Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah komputer kontrol 1 dan Lab
Semester IV
DISUSUN OLEH :
Shaffa
(062040342200)
Kelas 4 ELB
DOSEN PEMBIMBING :
Dosen pengampu : Ekawati Prihatini, ST.,MT.
Bab I : Pendahuluan
1.3 Tujuan 1
Bab II : Pembahasan
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 9
Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah hak yang berkenaan dengan kekayaan yang timbul
karena kemampuan intelektual manusia. Kemampuan tersebut dapat berupa karya dibidang
teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.Konsepsi mengenai hak kekayaan intelektual
didasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah dihasilkan manusia
memerlukan pengorbana tenaga, waktu, dan biaya. Dengan adanya pengorbanan tersebut
menjadikan karya yang telah dihasilkan memiliki nilai ekonomi karena manfaat yang dapat
dinikmati.Secara garis besar ruang lingkup hak kekayaan intelektual dibagi menjadi dua, yaitu
hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta terdiri dari ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.
Hak kekayaan industri terdiri dari paten, merek, desain industri, desain tata letak sirkuit
terpadu, rahasia dagang, dan perlindungan varietas tanaman.
1.3 TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah hak ekslusif untuk pihak yang pembuat atau
pencipta karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dihasilkan berdasarkan
inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi ketrampilan atau keahlian yang diwujudkan dalam
bentuk nyata.”
Mudahnya, HKI diartikan sebagai hak untuk menikmati secara ekonomis hasil kreativitas
intelektual dari pembuatnya. Objek HKI adalah setiap karya yang dihasilkan oleh
kemampuan intelektual manusia meliputi ilmu pengetahuan, seni, sastra yang muncul dari
inspirasi, pikiran, dan keahlian. HKI berfungsi sebagai payung hukum atas karya atau ciptaan
yang memberikan hak eksklusif (pengembangan, penggunaan atau untuk menerima
keuntungan atas ciptaan).
Pengertian tentang HAKI juga disampaikan oleh sejumlah ahli, berikut beberapa
diantaranya:
a. Marzuki
Pendapat pertama disampaikan oleh Marzuki yang menjelaskan bahwa HAKI adalah suatu
hak yang timbul dari karya intelektual seseorang yang mendatangkan keuntungan materil.
Keuntungan materil ini adalah keuntungan ekonomi berupa uang, sehingga penemu bisa
mendapatkan hasil dari temuannya untuk kesejahteraan hidupnya. Supaya keuntungan ini
didapatkan maka penemu perlu mendaftarkan HAKI untuk temuannya.
HaKI pada awalnya disingkat dengan istilah HAKI (Hak Kekayaan atas intelektual) namun
telah berganti menjadi HKI (tanpa atas). Hal tersebut mengacu Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Perundang-undangan RI Nomor M.03.PR.07.10 Tahun 2000 dan Persetujuan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara).
2
2.2 Contoh Hak Kekayaan Intelektual (HaKI)
Hak Cipta, merupakan hak eksklusif yang diberikan kepada seorang pencipta terhadap
suatu karya. Contohnya adalah Hak Cipta terhadap lukisan, lagu, buku, film, dan lain-
lain. Hak Merek, merupakan hak atas sebuah merek dan logo dari penemunya.
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paten (patent)
Desain industri (industrial design)
Merek (trademark)
Penanggulangan praktik persaingan curang (repression of unfair competition)
Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit)
Rahasia dagang (trade secret)
Pertanyaannya yang sering didengar, mengapa kita perlu mendaftarkan karya kita ke
HAKI? Tentu ada banyak keuntungan ketika Anda dapat mematenkan karya Anda.
Diantaranya sebagai berikut:
Jika Anda mendaftarkan suatu karya ke HAKI, maka secara otomatis Anda dan karya
tersebut akan mendapat perlindungan hukum. Anda sebagai pemilik karya tentunya lebih
leluasa dalam memanfaatkan nilai ekonomis dari karya cipta tadi tanpa takut menyalahi
hukum.
