Anda di halaman 1dari 13

REVIEW JURNAL

“Studi Analisis Struktur Rangka Hanggar Pesawat MAF Kota Tarakan


Berdasarkan Peraturan Terbaru (SNI 1727 2020 Dan SNI 1726 2019)”

Penulis : Anna Celia Apriliana dan Edy Utomo


Instansi : Universitas Borneo Tarakan

Disusun Oleh :

RENI

2040301029

Lokal A1/A

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BORNEO TARAKN

2022
REVIEW JURNAL

Judul Studi Analisis Struktur Rangka Hanggar Pesawat MAF Kota Tarakan Berdasarkan
Peraturan Terbaru (SNI 1727 2020 Dan SSNIni 1726 2019
Penulis Anna Celia Apriliana dan Edy Utomo
Instansi Universitas borneo Tarakan
Nama Reni
Pengulas
NPM 2040301029
Mata Kuliah Struktur Rangka Baja
Ulasan 26/09/2022
Tanggal
Abstrak Salah satu Hanggar Pesawat yang ada di Kota Tarakan adalah milik Yayasan
Jurnal MAF, yang dibangun sejak tahun 1980. Hanggar ini terletak di Jalan
Mulawarman, Bandar Udara Juwata, Kota Tarakan. Infrastruktur hanggar
digunakan sebagai tempat perawatan, tempat perbaikan, dan perlindungan
pesawat dari cuaca luar. Konstruksi hanggar ini menggunakan struktur
rangka atap dengan menerapkan material pipa baja galvanis. Saat ini telah
diwajibkan perhitungan struktur menggunakan faktor gempa sesuai dengan
SNI 1726 2019. Sehingga perlu untuk dilakukan identifikasi dari kekuatan
struktur Hanggar Pesawat milik Yayasan MAF, dengan tujuan menilai
kekuatan atau kestabilan struktur Hanggar Pesawat tersebut. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan model 2-Dimensi dan 3-Dimensi sesuai
dengan kondisi eksisting Hanggar Pesawat tersebut. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan baik pada pemodelan 2-Dimensi dan 3-Dimensi
menunjukkan konstruksi Hanggar Pesawat mengalami ketidakstabilan
struktur. Hal ini disebabkan oleh salah satu batang yaitu batang B130 tidak
memenuhi syarat kelangsingan sebagai batang tekan atau batang tarik. Telah
dilakukan analisis lebih jauh batang B130 tersebut ternyata tidak memberikan
pengaruh signifikan terhadap Hanggar Pesawat, sehingga dapat dihilangkan
sebagai salah satu elemen penyusun konstruksi Hanggar Pesawat tersebut.

Kata Kunci: Hanggar Pesawat, Struktur Rangka Atap, Pipa Baja Galvanis,
Batang Tarik, & Batang Tekan

Pendahuluan Yayasan MAF (Mission Aviation Fellowship) adalah maskapai dari


penerbangan pesawat perintis yang menggunakan infrastruktur hanggar.
Hanggar pesawat ini berdiri sejak tahun 1980. Hanggar. Pesawat adalah salah
satu infrastruktur yang digunakan sebagai operasional pesawat, seperti
tempat untuk perawatan, perbaikan. Desain struktur rangka atap pada
hanggar pesawat milikYayasan MAF menggunakan material pipa baja
galvanis. Pipa galvanis pada hanggar memiliki kekuatan yang baik untuk
dijadikan struktur rangka atap, Saat ini telah diwajibkan perhitungan struktur
menggunakan faktor gempa, t; erlebih lagi telah dikeluarkannya
SNpembebanan dan baja yang baru, dilansir dari media liputan6.com pada
tanggal 21 Desember 2015 telah terjadi bencana gempa bumi dengan
kekuatan gempa 6,1 Skala Ricther. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan
kajian untuk menilai apakah konstruksi hanggar pesawat MAF (Mission
Aviation Fellowship) berdasarkan peraturan SNI terbaru masih memenuhi
syarat atau tidak.
Rumusan masalah dari penelitian ini yang pertama adalah bagaimana struktur
hanggar pesawat eksisting MAF (Mission Aviation Fellowship) dalam 2-
Dimensi dan 3-Dimensi, yang kedua bagaimana kondisi kekuatan hanggar
pesawat MAF tersebut dengan standar perencanaan baja tahun 2020.
Berdasarkan dari rumusan permasalahan tersebut didapatkan tujuan
penelitian yang pertama membuat pemodelan struktur hanggar pesawat dan
kondisi struktur beserta analisisnya,yang kedua mengetahui kekuatan struktur
hanggar pesawat MAF berdasarkan standar perencanaan
yang terbaru tahun 2020.

