Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANTISIPASI KECELAKAAN PADA KENDARAAN BERMOTOR


DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR JARAK PADA KACA SPION

BIDANG KEGIATAN
PKM RISET EKSAKTA (PKM-RE)

Diusulkan oleh:
I Putu Sukarta Yasa; 2215091069; 2022
Kelompok:
Otto Iskandar

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2022
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-RE
1. Judul Kegiatan : Antisipasi Kecelakaan Pada
Kendaraan Bermotor Dengan Menggunakan Sensor Jarak Pada Kaca Spion
2. Bidang Kegiatan : PKM-RE
3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : I Putu Sukarta Yasa
b. NIM : 2215091069
c. Jurusan : Teknik Informatika
d. Universitas : Universitas Pendidikan
Ganesha
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Banjar Dinas Git-Git, Desa Git-
Git dan 087851213365
f. Alamat E-mail : putusukartayasa@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan :
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No. Telp/Hp :
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Kemendikbud :
b. Sumber Lain :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Singaraja, 13 Agustus 2022


Ketua Pelaksanaan Kegiatan

(I Putu Sukarta Yasa)


NIM. 2215091069
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PROPOSAL PKM RISET
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Luaran Yang Diharapkan
1.5 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kaca Spion
2.2 Sensor Jarak
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Tahap-Tahap Pelaksanaan
3.2.1 Tahap Persiapan
3.2.2 Tahap Pelaksanaan
3.2.3 Tahap Akhir
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Metode Pengolahan Dan Analisis Data
3.5 Luaran Penelitian
3.6 Indikator Capaian Penelitian
BAB IV BIAYA JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
4.2. Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kaca spion merupakan salah satu perangkat penting yang terdapat pada sebuah
kendaraan bermotor. Meskipun seringkali diremehkan oleh banyak penggunanya,
tetapi ternyata kaca spion ini memiliki banyak manfaat dalam berkendara. Kaca spion
sudah ditemukan sejak pertama kali kendaraan bermotor ditemukan. Hingga saat ini,
kaca spion merupakan hal wajib untuk dimiliki oleh sebuah kendaraan bermotor.
Kaca spion merupakan aksesoris pelengkap pada kendaraan. Ketika sedang
mengendarai sepeda motor maupun mobil, pengendara disarankan untuk selalu
melihat keadaan di sekitar, baik dari sisi kiri maupun sisi kanan. Hal tersebut
bertujuan untuk memantau keadaan di sebelah kiri ataupun di sebelah kanan
kendaraan. Ketika ingin berbelok ke kanan atau ke kiri pengendara diwajibkan untuk
melihat keadaan di sekitarnya, agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Namun,
banyak pengendara yang tidak mengikuti aturan lalu lintas tersebut, seperti tidak
memasang kaca spion sesuai dengan aturan. Sehingga penggunaan kaca spion tidak
maksimal. Hal ini tentunya dapat membahayakan keselamatan pengendara lain dan
juga keselamatan pengendara itu sendiri.
Kaca spion juga bermanfaat untuk memarkirkan kendaraan. Saat parkir di pinggir
jalan, pengendara akan sangat terbantu dengan adanya kaca spion. Kaca spion
membantu memudahkan pengendara untuk melihat benda-benda yang berada di
sekitarnya. Pengendara tidak dapat berbuat banyak tanpa adanya kaca spion kiri dan
kanan. Peran kaca spion ini tentunya sangat penting jika dipasang pada kendaraan.
Dengan adanya kaca spion pengendara dapat mengetahui benda-benda ataupun
kendaraan lain yang berada di belakang. Dengan kaca spion, pengendara akan
mengetahui jarak kendaraannya dengan kendaraan di belakangnya. Jika hanya
mengetahui ada atau tidaknya kendaraan lain di belakang pengendara tidaklah cukup.
Maka dari itu alangkah baiknya jika pengendara mengetahui jarak antara
kendaraannya dengan kendaraan di sekitar pengendara.
Akhir-akhir ini marak terjadi kecelakaan lalu lintas, dimana suatu kendaraan
ditabrak oleh kendaraan di belakangnya. Salah satu penyebab terjadinya peristiwa ini
adalah jarak yang terlalu dekat antara pengendara yang berada di depan dengan
pengendara yang berada di belakangnya. Untuk mencegah terjadinya peristiwa ini,
pengendara harus menjaga jarak minimal dan jarak aman antar kendaraan. Oleh
karena itu pengendara perlu mengetahui jarak antara kendaraannya dengan kendaraan
yang berada di belakang pengendara. Dengan mengetahui jarak tersebut, pengendara
dan pengguna jalan lainnya dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi. Maka
dari itu,
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja sensor jarak pada kaca spion dalam mengukur jarak aman
antar kendaraan bermotor?
2. Bagaimana cara mengoptimalkan sensor jarak pada kaca spion dalam
mengukur jarak aman antar kendaraan?
3. Bagaimana peran sensor jarak pada kaca spion dalam kendaraan bermotor jika
dilihat dari aspek SWOT?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kinerja sensor jarak pada kaca spion dalam mengukur jarak
aman antar kendaraan bermotor.
2. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan sensor jarak pada kaca spion dalam
mengukur jarak aman antar kendaraan.
3. Untuk mengetahui peran sensor jarak pada kaca spion dalam kendaraan
bermotor jika dilihat dari aspek SWOT.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
1. Terciptanya mahasiswa yang cerdas, mampu berpikir kritis, dan berguna bagi
masyarakat luas.
2. Terciptanya pengendara bermotor yang memahami pentingnya kaca spion dan
mengetahui jarak aman agar menghindari terjadinya kecelakaan.
3. Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas.
1.5 Manfaat
1. Bagi pelaksana
Melalui program kreativitas mahasiswa ini, tim pelaksana dapat meningkatkan
kreativitas, pengetahuan, keterampilan, serta wawasan yang dimiliki.
2. Bagi pengguna kendaraan bermotor
Bagi pengguna kendaraan bermotor, program serta inovasi ini akan sangat
membantu dalam memahami pentingnya kaca spion dan mengetahui jarak
aman agar menghindari terjadinya kecelakaan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kaca Spion
Kaca spion merupakan cermin yang digunakan oleh pengguna sepeda motor
ataupun mobil untuk melihat keadaan yang ada di sekitarnya. Sangat penting untuk
melihat kaca spion selama 5-9 detik untuk memantau keadaan sekitar. Bagi pengguna
lalu lintas khususnya pengendara bermotor, kaca spion merupakan komponen penting
yang harus ada untuk keselamatan dalam berkendara. Namun, tidak semua pengguna
kendaraan bermotor menyadari hal tersebut. Masih banyak pengendara sepeda motor
yang belum memasang kaca spion pada kendaraannya. Masih banyak ditemukan
pengguna sepeda motor yang hanya menyertakan satu kaca spion saja pada
kendaraannya.
Masih banyak pengendara yang mengabaikan posisi kaca spionnya. Mereka
menganggap bahwa kaca spion tersebut tidaklah penting. Hal yang pengendara
lakukan tersebut membuat bertambahnya angka kecelakaan yang terjadi, salah
satunya yaitu kecelakaan yang menabrak dari belakang. Kecelakaan tersebut terjadi
tentunya karena pengendara tidak memanfaatkan kaca spion nya dengan maksimal
atau bahkan pengendara sama sekali tidak menggunakan kaca spion.

