Anda di halaman 1dari 68

BUKU INFORMASI

MENATAUSAHAKAN PENGGUNAAN
CEK ATAU BILYET GIRO
K.64SPP01.003.1

DEPARTEMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN


BANK INDONESIA
Jl. M. H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat 10350
2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2


DAFTAR GAMBAR DAN BOKS ................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 6
A. Tujuan Umum .......................................................................................................... 6
B. Tujuan Khusus ......................................................................................................... 6
BAB II MELAKUKAN PENCATATAN PENERBITAN DAN PENGGUNAAN CEK
ATAU BILYET GIRO................................................................................... 7
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Pencatatan Penerbitan
dan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro ................................................................. 7
1. Pengetahuan Umum Cek dan Bilyet Giro ..................................................... 7
2. Tata Cara Pencantuman Magnetic Ink Character Recognition (MICR)
Code Line Pada Warkat Debit, BPWD, dan Kartu Batch……………….. 23
3. Mekanisme Pencatatan Penerbitan Cek atau Bilyet Giro ......................... 30
4. Mekanisme Pelaporan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro ........................ 32
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Pencatatan Penerbitan
dan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro ............................................................... 33
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melakukan Pencatatan Penerbitan dan
Penggunaan Cek atau Bilyet Giro ....................................................................... 34
BAB III MELAKUKAN PENATAUSAHAAN PENOLAKAN CEK ATAU BILYET
GIRO ....................................................................................................... 35
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan
Cek atau Bilyet Giro .............................................................................................. 35
1. Penetapan Penolakan Cek atau Bilyet Giro ................................................ 35
2. Penatausahaan Penolakan Cek atau Bilyet Giro........................................ 40
3. Daftar Hitam Individual Bank (DHIB) ......................................................... 43
4. Pembekuan Hak Penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro .......................... 46
5. Penutupan Rekening karena Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong ... 47
6. Pembatalan atas Penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong ............... 51
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan
Cek atau Bilyet Giro .............................................................................................. 54
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan
Cek atau Bilyet Giro .............................................................................................. 55
BAB IV MELAKUKAN TINDAK LANJUT ATAS PENEREBITAN DAFTAR HITAM
NASIONAL ............................................................................................... 56
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Tindak Lanjut atas
Penerbitan Daftar Hitam Nasional (DHN) .......................................................... 56

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 2 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

1. Penerbitan DHN.............................................................................................. 56
2. Monitoring Informasi Penerbitan DHN........................................................ 57
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memonitor Informasi penerbitan
Daftar Hitam Nasional (DHN) dari Bank Indonesia secara berkala. ............. 58
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan
Cek atau Bilyet Giro .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 59
A. Dasar Perundang-undangan................................................................................ 59
B. Buku Referensi ...................................................................................................... 60
C. Majalah atau Buletin ............................................................................................. 60
D. Referensi Lainnya.................................................................................................. 60
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ......................................................... 61
A. Daftar Peralatan/Mesin ........................................................................................ 61
B. Daftar Bahan .......................................................................................................... 61
LAMPIRAN ............................................................................................................ 62
LAMPIRAN 1 DAFTAR ISTILAH ...................................................................... 62
LAMPIRAN 2 DAFTAR SINGKATAN ................................................................ 67
DAFTAR PENYUSUN MODUL ................................................................................ 68

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 3 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

DAFTAR GAMBAR DAN BOKS

A. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi Pemrosesan dari Pembayaran menggunakan Cek atau Bilyet
Giro
Gambar 2 Contoh Cek
Gambar 3 Contoh Cek Atas Nama
Gambar 4 Contoh Cek Atas Unjuk
Gambar 5 Contoh Cek Silang Umum
Gambar 6 Contoh Cek Silang Khusus
Gambar 7 Contoh Cek Perhitungan
Gambar 8 Ilustrasi Pemenuhan Unsur Cek
Gambar 9 Ilustrasi Pengunjukan dan Pembayaran Cek
Gambar 10 Ilustrasi Koreksi Cek
Gambar 11 Contoh Warkat Bilyet Giro
Gambar 12 Ilustrasi Pemenuhan Syarat Formal Bilyet Giro
Gambar 13 Ilustrasi Tenggang Waktu Pengunjukan dan Tenggang Waktu Efektif
Bilyet Giro
Gambar 14 Contoh Koreksi pada Bilyet Giro yang Dapat Dibayarkan
Gambar 15 Contoh Koreksi pada Bilyet Giro sehingga Tidak Dapat Dibayarkan
Gambar 16 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line Secara Lengkap Pada
Warkat Debit
Gambar 17 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line Secara Lengkap Pada
BPWD-Kliring Penyerahan dan BPWD-Kliring Pengembalian
Gambar 18 Contoh Cara Pencantuman MICR Code Line Secara Lengkap Pada
Kartu Batch
Gambar 19 Contoh Format Laporan Cek dan/atau Bilyet Giro Yang Diproses Bank
Gambar 20 Contoh Format Laporan Penyalahgunaan Cek dan/atau Bilyet Giro
Gambar 21 Contoh Format Surat Pemberitahuan I
Gambar 22 Contoh Format Surat Pemberitahuan II
Gambar 23 Contoh Format Surat Pemberitahuan Pembekuan Hak Penggunaan
Cek dan/atau Bilyet Giro
Gambar 24 Contoh Format Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening
Gambar 25 Ilustrasi Periode Pengiriman DHIB

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 4 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 26 Ilustrasi Penerbitan Daftar Hitam Nasional (DHN)

B. DAFTAR BOKS

BOKS 1 Perbedaan Cek dan Bilyet Giro


BOKS 2 Contoh Penetapan Alasan Penolakan Cek atau Bilyet Giro
BOKS 3 Contoh Penetapan Status Nasabah Memenuhi Kriteria Daftar Hitam
Nasional (DHN)
BOKS 4 Ilustrasi Pengajuan Permohonan Pembatalan Penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosong

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 5 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melakukan
penatausahaan penggunaan Cek atau Bilyet Giro.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menatausahakan
Penggunaan Cek atau Bilyet Giro ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada
akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan pencatatan penggunaan Cek dan Bilyet Giro yang diterbitkan oleh
Bank dan penyusunan laporan penggunaan Cek dan Bilyet Giro.
2. Melakukan penatausahaan penolakan Cek atau Bilyet Giro, baik penolakan
melalui loket Bank (over the counter) maupun kliring, meliputi kegiatan
penatausahaan Cek dan Bilyet Giro Kosong, jenis dokumen yang disampaikan
kepada Nasabah terkait dengan penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong,
penetapan penolakan Cek atau Bilyet Giro Kosong yang memenuhi kriteria Daftar
Hitam Nasional (DHN), pelaporan DHIB (Daftar Hitam Individual Bank),
pembatalan penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong, dan pelaporan
penatausahaan Cek dan Bilyet Giro Kosong kepada Bank Indonesia.
3. Melakukan tindak lanjut atas penerbitan DHN, meliputi kegiatan monitoring
penerbitan DHN, verifikasi data Nasabah yang masuk dalam DHN, pemberian
sanksi kepada pemilik rekening yang identitasnya tercantum dalam DHN.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 6 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

BAB II
MELAKUKAN PENCATATAN PENERBITAN DAN PENGGUNAAN
CEK ATAU BILYET GIRO

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Pencatatan Penerbitan


dan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro

1. Pengetahuan Umum Cek dan Bilyet Giro

Cek dan Bilyet Giro merupakan instrumen pembayaran non-tunai yang


dipergunakan baik dalam pembayaran antar Bank maupun antar Nasabah. Cek
dan Bilyet Giro diberikan Bank kepada Nasabah yang memiliki simpanan dalam
bentuk Rekening Giro.

Gambar 1 : Ilustrasi Pemrosesan dari Pembayaran menggunakan Cek atau Bilyet Giro

a. Cek
1) Pengertian dan Prinsip Umum Cek

Cek adalah perintah tidak bersyarat dari Nasabah kepada Bank


penyimpan dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada saat
diunjukkan.
Dalam penggunaan Cek berlaku prinsip umum sebagai berikut:
a) sebagai sarana perintah pembayaran tunai atau pemindahbukuan;
b) dapat dipindahtangankan; dan
c) diterbitkan dalam mata uang Rupiah.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 7 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

BANK MONAS

Rp………………….

Gambar 2 : Contoh Cek

2) Jenis Cek

a) Berdasarkan jenisnya, Cek terdiri atas:


(1) Cek Atas Nama (Aan Order), yaitu Cek yang
mencantumkan nama penerima dana. Bank Tertarik akan
melakukan pembayaran hanya kepada nama yang tertera pada
Cek tersebut.

CEK No. 000001


BANK MONAS Jakarta, 15 April 2018

Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00

9876543210
............................
Badu Saputra
............................
Badusaputra
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)

Gambar 3 : Contoh Cek Atas Nama

Namun, pada praktiknya Cek yang telah mencantumkan nama


penerima Cek tetapi tidak mencoret kata “atau pembawa”
maka Cek tersebut berlaku sebagai Cek atas Unjuk/Pembawa.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 8 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(2) Cek Atas Unjuk/Pembawa (Aan Tonder), yaitu Cek yang


tidak mencantumkan nama penerima dana. Bank Tertarik akan
melakukan pembayaran kepada siapa saja yang membawa
dan mengunjukan Cek tersebut kepada Bank Tertarik.

CEK No. 000001


BANK MONAS Jakarta, 15 April 2018

Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)


Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00

9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)

Gambar 4 : Contoh Cek Atas Unjuk

b) Untuk pengamanan Cek, Penarik atau Pemegang dapat membatasi


pihak yang dapat menerima pembayaran atas Cek, yaitu melalui:
(1) Cek Silang (Cek Bersilang), yaitu membatasi orang-orang
dan/atau bank tertentu yang dapat menerima pembayaran
atas Cek tersebut dengan menyilang Cek. Cek Silang terdiri
dari 2 (dua) jenis yaitu:
1. Cek Silang Umum, yaitu Cek yang di antara garis silangnya
tidak dimuat suatu petunjuk atau dicantumkan tulisan
apapun. Konsekuensi dari Cek Silang Umum adalah Bank
Tertarik dapat membayarkan Cek tersebut dengan cara:
a. Pemindahbukuan kepada Nasabah di Bank selain Bank
Tertarik; atau
b. Tunai maupun pemindahbukuan kepada Nasabah di
Bank Tertarik.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 9 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

CEK No. 000001


BANK MONAS Jakarta, 15 April 2018

Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00

9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)

Gambar 5 : Contoh Cek Silang Umum

2. Cek Silang Khusus, yaitu Cek yang diantara garis silangnya


dimuat atau dicantumkan nama suatu Bank. Konsekuensi
dari Cek Silang Khusus adalah Bank Tertarik hanya dapat
melakukan pembayaran kepada Bank yang namanya
dicantumkan dalam Cek Silang Khusus. Dalam hal nama
Bank yang dicantumkan dalam Cek Silang Khusus adalah
nama Bank Tertarik sendiri, maka Cek Silang Khusus
tersebut hanya dapat dibayarkan kepada Nasabah Bank
Tertarik.

CEK No. 000001


BANK MONAS Jakarta, 15 April 2018

Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00

9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)

Gambar 6 : Contoh Cek Silang Khusus

(2) Cek Perhitungan, yaitu membatasi pembayaran Cek hanya


secara pemindahbukuan. Pembatasan pembayaran Cek
dilakukan dengan menulis pada halaman depan Cek dengan

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 10 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

arah miring, “untuk dimasukkan ke dalam rekening” atau


pernyataan semacam itu.

CEK No. 000001


BANK MONAS Jakarta, 15 April 2018

Ani Santika
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
Seratus Lima Puluh Juta Rupiah
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………… Rp.150.000.000,00

9876543210
Badusaputra
............................
Badu Saputra
............................
Badu Saputra
*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)

Gambar 7 : Contoh Cek Perhitungan

3) Unsur/Syarat Formal Cek

a) Unsur Cek atau dikenal juga sebagai syarat formal Cek adalah
sebagai berikut:
(1) Nama “Cek” harus termuat dalam warkat;
(2) Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu;
(3) Nama pihak yang harus membayar (Bank Tertarik);
(4) Penunjukan tempat di mana pembayaran harus dilakukan;
(5) Pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik; dan
(6) Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (Penarik).
b) Cek yang tidak memenuhi unsur/syarat formal Cek tidak berlaku
sebagai Cek.
c) Jika Cek tidak mencantumkan tempat pembayaran maka berlaku
ketentuan sebagai berikut:
(1) Jika tidak terdapat tempat di mana pembayaran harus
dilakukan, maka tempat yang ditulis di samping nama Penarik
dianggap sebagai tempat pembayaran.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 11 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(2) Jika pada Cek tidak mencantumkan sama sekali tempat


pembayaran, maka Cek harus dibayarkan di tempat
kedudukan kantor pusat Bank Tertarik.
d) Namun dalam prakteknya, dengan memperhatikan perkembangan
teknologi yang sudah memungkinkan Bank Tertarik dapat
melakukan verifikasi data Penarik secara nasional maka Cek tidak
harus dibayarkan di tempat kedudukan kantor pusat Bank Tertarik.

