Dan aku melihat hal - hal yang menyedihkan, Para Malaikat Kebahagiaan tengah ber
perang dengan Syaitan-syaitan Penderitaan Dan Manusia berdiri diantara mereka.
Yang satu menariknya dengan Harapan dan yang lain dengan Keputus-asaan.
Aku melihat Cinta dan Benci bermain-main dihati manusia,
Cinta menyembunyikan kesalahan Manusia dan memabukkanya
dengan anggur kepatuhan, pujian dan rayuan:
sementara Kebencian menghasutnya dan menutup telinganya
dan membutakan matanya dari Kebenaran...
Aku melihat para pemimpin mulutnya berbuih seperti serigala licik dan
juri penyelamat palsu merencanakan dan bersekongkol untuk
Melawan Kebahagiaan Manusia..
Dan aku melihat Manusia memanggil Kebijakan untuk membebaskannya,
tetapi Kebijakan tidak mendengar jeritannya, kerana Manusia pernah
Mengabaikannya ketika ia berbicara kepadanya dijalananan kota...
Kemudian datang seorang pertapa, Yang sekali setahun turun ke kota,
Memohon jawapan tentang kesenangan. Jawabnya demikian :
Kesenangan adalah lagu kebebasan, Namun bukannya sang kebebasan sendiri,
Dialah bunga-bunga hasrat keinginan, Namun bukan buah yang asli. Sebuah
jurang ternganga yang berseru ke puncak ketinggian, Itulah dia namun dia
bukan kedalaman maupun ketinggian itu sendiri. Dialah si terkurung yang
terbang terlepas, Namun bukannya ruang yang terbentang luas ;
Ya, sesungguhnyalah kesenangan merupakan lagu kebebasan. Dan aku amat suka
bila dapat mendengarkan, Kalian menyanyikannya dengan sepenuh hati,
Namun jangan hanyutkan diri dalam nyanyian
Beberapa diantaramu mencari kesenangan, Seolah kesenangan itu adalah
segala-galanya, Dan mereka ini dipersoalkan, dihakimi dan
dipersalahkan. Aku tak akan mempersalahkannya, ataupun memarahinya,
Melainkan akan mendorong mereka untuk mencari dan menyelami. Sebab mereka
akan menemukan kesenangan, Namun kesenangan tiada berdiri
sendiri. Saudaranya ada beberapa, ialah tujuh orang puteri, Yang terjelek
pun diantaranya lebih unggul kecantikannya, Daripada dia yang bernama
kesenangan. Engkau pernah mendengar tentang seorang manusia, Yang menggali
tanah hendak mencari akar, Namun menemukan harta pusaka ?
Beberapa di antara orang tua mengenangkan saat kesenangan, Dengan penuh
rasa penyesalan, Seolah kesenangan itu dosa yang diperbuatnya, Tatkala
sedang terbius diluar kesedarannya.
Tapi penyesalan ini hanya mengaburkan akal budi,Tiada berkemampuan
menyucikan hati nurani, Sayugia mereka mengingat kesenangan yang
lalu, Dengan rasa syukur dan terima kasih dalam kalbu, Sebagaimana mereka
mengenang rahmat tuaian di musim panas, Namun pabila rasa penyesalan lebih
menenteramkan hatinya, Maka biarlah mereka menikmati ketenteramannya.
Dan ada di antaramu yang bukan lagi remaja namun masih perlu mencari,
Pun belum terlampau tua namun memerlukan kenang - kenangan untuk digali,
Lalu menyingkirkan segala kesenangan yang ada dimaya pada, Khuatir
melemahkan kekuatan jiwa, Ataupun bertentangan dan merugikannya. Tapi
dalam pencegahan diri inipun terletak kesenangan mereka, Dan dengan
demikian mereka pun menemui sebuah mustika, Walau semua mereka dengan tangan gem
entar,hanya mencuba menggali akar.
Prosa V
Aku akan melakukan segala apa yang telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu.
Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu
serta dadaku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu.
Aku akan selalu mencintaimu& sebagaimana padang rumput
yang luas mencintai musim bunga.
Aku akan hidup di dalam dirimu laksanabunga-bunga yang hidup oleh panas matahari
.
Aku akan menyanyikan namamu seperti lembah menyanyikan gema loceng di desa Aku a
kan mendengar bahasa jiwamu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang.