2.2 Sensor Jarak


Sensor jarak merupakan sensor yang mampu mendeteksi posisi benda di
sekelilingnya tanpa adanya kontak fisik. Sensor jarak sering memancarkan berkas
radiasi elektromagnetik seperti infra merah dan perubahan dalam bidang atau sinyal
kembali. Objek itu disebut sebagai sensor jarak target. Ketika jarak target tidak sama,
maka permintaan sensor juga akan berbeda. Sebagai contoh, sebuah sensor kapasitif
atau fotolistrik mungkin tepat untuk target plastik, sebuah sensor jarak induktif
memerlukan target logam. Jarak minimum sensor ini mampu mendeteksi dengan
“kisaran nominal”. Beberapa sensor mempunyai penyesuaian dan memiliki
keakuratan yang tinggi karena tidak adanya bagian mekanisme dan kurangnya kontak
fisik antar sensor dalam merasakan objek. Sensor kedekatan juga digunakan untuk
memantau getaran mesin dalam mengukur variasi pada jarak antara poros dan
bantalan dukungan. Hal tersebut dapat ditemukan pada turbin uap yang besar,
kompresor, dan motor yang menggunakan lengan jenis bantalan. Sensor jarak
disesuaikan dengan rentan yang sangat singkat sering digunakan sebagai saklar
sentuh. Sensor jarak dibagi menjadi dua bagian dan jika kedua bagian menjauh dari
satu sama lain, maka sinyal akan diaktifkan. Sensor Jarak dapat diklasifikasikan
menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Inductive Proximity Sensor (Sensor Jarak Induktif)
Sensor Jarak Induktif atau Inductive Proximity Sensor merupakan sensor jarak
yang digunakan dalam mendeteksi keberadaan logam baik logam jenis ferrous
maupun logam jenis non-ferrous. Sensor ini dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan objek, menghitung objek logam dan aplikasi pemosisian. Sensor
induktif digunakan sebagai pengganti saklar mekanis karena kemampuannya yang
dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi dari saklar mekanis biasa.
Sensor jarak Induktif ini juga lebih andal dan lebih kuat. Sensor Proximity
Induktif pada umumnya terbuat dari kumparan atau koil dengan inti ferit sehingga
dapat menghasilkan medan elektromagnetik dengan frekuensi tinggi. Output dari
sensor jarak jenis induktif ini dapat berupa analog maupun digital. Versi analog
bisa berupa tegangan (biasanya sekitar 0–10VDC) atau arus (4–20mA). Jarak
pengukurannya dapat mencapai 2 inci. Sedangkan versi digital biasanya
digunakan pada rangkaian DC saja ataupun rangkaian AC/DC. Sebagian besar
Sensor Induktif Digital dikonfigurasi dengan output “NORMALLY–OPEN”
tetapi ada juga yang dikonfigurasi dengan output “NORMALLY– CLOSE”.
Sensor Induktif tersebut sangat cocok untuk mendeteksi benda logam di mesin
dan di peralatan otomatisasi. Inductive Proximity Sensor ini pada dasarnya terdiri
dari sebuah osilator, sebuah koil dengan inti ferit, rangkaian detektor, rangkaian
output, kabel dan konektor. Osilator pada sensor jarak ini akan membangkitkan
gelombang sinus dengan frekuensi yang konstan. Sinyal ini digunakan untuk
menggerakkan kumparan atau koil. Koil dengan Inti Ferit ini akan menginduksi
medan elektromagnetik. Ketika garis-garis medan elektromagnetik ini terinterupsi
oleh objek logam, tegangan osilator akan berkurang sebanding dengan ukuran dan
jarak objek dari kumparan atau koil. Dengan demikian, sensor proksimitas ini
