Menatausahakan Penggunaan Cek Atau Bilyet Giro
Menatausahakan Penggunaan Cek Atau Bilyet Giro
MENATAUSAHAKAN PENGGUNAAN
CEK ATAU BILYET GIRO
K.64SPP01.003.1
DAFTAR ISI
1. Penerbitan DHN.............................................................................................. 56
2. Monitoring Informasi Penerbitan DHN........................................................ 57
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memonitor Informasi penerbitan
Daftar Hitam Nasional (DHN) dari Bank Indonesia secara berkala. ............. 58
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan
Cek atau Bilyet Giro .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 59
A. Dasar Perundang-undangan................................................................................ 59
B. Buku Referensi ...................................................................................................... 60
C. Majalah atau Buletin ............................................................................................. 60
D. Referensi Lainnya.................................................................................................. 60
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ......................................................... 61
A. Daftar Peralatan/Mesin ........................................................................................ 61
B. Daftar Bahan .......................................................................................................... 61
LAMPIRAN ............................................................................................................ 62
LAMPIRAN 1 DAFTAR ISTILAH ...................................................................... 62
LAMPIRAN 2 DAFTAR SINGKATAN ................................................................ 67
DAFTAR PENYUSUN MODUL ................................................................................ 68
A. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi Pemrosesan dari Pembayaran menggunakan Cek atau Bilyet
Giro
Gambar 2 Contoh Cek
Gambar 3 Contoh Cek Atas Nama
Gambar 4 Contoh Cek Atas Unjuk
Gambar 5 Contoh Cek Silang Umum
Gambar 6 Contoh Cek Silang Khusus
Gambar 7 Contoh Cek Perhitungan
Gambar 8 Ilustrasi Pemenuhan Unsur Cek
Gambar 9 Ilustrasi Pengunjukan dan Pembayaran Cek
Gambar 10 Ilustrasi Koreksi Cek
Gambar 11 Contoh Warkat Bilyet Giro
Gambar 12 Ilustrasi Pemenuhan Syarat Formal Bilyet Giro
Gambar 13 Ilustrasi Tenggang Waktu Pengunjukan dan Tenggang Waktu Efektif
Bilyet Giro
Gambar 14 Contoh Koreksi pada Bilyet Giro yang Dapat Dibayarkan
Gambar 15 Contoh Koreksi pada Bilyet Giro sehingga Tidak Dapat Dibayarkan
Gambar 16 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line Secara Lengkap Pada
Warkat Debit
Gambar 17 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line Secara Lengkap Pada
BPWD-Kliring Penyerahan dan BPWD-Kliring Pengembalian
Gambar 18 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line Secara Lengkap Pada
Kartu Batch
Gambar 19 Contoh Format Laporan Cek dan/atau Bilyet Giro Yang Diproses Bank
Gambar 20 Contoh Format Laporan Penyalahgunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Gambar 21 Contoh Format Surat Pemberitahuan I
Gambar 22 Contoh Format Surat Pemberitahuan II
Gambar 23 Contoh Format Surat Pemberitahuan Pembekuan Hak Penggunaan
Cek dan/atau Bilyet Giro
Gambar 24 Contoh Format Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening
Gambar 25 Ilustrasi Periode Pengiriman DHIB
B. DAFTAR BOKS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melakukan
penatausahaan penggunaan Cek atau Bilyet Giro.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menatausahakan
Penggunaan Cek atau Bilyet Giro ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada
akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan pencatatan penggunaan Cek dan Bilyet Giro yang diterbitkan oleh
Bank dan penyusunan laporan penggunaan Cek dan Bilyet Giro.
2. Melakukan penatausahaan penolakan Cek atau Bilyet Giro, baik penolakan
melalui loket Bank (over the counter) maupun kliring, meliputi kegiatan
penatausahaan Cek dan Bilyet Giro Kosong, jenis dokumen yang disampaikan
kepada Nasabah terkait dengan penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong,
penetapan penolakan Cek atau Bilyet Giro Kosong yang memenuhi kriteria Daftar
Hitam Nasional (DHN), pelaporan DHIB (Daftar Hitam Individual Bank),
pembatalan penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong, dan pelaporan
penatausahaan Cek dan Bilyet Giro Kosong kepada Bank Indonesia.
