Anda di halaman 1dari 29

Proposal Tugas Akhir

MONITORING DAN KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN


RUANG PENYIMPANAN OBAT BERBASIS ANDROID
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akhir


Program Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang

Disusun oleh :

Hanif Nur Azizah 3.33.17.0.08


Putri Desi Agustina 3.33.17.0.16

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
Proposal Tugas Akhir

MONITORING DAN KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN


RUANG PENYIMPANAN OBAT BERBASIS ANDROID
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akhir


Program Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang

Disusun oleh :

Hanif Nur Azizah 3.33.17.0.08


Putri Desi Agustina 3.33.17.0.16

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul Tugas Akhir : Monitoring Dan Kontrol Suhu Dan Kelembaban


Ruang Penyimpanan Obat Berbasis Android di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta
2. Pelaksana I
a. Nama : Hanif Nur Azizah
b. NIM : 3.33.17.0.08
c. Program Studi : D3 Teknik Telekomunikasi
d. Jurusan : Teknik Elektro
Pelaksana II
e. Nama : Putri Desi Agustina
f. NIM : 3.33.17.0.16
g. Program Studi : D3 Teknik Telekomunikasi
h. Jurusan : Teknik Elektro
3. Pembimbing
a. Pembimbing I : Sindung Hadwi W S, BSEE., M.Eng.Sc.
b. Pembimbing II : Ir. Slamet Widodo, M.Eng.
Semarang, 23 Maret 2020

Pelaksana I Pelaksana II

Hanif Nur Azizah Putri Desi Agustina


NIM. 3.33.17.0.08 NIM. 3.33.17.0.16

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Sindung Hadwi W S, BSEE., M.Eng.Sc. Ir. Slamet Widodo, M.Eng.


NIP. 196301251991031001 NIP. 196005101984031001

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi

Helmy, S.T., M.Eng.


NIP. 197908102006041001
I. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu komoditas sumber pendapatan terbesar
dari rumah sakit. Penyimpanan menjadi salah satu kegiatan dalam
pengelolaan barang atau obat. Memelihara penyimpanan komoditas
kesehatan seperti obat dan alat-alat kesehatan dengan baik dan benar
sangatlah vital guna menjamin kualitasnya. Oleh karena itu
pengelolaannya harus selalu diperhatikan. Sebagian besar obat merupakan
perbekalan kesehatan seperti obat yang membutuhkan perlakuan yang
khusus dalam penyimpanannya dan juga merupakan barang yang cukup
mahal.

Pengelolaan komoditas kesehatan yang benar, tertib dan rapi dapat


mempermudah proses-proses lain dalam drug management cycle karena
semua itu saling berkaitan. Pengelolaan penyimpanan yang tidak baik
dapat menyebabkan kerusakan obat sehingga menghambat pelayanan obat
yang maksimal dan menurunkan kualitas pelayanan terkait dengan
kepuasan pasien dan kepercayaan tenaga kesehatan yang lain.

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di


rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Menurut
Kepmenkes Nomor 1197/Menkes Th.2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit, Pengelolaan perbekalan farmasi adalah suatu proses
yang merupakan siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan
bagi kegiatan pelayanan.

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan


memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada
tempat yang aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
mutu obat.  Kegiatan penyimpanan menjamin keutuhan fisik dan
keamanan obat atau alkes serta kemasan sampai  diserahkan kepada
pengguna. Selain itu tujuan dari pengelolaan penyimpanan adalah untuk
menjamin persediaan  obat dan alat kesehatan, meminimalkan kadaluarsa
dan kerusakan, untuk mengontrol pencurian, untuk menyediakan catatan
persediaan yang akurat, dan untuk meramalkan kebutuhan.

Tata ruang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


efisiensi dan efektifitas kegiatan-kegiatan dalam pelayanan perbekalan
farmasi. Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi
temperatur, sinar atau cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk
menjamin mutu produk dan keamanan petugas.

Ruang penyimpanan terbagi menjadi beberapa kategori yaitu :


1. Suhu kamar (>25oC), seperti sediaan padat atau oral dan alkes.
2. Suhu sejuk (15o – 25oC), pada ruangan AC seperti beberapa sediaan
injeksi, tetes mata, tetes telinga, salep mata.
3. Suhu dingin (2o – 8oC), pada almari pendingin seperti obat sitotoksik,
sediaan suppositoria, insulin dan serum.
4. Suhu cool box (8-15°C), pada obat-obat tertentu seperti propiretik
suppositoria.

Kebanyakan orang biasa mengecek tanggal kadaluwarsa terlebih


dahulu sebelum meminum obat, namun jarang yang memperhatikan
kondisi obat dengan sangat jeli. Padahal proses penyimpanan yang salah
juga dapat merusak kualitas obat, seperti terpapar perubahan suhu yang
ekstrem."Produsen farmasi merekomendasikan sebagian besar produk
harus disimpan pada suhu ruangan yang terkontrol, antara 68-77°F (20-
25°C)," ujar Skye McKennon, asisten klinik profesor di University of
Washington School of Pharmacy, seperti dikutip dari The New York Times,
Kamis (18/8/2011).

