanlah yang menjadi anugerah pengganti. Ada yang memberi
dengan kepedihan dihati, maka Kepedihan menjadi air pensucian diri.

Dan ada yang memberi tanpa merasa sakit didalamnya, Tanpa mencari kegirangan dar
i pemberiannya, Tanpa mengingat-ingat kebaikannya; Merekamemberi, sebagaimana di
lembah sana, Bunga-bunga menyebarkan wewangiannya keudara.

Melalui mereka inilah, Tuhan berbicara,Dan dari sinar lembut tatapan mata mereka
Dia tersenyum pada dunia. Sebab sesungguhnya,
kehidupanlah yang memberi pada kehidupan. Sedangkan kau, yang mengira dirimu seo
rang pemberi, Sebetulnya hanyalah seorang saksi.

Dan kau, kaum penerima - ya ,engkau semuanya tergolong penerima !


Jangan memberati diri dengan rasa terhutang budi, Sebab kau akan membebani dirim
u dan dia yang memberi.

Sayugia kau bangkit bersama si pemberi,Naik sayap pemberiannya,


Melambung ke taraf yang lebih tinggi. Terlampau menyedari hutangmu,
adalah meragukan kedermawanan dia, Sang putera Bumi yang murah hati,
Dan Tuhan, sebagai sumber segala hartanya.

MUSIM BUNGA

Bunga akan nampak indah

Ketika musim bunga bermula


Mencium pucuk-pucuk kecilnya
Namun kasih akan sentiasa
Nampak indah dari bunga
Kerana ia terus tumbuh tanpa bantuan musim

INDAHNYA KEMATIAN

Biarkan aku terbaring dalam lelapku,


kerana jiwa ini telah dirasuki
cinta, dan biarkan daku istirahat, kerana batin ini memiliki segala kekayaan
malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi disekeliling
ranjang ini, dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki - kaki ini dengan
wangian, dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini, kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahn
ya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkap kant abir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa - masa lalu sepert iengkau memandang fajar harapan
dalam mataku, kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hat
iku berbaring.

Hapuslah airmatamu, saudaraku, dan tegakkanlah kepalamu seperti


bunga-bunga menyemai jari - jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom - kolom cahaya antara ranjangku dengan
jarak infiniti.

Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap - sayapnya.

Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.Ciumlah mataku


dengan seulas senyummu.

Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jem


ari merah jambumereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya didahiku dan memberkatiku
Biarkanlah perawan - perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku
Aku akan melakukan segala apa yang telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu.

Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu


serta dada ku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu.
Aku akan selalu mencintaimu...
sebagai mana padang rumput yang luas mencintai musim bunga.

Aku akan hidup didalam diri mu laksana bunga - bunga yang hidup oleh panas matah
ari.

Aku akan menyanyi kan nama mu seperti lembah menyanyikan gema loceng di desa Aku
akan mendengar bahasa jiwa mu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang
.

Aku akan mengingati mu seperti perantau asing yang mengenang tanah air tercintan
ya, Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan, Seperti raja yang tur
un takhta mengingati masa - masa kegemilangannya, Dan seperti seorang tahanan me
ngingati masa - masa kesenangan dan kebebasan.

Aku akan mengingatimu sebagaimana seorang petani yang mengingati


bekas - bekas gandum dilantai tempat simpanannya, juga seperti gembala mengingat
i padang rumput yang luas dan sungai yang segar airnya."
(Dari Sayap Sayap Patah)