CEK No. 000001


BANK MONAS Jakarta, 15 April 2018
Perintah tdk KC Sudirman Jakarta
bersyarat untuk
membayar
B A Nama “Cek”
Atas penyerahan Cek ini bayarlah kepada………………………….…………….atau pembawa*)
sejumlah uang
uang sejumlah rupiah (dalam huruf) …………………………………………………………………
Tanggal dan
Nama C …………………………………………………………………………………… Rp………………… E Tempat
Bank …. Penarikan

Tempat D
............................
............................
Badusaputra F Tanda Tangan
Penarik
Pembayaran

*) coret kata-kata “atau pembawa” apabila cek dimaksudkan untuk Tanda tangan (dan cap perusahaan)
dibayarkan hanya kepada nasabah yang namanya tercantum dalam cek (jangan melewati garis batas ini)

Gambar 8 : Ilustrasi Pemenuhan Unsur Cek

Keterangan Gambar 8
- Penarik : Orang atau badan pemilik Rekening Giro atau
fasilitas Rekening Khusus yang menerbitkan Cek.
- Bank : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk
Tertarik melakukan pembayaran atau pemindahbukuan
sejumlah dana dengan menggunakan Cek.
- Pemegang : Orang atau badan yang berhak memperoleh
pembayaran atau pemindahbukuan dana dari Bank
Tertarik.
- Tanggal : Tanggal yang tercantum pada Cek dan merupakan
Penarikan tanggal diterbitkannya Cek.

4) Tenggang Waktu Pengunjukan dan Daluwarsa Cek

a) Tenggang waktu pengunjukan Cek adalah jangka waktu yang


disediakan bagi Pemegang untuk melakukan pengunjukkan, yaitu
selama 70 hari sejak Tanggal Penarikan Cek.
b) Masa daluwarsa Cek dihitung setelah 6 (enam) bulan sejak
berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 12 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 9 : Ilustrasi Pengunjukan dan Pembayaran Cek

Keterangan Gambar 9
- Tenggang Waktu : Jangka waktu selama 70 hari terhitung sejak
Pengunjukan tanggal penerbitan
- Tanggal : Tanggal diterbitkannya Cek
Penarikan

5) Pengalihan Cek

a) Cek sebagai surat berharga atau negotiable instrument dapat


dialihkan kepada pihak lain.
b) Pengalihan Cek Atas Unjuk/Pembawa dialihkan dengan cara
penyerahan Cek secara fisik dari tangan ke tangan.
c) Pengalihan Cek Atas Nama dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
- Cek Atas Nama dengan atau tanpa klausula yang tegas “kepada
tertunjuk” dialihkan dengan cara endosemen.
- Cek Atas Nama dengan klausula “tidak kepada tertunjuk” (Cek
Rekta), hanya dapat dialihkan dengan cara menerbitkan akta
cessie1.
d) Endosemen dilakukan dengan:
- membubuhkan tanda tangan dengan mencantumkan nama pihak
yang diendosemenkan (endosemen biasa); atau
- membubuhkan tanda tangan tanpa mencantumkan nama pihak
yang diendosemenkan (endosemen blangko).

1
Cessie adalah pengalihan hak berdasarkan Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 13 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

e) Dengan dialihkannya Cek, maka seluruh hak atas pembayaran Cek


tersebut dialihkan kepada Pemegang baru.

6) Perubahan Cek

Jika terdapat perubahan penulisan pada Cek, Penarik harus mencoret


tulisan sebelumnya, menuliskan perubahannya, dan membubuhkan
tanda tangannya pada tempat terdekat dari perubahan tersebut.

BANK MONAS
Anni Cantika Badusaputra
Ani Santika

Seratus Lima Puluh Juta Rupiah

Rp.150.000.000,00
9876543210
Badu Saputra Badusaputra
Badu Saputra

Gambar 10 : Ilustrasi Koreksi Cek

7) Pembatalan dan Pemblokiran Cek

a) Penarik tidak dapat membatalkan Cek selama Tenggang Waktu


Pengunjukan.
b) Pembatalan Cek hanya dapat dilakukan setelah Tenggang Waktu
Pengunjukan Cek berakhir.
c) Pembatalan Cek hanya dapat dilakukan oleh Penarik dengan cara
menyampaikan surat permohonan pembatalan Cek kepada Bank
Tertarik secara tertulis, yang paling sedikit memuat informasi nomor
Cek, Tanggal Penarikan Cek, nilai nominal Cek, dan tanggal mulai
berlakunya pembatalan. Pada surat tersebut juga dilampirkan
fotokopi identitas diri Pemilik Rekening.
d) Penarik dapat mengajukan permintaan pemblokiran pembayaran
Cek dengan alasan hilang atau dicuri.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 14 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

- Untuk pemblokiran Cek hilang, Bank Tertarik melakukan


pemblokiran Cek berdasarkan surat permintaan pemblokiran Cek
dari Penarik, yang disertai dengan surat asli keterangan dari
Kepolisian.
- Untuk pemblokiran Cek karena Penarik diduga terkait dengan
tindak pidana, Bank Tertarik melakukan pemblokiran Cek
berdasarkan surat dari instansi yang berwenang.

b. Bilyet Giro

1) Pengertian dan Prinsip Umum Bilyet Giro

Bilyet Giro diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Bilyet
Giro, di mana Bilyet Giro adalah surat perintah dari Penarik kepada Bank
Tertarik untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada
rekening Penerima. Dalam penggunaan Bilyet Giro berlaku prinsip
umum sebagai berikut:
a) sebagai sarana perintah pemindahbukuan;
b) tidak dapat dipindahtangankan;
c) diterbitkan dalam mata uang Rupiah; dan
d) ditulis dalam Bahasa Indonesia.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 15 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 11 : Contoh Warkat Bilyet Giro

2) Syarat Formal Bilyet Giro

a) Bilyet Giro harus memenuhi syarat formal sebagai berikut:


(1) Nama “Bilyet Giro” dan nomor Bilyet Giro.
(2) Nama Bank Tertarik.
(3) Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan
sejumlah dana atas beban Rekening Giro Penarik.
(4) Nama dan nomor rekening Penerima.
(5) Nama Bank Penerima.
(6) Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun
dalam huruf secara lengkap. Jumlah dana yang
dipindahbukukan dilakukan dalam valuta/mata uang Rupiah.
(7) Tanggal Penarikan.
(8) Tanggal Efektif.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 16 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Pengisian Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang


Waktu Pengunjukan.
(9) Nama jelas Penarik.
Pengisian nama jelas Penarik dapat dilakukan melalui
personalisasi oleh Bank Tertarik, paling sedikit memuat nama
Penarik sesuai dengan yang tercatat di Bank Tertarik. Nama
jelas Penarik tidak wajib dicantumkan saat penerbitan Bilyet
Giro apabila telah dilakukan personalisasi oleh Bank Tertarik.
Dalam hal Penarik adalah badan hukum/badan usaha, nama
jelas Penarik adalah nama badan hukum/badan usaha.
(10) Tanda tangan Penarik.
Tanda tangan Penarik dilakukan dengan menggunakan tanda
tangan basah sesuai dengan spesimen tanda tangan yang
ditatausahakan oleh Bank Tertarik. Dalam hal Penarik berupa
badan hukum, tanda tangan dilakukan oleh pihak yang
berwenang mewakili badan hukum atau yang menerima
kuasa, yang spesimennya ada di Bank Tertarik. Tanda tangan
Penarik juga dapat dilengkapi dengan cap/stempel apabila
telah diperjanjikan dalam perjanjian pembukaan rekening.
b) Pemenuhan syarat formal harus menggunakan Bahasa Indonesia
dan dapat ditambahkan padanan katanya dalam Bahasa Inggris.
c) Pemenuhan syarat formal angka (1) sampai dengan angka (3)
dilakukan oleh Bank Tertarik pada saat pencetakan Bilyet Giro,
angka (4) sampai dengan huruf (10) dilakukan oleh Penarik pada
saat penerbitan Bilyet Giro.
d) Bilyet Giro yang tidak memenuhi syarat formal tidak berlaku sebagai
Bilyet Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 17 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 12 : Ilustrasi Pemenuhan Syarat Formal Bilyet Giro

Keterangan Gambar 12
- Penarik : Pemilik Rekening Giro yang menerbitkan Bilyet Giro.
- Bank Tertarik : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk melakukan
pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan
Bilyet Giro.
- Penerima : Pemilik rekening yang disebutkan namanya dalam Bilyet
Giro untuk menerima sejumlah dana.
- Bank Penerima : Bank yang menatausahakan rekening Penerima.
- Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan
tanggal diterbitkannya Bilyet Giro.
- Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan
tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan.

3) Kewajiban Para Pihak dalam Menggunakan Bilyet Giro

a) Kewajiban Bank Tertarik adalah:


(1) Mencantumkan syarat formal Bilyet Giro berupa nama dan
nomor Bilyet Giro, nama Bank Tertarik, serta perintah yang
jelas dan tidak bersyarat pada saat pencetakan Bilyet Giro.
(2) Menatausahakan Rekening Giro Penarik.
(3) Menatausahakan Bilyet Giro yang diberikan kepada Penarik.
(4) Melakukan verifikasi Bilyet Giro yang ditarik oleh Penarik.
(5) Melaksanakan perintah pemindahbukuan sejumlah dana sesuai
dengan perintah dalam Bilyet Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 18 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(6) Menindaklanjuti pemblokiran pembayaran Bilyet Giro


berdasarkan surat permohonan dari Penarik dan/atau pihak
yang berwenang.
(7) Melakukan penolakan Bilyet Giro disertai alasan penolakan.
(8) Menatausahakan penggunaan Bilyet Giro.
b) Kewajiban Penarik adalah:
(1) Memenuhi syarat formal Bilyet Giro secara lengkap pada saat
penerbitan Bilyet Giro.
(2) Menyediakan dana yang cukup selama Tenggang Waktu
Efektif.
(3) Menginformasikan kepada Bank Tertarik mengenai Bilyet Giro
yang diblokir pembayarannya.
c) Kewajiban Bank Penerima
(1) Memastikan pemenuhan syarat formal Bilyet Giro yang
diterima dari Penerima.
(2) Melakukan verifikasi terhadap Bilyet Giro yang diterima dari
Penerima meliputi:
a. Pengecekan jumlah koreksi yang tercantum dalam Bilyet
Giro.
b. Pengecekan masa berlaku Bilyet Giro.
c. Memastikan pihak yang mengunjukkan Bilyet Giro
merupakan Penerima atau pihak yang memperoleh Kuasa
dari Penerima.
(3) Meneruskan Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
(4) Melakukan penolakan Bilyet Giro yang tidak memenuhi
ketentuan.
(5) Memindahbukukan sejumlah dana yang diterima dari Bank
Tertarik ke rekening Penerima.
(6) Menyampaikan informasi kepada Penerima dalam hal Bilyet
Giro ditolak oleh Bank Tertarik disertai dengan alasan
penolakan.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 19 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

d) Kewajiban Penerima adalah:


(1) Memastikan pemenuhan ketentuan syarat formal Bilyet Giro.
(2) Menolak Bilyet Giro yang tidak memenuhi syarat formal Bilyet
Giro.
(3) Meminta Penarik untuk melakukan pemblokiran atas Bilyet Giro
yang diterima, dalam hal diperlukan.
e) Bank Tertarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat
tidak dipenuhinya syarat formal Bilyet Giro yang wajib diisi oleh
Bank Tertarik secara lengkap.
f) Penarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak
dipenuhinya syarat formal Bilyet Giro yang wajib diisi oleh Penarik
secara lengkap.

4) Tenggang Waktu Pengunjukan dan Tenggang Waktu Efektif


Bilyet Giro

a) Tenggang Waktu Pengunjukan Bilyet Giro yaitu 70 (tujuh puluh)


hari terhitung sejak Tanggal Penarikan.
b) Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan,
yaitu rentang waktu selama 70 hari sejak Tanggal Penarikan.
c) Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro terhitung sejak Tanggal Efektif
sampai dengan berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan.
d) Setelah berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan maka Bilyet Giro
menjadi tidak berlaku dan kewajiban Penarik untuk menyediakan
dana atas Bilyet Giro menjadi hapus.
e) Tanggal Penarikan dapat dicantumkan sama dengan Tanggal
Efektif. Yang perlu diperhatikan, pencantuman Tanggal Efektif harus
berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 20 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 13 : Ilustrasi Tenggang Waktu Pengunjukan dan


Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro

Keterangan Gambar 13
- Tenggang Waktu : Jangka waktu berlakunya Bilyet Giro
Pengunjukan
- Tenggang Waktu : Jangka waktu yang disediakan oleh Penarik
Efektif kepada Penerima untuk meminta pelaksanaan
perintah dalam Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
- Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan
merupakan tanggal diterbitkannya Bilyet Giro.
- Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan
merupakan tanggal mulai berlakunya perintah
pemindahbukuan.

5) Koreksi Bilyet Giro

a) Dalam hal terdapat kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro, Penarik


harus melakukan koreksi.
b) Setiap koreksi harus ditandatangani oleh Penarik di tempat kosong
yang terdekat dengan tulisan yang dikoreksi.
c) Koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro oleh Penarik
dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali. Koreksi hanya dapat dilakukan
pada:
(1) Nama Penerima;
(2) Nomor rekening Penerima;
(3) Nama Bank Penerima;
(4) Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam angka;
(5) Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam huruf;
(6) Tanggal Penarikan;

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 21 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(7) Tanggal Efektif; dan/atau


(8) Nama jelas Penarik.
d) Tanda tangan dan stempel perusahaan tidak dapat dikoreksi.