"Bila lokasi penyimpanan (obat) terkena paparan panas dan dingin


sehingga menyebabkan obat-obatan dapat berubah secara fisik, maka
berpotensi kehilangan (khasiat) atau bahkan mengancam kesehatan bagi
yang mengonsumsinya," kata Dr. McKennon. Suhu 20-25°C adalah
rentang suhu dimana produsen menjamin keutuhan dan kualitas produk
obat.
Untuk pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit
jantung, obat yang rusak sangat berbahaya, seperti insulin atau
nitrogliserin yang rusak dapat mengancam jiwa. Penyimpanan obat harus
menjadi perhatian khusus mengingat obat memiliki stabilitas pada suhu
tertentu.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibangun sebuah sistem


monitoring dan kontrol ruang penyimpanan obat berbasis IoT (Internet of
Things). Sistem tersebut dapat mendeteksi dan mengendalikan suhu dan
kelembaban ruangan menggunakan sensor, dimana data yang diterima dari
sensor dikirim melalui beberapa node yang terhubung dengan internet.
Kondisi suhu dan kelembaban ruangan ditampilkan pada smartphone yang
juga dapat mengirimkan perintah kontrol air conditioner sebagai media
pengendali suhu dan kelembaban ruangan.

II. Perumusan Masalah


1. Bagaimana cara sistem berjalan untuk memantau dan mengendalikan
suhu serta kelembaban ruangan penyimpanan obat RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta menggunakan android?
2. Bagaimana hasil output data sensor pada sistem monitoring dan
kontrol suhu serta kelembaban ruang penyimpanan obat RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta?
III. Tinjauan Pustaka

Pada penyusunan proposal tugas akhir yang berjudul “Monitoring


Dan Kontrol Suhu Dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Obat Berbasis
Android di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Beberapa jurnal yang
dijadikan sebagai referensi penyusunan proposal tugas akhir ini.

Referensi pertama adalah, jurnal dengan judul “Analisis Data


Sensor Pada Sistem Monitoring Dan Kontrol Suhu Dan Kelembaban
Ruang Penyimpanan Benih Kedelai Berbasis Android Menggunakan
NodeMCU” yang disusun oleh Intan Desika Putri, Politeknik Negeri
Semarang, 2018. Alat ini menggunakan tiga tipe sensor suhu dan
kelembaban yaitu DHT11, DHT22 dan SHT30 serta sebuah
mikrokontroler yaitu NodeMCU. Input data suhu dan kelembaban dari
sensor akan disimpan pada database. Kemudian hasil output data dapat
dilihat pada device android.

Referensi kedua adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang “Persyaratan Teknis Bangunan
Dan Prasarana Rumah Sakit” oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan tersebut menjelaskan suhu ideal untuk ruang penyimpanan obat
yaitu antara 15oC-25oC dengan tingkat Kelembaban relatif 50-60%.
Diperhatikan pula kebersihan dan sirkulasi udara pada ruangan
penyimpanan.

IV. Batasan Masalah


1. Ruang penyimpanan obat yang digunakan dalam pengujian adalah
ruang penyimpanan obat untuk kategori suhu sejuk pada ruangan AC.
2. Tidak meneliti secara lebih lanjut mengenai kualitas obat.
3. Mendeteksi suhu dan kelembaban ruang penyimpanan obat RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta dengan menggunakan sensor suhu DHT11,
SHT30, dan DHT22 yang terhubung dengan NodeMCU ESP8266
sebagai node sensor.
4. Pengujian kontrol suhu dan kelembaban ruangan dilakukan
menggunakan AC untuk fungsi power on/off dan temperature
up/down.

V. Tujuan dan Manfaat


Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini, diantaranya adalah :
1. Menghasilkan sistem pemantauan dan kontrol suhu serta kelembaban
pada ruang penyimpanan obat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan
memanfaatkan smartphone android.
2. Membandingkan dan menganalisis output data dari sensor DHT11,
SHT30, dan DHT22 untuk mengukur keakuratan sensor dari output
data yang dihasilkan.

Selain mempunyai tujuan, proyek akhir yang disusun ini juga


mempunyai manfaat sehingga penulisan ini mempunyai arah. Adapun
manfaat yang diharapkan dalam penulisan proyek akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat sistem monitoring dan kontrol suhu serta kelembaban ruang
penyimpanan obat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang lebih efektif
dan efisien.
2. Mengetahui kegunaan sensor DHT11, SHT30, dan DHT22 serta output
data dari sensor yang digunakan untuk monitoring dan kontrol suhu
serta kelembaban ruangan.
3. Membantu dalam menjaga suhu dan kelembaban ruang yang ideal
untuk penyimpanan obat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan
mempermudah mendapatkan data dari alat monitoring.
4. Menyediakan data pembacaan dari node sensor yang dapat digunakan
untuk dilakukan analisis kondisi rata-rata suhu ruangan.
VI. Metodelogi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini,


sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Dilakukan proses pembelajaran, pendalaman teori dan konsep dari
teknologi yang akan digunakan, serta pengumpulan literatur-literatur
berupa buku-buku yang menjadi referensi, artikel-artikel ilmiah, dan
jurnal-jurnal yang digunakan untuk mendukung dalam penyusunan
Tugas Akhir.
2. Observasi
Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan observasi dan survei terlebih
dahulu mengenai tempat mana yang akan digunakan sebagai sample
ruangan.
3. Desain dan Perancangan Sistem
Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perancangan sistem sebelum
pemasangan alat pada ruangan meliputi persiapan alat dan bahan,
pengukuran luas ruangan sehingga dapat diketahui jumlah sistem yang
diperlukan.
4. Pengimplementasian
Pada tahap ini pemasangan sensor yang telah dirancang
diimplementasikan di ruang penyimpanan obat RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta dengan melakukan pengujian terlebih dahulu di lab timur
Politeknik Negeri Semarang. Sensor merekam data dengan akurat dan
dapat terintegrasi dengan perangkat transceiver dengan baik.
5. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan dengan pengujian node yang akan
dikoneksikan menuju internet. Pengujian sistem akan dilakukan secara
berkala dengan penambahan komponen yang membentuk node sensor
secara bertahap.
6. Pengambilan Data
Pengambilan data dapat dilakukan apabila pengujian sistem sudah
berjalan dan disempurnakan sehingga data yang dihasilkan dari sistem
merupakan data yang valid. Jika terdapat kekurangan ataupun
kesalahan dapat diperbaiki demi kelayakan keberhasilan aplikasi sesuai
dengan tujuan pembuatan tugas akhir ini.
7. Penyusunan Buku Tugas Akhir
Pada tahap ini dilakukan untuk pembuatan laporan dari semua
dasar teori dan metode yang digunakan serta hasil-hasil yang diperoleh
selama pengerjaan tugas akhir.

VII. Dasar Teori

1. Node Sensor
1.1 Mikrokontroler NodeMCU ESP8266

NodeMCU ESP8266 adalah sebuah mikrokontroler yang


diproduksi oleh Espressif dan banyak digunakan dalam pembuatan
sistem IoT (Internet of Things). Pengembangan board ini didasarkan
pada modul Wifi ESP8266, yang kemudian dapat mengintegrasikan
GPIO (General Purpose Input Output), PWM (Pulse Width
Modulation), I2C, 1-Wire dan ADC (Analog to Digital Converter)
semua dalam satu board. Bentuk fisik dari NodeMCU ESP8266
ditunjukkan pada gambar 7.1.

Gambar 7.1 NodeMCU ESP8266


( Sumber: www.NodeMCU.com )
Board ini sudah dilengkapi dengan fitur dan firmware yang
bersifat open source. NodeMCU ESP8266 memiliki perbedaan
dengan Arduino, yaitu pada NodeMCU ESP8266 tidak perlu
memikirkan cara menghubungkan mikrokontroler ke internet karena
modul NodeMCU ESP8266 sudah memiliki built-in Wi-Fi, sehingga
pengguna cukup membuat program dengan menggunakan protokol
HTTP ataupun MQTT. Wireless yang digunakan adalah IEEE
802.11b/g/n dengan frekuensi 2,4 GHz. Modul NodeMCU ESP8266
memiliki tiga mode Wi-Fi yaitu sebagai station, access point dan
both (mode station dan access point secara bersamaan).

ESP8266 menggunakan standar tegangan JEDEC (tegangan


3,3V) untuk bisa berfungsi. Tidak seperti mikrokontroler AVR yang
sebagian besar board Arduino memiliki tegangan TTL 5 Volt.
NodeMCU masih dapat terhubung dengan 5V namun melalui port
micro USB atau pin Vin yang disediakan oleh board. Semua pin
pada ESP8266 tidak toleran terhadap masukan 5V, maka jangan
langsung mencatunya dengan tegangan TTL jika tidak ingin merusak
board. User bisa menggunakan Level Logic Converter untuk
mengubah tegangan ke nilai aman 3,3 Volt.

1.2 Sensor DHT11

Sensor suhu dan kelembaban DHT11 merupakan sensor


untuk mendeteksi objek suhu dan kelembaban pada 1 modul yang
memiliki output sinyal digital. DHT11 mendeteksi uap air dengan
mengukur hambatan listrik antara dua elektroda. Komponen
pengisap kelembaban adalah substrat yang menahan kelembaban
dengan elektroda yang diaplikasikan ke permukaan. Ketika uap air
diserap oleh substrat, ion dilepaskan oleh substrat yang
meningkatkan konduktivitas antara elektroda.

Perubahan resistansi antara dua elektroda sebanding dengan


kelembaban relatif. Kelembaban relatif yang lebih tinggi mengurangi
resistensi antara elektroda, sementara kelembaban relatif yang lebih
rendah meningkatkan resistensi antara elektroda.

