Anda di halaman 1dari 10

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA

DENGAN MEDIA FLASHCARD DI KELAS II SD NEGERI


KALIAGUNG KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN
PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun Oleh:

ANI RAHAYU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membaca pada hakikatnya merupakan proses mengenal bentuk-bentuk
huruf dan tata bahasa serta kemampuan mendapatkan dan memahami isi ide
atau gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam suatu bacaan
(Muhsyanur, 2014:13). Membaca dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang diinginkan oleh pembaca. Menurut Sunarti (2021:13) kemampuan
membaca merupakan dasar bagi anak untuk menguasai berbagai bidang studi.
Apabila anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan
membaca, ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai
bidang studi di kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca
agar ia dapat membaca untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat siswa,
Ginting (2020:58) berpendapat bahwa kegiatan membaca pun dapat
dilakukan tanpa buku dengan memanfaatkan gambar-gambar, kartu-kartu dan
lainnya.
Begitu juga dengan siswa, membaca sangat dianjurkan untuk mereka. Dari
lima siswa kelas II di SD Negeri Kaliagung, terdapat tiga siswa yang belum
lancar membaca. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan
media pembelajaran yang sesuai. Salah satu alat yang dapat dipakai adalah
flashcard. Susilana & Riyana (dalam Syathariah, 2019:122) mengemukakan
bahwa flashcard berupa kartu bergambar yang digunakan sebagai media
pembelajaran. Siswa diajak bermain dengan menyusun huruf menjadi suku
kata, kata dan kalimat sederhana. Titik berat latihan menyusun huruf ini
adalah keterampilan mengeja suatu kata. Menurut Kelrey (2022:23) flashcard
memiliki karakteristik berupa kartu bergambar yang efektif. Sisi depan berisi
gambar atau simbol sedangkan sisi belakang berisi definisi, keterangan
gambar, jawaban atau uraian.
Proses pembelajaran menggunakan media flashcard diharapkan siswa
mampu memahami dan membedakan huruf. Apabila hanya menggunakan
metode ceramah saja, siswa tidak akan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kemampuannya dalam membaca. Selain itu, pencapaian
proses pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan serta prestasi
belajar siswa yang diinginkan hasilnya kurang memuaskan. Oleh karena itu,
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Siswa dengan Media Flashcard di Kelas II SD Negeri
Kaliagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran
2022/2023”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini, adalah Bagaimana Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa
dengan Media Flashcard di Kelas II SD Negeri Kaliagung Kecamatan
Bagelen Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2022/2023?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa dengan
Media Flashcard di Kelas II SD Negeri Kaliagung Kecamatan Bagelen
Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat yang secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Siswa mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas II
setelah menggunakan media flashcard.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini untuk enumbuhkan kreatifitas siswa untuk
memperbanyak kosakata setelah menggunakan media pembelajaran
flashcard.
b. Bagi Guru
1) Memudahkan guru dalam menyampaikan materi;
2) Media yang digunakan guru menjadi lebih variatif;
3) Guru lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran.
c. Bagi Sekolah, untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam bidang
akademik.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Membaca
Noviana (2016:2) berpendapat bahwa belajar membaca merupakan
bagian terpenting bagi hidup anak karena merupakan awal bagi mereka
mengenal proses belajar secara sistematis. Sedangkan membaca menurut
Sulistiawati (2008:1) merupakan “suatu proses mengenali dan memaknai
segala sesuatu yang terdapat dalam bacaan, baik secara bersuara maupun
dalam hati”. Kegiatan membaca biasanya dilakukan pada media tertulis.
Semua informasi dapat diperoleh melalui media tertulis. Untuk itu anak
dianjurkan untuk membaca sejak dini. Supaya siswa tertarik dengan
membaca, dapat menggunakan flashcard sebagai medianya. Karena otak
kanan anak bekerja memvisualkan dalam bentuk gambar. Seperti yang
dikemukakan oleh Olivia (2013:78) bahwa otak kanan anak bekerja
memvisual dalam bentuk gambar, tetapi sulit untuk menuangkan ide gambar
dalam bentuk kata maupun kalimat yang dipahami. Oleh sebab itu, anak juga
harus mempelajari kosakata supaya ide gambarnya dapat tertuang dalam
bentuk tulisan.
Membaca kerap dianggap sebagai hal personal yang tak berdampak
pada kehidupan sosial. Padahal membaca sangat terbukti dapat mengubah
hidup lebih positif dan otomatis menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Orang yang sering membaca merasa dirinya dekat dengan teman-temannya
daripada orang yang tidak pernah membaca. Kebiasaan yang baik tentu akan
menghasilkan pemahaman yang lebih besar dan rasa peduli terhadap orang
lain. Dengan gemar membaca sejak dini dapat mencapai keberhasilan di
kemudian hari, karena dapat memperluas wawasan dan menambah
pengalaman.
Gemar membaca tidak dapat tumbuh begitu saja. Sebagian orang tua
untuk rutin membacakan cerita atau mendongeng sebagai pengantar tidur
anak-anak. Ada orang tua yang mendongeng dengan karangan mereka sendiri
atau membacakan sebuah buku. Sementara orang tua membacakan cerita,
anak-anak mendengarkan sambil melihat gambar-gambar yang ada di dalam
buku. Dari sini, imajinasi anak mulai berkembang dan terkadang ceritanya
bisa ikut terbawa dalam mimpi. Untuk mengetahui perkembangan anak dalam
membaca, kita dapat melakukan tes membaca melalui gerakan mata yang
dikemukakan oleh Gunawan (2003: 210).