Gambar 14 : Contoh Koreksi Pada Bilyet Giro yang Dapat Dibayarkan

Gambar 15 : Contoh Koreksi Pada Bilyet Giro sehingga Tidak Dapat


Dibayarkan

6) Pembatalan dan Pemblokiran Bilyet Giro


a) Penarik tidak dapat membatalkan Bilyet Giro selama Tenggang
Waktu Pengunjukan.
b) Penarik dapat mengajukan permohonan pemblokiran pembayaran
Bilyet Giro dengan alasan tertentu selama Tenggang Waktu
Pengunjukan.
c) Penarik dapat melakukan pemblokiran pembayaran Bilyet Giro
dengan alasan hilang atau dicuri dan/atau Bilyet Giro tidak dapat
digunakan karena rusak.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 22 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

- Jika Bilyet Giro hilang atau dicuri, surat permohonan


pemblokiran wajib disertai dengan surat keterangan dari
Kepolisian.
- Jika Bilyet Giro rusak, surat permohonan pemblokiran disertai
dengan Bilyet Giro yang rusak.

BOKS 1 : Perbedaan Cek dan Bilyet Giro

2. Tata Cara Pencantuman Magnetic Ink Character Recognition (MICR)


Code Line Pada Warkat Debit, BPWD dan Kartu Batch
Dalam rangka pertukaran Warkat Debit di wilayah kliring otomasi, Peserta harus
mencantumkan MICR pada Warkat Debit, BPWD, dan Kartu Batch dengan tata
cara sebagai berikut:

a. Jenis informasi MICR Code Line pada Warkat Debit, BPWD, dan
Kartu Batch
Informasi dalam bentuk MICR Code Line yang harus dicantumkan pada
area clear band Warkat Debit dan Kartu Batch terdiri dari:
1) Nomor seri : 6 (enam) digit
2) Sandi kliring : 7 (tujuh) digit
3) Nomor rekening : 10 (sepuluh) digit
4) Kode transaksi : 2 (dua) digit; dan
5) Nilai nominal : 14 (empat belas) digit.
b. Tata Cara Pencantuman MICR Code Line pada Warkat Debit
1) Pencantuman MICR code line pada Warkat Debit diatur sebagai
berikut:

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 23 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

a) Kolom nomor seri


(1) Kolom nomor seri dimaksudkan untuk mencantumkan nomor
seri pada Cek, Bilyet Giro, Nota Debit atasu identitas lainnya
misalnya nomor urut, nomor registrasi atau nomor lainnya
untuk Warkat Debit selain Cek, Bilyet Giro, Nota Debit.
(2) Kolom nomor seri terdiri atas 6 (enam) digit angka, dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) apabila nomor seri Warkat Debit kurang dari 6 (enam)
digit, pencantuman diawali dengan angka “0” (nol); dan
(b) apabila nomor seri Warkat Debit lebih dari 6 (enam) digit
maka nomor yang dicantumkan hanya 6 (enam) digit
terakhir.
(3) Pencantuman nomor seri Warkat Debit diawali dan diakhiri
dengan simbol domestik.
(4) Pencantuman nomor seri Warkat Debit dilakukan oleh Peserta
yang menerbitkan Warkat Debit.

b) Kolom sandi kliring


(1) Kolom sandi kliring dimaksudkan untuk mencantumkan sandi
kantor Peserta yang menerbitkan Warkat Debit.
(2) Kolom sandi kliring terdiri atas 7 (tujuh) digit angka dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) 3 (tiga) digit pertama merupakan sandi Bank; dan
(b) 4 (empat) digit berikutnya merupakan sandi kantor Bank.

c) Kolom nomor rekening


(1) Kolom nomor rekening dimaksudkan untuk mencantumkan
nomor rekening Nasabah yang menerbitkan Warkat Debit
(2) Kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit angka,
dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) apabila nomor rekening kurang dari 10 (sepuluh) digit,
pencantuman diawali dengan angka “0” (nol);

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 24 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(b) apabila nomor rekening lebih dari 10 (sepuluh) digit,


hanya dicantumkan 10 (sepuluh) digit terakhir; dan
(c) apabila nomor rekening menggunakan karakter non
numerik maka pengisian MICR code line dilakukan
dengan menggunakan angka “0000000001”.
(3) Pencantuman nomor rekening diakhiri dengan simbol
domestik.
(4) Pencantuman nomor rekening dilakukan oleh Peserta yang
menerbitkan Warkat Debit.

d) Kolom kode transaksi


(1) Kolom kode transaksi dimaksudkan untuk mencantumkan
kode yang membedakan jenis Warkat Debit
(2) Kolom kode transaksi terdiri dari 2 (dua) digit angka dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) 00 sampai dengan 09 untuk Cek;
(b) 10 sampai dengan 19 untuk Bilyet Giro;
(c) 30 sampai dengan 39 untuk Warkat Debit lainnya; dan
(d) 40 sampai dengan 49 untuk Nota Debit, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. kode transaksi 40 sampai dengan 49 kecuali sandi
transaksi 45, untuk transaksi Nota Debit dengan nilai
nominal paling tinggi Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta
Rupiah); dan
2. kode transaksi 45, untuk transaksi Nota Debit dengan
nilai nominal di atas Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta
Rupiah).
(3) Pencantuman kode transaksi dilakukan oleh Peserta yang
menerbitkan Warkat Debit.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 25 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

e) Kolom nilai nominal


(1) Kolom nilai nominal dimaksudkan untuk mencantumkan nilai
nominal transaksi sebagaimana yang tertulis pada Warkat
Debit.
(2) Kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit angka
termasuk 2 (dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang
Rupiah, dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) apabila nilai nominal kurang dari 14 (empat belas) digit,
pencantuman harus diawali dengan angka “0” (nol);
(b) nilai nominal pada Warkat Debit harus kurang dari
Rp.1.000.000.000.000,00 (satu triliun Rupiah); dan
(c) pencantuman nilai nominal diawali dan diakhiri dengan
simbol nominal.
(3) Informasi mengenai nilai nominal tidak dicetak secara pre-
printed, namun dilakukan oleh kantor Peserta pegirim yang
mengkliringkan Warkat Debit melalui Kliring Penyerahan,
dengan menggunakan MICR encoder atau reader-encoder.

2) Dalam hal terdapat kesalahan dalam pencantuman MICR code line


pada clear band Warkat Debit maka koreksi kesalahan pencantuman
MICR code line dapat dilakukan dengan menggunakan stiker kosong,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) stiker hanya dapat digunakan untuk Warkat Debit yang diproses
dalam Pertukaran Warkat Debit di Wilayah Kliring Otomasi;
b) menutup informasi MICR code line yang salah secara penuh dengan
stiker kosong dan mencantumkan kembali MICR code line yang
benar di atas stiker yang kosong; dan
c) ukuran stiker tidak melebihi ruang clear band dan dengan ketebalan
yang memadai sehingga tidak mengganggu proses pembacaan
MICR code line.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 26 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 16 : Contoh cara pencantuman MICR code line secara lengkap


pada Warkat Debit
c. Tata Cara Pencantuman MICR Code Line pada BPWD

Informasi dalam bentuk MICR code line yang harus dicantumkan pada kartu
batch adalah sebagai berikut:
1) kolom nomor seri terdiri dari 6 (enam) digit, dengan ketentuan
pencantuman sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan angka 000;
b) 3 (tiga) digit terakhir diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi
laporan bulanan Bank dari Peserta pengirim; dan
c) pencantuman informasi diawali dan diakhiri dengan pencantuman
simbol domestik.
2) kolom sandi kliring terdiri atas 7 (tujuh) digit, dimaksudkan untuk sandi
kantor Peserta pengirim, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan 3 (tiga) digit sandi laporan
bulanan Bank dari Peserta pengirim;
b) 4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999;
c) di antara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir
dicantumkan simbol garis pendek; dan
d) pencantuman sandi kantor kliring diakhiri dengan simbol Bank;

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 27 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

3) kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit, digunakan untuk


mencantumkan total jumlah Warkat Debit diakhiri dengan simbol
domestik;
4) kolom kode transaksi terdiri atas 2 (dua) digit dan dimaksudkan untuk
kode jenis BPWD, yaitu:
(1) untuk BPWD-Kliring Penyerahan diisi dengan angka 60; dan
(2) untuk BPWD-Kliring Pengembalian diisi dengan angka 62;
5) kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit anfka termasuk 2
(dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang Rupiah. Kolom ini
dimaksudkan untuk total nominal seluruh Warkat Debit pada bundel
Warkat Debit yang diserahkan bersamaan dengan BPWD-Kliring
Penyerahan/BPWD-Kliring Pengembalian yang menyertainya.
Pencantuman nilai nominal diawali dan diakhiri dengan simbol nominal;
dan
6) apabila terjadi kesalahan pencantuman MICR code line pada BPWD-
Kliring Penyerahan/BPWD-Kiliring Pengembalian, maka perbaikannya
harus dilakukan dengan menggunakan BPWD-Kliring Penyerahan/
BPWD-Kliring Pengembalian yang baru.

Gambar 17 : Contoh cara pencantuman MICR code line secara lengkap


pada BPWD-Kliring Penyerahan dan BPWD-Kliring Pengembalian

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 28 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

d. Tata Cara Pengisian MICR pada Kartu Batch


Informasi dalam bentuk MICR code line yang harus dicantumkan pada area
clear band pada kartu batch adalah sebagai berikut:

1) kolom nomor seri terdiri dari 6 (enam) digit, dengan ketentuan


pencantuman sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan angka 000;
b) 3 (tiga) digit terakhir diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi
laporan bulanan Bank dari Peserta pengirim; dan
c) pencantuman informasi diawali dan diakhiri dengan pencantuman
simbol domestik

2) kolom sandi kliring terdiri atas 7 (tujuh) digit dan dimaksudkan untuk
sandi kantor Peserta pengirim, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) 3 (tiga) digit pertama diisi dengan 3 (tiga) digit pertama sandi
bulanan Bank dari Peserta pengirim;
b) 4 (empat) digit terakhir diisi dengan angka 9999;
c) di antara 3 (tiga) digit pertama dan 4 (empat) digit terakhir
dicantumkan simbol garis pendek; dan
d) pencantuman sandi kantor kliring diakhiri dengan simbol Bank

3) kolom nomor rekening terdiri atas 10 (sepuluh) digit dan tidak perlu
dilakukan pengisian (dibiarkan kosong);

4) kolom kode transaksi terdiri atas 2 (dua) digit dan dimaksudkan untuk
kode transaksi yaitu angka 96;

5) kolom nilai nominal terdiri atas 14 (empat belas) digit angka termasuk 2
(dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang Rupiah. Kolom ini
dimaksudkan untuk total nominal seluruh warkat Debit pada bundel
Warkat Debit yang diserahkan bersamaan dengan kartu batch dimaksud.
Pengisian nilai nominal diawali dan diakhiri dengan simbol nominal; dan

6) apabila terjadi kesalahan pencantuman MICR code line pada kartu batch,
maka perbaikannya harus dilakukan dengan menggunakan kartu batch
yang baru.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 29 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 18 : Contoh cara pencantuman MICR code line secara


lengkap pada kartu batch

3. Mekanisme Pencatatan Penerbitan Cek atau Bilyet Giro

a. Pencatatan Cek atau Bilyet Giro yang Dicetak

Pencatatan penggunaan Cek atau Bilyet Giro memuat informasi paling


sedikit meliputi:
1) Nama perusahaan yang mencetak Cek dan/atau Bilyet Giro;
2) Fitur pengamanan yang digunakan; dan
3) Jumlah yang dicetak.

b. Pencatatan Cek atau Bilyet Giro yang Didistribusikan kepada


Nasabah

1) Tahapan yang harus dilakukan sebagai berikut:


a) Mengidentifikasi jumlah dan nomor seri Cek atau Bilyet Giro yang
didistribusikan ke Nasabah.
b) Mencatat jumlah dan nomor seri Cek atau Bilyet Giro yang
didistribusikan ke Nasabah pada sistem yang telah ditentukan oleh
bank.
c) Memperbaharui stok blangko Cek atau Bilyet Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 30 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

d) Mengadministrasikan resi penyerahan Cek atau Bilyet Giro untuk


validasi blangko.
2) Penggunaan blangko Cek dan Bilyet Giro oleh Nasabah harus
diadministrasikan dengan baik dengan tujuan:
a) memudahkan Bank Tertarik ketika mengidentifikasi jumlah dan
nomor seri Cek atau Bilyet Giro yang masih beredar di luar bank,
khususnya pada saat penutupan Rekening Giro atau pengenaan
sanksi pembekuan hak penggunaan Cek dan Bilyet Giro.
b) mengidentifikasi adanya pemalsuan atau manipulasi Cek atau Bilyet
giro pada saat menyusun profil Nasabah Rekening Giro.
c) memudahkan Bank Tertarik ketika mengevaluasi tingkat kehandalan
blangko Cek atau Bilyet Giro.