DUA KEINGINAN

Di keheningan malam, Sang Maut turun dari hadiratTuhanmenujukebumi.Iaterbang mel


ayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan m
atanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka,
dan orang-orang yang terlena didalam kekuasaan sang lelap.
Ketika rembulan tersungkur kaki langit, dan kotaituberubahwarnamenjadihitamlegam
, Sang Maut berjalan dengan langkahtenangditengahpemukiman -- berhati - hati tid
ak menyentuh apapun -- sampai tiba disebuah istana. Dia masukdan tak seorangpun
kuasa menghalangi. Diategakdisisisebuah ranjang danmenyentuh pelupuk matanya, da
n orang yang tidur itu bangun dengan ketakutan.
Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan,"M
enyingkirlah kau dariku, mimpi yang mengerikan!Pergilah engkaumakhluk jahat! Sia
pakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kaumasuk istana ini? Apa yang kauinginka
n? Minggatlah, karena akulah empunya rumahini.Enyahlah kamu, kalau tidak, kupan
ggil para budak dan para pengawal untuk mencincangmu menjadikepingan!"
Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan,"Akulah kemati
an, berdiri dan membungkuklah kepadaku."
Dan si kaya berkuasa itu bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan b
enda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika pekerjaanku belum selesai? Apa
yang kau inginkan dari orang kuat seperti aku?Pergilah sana, carilah orang-orang
yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri oleh taring-taringmu yang berdarah dan
wajahmu yangbengis ,danmataku bergetar menatap sayap-sayapmu yang menjijikan dan
tubuhmu yang memuakkan."
Setelah diam beberapa saat dan tersadar dari ketakutannya, iamenambahkan,"Tidak,
tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telahku katakan, karena
rasa takut membuat diriku mengucapkan kata -kata yang sesungguhnya terlarang. Ma
ka ambillah emasku seperlunya atau nyawa salah seorang dari budak, dan tinggalka
nlah diriku... Akumasihmemperhitungkan kehidupan yangmasihbelum terpenuhi dan ke
kayaan padaorang-orang yang belum terkuasai. Diatas laut aku memiliki kapal yang
belum kembali kepelabuhan, dan pada hasil bumi yang belum tersimpan. Ambillah o
lehmu barang yang kauinginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya selir, cantik ba
gai pagihari, untuk kau pilih, Kematian.
Dengarlah lagi : Aku punya seorang putra tunggal yang ku sayangi, dialah biji ma
taku. Ambillah dia juga, tapi tinggalkan diriku sendirian."
Sang Maut itu menggeram, engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak tahu diri.
Kemudian Maut mengambil tangan orang itu, mencabut kehidupannya, dan memberikan
nya kepada para malaikat dilangit untuk memeriksanya.
Dan maut berjalan perlahan di antara orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah
paling kumuh yang ia temukan. Ia masuk danmendekati ranjang dimana tidur seoran
g pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun
terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri disampingnya ,ia berkata dengan s
uara penuh cinta dan harapan, "Aku disini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutla
h ruhku, impianku yang mengejawantah dan hakikat harapanku. Peluklah diriku, kek
asih jiwaku, karena kau sangat penyayang dan takkan meninggalkan diriku di sini.
Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Jangan tinggalkan daku."
"Aku telah memanggilmu berulang kali, namun kau tak mendengarkan.Tapi kini kau t
elah mendengarku, karena itu jangan kecewakan cintaku dengan peng-elakan diri. P
eluklah ruhku, Sang Maut terkasih."

Kemudian Sang Maut meletakkan jari - jari lembutnya keatas bibir yang bergetar i
tu, mencabut nyawanya, dan menaruhnya dibawah sayap - sayapnya.
Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang --kedunia--dan dalam
bisikan ia berkata, "Hanya mereka yang didunia mencari Keabadian-lah yang sampai
ke Keabadian itu."

IBU
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yangmemancar dari kedalama
n jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam ren
gsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapapun yang k
ehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.Matahari sebagai ibu bumi yang m
enyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lent
era ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesark
annya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan beb
ijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

IBU
Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan.
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan.
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan.
Manusia yang kehilangan ibunya bererti kehilangan jiwa sejati yang memberi berka
t dan menjaganya tanpa henti.
Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok ibu.
Matahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran
panasnya.
Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari me
minta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan
siulan burung-burung dan anak-anak sungai.
Dan Bumi ini adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bunga menjadi ibu yang baik bag
i buah - buahan dan biji - bijian.

Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh d
engan keindahan dan cinta.