3. Melakukan tindak lanjut atas penerbitan DHN, meliputi kegiatan monitoring
penerbitan DHN, verifikasi data Nasabah yang masuk dalam DHN, pemberian
sanksi kepada pemilik rekening yang identitasnya tercantum dalam DHN.
BAB II
MELAKUKAN PENCATATAN PENERBITAN DAN PENGGUNAAN
CEK ATAU BILYET GIRO
Gambar 1 : Ilustrasi Pemrosesan dari Pembayaran menggunakan Cek atau Bilyet Giro
a. Cek
1) Pengertian dan Prinsip Umum Cek
BANK MONAS
Rp………………….
2) Jenis Cek
Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00
9876543210
............................
Badu Saputra
............................
Badusaputra
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)
…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00
9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)
Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00
9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)
Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00
9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)
Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00
9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)
a) Unsur Cek atau dikenal juga sebagai syarat formal Cek adalah
sebagai berikut:
(1) Nama “Cek” harus termuat dalam warkat;
(2) Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu;
(3) Nama pihak yang harus membayar (Bank Tertarik);
(4) Penunjukan tempat di mana pembayaran harus dilakukan;
(5) Pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik; dan
(6) Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (Penarik).
b) Cek yang tidak memenuhi unsur/syarat formal Cek tidak berlaku
sebagai Cek.
c) Jika Cek tidak mencantumkan tempat pembayaran maka berlaku
ketentuan sebagai berikut:
(1) Jika tidak terdapat tempat di mana pembayaran harus
dilakukan, maka tempat yang ditulis di samping nama Penarik
dianggap sebagai tempat pembayaran.
Tempat D
............................
............................
Badusaputra F Tanda Tangan
Penarik
Pembayaran
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)
Keterangan Gambar 8
- Penarik : Orang atau badan pemilik Rekening Giro atau
fasilitas Rekening Khusus yang menerbitkan Cek.
- Bank : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk
Tertarik melakukan pembayaran atau pemindahbukuan
sejumlah dana dengan menggunakan Cek.
- Pemegang : Orang atau badan yang berhak memperoleh
pembayaran atau pemindahbukuan dana dari Bank
Tertarik.
- Tanggal : Tanggal yang tercantum pada Cek dan merupakan
Penarikan tanggal diterbitkannya Cek.
Keterangan Gambar 9
- Tenggang Waktu : Jangka waktu selama 70 hari terhitung sejak
Pengunjukan tanggal penerbitan
- Tanggal : Tanggal diterbitkannya Cek
Penarikan
5) Pengalihan Cek
1
Cessie adalah pengalihan hak berdasarkan Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)
6) Perubahan Cek
BANK MONAS
Anni Cantika Badusaputra
Ani Santika
Rp.150.000.000,00
9876543210
Badu Saputra Badusaputra
Badu Saputra
b. Bilyet Giro
Bilyet Giro diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Bilyet
Giro, di mana Bilyet Giro adalah surat perintah dari Penarik kepada Bank
Tertarik untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada
rekening Penerima. Dalam penggunaan Bilyet Giro berlaku prinsip
umum sebagai berikut:
a) sebagai sarana perintah pemindahbukuan;
b) tidak dapat dipindahtangankan;
c) diterbitkan dalam mata uang Rupiah; dan
d) ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Keterangan Gambar 12
- Penarik : Pemilik Rekening Giro yang menerbitkan Bilyet Giro.
- Bank Tertarik : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk melakukan
pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan
Bilyet Giro.
- Penerima : Pemilik rekening yang disebutkan namanya dalam Bilyet
Giro untuk menerima sejumlah dana.
- Bank Penerima : Bank yang menatausahakan rekening Penerima.
- Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan
tanggal diterbitkannya Bilyet Giro.
- Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan
tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan.
Keterangan Gambar 13
- Tenggang Waktu : Jangka waktu berlakunya Bilyet Giro
Pengunjukan
- Tenggang Waktu : Jangka waktu yang disediakan oleh Penarik
Efektif kepada Penerima untuk meminta pelaksanaan
perintah dalam Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
- Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan
merupakan tanggal diterbitkannya Bilyet Giro.
- Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan
merupakan tanggal mulai berlakunya perintah
pemindahbukuan.
a. Jenis informasi MICR Code Line pada Warkat Debit, BPWD, dan
Kartu Batch
Informasi dalam bentuk MICR Code Line yang harus dicantumkan pada
area clear band Warkat Debit dan Kartu Batch terdiri dari:
1) Nomor seri : 6 (enam) digit
2) Sandi kliring : 7 (tujuh) digit
3) Nomor rekening : 10 (sepuluh) digit
4) Kode transaksi : 2 (dua) digit; dan
5) Nilai nominal : 14 (empat belas) digit.
b. Tata Cara Pencantuman MICR Code Line pada Warkat Debit
1) Pencantuman MICR code line pada Warkat Debit diatur sebagai
berikut:
Informasi dalam bentuk MICR code line yang harus dicantumkan pada kartu
batch adalah sebagai berikut:
1) kolom nomor seri terdiri dari 6 (enam) digit, dengan ketentuan
pencantuman sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan angka 000;
b) 3 (tiga) digit terakhir diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi
laporan bulanan Bank dari Peserta pengirim; dan
c) pencantuman informasi diawali dan diakhiri dengan pencantuman
simbol domestik.
2) kolom sandi kliring terdiri atas 7 (tujuh) digit, dimaksudkan untuk sandi
kantor Peserta pengirim, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan 3 (tiga) digit sandi laporan
bulanan Bank dari Peserta pengirim;
b) 4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999;
c) di antara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir
dicantumkan simbol garis pendek; dan
d) pencantuman sandi kantor kliring diakhiri dengan simbol Bank;
2) kolom sandi kliring terdiri atas 7 (tujuh) digit dan dimaksudkan untuk
sandi kantor Peserta pengirim, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi
bulanan Bank dari Peserta pengirim;
b) 4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999;
c) di antara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir
dicantumkan simbol garis pendek; dan
d) pencantuman sandi kantor kliring diakhiri dengan simbol Bank
3) kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit dan tidak perlu
dilakukan pengisian (dibiarkan kosong);
4) kolom kode transaksi terdiri atas 2 (dua) digit dan dimaksudkan untuk
kode transaksi yaitu angka 96;
5) kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit angka termasuk 2
(dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang Rupiah. Kolom ini
dimaksudkan untuk total nominal seluruh warkat Debit pada bundel
Warkat Debit yang diserahkan bersamaan dengan kartu batch dimaksud.
Pengisian nilai nominal diawali dan diakhiri dengan simbol nominal; dan
6) apabila terjadi kesalahan pencantuman MICR code line pada kartu batch,
maka perbaikannya harus dilakukan dengan menggunakan kartu batch
yang baru.
Pencatatan penggunaan Cek atau Bilyet Giro memuat informasi paling sedikit
meliputi:
1) jumlah lembar, nomor seri, dan nominal Cek atau Bilyet Giro yang
diproses melalui loket Bank Tertarik (over the counter) dan Kliring;
2) jumlah lembar dan nomor seri Cek atau Bilyet Giro yang diblokir atau
dibatalkan.
Gambar 19 : Contoh Format Laporan Cek dan Bilyet Giro Yang diproses Bank
2) Laporan penggunaan Cek atau Bilyet Giro disampaikan kepada Bank
Indonesia paling lambat 31 Maret tahun berikutnya.
3) Jika laporan penggunaan Cek atau Bilyet Giro yang disampaikan oleh
Bank tidak lengkap atau perlu dilakukan perbaikan, dianggap belum
menyampaikan laporan.
1. Mengadministrasikan dokumen dan data terkait Cek dan Bilyet Giro yang
diterbitkan.
2. Mengadministrasikan dokumen dan data yang berkaitan dengan penggunaan
Cek dan Bilyet Giro.
3. Menginput data yang berkaitan dengan penerbitan dan penggunaan Cek dan
Bilyet Giro dengan format dan sistem yang telah ditentukan bank.
4. Memperoleh dan menyusun data yang berkaitan dengan penyusunan laporan
penggunaan Cek dan Bilyet Giro.