Kanan atas Membayangkan sesuatu


yang belum pernah dilihat
(Vc) sebelumnya.

Kanan tengah Membayangkan suara


yang belum pernah
(Ac) didengar sebelumnya.

Kanan bawah Merasakan kembali


perasaan yang pernah
(K) dialami sebelumnya.

Gambar 1. Arti Gerakan Bola Mata Kanan

Mengingat kejadian yang


Kiri atas (Vc) telah terjadi.

Kiri tengah Mengingat suara yang


(Ac) pernah didengar.

Terlibat dalam
Kiri bawah (K) pembicaraan internal
(dengan diri sendiri)

Gambar 2. Arti Gerakan Bola Mata Kiri

Tes membaca melalui gerakan mata bermanfaat untuk mengetahui


tingkat kemampuan siswa dalam membaca. Sebaiknya tes diberikan ketika
siswa dalam kondisi yang santai. Akan lebih baik lagi jika mereka tidak
mengetahui bahwa sedang dites. Hasil tes tidak akan maksimal apabila siswa
dalam kondisi tegang. Gunawan (2003:212) menyampaikan apabila anak
melihat ke kanan atas maka posisi kiri berfungsi menciptakan hal baru
sedangkan posisi kanan fungsinya untuk mengingat. Apabila kita memberikan
pertanyaan kemudian anak melihat ke kiri atas maka akan diketahui bahwa
anak tersebut sedang mengingat sesuatu. Dengan cara tersebut dapat
digunakan untuk mengajar cara menghafal yang cepat dan efisien. Berikut ini
contoh pertanyaan untuk melakukan tes membaca pada anak.

No Pertanyaan Respons
Kode
1. Huruf apa saja yang terdapat Siswa mengingat huruf yang Vr
dalam tulisan “ayam”? terdapat dalam tulisan “ayam”
2. Dapatkahkamu Siswa menciptakan kata “suka” . Vc
menggabungkan huruf “s”,
“u”, “k”, “a” menjadi kata?
3. Bagaimana mulainya lagu A, Siswa mengingat kembali suara Ar
B, C, D, E? dari lagu A, B, C, D, E.
4. Coba kamu bayangkan suara Siswa membentuk suara yang Ac
kambing sedang mengembik belum pernah didengar
saat kamu mendengar sebelumnya.
temanmu menangis.
5. Coba bayangkan manfaat Siswa melakukan internal dialog Ad
membaca cerita seri atau pembicaraan dengan dirinya
bergambar dan bagaimana sendiri.
kamu menjelaskannya kepada
temanmu?
6. Bagaimana rasanya jika kamu Siswa mengingat kembali K
makan makanan kesukaanmu? bagaimana perasaan saat makan
makanan kesukaannya.
Tabel 1. Contoh Pertanyaan Tes Membaca pada Anak