ANAK
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata, Bicar
alah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau ku
njungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
, Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu, Engkau
adalah busur-busur tempat anakmumenjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan,
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuat
annya, sehingga anak - anak panah itu dapat meluncurdengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai b
usur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
(Dari Cinta, Keindahan, Kesunyian)

PENYAIR
Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.
Dia adalah seekor burung nightingale
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya
Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padangkehidupan.Membukakelopakmerekabagim
enerima cahaya.
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang

Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang


Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.
Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh.
Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya diladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya.
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya, Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi.
Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya
Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka? yang boleh memperlihatkan keindahan pada
jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?
Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa? org yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa
Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam? kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.
Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.
Penyair..
periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan disebalik jambangan bu
nga - bunga Laurel.
(Dari Damah Wa Ibtisamah -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

MIMPI
Kala malam datang dan rasa kantuk membentangkan selimutnya diwajah bumi, aku ban
gun dan berjalan ke laut, " Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaann yait
u laut menjadi penghibur bagi jiwa yang terjaga.",
Ketika aku sampai di pantai, kabus dari gunung menjuntaikan kakinya seperti sele
mbar jilbab yang menghiasi wajah seorang gadis.Aku meliha tombak yang berdeburan
. Aku mendengar puji-pujiannya kepada Tuhan dan bermeditasi diatas kekuatan abad

i yang tersembunyi di dalam ombak-ombak itu-kekuatan yang lari bersama angin, me


ndaki gunung, tersenyum lewat bibir sang mawar dan menyanyi dengan desiran air y
ang mengalir di parit-parit.
Lalu aku melihat tiga Putera Kegelapan duduk diatas sebongkah batu. Aku menghamp
irinya seolah-olah ada kekuatan yang menarik kutanpa aku dapat melawannya.
Aku berhenti beberapa langkah dari Putera Kegelapan itus eakan-akan ada tenaga m
agis yang menahanku. Saat itu, salah satunya berdiri dan dengan suara yang seola
h berasal dari dalam laut ia berkata:
"Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta tanpa
keindahan seperti bunga tanpa aroma semerbak dan seperti buah tanpa biji. Hidup
, cinta dan keindahan adalah tiga dalam satu, yang tidak dapat dipisahkan ataupu
n diubah."
Putera kedua berkata dengan suara bergema seperti air terjun," Hidup tanpa berju
ang seperti empat musim yang kehilangan musim bunganya. Dan perjuangan tanpa hak
seperti padang pasir yang tandus. Hidup,perjuangan dan hak adalah tiga dalam sa
tu yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah."
Kemudian Putera ketiga membuka mulutnya seperti dentuman halilintar :
"Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa,dankebebasantanpaakalsepertiroh
yang kebingungan. Hidup, kebebasan dan akal adalah tiga dalam satu, abadi dan ti
dak pernah sirna."
Selanjutnya ketiga-tiganya berdiri dan berkata dengan suara yang menggerunkan se
kali:
Itulah anak-anak cinta,
Buah dari perjuangan,
Akibat dari kebebasan,
Tiga manifestasi Tuhan,
Dan Tuhan adalah ungkapan
dari alam yang bijaksana.
Saat itu diam melangut, hanya gemersik sayap-sayap yang tak nampak dan getaran t
ubuh-tubuh halus yang terus-menerus.
Aku menutup mata dan mendengar gema yang barusajaberlalu.Ketika aku membuka mata
ku, aku tidak lagi melihat Putera-Putera Kegelapan itu,hanya laut yang dipeluk h
alimunan. Aku duduk, tidak memandang apa-apa pun kecuali asap dupa yang menggulu
ng ke syurga.

KASIH SAYANG DAN PERSAMAAN

Sahabatku yang papa, jika engkaumengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sen
gsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang
Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.
Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul

harta utk mencari pengetahuan. Dan kusebut pengertian tentangKehidupan : Kerana


orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh
jalan kebenaran.
Bergembiralah, sahabatku yang papa, kerana engkau merupakan penyambung lidah Kea
dilan dan Kitab tentang Kehidupan. Tenanglah, kerana engkau merupakan sumber keb
ajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka y
ang membimbingmu.
Jika engkau menyedari, sahabatku yang papa, bahawa malang yang menimpamu dalam h
idup merupakan kekuatan yangmenerangi hatimu, danmembangkitkan jiwamu dari ceruk
ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati kerana p
engalamanmu, dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bi
jaksana.
Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlaina
n. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa ki
ni dan harapan? masa depan. Antara tidur dan jaga, diluar fajar merekah.
Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api
keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutka
n perasaan, dan Suka mengubati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilan
gkan, jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan ke
mewahan dan kerakusan.
Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat dituka
r dengan emas; tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah se
ring meminggirkan keimananan, dan mendakap erat emasnya.
Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar ke
puasan diri dan kesenangan semata.? Orang-orang papa yang
kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu
yang paling mesra bagi keluarga, sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkat
an yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul
emas, pada hakikatnya seperti hidup cacing didalam kuburan. Itu menandakan keta
kutan.
Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni dari pada tawa
ria orang yang ingin melupakannya, dan lebih manis dari pada ejekan seorang pen
cemuh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci, dan mengajar manusia ikut
merasakan pedihnya hati yang patah.
Benih yang kautaburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada
sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam. Dan duka cita yang kau sandang, akan dikemb
alikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga. Dan angkatan mendatangakan mempela
jari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang danPersamaa
n.