Aku akan mengingatimu seperti perantau asing yang mengenang tanah air tercintany
a, Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan,
Seperti raja yang turun takhta mengingati masa-masa kegemilangannya,
Dan seperti seorang tahanan mengingati masa-masa kesenangan dan kebebasan.
Aku akan mengingatimu sebagaimana seorang petani yang mengingati bekas-bekas gan
dum di lantai tempat simpanannya,
juga seperti gembala mengingati padang rumput yang luas dan
sungai yang segar airnya."
(Dari Sayap Sayap Patah)
PROSA (VI)
LAGU OMBAK
TENANGLAH hatiku, kerana langit tak pun mendengari Tenanglah, kerana bumi dibeba
ni dengan ratapan kesedihan.
Tenanglah, hatiku. Tenanglah hingga fajar tiba, kerana dia yang menanti pagi den
gan sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan. Dia yang mencintai cahaya, dicint
ai cahaya.
Kulihat langit menaburkan salju di atas padang dan lembah, dilapisi warna putih
mayat dari bunga lili yang membeku.
Kulihat kuburan - kuburan, berderet-deret, tegak dihadapan zaman-zaman yang tena
ng.
Tapi tak satu pun kulihat di sana yang bergoyang dalam tarian, juga tidak yang t
ertunduk dalam doa.
KALA musim gugur berlalu dan gita pujinya bertukarmenjadi lagu kematian dan rata
pan, kudapati semua orang telah meninggalkan diriku kecuali satu-satunya buah di
talam perak.
Kuambil ia dan memakannya, dan merasakan pahitnya bagai kayu gaharu, masam bak a
nggur hijau.
Aku berbicara dalam hati Bencana bagiku, keranatelah kutempatkan sebentuk laknat
di dalam mulut orang-orang itu, dan permusuhan dalam perutnya.
" Apa yang telah kaulakukan, jiwaku, dengan kemanisan akar-akarmu itu yang telah
meresap dari usus besar bumi, dengan wangian daun - daunmu yang telah meneguk c
ahaya matahari?"
Orang-orang melintas, satu demi satu atau dalam kelompok - kelompok, tapi tak sa
tu pun menghulurkan tangannya untuk mengambil bahagiannya.
Lalu kuambil sebuah dan memakannya, merasakan manisnya bagai madu pilihan, lazat
seperti musim bunga dari syurga, sangat menyenangkan laksana anggur Babylon, wa
ngi bak wangi-wangian dari melati.
Aku menjerit,"Orang-orang tak menginginkan rahmat pada mulutnya atau kebenaran d
alam usus mereka, kerana rahmat adalah puteri airmata dan kebenaranputera darah!
"
Tatkala kerjaku selesai, kapal fikiranku Aku mulai mengecat sisi-sisi kapalku de
ngan warna - warni kuning matahari terbenam, hijau musim bunga baru, biru kubah
langit, merah senja kala yang menjadi kecil. Pada layar dan kemudinya kuukirkan
susuk-susuk menakjubkan, menyenangkan mata dan menyenangkan penglihatan.
Tatkala kerjaku selesai, kapal fikiranku laksana pandangan luas seorang nabi,
berputar dalam ketidak terbatasan laut dan langit.
Kumasuki pelabuhan kotaku, dan orang muncul menemuiku dengan pujian dan rasa ter
ima kasih.
Lalu kepada diriku sendiri, aku berkata, "Aku telah menyesatkan orang-orang,
dan dengan tujuh cawan warna telah kudustai mata mereka".
Setelah setahun aku menaiki kapal fikiranku dan kulayari di laut untuk kedua kal
inya. Aku berlayar menuju pulau-pulau timur, dan mengisi kapalku dengan dupa dan
kemenyan, pohon gaharu dan kayu cendana. Aku berlayar menuju pulau-pulau barat,
dan membawabijih emas dan gading, batu merah delima dan zamrud, dan sulaman se
rta pakaian warna merah lembayung.
kembali dengan
jenis senjata.
hasil bumi dan
akan memujiku,
Mereka akan menggendongku ke dalam kota sambil menyanyi dan meniup trompet Tapi
ketika aku tiba di pelabuhan, tak seorangpun keluar menemuiku. Ketika kumasuki j
alan-jalan kota, tak seorang pun memerhatikan diriku.
Aku berdiri di alun-alun sambil mengutuk padaorang-orang bahawa aku membawa buah
dan kekayaan bumi.