BAB III
MELAKUKAN PENATAUSAHAAN PENOLAKAN CEK ATAU BILYET GIRO
Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Alasan 4 Wajib dipilih Wajib dipilih alasan
Unsur Cek tidak dipenuhi, yaitu alasan 4 dan tidak 4 dan tidak
tidak terdapat tanda tangan dikategorikan dikategorikan
Penarik. sebagai penolakan sebagai penolakan
Cek dan/atau Cek dan/atau Bilyet
Bilyet Giro Giro Kosong.
Kosong.
Alasan 5 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 5
Syarat formal Bilyet Giro tidak 5 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat nama dikategorikan dikategorikan sebagai
dan nomor rekening Pemegang. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 6 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 6
Syarat formal Bilyet Giro tidak 6 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat nama dikategorikan dikategorikan sebagai
Bank Penagih. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 7 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 7
Syarat formal Bilyet Giro tidak 7 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat dikategorikan dikategorikan sebagai
jumlah Dana yang dipindah- sebagai penolakan penolakan Cek
bukukan baik dalam angka maupun Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
dalam huruf secara lengkap. Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Alasan 11 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek telah daluwarsa atau Tenggang 11 dan tidak 11 dan tidak
Waktu Pengunjukan Bilyet Giro dikategorikan dikategorikan sebagai
telah berakhir. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 12 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Koreksi Bilyet Giro tidak sesuai 1 dan dan dikategorikan
dengan ketentuan. dikategorikan sebagai penolakan
sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
Cek dan/atau Giro Kosong.
Bilyet Giro Kosong.
Alasan 13 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Tanda tangan Penarik tidak sesuai 1 dan dan dikategorikan
dengan spesimen yang ditata- dikategorikan sebagai penolakan
usahakan oleh Bank Tertarik, atau sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
syarat formal Bilyet Giro diduga Cek dan/atau Giro Kosong.
diisi oleh pihak lain selain Penarik. Bilyet Giro Kosong.
Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Perintah dalam data elektronik Cek 1 dan dan dikategorikan
dan/atau Bilyet Giro tidak sesuai dikategorikan sebagai penolakan
dengan perintah dalam Cek sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
dan/atau Bilyet Giro. Cek dan/atau Giro Kosong.
Bilyet Giro Kosong.
Alasan 19 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Penerimaan data elektronik Cek 19 dan tidak 19 dan tidak
dan/atau Bilyet Giro tidak disertai dikategorikan dikategorikan sebagai
dengan penerimaan fisik Cek sebagai penolakan penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro. Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 20 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek dan/atau Bilyet Giro diduga 20 dan tidak 20 dan tidak
palsu atau dimanipulasi. dikategorikan dikategorikan sebagai
sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 21 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek dan/atau Bilyet Giro yang 21 dan tidak 21 dan tidak
diterima oleh Bank Tertarik bukan dikategorikan dikategorikan sebagai
ditujukan untuk Bank Tertarik. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 22 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Tidak ada endosemen pada Cek atas 1 dan dan tidak
nama yang dialihkan kepada pihak dikategorikan dikategorikan sebagai
lain yang diunjukkan melalui loket sebagai penolakan penolakan Cek
Bank Tertarik (over the counter). Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Contoh 1:
Bilyet Giro No.000111 diunjukkan di Bank Monas. Setelah diperiksa, Bilyet Giro tersebut
memenuhi alasan 12 (koreksi Bilyet Giro tidak sesuai dengan ketentuan) dan alasan 1
(dana pada rekening giro Penarik tidak cukup). Untuk kasus ini, maka Bilyet Giro ditolak
dengan alasan 1 dan dikategorikan Bilyet Giro Kosong.
Contoh 2:
Bilyet Giro No.000123 diunjukkan di Bank Monas. Setelah diperiksa, Bilyet Giro tersebut
memenuhi alasan 3 (tidak terdapat penyebutan Tanggal Penarikan dan/atau Tanggal
Efektif) dan alasan 1 (dana pada Rekening Giro Penarik tidak cukup). Untuk kasus ini,
meskipun dana tidak mencukupi namun Bilyet Giro ditolak dengan alasan 3 karena tidak
memenuhi syarat formal Bilyet Giro.