3
2. Sebagai Bentuk Antisipasi Pelanggaran HAKI
Pendaftaran hak cipta ke HAKI juga membuat Anda memiliki landasan yang kuat untuk
melawan orang-orang yang menggunakan karya Anda secara ilegal. Dengan begini maka
pihak lain bisa lebih berhati-hati untuk tidak mencomot karya orang lain.
Hal ini secara tidak langsung akan membuat perusahaan saling berlomba untuk
menghasilkan karya terbaik
Anda harus ingat, sistem pendaftaran hak kekayaan intelektual ini hanya diberikan pada
pihak pertama yang mendaftar ke Direktorat Jenderal HAKI.
Jadi, selagi produk Anda masih baru dan memiliki potensi yang bagus maka harus segera
didaftarkan.
Pendaftaran sejak awal ini juga bisa membuat Anda memiliki hak monopoli untuk
melarang pihak lain menggunakan HAKI Anda tanpa izin.
Setelah memahami pengertian HAKI, maka perlu juga memahami unsur yang terdapat di
dalam HAKI, salah satunya yakni simbol-simbol yang berkaitan dengan HAKI.
Semua karya yang sudah terdaftar HAKI-nya memiliki simbol-simbol khusus. Simbol-
simbol ini bisa Anda lihat dengan mudah di dekat nama produk yang ada di pasaran. Apa
saja simbol-simbol tersebut?
1. TM (Trade Mark)
Simbol pertama adalah TM yang menjadi tanda untuk merek dagang. Jika Anda melihat
simbol ini maka artinya produk atau merek tersebut sedang dalam proses perpanjangan
masa HAKI ataupun proses pengajuan kepemilikan.
2. SM (Service Mark)
4
Simbol ini merupakan simbol dari kepemilikan HAKI yang digunakan untuk menandai
suara-suara tertentu. Contohnya adalah beberapa suara unik yang terdapat dalam suatu
film. Suara unik ini tidak bisa digunakan di film lain tanpa seizin pemiliknya.
3. R (Registered Mark)
Jika suatu produk atau merek memiliki tanda ini maka artinya mereka sudah terdaftar
HAKI-nya.
4. C (Copyright)
Simbol terakhir ini menunjukkan kepemilikan hak cipta atau biasa disebut copyright. Jadi,
siapapun yang ingin melakukan pempublikasian terhadap karya ini harus mencantumkan
nama pemilik hak cipta.
Meski memiliki banyak keuntungan, namun mendapatkan HAKI ini tidaklah mudah. Anda
harus mengurusnya melalui pemerintah terkait. Untuk itu berikut adalah persyaratan awal
yang harus Anda persiapkan sebelum mendaftarkan HAKI.
berikut ini adalah beberapa persyaratan dokumen yang perlu disiapkan guna mendaftar hak
cipta.
5
1. Formulir Permohonan
Langkah pertama yaitu mengisi formulir pendaftaran ciptaan yang telah disediakan dalam
bahasa Indonesia dan diketik rangkap tiga. Lembar pertama dari formulir tersebut
ditandatangani di atas materai Rp6.000,00.