Mereka memandangku, mulutnya penuh tawa, cemuhan pada wajah mereka. Lalu mereka
berpaling dariku.
Aku kembali ke pelabuhan, kesal dan bingung. Taklama kemudian aku melihat kapalk
u.
Maka aku melihat perjuangan dan harapan dariperjalananku yang menghalangi perhat
ianku. Aku menjerit.
Gelombang laut telah mencuri cat dari sisi - sisi kapalku, tak
meninggalkan apa pun kecuali tulang belulang yang bertaburan.
Angin, badai dan terik matahari telah menghapus lukisan - lukisan dari layar,
memudarkan ia seperti pakaian berwarna kelabu danusang.
Kukumpulkan barang-barang hasil dan kekayaan bumi ke dalam sebuah perahu yang te
rapung di atas permukaan air. Aku kembali keorang-orangku, tapi mereka menolak d
iriku
kerana mata mereka hanya melihat bahagian luar.
Pada saat itu kutinggalkan kapal fikiranku danpergi ke kota kematian.
Aku duduk di antara kuburan-kuburan yang bercatkapur, merenungkan rahsia - rahsi
anya.
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar tiba.
Tenanglah, meskipun prahara yang mengamuk mencerca bisikan - bisikan batinmu, da
n gua-gua lembah takkan menggemakan bunyisuaramu.
Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba. Kerana diayang menantikan dengan sabar hin
gga fajar, pagi hari akan memeluknya dengan semangat.
NUN di sana! Fajar merekah, hatiku. Bicaralah,jika kau mampu bicara!
Itulah arak-arakan sang fajar, hatiku! Akankah hening malam melumpuhkan kedalama
n hatimu yang menyanyi menyambut fajar?
Lihatlah kawanan merpati dan burung murai melayang di atas lembah.
Akankah kengerian malam menghalangi engkau untuk menduduki sayap bersama mereka?
Para pengembala memandu kawanan dombanya dari tempat ternak dan kandang.
Akankah roh-roh malam menghalangimu untukmengikuti mereka ke padang rumput hijau
?
Anak lelaki dan perempuan bergegas menuju kebun anggur. Kenapa kau tak
berganjak dan berjalan bersama mereka?
Bangkitlah, hatiku, bangkit dan berjalan bersamafajar, kerana malam telah berlal
u.
Ketakutan malam lenyap bersama mimpi gelapnya.
Bangkitlah, hatiku, dan lantangkan suaramu dalam nyanyian, kerana hanya anak-ana
k kegelapan yang gagal menyatu ke dalam nyanyian sang fajar.
Setitis airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan
dan hal ehwal yang tersembunyi. Seulas senyuman menarikkudekat kepada putera kes
ayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepadaTuhan.
NASIHAT JIWAKU
Jiwaku menasihatiku dan memintaku untuk mendengar suara yang keluar bukan dari l
idah maupun dari tenggorokan.
Sebelumnya aku hanya mendengar teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan
sia-sia. Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan,
Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman kezaman.
Menyanyikan nada langit, dan menyingkap tabir rahsia keabadiaan..
Jiwaku mengatakan padaku dan mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yang ta
k memiliki akar, tangkai maupun bunga, dan yang tak pernah dapat dilihat mata.
Sebelum jiwaku menasihati, aku mencari bau harum dalam kebun - kebun,
Dalam botol minyak wangi tumbuhan-tumbuhan dan bejana dupa
Tapi sekarang aku menyedari hanya pada dupa yang tak dibakar,
Aku mencium udara lebih harum dari semua kebun - kebun di dunia ini dan semua an
gin di angkasa raya.
Jiwaku menasihatiku dan memintaku agar tidak merasa mulia kerana pujian
Dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan kerana cacian.
Sampai hari ini aku berasa ragu akan nilaipekerjaanku;
Tapi sekarang aku belajar; Bahawa pohon berbunga di musim bunga, dan berbuahdi m
usim panas Dan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untukmenjadi benar-benar
telanjang di musim dingin. Tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau tanpa ra
sa malu.
Jiwaku menasihatiku dan meyakinkanku Bahawa aku tak lebih tinggi berbanding cebo
l ataupun tak lebih rendah berbanding raksasa.
Sebelumnya aku melihat manusia ada dua, Seorang yang lemah yang aku caci atau ku
kasihani, Dan seorang yang kuat yang kuikuti, maupun yang kulawan
dalam pemberontakan. Tapi sekarang aku tahu bahwa aku bahkan dibentuk oleh tanah
yang sama darimana semua manusia diciptakan. Bahwa unsur-unsurku adalah unsur-u
nsur mereka, dan pengembaraan mereka adalah juga milikku.