Dalam sensor ini terdapat sebuah thermistor tipe NTC


(Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu, sebuah
sensor kelembaban tipe resistif, dan sebuah mikrokontroler 8-bit
yang mengolah kedua sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin
output dengan format single-wire bi-directional (kabel tunggal dua
arah). Sensor DHT11 bekerja dengan power supply DC sebesar 3,5-5
Volt dan arus 0,3 mA.

Gambar 7.2 Modul Sensor DHT11


(Sumber :https://thingsboard.io/docs/samples/NodeMCU/)

Terdapat dua macam tipe DHT11 yaitu dengan jumlah 3 pin


dan yang umumnya sudah berupa modul dengan jumlah 4 pin. Pada
sensor DHT11 yang berkaki 4, ada satu pin yang tidak digunakan
yaitu kaki NC. Modul DHT11 dengan 3 kaki yang ditunjukkan pada
gambar 7.2 lebih praktis digunakan karena telah dilengkapi 10K
Ohm pull-up yang diperlukan antara garis sinyal dan 5 Volt line
untuk memastikan level sinyal tetap tinggi secara default.

DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan


kelembaban udara dengan tingkat stabilitas yang baik. DHT11 ini
termasuk sensor yang memiliki kualitas baik, dinilai dari respon,
pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference.
Ukurannya yang kecil dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter
yang dapat mengukur suhu 0-50 °C dan kelembaban 20-90% RH
dalam bentuk interface digital.

1.3 Sensor DHT22

DHT22 adalah sensor suhu dan kelembaban relatif yang


menggunakan sensor kelembaban kapasitif dan thermistor untuk
mengukur udara di sekitarnya dan output sinyal digital pada pin data.
DHT22 berbentuk single chip sensor suhu dan kelembaban relatif
dengan multi modul sensor yang hasil output sensor telah dikalibrasi
secara digital. Bagian dalam terdapat kapasitas polimer sebagai
elemen untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah pita regangan
yang digunakan sebagai sensor suhu.

Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada


ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama.
Sensor DHT22 menghasilkan sinyal keluaran yang baik dengan
waktu respon yang cepat. DHT22 dikalibrasi dengan kelembaban
yang teliti menggunakan Hygrometer sebagai referensinya.
Koefisien kalibrasinya telah diprogramkan ke dalam memori.
Koefisien tersebut digunakan untuk mengkalibrasi keluaran dari
sensor selama proses pengukuran.

Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan


kelembaban adalah DHT22 dengan sumber tegangan 3,3-5 Volt dan
komunikasi bidirectional 2 wire. Sistem sensor ini mempunyai 1
jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan
pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-masing
pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah pengalamatan
oleh mikrokontroler. DHT22 memberikan keluaran data kelembaban
dan suhu pada pin data secara bergantian sesuai dengan clock yang
diberikan mikrokontroler agar sensor dapat bekerja.

Sensor DHT22 memiliki ADC (Analog to Digital Converter)


di dalamnya sehingga keluaran data DHT22 sudah terkonversi dalam
bentuk data digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam
pengolahan data pada mikrokontroler. Pin dari sensor DHT22 dapat
dilihat pada gambar 7.3.

Gambar 7.3 Sensor DHT22


(Sumber : https://cdn-shop.adafruit.com/970x728/385-
00.jpg)

Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit, sedangkan


untuk kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Ukurannya kecil
dengan berat sebesar 2 gram dengan transmisi sinyal hingga 20
meter, sensor ini dapat melakukan pengukuran pada suhu -40~80 ℃
dan kelembaban 0-100% RH .

1.4 Sensor SHT30

Sensor SHT30 merupakan keluarga sensirion dari sensor


kelembaban relatif dan suhu permukaan. Sensor seri SHT3x
merupakan pembaharuan standar dari versi sebelumnya dalam
penginderaan kelembaban dan suhu permukaan.

Sensor suhu dan kelembaban SHT30 menggabungkan


berbagai fungsi dan berbagai antarmuka (I2C, keluaran tegangan
analog) dengan rentang tegangan operasi yang luas (2,15-5,5 V).
SHT30 dibuat di atas chip CMOSens® yang telah dioptimalkan
sehingga memungkinkan peningkatan keandalan dan spesifikasi
akurasi. SHT30 menawarkan berbagai fitur baru, seperti pemrosesan
sinyal yang ditingkatkan dengan dua alamat I2C yang berbeda dan
dapat dipilih pengguna, serta kecepatan komunikasi hingga 1 MHz.
Sensor SHT30 memiliki pin SCL dan SDA seperti
ditunjukkan pada gambar 7.4 yang memiliki fungsi khusus. SCL
digunakan untuk mensinkronisasi komunikasi antara mikrokontroler
dan sensor. Pin SDA digunakan untuk mentransfer data ke dan dari
sensor. Line SCL dan SDA adalah saluran terbuka I/Os dengan
dioda untuk VDD dan VSS yang harus terhubung ke resistor pull-up.

Resistor pull-up (misalnya Rp = 10 kΩ) diperlukan untuk


menarik sinyal tinggi. Sensor ini dapat digunakan untuk mengukur
kelembaban 0-100% RH dan suhu 0-65 ℃.