c. Pencatatan Cek atau Bilyet Giro yang Diproses

Pencatatan penggunaan Cek atau Bilyet Giro memuat informasi paling sedikit
meliputi:
1) jumlah lembar, nomor seri, dan nominal Cek atau Bilyet Giro yang
diproses melalui loket Bank Tertarik (over the counter) dan Kliring;
2) jumlah lembar dan nomor seri Cek atau Bilyet Giro yang diblokir atau
dibatalkan.

d. Pencatatan Penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro

Pencatatan memuat informasi mengenai pemalsuan atau manipulasi Cek


atau Bilyet Giro terhadap Pemegang, baik melalui loket Bank Tertarik (over
the counter) atau melalui kliring. Pencatatan penyalahgunaan Cek atau Bilyet
Giro yang dilakukan setidaknya memuat informasi meliputi:
1) Kota/Kantor Cabang Bank
2) Mekanisme pencarian
3) Jenis warkat debit (Cek atau Bilyet Giro)
4) Nominal penarikan
5) Rekening penarikan (Nomor rekening, nama, dan status rekening)
6) Rekening Pemegang (Nomor rekening, nama, dan bank penagih)
7) Hasil analisa penyalahgunaan
8) Tindak lanjut

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 31 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

9) Status tindak lanjut penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro

4. Mekanisme Pelaporan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro

a. Laporan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


1) Laporan penggunaan Cek atau Bilyet Giro merupakan merupakan
laporan jumlah lembar Cek atau Bilyet Giro yang diproses oleh Bank
untuk periode tanggal 1 Januari s.d. 31 Desember, seperti contoh format
berikut ini:
PENCAIRAN MELALUI PENCAIRAN MELALUI
JUMLAH
DISTRIBUSI KLIRING LOKET BANK
JENIS LEMBAR
BULAN KE NOMINAL NOMINAL
WARKAT YANG
NASABAH VOLUME VOLUME
DICETAK (JUTA Rp) (JUTA Rp)
Bilyet Giro
Januari Cek
Total
Bilyet Giro
..... Cek
Total
Bilyet Giro
Desember Cek
Total
TOTAL

Gambar 19 : Contoh Format Laporan Cek dan Bilyet Giro Yang diproses Bank
2) Laporan penggunaan Cek atau Bilyet Giro disampaikan kepada Bank
Indonesia paling lambat 31 Maret tahun berikutnya.
3) Jika laporan penggunaan Cek atau Bilyet Giro yang disampaikan oleh
Bank tidak lengkap atau perlu dilakukan perbaikan, dianggap belum
menyampaikan laporan.

b. Laporan Penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro


1) Laporan penyalahgunaan Cek dan/atau Bilyet Giro disampaikan kepada
Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diketahuinya
penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro.
2) Laporan penyalahgunaan harus dilengkapi dengan scan Cek atau Bilyet
Giro.
3) Laporan penyalangunaan Cek dan/atau Bilyet Giro disusun dengan
format seperti di bawah ini.

Gambar 20 : Contoh Format Laporan Penyalahgunaan Cek dan/atau Bilyet Giro

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 32 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Keterangan Gambar 20:


1. Diisi nama Bank Tertarik.
2. Diisi tanggal diketahuinya penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro.
3. Diisi kantor cabang Bank Tertarik yang menerima Cek atau Bilyet Giro yang
disalahgunakan.
4. Diisi dengan mekanisme pencairan dana berupa melalui kliring atau melalui
loket Bank Tertarik (over the counter).
5. Diisi jenis warkat yang dipalsukan/dimanipulasi berupa Cek atau Bilyet Giro.
6. Diisi nominal warkat yang dimanipulasi.
7. Diisi nomor rekening Nasabah yang menjadi sasaran penyalahgunaan Cek atau
Bilyet Giro.
8. Diisi nama rekening Nasabah yang menjadi sasaran penyalahgunaan Cek atau
Bilyet Giro.
9. Diisi status rekening Nasabah yang menjadi sasaran penyalahgunaan Cek atau
Bilyet Giro berupa rekening aktif atau tidak aktif (dormant).
10. Diisi nomor rekening Nasabah yang menerima pembayaran atau
pemindahbukuan.
11. Diisi nama Nasabah yang menerima pembayaran atau pemindahbukuan.
12. Diisi nama Bank penerima dana atas penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro.
13. Dijelaskan modus operandi penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro berdasarkan
analisis Bank, antara lain mengenai informasi field yang disalahgunakan dan
pihak yang menyerahkan Cek atau Bilyet Giro (melalui kurir atau pihak lain).
14. Diisi mengenai status pelaporan penyalahgunaan Cek atau Bilyet Giro kepada
pihak yang berwenang dan status pelaku (tertangkap atau tidak).
15. Diisi hasil penyalahgunaan berupa dibukukan atau reject.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Pencatatan Penerbitan


dan Penggunaan Cek dan Bilyet Giro

1. Mengadministrasikan dokumen dan data terkait Cek dan Bilyet Giro yang
diterbitkan.
2. Mengadministrasikan dokumen dan data yang berkaitan dengan penggunaan
Cek dan Bilyet Giro.
3. Menginput data yang berkaitan dengan penerbitan dan penggunaan Cek dan
Bilyet Giro dengan format dan sistem yang telah ditentukan bank.
4. Memperoleh dan menyusun data yang berkaitan dengan penyusunan laporan
penggunaan Cek dan Bilyet Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 33 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melakukan Pencatatan Penerbitan dan


Penggunaan Cek atau Bilyet Giro

1. Teliti dalam melakukan pencatatan dan pelaporan terkait penerbitan, dan


penggunaan Cek atau Bilyet Giro.
2. Disiplin dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan.
3. Bertanggungjawab terhadap hasil pencatatan dan pelaporan terkait penerbitan,
dan penggunaan Cek atau Bilyet Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 34 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

BAB III
MELAKUKAN PENATAUSAHAAN PENOLAKAN CEK ATAU BILYET GIRO

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan


Penolakan Cek dan Bilyet Giro

1. Penetapan Penolakan Cek atau Bilyet Giro


a. Alasan Penolakan Cek atau Bilyet Giro
Penolakan pembayaran atau pemindahbukuan atas Cek atau Bilyet Giro
yang diunjukan oleh Pemegang dapat dilakukan jika memenuhi alasan
sebagai berikut:

No. Alasan Penolakan

1. Saldo pada Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak cukup.


2. Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup.
3. Unsur Cek/syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu:
a. untuk Cek, tidak terdapat penyebutan tempat dan Tanggal Penarikan; atau
b. untuk Bilyet Giro, tidak terdapat penyebutan Tanggal Penarikan
dan/atau Tanggal Efektif.
4. Unsur Cek berupa tanda tangan Penarik tidak dipenuhi.
5. Syarat formal Bilyet Giro berupa nama dan nomor Rekening Giro Pemegang tidak
dipenuhi.
6. Syarat formal Bilyet Giro berupa nama Bank Penagih tidak dipenuhi.
7. Syarat formal Bilyet Giro berupa jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam
angka maupun dalam huruf tidak dipenuhi secara lengkap.
8. Syarat formal Bilyet Giro berupa nama jelas Penarik dan/atau tanda tangan
Penarik tidak dipenuhi, yaitu tanda tangan basah yang dapat dilengkapi
dengan cap atau stempel dengan Perjanjian Pembukaan Rekening Giro .
9. Pengunjukan Bilyet Giro diunjukkan sebelum Tanggal Efektif atau Tanggal
Efektif dicantumkan tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan.
10. Cek dan/atau Bilyet Giro telah dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya
Tenggang Waktu Pengunjukan berdasarkan surat pembatalan dari Penarik.
11. Cek dan/atau Bilyet Giro telah daluwarsa apabila telah melampaui waktu 6
(enam) bulan terhitung sejak berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan .
12. Koreksi Bilyet Giro tidak sesuai dengan ketentuan, sedangkan untuk Cek,
koreksi dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan pasal 228 KUHD .
13. Tanda tangan Penarik tidak sesuai dengan spesimen yang ditatausahakan
oleh Bank Tertarik dan/atau syarat formal Bilyet Giro diduga diisi oleh
pihak lain selain Penarik.
14. Bank Penagih bukan merupakan Bank Penerima yang disebut dalam Cek
Silang Khusus atau dalam Bilyet Giro sebagai Bank penerima dana.
15. Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh Penarik karena
hilang atau dicuri dan pemblokirannya harus disertai dengan asli surat

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 35 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

No. Alasan Penolakan


keterangan dari kepolisian.
16. Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh instansi yang
berwenang karena diduga terkait dengan tindak pidana yang dilakukan
oleh Penarik atau pihak lain dan pemblokirannya harus disertai surat
pemblokiran dari instansi yang berwenang .
17. Rekening Giro diblokir oleh instansi yang berwenang dan pemblokirannya
harus disertai dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang.
18. Perintah dalam data elektronik Cek dan/atau Bilyet Giro tidak sesuai
dengan perintah dalam Cek dan/atau Bilyet Giro.
19. Penerimaan data elektronik Cek dan/atau Bilyet Giro tidak disertai dengan
penerimaan fisik Cek dan/atau Bilyet Giro.
20. Cek dan/atau Bilyet Giro diduga palsu atau dimanipulasi
21. Cek dan/atau Bilyet Giro yang diterima oleh Bank Tertarik bukan ditujukan
untuk Bank Tertarik.
22. Tidak ada Endosemen pada Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain
yang diunjukan melalui loket Bank Tertarik ( over the counter ).

b. Penetapan Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong


1) Cek dan Bilyet Giro yang diunjukkan melalui Kliring maupun melalui
loket Bank secara langsung (over the counter) dengan alasan:
a) dana pada Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak cukup (alasan
1); atau
b) Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup,
dikategorikan sebagai Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong.
2) Dalam menetapkan penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong yang
memenuhi 1 (satu) atau lebih alasan penolakan, dilakukan dengan
mengacu pada pengkategorian sebagai berikut:
Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Alasan 3 Wajib dipilih Wajib dipilih alasan
Unsur Cek/syarat formal Bilyet Giro alasan 3 dan tidak 3 dan tidak
tidak dipenuhi, yaitu: dikategorikan dikategorikan
sebagai penolakan sebagai penolakan
a. untuk Cek, tidak terdapat
Cek dan/atau Cek dan/atau Bilyet
penyebutan tempat dan Tanggal
Bilyet Giro Giro Kosong.
Penarikan; atau
Kosong.
b. untuk Bilyet Giro, tidak terdapat
penyebutan Tanggal Penarikan
dan/atau Tanggal Efektif.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 36 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Alasan 4 Wajib dipilih Wajib dipilih alasan
Unsur Cek tidak dipenuhi, yaitu alasan 4 dan tidak 4 dan tidak
tidak terdapat tanda tangan dikategorikan dikategorikan
Penarik. sebagai penolakan sebagai penolakan
Cek dan/atau Cek dan/atau Bilyet
Bilyet Giro Giro Kosong.
Kosong.
Alasan 5 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 5
Syarat formal Bilyet Giro tidak 5 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat nama dikategorikan dikategorikan sebagai
dan nomor rekening Pemegang. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 6 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 6
Syarat formal Bilyet Giro tidak 6 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat nama dikategorikan dikategorikan sebagai
Bank Penagih. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 7 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 7
Syarat formal Bilyet Giro tidak 7 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat dikategorikan dikategorikan sebagai
jumlah Dana yang dipindah- sebagai penolakan penolakan Cek
bukukan baik dalam angka maupun Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
dalam huruf secara lengkap. Bilyet Giro Kosong. Kosong.

Alasan 8 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 8


Syarat formal Bilyet Giro tidak 8 dan tidak dan tidak
dipenuhi yaitu tidak terdapat nama dikategorikan dikategorikan sebagai
jelas Penarik, tanda tangan sebagai penolakan penolakan Cek
Penarik, dan/atau tanda tangan Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Penarik bukan berupa tanda tangan Bilyet Giro Kosong. Kosong.
basah.
Alasan 9 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 9
Bilyet Giro diunjukkan tidak dalam 9 dan tidak dan tidak
Tenggang Waktu Efektif atau dikategorikan dikategorikan sebagai
Tanggal Efektif dicantumkan tidak sebagai penolakan penolakan Cek
dalam Tenggang Waktu Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Pengunjukan. Bilyet Giro Kosong. Kosong.

Alasan 10 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan


Cek telah dibatalkan oleh Penarik 10 dan tidak 10 dan tidak
setelah berakhirnya Tenggang dikategorikan dikategorikan sebagai
Waktu Pengunjukan berdasarkan sebagai penolakan penolakan Cek
surat permohonan pembatalan Cek Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
dari Penarik. Bilyet Giro Kosong. Kosong.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 37 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Alasan 11 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek telah daluwarsa atau Tenggang 11 dan tidak 11 dan tidak
Waktu Pengunjukan Bilyet Giro dikategorikan dikategorikan sebagai
telah berakhir. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 12 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Koreksi Bilyet Giro tidak sesuai 1 dan dan dikategorikan
dengan ketentuan. dikategorikan sebagai penolakan
sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
Cek dan/atau Giro Kosong.
Bilyet Giro Kosong.
Alasan 13 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Tanda tangan Penarik tidak sesuai 1 dan dan dikategorikan
dengan spesimen yang ditata- dikategorikan sebagai penolakan
usahakan oleh Bank Tertarik, atau sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
syarat formal Bilyet Giro diduga Cek dan/atau Giro Kosong.
diisi oleh pihak lain selain Penarik. Bilyet Giro Kosong.