Bila mereka melanggar aku juga pelanggar,
Dan bila mereka berbuat baik, maka aku juga bersama perbuatan baik mereka.
Bila mereka bangkit, aku juga bangkit bersama mereka;
Bila mereka tinggal di belakang, aku juga menemani mereka.
Jiwaku menasihatiku dan memerintahku untuk melihat bahawa cahaya yang kubawa buk
anlah cahayaku,
Bahawa laguku tidak diciptakan dalam diriku;
Kerana meski aku berjalan dengan cahaya, aku bukanlah cahaya,
Dan meskipun aku bermain kecapi yang diikat kemas oleh dawai - dawaiku,
Aku bukanlah pemain kecapi.
Jiwaku menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan in
i: "Di sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok". Pada saat itu aku meng
anggap masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan dilupakan, Dan masa depan k
uanggap suatu masa yang tak bisa kucapai ".
Tapi kini aku terdidik perkara ini : Bahawa dalam keseluruhan waktu masa kini ya
ng singkat, serta semua yang ada dalam waktu, Harus diraih sampai dapat.
Apalah yang kukatakan tentang mereka, kecuali bahawa memang mereka berdiri dibaw
ah sinar mentari, namun berpaling wajah, dan punggung mereka membelakangi?
Mereka hanya melihat bayangannya sendiri, dan bayangan itulah menjadi undang - u
ndangnya.
Kau yang mengembara di atas angin, kincir mana yang mampu memerintahkan arah per
jalananmu, hukum mana yang mengikatmu, bila kau patahkan pikulanmu, tanpa memuku
lnya pada pintu penjarao ranglain?
Hukum apa yang kau takuti, jikalau kau menari-nari, tanpa kakimu tersadung belen
ggu orang lain?
Dan siapakah dia yang menuntutmu, bila kau mencampakkan pakaianmu, tanpa melempa
rkannya dijalanoranglain?
Rakyat Orphalese, kalian mungkin mampu memukul gendang, dan kalian dapat melongg
arkan tali kecapi, namun katakan, siapakah yang dapat menghalangi, burung pipit
untuk menyanyi.
Dia mendapat jawapan; Telah kusaksikan, di gerbang kota maupun dekat tungku pera
pian, dikau bertekuk lutut memuja Sang Kebebasan.
Laksana hamba budak merendahkan diri didepan sang tuan, si zalim yang disanjung
puja, walaupun dia hendak menikam.
Ya, sampaipun direlung - relung candi, dan keteduhan pusat kota, kulihat yang pa
ling bebas pun diantara kalian, mengendong kebebasannya laksana pikulan, mengena
kannya seperti besi pembelenggu tangan.
Hatiku menitikkan darah dalam dada, kerana kutahu, bahawa kau hanya dapat bebas
sepenuhnya, pabila kau dapat menyedari; bahawa keinginan untuk kebebasanpun, mer
upakan sebentuk belenggu jiwamu. Hanya jikalau kau pada akhirnya, berhenti bicar
a tentang Kebebasan, sebagai suatu tujuan dan sebuah hasil perbincangan, maka ka
u akan bebas, bila hari-hari tiada kosong dari beban fikiran, dan malam-malammu
tiada sepi dari kekurangan dan kesedihan.
Bahkan justeru Kebebasanmu berada dalam rangkuman beban hidup ini, tetapi yang b
erhasil engkau atasi, dan jaya kau tegakmenjulangtinggi, sempurna, terlepas sega
la tali - temali.
Dan bagaimana kau kan bangkit, mengatasi hari dan malammu, pabila kau tak memata
hkan belenggu ikatan, yang di pagi pengalamanmu, telah engkau kaitkan pada ketin
ggian tengah harimu?
Sesungguhnya lah, apa yang kau namai Kebebasan, tak lain dari mata terkuat diant
ara mata rantai belenggumu, walau kilaunya gemerlap cemerlang disinar suria, ser
ta menyilaukan pandang matamu. Dan sedarkah engkau, apa yang akan kau lepaskan i
tu?
tiada lain adalah cebisan dari dirimu, jikalau kau hendak mencapai kebebasan yan
g kau rindu.