Metode Metode penelitian menggunakan studi literatur yaitu peneliti menelaah secara
Penelitian tekun akan kepustakaan dalam penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara
membaca, mengkaji, dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
dengan analisis pemodelan struktur, analisis struktur gording, analisis rangka
baja pada batang tarik dan tekan, dan analisis sambungan.

Tahapan - Lokasi Penelitian.


Metode Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau
Penelitian memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Lokasi MAF
Tarakan berada di Jalan Mulawarman, Bandara Juwata, Karang Anyar
Pantai, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

- Identifikasi Kebutuhan Data


Data-data tersebut dapat diklasifikasikan dalam d kelompok data, yaitu data
primer dan data sekunder:

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan maupun hasil
survey, yaitu:
- Pengukuran panjang, lebar, dan tinggi bangunan MAF menggunakan alat
roll meter. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan nilai panjang = 27,6 m,
lebar 21 m, dan tinggi 6,68 m.
- Pengukuran Profil Struktur Rongga bundar digunakan profil Ø1,3” dengan
tebal 0,12”dan profil Ø2,4” dengan tebal 0,12”.
- Pengukuran las sudut, untuk profil Ø2,4” didapatkan nilai panjang las
sebesar 210 mm, dan untuk profil Ø1,3” didapatkan nilai panjang las sebesar
53 mm.
b. Data sekunder adalah data yang berasal dari peraturan-peraturan,
ketentuan-ketentuan, dan referensi kepustakaan untuk digunakan dalam
menganalisa struktur, yaitu:
- Data angin terbaru dari BMKG Kota Tarakan untuk dijadikan acuan
terhadap pengaruh angin sebagai analisis pembebanan pada struktur rangka
hanggar pesawat .
- Mutu kayu yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini akan dilakukan
analisis terhadap batang lentur pada gording kayu. Kayu yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan pendekatan/konversi yang dilakukan oleh
Hernadi dkk (2017) berdasarkan PKKNI 1961 yaitu kayu kelas II dengan E =
100.000 kg/cm2 atau setara E = 10.000 MPa. Pemilihan ini dilakukan agar
dapat menyamakan nilai modulus elastisitas acuan dalam SNI 7973:2013,
sehingga kode mutu yang digunakan E10 yang memiliki E = 10.000 MPa.
Pada penelitiannya untuk kayu bangkirai didapatkan nilai mekanis kuat tarik
kayu sejajar arah serat rata-rata sebesar 7,03 MPa = 71,6863 kg/cm 2, dan
untuk nilai visual kuat tarik arah sejajar serat rata-rata sebesar 10,12 MPa =
103, 1956 kg/cm2, dari kedua nilai penelitian tersebut mendekati 85 kg/cm 2
untuk menentukan kelas kuat II pada daftar II (PKKI 1961) tegangan kayu
yang diperkenankan untuk kayu mutu A. Berat jenis kayu rata-rata bangkirai
dalam penelitian ini sebesar 0,72 digolongkan kedalam kategori kelas kuat II.
Kadar air kayu bangkirai rata-rata sebesar 15% ≤ 15%, syarat: kadar air ≤
15% (memenuhi syarat kayu mutu A). Jadi, jenis kayu bangkirai termasuk
kayu kelas II dengan mutu kayu A (Fajar dkk, 2021).
- Pengolahan Data Kecepatan Angin
Data yang didapatkan adalah data kecepatan angin tahunan, sebanyak 5 tahun
terakhir dengan rentan waktu mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.
Analisis datanya menggunakan jenis distribusi, yaitu distribusi normal, dan
distribusi log-pearson III. Setelah seluruh data yang dikala ulang diinput
mulai dari bulan januari hingga desember, maka selanjutnya ditentukan
kejadian mean, modus, untuk pertimbangan penggunaan beban angin yang
bekerja pada konstruksi rangka atap tersebut.