Alasan 14 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2


Bank Penagih bukan merupakan 1 dan dan dikategorikan
Bank Penagih yang disebut dalam dikategorikan sebagai penolakan
Cek silang khusus atau dalam Bilyet sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
Giro. Cek dan/atau Giro Kosong.
Bilyet Giro Kosong.
Alasan 15 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir 15 dan tidak 15 dan tidak
pembayarannya oleh Penarik dikategorikan dikategorikan sebagai
karena hilang atau dicuri dan harus sebagai penolakan penolakan Cek
disertai dengan surat keterangan Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
dari kepolisian. Bilyet Giro Kosong. Kosong.

Alasan 16 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2


Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir 1 dan dan dikategorikan
pembayarannya oleh instansi yang dikategorikan sebagai penolakan
berwenang karena diduga terkait sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
dengan tindak pidana yang Cek dan/atau Giro Kosong
dilakukan oleh Penarik atau pihak Bilyet Giro Kosong.
lain dan harus disertai dengan surat
pemblokiran dari instansi yang
berwenang.
Alasan 17 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Rekening Giro diblokir oleh instansi 1 dan dan dikategorikan
yang berwenang dan harus disertai dikategorikan sebagai penolakan
dengan surat pemblokiran dari sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
instansi yang berwenang. Cek dan/atau Giro Kosong.
Bilyet Giro Kosong.
Alasan 18 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 38 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Alasan 2
Alasan 1 Rekening Giro
ALASAN PENOLAKAN Dana tidak atau Rekening
cukup Khusus telah
ditutup
Perintah dalam data elektronik Cek 1 dan dan dikategorikan
dan/atau Bilyet Giro tidak sesuai dikategorikan sebagai penolakan
dengan perintah dalam Cek sebagai penolakan Cek dan/atau Bilyet
dan/atau Bilyet Giro. Cek dan/atau Giro Kosong.
Bilyet Giro Kosong.
Alasan 19 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Penerimaan data elektronik Cek 19 dan tidak 19 dan tidak
dan/atau Bilyet Giro tidak disertai dikategorikan dikategorikan sebagai
dengan penerimaan fisik Cek sebagai penolakan penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro. Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 20 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek dan/atau Bilyet Giro diduga 20 dan tidak 20 dan tidak
palsu atau dimanipulasi. dikategorikan dikategorikan sebagai
sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 21 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan
Cek dan/atau Bilyet Giro yang 21 dan tidak 21 dan tidak
diterima oleh Bank Tertarik bukan dikategorikan dikategorikan sebagai
ditujukan untuk Bank Tertarik. sebagai penolakan penolakan Cek
Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.
Alasan 22 Wajib dipilih alasan Wajib dipilih alasan 2
Tidak ada endosemen pada Cek atas 1 dan dan tidak
nama yang dialihkan kepada pihak dikategorikan dikategorikan sebagai
lain yang diunjukkan melalui loket sebagai penolakan penolakan Cek
Bank Tertarik (over the counter). Cek dan/atau dan/atau Bilyet Giro
Bilyet Giro Kosong. Kosong.

BOKS 2 – Contoh Penetapan Alasan Penolakan Cek atau Bilyet Giro

Contoh 1:
Bilyet Giro No.000111 diunjukkan di Bank Monas. Setelah diperiksa, Bilyet Giro tersebut
memenuhi alasan 12 (koreksi Bilyet Giro tidak sesuai dengan ketentuan) dan alasan 1
(dana pada rekening giro Penarik tidak cukup). Untuk kasus ini, maka Bilyet Giro ditolak
dengan alasan 1 dan dikategorikan Bilyet Giro Kosong.
Contoh 2:
Bilyet Giro No.000123 diunjukkan di Bank Monas. Setelah diperiksa, Bilyet Giro tersebut
memenuhi alasan 3 (tidak terdapat penyebutan Tanggal Penarikan dan/atau Tanggal
Efektif) dan alasan 1 (dana pada Rekening Giro Penarik tidak cukup). Untuk kasus ini,
meskipun dana tidak mencukupi namun Bilyet Giro ditolak dengan alasan 3 karena tidak
memenuhi syarat formal Bilyet Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 39 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

2. Penatausahaan Penolakan Cek dan Bilyet Giro


Penatausahaan penolakan Cek dan Bilyet Giro dilakukan terhadap seluruh
penolakan Cek dan Bilyet Giro baik penolakan yang dilakukan melalui Kliring
maupun melalui loket Bank secara langsung (over the counter).
a. Pencatatan Data Penolakan Cek dan Bilyet Giro
1) Pencatatan penolakan Cek dan Bilyet Giro alasan 1 sampai dengan
alasan 22, paling kurang mencakup informasi sebagai berikut:
a) Jenis Warkat Debit (Cek atau Bilyet Giro)
b) Nomor seri Cek atau Bilyet Giro
c) Tanggal Penarikan Cek atau Bilyet Giro
d) Alasan penolakan Cek atau Bilyet Giro
e) Nama Penarik
f) Alamat Penarik
2) Apabila pencatatan penolakan Cek dan Bilyet Giro dilakukan oleh
masing-masing kantor (desentralisasi) maka untuk Penarikan Cek dan
Bilyet Giro Kosong harus dilaporkan kepada Kantor Pengelola Daftar
Hitam Nasional (KPDHN) untuk ditatausahakan.
3) Pencatatan Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong dilakukan oleh Kantor
Pengelola Daftar Hitam Nasional (KPDHN) dengan tata cara sebagai
berikut:
a) Pencatatan data Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong harus
mencakup data Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dari
seluruh kantor.
b) Jika Bank menjalankan kegiatan usaha secara konvensional dan
prinsip syariah secara bersamaan maka pencatatan data Penarikan
Cek dan Bilyet Giro Kosong harus dilakukan secara terpisah antara
Bank Konvensional dan Unit Usaha Syariah.
c) Pencatatan data Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, paling
kurang mencakup informasi sebagai berikut:
(1) Nama Pemilik Rekening Giro
(2) Alamat Pemilik Rekening Giro
(3) Tanggal lahir

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 40 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(4) NPWP
(5) Nomor Cek atau Bilyet Giro
(6) Tanggal Penolakan
(7) Alasan Penolakan
(8) Surat Keterangan Penolakan
(9) Surat Pemberitahuan.
b. Penyampaian Informasi Penolakan Cek atau Bilyet Giro kepada Pemegang
dan Pemilik Rekening
1) Informasi Penolakan Cek atau Bilyet Giro kepada Pemegang
a) Setiap penolakan Cek atau Bilyet Giro baik melalui Kliring maupun
melalui loket Bank (over the counter), harus diinformasikan kepada
Pemegang melalui Surat Keterangan Penolakan (SKP)
b) Surat Keterangan Penolakan (SKP) atas penolakan Cek atau Bilyet
Giro yang dilakukan melalui Kliring dibuat oleh Bank Penagih
sedangkan Surat Keterangan Penolakan (SKP) atas penolakan Cek
atau Bilyet Giro yang diunjukkan langsung kepada Bank Tertarik
(over the counter) dibuat oleh Bank Tertarik.
2) Informasi Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong kepada Pemilik
Rekening Giro
a) Setiap penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong baik melalui Kliring
maupun melalui loket Bank (over the counter), harus diinformasikan
kepada Pemilik Rekening melalui surat pemberitahuan sebagai
berikut:

Jenis Surat Peruntukan Surat Batas Waktu


Pemberitahuan Pemberitahuan Penyampaian

Surat Disampaikan kepada Pemilik 2 hari kerja sejak


Pemberitahuan I Rekening yang melakukan tanggal penolakan
(SP I) Penarikan 1 (satu) lembar Cek atau Cek dan/atau Bilyet
Bilyet Giro Kosong dan dalam kurun Giro Kosong yang
waktu 6 (enam) bulan sebelumnya dibuktikan dengan
tidak pernah melakukan Penarikan tanggal yang
Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong. tertera pada
stempel pos
pengiriman atau
bukti pengiriman
lainnya

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 41 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Jenis Surat Peruntukan Surat Batas Waktu


Pemberitahuan Pemberitahuan Penyampaian

Surat Disampaikan kepada Pemilik 2 hari kerja sejak


Pemberitahuan II Rekening yang melakukan: tanggal penolakan
(SP II) Cek dan/atau Bilyet
a. Penarikan kembali 1 (satu)
Giro Kosong yang
lembar Cek dan/atau Bilyet Giro
dibuktikan dengan
Kosong dengan nominal di
tanggal yang
bawah Rp500.000.000,- dan
tertera pada
dalam kurun waktu 6 bulan
stempel pos
sejak Penarikan Cek dan/atau
pengiriman atau
Bilyet Giro Kosong pertama;
bukti pengiriman
atau
lainnya
b. Penarikan sebanyak 2 lembar
Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
dengan nominal di bawah
Rp500.000.000,- pada hari yang
sama, dan dalam kurun waktu 6
bulan sebelumnya tidak pernah
melakukan Penarikan Cek atau
Bilyet Giro Kosong.

Surat Disampaikan kepada Pemilik Paling lambat 14


Pemberitahuan Rekening yang melakukan: hari kerja sejak
Pembekuan Hak tanggal Penarikan
a. Penarikan Cek dan/atau Bilyet
Penggunaan Cek Cek dan/atau Bilyet
Giro yang memenuhi kriteria
dan/atau Bilyet Giro Kosong yang
Daftar Hitam Nasional; atau
Giro (SPP) menyebabkan
b. Identitas Pemilik Rekening Pemilik Rekening
dicantumkan dalam Daftar dicantumkan dalam
Hitam Nasional oleh Bank lain. DHN, yang
dibuktikan dengan
tanggal yang
tertera pada
stempel pos
pengiriman atau
bukti pengiriman
lainnya.

Surat Disampaikan kepada Pemilik Paling lambat 14


Pemberitahuan Rekening yang melakukan hari kerja sejak
Penutupan Penarikan 1 lembar atau lebih Cek tanggal Penarikan
Rekening Giro dan/atau Bilyet Giro Kosong setelah Cek dan/atau Bilyet
(SPPR) identitas Pemilik Rekening Giro Kosong yang
dicantumkan dalam Daftar Hitam mengakibatkan
Nasional (DHN) ditutupnya
Rekening Giro
Pemilik Rekening.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 42 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Gambar 21 : Contoh Format SP I Gambar 22 : Format SP II

Gambar 23 : Contoh Format SPP Gambar 24 : Contoh Format SPPR

3. Daftar Hitam Individual Bank (DHIB)


a. Kriteria Daftar Hitam Nasional (DHN)
Pemilik Rekening yang melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong akan dicantumkan dalam DHN apabila memenuhi kriteria sebagai

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 43 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

berikut:
1) Melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang berbeda
sebanyak 3 (tiga) lembar atau lebih dengan nominal masing-masing di
bawah Rp500.000.000,- pada Bank Tertarik yang sama dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan; atau
2) Melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong 1 (satu) lembar
dengan nilai nominal Rp500.000.000,- atau lebih.
b. Penetapan dan Pencantuman Identitas Pemilik Rekening dalam DHIB
1) Identitas Pemilik Rekening yang melakukan penarikan Cek dan/atau
Bilyet Giro Kosong akan dicantumkan dalam DHIB, jika memenuhi hal-
hal sebagai berikut:
a) Memenuhi kriteria DHN.
b) 1 (satu) lembar Cek atau Bilyet Giro yang sama dan diunjukkan
berulang-ulang oleh Pemegang kepada Bank Tertarik dan ditolak
pembayarannya dengan alasan saldo pada Rekening Giro atau
Rekening Khusus tidak cukup (alasan 1), atau Rekening Giro atau
Rekening Khusus telah ditutup (alasan 2), dihitung sebagai 1 lembar
Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong.
c) Beberapa lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang diunjukkan oleh
Pemegang dan ditolak pembayarannya oleh Bank Tertarik pada
tanggal yang sama dengan alasan saldo Rekening Giro atau
Rekening Khusus tidak cukup (alasan 1), atau Rekening Giro atau
Rekening Khusus telah ditutup (alasan 2), jumlah Penarikan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosongnya dihitung sebanyak jumlah lembar
Cek dan/atau Bilyet Giro ditolak.
2) Penetapan dan pencantuman identitas Pemilik Rekening dalam DHIB
dilakukan oleh KPDHN.
3) Pencantuman identitas Pemilik Rekening dalam DHIB dilakukan sesuai
periode sebagai berikut:
(1) Periode 1, untuk penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang
telah memenuhi kriteria DHN periode tanggal 1 sampai dengan
tanggal 15; dan

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 44 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

(2) Periode II, untuk penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang
telah memenuhi kriteria DHN periode tanggal 16 sampai dengan
paling lambat tanggal terakhir pada bulan yang bersangkutan.
c. Pengiriman DHIB
1) DHIB yang telah disusun oleh KPDHN disampaikan kepada Bank
Indonesia sesuai periode sebagai berikut:
a) Data DHIB Periode I, disampaikan kepada Bank Indonesia mulai
tanggal 16 sampai dengan paling lambat tanggal terakhir pada bulan
yang bersangkutan.
b) Data DHIB Periode II, disampaikan kepada Bank Indonesia mulai
tanggal 1 sampai dengan paling lambat tanggal 15 pada bulan
berikutnya.
Jika tanggal terakhir penyampaian DHIB setiap periode merupakan hari
Sabtu, Minggu, atau hari libur nasional, maka penyampaian DHIB
dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelumnya.