Pabila yang akan kau buang itu, suatu hukum yang tak adil, akuilah bahwa dia tel
ah kau tulis dengan tanganmu sendiri, serta kau pahatkan diatas permukaan kening
mu.
Mustahil kau akan menghapusnya, dengan hanya membakar kitab-kitab hukum mu, tak
mungkin pula dengan cara membasuh kening para hakimmu, walau air seluruh lautan
kau curah kan untuk itu.
Pabila seorang zalim yang hendak kau tumbangkan, usahakanlah dahulu, agar kursi
tahtanya yang kau tegakkan di hatimu, kau cabut akarnya sebelum itu.
Sebab bagaimanakah seorang zalim, dapat memerintah orang bebas dan punya harga d
iri, jika bukan engkau sendiri membiarkan nya, menodai kebebasan yang kau junjun
g tinggi, mencorengkan arang pada harkat martabat kemanusiaanmu peribadi?
Pabila suatu beban kesusahan yang hendak kau tanggalkan, maka ingatlah bahwa beb
an itu telah pernah menjadi pilihanmu, bukannya telah dipaksakan diatas pundakmu
.
Bilamana ketakutan yang ingin kau hilangkan, maka perasaan ngeri itu bersarang d
ihatimu, bukannya berada pada dia yang kautakuti. Sebenarnyalah, segalanya itu b
ergetar dalam diri, dalam rangkulan setengah terkatup, yang abadi; antara; yang
kauinginkan dan yang kautakuti, yang memuakkan dan yang kau sanjung puji, yang k
au kejar - kejar dan yang hendak kau tinggal pergi.
Kesemuanya itu hadir dalam dirimu selalu, bagaikan Sinar dan Bayangan, dalam pas
angan - pasangan, yang lestari berpelukan.
Dan pabila sang bayangan menjadi kabur, melenyap hilang, maka sinar yang tinggal
, wujudlah bayangan baru, bagi sinar yang lain; demikianlah selalu.
Bila engkau sedang bersukaria renunglah dalam-dalam ke lubuk hati disanalah nant
i engkau dapati bahwa hanya yang pernah membuat derita berkemampuan memberimu b
ahagia Jika engkau berdukacita renunanglah lagi, ke lubuk hati disanalah pula ba
kal kau temui bahawa sesungguhnya engkau sedang menangisi sesuatu yang pernah en
gkau syukuri.
Dan ada yang memberi tanpa merasa sakit didalamnya, Tanpa mencari kegirangan dar
i pemberiannya, Tanpa mengingat-ingat kebaikannya; Merekamemberi, sebagaimana di
lembah sana, Bunga-bunga menyebarkan wewangiannya keudara.
Melalui mereka inilah, Tuhan berbicara,Dan dari sinar lembut tatapan mata mereka
Dia tersenyum pada dunia. Sebab sesungguhnya,
kehidupanlah yang memberi pada kehidupan. Sedangkan kau, yang mengira dirimu seo
rang pemberi, Sebetulnya hanyalah seorang saksi.
MUSIM BUNGA
INDAHNYA KEMATIAN
Aku akan hidup didalam diri mu laksana bunga - bunga yang hidup oleh panas matah
ari.
Aku akan menyanyi kan nama mu seperti lembah menyanyikan gema loceng di desa Aku
akan mendengar bahasa jiwa mu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang
.
Aku akan mengingati mu seperti perantau asing yang mengenang tanah air tercintan
ya, Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan, Seperti raja yang tur
un takhta mengingati masa - masa kegemilangannya, Dan seperti seorang tahanan me
ngingati masa - masa kesenangan dan kebebasan.
DUA KEINGINAN
Kemudian Sang Maut meletakkan jari - jari lembutnya keatas bibir yang bergetar i
tu, mencabut nyawanya, dan menaruhnya dibawah sayap - sayapnya.
Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang --kedunia--dan dalam
bisikan ia berkata, "Hanya mereka yang didunia mencari Keabadian-lah yang sampai
ke Keabadian itu."
IBU
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yangmemancar dari kedalama
n jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam ren
gsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapapun yang k
ehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.Matahari sebagai ibu bumi yang m
enyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lent
era ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesark
annya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan beb
ijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
IBU
Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan.
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan.
Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan.
Manusia yang kehilangan ibunya bererti kehilangan jiwa sejati yang memberi berka
t dan menjaganya tanpa henti.
Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok ibu.
Matahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran
panasnya.
Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari me
minta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan
siulan burung-burung dan anak-anak sungai.
Dan Bumi ini adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bunga menjadi ibu yang baik bag
i buah - buahan dan biji - bijian.
Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh d
engan keindahan dan cinta.
ANAK
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata, Bicar
alah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau ku
njungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
, Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu, Engkau
adalah busur-busur tempat anakmumenjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan,
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuat
annya, sehingga anak - anak panah itu dapat meluncurdengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai b
usur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
(Dari Cinta, Keindahan, Kesunyian)
PENYAIR
Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.
Dia adalah seekor burung nightingale
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya
Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padangkehidupan.Membukakelopakmerekabagim
enerima cahaya.
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
MIMPI
Kala malam datang dan rasa kantuk membentangkan selimutnya diwajah bumi, aku ban
gun dan berjalan ke laut, " Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaann yait
u laut menjadi penghibur bagi jiwa yang terjaga.",
Ketika aku sampai di pantai, kabus dari gunung menjuntaikan kakinya seperti sele
mbar jilbab yang menghiasi wajah seorang gadis.Aku meliha tombak yang berdeburan
. Aku mendengar puji-pujiannya kepada Tuhan dan bermeditasi diatas kekuatan abad
Sahabatku yang papa, jika engkaumengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sen
gsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang
Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.
Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul
PERSAHABATAN
Kata selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku ak
an tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih d
ari pada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang ko
tor."
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi
tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warnapun mendengarnya, dan mere
kapun tak pernah mendekatinya. Dan selemba rkertas yang seputih salju itu tetap
suci dan murni selamanya - suci dan murni- dan kosong.
GURU
Barangsiapa mahu menjadi guru, biarkan dia memulai mengajar dirinya sendiri
sebelum mengajar orang lain, dan biarkan dia mengajar dengan teladan sebelum men
gajar dengan kata-kata.
Sebab mereka yang mengajar dirinya sendiri dengan memperbetulkan perbuatan-perbu
atannya sendiri lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
dan memperbetulkan perbuatan-perbuatan orang lain.
CINTA I
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang? kearah kumpulan manusia itu, dan
keheningan menguasa imereka. Dan dengan suara lantang dia berkata :
Pabila? cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakankamu.
Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
kerana sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu
CINTA II
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga
Mereka berkata tentang helang dan? hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu
Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati
(Dari The Forerunner))
CINTA III
Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya k
epada manusia yang lalu-lalang disitu tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri,tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil m
engeluh dia berkata, "Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewa
risinya dari Manusia Pertama."
Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menya
nyi dia berkata, "Cinta adalahsebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yan
g rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan
datang.
Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, diaberka
ta, Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita dineraka, ter
bang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun
, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk
beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.
Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata
,"Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke
dalam roh orang-orang yg kuat,?membuat mereka bangkit dalam doa diantara bintang
-bintang di malam hari dan senandung pujian?di depan matahari disiang hari.
Setelah itu seorang lelaki menghampiri.Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan
dahi berkerut, dia berkata,"Cinta adalah ketidak pedulian yang buta. Ia bermula
dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.
Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, Cinta ad
alah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesua
tu kepada kita seperti para dewa melihatnya.
Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk - ngetuk kan tongkatnya ketana
h dan dia kemudian berkata sambil menangis,Cinta adalah kabus tebal yang menyelu
bungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari naf
sunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangi
snya sendiri yang bergema dilembah-lembah.
Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, Cinta adal
ah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan
segala yang ada di sekitarnya.Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan
yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adala bagai sebuah mimpi i
ndah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.
Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan
kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, " Cinta adalah istirahat p
anjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman k
eabadian.?
Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawadia berkata,
"Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti ten
tangcinta."
Waktu terus berjalan. Manusia terus - menerus melewati rumah ibadat. Masing-masi
ng mempunyai pandangannya tersendiri tentangcinta. Semua menyatakan harapan-hara
pannya dan mengungkapkan misteri - misteri kehidupannya.
PANDANGAN PERTAMA
Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah - wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai - dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari - h
ari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan malam, m
enjadikan mata jernih melihat kenikmatan didunia dan menjadikan misteri - mister
i keabadian didunia ini hadir.
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang ting
gi.
Mata mereka menaburkan benih didalam ladang hati, perasaan memeliharanya, dan ji
wa membawanya kepada buah - buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak dipermukaan air menga
lir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggemakan
kata - kata Tuhan, Jadilah, maka terjadilah ia.