Gambar 7.4 Modul Sensor SHT30


(Sumber : http://robophery.readthedocs.io/en/latest)

2. Relay

Relay adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk


memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang
satu dengan rangkaian elektronika lainnya. Pada dasarnya relay adalah
saklar yang bekerja dengan prinsip elektromagnet yang akan bekerja
apabila arus mengalir melalui kumparan yang dililitkan pada inti besi
dan akan menarik kontak yang ada di dalam relay.

Relay terdiri dari dua komponen utama yaitu coil dan contact.
Coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang
contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya bergantung pada
energi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh coil. Contact dari relay
pada umumnya memiliki tiga jenis konstruksi dasar yaitu:
1. Normally Open (NO) : kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi Open (terbuka)
2. Normally Close (NC) : kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi Close (tertutup)
3. Tukar-sambung (Change Over/CO): relay jenis ini mempunyai
kontak tengah yang normalnya tertutup tetapi akan melepaskan diri
dari posisi ini dan membuat kontak dengan yang lain bila relay
dialiri listrik.

Berdasarkan gambar 7.5, sebuah besi (iron core) yang dililit


oleh sebuah kumparan coil berfungsi untuk mengendalikan besi
(armature) tersebut. Apabila kumparan coil diberikan arus listrik,
maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik
armature untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru
(NO) sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik
di posisi barunya (NO).

Gambar 7.5 Komponen Relay


(Sumber : Handy Wicaksosno, 2015 )

Posisi dimana armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan


menjadi open atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
armature akan kembali lagi ke posisi awal (NC). Coil yang digunakan
oleh relay untuk menarik contact poin ke posisi close pada umumnya
hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Relay merupakan salah satu jenis dari saklar, maka istilah pole
dan throw yang dipakai dalam saklar juga berlaku pada relay. Pole
adalah banyaknya kontak (contact) yang dimiliki oleh sebuah relay,
sedangkan throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah
kontak (contact). Berdasarkan penggolongan jumlah pole dan throw
sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4
terminal, 2 terminal untuk saklar dan 2 terminal untuk coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki
5 terminal, 3 terminal untuk saklar dan 2 terminal untuk coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki
6 terminal, diantaranya 4 terminal yang terdiri dari 2 pasang
terminal saklar sedangkan 2 terminal lainnya untuk coil. Relay
DPST dapat dijadikan 2 saklar yang dikendalikan oleh 1 coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini
memiliki terminal sebanyak 8 terminal, diantaranya 6 terminal
yang merupakan 2 pasang relay SPDT yang dikendalikan oleh 1
(single) coil. Sedangkan 2 terminal lainnya untuk coil.

Relay memiliki beberapa fungsi yang telah umum


diaplikasikan ke dalam peralatan elektronika diantaranya adalah :
1. Relay digunakan untuk menjalankan fungsi logika (logic function).
2. Relay digunakan untuk memberikan fungsi penundaan waktu (time
delay function).
3. Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi
dengan bantuan dari sinyal tegangan rendah.
4. Relay yang berfungsi untuk melindungi motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat (short).

3. Air Conditioner

Air Conditioner (AC) adalah pengkondisi udara yang


merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin.
Bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan mengontrol uap air
yang dibutuhkan bagi tubuh. Sejalan dengan kebutuhan dan
perkembangannya, variasi aplikasi refrigerasi dari air conditioner
telah dilakukan dalam berbagai bidang seperti pada bidang industri,
AC mampu membantu meningkatkan efisiensi sistem dan juga mampu
menjadi solusi bagi proses-proses industri yang membutuhkan
temperatur rendah. Dalam bidang medis air conditioner meliputi
perawatan instrumen medis dan juga penanganan obat-obatan.

AC memiliki prinsip kerja dengan menyerap panas oleh


evaporator, pemompaan panas oleh compressor, pelepasan panas oleh
condensor serta proses expansion. AC memanfaatkan fungsi
temperatur didih dan temperatur kondensasi refrigerant. Refrigerant
adalah zat yang mudah berubah bentuk (menjadi uap atau cair)
sehingga cocok jika digunakan sebagai media pemindah panas dalam
mesin pendingin. Temperatur didih dan temperatur kondensasi dapat
digeser naik atau turun dengan mengatur besarnya tekanan yang
diberikan.

Gambar 7.6 Prinsip Kerja Air Conditioner


( CV Astro, 2014)

Prinsip kerja air conditioner pada gambar 7.6 menjelaskan


langkah awal dari kerja AC adalah menyerap udara panas oleh
blower/fan pada evaporator yang berisi cairan refrigerant dingin.
Refrigerant tersebut akan menyerap panas dari udara sehingga udara
menjadi dingin dan dialirkan kedalam ruangan. Refrigerant yang
menyerap panas berubah dari kondisi gas menjadi cair dengan tekanan
gas rendah dan suhu yang tinggi, kemudian mengalir ke compressor
dan berubah menjadi bertekanan tinggi. Gas tersebut kemudian masuk
ke condensor untuk mengalirkan panas dari refrigerant keluar ruangan
dan dengan menggunakan cooling fan gas refrigerant tersebut akan
menjadi dingin.