- Analisis Lendutan Gording


Lendutan adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada
balok secara sangat mudah dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisi
sebelum mengalami perubahan [Pala’biran dkk, 2019]. Seperti gording dan
kasau tidak boleh melebihi L/200. Kontrol lendutan gording dianalisis
berdasarkan syarat berikut ini:

- Analisis Beban Angin


Beban angin desain untuk bangunan dan struktur lain, termasuk SPGAU serta
elemen K&K bangunan gedung, harus ditentukan dengan menggunakan salah
satu prosedur seperti diisyaratkan dalam pasal 26 (SNI 1727).
Berikut ini adalah persamaan tekanan angin desain untuk SPGAU bangunan
gedung pada semuamketinggian dalam lb/ft2 atau (N/m2) yang sudah
ditentukan sebagai berikut:

- Analisis Beban Gempa


Beban gempa rencana adalah menentukan pengaruh gempa rencana ditinjau
dalam perencanaan evaluasi struktur bangunan gedung dan non-gedung. Nilai
beban gempa yang peluang dilampauinya dalam rentang masa laying gedung
50 tahun adalah sebesar 2 persen.

-Analisis Batang Tarik


Menurut SNI 1729-2020 untuk komponen struktur yang didesain berdasarkan
batang tarik adalah sebagai berikut:
- Analisis Sambungan Las

Hasil dan - Pengolahan Data Kecepatan Angin


Pembahasan Pada penelitian ini pengolahan dilakukan pada data angin yang diperoleh
dari Badan Meteorologi dan Geofisika stasiun Bandara Juwata Kota Tarakan,
Berikut ini pengolahan data angina menggunakan metode distribusi.
Berdasarkan data kecepatan angin pada tabel 4 didapatkan hasil untuk
dijadikan acuan untuk pengaruh angin sebagai beban pada konstruksi atap
hanggar. Hasil analisis tersebut didapatkan nilai nilai Mean (Rata-rata)
sebesar 12,2313 knot dan nilai Modus (Data berulang) sebesar 7 knot.

- Analisis Struktur Gording


Analisis struktur gording pada struktur rangka hanggar pesawat model
existing untuk mendapatkan nilai momen dan lendutan pada gording.
Gording yang digunakan pada hanggar exsisting adalah
material kayu, jenis kayu yang digunakan adalah kayu bangkirai, Berat jenis
kayu (G) = 0,72g/cm3, dan modulus elastisitas (E) = 10000 MPa.

Lendutan yang diperbolehkan pada gording untuk beban hidup sebesar 11,5
kg, maka total lendutan yang telah diperhitungkan sebesar 17,5 mm = 17,5
mm (lendutan ijin). Berikut ini adalah perhitungan lendutan total: Lendutan
ijin balok = L/r = 3500/200 =17,5 mm
- Analisis Struktur Kuda-kuda 2 Dimensi dan 3 Dimensi
Menganalisis struktur rangka hanggar pesawat dengan pemodelan 2-Dimensi
dengan menggunakan analisis secara manual dan menggunakan bantuan
perangkat lunak (software) FEA.

- Analisis Pembebanan Kuda-kuda 2 Dimensi


Total berat sendiri kuda-kuda sebesar 483,6581 kg.
Analisis pembebanan 2-Dimensi menggunakan PPIUG 1983 untuk analisis
beban mati dan beban hidup, SNI 1727-2020 untuk analisis beban angin atap.
Analisis pembebanan 2-Dimensi menggunakan SNI 1727-2020 untuk analisis
beban angin dinding. Analisis pembebanan 2-Dimensi menggunakan SNI
1726-2019 untuk analisis beban gempa.
Ehorizontal = 42,1463 kg
Evertikal = 0,2 . SDs . D = 37,9316546 kg
Hasil analisis yang dilakukan didaptkan beban gempa horizontal sebesar
42,1463 kg dan gempa vertikal sebesar 37,9316546 kg.