SYUKUR
Bangun difajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat diterik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang dikala senja dengan syukur penuh dirongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat dibibir senyuman.
PERKAHWINAN
SEKARANG,CINTA mulai menciptakan puisi dalam prosa kehidupan, untuk mencipta fik
iran -fikiran masa lalu menjadi nyanyian pujian agar bersenandung siang hari dan
menyanyi pada malam hari.
Sekarang, hasrat menyingkapkan tabir keraguan dari kebingungan pada tahun - tahu
n yang telah berlalu.
Dari rangkaian kesenangan, ia merajut kebahagiaan yang hanya bisa dilampaui deng
an kebahagiaan jiwa ketika ia memeluk tuannya.
Itulah dua peribadi kukuh yang berdiri berdampingan untuk mempertentangkan cinta
mereka dengan kedengkian dari takdir yang lemah.
Itulah perpaduan anggur kuning dengan anggur warna lembayung untuk menghasilkan
paduan keemasan, warna cakerawala saat fajar merekah.
Itulah pertentangan dua roh untuk pertentangan dan kesatuan dua jiwa dengan kesa
tuan.
Ia adalah curahan hujan jernih dari langit murni kedalam kesucian alam, membangk
itkan kekuatan - kekuatan ladang yang penuh berkat.
Apabila pandangan pertama dari wajah sang kekasih adalah seperti benih yang dita
burkan oleh cinta diladang hati manusia dan ciuman pertama dari dua bibir adalah
seperti bunga pertama cabang kehidupan, maka perkahwinan adalah buah pertama da
ri bunga pertama benih itu.
( dari Suara Sang Guru)
@ @ @
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meningga
lkan isterinya, anak - anaknya yang masih kecil, sahabat - sahabatnya, dan memas
uki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan
'.
@ @ @
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya,
tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya, yang hanya berhasrat untuk hidu
p diatas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya t
inta dan kertas.
@ @ @
Wahai tawanan yang dilemparkan kedalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dib
uat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahata
n, dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara - car
a yang keliru.
@ @ @
Dan engkau, Wahai wanita yang malang, yang kepadanya Tuhan
menganugerahkan kecantikan. Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekor
imu, memperdayakan engkau, menanggung kemiskinanmu dengan emas. Ketika kau menye
rah padanya, dia meninggalkanmu.
Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar - cakar penurunan nilai dan keadaan
yang
menyedihkan.
@ @ @
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati, para martir
bagi hukum buatan manusia. Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebi
adaban yang hebat, dari ketidak - adilan sang hakim, dari
licik si kaya, dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya.
@ @ @
Jangan putus asa, kerana di sebalik ketidak - adilan dunia
ini, di balik persoalan, di balik awan gemawan, di balik
bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain
adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua
kesopanan, segenap cinta kasih.
@ @ @
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matah
ari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.
@ @ @
Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat
dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan
dedaunan hijau dan berair banyak.
@ @ @
Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan
senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para pe
nindasmu.
SUARA PENYAIR
Berkah amal soleh tumbuh subur dalam ladang hatiku.
Aku akan menuai gandum dan membahagikannya pada mereka yang lapar.
Jiwaku menyuburkan ladang anggur yang kuperas buahnya dan
CIUMAN PERTAMA
Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh
para dewa dari air pancuran cinta.
@ @
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan
menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan,
bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masalaludengankejayaanmasadepan.
@ @ @
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan - perasaan dengan nyanyian - nyany
iannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai
singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari - jemari
angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang d
an rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran - getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan
matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
@ @ @
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga
buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
@ @ @
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan
para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertam
a yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.
KISAHKU
Dengarkan kisahku...
Dengarkan, tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam pender
itaanku..
Jika kita mencintai, cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita
.
Jika kita bergembira, kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam
hidup itu sendiri.
Jika kita menderita, kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam ha
ti nurani alam.
Jangan kauanggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan
yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia
takkan tercipta bertahun - tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebu
ah kebenaran, yang terbuka namun rahsia hanya dapat difahami melalui cinta, hany
a dapat disentuh dengan kebaikan, dan ketika kita mencuba untuk menggambarkannya
ia menghilang bagai segumpal wap.
KEKASIHKU LAYLA
Kemarilah, kekasihku.
Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku.