Setelah keluar dari condensor, refrigerant bertekanan tinggi


dan bersuhu rendah ini akan masuk ke dalam expansion valve.
Refrigerant akan berubah fase dari gas ke cair karena terjadinya
penurunan tekanan pada expansion valve dan juga terjadi penurunan
suhu pada condensor dalam waktu yang hampir bersamaan.

4. Remote AC Universal

Remote AC adalah alat yang berguna untuk mengatur unit AC


agar sesuai dengan kebutuhan. Remote memiliki bagian transmitter
berupa LED yang menyalurkan infrared untuk mengirimkan perintah
kepada receiver yang berada pada indoor unit AC, posisi transmitter
harus mengarah pada receiver agar perintah yang dikirim dapat
diterima dengan baik. LED tersebut mendapatkan perintah dari tombol
yang ditekan, di dalam remote terdapat sebuah rangkaian PCB berupa
jalur yang menghubungkan antara tombol dengan LED.

Pada remote universal AC dapat digunakan untuk berbagai


spesifikasi AC. Remote AC memiliki beberapa fungsi tombol untuk
mengendalikan kerja indoor unit AC, antara lain :
1. Display
Display merupakan layar kecil yang terdapat pada remote yang
berfungsi untuk menunjukkan pengaturan yang sedang dijalankan
oleh AC.
2. Tombol On/Off
Tombol on/off merupakan tombol yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan AC.
3. Tombol Mode
Tombol mode berfungsi untuk mengatur mode yang akan
dijalankan oleh AC, tombol ini sangat penting karena menentukan
kinerja AC. Fungsi-fungsi mode sebagai berikut:
a. Cool Mode merupakan mode yang berfungsi untuk mengatur
AC agar mendinginkan ruangan.
b. Dry Mode merupakan mode yang berfungsi untuk mengurangi
kelembaban udara pada ruangan.
c. Fan Mode merupakan mode yang berfungsi untuk menjalankan
fan indoor tanpa menyalakan outdoor unit.
d. Auto Mode merupakan mode yang berfungsi untuk mengatur
AC bekerja secara otomatis, fan akan berubah kecepatan
secara otomatis.
4. Tombol Temperature
Tombol temperature berfungsi untuk mengatur suhu ruang yang
diinginkan sesuai kebutuhan.
5. Tombol Air Swing
Tombol air swing berfungsi untuk mengatur arah swing agar udara
dapat terarah pada bagian yang diinginkan.
6. Tombol Timer
Tombol timer berfungsi untuk mengatur AC agar hidup dan mati
secara otomatis sesuai waktu yang diinginkan.

5. Arduino IDE

IDE Arduino merupakan software yang dapat dioperasikan


pada komputer dimana digunakan untuk pembuatan program (coding).
Program ini menggunakan jenis bahasa C++. Pemrograman ini
dilakukan untuk mengaktifkan SRF-04, LCD dan control lainnya
(Firdaus, 2016). Dasar – dasar program arduino :
1. Void setup()
Berisi kode program yang hanya dijalankan sekali sesaat setelah
microcontroller dijalankan atau reset. Void setup() merupakan
bagian persiapan atau inisialisasi program.
2. Void loop()
Void loop berisi kode program yang akan dijalankan terus-menerus
untuk program utama.
3. Instruksi percabangan if dan if-else
Instruksi (if) dan (if-else) akan menguji apakah kondisi tertentu
dipenuhi atau tidak.
4. Instruksi perulangan for-loop
Perulangan (for-loop) akan membuat perulangan pada bloknya
dalam jumlah tertentu, yaitu sebanyak nilai counter-nya.
5. Input Output Digital
a. pinMode()
Perintah ini ditempatkan di void setup() dan digunakan untuk
mengatur sebuah kaki I/O digital, untuk dijadikan INPUT atau
OUTPUT, dengan format penulisan sebagai berikut :
pinMode(3,OUTPUT); // menjadikan D3 sebagai OUTPUT
b. digitalRead()
Perintah ini digunakan untuk membaca sinyal digital yang
masuk, dengan format penulisan sebagai berikut : int
tombol=digitalRead(2); //membaca sinyal masuk di D2
c. digitalWrite()
Perintah ini digunakan untuk mengeluarkan sinyal digital,
dengan format penulisan sebagai berikut :
digitalWrite(3,HIGH); //mengeluarkan sinyal HIGH di D3.
6. Komunikasi
a. Instruksi serial.available()
Berfungsi untuk mendapatkan jumlah karakter atau byte yang
telah diterima di serial port.
b. Instruksi serial.read()
Perintah yang berfungsi untuk membaca data yang telah
diterima di serial port.
c. Instruksi serial.print()
Perintah yang digunakan untuk mencetak data ke serial port.
d. Instruksi serial.write()
Perintah yang digunakan untuk mengirimkan data dalam bentuk
biner, satu byte data setiap pengiriman.
e. Instruksi serial.begin()
Perintah yang digunakan untuk mengatur baudrate atau
kecepatan (9600).