PERSAHABATAN

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.


Dan dia? menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa
terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.


Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian
.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata"T
idak" di kalbumu sendiri, pun tiada kaumenyembunyikankata"Ya".
Dan bilamana dia diam, hatimu berhenti darimen dengar hatinya; kerana tanpa ungk
apan kata, dalam? persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan
bersamadan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dala
m ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung dar
ipada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika? kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama da
lam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembira
an..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui faja rdan ghairah se
gar kehidupan.

KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU

Kata selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku ak
an tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih d
ari pada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang ko
tor."

Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi
tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warnapun mendengarnya, dan mere
kapun tak pernah mendekatinya. Dan selemba rkertas yang seputih salju itu tetap
suci dan murni selamanya - suci dan murni- dan kosong.

TANYA SANG ANAK


Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak gadis muda dan naif!
Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!
Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?

Sang ibu menjawab,"Kerana ibu lebih kuat dari ayah!"


Sang anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?"
Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!
Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab," Iya, kau adalah yang terkuat!"
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.
Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!"
"Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?"Sang anak pun kembali melontarkan pertany
aan.
Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan."Kerana engkau adala
h buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.Cinta yang dapat me
mbuat semua manusia buta, tuli serta bisu!
Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."

GURU
Barangsiapa mahu menjadi guru, biarkan dia memulai mengajar dirinya sendiri
sebelum mengajar orang lain, dan biarkan dia mengajar dengan teladan sebelum men
gajar dengan kata-kata.
Sebab mereka yang mengajar dirinya sendiri dengan memperbetulkan perbuatan-perbu
atannya sendiri lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
dan memperbetulkan perbuatan-perbuatan orang lain.

BANGSA - CERMIN DIRI

Manusia terbagi dalam bangsa,


negara dan segala perbatasan.
Tanah airku adalah alam semesta.
Aku warga negara dunia kemanusiaan....

Kata-kata tidak mengenal waktu.


Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya
dengan menyadari akan keabadiannya.
Ketika aku berdiri bagaikan
sebuah cermin jernih di hadapanmu,
kamu memandang kedalam diriku dan
melihat bayanganmu.
kemudian kamu berkata, "Aku cinta kamu."
Tetapi sebenarnya, kamu mencintai
dirimu dalam diriku.

SUARA KEHIDUPANKU - KEINDAHAN KEHIDUPAN

Suara kehidupanku memang tak akan


mampu menjangkau telinga kehidupanmu;
tapi marilah kita coba saling bicara
barangkali kita dapat mengusir kesepian
dan tdak merasa jemu....
Keindahan adalah kehidupan itu sendiri
saat ia membuka tabir penutup wajahnya.
dan kalian adalah kehidupanya itu,
kalianlah cadar itu. Keindahan adalah
keabadian yang termanggu di depan cermin.
Dan kalian adalah keabadian itu, kalianlah
cermin itu.

CINTA I
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang? kearah kumpulan manusia itu, dan
keheningan menguasa imereka. Dan dengan suara lantang dia berkata :
Pabila? cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakankamu.
Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
kerana sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu

dan menggoncangkannya dari perut bumi


Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingkanmu sehingga engkau bogel
mengayakkanmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
mengisarkanmu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sebuku roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci
Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rahsia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baiklah engkau membalut dirimu
yang bogel itu dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu
Cinta tidak memberikan apa - apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan daripada dirinya
cinta tidak mengawal sesiapa
dan cinta tidak boleh dikawal sesiapa
kerana cinta lengkap dengan sendirinya
Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
kejadian adalah hatiku, sebaliknya berkatalah:
aku adalah kejadian
Dan janganlah engkau berfikir
engkau boleh menentukan arus cinta
kerana seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu
Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira
melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirehat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanisan cinta yang tidak terperi
untuk kembali ke rumahmu ketika air mati
dengan rasa kesyukuran di dalam hati
dan dalam tidurmu berdoalah untuk kekasihmu

yang bersemadi di dalam hatimu


dengan lagu kesyukuran pada bibirmu
(Dari Sang Nabi)