B. Manfaat membaca
Berbagai penelitian memperlihatkan kebiasaan membaca bacaan
bermutu berkontribusi terhadap tingkat kecerdasan anak. Dengan membaca
anak telah terbantu untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang
dan menganggapnya sebagai tantangan yang harus diselesaikan. Anak dapat
mengembangkan kemampuan untuk memproses ilmu pengetahuan,
mempelajari berbagai disiplin ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan
dengan sering membaca.
Membaca memberikan jenis latihan yang berbeda bagi otak
dibandingkan dengan nonton televisi atau mendengarkan radio. Gichara
(2013:181) mengungkapkan pendapatnya bahwa anak perlu ditumbuhkan dan
didukung minatnya. Kebiasaaan membaca melatih otak untuk berpikir dan
konsentrasi. Sekalipun banyak manfaat diperoleh dari kebiasaan membaca,
tetapi banyak orang tua maupun anak-anak cenderung menghabiskan
waktunya di depan televisi daripada membaca buku.

C. Flashcard
Kelebihan media flashcard dalam proses pembelajaran sebagai alat
peraga visual dan merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif,
karena dapat digunakan guru dalam melakukan strategi bermain, dan bagi
anak sebagai permainan dalam menyebutkan nama benda, untuk
mengenalkan huruf sesuai benda, kemudian mengejanya dan menyatukan
huruf-huruf menjadi suku kata, kata dan kalimat sederhana, dapat membantu
anak lebih dipahami.
Kelrey (2022:23) mengemukakan bahwa flashcard memiliki
karakteristik berupa kartu bergambar yang efektif. Sisi depan berisi gambar
atau simbol sedangkan sisi belakang berisi definisi, keterangan gTugas
mengeja dan menyatukan huruf merupakan latihan yang sulit bagi anak.
Untuk itu anak sebaiknya diajak bermain dengan mengeja huruf maupun kata
yang tertulis pada flashcard.
Serangkaian tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian pada salah
satu aspek pengembangan bahasa yaitu keterampilan berbicara melalui
permainan kartu huruf, dan diharapkan dapat mengubah suasana
pembelajaran ke arah pembelajaran yang lebih baik. Dengan demikian
penerapan media flashcard dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat
terangsang untuk semangat dalam belajar, untuk memotivasi anak agar lebih
semangat dan senang belajar, guru perlu banyak memberikan sanjungan dan
semangat, serta hindari kesan bahwa peserta didik melakukan kegagalan. Jika
permainan sukar dilakukan oleh peserta didik, maka guru perlu membantu
agar peserta didik merasa senang dan berhasil dalam belajar.

D. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran pra siklus peneliti tidak menggunakan
media pembelajaran akibatnya hasil belajar siswa rendah. Pada tahap siklus 1
peneliti menggunakan media kartu huruf yang digunakan secara berkelompok
dengan prestasi siswa kurang sesuai dengan harapan peneliti. Sedangkan pada
tahap siklus 2 menggunakan media kartu huruf secara individu untuk
mengetahui kemampuan membaca masing-masing siswa. Pada tahap ini
prestasi siswa meningkat sesuai yang peneliti harapkan maka penelitian hanya
sampai pada siklus 2. Dengan menggunakan media kartu huruf dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SD Negeri Kaliagung
pada semester 1 tahun pelajaran 2022/2023. Berikut ini kerangka berpikir
yang peneliti sajikan sesuai pernyataan di atas.

Pra siklus
Awal Tanpa alat peraga Hasil belajar siswa
rendah

Menggunakan alat Siklus 1


peraga secara
kelompok
Tindakan Menggunakan
alat peraga
Menggunakan alat Siklus 2
peraga secara
individu

Dengan menggunakan media kartu huruf dapat


Akhir meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2
SD Negeri Kaliagung pada semester 1 tahun
pelajaran 2022/2023

Gambar 3. Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah media flashcard dapat meningkatkan kemampuan
dan minat membaca siswa kelas 2 SD Negeri Kaliagung.

Anda mungkin juga menyukai