2) Penyampaian data DHIB dikategorikan:


a) Terlambat, jika KPDHN menyampaikan data identitas pemilik
rekening pada DHIB dalam jangka waktu 3 (tiga) periode
penyampaian DHIB yang seharusnya.
b) Tidak Melaporkan, jika KPDHN menyampaikan data identitas pemilik
rekening pada DHIB melebihi 3 (tiga) periode penyampaian DHIB.
3) Penyampaian DHIB oleh KPDHN dilakukan secara online dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Daftar Hitam Nasional (SIDHN).
Jika terjadi gangguan yang menyebabkan KPDHN tidak dapat
mengirimkan DHIB secara online maka KPDHN dapat menggunakan
aplikasi SIDHN yang ada di kantor Bank Indonesia setempat.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 45 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Cek dan/at au Kompilasi, Proses, Terbit kan DHN


Bilyet Giro Kosong dan Kirim ke BI

Periode 1
Tgl. 1 - t gl 15 Tgl 16 s.d akhir bulan Awal bulan berikut nya

Periode 2
Tgl. 16 – akhir bulan Tgl 1 – 15 bulan berikut nya Tgl. 16

Proses di Bank Proses di Bank Indonesia

Gambar 25 : Ilustrasi Periode Pengiriman DHIB

4. Pembekuan Hak Penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro


a. Pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro dikenakan kepada
Pemilik Rekening yang melakukan Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong yang memenuhi kriteria DHN dengan cara menarik seluruh lembar
Cek dan/atau Bilyet Giro penarik yang belum digunakan.
b. Dalam hal pemilik Rekening Giro Gabungan, maka:
1) Jika salah satu atau lebih Pemilik Rekening Giro Gabungan melakukan
penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong pada Rekening Giro
Gabungan dan telah memenuhi kriteria DHN, maka Bank Tertarik wajib
membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro seluruh Pemilik
Rekening Giro yang bersangkutan dan mencantumkannya dalam DHIB.
2) Jika Pemilik Rekening selain memiliki Rekening Giro Gabungan juga
memiliki Rekening Giro pribadi:
a) melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong atas Rekening
Giro Gabungan dan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
tersebut memenuhi kriteria DHN maka Bank Tertarik juga
membekukan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Pemilik
Rekening Giro pribadi tersebut; atau
b) melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong atas Rekening
Giro pribadi dan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong tersebut
memenuhi kriteria DHN maka Bank Tertarik membekukan hak
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Pemilik Rekening tersebut
pada Rekening Giro pribadi dan Rekening Giro Gabungan. Meski

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 46 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

demikian, hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Rekening Giro


Gabungan masih dimiliki oleh Pemilik Rekening Giro Gabungan
lainnya.
c. Pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro diberlakukan bagi
seluruh Rekening Giro Pemilik Rekening di seluruh kantor bank, dilakukan
pada tanggal penerbitan Surat Pemberitahuan Pembekuan Hak Penggunaan
Cek dan/atau Bilyet Giro (SPP).
d. Pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Pemilik Rekening
dilakukan sampai dengan berakhirnya masa pencantuman identitas Pemilik
Rekening dalam DHN.
e. Selama pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro, Bank Tertarik
tidak diperkenankan memberikan blanko Cek dan/atau Bilyet Giro kepada
Pemilik Rekening dimaksud.
5. Penutupan Rekening karena Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong
a. Kriteria Penutupan Rekening
1) Penutupan Rekening karena Penarikan Cek dan Bilyet Giro dilakukan
apabila:
a) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak identitas Pemilik Rekening
dicantumkan dalam DHN oleh suatu Bank, Pemilik Rekening tersebut
melakukan lagi penarikan 1 (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau
Bilyet Giro Kosong dengan nilai nominal berapapun pada satu atau
lebih Bank.
b) Bank selain Bank Tertarik dalam proses membekukan hak
penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro Pemilik Rekening yang telah
dicantumkan dalam DHN, namun Pemilik Rekening yang
bersangkutan telah melakukan Penarikan lagi 1 (satu) lembar atau
lebih Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong pada Bank tersebut maka
Bank tersebut menjadi Bank Tertarik dan wajib melakukan
penutupan Rekening Giro Pemilik Rekening.
2) Penutupan Rekening tidak berlaku untuk:
a) Rekening Giro pada Bank selain Bank Tertarik;

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 47 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

b) Rekening Giro Pemilik Rekening yang dimaksudkan hanya untuk


menampung kredit/pinjaman sepanjang kredit/pinjaman tersebut
masih berjalan; dan
c) Rekening Giro pada Bank Tertarik yang selain merupakan Rekening
simpanan juga dipergunakan untuk menampung kredit/pinjaman
dari Bank Tertarik sepanjang kredit/pinjaman tersebut masih
berjalan.
b. Penutupan Rekening Giro
1) Penutupan Rekening Giro Pemilik Rekening oleh Bank Tertarik dilakukan
pada tanggal penerbitan Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening Giro
(SPPR)
2) Penutupan Rekening Giro Gabungan dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut:
a) Dalam hal satu atau lebih Pemilik Rekening Giro Gabungan yang
identitasnya telah dicantumkan dalam DHN melakukan lagi
Penarikan 1 (satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong atas Rekening Giro Gabungan dimaksud maka Bank Tertarik
wajib:
1) menutup seluruh Rekening Giro Gabungan yang dimiliki oleh
salah satu dan/atau seluruh Pemilik Rekening Giro Gabungan
dimaksud yang ada pada Bank yang bersangkutan; dan
2) menutup Rekening Giro pribadi atas nama Pemilik Rekening Giro
Gabungan jika Pemilik Rekening Giro Gabungan tersebut
memiliki Rekening Giro pribadi pada Bank Tertarik yang
bersangkutan.
b) Dalam hal salah satu atau lebih Pemilik Rekening Giro Gabungan
juga memiliki Rekening Giro pribadi dan identitas Pemilik Rekening
dimaksud telah dicantumkan dalam DHN melakukan lagi Penarikan 1
(satu) lembar atau lebih Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong atas
Rekening Giro pribadi dimaksud maka:
1) Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro pribadi dimaksud
dan mencantumkan kembali identitas Pemilik Rekening yang

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 48 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

bersangkutan ke dalam DHIB dan menyampaikan kepada Bank


Indonesia untuk dicantumkan ke dalam DHN.
2) Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro Gabungan yang
bersangkutan dan mencantumkan kembali identitas salah satu
atau lebih Pemilik Rekening yang bersangkutan ke dalam DHIB
dan menyampaikan kepada Bank Indonesia untuk dicantumkan
ke dalam DHN.
3) Pemilik Rekening Giro Gabungan lain yang tidak melakukan
Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dan tidak
dicantumkan dalam DHN masih berhak atas penggunaan Cek
dan/atau Bilyet Giro pribadi serta dapat membuka Rekening Giro
baru dengan memperoleh hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet
Giro.
c) Pemilik Rekening Giro Gabungan lain yang tidak melakukan
Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dan tidak dicantumkan
dalam DHN serta mempunyai Rekening Giro pribadi maka Rekening
Giro pribadi tersebut tidak ditutup
c. Tindak Lanjut Penutupan Rekening Giro
1) Jika masih terdapat Cek dan/atau Bilyet Giro yang masih beredar, Bank
Tertarik wajib:
a. membuka Rekening Khusus untuk:
(1) menampung pemindahan dana dari Rekening Giro yang ditutup
jika masih terdapat sisa dana pada Rekening Giro yang ditutup;
dan/atau
(2) menampung penyediaan dana untuk menyelesaikan kewajiban
atas pembayaran jika masih terdapat Cek dan/atau Bilyet Giro
yang masih beredar.
b. Meminta kepada Pemilik Rekening untuk menyediakan dana yang
cukup pada Rekening Khusus untuk memenuhi kewajiban atas
pembayaran Cek dan/atau Bilyet Giro yang masih beredar.
2) Dalam hal Rekening Giro ditutup dan masih terdapat sisa dana pada
Rekening Giro tersebut namun tidak terdapat Cek dan/atau Bilyet Giro

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 49 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

yang masih beredar, maka penyelesaian sisa dana diserahkan pada


kebijakan Bank Tertarik.
3) Penarikan atas dana pada Rekening Khusus selain untuk kepentingan
pemenuhan Cek dan/atau Bilyet Giro yang masih beredar dapat
dilakukan dengan sarana pembayaran selain Cek dan/atau Bilyet Giro,
antara lain berupa slip penarikan/kuitansi, slip transfer dan/atau sarana
lain yang ditetapkan oleh Bank Tertarik.
4) Bank Tertarik wajib menutup Rekening Khusus jika kewajiban terhadap
seluruh Cek dan/atau Bilyet Giro yang masih beredar telah diselesaikan
disertai dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Penarik.
5) Dalam hal terdapat sisa dana pada Rekening Khusus, Bank
menyelesaikan sisa dana tersebut dengan Pemilik Rekening Giro sesuai
dengan kebijakan intern Bank.
6) Dalam hal Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro melakukan lagi Penarikan
Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong setelah Rekening Giro atau Rekening
Khusus ditutup pada saat identitasnya masih tercantum dalam DHN
maka Bank Tertarik wajib mencantumkan kembali identitas Pemilik
Rekening dalam DHIB dan menyampaikan kepada Bank Indonesia untuk
dicantumkan ke dalam DHN pada periode berikutnya dan pencantuman
ke dalam DHN tersebut berlaku 1 tahun sejak tanggal penerbitan DHN
yang terakhir.

BOKS 3 - Contoh Penetapan Status Nasabah yang Memenuhi Kriteria DHN

LAPORAN PENATAUSAHAAN CEK/BILYET GIRO KOSONG BANK MONAS


Nama Nasabah : Budi
No. Cek Tgl Tolakan Nominal Status
Cek 000123 2 Feb 2018 Rp50.000.000.- SP I
Cek 000123 5 Feb 2018 Rp50.000.000.- SP I
Cek 000234 2 Mar 2018 Rp125.000.000,- SP II
BG 000345 31 Jul 2018 Rp75.000.000,- Pembekuan Hak Penggunaan Cek/BG
BG 000346 15 Agt 2018 Rp50.000.000,- Pembekuan hak penggunaan Cek/BG
BG 000347 21 Agt 2018 Rp5.000.000,- Penutupan Rekening Giro
Berdasarkan data Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong atas nama Budi diketahui Budi
melakukan penarikan 6 Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dengan nominal dibawah
Rp500.000.000,-, yaitu sebagai berikut:
1. Tanggal 2 Februari 2018, Budi menarik Cek Kosong No. 000123 sebesar
Rp50.000.000,-. Atas tolakan tersebut, Budi diberikan SP I.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 50 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

2. Tanggal 5 Februari 2018, Budi kembali menarik Cek Kosong No. 000123
Rp50.000.000,-. Karena 2 tolakan tersebut untuk Cek yang sama yaitu Cek No.
000123, maka Budi masih tetap dikenakan sanksi SP I.
3. Tanggal 2 Maret 2018, Budi melakukan penarikan Cek Kosong kedua yaitu Cek No.
000234 dengan nilai Rp125.000.000,-. Atas penarikan tersebut, KPDHN akan melihat
jangka waktu penarikan antara Cek Kosong No. 000234 dan Cek Kosong No. 000123
yaitu 1 bulan. Karena masih dalam rentang waktu 6 bulan sejak Cek Kosong No.
000123, maka KPDHN akan memberikan SP II kepada Budi atas penarikan Cek
Kosong No. 000234.
4. Tanggal 31 Juli 2018, Budi melakukan penarikan Bilyet Giro Kosong No. 000345
sebesar Rp75.000.000,-. Rentang waktu antara Cek Kosong No. 234 dan Bilyet Giro
Kosong No. 000345 masih dalam rentang 6 bulan. Karena penarikan tersebut, KPDHN
menetapkan Budi sebagai Nasabah kriteria DHN dengan pertimbangan:
a. Telah terjadi penarikan 3 lembar Cek dan Bilyet Giro Kosong yaitu 2 Cek Kosong
No. 000123 dan 000234 serta 1 Bilyet Giro Kosong No. 000345, masing-masing
bernominal di bawah Rp500.000.000,-.
b. Ketiga Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong tersebut terjadi dalam rentang waktu
6 bulan.
Selanjutnya Budi akan dilaporkan Bank Monas ke dalam Daftar Hitam Individual Bank (DHIB)
sehingga pada tanggal 16 Agustus 2018 Budi tercantum di DHN.
Namun pada tanggal 15 Agustus 2018, Budi kembali menarik Bilyet Giro Kosong No. 000346
sebesar Rp50.000.000,-. Karena pada tanggal tersebut Budi belum tercantum di DHN, maka
sanksi yang diterima Budi masih pembekuan hak penggunaan Cek atau Bilyet Giro.
Berbeda dengan penarikan BG Kosong No. 000347 yang terjadi pada tanggal 21 Agustus
2018 yang terjadi setelah pencantuman identitas Nasabah dalam DHN. Atas penarikan BG
Kosong No. 000347, Budi dikenakan sanksi penutupan rekening giro dan pencantuman Budi
pada DHN diperpanjang