6. Protokol MQTT

Protokol MQTT (Message Queuing Telemetry Transport)


adalah protokol yang berjalan pada di atas stack TCP/IP dan
mempunyai ukuran paket data dengan low overhead yang kecil
(minimum 2 bytes) sehingga berefek pada konsumsi catu daya yang
juga cukup kecil.

Protokol ini adalah jenis protokol data-agnostic yang artinya


pengguna bisa mengirimkan data dalam berbagai bentuk seperti data
binary, text bahkan XML ataupun JSON dan protokol ini memakai
model publish/subscribe daripada model client-server seperti yang
ditunjukkan pada gambar 7.7.

Gambar 7.7 Komunikasi Protokol MQTT


(Sumber : Sahoo, 2016 )

Stack TCP/IP sekarang sudah banyak didukung oleh


mikrokontroler seperti seri STM32Fx7 maupun device board yang
umum dipasaran seperti Arduino Yun, Arduino + Ethernet
Shield, ESP8266 Wi-Fi SoC, Raspberry Pi. Sistem umum MQTT
seperti pada gambar diatas membutuhkan dua komponen perangkat
lunak utama yaitu :
a. MQTT Client  merupakan sebuah perangkat mikrokontroler yang
berjalan pada library MQTT. MQTT client terhubung dengan
broker melalui internet dalam sebuah jaringan. Pada dasarnya
perangkat client memiliki TCP/IP stack dan berkomunikasi pada
layer MQTT diatasnya. Soni dan Makwana (2017) mengatakan
bahwa MQTT client dapat berperan sebagai publisher atau
subscriber yang berfungsi untuk mengirimkan paket data dan
meminta informasi menuju MQTT broker.
b. MQTT Broker yang berfungsi untuk menangani publish dan
subscribe data. Platform Node.js bisa memakai broker Mosca
sedangkan untuk platform yang lain banyak tersedia layanan broker
seperti Mosquitto, HiveMQ, Cayenne.

Metode kerja yang digunakan oleh MQTT adalah


publish/subscribe yang serupa dengan sistem komunikasi utama pada
Robot Operating System. Pada paradigma publish-subscribe, client
yang mengirimkan sebuah pesan (publish) dipisahkan dengan client
yang berfungsi menerima pesan (subscribe). Client tidak perlu
mengetahui keberadaan client yang lain, client hanya
mempublikasikan sebuah pesan dengan tipe data tertentu (topic) hanya
kepada client yang berminat menerima publikasi topic tersebut.

Sistem komunikasi dengan paradigma publish-subscribe ini


memerlukan semacam agen distribusi topic, atau di dalam MQTT
disebut sebagai broker atau bisa juga dinamai server. Semua client
harus memiliki koneksi dengan broker. Client yang mengirim pesan
kepada broker, disebut sebagai publisher. Broker akan melakukan
filter pesan – pesan yang masuk dan mendistribusikannya kepada
client yang tertarik menerima pesan–pesan tersebut. Client yang
tertarik menerima pesan tersebut, sebelumnya telah mendaftarkan diri
kepada broker dan disebut sebagai subscriber.
Keuntungan dari sistem publish/subscribe adalah antara
sumber pengirim data (publisher) dan penerima data (client) tidak
saling mengetahui karena ada broker diantara mereka atau space
decoupling. MQTT juga menerapkan time decoupling dimana
publisher dan client tidak perlu terkoneksi secara bersamaan, misalnya
client disconnect setelah melakukan subscribe ke broker dan beberapa
saat kemudian client connect kembali ke broker, client tetap akan
menerima data yang pending sebelumnya dan proses ini dikenal
dengan mode offline.

7. Cayenne MQTT Broker

Cayenne adalah pengembang proyek IoT yang dapat


membantu pengembang dan perancang untuk dengan cepat membuat
prototype dan membagikan proyek perangkat yang terhubung.
Cayenne dirancang untuk membantu pengguna membuat prototype
Internet of Things dan kemudian membawanya ke tahap produksi.
Ada beberapa komponen utama dalam yang disediakan dalam
platform:
1. Cayenne Mobile Apps : Monitoring dan kontrol proyek IoT dari
aplikasi Android atau IoS secara jarak jauh.
2. Online Cayenne Dashboard : Menggunakan widget yang dapat
dibuat untuk memvisualisasikan data, timer, maupun kontrol.

Cayenne juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan proyek


IoT yang memanfaatkan protokol MQTT. Cayenne MQTT API
digunakan untuk menghubungkan perangkat yang dimiliki pengguna
dengan cayenne cloud. Setelah perangkat terhubung dengan cayenne
cloud, pengguna dapat mengirim data dari perangkat menuju
dashboard ataupun aplikasi android cayenne dan menampilkannya
menggunakan widget. Cayenne bertindak sebagai broker yang
mengelola berbagai perangkat sensor dan aktuator yang ingin
mengirim dan menerima data menggunakan cayenne cloud.
VIII. Perancangan dan Cara Kerja Sistem

Pada proposal Tugas Akhir ini dirancang sistem monitoring dan


controlling suhu serta kelembaban ruangan berbasis Internet of Things.
Sistem ini dirancang dengan menggunakan dua node sensor. Sebuah node
sensor mengirimkan data dari hasil pembacaan sensor suhu dan
kelembaban. Satu node sensor mengontrol air conditioner. Sensor DHT11,
DHT22, dan SHT30 sebagai sensor suhu dan kelembaban yang dipasang
pada sebuah ruangan.