(4) NPWP
(5) Nomor Cek atau Bilyet Giro
(6) Tanggal Penolakan
(7) Alasan Penolakan
(8) Surat Keterangan Penolakan
(9) Surat Pemberitahuan.
b. Penyampaian Informasi Penolakan Cek atau Bilyet Giro kepada Pemegang
dan Pemilik Rekening
1) Informasi Penolakan Cek atau Bilyet Giro kepada Pemegang
a) Setiap penolakan Cek atau Bilyet Giro baik melalui Kliring maupun
melalui loket Bank (over the counter), harus diinformasikan kepada
Pemegang melalui Surat Keterangan Penolakan (SKP)
b) Surat Keterangan Penolakan (SKP) atas penolakan Cek atau Bilyet
Giro yang dilakukan melalui Kliring dibuat oleh Bank Penagih
sedangkan Surat Keterangan Penolakan (SKP) atas penolakan Cek
atau Bilyet Giro yang diunjukkan langsung kepada Bank Tertarik
(over the counter) dibuat oleh Bank Tertarik.
2) Informasi Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong kepada Pemilik
Rekening Giro
a) Setiap penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong baik melalui Kliring
maupun melalui loket Bank (over the counter), harus diinformasikan
kepada Pemilik Rekening melalui surat pemberitahuan sebagai
berikut:
berikut:
1) Melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang berbeda
sebanyak 3 (tiga) lembar atau lebih dengan nominal masing-masing di
bawah Rp500.000.000,- pada Bank Tertarik yang sama dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan; atau
2) Melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong 1 (satu) lembar
dengan nilai nominal Rp500.000.000,- atau lebih.
b. Penetapan dan Pencantuman Identitas Pemilik Rekening dalam DHIB
1) Identitas Pemilik Rekening yang melakukan penarikan Cek dan/atau
Bilyet Giro Kosong akan dicantumkan dalam DHIB, jika memenuhi hal-
hal sebagai berikut:
a) Memenuhi kriteria DHN.
b) 1 (satu) lembar Cek atau Bilyet Giro yang sama dan diunjukkan
berulang-ulang oleh Pemegang kepada Bank Tertarik dan ditolak
pembayarannya dengan alasan saldo pada Rekening Giro atau
Rekening Khusus tidak cukup (alasan 1), atau Rekening Giro atau
Rekening Khusus telah ditutup (alasan 2), dihitung sebagai 1 lembar
Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong.
c) Beberapa lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang diunjukkan oleh
Pemegang dan ditolak pembayarannya oleh Bank Tertarik pada
tanggal yang sama dengan alasan saldo Rekening Giro atau
Rekening Khusus tidak cukup (alasan 1), atau Rekening Giro atau
Rekening Khusus telah ditutup (alasan 2), jumlah Penarikan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosongnya dihitung sebanyak jumlah lembar
Cek dan/atau Bilyet Giro ditolak.
2) Penetapan dan pencantuman identitas Pemilik Rekening dalam DHIB
dilakukan oleh KPDHN.
3) Pencantuman identitas Pemilik Rekening dalam DHIB dilakukan sesuai
periode sebagai berikut:
(1) Periode 1, untuk penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang
telah memenuhi kriteria DHN periode tanggal 1 sampai dengan
tanggal 15; dan
(2) Periode II, untuk penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang
telah memenuhi kriteria DHN periode tanggal 16 sampai dengan
paling lambat tanggal terakhir pada bulan yang bersangkutan.
c. Pengiriman DHIB
1) DHIB yang telah disusun oleh KPDHN disampaikan kepada Bank
Indonesia sesuai periode sebagai berikut:
a) Data DHIB Periode I, disampaikan kepada Bank Indonesia mulai
tanggal 16 sampai dengan paling lambat tanggal terakhir pada bulan
yang bersangkutan.
b) Data DHIB Periode II, disampaikan kepada Bank Indonesia mulai
tanggal 1 sampai dengan paling lambat tanggal 15 pada bulan
berikutnya.
Jika tanggal terakhir penyampaian DHIB setiap periode merupakan hari
Sabtu, Minggu, atau hari libur nasional, maka penyampaian DHIB
dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelumnya.
Periode 1
Tgl. 1 - t gl 15 Tgl 16 s.d akhir bulan Awal bulan berikut nya
Periode 2
Tgl. 16 – akhir bulan Tgl 1 – 15 bulan berikut nya Tgl. 16
2. Tanggal 5 Februari 2018, Budi kembali menarik Cek Kosong No. 000123
Rp50.000.000,-. Karena 2 tolakan tersebut untuk Cek yang sama yaitu Cek No.