CINTA II
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga
Mereka berkata tentang helang dan? hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu
Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati
(Dari The Forerunner))

CINTA III
Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya k
epada manusia yang lalu-lalang disitu tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri,tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil m
engeluh dia berkata, "Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewa
risinya dari Manusia Pertama."
Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menya
nyi dia berkata, "Cinta adalahsebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yan
g rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan
datang.
Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, diaberka
ta, Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita dineraka, ter
bang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun
, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk
beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.
Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata
,"Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke
dalam roh orang-orang yg kuat,?membuat mereka bangkit dalam doa diantara bintang

-bintang di malam hari dan senandung pujian?di depan matahari disiang hari.
Setelah itu seorang lelaki menghampiri.Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan
dahi berkerut, dia berkata,"Cinta adalah ketidak pedulian yang buta. Ia bermula
dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.
Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, Cinta ad
alah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesua
tu kepada kita seperti para dewa melihatnya.
Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk - ngetuk kan tongkatnya ketana
h dan dia kemudian berkata sambil menangis,Cinta adalah kabus tebal yang menyelu
bungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari naf
sunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangi
snya sendiri yang bergema dilembah-lembah.
Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, Cinta adal
ah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan
segala yang ada di sekitarnya.Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan
yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adala bagai sebuah mimpi i
ndah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.
Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan
kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, " Cinta adalah istirahat p
anjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman k
eabadian.?
Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawadia berkata,
"Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti ten
tangcinta."
Waktu terus berjalan. Manusia terus - menerus melewati rumah ibadat. Masing-masi
ng mempunyai pandangannya tersendiri tentangcinta. Semua menyatakan harapan-hara
pannya dan mengungkapkan misteri - misteri kehidupannya.

PANDANGAN PERTAMA
Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah - wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai - dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari - h
ari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan malam, m
enjadikan mata jernih melihat kenikmatan didunia dan menjadikan misteri - mister
i keabadian didunia ini hadir.
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang ting
gi.
Mata mereka menaburkan benih didalam ladang hati, perasaan memeliharanya, dan ji
wa membawanya kepada buah - buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak dipermukaan air menga
lir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggemakan
kata - kata Tuhan, Jadilah, maka terjadilah ia.

SYUKUR
Bangun difajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat diterik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang dikala senja dengan syukur penuh dirongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat dibibir senyuman.

PERKAHWINAN

SEKARANG,CINTA mulai menciptakan puisi dalam prosa kehidupan, untuk mencipta fik
iran -fikiran masa lalu menjadi nyanyian pujian agar bersenandung siang hari dan
menyanyi pada malam hari.
Sekarang, hasrat menyingkapkan tabir keraguan dari kebingungan pada tahun - tahu
n yang telah berlalu.
Dari rangkaian kesenangan, ia merajut kebahagiaan yang hanya bisa dilampaui deng
an kebahagiaan jiwa ketika ia memeluk tuannya.
Itulah dua peribadi kukuh yang berdiri berdampingan untuk mempertentangkan cinta
mereka dengan kedengkian dari takdir yang lemah.
Itulah perpaduan anggur kuning dengan anggur warna lembayung untuk menghasilkan
paduan keemasan, warna cakerawala saat fajar merekah.
Itulah pertentangan dua roh untuk pertentangan dan kesatuan dua jiwa dengan kesa
tuan.
Ia adalah curahan hujan jernih dari langit murni kedalam kesucian alam, membangk
itkan kekuatan - kekuatan ladang yang penuh berkat.
Apabila pandangan pertama dari wajah sang kekasih adalah seperti benih yang dita
burkan oleh cinta diladang hati manusia dan ciuman pertama dari dua bibir adalah
seperti bunga pertama cabang kehidupan, maka perkahwinan adalah buah pertama da
ri bunga pertama benih itu.
( dari Suara Sang Guru)

BAGI SAHABATKU YANG TERTINDAS


Wahai engkau yang dilahirkan diatas ranjang kesengsaraan,
diberi makan pada dada penurunan nilai, yang bermain sebagai seorang anak di rum
ah tirani, engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhm
u bercampur dengan airmata yang getir.