- Analisis Pembebanan Kuda-kuda 3 Dimensi


Analisis pembebanan 3-Dimensi menggunakan PPIUG 1983 untuk analisis
beban mati dan beban hidup, SNI 1727-2020 untuk analisis beban angin atap.
Analisis pembebanan 3-Dimensi menggunakan SNI 1727-2020 untuk analisis
beban angin dinding. Analisis pembebanan 3-Dimensi menggunakan SNI
1726-2019 untuk analisis beban gempa.
Ehorizontal = 297,8625 kg
Evertikal = 0,2 . SDs . D = 268,0762 kg
Hasil analisis yang dilakukan didaptkan beban gempa horizontal sebesar
297,8625 kg dan gempa vertikal sebesar 268,0762 kg.

- Analisis Batang Tarik dan Batang Tekan 2-Dimensi dan 3-Dimensi


Pada struktur rangka hanggar pesawat menggunakan PSR (Profil Struktur
Rongga) bundar galvanis, profil yang digunakan Ø1,3” dan Ø2,3”
menggunakan analisis struktur rangka baja sesuai
SNI 1729-2020.

- Analisis Batang Tekan 2 Dimensi


Hasil analisis yang didapatkan dari analisis manual kontrol aksial dan
analisis 2-Dimensi dan 3 Dimensi yang menggunakan SAP 2000,
mendapatkan hasil ketidakamanan kelangsingan pada batang tekan
(B130) yang bewarna merah.

- Analisis Sambungan Las


Analisis sambungan untuk struktur rangka kuda-kuda menggunakan
jenis las sudut. Gaya-gaya batang yang digunakan akan dijadikan acuan
analisis sambungan las:

Analisis sambungan joint 4 (a): Nama batang: 100S = 3D7 dan 3A38
Hasil analisis sambungan joint 4 (a) didapatkan hasil syarat panjang las
106 mm > Lmin (memenuhi syarat aman), dan syarat sambungan ujung
bebas 1,8988 < 100 (memenuhi syarat aman), syarat sambungan ujung
menerus 12,8234 < 100 (memenuhi syarat aman).

Kesimpulan Setelah dilakukan beberapa perhitungan baik secara manual maupun


pendekatan numerik dengan menggunakan SAP 2000 versi 22, maka
didapatkan hasil dan kesimpulan dari analisis struktur rangka sebagai
berikut:
1. Pemodelan struktur hanggar melalui analisis 2-Dimensi dan 3-Dimensi
pada batang tarik yang sama nilai hasil analisis 2-Dimensi lebih besar
dibandingkan batang tarik 3-Dimensi, sedangkan hasil analisis untuk
batang tekan yang sama nilai batang tekan 2-Dimensi lebih besar
dibandingkan 3-Dimensi.

2. Berdasarkan standar perencanaan baja yang terbaru kondisi


pembebanan tetap, hidup, angin, dan standar gempa terbaru, maka
kondisi struktur rangka hanggar pesawat dalam pemodelan analisis 2-
Dimensi dan 3-Dimensi dinyatakan aman, tetapi pada batang tekan
(B130) tidak memenuhi syarat kelangsingan dan tidak berpengaruh pada
keamanan struktur pipa hangar yang lainnya.

Ucapan Terima kasih kepada BMKG Kota Tarakan yang telah membantu
Terima Kasih memberikan data angin, serta
Yayasan MAF yang telah memberikan izin dan membantu dalam proses
pengambilan data
penelitian di hanggar pesawat.

Daftar Badan Standarisasi Nasional, (2020), SNI 1727 : 2020 Beban Desain
Pustaka Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung dan Struktur
Lain,

Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional,


(2020), SNI 1729 : 2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja
struktural (ANSI/AISC 360-16, IDT), Badan Standarisasi Nasional,
Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, (2019), SNI 1726 : 2019 Tata Cara


Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, (2013), SNI 7973 : 2013 Spesifikasi desain
untuk konstruksi kayu,. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, (1983), Peraturan Pembebanan Indonesia


untuk Gedung (PPIUG 1983), Direktorat Jendral Cipta Karya, Bandung.