6. Pembatalan atas Penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong


a. Pembatalan terhadap penolakan Cek dan/atau Bilyet Kosong dilakukan oleh
Bank Tertarik apabila terdapat kondisi sebagai berikut:
1) Terdapat kesalahan administrasi yang dilakukan oleh Bank Tertarik;
2) Kewajiban Penarik atas penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
kepada Pemegang telah dipenuhi baik oleh Penarik atau pihak lain dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal penolakan;
3) Terdapat putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
yang menyatakan bahwa Bank harus membatalkan penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosong;
4) Keadaan darurat yang mengakibatkan Pemilik Rekening tidak dapat
memenuhi kewajibannya atas penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro; dan

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 51 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

5) Pembayaran atau pemindahbukuan dari Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong


diperuntukkan bagi Pemilik Rekening itu sendiri.
b. Pembatalan Penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut:
1) Pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang terjadi
sebelum identitas Pemilik Rekening dicantumkan dalam Daftar Hitam
Nasional (DHN), dilakukan oleh Bank Tertarik tanpa memerlukan
persetujuan Bank Indonesia.
2) Jika pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang terjadi
setelah identitas Pemilik Rekening dicantumkan dalam Daftar Hitam
Nasional (DHN), KPDHN harus mengajukan permohonan pembatalan
kepada Bank Indonesia.
3) Dokumen yang harus disampaikan oleh Bank Tertarik kepada Bank
Indonesia pada saat pengajuan permohonan pembatalan penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosong yaitu sebagai berikut:
Penyelesaian 7 Diperun-
Hk tukkan
Kesalahan Putusan Keadaan
Dokumen bagi
Adm. Bank Kliring OTC Pengadilan Darurat
Pemilik
Rekening
Copy Cek / BG yang
ditolak, dilegalisir X X X X X X
oleh pejabat Bank
yang berwenang
Copy Mutasi
Rekening/ Rekening
Koran, dinyatakan X X X
sesuai asli dari
pejabat yang
berwenang
Surat Pernyataan X
Penarik/ Pemegang
Surat Pernyataan
tentang Keadaan
Darurat yang terjadi
berdampak langsung
pada diri Penarik X
sehingga
menyebabkan
terjadinya Penarikan
Cek dan/atau BG
Kosong
Surat Pernyataan
Penarik bahwa X
transaksi tersebut
diperuntukkan bagi

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 52 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Penyelesaian 7 Diperun-
Hk tukkan
Kesalahan Putusan Keadaan
Dokumen bagi
Adm. Bank Kliring OTC Pengadilan Darurat
Pemilik
Rekening
Pemilik Rekening itu
sendiri
Copy kuitansi/ bukti
pembayaran,
dinyatakan asli dari X
pejabat Bank
Tertarik
Copy Standing
Instruction
/dokumen yang
membuktikan X
terjadinya
gangguan, dilegalisir
oleh Pejabat yang
berwenang
Copy Identitas
Penarik dan X X
Pemegang
Copy salinan
Putusan Pengadilan
yang telah
mempunyai
kekuatan hukum
tetap yang
menyatakan bahwa
Bank harus
membatalkan X
penolakan Cek
dan/atau BG Kosong
atau menyatakan
bahwa Pemilik
Rekening tidak
dikategorikan
melakukan
Penarikan Cek
dan/atau BG Kosong
Surat Keterangan
dari Kepolisian
dan/atau Pejabat X
Pemerintah
Setempat
Copy Anggaran
Dasar/Akta Badan X
Usaha/Badan Hukum
Dokumen lain yang
membuktikan telah
diselesaikannya X
kewajiban penarikan
Cek dan/atau BG
Kosong

4) Khusus untuk pembatalan karena alasan kesalahan administrasi,


pengajuan permohonan pembatalan kepada Bank Indonesia paling

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 53 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

lambat dalam 3 (tiga) periode penyampaian DHIB berikutnya sejak


tanggal pencantuman identitas Pemilik Rekening dalam DHN. Jika
pengajuan permohonan pembatalan melampaui 3 (tiga) periode, Bank
Tertarik dikenakan sanksi kewajiban membayar.

BOKS 4 - Ilustrasi Pengajuan Permohonan Pembatalan Penolakan Cek


dan/atau Bilyet Giro Kosong

Identitas Pemilik Rekening telah dimasukkan dalam DHN tanggal 1 September 2018
maka permohonan pembatalan paling lambat dapat diajukan dalam periode sejak
tanggal 1 September 2018 sampai dengan tanggal 16 Oktober 2018 (3 kali periode
penyampaian data DHIB).

c. Rehabilitasi Identitas Pemilik Rekening yang Dicantumkan dalam Daftar


Hitam Nasional (DHN)
1) Jika pembatalan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong disetujui
oleh Bank Indonesia, Bank Tertarik melakukan rehabilitasi Pemilik
Rekening dari DHN.
2) Rehabilitasi identitas Pemilik Rekening dilakukan terhitung sejak:
a) tanggal diterimanya surat persetujuan dari Bank Indonesia, untuk
rehabilitasi yang dilakukan oleh Bank Tertarik; dan
b) tanggal dilakukannya rehabilitasi identitas Pemilik Rekening dari DHN
oleh Bank Tertarik, untuk rehabilitasi yang dilakukan oleh Bank
selain Bank Tertarik.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan


Penolakan Cek atau Bilyet Giro

1. Mengoperasikan sistem terkait penatausahaan penolakan Cek atau Bilyet Giro


2. Mengadministrasikan dokumen terkait penolakan Cek dan Bilyet Giro
3. Mengoperasikan Sistem Terkait Penyerahan Dokumen Penolakan Cek atau Bilyet
Giro Kosong
4. Menatausahakan Dokumen Penolakan Cek atau Bilyet Giro Kosong
5. Mengidentifikasi Nasabah yang Masuk dalam Kriteria Daftar Hitam Nasional
6. Mengoperasikan Sistem Penatausahaan Daftar Hitam Individual Bank
7. Menatausahakan Laporan Daftar Hitam Individual Bank
8. Menatausahakan Pembatalan Penolakan Cek atau Bilyet Giro Kosong

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 54 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

9. Mengoperasikan Sistem Pembatalan Penolakan Cek atau Bilyet Giro Kosong


10. Mengoperasikan Sistem Terkait Laporan Cek atau Bilyet Giro Kepada Bank
Indonesia
11. Menatausahakan Laporan Cek atau Bilyet Giro Kepada Bank Indonesia

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan


Cek atau Bilyet Giro

1. Teliti dalam melakukan penatausahaan penolakan Cek atau Bilyet Giro.


2. Disiplin dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan.
3. Bertanggung jawab terhadap hasil penatausahaan penolakan Cek atau Bilyet
Giro.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 55 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

BAB IV
MELAKUKAN TINDAK LANJUT ATAS PENERBITAN
DAFTAR HITAM NASIONAL

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Tindak Lanjut atas


Penerbitan Daftar Hitam Nasional (DHN)

1. Penerbitan DHN
a. Berdasarkan DHIB yang disampaikan oleh Kantor Pengelola Daftar Hitam
Nasional (KPDHN), Bank Indonesia akan memproses dan menerbitkan DHN.
b. Penerbitan DHN dilakukan oleh Bank Indonesia melalui Sistem Informasi
Daftar Hitam Nasional (SIDHN), 2 (dua) kali dalam setiap bulan sebagai
berikut:
1) Data DHIB Periode I, diterbitkan menjadi DHN pada tanggal 1 bulan
berikutnya.
2) Data DHIB Periode II, diterbitkan menjadi DHN pada tanggal 16 pada
bulan yang sama dengan penyampaian data DHIB tersebut ke Bank
Indonesia.
Jika tanggal 1 atau tanggal 16 jatuh pada hari libur, maka penerbitan DHN
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
c. Identitas pemilik rekening dicantumkan dalam DHN selama 1 tahun.

Cek dan/at au Kompilasi, Proses, Terbit kan DHN


Bilyet Giro Kosong dan Kirim ke BI

Periode 1
Tgl. 1 - t gl 15 Tgl 16 s.d akhir bulan Awal bulan berikut nya

Periode 2
Tgl. 16 – akhir bulan Tgl 1 – 15 bulan berikut nya Tgl. 16

Proses di Bank Proses di Bank Indonesia

Gambar 26 : Ilustrasi Penerbitan DHN

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 56 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

2. Monitoring Informasi Penerbitan DHN


a. KPDHN harus mendistribusikan DHN kepada seluruh kantor.
b. Berdasarkan DHN yang didistribusikan oleh KPDHN, seluruh kantor Bank
melakukan monitoring terhadap:
1) Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong oleh Pemilik Rekening yang
identitasnya masih tercantum dalam DHN; dan
2) Pencantuman identitas Pemilik Rekening yang di cantumkan dalam DHN
oleh Bank selain Bank Tertarik.
c. Jika hasil monitoring identifikasi Penarikan Cek atau Bilyet Giro Kosong oleh
Pemilik Rekening yang identitasnya masih tercantum dalam DHN dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
1) Mencantumkan kembali identitas Pemilik Rekening ke DHIB.
2) Mengirimkan DHIB ke Bank Indonesia untuk dicantumkan dalam DHN
pada periode berikutnya dan pencantuman berlaku 1 (satu) tahun sejak
tanggal penerbitan DHN yang terakhir. Pengiriman DHIB dilakukan
sesuai periode pengiriman DHIB sebagaimana pada butir V.2.a SEBI
DHN.
3) Mengirimkan Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening Giro (SPPR)
kepada Pemilik Rekening, dengan mengacu pada butir II.B.6 SEBI DHN.
4) Menginformasikan kepada seluruh kantor untuk melakukan penutupan
Rekening Giro.
5) Melakukan penutupan Rekening Giro dengan mengacu pada butir VIII.1
SEBI DHN.
6) Memantau pelaksanaan penutupan Rekening Giro Pemilik Rekening yang
dilakukan oleh kantor.
d. Jika hasil monitoring informasi DHN terdapat Pemilik Rekening yang
identitasnya dicantumkan dalam DHN oleh Bank lain maka hal-hal yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mencocokkan data Pemilik Rekening yang identitasnya dicantumkan
dalam DHN dengan data Nasabah Bank.
2) Memastikan sisa blanko Cek atau Bilyet Giro yang tidak dipergunakan
oleh Pemilik Rekening

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 57 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

3) Meminta kembali seluruh blanko Cek atau Bilyet Giro yang tidak
dipergunakan oleh Pemilik Rekening dan mengadministrasikan Cek atau
Bilyet Giro yang dikembalikan oleh pemilik Rekening.
4) Membuat DHIB Beku bank lain (DHIB-B)
5) Mengirimkan DHIB-B kepada Bank Indonesia untuk dicantumkan ke
dalam DHN, sesuai periode pelaporan DHIB.
6) Menginformasikan kepada seluruh kantor bank untuk melakukan
pembekuan hak penggunaan Cek atau Bilyet Giro.
7) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pembekuan Hak Penggunaan
Cek/BG (SPP), paling lambat 14 hari kerja sejak tanggal penolakan Cek
dan/atau Bilyet Giro yang menyebabkan Pemilik Rekening dicantumkan
dalam DHIB.
8) Melakukan pembekuan hak penggunaan Cek atau Bilyet Giro pada
tanggal atau bersamaan dengan saat penyampaian SPP kepada Pemilik
Rekening.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memonitor Informasi penerbitan


Daftar Hitam Nasional (DHN) dari Bank Indonesia secara berkala.

1. Mengoperasikan sistem terkait pemantauan informasi DHN


2. Mengadministrasikan Informasi yang diterima dari Bank Indonesia dan
Membandingkan dengan Data Nasabah Bank
3. Mengoperasikan Sistem Internal Bank dalam Menatausahakan Perubahan Data
Nasabah yang termasuk dalam Kriteria DHN

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Melakukan Penatausahaan Penolakan


Cek atau Bilyet Giro

Sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan penatausahaan penolakan Cek atau
Bilyet Giro, meliputi:
1. Teliti dalam melakukan pencocokan data Nasabah yang masuk dalam DHN
2. Disiplin dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan.
3. Bertanggung jawab atas tindak lanjut yang dilakukan atas penerbitan DHN.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 58 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan

1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboel van Koophandel voor


Indonesie Staatblad 1847-23 tahun 1847 sebagaimana diubah dengan Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1971 tentang Perubahan dan Penambahan atas
Ketentuan Pasal 54 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terkait dengan Cek.
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/29/PBI/2006 tanggal 20 Desember 2006
sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/43/PBI/2016
tanggal 22 Desember 2016 tentang Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau
Bilyet Giro Kosong, dan/atau perubahannya yang berlaku (PBI DHN).
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015
sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/5/PBI/2016
tanggal 28 April 2016 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring
Berjadwal Oleh Bank Indonesia, dan/atau perubahannya yang berlaku (PBI
SKNBI).
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/41/PBI/2016 tanggal 29 November 2016
tentang Bilyet Giro, dan/atau perubahannya yang berlaku (PBI Bilyet Giro).
5. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/13/DASP tanggal 19 Juni 20017
sebagaimana diubah terakhir dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
18/39/DPSP tanggal 28 Desember 2016 perihal Daftar Hitam Nasional Penarik
Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, dan/atau perubahannya yang berlaku (SEBI
Bilyet Giro)
6. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/7/DPSP tanggal 2 Mei 2016 sebagaimana
diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/40/DPSP tanggal 30
Desember 2016 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal
oleh Bank Indonesia, dan/atau perubahannya yang berlaku (SEBI SKNBI).
7. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/32/DPSP tanggal 7 Desember 2016
perihal Bilyet Giro, dan/atau perubahannya yang berlaku (SEBI Bilyet Giro).