000123, maka Budi masih tetap dikenakan sanksi SP I.
3. Tanggal 2 Maret 2018, Budi melakukan penarikan Cek Kosong kedua yaitu Cek No.
000234 dengan nilai Rp125.000.000,-. Atas penarikan tersebut, KPDHN akan melihat
jangka waktu penarikan antara Cek Kosong No. 000234 dan Cek Kosong No. 000123
yaitu 1 bulan. Karena masih dalam rentang waktu 6 bulan sejak Cek Kosong No.
000123, maka KPDHN akan memberikan SP II kepada Budi atas penarikan Cek
Kosong No. 000234.
4. Tanggal 31 Juli 2018, Budi melakukan penarikan Bilyet Giro Kosong No. 000345
sebesar Rp75.000.000,-. Rentang waktu antara Cek Kosong No. 234 dan Bilyet Giro
Kosong No. 000345 masih dalam rentang 6 bulan. Karena penarikan tersebut, KPDHN
menetapkan Budi sebagai Nasabah kriteria DHN dengan pertimbangan:
a. Telah terjadi penarikan 3 lembar Cek dan Bilyet Giro Kosong yaitu 2 Cek Kosong
No. 000123 dan 000234 serta 1 Bilyet Giro Kosong No. 000345, masing-masing
bernominal di bawah Rp500.000.000,-.
b. Ketiga Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong tersebut terjadi dalam rentang waktu
6 bulan.
Selanjutnya Budi akan dilaporkan Bank Monas ke dalam Daftar Hitam Individual Bank (DHIB)
sehingga pada tanggal 16 Agustus 2018 Budi tercantum di DHN.
Namun pada tanggal 15 Agustus 2018, Budi kembali menarik Bilyet Giro Kosong No. 000346
sebesar Rp50.000.000,-. Karena pada tanggal tersebut Budi belum tercantum di DHN, maka
sanksi yang diterima Budi masih pembekuan hak penggunaan Cek atau Bilyet Giro.
Berbeda dengan penarikan BG Kosong No. 000347 yang terjadi pada tanggal 21 Agustus
2018 yang terjadi setelah pencantuman identitas Nasabah dalam DHN. Atas penarikan BG
Kosong No. 000347, Budi dikenakan sanksi penutupan rekening giro dan pencantuman Budi
pada DHN diperpanjang
Penyelesaian 7 Diperun-
Hk tukkan
Kesalahan Putusan Keadaan
Dokumen bagi
Adm. Bank Kliring OTC Pengadilan Darurat
Pemilik
Rekening
Pemilik Rekening itu
sendiri
Copy kuitansi/ bukti
pembayaran,
dinyatakan asli dari X
pejabat Bank
Tertarik
Copy Standing
Instruction
/dokumen yang
membuktikan X
terjadinya
gangguan, dilegalisir
oleh Pejabat yang
berwenang
Copy Identitas
Penarik dan X X
Pemegang
Copy salinan
Putusan Pengadilan
yang telah
mempunyai
kekuatan hukum
tetap yang
menyatakan bahwa
Bank harus
membatalkan X
penolakan Cek
dan/atau BG Kosong
atau menyatakan
bahwa Pemilik
Rekening tidak
dikategorikan
melakukan
Penarikan Cek
dan/atau BG Kosong
Surat Keterangan
dari Kepolisian
dan/atau Pejabat X
Pemerintah
Setempat
Copy Anggaran
Dasar/Akta Badan X
Usaha/Badan Hukum
Dokumen lain yang
membuktikan telah
diselesaikannya X
kewajiban penarikan
Cek dan/atau BG
Kosong
Identitas Pemilik Rekening telah dimasukkan dalam DHN tanggal 1 September 2018
maka permohonan pembatalan paling lambat dapat diajukan dalam periode sejak
tanggal 1 September 2018 sampai dengan tanggal 16 Oktober 2018 (3 kali periode
penyampaian data DHIB).