Fajar, R.D., Sutandar, E., Supriyadi, A., 2021. Identifikasi Kuat Acuan
Jenis Kayu yang Diperdagangkan Berdasarkan SNI 7973:2013. Jurnal
PWK, Teknik Sipil, Tambang, Vol. 8, No.1, hal 1-7

Hernadi, A., Prasetya, N.A., Aidil, R., 2017. Analisis Kuat Tarik Kayu
Menggunakan PKKNI 1961 dan SNI 7973:2013. Jurnal Teknik Sipil,
Vol. 1, No.2, hal 63-67. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, (2021), Spektrum Respons Desain Indonesia, Direktorat Jendral
Cipta Karya, Bandung. Termasuk dalam laman:
http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/

Pala’biran, O.A., Windah, R.S., Pandaleke, R., 2019. Perhitungan


Lendutan Balok Taper Kantilever dengan Menggunakan SAP 2000.
Jurnal Sipil Statik, Vol.7, No.8, hal 1039-1048. Siswono, E., Mulyadi,
M., 2019. Static Analysis of Frame Structure of Post-Stroke Patients
Tricycle Design with Material Type Variations. R.E.M. (Rekayasa
Energi Manufaktur) Jurnal, Vol. 4, No. 2, Hal: 107-117.
RESUME JURNAL

Kata Kunci PESAWAT, STRUKTUR, HANGGAR PESAWAT, MAF


Rumusan - Bagaimana struktur hanggar pesawat eksisting MAF (Mission Aviation
Masalah Fellowship) dalam 2-Dimensi dan 3-Dimensi.
- Bagaimana kondisi kekuatan hanggar pesawat MAF tersebut dengan
standar perencanaan baja tahun 2020
Poin Infrastruktur hanggar digunakan sebagai tempat perawatan, tempat perbaikan, dan
Pembahasan perlindungan pesawat dari cuaca luar. Konstruksi hanggar ini menggunakan struktur
rangka atap dengan menerapkan material pipa baja galvanis. Saat ini telah
diwajibkan perhitungan struktur menggunakan faktor gempa sesuai dengan SNI
1726 2019. Sehingga perlu untuk dilakukan identifikasi dari kekuatan struktur
Hanggar Pesawat milik Yayasan MAF, dengan tujuan menilai kekuatan atau
kestabilan struktur Hanggar Pesawat tersebut. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan model 2-Dimensi dan 3-Dimensi sesuai dengan kondisi eksisting
Hanggar Pesawat tersebut.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan baik pada pemodelan 2-Dimensi dan 3-
Dimensi menunjukkan konstruksi Hanggar Pesawat mengalami ketidakstabilan
struktur. Hal ini disebabkan oleh salah satu batang yaitu batang B130 tidak
memenuhi syarat kelangsingan sebagai batang tekan atau batang tarik.
Hanggar pesawat adalah salah satu infrastruktur yang digunakan sebagai operasional
pesawat, seperti tempat untuk perawatan, perbaikanStudi Analisis Struktur Rangka
Ganggar Pesawat MAF Kota Tarakan. Desain struktur rangka atap pada hanggar
pesawat milik Yayasan MAF menggunakan material pipa baja galvanis. Oleh sebab
itu, peneliti ingin melakukan kajian untuk menilai apakah konstruksi hanggar
pesawat MAF (Mission Aviation Fellowship) berdasarkan peraturan SNI terbaru
masih memenuhi syarat atau tidak..
Rumusan masalah dari penelitian ini yang pertama adalah bagaimana struktur
hanggar pesawat eksisting MAF (Mission Aviation Fellowship) dalam 2-Dimensi
dan 3-Dimensi, yang kedua bagaimana kondisi kekuatan hanggar pesawat MAF
tersebut dengan standar perencanaan baja tahun 2020.
Berdasarkan dari rumusan permasalahan tersebut didapatkan tujuan penelitian yang
pertama membuat pemodelan struktur hanggar pesawat dan kondisi struktur beserta
analisisnya, yang kedua mengetahui kekuatan struktur hanggar pesawat MAF
berdasarkan standar perencanaan yang terbaru tahun 2020.
Metode penelitian menggunakan studi literatur yaitu peneliti menelaah secara tekun
akan kepustakaan dalam penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca,
mengkaji, dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan analisis
pemodelan struktur, analisis struktur gording, analisis rangka baja pada batang tarik
dan tekan, dan analisis sambungan.
Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau memperjelas
lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian.
-Pengukuran las sudut, untuk profil Ø2,4" didapatkan nilai panjang las sebesar 210
mm, dan untuk profil Ø1,3" didapatkan nilai panjang las sebesar 53 mm.
Data sekunder adalah data yang berasal dari peraturan-peraturan, ketentuan-
ketentuan, dan referensi kepustakaan untuk digunakan dalam menganalisa struktur,
yaitu:
-Data angin terbaru dari BMKG Kota Tarakan untuk dijadikan acuan terhadap
pengaruh angin sebagai analisis pembebanan pada struktur rangka hanggar pesawat.