@ @ @
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meningga
lkan isterinya, anak - anaknya yang masih kecil, sahabat - sahabatnya, dan memas
uki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan
'.
@ @ @
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya,
tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya, yang hanya berhasrat untuk hidu
p diatas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya t
inta dan kertas.
@ @ @
Wahai tawanan yang dilemparkan kedalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dib
uat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahata
n, dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara - car
a yang keliru.
@ @ @
Dan engkau, Wahai wanita yang malang, yang kepadanya Tuhan
menganugerahkan kecantikan. Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekor
imu, memperdayakan engkau, menanggung kemiskinanmu dengan emas. Ketika kau menye
rah padanya, dia meninggalkanmu.
Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar - cakar penurunan nilai dan keadaan
yang
menyedihkan.
@ @ @
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati, para martir
bagi hukum buatan manusia. Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebi
adaban yang hebat, dari ketidak - adilan sang hakim, dari
licik si kaya, dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya.
@ @ @
Jangan putus asa, kerana di sebalik ketidak - adilan dunia
ini, di balik persoalan, di balik awan gemawan, di balik
bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain
adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua
kesopanan, segenap cinta kasih.
@ @ @
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matah
ari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.
@ @ @
Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat
dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan
dedaunan hijau dan berair banyak.
@ @ @
Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan
senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para pe
nindasmu.

SUARA PENYAIR
Berkah amal soleh tumbuh subur dalam ladang hatiku.
Aku akan menuai gandum dan membahagikannya pada mereka yang lapar.
Jiwaku menyuburkan ladang anggur yang kuperas buahnya dan

kuberikan sarinya pada mereka yang kehausan.


Syurga telah mengisi pelitaku dengan minyaknya dan akan
kuletakkan di jendela.
Agar musafir berkelana di gelap malam menemui jalannya.
Kulakukan semua itu kerana mereka adalah diriku.
Andaikan nasib membelenggu tanganku dan aku tak bisa lagi
menuruti hati nuraniku, maka yang tertinggal dalam hasratku hanyalah:
Mati!
@ @ @
Aku seorang penyair, apabila aku tak bisa memberi, akupun tak
mau menerima apa - apa.

CIUMAN PERTAMA
Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh
para dewa dari air pancuran cinta.
@ @
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan
menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan,
bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masalaludengankejayaanmasadepan.
@ @ @
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan - perasaan dengan nyanyian - nyany
iannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai
singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari - jemari
angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang d
an rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran - getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan
matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
@ @ @
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga
buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
@ @ @
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan
para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertam
a yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.

KISAHKU

Dengarkan kisahku...
Dengarkan, tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:

kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam pender
itaanku..
Jika kita mencintai, cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita
.
Jika kita bergembira, kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam
hidup itu sendiri.
Jika kita menderita, kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam ha
ti nurani alam.
Jangan kauanggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan
yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia
takkan tercipta bertahun - tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebu
ah kebenaran, yang terbuka namun rahsia hanya dapat difahami melalui cinta, hany
a dapat disentuh dengan kebaikan, dan ketika kita mencuba untuk menggambarkannya
ia menghilang bagai segumpal wap.

KEKASIHKU LAYLA

Kemarilah, kekasihku.
Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku.
Kehidupan lebih lemah dari pada kematian, tetapi kematian lebih
lemah daripada cinta...
Engkau telah membebaskanku, Layla, dari siksaan gelak tawa dan pahitnya anggur i
tu.
Izinkan aku mencium tanganmu, tangan yang telah memutuskan rantai-rantaiku.
Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan yang tela
h menyelimuti rahsia - rahsia hatiku.

Tutuplah mataku yang meredup ini dengan jari - jemarimu yang berlumuran darah.

Ketika jiwaku melayang keangkasa, taruhlah pisau itu ditangan kananku dan kataka
n pada mereka bahawa aku telah bunuh diri kerana putus asa dan cemburu.

Aku hanya mencintaimu, Layla, dan bukan yang lain, aku berfikir bahwa tadi lebih
baik bagiku untuk mengorbankan hatiku, kebahagiaanku, kehidupanku dari pada mel

arikan diri bersamamu pada malam pernikahanmu.