Surat permohonan pendaftaran ciptaan hanya dapat diajukan untuk satu ciptaan
Melampirkan bukti kewarganegaraan pencipta dan pemegang Hak Cipta berupa fotokopi
KTP atau paspor
Apabila permohonan badan hukum, maka pada surat permohonannya harus dilampirkan
turunan resmi akta pendirian badan hukum tersebut
Melampirkan surat kuasa, bila mana permohonan tersebut diajukan oleh seorang kuasa,
beserta bukti kewarganegaraan kuasa tersebut
Apabila pemohon tidak bertempat tinggal di dalam Wilayah RI, maka untuk keperluan
permohonan pendaftaran ciptaan ia harus memiliki tempat tinggal dan menunjuk seorang
kuasa di dalam wilayah RI
Apabila permohonan pendaftaran ciptaan diajukan atas nama lebih dari seorang dan atau
suatu badan hukum, maka nama-nama pemohon harus ditulis semuanya, dengan
menetapkan satu alamat pemohon
Apabila ciptaan tersebut telah dipindahkan, agar melampirkan bukti pemindahan hak
Melampirkan contoh ciptaan yang dimohonkan pendaftarannya atau penggantinya
Biaya HAKI
Sayangnya untuk mendapatkan hak cipta intelektual ini, kita memang harus mengeluarkan
sejumlah uang sebagai jasa pengurusan. Biaya pendaftaran merek berdasarkan PP No. 28
Tahun 2019 dapat dilihat pada laman dgip.go.id.Dilansir dari https://www.dgip.go.id/menu-
utama/hak-cipta/formulir-dan-format-surat, untuk sekali permohonan dikenai biaya Rp
200.000/permohonan.
Siapapun berhak mengajukan permohonan atau mendaftarkan HAKI. Hak eksklusif yang
diberikan negara kepada individu pelaku HAKI (inventor, pencipta, pendesain, dan
sebagainya) tidak lain dimaksud sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)nya dan
agar orang lain terangsang untuk lebih lanjut mengembangkan lagi, sehingga dengan
sistem HAKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar.
Di samping itu, sistem HAKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas
bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya
lain yang sama dapat dihindarkan/dicegah.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Hak Kekayaan Intelektual itu adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda yang
bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan rasio
manusia yang menalar. Hasil kerjanya itu berupa benda immateriil. Benda tidak
berwujud. HAKI dapat dijadikan objek benda wakaf karena secara hukum
dianggap benda bergerak (yang tidak berwujud) dan melihat manfaatnya dari
aspek ekonomi yang dihasilkan sangat besar. Dan benda wakaf HAKI memiliki
daya tahan yang lama karena yang dijadikan objek wakaf adalah hak dari benda
hasil ciptaannya. Wakaf yang berkaitan dengan HAKI tersebut pada dasarya
mencakup wakaf: hak cipta, hak merek, hak paten, hak desain industri, hak
rahasia dagang, hak desain tata letak sirkuit terpadu, dan hak perlindungan varietas
tanaman.
- Hak Atas Kekayaan Intelektual dipandang sebagai salah satu huquq maliyyah (hak
kekayaan) yang mendapat perlindungan hukum (mashun) sebagaimana mal (kekayaan).
HAKI yang mendapat perlindungan hukum Islam tersebut adalah HAKI yang tidak
bertentangan dengan hukum Islam. Dikalangan fuqaha, definisi wakaf yang mereka
kemukakan itu berpegang kepada prinsip bahwa benda yang di wakafkan itu pada
hakikatnya adalah pengekalan manfaat benda itu. Asas kemanfaatan HAKI yang dapat
memberikan keuntungan ekonomis berupa bentuk pembayaran royalty dan
technical fee, menjadi landasan yang paling relevan dengan keberadaan benda itu
sendiri sebagai harta benda wakaf. Lebih-lebih ibadah wakaf oleh para ulama
dikategorikan sebagai amal ibadah shadaqah jariyah yang memiliki pahala yang
terus mengalir walaupun yang melakukan telah meninggal dunia. Tentu saja, dalam
pandangan yang paling sederhanapun, bahwa kontinyuitas pahala yang dimaksud
karena terkait dengan aspek kemanfaatan yang bisa diambil secara
berkesinambungan oleh pihak kebajikan (kepentingan masyarakat banyak). Oleh
karena itu, ulama dan ijtihadnya telah membolehkan wakaf tersebut selama tidak
bertentangan dengan nilai syariah, yang kemudian diakomodasikan dalam peraturan
perundang-undangan.
8
3.2 saran
9
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/71035/3/BAB%20I.pdf
https://legal2us.com/1986-2/
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-haki/
https://indonesiabaik.id/infografis/langkah-langkah-mengurus-hak-cipta
10