Mutu kayu yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini akan dilakukan analisis
terhadap batang lentur pada gording kayu.

Pada penelitian ini pengolahan dilakukan pada data angin yang diperoleh dari
Badan Meteorologi dan Geofisika stasiun Bandara Juwata Kota Tarakan.
Berdasarkan data kecepatan angin pada tabel 4 didapatkan hasil untuk dijadikan
acuan untuk pengaruh angin sebagai beban pada konstruksi atap hanggar.
Analisis struktur gording pada struktur rangka hanggar pesawat model existing
untuk mendapatkan nilai momen dan lendutan pada gording.
Analisis pembebanan 2-Dimensi menggunakan PPIUG 1983 untuk analisis beban
mati dan beban hidup, SNI 1727-2020 untuk analisis beban angin atap.
Analisis pembebanan 2-Dimensi menggunakan SNI 1727-2020 untuk analisis beban
angin dinding.
Analisis pembebanan 3-Dimensi menggunakan PPIUG 1983 untuk analisis beban
mati dan beban hidup, SNI 1727-2020 untuk analisis beban angin atap.
Analisis pembebanan 3-Dimensi menggunakan SNI 1727-2020 untuk analisis beban
angin dinding.
Pada struktur rangka hanggar pesawat menggunakan PSR (Profil Struktur Rongga)
bundar galvanis, profil yang digunakan Ø1,3” dan Ø2,3” menggunakan analisis
struktur rangka baja sesuai.
Hasil analisis yang didapatkan dari analisis manual kontrol aksial dan analisis 2-
Dimensi dan 3 Dimensi yang menggunakan SAP 2000, mendapatkan hasil
ketidakamanan kelangsingan pada batang tekan (B130) yang bewarna merah.
Analisis sambungan untuk struktur rangka kuda-kuda menggunakan jenis las sudut.

Setelah dilakukan beberapa perhitungan baik secara manual maupun pendekatan


numerik dengan menggunakan SAP 2000 versi 22, maka didapatkan hasil dan
kesimpulan dari analisis struktur rangka sebagai berikut:
1. Pemodelan struktur hanggar melalui analisis 2-Dimensi dan 3-Dimensi pada
batang tarik yang sama nilai hasil analisis 2-Dimensi lebih besar dibandingkan
batang tarik 3-Dimensi, sedangkan hasil analisis untuk batang tekan yang sama nilai
batang tekan 2-Dimensi lebih besar dibandingkan 3-Dimensi.

2. Berdasarkan standar perencanaan baja yang terbaru kondisi pembebanan tetap,


hidup, angin, dan standar gempa terbaru, maka kondisi struktur rangka hanggar
pesawat dalam pemodelan analisis 2-Dimensi dan 3-Dimensi dinyatakan aman,
tetapi pada batang tekan (B130) tidak memenuhi syarat kelangsingan dan tidak
berpengaruh pada keamanan struktur pipa hangar yang lainnya.

Kelebihan - Informatif.
Jurnal - Penyampaian dituliskan secara terstruktur.
- Data dan informasi yang disampaikan dapat dikatakan lengkap karena
pembahasan yang disertakan tabel dan grafik serta gambar.

Anda mungkin juga menyukai