Kehidupan lebih lemah dari pada kematian, tetapi kematian lebih
lemah daripada cinta...
Engkau telah membebaskanku, Layla, dari siksaan gelak tawa dan pahitnya anggur i
tu.
Izinkan aku mencium tanganmu, tangan yang telah memutuskan rantai-rantaiku.
Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan yang tela
h menyelimuti rahsia - rahsia hatiku.
Tutuplah mataku yang meredup ini dengan jari - jemarimu yang berlumuran darah.
Ketika jiwaku melayang keangkasa, taruhlah pisau itu ditangan kananku dan kataka
n pada mereka bahawa aku telah bunuh diri kerana putus asa dan cemburu.
Aku hanya mencintaimu, Layla, dan bukan yang lain, aku berfikir bahwa tadi lebih
baik bagiku untuk mengorbankan hatiku, kebahagiaanku, kehidupanku dari pada mel
DUA PENYAIR
Berabad-abad yang lalu, disuatu jalan menuju Athens, dua orang penyair bertemu.
Mereka mengagumi satu sama lain.
Lalu dia mengambil selembar kulit dari sebalik jubahnya dan berkata, Kemari, lih
atlah, syair ini kubawa, dan aku senang bila dapat membacakannya untukmu. Ayuh,
mari kita duduk berteduh dibawah pohon cypress putih itu.
" Lalu penyair itu membacakan syairnya. Syair itu panjang sekali. Setelahselesai
,penyairyangsatuberkata,"Itu syair yang indah sekali. Syair itu akan dikenang be
rabad - abad dan akan membuat engkau termasyhur."
Penyair pertama berkata dengan tenang,"Dan apa yang telah kau ciptakan akhir-akh
ir ini ? " Penyair kedua menjawab," Aku hanya menulis sedikit. Hanya lapan baris
untuk mengenang seorang anak yang bermain dikebun. " Lalu ia membacakan syairny
a. Penyair pertama berkata, "Boleh tahan, boleh tahan ".
Kemudian mereka berpisah. Sekarang, setelah dua ribu tahun berlalu, syair lapan
baris itu dibaca disetiap lidah, diulang - ulang, dihargai dan selalu dikenang.
Dan walaupun syair yang satu lagi memang benar bertahan berabad - abad lamanya d
alam perpustakaan, di rak - rak buku, dan walaupun syair itu dikenang, namun tid
ak ada yang tertarik untuk menyukainya atau membacanya.
Untukmu yang selalu Kucintai, Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepadaKu., bercerita, meminta pendapatKu, menguca
pkan sesuatu untukKu walaupun hanya sepatah kata.
Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hid
upmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu....
Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja...
Tak sedikitpun kau menyedari Aku di dekat mu.
Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu
bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk...
Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau
menggerakkan kakimu.
Aku berfikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi engkau berlari ke telefon dan m
enelefon seorang teman untuk sekadar berbual-bual.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang
hari. Namun dengan semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk untuk men
gucapkan sesuatu kepadaKu.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa
malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak sedikitpun
menyapaKu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu ber
bicara dan menyebut namaKu dengan lembut sebelum menjamah makanan yang kuberikan
, tetapi engkau tidak melakukannya.....
Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan Aku masih berharap engkau ak
an datang kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-aka
n banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku tidak tahu apakah kau suka
menonton TV atau tidak, hanya engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak wakt
u setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati siaran ya
ng ditampilkan, hingga waktu- waktu untukKu dilupakan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati makananmu tetapi kembali
engkau lupa menyebut namaKu dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberika
n.
Saat tidur Kufikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidu
rmu dan tertidur tanpa sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak mengapa kerana mungkin
engkau masih belum menyedari bahawa Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sedari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat
menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatim
u, namun tak kunjung tiba.
Baiklah..... engkau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih ba
hawa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu...
Tapi yang Kutunggu ... ah tak juga kau menyapaKu. Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Is
ya dan Subuh lagi kau masih tidak mempedulikan Aku.
Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada pula harapan dan keinginan unt
uk sujud kepadaKU....
Apakah salahKu padamu ...? Rezeki yang Kulimpahkan, kesihatan yang Kuberikan, Ha
rta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukurniakan, keb
ahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKu ???
Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat engkau aka
n menyapaKu, memohon perlindunganKu, bersujud menghadapKu ... Kembali kepadaKu.
Yang selalu bersamamu setiap saat, Tuhanmu....