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 59 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

B. Buku Referensi

1. -

C. Majalah atau Buletin

1. –

D. Referensi Lainnya

1. -

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 60 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Kalkulator
2. Printer
3.
4.
5.

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Formulir Transaksi
3. Kertas HVS A4
4. Tinta printer
5. Alat Tulis Kantor (ATK)

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 61 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

LAMPIRAN 1

DAFTAR ISTILAH

No. Istilah Pengertian Sumber

1. Bank Bank umum sebagaimana dimaksud dalam PBI DHN


undang-undang yang mengatur mengenai No.18/43/PBI/2016
perbankan termasuk kantor cabang dari
bank yang berkedudukan di luar negeri dan
bank umum syariah termasuk unit usaha
syariah sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan syariah.

2. Bank Penerima Bank yang menatausahakan rekening PBI Bilyet Giro


Penerima. No.18/41/PBI/2016

3. Bank Penagih Bank yang menerima Cek dan/atau Bilyet PBI DHN
Giro dan melakukan penagihan kepada No.18/43/PBI/2016
Bank Tertarik melalui Kliring

4. Bank Tertarik Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk PBI DHN
melakukan pembayaran atau No.18/43/PBI/2016
pemindahbukuan sejumlah Dana dengan
menggunakan Cek dan/atau Bilyet Giro

5. Bilyet Giro Surat perintah dari Penarik kepada Bank PBI Bilyet Giro
Tertarik untuk melakukan pemindahbukuan No.18/41/PBI/2016
sejumlah dana kepada rekening Penerima.

6. Cek Surat perintah tidak bersyarat dari Nasabah KUHD


kepada bank penyimpan dana untuk
membayar suatu jumlah tertentu pada saat
diunjukkan.

7. Cek Atas Nama Cek yang mencantumkan nama penerima KUHD


dana. Bank Tertarik akan melakukan
pembayaran hanya kepada nama yang
tertera pada Cek tersebut

8. Cek Atas Unjuk Cek yang tidak mencantumkan nama KUHD


penerima dana. Bank Tertarik akan
melakukan pembayaran kepada siapa saja
yang membawa Cek tersebut.

9. Cek Silang Cek yang digunakan untuk membatasi KUHD


orang-orang dan/atau bank tertentu yang
dapat menerima pembayaran atas Cek
tersebut dengan menyilang Cek.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 62 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

No. Istilah Pengertian Sumber

10. Cek Silang Cek yang di antara garis silangnya tidak KUHD
Umum dimuat suatu petunjuk atau dicantumkan
tulisan apapun.

11. Cek Silang Cek yang di antara garis silangnya dimuat KUHD
Khusus atau dicantumkan nama suatu Bank.

12. Cek dan/atau Cek dan/atau Bilyet Giro yang ditolak PBI DHN
Bilyet Giro pembayaran atau pemindahbukuannya oleh No.18/43/PBI/2016
Kosong Bank Tertarik dengan alasan penolakan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Bank Indonesia.

13. Daftar Hitam Daftar yang dibuat dan ditetapkan oleh PBI DHN
Individual Bank Bank yang mencantumkan data Penarik Cek No.18/43/PBI/2016
(DHIB) dan/atau Bilyet Giro Kosong.

14. Daftar Hitam Informasi mengenai data Penarik Cek PBI DHN
Nasional (DHN) dan/atau Bilyet Giro Kosong, yang No.18/43/PBI/2016
dikompilasi oleh Bank Indonesia sesuai
dengan DHIB yang disampaikan oleh
KPDHN.

15. Dana Saldo efektif pada Rekening Giro atau PBI DHN
Rekening Khusus Penarik, termasuk fasilitas No.18/43/PBI/2016
cerukan dari Bank Tertarik.

16. Data Keuangan Data keuangan dalam format elektronik PBI SKNBI
Elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan
No.18/5/PBI/2016
dalam penyelenggaraan SKNBI.

17. Kantor Cabang Kantor cabang yang melakukan kegiatan PBI DHN
Syariah usaha berdasarkan prinsip syariah dari bank No.18/43/PBI/2016
umum konvensional.

18. Kantor Kantor yang ditetapkan oleh Bank Tertarik PBI DHN
Pengelola untuk mengelola daftar hitam untuk seluruh No.18/43/PBI/2016
Daftar Hitam kantor Bank yang bersangkutan secara
Nasional nasional.
(KPDHN)

19. Keadaan Suatu keadaan yang terjadi diluar PBI DHN


Darurat kekuasaan Pemilik Rekening yang No.18/43/PBI/2016
diakibatkan oleh tetapi tidak terbatas pada
kebakaran, kerusuhan massa, sabotase,
serta bencana alam seperti gempa bumi
dan banjir yang dinyatakan oleh pihak
penguasa atau pejabat yang berwenang
setempat, termasuk Bank Indonesia.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 63 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

No. Istilah Pengertian Sumber

20. Kliring Proses perhitungan atas tagihan sejumlah PBI DHN


dana yang dilakukan antar peserta Sistem No.18/43/PBI/2016
Kliring Nasional Bank Indonesia dalam
layanan kliring warkat debit dari satu
pengirim tagihan kepada satu penerima
tagihan yang disertai dengan fisik warkat
debit

21. Nasabah Pihak yang menggunakan jasa Bank, PBI DHN


termasuk pihak yang tidak memiliki No.18/43/PBI/2016
rekening namun memanfaatkan jasa Bank
untuk melakukan transaksi keuangan

22. Pemegang a. Nasabah pemegang Cek yang PBI DHN


memperoleh pembayaran atau No.18/43/PBI/2016
pemindahbukuan Dana; atau
b. Nasabah penerima Bilyet Giro yang
memperoleh pemindahbukuan Dana,
dari Bank Tertarik sebagaimana
diperintahkan oleh Penarik kepada Bank
Tertarik.

23. Pemilik Orang atau badan yang memiliki Rekening PBI DHN
Rekening Giro atau memiliki fasilitas Rekening Khusus No.18/43/PBI/2016
pada Bank.

24. Penarik Pemilik Rekening yang menerbitkan Cek PBI DHN


dan/atau Bilyet Giro. No.18/43/PBI/2016

25. Penerima Pemilik rekening yang disebutkan namanya PBI Bilyet Giro
dalam Bilyet Giro untuk menerima sejumlah No.18/41/PBI/2016
dana.

26. Penarikan Setiap kegiatan penerbitan Cek dan/atau PBI DHN


Bilyet Giro oleh Penarik. No.18/43/PBI/2016

27. Pengunjukan Penyerahan Cek dan/atau Bilyet Giro oleh PBI DHN
Pemegang kepada Bank Tertarik baik No.18/43/PBI/2016
melalui Kliring oleh Bank Penagih maupun
melalui loket Bank Tertarik (over the
counter)

28. Perjanjian Dokumen tertulis dalam rangka pembukaan PBI DHN


Pembukaan Rekening Giro yang mendasari hubungan No.18/43/PBI/2016
Rekening Giro hukum antara Bank dengan Pemilik
Rekening

29. Pembekuan Hak Pembekuan hal penggunaan Cek dan/atau SEBI DHN
Penggunaan Bilyet Giro pemilik rekening karena No.9/13/DASP

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 64 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

No. Istilah Pengertian Sumber


Cek/Bilyet Giro melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet
Giro Kosong yang memenuhi kriteria Daftar
Hitam Nasional yaitu:
a. sebanyak 3 (tiga) lembar atau lebih
dengan nilai nominal masing-masing di
bawah 500juta rupiah pada bank
tertarik yang sama dalam jangka waktu
6 (enam) bulan; atau
b. sebanyak 1 (satu) lembar dengan nilai
nominal 500juta rupiah atau lebih

30. Rekening Giro Rekening Giro Rupiah yang dananya dapat PBI DHN
ditarik setiap saat dengan menggunakan No.18/43/PBI/2016
Cek dan/atau Bilyet Giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan.

31. Rekening Giro Rekening Giro yang dimiliki oleh lebih dari PBI DHN
Gabungan (joint satu Pemilik Rekening, yang dapat terdiri No.18/43/PBI/2016
account) atas gabungan badan dan/atau perorangan.

32. Rekening Rekening yang khusus dibuka dan PBI DHN


Khusus disediakan oleh Bank Tertarik bagi Penarik No.18/43/PBI/2016
yang memiliki Rekening Giro yang telah
ditutup atas permintaan sendiri atau karena
dikenai sanksi berupa pencantuman
identitas Pemilik Rekening dalam DHN yang
berlaku, dan hanya dapat digunakan untuk
menampung Dana guna memenuhi
kewajiban pembayaran atau
pemindahbukuan atas Cek dan/atau Bilyet
Giro yang masih beredar.

33. Sistem Sistem informasi yang digunakan oleh Bank SEBI DHN
Informasi Indonesia untuk menatausahakan Daftar No.9/13/DASP
Daftar Hitam Hitam Nasional
Nasional

34. Sistem Kliring Infrastruktur yang digunakan oleh Bank PBI SKNBI
Nasional Bank Indonesia dalam penyelenggaraan transfer
No.18/5/PBI/2016
Indonesia dana dan kliring berjadwal untuk
memproses Data Keuangan Elektronik pada
Layanan Transfer Dana, Layanan Kliring
Warkat Debit, Layanan Pembayaran
Regular, dan Layanan Penagihan Regular.

35. Tanggal Tanggal yang tercantum pada Cek atau PBI Bilyet Giro
Penarikan Bilyet Giro dan merupakan tanggal
No.18/41/PBI/2016
diterbitkannya Cek atau Bilyet Giro

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 65 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

No. Istilah Pengertian Sumber

36. Tenggang Jangka waktu selama 70 (tujuh puluh) hari PBI DHN
Waktu sejak Tanggal Penarikan Cek atau Bilyet No.18/43/PBI/2016
Pengunjukan Giro

37. Tanggal Efektif Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro PBI DHN
dan merupakan tanggal mulai berlakunya No.18/43/PBI/2016
perintah pemindahbukuan

38. Tenggang Jangka waktu yang disediakan oleh Penarik PBI DHN
Waktu Efektif kepada Penerima untuk meminta No.18/43/PBI/2016
pelaksanaan perintah dalam Bilyet Giro
kepada Bank Tertarik

39. Unit Usaha Unit kerja dari kantor pusat bank umum PBI DHN
Syariah konvensional yang berfungsi sebagai kantor No.18/43/PBI/2016
induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 66 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

Lampiran 2

DAFTAR SINGKATAN

No. Singkatan Penjelasan

1. DKE Data Keuangan Elektronik

2. DHIB Daftar Hitam Individual Bank

3. DHN Daftar Hitam Nasional

4. KPDHN Kantor Pengelola Daftar Hitam Nasional

5 PPDS Perusahaan Pencetakan Dokumen Sekuriti

6. MICR Magnetic Ink Character Recognitoin

7. SIDHN Sistem Informasi Daftar Hitam Nasional

8. SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

9. SKP Surat Keterangan Penolakan

10. SP I Surat Peringatan I

11. SP II Surat Peringatan II

12. SPP Surat Pemberitahuan Pembekuan Penggunaan Cek


dan/atau Bilyet Giro

13. SPPR Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 67 dari 68
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Pengelolaan Transfer Dana K.64SPP01.003.1

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PERWAKILAN LEMBAGA/ASOSIASI

1. Jultarda Hutagalung Bank Indonesia


2. Yulia Rosdiati Bank Indonesia
3. Vitri Vidia Bank Indonesia
4. Santi Permatasari Bank Indonesia
5. Eko Budi Prayitno Bank Indonesia
6. Siti Rochmawati Bank Indonesia
7. Enjelina Intan Primadewi Bank Indonesia
8. Leinnia Fawaqa Bank Indonesia
9. Tony Fernando Pasaribu Bank Indonesia
10. Arlinda Sukma Dewi Bank Indonesia
11. Sunandar Suryajaya Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia
12. Hari Widodo Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia
13. Budi Rahayu Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia
14. Emmylia Soesanti Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia
15. Wita Hanayori Asosiasi Bank Syariah Indonesia
Perhimpunan Bank-Bank Internasional
16. Yurike Adrianita
Indonesia
17. Than Thandy Anthony Perhimpunan Bank Nasional
Forum Komunikasi Direktur Operasional
18. Mutia Suryani
Perbankan
Forum Komunikasi Direktur Operasional
19. Dwiyani Dyah S.
Perbankan
Forum Komunikasi Direktur Operasional
20. Dian Anggrini
Perbankan

Judul Modul : Menatausahakan Penggunaan Cek atau Bilyet Giro


Buku Informasi Versi : 2019 Halaman: 68 dari 68

Anda mungkin juga menyukai