Ciumlahaku, kekasih jiwaku...
sebelum orang - orang melihat tubuhku...
Ciumlah aku...
ciumlah, Layla...

DUA PENYAIR

Berabad-abad yang lalu, disuatu jalan menuju Athens, dua orang penyair bertemu.
Mereka mengagumi satu sama lain.

Salah seorang penyair bertanya, " Apa yang kauciptakan


akhir - akhir ini, dan bagaimana dengan lirikmu ? " Penyair yang seorang lagi; m
enjawab dengan bangga, "Aku tidak melakukan hal lain selain menyelesaikan syairk
u yang paling indah, kemungkinan merupakan syair yang paling hebat yang pernah d
itulis di Yunani. Isinya pujian tentang Zeus yang Mulia.

Lalu dia mengambil selembar kulit dari sebalik jubahnya dan berkata, Kemari, lih
atlah, syair ini kubawa, dan aku senang bila dapat membacakannya untukmu. Ayuh,
mari kita duduk berteduh dibawah pohon cypress putih itu.

" Lalu penyair itu membacakan syairnya. Syair itu panjang sekali. Setelahselesai
,penyairyangsatuberkata,"Itu syair yang indah sekali. Syair itu akan dikenang be
rabad - abad dan akan membuat engkau termasyhur."

Penyair pertama berkata dengan tenang,"Dan apa yang telah kau ciptakan akhir-akh
ir ini ? " Penyair kedua menjawab," Aku hanya menulis sedikit. Hanya lapan baris
untuk mengenang seorang anak yang bermain dikebun. " Lalu ia membacakan syairny
a. Penyair pertama berkata, "Boleh tahan, boleh tahan ".

Kemudian mereka berpisah. Sekarang, setelah dua ribu tahun berlalu, syair lapan
baris itu dibaca disetiap lidah, diulang - ulang, dihargai dan selalu dikenang.
Dan walaupun syair yang satu lagi memang benar bertahan berabad - abad lamanya d
alam perpustakaan, di rak - rak buku, dan walaupun syair itu dikenang, namun tid
ak ada yang tertarik untuk menyukainya atau membacanya.

SURAT DARI KEKASIH

Untukmu yang selalu Kucintai, Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepadaKu., bercerita, meminta pendapatKu, menguca
pkan sesuatu untukKu walaupun hanya sepatah kata.
Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hid
upmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu....
Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja...
Tak sedikitpun kau menyedari Aku di dekat mu.
Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu
bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk...
Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau
menggerakkan kakimu.
Aku berfikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi engkau berlari ke telefon dan m
enelefon seorang teman untuk sekadar berbual-bual.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang
hari. Namun dengan semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk untuk men
gucapkan sesuatu kepadaKu.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa
malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak sedikitpun
menyapaKu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu ber
bicara dan menyebut namaKu dengan lembut sebelum menjamah makanan yang kuberikan
, tetapi engkau tidak melakukannya.....
Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan Aku masih berharap engkau ak
an datang kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-aka
n banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku tidak tahu apakah kau suka
menonton TV atau tidak, hanya engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak wakt
u setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati siaran ya
ng ditampilkan, hingga waktu- waktu untukKu dilupakan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati makananmu tetapi kembali
engkau lupa menyebut namaKu dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberika
n.
Saat tidur Kufikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidu
rmu dan tertidur tanpa sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak mengapa kerana mungkin
engkau masih belum menyedari bahawa Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sedari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat
menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatim
u, namun tak kunjung tiba.
Baiklah..... engkau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih ba
hawa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu...
Tapi yang Kutunggu ... ah tak juga kau menyapaKu. Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Is
ya dan Subuh lagi kau masih tidak mempedulikan Aku.
Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada pula harapan dan keinginan unt

uk sujud kepadaKU....
Apakah salahKu padamu ...? Rezeki yang Kulimpahkan, kesihatan yang Kuberikan, Ha
rta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukurniakan, keb
ahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKu ???
Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat engkau aka
n menyapaKu, memohon perlindunganKu, bersujud menghadapKu ... Kembali kepadaKu.
Yang selalu bersamamu setiap saat, Tuhanmu....

Anda mungkin juga menyukai