BAB IV
MELAKUKAN TINDAK LANJUT ATAS PENERBITAN
DAFTAR HITAM NASIONAL
1. Penerbitan DHN
a. Berdasarkan DHIB yang disampaikan oleh Kantor Pengelola Daftar Hitam
Nasional (KPDHN), Bank Indonesia akan memproses dan menerbitkan DHN.
b. Penerbitan DHN dilakukan oleh Bank Indonesia melalui Sistem Informasi
Daftar Hitam Nasional (SIDHN), 2 (dua) kali dalam setiap bulan sebagai
berikut:
1) Data DHIB Periode I, diterbitkan menjadi DHN pada tanggal 1 bulan
berikutnya.
2) Data DHIB Periode II, diterbitkan menjadi DHN pada tanggal 16 pada
bulan yang sama dengan penyampaian data DHIB tersebut ke Bank
Indonesia.
Jika tanggal 1 atau tanggal 16 jatuh pada hari libur, maka penerbitan DHN
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
c. Identitas pemilik rekening dicantumkan dalam DHN selama 1 tahun.
Periode 1
Tgl. 1 - t gl 15 Tgl 16 s.d akhir bulan Awal bulan berikut nya
Periode 2
Tgl. 16 – akhir bulan Tgl 1 – 15 bulan berikut nya Tgl. 16
3) Meminta kembali seluruh blanko Cek atau Bilyet Giro yang tidak
dipergunakan oleh Pemilik Rekening dan mengadministrasikan Cek atau
Bilyet Giro yang dikembalikan oleh pemilik Rekening.
4) Membuat DHIB Beku bank lain (DHIB-B)
5) Mengirimkan DHIB-B kepada Bank Indonesia untuk dicantumkan ke
dalam DHN, sesuai periode pelaporan DHIB.
6) Menginformasikan kepada seluruh kantor bank untuk melakukan
pembekuan hak penggunaan Cek atau Bilyet Giro.
7) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pembekuan Hak Penggunaan
Cek/BG (SPP), paling lambat 14 hari kerja sejak tanggal penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro yang menyebabkan Pemilik Rekening dicantumkan
dalam DHIB.
8) Melakukan pembekuan hak penggunaan Cek atau Bilyet Giro pada
tanggal atau bersamaan dengan saat penyampaian SPP kepada Pemilik
Rekening.
Sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan penatausahaan penolakan Cek atau
Bilyet Giro, meliputi:
1. Teliti dalam melakukan pencocokan data Nasabah yang masuk dalam DHN
2. Disiplin dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan.
3. Bertanggung jawab atas tindak lanjut yang dilakukan atas penerbitan DHN.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
B. Buku Referensi
1. -
1. –
D. Referensi Lainnya
1. -
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
LAMPIRAN 1
DAFTAR ISTILAH
3. Bank Penagih Bank yang menerima Cek dan/atau Bilyet PBI DHN
Giro dan melakukan penagihan kepada No.18/43/PBI/2016
Bank Tertarik melalui Kliring
4. Bank Tertarik Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk PBI DHN
melakukan pembayaran atau No.18/43/PBI/2016
pemindahbukuan sejumlah Dana dengan
menggunakan Cek dan/atau Bilyet Giro
5. Bilyet Giro Surat perintah dari Penarik kepada Bank PBI Bilyet Giro
Tertarik untuk melakukan pemindahbukuan No.18/41/PBI/2016
sejumlah dana kepada rekening Penerima.
10. Cek Silang Cek yang di antara garis silangnya tidak KUHD
Umum dimuat suatu petunjuk atau dicantumkan
tulisan apapun.
11. Cek Silang Cek yang di antara garis silangnya dimuat KUHD
Khusus atau dicantumkan nama suatu Bank.
12. Cek dan/atau Cek dan/atau Bilyet Giro yang ditolak PBI DHN
Bilyet Giro pembayaran atau pemindahbukuannya oleh No.18/43/PBI/2016
Kosong Bank Tertarik dengan alasan penolakan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Bank Indonesia.
13. Daftar Hitam Daftar yang dibuat dan ditetapkan oleh PBI DHN
Individual Bank Bank yang mencantumkan data Penarik Cek No.18/43/PBI/2016
(DHIB) dan/atau Bilyet Giro Kosong.