dapat mendeteksi adanya objek yang sedang mendekatinya. Pengurangan
tegangan osilator ini disebabkan oleh arus Eddy yang diinduksi pada logam yang
menginterupsi garis-garis logam.
2. Capacitive Proximity Sensor (Sensor Jarak Kapasitif)
Sensor Jarak Kapasitif atau Capacitive Proximity Sensor merupakan sensor jarak
yang bisa mendeteksi keberadaan gerakan, komposisi kimia, tingkat dan
komposisi cairan maupun tekanan. Sensor Jarak Kapasitif dapat mendeteksi
bahan-bahan dielektrik rendah dan bahan dielektrik yang lebih tinggi sehingga
memungkinkan sensor jenis ini untuk mendeteksi tingkat banyak bahan melalui
kaca, plastik maupun komposisi kontainer lainnya. Sensor Jarak Kapasitif ini
pada dasarnya mirip dengan Sensor Jarak Induktif. Perbedaannya yaitu sensor
kapasitif menghasilkan medan elektrostatik sedangkan sensor induktif
menghasilkan medan elektromagnetik. Sensor Jarak Kapasitif ini mampu
digerakan oleh bahan konduktif dan bahan non-konduktif. Elemen aktif Sensor
Jarak Kapasitif dibentuk oleh dua elektroda logam yang diposisikan untuk
membentuk ekuivalen dengan kapasitor terbuka. Elektroda tersebut ditempatkan
di rangkaian osilasi yang berfrekuensi tinggi. Ketika objek mendekati permukaan
sensor jarak kapasitif ini, medan elektrostatik pelat logam akan terinterupsi
sehingga mengubah kapasitansi sensor jarak. Perubahan itu akan mengubah
kondisi dalam pengoperasian sensor jarak sehingga dapat mendeteksi keberadaan
objek tersebut.
3. Ultrasonic Proximity Sensor (Sensor Jarak Ultrasonik)
Sensor Jarak Ultrasonik atau Ultrasonic Proximity Sensor merupakan sensor jarak
yang memakai prinsip operasi yang mirip dengan radar atau sonar yaitu dengan
menghasilkan gelombang frekuensi tinggi untuk menganalisis gema yang
diterima setelah terpantul dari objek yang mendekatinya. Sensor Proximity
Ultrasonik ini akan menghitung waktu antara pengiriman sinyal dengan
penerimaan sinyal untuk menentukan jarak objek yang bersangkutan. Sensor ini
sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan objek dan mengukur jarak objek
di proses otomasi pabrik.
4. Photoelectric Proximity Sensor (Sensor Jarak Fotolistrik)
Sensor Jarak Fotolistrik atau Photoelectric Proximity Sensor merupakan sensor
jarak yang memakai elemen peka cahaya untuk mendeteksi objek. Sensor
Proximity Fotolistrik terdiri dari sumber cahaya (emitor) dan penerima (receiver).
Terdapat 3 jenis Sensor Jarak Fotolistrik, yaitu sebagai berikut.
o Direct Reflection
Emitor dan receiver ditempatkan bersama dan menggunakan cahaya yang
dipantulkan langsung dari objek untuk dideteksi.
o Refleksi dengan Reflektor
Emitor dan receiver disimpan bersama dan membutuhkan reflektor. Sebuah
objek dideteksi ketika objek tersebut mengganggu berkas cahaya antara sensor
dan reflektor.
o Thru Beam
Emitor dan receiver ditempatkan secara terpisah dan mendeteksi suatu objek
ketika objek tersebut mengganggu berkas cahaya antara pemancar dan
penerima.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki sifat khusus, terperinci, dan sistematis
sehingga penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono, metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang dilakukan berdasarkan filsafat
positivisme. Metode ini dilakukan dalam sampel dan populasi penelitian.