Sistem monitoring akan dibangun menggunakan sebuah node


sensor dan sebuah mikrokontroler, yang terdiri dari NodeMCU ESP8266,
sensor DHT11, sensor DHT22, dan sensor SHT30. Node sensor tersebut
kemudian dihubungkan ke Wi-Fi untuk bisa connect ke internet. Setiap
node yang telah terpasang dengan sensor kemudian mengirimkan hasil
pembacaan sensor melalui internet menggunakan MQTT broker.

Hasil data sensor kemudian dapat dilihat pada device android yang
telah terhubung dengan MQTT broker untuk dilakukan monitoring.
MQTT broker yang digunakan adalah Cayenne, untuk melakukan
monitoring melalui aplikasi pada device android menggunakan email dan
password yang telah dibuat saat membuka new project pada Cayenne.
Data yang masuk akan disimpan pada database untuk keperluan analisa
data. Rancangan dan gambaran umum sistem monitoring ruang
penyimpanan bawang merah ditunjukkan pada Gambar 8.1.

Gambar 8.1 Gambaran Sistem Monitoring


NodeMCU ESP8266 yang telah dipasang oleh sensor berfungsi
sebagai publisher yang kemudian mengirim data sensor untuk dapat
ditampilkan kepada subscriber (device android) dengan dibantu oleh
sebuah MQTT broker. Client dapat melihat hasil data secara real time
sebagai fungsi monitoring suhu dan kelembaban ruangan.

Gambar 8.2 Gambaran Sistem Kontrol

Pada gambar 8.2 menunjukkan gambaran sistem kontrol, sistem


berjalan setelah mendapatkan perintah dari user melalui device android
dengan masuk pada akun yang telah dibuat saat membuat new widget.
User lain yang tidak memiliki akun, tidak memiliki akses kontrol suhu dan
kelembaban ruangan. MQTT broker akan mengirimkan sebuah notifikasi
berupa email kepada pengguna jika suhu dan kelembaban ruangan
dideteksi melebihi dari batas yang ditetapkan, kemudian pengguna akan
melakukan sistem kontrol AC melalui aplikasi Cayenne sebagai MQTT
broker pada device android. Sistem kontrol yang digunakan adalah kendali
menggunakan perintah yang dikirim ke remote AC.
IX. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan (Tahun 2020)


Januar Februar Apri Me Jun
Maret Juli
i l
Studi Literatur
Perancangan Sistem
Pemrograman
Sistem
Pengujian Sistem
Analisis
Penyusunan
Laporan
Persiapan Ujian
Ujian
Tabel 9.1 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
X. Rincian Biaya

JUMLAH HARGA
NAMA BARANG TOTAL
NO BARANG SATUAN

1 NodeMCU ESP8266 2 Rp. 60.000 Rp. 120.000

2 Sensor DHT11 1 Rp. 25.000 Rp. 25.000

3 Sensor DHT22 1 Rp. 56.000 Rp. 56.000

4 Sensor SHT30 1 Rp. 138.000 Rp. 138.000

5 Module Relay 1 channel 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000

6 Module Relay 2 channel 1 Rp. 25.000 Rp. 25.000

7 Power supply Switcher 5 V/3 A 1 Rp. 80.000 Rp. 80.000

8 Power supply Adapter 5 V/1 A 1 Rp. 40.000 Rp. 40.000

9 Remote Air Conditioner Universal 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000

10 Modem Mi-Fi 1 Rp. 700.000 Rp. 700.000

11 Box Plastik 2 Rp. 20.000 Rp. 40.000


TOTAL Rp. 1.289.000

Iuran perorang Rp. 644.500

Tabel 10.1. Rincian rencana biaya pembuatan tugas akhir

XI. Penutup

Dengan demikian proposal tugas akhir yang berjudul :


“MONITORING DAN KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN
RUANG PENYIMPANAN OBAT BERBASIS ANDROID DI RUMAH
SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA” Ini kami
susun berdasarkan hal yang sesungguhnya agar dapat dipertimbangkan
dengan baik. Besar harapan kami agar proposal tugas akhir ini dapat
disetujui.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24, Tahun 2016.


Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.

Desika, Intan Putri. 2018. Analisis Data Sensor Pada Sistem Monitoring Dan
Kontrol Suhu Dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Benih Kedelai
Berbasis Andorid Menggunakan NodeMCU. Politeknik Negeri Semarang.
Semarang.

Warriornux. “ESP8266 Arduino IDE-Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11”.


https://www.warriornux.com/sensor-suhu-dan-kelembaban-dht11-esp8266/,
diakses pada tanggal 2 Januari 2020 pukul 09.53.

Anda mungkin juga menyukai