14. Daftar Hitam Informasi mengenai data Penarik Cek PBI DHN
Nasional (DHN) dan/atau Bilyet Giro Kosong, yang No.18/43/PBI/2016
dikompilasi oleh Bank Indonesia sesuai
dengan DHIB yang disampaikan oleh
KPDHN.
15. Dana Saldo efektif pada Rekening Giro atau PBI DHN
Rekening Khusus Penarik, termasuk fasilitas No.18/43/PBI/2016
cerukan dari Bank Tertarik.
16. Data Keuangan Data keuangan dalam format elektronik PBI SKNBI
Elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan
No.18/5/PBI/2016
dalam penyelenggaraan SKNBI.
17. Kantor Cabang Kantor cabang yang melakukan kegiatan PBI DHN
Syariah usaha berdasarkan prinsip syariah dari bank No.18/43/PBI/2016
umum konvensional.
18. Kantor Kantor yang ditetapkan oleh Bank Tertarik PBI DHN
Pengelola untuk mengelola daftar hitam untuk seluruh No.18/43/PBI/2016
Daftar Hitam kantor Bank yang bersangkutan secara
Nasional nasional.
(KPDHN)
23. Pemilik Orang atau badan yang memiliki Rekening PBI DHN
Rekening Giro atau memiliki fasilitas Rekening Khusus No.18/43/PBI/2016
pada Bank.
25. Penerima Pemilik rekening yang disebutkan namanya PBI Bilyet Giro
dalam Bilyet Giro untuk menerima sejumlah No.18/41/PBI/2016
dana.
27. Pengunjukan Penyerahan Cek dan/atau Bilyet Giro oleh PBI DHN
Pemegang kepada Bank Tertarik baik No.18/43/PBI/2016
melalui Kliring oleh Bank Penagih maupun
melalui loket Bank Tertarik (over the
counter)
29. Pembekuan Hak Pembekuan hal penggunaan Cek dan/atau SEBI DHN
Penggunaan Bilyet Giro pemilik rekening karena No.9/13/DASP
30. Rekening Giro Rekening Giro Rupiah yang dananya dapat PBI DHN
ditarik setiap saat dengan menggunakan No.18/43/PBI/2016
Cek dan/atau Bilyet Giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan.
31. Rekening Giro Rekening Giro yang dimiliki oleh lebih dari PBI DHN
Gabungan (joint satu Pemilik Rekening, yang dapat terdiri No.18/43/PBI/2016
account) atas gabungan badan dan/atau perorangan.
33. Sistem Sistem informasi yang digunakan oleh Bank SEBI DHN
Informasi Indonesia untuk menatausahakan Daftar No.9/13/DASP
Daftar Hitam Hitam Nasional
Nasional
34. Sistem Kliring Infrastruktur yang digunakan oleh Bank PBI SKNBI
Nasional Bank Indonesia dalam penyelenggaraan transfer
No.18/5/PBI/2016
Indonesia dana dan kliring berjadwal untuk
memproses Data Keuangan Elektronik pada
Layanan Transfer Dana, Layanan Kliring
Warkat Debit, Layanan Pembayaran
Regular, dan Layanan Penagihan Regular.
35. Tanggal Tanggal yang tercantum pada Cek atau PBI Bilyet Giro
Penarikan Bilyet Giro dan merupakan tanggal
No.18/41/PBI/2016
diterbitkannya Cek atau Bilyet Giro
36. Tenggang Jangka waktu selama 70 (tujuh puluh) hari PBI DHN
Waktu sejak Tanggal Penarikan Cek atau Bilyet No.18/43/PBI/2016
Pengunjukan Giro
37. Tanggal Efektif Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro PBI DHN
dan merupakan tanggal mulai berlakunya No.18/43/PBI/2016
perintah pemindahbukuan
38. Tenggang Jangka waktu yang disediakan oleh Penarik PBI DHN
Waktu Efektif kepada Penerima untuk meminta No.18/43/PBI/2016
pelaksanaan perintah dalam Bilyet Giro
kepada Bank Tertarik
39. Unit Usaha Unit kerja dari kantor pusat bank umum PBI DHN
Syariah konvensional yang berfungsi sebagai kantor No.18/43/PBI/2016
induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Lampiran 2
DAFTAR SINGKATAN