3.2 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas tiga tahap, ketiga tahapannya dapat
dipaparkan sebagai berikut.
3.2.1 Tahap Persiapan
Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Arduino Uno sebagai otak
dari sistem, dua unit Sensor Jarak GP2Y sebagai sensor untuk mengukur jarak,
dengan jangkauan dari 100 cm – 550 cm, buzzer sebagai penanda bunyi jika terdapat
kendaraan yang terlalu dekat, saklar, dan kabel jumper.
3.2.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri atas empat kegiatan berikut.
a. Rancangan pengaplikasian alat pada kendaraan motor roda dua. Serta melakukan
pemrograman pada arduino untuk menyesuaikan jarak aman dan jarak bahaya,
sehingga dapat terdeteksi oleh sensor lalu membunyikan buzzer.
b. Melakukan pemasangan komponen dengan membuka bagian depan motor. Lalu
memasukkan sistem ke dalam motor, serta mengambil daya accu melalui kabel
yang terhubung lalu disambungkan ke sistem sebagai daya. Serta ada saklar untuk
menghidup dan mematikan sensor.
c. Menguji kinerja alat dengan melakukan serangkaian kemungkinan untuk melihat
keefektifan dan keakuratan alat dalam mendeteksi jarak aman bagi pengendara
motor roda dua.
d. Hasil yang didapat kemudian akan divalidasi dan diberikan skor keakuratan,
sehingga bisa memaksimalkan kinerja sistem.
3.2.3 Tahap Akhir
Pada tahap kegiatan akhir penelitian mencakup pembuatan laporan penelitian dan
penyusunan artikel untuk dipublikasikan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian penulis menggunakan metode observasi.
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.
Observasi dilakukan dengan melakukan percobaan pada alat yang telah dirancang.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan metode statistika deskriptif. Menurut Ronald
E. Walpole, metode statistika deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan
pengumpulan serta penyajian satu gugus data sehingga dapat memberikan informasi
yang berguna. Pengolahan data dalam penelitian ini berkaitan dengan jarak yang
diperoleh selama pengujian alat pendeteksi jarak aman pada kaca spion.
3.5 Luaran Penelitian
Luaran penelitian ini berupa alat pendeteksi jarak aman pada kaca spion
kendaraan bermotor, laporan penelitian, serta artikel tentang pemanfaatan sensor
jarak pada kaca spion sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan untuk publikasi ilmiah.
3.6 Indikator Capaian Penelitian
Keberhasilan penelitian dan observasi ini tergantung pada berhasil atau tidaknya
alat pendeteksi tersebut dalam mendeteksi jarak aman agar menghindari terjadinya
kecelakaan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila mampu menyajikan data jarak
aman yang akurat setelah diuji.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan Rp209.600
2 Biaya Habis Pakai Rp701.100
3 Perjalanan Rp60.000
Jumlah Rp970.700

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan

Bulan
No Kegiatan Penanggungjawab
1 2 3 4
1 Penyiapan alat dan bahan I Putu Sukarta Yasa
2 Perancangan alat I Putu Sukarta Yasa
Pendeteksi jarak aman

3 Pengujian Alat I Putu Sukarta Yasa


4 Analisis Data I Putu Sukarta Yasa
5 Pembuatan Laporan dan I Putu Sukarta Yasa
Publikasi
DAFTAR PUSTAKA
Liputan6. 2019. 10 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif,[online] .(diupdate 10
Januari 2019). https://www.liputan6.com/news/read/3867330/10- perbedaan-
penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif-mahasiswa-wajib-tahu.(2 Agustus 2021].
Suharyanto,S. 2015. Jenis-jenis Spion Motor dan Fungsinya,[online].
(diupdate 13 Juli 2018). https://hargamotor.co.id/info-motor/jenis-
jenis-spion-motor.[diakses 3 Agustus 2021].
Shiddiq, M. 2019. Pengertian dan Jenis Sensor Jarak,[online]. (diupdate 2
Februari 2019). https://siddix.blogspot.com/2019/02/pengertian-dan-jenis-
sensor-jarak.html. [diakses 4 Februari 2021].
Statmat.net. 2020. Mengenal Statistik Deskriptif dan Inferensial: Contoh dan
Perbedaannya, [online]. (diupdate 27 Maret 2020).
https://www.statmat.net/pengertian-statistik-deskriptif-dan-statistik-
inferensia/.[ diakses 5 Agustus 2021].
Lampiran Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap I Putu Sukarta Yasa


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi S1 Sistem Informasi
4 NIM 2215911069
5 Tempat dan Tanggal Lahir Git-Git, 24 Januari 2004
6 Alamat E-mail putusukartayasa@gmail.com
7 Nomor Telepon HP 087851213365

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


NO Jenia Kegiatan Jenis dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

NO Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-K
Singaraja, 13 Agustus 2022
Ketua Pelaksana/Peneliti
(I Putu Sukarta Yasa)

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA


Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : I Putu Sukarta Yasa


NIM : 2215091069
Program Studi : S1 Sistem Informasi
Fakultas : Teknik dan Kejuruan

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-Riset Eksata saya dengan judul
“Antisipasi Kecelakaan pada Kendaraan Bermotor Dengan Menggunakan Sensor
Jarak pada Kaca Spion” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2022 ini bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Singaraja 13 Agustus 2022
Yang Menyatakan,

(I Putu Sukarta Yasa)


NIM. 2215091069

Anda mungkin juga menyukai